USULAN TEKNIS
BELANJA JASA KONSULTAN PENGAWASAN PADA KEGIATAN PERLUASAN
GEDUNG A (RSUD LEUWILIANG) (Lelang Ulang)
PENDAHULUAN
A. U M U M
1. Setiap bangunan gedung Negara harus diwujudkan dan dilengkapi dengan
peningkatan mutu atau kualitas, sehingga mampu memenuhi secara optimal
fungsi bangunannya, dan dapat menjadi teladan bagil ingkungannya, serta
member kontribusi positif bagi perkembangan arsitektur di Indonesia.
2. Setiap bangunan Negara harus direncanakan, dan dirancang, serta diawasi
pelaksanaannya sehingga dapat memenuhi criteria teknis bangunan yang layak
dari segimutu, biaya, dan waktu pelaksanaan kegiatan.
3. Penyedia jasa pengawasan dalam proses pembangunan gedung Negara dan
prasarana lingkungannya perlu diarahkan secara baik dan menyeluruh, agar
rencana teknis yang telah disiapkan dan digunakan sebagai dasar pelaksanaan
konstruksi dapat berlangsung operasional dan efektif.
4. Pelaksanaan pengawasan lapangan harus dilakukan oleh penyedia jasa
pengawasan yang kompeten dan dilakukan secara penuh dengan menempatkan
tenaga-tenaga ahli pengawasan di lapangan sesuai kebutuhan dan kompleksitas
pekerjaan.
5. Konsultan pengawas bertujuan secara umum mengawasi pekerjaan konstruksi
dari segi biaya, mutu dan waktu kegiatan pelaksanaan.
6. Kinerja pengawas lapangan sangat ditentukan oleh kualitas dan intensitas
pengawasan, serta yang secara menyeluruh dapat dilakukan kegiatannya
berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah disepakati.
C. LATAR BELAKANG
1. Ketersediaan sarana gedung dan fasilitas IGD Terpadu yang memadai sangat
mempengaruhi kelancaran kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit secara
umum.
2. Sejalan dengan kondisi dan perkembangan pelaksanaan program pelayanan
kesehatan, khususnya pelayanan IGD Terpadu, RSUD Leuwiliang Kabupaten
Bogor membutuhkan tambahan berupa gedung IGD Terpadu.
3. Agar Pengawasan Pembangunan Gedung IGD Terpadu terlaksana dan tercapai
dengan baik dalam arti sesuai dengan rencana teknis yang telah disiapkan
oleh konsultan perencana, maka dalam pelaksanaan pembangunannya perlu diawasi
oleh penyedia jasa konsultansi pengawas.
D. LINGKUP KEGIATAN
Ruang lingkup pekerjaan adalah melakukan pengawasan supervisi terhadap jalannya
proses pembangunan fisik oleh penyedia/ pelaksana kegiatan pembangunan lanjutan
gedung IGD Terpadu RSUD Leuwiliang Kabupaten Bogor tahun 2016 sesuai dengan
rencana teknis yang telah ditetapkan.
Di dalam isi Kerangka Acuan Kerja dimaksud telah dijelaskan beberapa hal yaitu mengenai latar
belakang, maksud dan tujuan pekerjaan, lingkup kegiatan, sasaran, keluaran dan lain-lain. Maka di
bawah ini akan diuraikan beberapa hal yang menjadi pemikiran, usulan dan beberapa hal lain yang
dapat menjadi pertimbangan bagi Pemberi Tugas:
1. Latar Belakang
Latar Belakang dari Proyek Pengawasan Pembangunan Gedung IGD Terpadu RSUD
Leuwiliang Kabupaten Bogor memang harus ditingkatkan, mengingat fungsi dari Terminal itu
sendiri sebagai Tempat yang fungsi utamanya sebagai pelayanan masyarakat. Oleh karena itu,
untuk memaksimalkan pelayanan masyarakat maka dibutuhkan Pengawasan Pembangunan
Gedung IGD Terpadu yang memenuhi standar pelayanan terhadap masyarakat yang saat ini
dari jumlah penduduk dan fungsi dari Rumas Sakit terus meningkat.
Salah satu upaya untuk membuat bangunan tersebut memenuhi kebutuhan dan dapat
meningkatkan pelayanan yaitu melalui penyediaan sarana dan prasarana berupa Gedung /
Bangunan yang sesuai standar bangunan yang telah ditetapkan. Standarisasi mengenai sarana
dan prasarana berupa bangunan di RSUD Leuwiliang Kabupaten Bogor ini diatur dalam
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 119/KPTS/1973 tentang Pedoman Tata Cara
Penyelenggaraan Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
Keputusan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1970 dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor :
Kep. 116/Men/1977, tentang Asuransi Tenaga Kerja
Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 332/KPTS/M/2002, tanggal 21
Agustus 2002
Adanya dukungan data kuantitatif maupun kualitatif yang menjelaskan isu dan permasalahan
tersebut juga sangat membantu Konsultan Pengawas dalam melaksanakan kewajibannya dalam
pengawasan pekerjaan.
Dengan demikian Konsultan pengawas dapat mereview/ meninjau ulang dan mempelajari
rancangan Konsultan Perencana sehingga dapat memberi masukan untuk terciptanya bangunan
yang tepat guna.
3. Sasaran
Yang menjadi Target/sasaran dalam pekerjaan konsultansi ini adalah : 1. Penyelesaian
pekerjaan konstruksi yang tepat waktu 2. Biaya pekerjaan konstruksi sesuai dengan anggaran
kegiatan 3. Pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang sesuai dengan spesifikasi teknis 4.
Pelaksanaan Penataan Ruang Sesuai dengan tata letak dan fungsi sesuai dengan kebutuhan.
4. Lokasi Kegiatan
Lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah RSUD Leuwiliang Kabupaten Bogor.
A. Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Pengawas adalah berpedoman
pada ketentuan yang berlaku, khususnya teknis Pembangunan Gedung Negara, berdasarkan
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007,
5. Sumber Pendanaan
Sumber dana dari keseluruhan pekerjaan pengawasan dibebankan pada APBD II
Kabupaten Bogor., maka menuntut Konsultan Pengawas untuk cermat dalam pengendalian
waktu pelaksanaan, karena ada batasan waktu pencairan anggaran. Pencairan anggaran
berdasarkan bobot pekerjaan yang telah diselesaikan. Hingga pada saat yang ditentukan bobot
tidak mencukupi, maka dana yang dapat dicairkan sesuai bobot pekerjaan terakhir.
7. Referensi Hukum
a. Undang – undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 64, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 39586/;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa
Konstruksi;
d. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana dirubah Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun
2012;
e. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah sebagaimana telah dirubah Permendagri Nomor 21 Tahun 2011;
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 07/PRT/M/2011 Tentang
Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi;
g. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 22/SE/M/2007 tanggal
12 Desember 2007 perihal Pedoman Besaran Biaya Personil dan Penyusunan Harga
Perkiraan Sendiri (HPS) / Rencana Anggaran Biaya (RAB) Paket Pekerjaan Konsultansi di
Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum;
h. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah;
i. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) yang mencakup syarat umum, administrasi
maupun teknis yang akan dicantumkan dalam dokumen kontrak.
Seluruh peraturan tersebut adalah yang akan mengikat Konsultan Pengawas dalam
menjalankan kewajibannya.
a. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas dan laju
pencapaian volume;
b. Mengawasi setiap tahapan dan keseluruhan pekerjaan serta produknya, mengawasi
ketepatan waktu dan biaya pekerjaan konstruksi;
c. Menyiapkan / menyediakan Buku Harian Lapangan (BHL) yang setiap harinya harus
selalu berada di lapangan;
d. Mengisi Buku Harian Lapangan (BHL) yang memuat tentang jumlah tenaga kerja /
personil, kondisi lapangan, kondisi bahan, penyimpangan / perubahan pekerjaan (kalau
ada) dan kemajuan pekerjaan konstruksi di lapangan setiap hari;
e. Mengusulkan perubahan-perubahan dan penyesuaian-penyesuaian di lapangan kepada
Kepala SKPD / UKPD / Pejabat yang ditunjuk, untuk memecahkan persoalan-persoalan
yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Terhadap perubahan pekerjaan
tersebut harus dibuat gambar perubahan (as built drawing) sebanyak dua set;
f. Memeriksa dan menandatangani Berita Acara Bobot Pekerjaan yang diajukan oleh
Pemborong / Penyedia Barang / Jasa, selanjutnya Berita Acara Bobot Pekerjaan tersebut
harus disahkan oleh Kepala SKPD / UKPD Teknis terkait;
g. Menyelenggarakan rapat-rapat di lapangan / lokasi secara berkala;
h. Membuat laporan mingguan dan bulanan kepada Kepala SKPD / UKPD / Pejabat yang
ditunjuk mengenai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, yang meliputi masukan hasil
rapat-rapat di lapangan, penyimpangan yang dilakukan oleh Pemborong / Penyedia
Barang / Jasa yang sudah diperbaiki maupun yang belum diperbaiki dari hal-hal lain yang
terjadi di lapangan;
i. Penyimpangan-penyimpangan tersebut pada butir 8 di atas sebelumnya harus dicatat
oleh Pengawas Teknis dalam Buku Harian Lapangan (BHL);
j. Menyusun daftar kekurangan-kekurangan dan cacat-cacat pekerjaan selama masa
pemeliharaan.
Sesuai dengan tugas pokok Konsultan Pengawas, maka untuk melaksanakan pekerjaan dengan
baik, Konsultan Pengawas harus tetap berpedoman kepada:
a. Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu tidak hanya berpatokan kepada spesifikasi bahan yang telah
ditetapkan, tetapi juga terhadap cara pemasangan, kerapihan hasil pekerjaan, tertib
administrasi dan keakuratan volume.
Dapat juga dilakukan :
- Pengecekan material terhadap spesifikasi yang ditentukan RAB, RKS dan spesifikasi
standar.
- Melakukan check list pekerjaan tiap minggu dan bulan agar terjaga kualitas produk,
jika rusak dapat diganti.
- Melakukan test lapangan, seperti test merger untuk M/E, test PDA untuk pancang,
test slump untuk beton, test laboratorium, uji tekan untuk beton, uji tarik untuk besi.
b. Pengendalian Waktu
Pengendalian terhadap waktu tidak hanya berdasarkan kepada masa kontrak tetapi juga
harus menurut kepada jadwal pekerjaan (master schedule) yang telah disepakati bersama
oleh Pengawas Lapangan, KPA dan Kontraktor. Kontrol terhadap langkah-langkah
memulai pekerjaan, prediksi terhadap cuaca, faktor pengiriman barang dan situasi umum
yang berindikasi dan berdampak kepada laju perkembangan pembangunan harus dapat
terantisipasi dengan baik. Dengan alat pengendalian waktu (time schedule) bisa diketahui
cepat/lambat suatu pekerjaan.
c. Pengendalian Biaya
9. Keluaran
Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Pengawas berdasarkan Kerangka Acuan Kerja adalah
dalam bentuk Laporan Pengawasan, sebagai berikut :
a. Laporan Harian:
- Laporan Tenaga Kerja
- Laporan Material
- Laporan Peralatan
- Laporan Cuaca
- Perhomonan Ijin Pekerjaan
Laporan harian merupakan ‘back up’ administrasi lapangan yang gunanya untuk
mendukung penjelasan administrasi apabila sedang ada audit / pemeriksaan dan BPK /
Inspektorat dan sebagainya. Laporan ini tidak diedarkan bersama laporan yang lain tetapi
lebih sering dipegang oleh Pengawas atau Kontraktor.
b. Laporan Mingguan:
- Laporan Umum
Laporan umum menerangkan tentang evaluasi pelaksanaan pekerjaan pada minggu
yang bersangkutan, laporan mengenai prestasi yang dapat dicapai pada minggu
yang bersangkutan, aktivitas kegiatan dalam periode 1 (satu) minggu serta masalah
dan saran-saran kepada penyedia jasa pemborongan/kontraktor agar tidak terjadi
keterlambatan pekerjaan, kendala-kendala di lapangan dan solusi langkah yang
diambil untuk kelancaran pekerjaan.
- Laporan Kemajuan Kegiatan
Berdasarkan laporan prestasi pekerjaan yang diuraikan dalam laporan umum
tersebut, kemudian diuraikan (break down) lebih lanjut untuk setiap bobot prestasi
tiap uraian pekerjaan, sehingga didapat prestasi komulatif pada minggu yang
bersangkutan, serta prestasi yang dicapai yaitu prestasi pelaksanaan dikurangi
prestasi perencanaan (Time Schedule).
c. Laporan Bulanan
d. Laporan Akhir
Pada akhir masa penugasan konsultan wajib membuat laporan akhir dari keseluruhan
pelaksanaan pekerjaan yang dilengkapi dengan gambar-gambar realisasi pelaksanaan di
lapangan (as built drawing). Laporan akhir antara lain berisikan:
- Pendahuluan
Berisi gambar kegiatan pembangunan yang dilaksanakan
- Uraian Umum Kegiatan
o Lokasi Kegiatan
o Gambar site plan, gambar denanh, tampak, potongan dan gambar struktur,
arsitektur dan M/E
o Foto-foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan mulai awal sampai akhir
pekerjaan sebagaimana yang dimaksud dalam Kontrak
o Administrasi proyek
o Data kegiatan
o Bar chart dan time schedule
Laporan-laporan ini juga yang nantinya akan menjawab jika ada addendum kontrak
(masalah pekerjaan tambah kurang yang mungkin mengakibatkan perpanjangan waktu)
g. Menetapkan prosedur standard dan format laporan, quality control dan pemeriksaan
lapangan.
Penerima Tugas (Konsultan Pengawas) harus mematuhi apa yang tersebut di atas (wewenang
Penyedia Jasa / Pemberi Tugas)
12. Personil
Personil yang dibutuhkan dalam Kerangka Acuan Kerja dinilai cukup memenuhi kebutuhan akan
personil dalam kegiatan pengawasan tersebut, yaitu:
a. Tenaga Ahli :
- 1 (satu) orang Team Leader dengan kualifikasi S1 Arsitektur / Sipil, memiliki
pengalaman pekerjaan minimal 8 (Delapan) tahun serta memiliki sertifikat keahlian.
- 1 (satu) orang Tenaga Ahli Arsitektur dengan kualifikasi S1 Arsitektur, memiliki
pengalaman pekerjaan minimal 5 (Lima) tahun serta memiliki sertifikat keahlian.
- 1 (satu) orang Tenaga Ahli Sipil dengan kualifikasi S1 Sipil / Struktur, memiliki
pengalaman pekerjaan minimal 5 (Lima) tahun serta memiliki sertifikat keahlian
Tenaga Ahli ini akan berperan juga sebagai pengawas lapangan pada saat pelaksanaan
pekerjaan.
b. Tenaga Pendukung :
- Pengawas Lapangan
- Operator CAD
- Administrasi
- 1 (satu) orang Operator Komputer, dengan kualifikasi pendidikan minimal SMU dan
Sederajat.
- 1 (satu) orang Administrasi dan Keuangan, dengan kualifikasi pendidikan minimal SMU
dan Sederajat.
Apresiasi
Tanggung jawab Pengawasan merupakan tanggung jawab Konsultan Pengawas, sehingga untuk lebih
mengoptimalkan pengawasan di lapangan - maka tahapan pekerjaan yang dilaksanakan oleh
Kontraktor secara berkala dan ketat diawasi sepenuhnya oleh Konsultan Pengawas.
Sebagai wujud apresiasi, Konsultan Pengawas akan menyiapkan “Pendekatan dan Metodologi” serta
didukung tenaga yang profesional dan berdedikasi dalam pelaksanaan kegiatan “Pengawasan
Pembangunan Gedung IGD Terpadu RSUD Leuwiliang”.
Dalam melaksanakan “Pengawasan Pembangunan Gedung IGD Terpadu RSUD Leuwiliang”.
Konsultan Pengawas akan mengikuti ketentuan-ketentuan yang berlaku serta dapat bekerja sama
dengan semua pihak terkait.
Inovasi
1. Melakukan Check List pekerjaan tiap minggu dan bulan agar terjaga mutu. Agar jika ada hasil
produk yang rusak dari hasil check list, kontraktor segera memperbaiki.
2. Membantu FAO dengan hasil check list pekerjaan sebelum Serah Terima I.
3. Pada laporan akhir dilampirkan data :
- Hasil uji laboratorium dan uji lapangan (mutu).
- Laporan waktu pelaksanaan yang dituangkan dalam time schedule pelaksanaan dari awal
sampai akhir.
- List material bahan yang sudah di ACC / disetujui oleh perancana dan KPA.
4. Membuat buku manual pemeliharaan gedung yang berisi:
- Daftar material yang digunakan, contoh: material keramik, cat, sanitasy fixtur, dll dengan
membuat tabel spesifikasi dilengkapi brosur.
- Kumpulan buku manual pemeliharaan dan kartu garansi (bila ada), seperti: genset, closet,
soundsystem.
I. PENGERTIAN PENGAWASAN
Pengawasan dapat dirumuskan sebagai suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar
pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang system informasi umpan balik,
membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan
mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan-tindakan koreksi yang diperlukan
untuk menjamin bahwa semua sumberdaya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan
efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
Dengan demikian tujuan control adalah untuk mengetahui apakah sesuatu dilaksanakan sesuai dengan
rencana yang digariskan, mengetahui apakah sesuatu dilaksanakan sesuai dengan instruksi atau asas-
asas yang telah ditentukan, rnengetahui kesulitan-kesulitan dan kelemahan-kelemahan dalam bekerja,
mengetahui apakah sesuatu berjalan efisien atau tidak, mencari jalan keluar jika ternyata dijumpai
kesulitan-kesulitan, kelemahan-kelemahan atau kearah perbaikan. Proses pengawasan melalui metode
dan instrumen daftar Simak Uji Mutu (SUM) berdasarkan Kepmen PU Nomor 229/KPTS/1999.
b. Persyaratan Pengawasan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan Pengawas harus
memperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
Persyaratan Umum Pekerjaan
Setiap bagian dan pekerjaan pengawasan harus dilaksanakan secara
benar dan tuntas sesuai hasil yang telah ditetapkan dan diterima
dengan baik oleh Pengguna Jasa.
Persyaratan Obyektif
Pelaksanaan pekerjaan Pengawasan Konstruksi (Supervisi) yang
obyektif untuk kelancaran pelaksanaan baik yang menyangkut jenis,
kualitas, kuantitas dan setiap bagian pekerjaan sesuai standar hasil
kerja pengawasan yang berlaku.
Persyaratan Fungsional
Pekerjaan pengawasan konstruksi fisik harus dilaksanakan dengan
profesionalisme yang tinggi sebagai Konsultan Pengawas yang secara
fungsional dapat mendorong peningkatan kerja kegiatan.
Persyaratan Prosedural
Penyelesaian administrasi sehubungan dengan pekerjaan di lapangan
sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.
2. Metodologi
a. Pengawasan Mutu Pekerjaan
b. Salah satu aspek pengawasan yang harus dijalankan oleh Konsultan
Pengawas adalah mutu pekerjaan. Pengawasan mutu pekerjaan
dikendalikan oleh anggota tim Konsultan yang ada dilapangan.
c. Standart of acceptance
d. Mutu material
e. Metode pelaksanaan
f. Shop drawing
g. Pengukuran volume pekerjaan di Lapangan (opname)
h. Pelaksana pekerjaan (workmanship).
Acuan yang digunakan untuk mengadakan pengawasan mutu pekerjaan adalah
spesifikasi teknis yang telah dibuat oleh Konsultan Pengawas. Selama pekerjaan
tidak menyimpang dari spesifikasi teknis maka dapat dikatakan bahwa hasil
pekerjaan Kontraktor adalah baik. Namun apabila ada penyimpangan hasil
pekerjaannya maka Konsultan akan mengambil langkah-langkah guna
mengarahkan agar pekerjaan selalu mengukuti sesifikasi teknis. Langkah yang
akan diambil Konsultan Pengawas Teknik bila terjadi penyimpangan adalah
memberikan peringatan kepada Kontraktor supaya bekerja sesuai spesifikasi
teknis.
Peringatan yang disampaikan oleh Konsultan adalah peringatan secara tertulis
dengan tahapan peringatan sebagai berikut:
Instruksi Lapangan (site instruction) Langsung kepada kontraktor
Teguran
Peringatan I
Peringatan II
Peringatan III
di lapangan sangat terbatas, disamping itu dituntut pula material yang diperlukan
harus selalu siap di lapangan, maka pendatangan material dibuat dengan
mengacu pada schedule pelaksanaan pekerjaan sehingga material. Yang
didatangkan di lapangan betul-betul material yang segera diperlukan untuk
dilaksanakan pemasangannya. Selain material yang diperlukan juga
peralatannya, begitu pula tenaga kerja yang memadai untuk melaksanakan
pekerjaan. Kontraktor berkewajiban menyiapkan baik material, perlatan dan
tenaga untuk melaksanakan pekerjaan fisik ini. Sedangkan untuk melaksanakan
bagian pekerjaan fisik selain diperlukan tenaga kerja, diperlukan pula
peralatannya. Peralatan yang digunakan harus sesuai dengan jenis
pekerjaannya. Dengan demikian schedule pendatangan material harus
dilengkapi pula dengan alokasi tenaga kerja dan peralatan yang digunakan
untuk mengerjakan bagian pekerjaan yang dimaksud.
Penyusunan jadwal ini akan digunakan sebagai dasar monitoring dan evaluasi
oleh Kosultan Pengawas. Konsultan Pengawas berkewajiban untuk memberikan
teguran kepada kontraktor bila penyampaian gambar kerja melebihi waktu yang
direncankan, karena hal ini akan dapat menghambat laju penyelesaian
pekerjaan secara keseluruhan. Lama waktu pekerjaan fisik sudah ditentukan
sejak awal pelaksanaan pekerjaan. Alokasi waktu yang ada merupakan kendala
yang harus diperhatikan oleh semua pihak yang terkait pada pengerjaan proyek
ini. Pengawasan waktu pekerjaan merupakan hal yang penting untuk dicermati.
apabila batas waktu yang ditetapkan dilewati maka baik Kontraktor, konsultan
Pengawas maupun Pengguna jasa akan mengalami kerugian. Hal yang harus
diperhatikan dalam pengendalian waktu, adalah:
Evaluasi rencana Kontraktor
Evaluasi, diskusi dan revisi network planning atau S Curve pekerjaan secara
keseluruhan dari Kontraktor.
Pengendalian waktu realisasi program baik pendatangan bahan/ alat maupun
jangka waktu pelaksanaan.
Memberikan alternative pelaksanaan untuk mengejar apabila ada
ketertambatan waktu program-program selama pekerjaan konstruksi
berlangsung.
Memberikan teguran administratif terhadap Kontraktor apabita terlambat.
4. Pengawasan Biaya
Aspek terakhir yang masuk dalam aspek pengawasan proyek adalah aspek biaya. Aspek
ini merupakan aspek paling penting dalam pelaksanaan pekerjaan. Biaya pelaksanaan
pekerjaan harus dikendalikan sedemikian rupa sehingga jumlah biaya yang dikeluarkan
untuk menyelesaikan pekerjaan ini tidak akan melebihi dana yang tersedia.
Pihak Kontraktor telah menyerahkan surat jaminan pemeliharaan dari Bank atau
Lembaga Keuangan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
b. Pekerjaan Kurang
Untuk pengawasan ini dilakukan dengan melaksanakan opname secara detail sehingga
besarnya volume pekerjaan yang kurang di lapangan dapat diketahui secara pasti. Dan
pengurangan volume ini dapat dikonversikan menjadi pengurangan biaya pelaksanaan
fisik. Pengurangan biaya ini akan dikembalikan ke Penggunan Jasa, bila ternyata terdapat
pekerjaan tambah yang sangat diperlukan dan memberikan manfaat serta disetujui dalam
rapat secara tertulis di Berita Acara. Dengan demikian maka efisiensi pengurangan dana
dapat dicapai dengan baik.
c. Pekerjaan Tambah
Pengawasan terhadap pekerjaan tambah dilakukan dengan cara yang sama dengan
pekerjaan kurang. Penambahan biaya akan diambilkan dari biaya pada pekerjaan kurang,
bila ada. Perbandingan biaya pekerjaan tambah dan biaya pekerjaan kurang terdiri dari:
Biaya pekerjaan tambah = Biaya pekerjaan kurang,
Biaya pekerjaan tambah < Biaya pekerjaan kurang,
Biaya pekerjaan tambah > Biaya pekerjaan kurang,
Kondisi ideal bila biaya pekerjaan tambah sama dengan jumlah biaya pekerjaan kurang.
Kondisi ini tidak akan menimbulkan masalah dengan pendanaan proyek yang ada. Bila
biaya pekerjaan tambah lebih kecil dari biaya pekerjaan kurang, kondisi ini tidak akan
menimbulkan masalah dengan pendanaan kegiatan, justru terdapat penghematan dana
sebesar selisih antara biaya pekerjaan tambah daripada biaya pekerjaan kurang. Selisih
ini akan dikembalikan kepada Pengguna Jasa/Pemerintah. Kemungkinan terakhir adalah
CV. CIPTA ADIWASTU DESAIN
Belanja Jasa Konsultan Pengawasan Pada Kegiatan Perluasan Gedung A (RSUD Leuwiliang(Lelang Ulang)
bila jumlah biaya pekerjaan tambah lebih besar dan biaya pekerjaan kurang. Kondisi ini
akan menimbulkan masalah karena terdapat selisih dana yang harus diadakan oleh
kegiatan untuk menutup kekurangan biaya akibat adanya penambahan biaya pekerjaan
tersebut.
d. Pengawasan Administrasi
Tiga aspek pengawasan yaitu pengawasan mutu, waktu, dan biaya, tidak akan dilakukan
dengan baik tanpa adanya dukungan administrasi proyek yang memadai. Dengan dasar
ini maka pekerjaan ini secara administrasi mutlak diperlukan untuk kelancaran
penyelesaian pekerjaan ini.
e. Rapat Koordinasi
Rapat koordinasi merupakan hal yang sangat penting untuk pencapaian maksud dan
tujuan dan pelaksanaan pembangunan tersebut. Konsultan Pengawas berperan penting
dalam hal koordinasi pekerjaan antara Kontraktor dan Pengguna Jasa dengan
mengupayakan hal-hal sebagai berikut :
Mengadakan pertemuan awal antara Kontraktor, Konsultan Pengawas dan
Pengguna Jasa untuk mengadakan klarifikasi pekerjaan.
Sebagai tindak lanjut dan pertemuan awal diprogramkan suatu rapat koordinasi
rutin untuk membahas pemecahan permasalahan, tukar menukar informasi dan
monitoring kemajuan pekerjaan.
Usulan antar pelaksana proyek ini apabila dipandang perlu untuk mengadakan
presentasi penanganan masalah- masalah lapangan yang jarang ditemui atau hal-
hal yang spesifik.
Penyusunan risalah hasil pembahasan pada setiap kali pertemuan.
Rapat koordinasi pekerjaan secara rutin akan dilakukan setiap minggu. Pada rapat
koordinasi ini pokok bahasannya adalah evaluasi dan monitoring pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Kontraktor. Rapat koordinasi pertama selain membahas klarifikasi
pekerjaan Kontraktor juga membahas prosedur yang harus dilakukan Kontraktor pada
saat pelaksanaan pekerjaan. Rapat koordinasi mingguan ini dilakukan di lapangan dengan
peserta Konsultan, Kontraktor dan Pemberi Tugas. Setelah selesai rapat dibuat berita
acara rapat dimana berita acara tersebut merupakan dokumen administrasi yang harus
dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait.
h. Penyerahan Pekerjaan.
Penyerahan pekerjaan ini terdiri dari penyerahan pertama dan pernyerahan kedua.
Penyerahan pertama dilakukan setelah Kontraktor menyelesaikan seluruh pekerjaan fisik,
termasuk pekerjaan tambah dan pekerjaan kurang. Sedangkan penyerahan kedua (akhir)
dilakukan setelah masa pemeliharaan pekerjaan Kontraktor sudah habis dan sudah tidak
ada pekerjaan revisi yang diminta oleh Konsultan Pengawas maupun Pengguna Jasa.
Pemeriksaan akhir guna serah terima pertama dilakukan bersama-sama seluruh pihak
yang terkait dengan pekerjaan ini antara Pengguna Jasa, Konsultan Perencana,
Konsultan Pengawas, Kontraktor dan dinas/instansi terkait. Bila hasil pekerjaan tidak
diterima maka Kontraktor berkewajiban melaksanakan revisi pekerjaan yang belum
diterima tersebut. Setelah revisi pekerjaan selesai dikerjakan, maka dilakukan
pemeriksaan ulang sampai dengan diterimanya pekerjaan tersebut. Setelah hasil
pemeriksaan dapat diterima maka diterbitkan berita acara yang memuat telah selesainya
dan telah diterima seluruh pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor. Selanjutnya
Konsultan Pengawas membuat surat pengantar penyerahan pertama.
Berdasarkan berita acara pemeriksaan akhir pekerjaan dan surat pengantar dari
Konsultan Pengawas, maka Pengguna Jasa membuat berita acara penyerahan pekerjaan
dimaksud. Dengan dasar berita acara ini maka administrasi pekerjaan kontraktor dapat
diterima. Setelah masa pemeliharaan berakhir Kontraktor mengajukan permohonan
pemeriksaan pekerjaan guna serah terima akhir pekerjaan. Pemeriksaan dilakukan
dengan cara yang sama dengan serah terima pertama. Dan hasil pemeriksaan akhir
tersebut dibuatlah berita acara penerimaan hasil pemeriksaan atau masa pemeliharaan.
Beriita acara ini sebagai dasar Pengguna Jasa untuk melakukan serah terima pekerjaan.
Setelah penandatanganan berita acara serah terima ini maka segala kerusakan yang
terjadi bukan tanggung jawab Kontraktor.
pengawasan harus dapat menghasilkan bangunan yang kokoh dan nyaman untuk
ditempati.
b. Aspek Teknis
Kreatifitas dan pengalaman yang memadai ditentukan pada kemampuan yang
efektif untuk menyelesaikan simpangan teknis yang mungkin terjadi dengan tidak
mengadakan perubahan yang mendasar dari segi perencanaan.
c. Aspek Kualitas
Berdasarkan pada pengetahuan yang cukup luas serta berpedoman pada disiplin
ilmu yang ada dari peraturan yang terkait/ peraturan yang ada sehingga pekerjaan
pembangunan tersebut dapat berfungsi sesuai dengan yang diharapkan dan tidak
merusak system yang telah ada.
a. Keadaan Lapangan
Lahan pekerjaan yang tersedia merupakan lahan kosong, sehingga apabila
kegiatan dilaksanakan tidak menimbulkan permasalahan serta kondisi lahan telah
c. Keamanan
Untuk menjaga keamanan kegiatan, maka sebelum rnemulai kegiatan perlu dibuat
pagar pengaman di sekeliling kegiatan yang dilengkapi dengan sarana-sarana
keamanan lain serta penerangan yang cukup merata.
a. Pengadaan Material
Pengadaan material kegiatan harus dilaksanakan dengan baik dan memenuhi
persyaratan seperti:
- Tidak rnengakibatkan kelambatan waktu pelaksanaan kegiatan.
- Tidak mengakibatkan kerugian akibat banyak tenaga kerja yang menganggur
akibat kelangkaan material.
- Tidak tercampur material bermutu rendah/ tidak sesuai spesifikasi teknis yang
disyaratkan.
CV. CIPTA ADIWASTU DESAIN
Belanja Jasa Konsultan Pengawasan Pada Kegiatan Perluasan Gedung A (RSUD Leuwiliang(Lelang Ulang)
d. Pengendalian Mutu
Untuk mendapatkan mutu yang baik pada setiap bagian pekerjaan maka perlu
diambil langkah-langkah sebagai berikut:
- Pemilihan material yang baik dan memenuhi persyaratan
- Pengerahan tenaga yang sesuai bidangnya dan dengan kuantitas yang cukup
- Pelaksana teknik yang menguasai masalah
- Pelaksanaan yang ketat
e. Pengendalian Waktu
Untuk dapat mengendalikan waktu pelaksanaan kegiatan perlu diadakan :
- Penyusunan dan penyesuaian network planning diagram
- Penyusunan dan penyesuaian barchart diagram
- Membuat re-scheduling tiap-tiap tahapan kelambatan
f. Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya bertujuan agar tiap rupiah dana yang dikeluarkan capat
dimanfaatkan secara efisien dalam tiap-tiap bagian pekerjaan. Kegiatan untuk itu
harus diadakan pemantauan:
- perkembangan harga-harga
- biaya pekerjaan tambah/ kurang
- biaya pekerjaan tertunda dan biaya-biaya lain
g. Koordinasi
Untuk kelancaran pekerjaan perlu adanya koordinasi yang terpadu dalam seluruh
organisasi pelaksanaan, baik koordinasi intern dalam tiap-tiap pihak terkait
(Pengguna Jasa, Konsultan Pengawas, Pengelola) maupun koordinasi antar semua
pihak yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.
3. Pelaporan
Penyampaian informasi dalam bentuk laporan sangat diperlukan sebagai bentuk
pertanggungjawaban kepada Pengguna Jasa, untuk pemantauan serta pengendalian
manajemen dan teknis pelaksanaan kegiatan mulai dari tahap awal sampai tahap akhir.
Penyampaian laporan dan gambar kerja yang dibuat oleh kontraktor kepada pihak Owner
berupa Hard Copy dan penyampaian secara visual. Untuk pelaksanaan tugasnya
Konsultan Pengawas harus mencari sendiri informasi yang digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan, baik yang berasal dari proyek maupun informasi yang dicari sendiri. Informasi
pengawasan antara lain:
- Gambar-gambar pelaksanaan
- Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
- Rencana Anggaran Biaya (RAB)
- Berita Acara Aanwijzing
- Dokumen kontrak pelaksanaan / pemborongan
- Bar-Chart atau S-Curve pekerjaan yang dibuat oleh Kontraktor (setelah disetujui).
- Peraturan-peraturan, standar dan pedoman yang beraku untuk pekerjaan
Pengawasan Konstruksi (Supervisi), termasuk petunjuk teknis simak pengawasan
mutu pekerjaan dan informasi lainnya.
Keluaran atau produk laporan yang dihasilkan selama pelaksanaan adalah sebagai berikut :
a. Laporan Pendahuluan/Mingguan
Laporan Pendahuluan atau mingguan yang harus disusun oteh Konsultan Pengawas
untuk pekerjaan yang dilaksanakan selama 1 (satu) minggu dan selambat- lambatnya
diserahkan kepada Pemberi Tugas setelah 2 (dua) hari pada minggu berikutnya. Laporan
mingguan berisikan laporan harian selama kurun waktu 1 (satu) minggu dan kemajuan
pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor setama 1 (satu) minggu. Dari laporan mingguan
tersebut yang juga tercantum Progress Report (laporan kemajuan pekerjaan) sebagai
evaluasi untuk menilai kinerja Pemborong dalam pelaksanaan pekerjaan.
b. Laporan Bulanan
Yaitu laporan yang harus disusun oleh Konsultan Pengawas untuk pekerjaan yang
dilaksanakan selama 1 (satu) bulan, dan setambat-lambatnya diserahkan kepada Pemberi
Tugas di akhir minggu pertama bulan berikutnya. Laporan bulanan berisikan rekapitutasi
laporan mingguan selama kurun waktu 1 (satu) bulan dan kemajuan pekerjaan
dilaksanakan Kontraktor setama I (satu) buLan. Dari laporan bulanan tersebut juga akan
dilaporkan permasalahan yang mungkin terjadi dan memerlukan penyesuaian dalam
kondisi pelaksanaan di Lapangan serta solusi/ pemecahan permasalahan tersebut.
Laporan bulanan juga berfungsi sebagai bahan evaluasi/ koordinasi secara berkala antara
kontraktor, Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas, dan Dinas Instansi Negara/ swasta
yang terkait dalam pekerjaan ini.
PEMBERI TUGAS
PENERIMA TUGAS
CV. CIPTA ADIWASTU DESAIN
B. PERSONIL
Team Leader
Menjalankan seluruh fungsi koordinasi dan pengendalian untuk tugas-tugas pengawasan
dalam pelaksanaan fisik dilapangan.
Dalam menjalankan tugasnya, ia didukung oleh staf yang terdiri dari para Construction
Engineer dari berbagai disiplin, dan para supervisor dari berbagai disiplin.
Menyusun program kegiatan fisik dalam periode mingguan berdasarkan jadwal serta
program yang telah ditetapkan.
Bersama stafnya mengawasi terus menerus semua jenis kegiatan fisik yang dikerjakan
oleh kontraktor, baik menyangkut kualitas pekerjaan maupun produktivitasnya.
Memberi saran-saran dan pengarahan-pengarahan kepada kontraktor, terutama yang
berkaitan dengan ”Construction Technology”.
Membuat laporan berkala/mingguan sehubungan dengan seluruh tugas dan tanggung
jawabnya.
Dalam menjalankan tugasnya yang bersangkutan bertanggung jawab kepada Manager
Supervisi.
Pengawas Lapangan
Membantu tugas-tugas tim leader pada bidangnya masing-masing dalam menjalankan
fungsi pengawasan pada pelaksanaan fisik proyek.
Memberikan masukan-masukan dalam rangka penyusunan ‘Construction Planning’ yang
mencakup Construction Site Planning, perencanaan biaya dan jadwal konstruksi.
Melaksanakan pengendalian mutu, biaya dan waktu terhadap seluruh atau sebagian
produk pelaksanaan proyek, yaitu dengan cara antara lain melakukan inspeksi,
melakukan evaluasi, jadwal, waktu dan analisa serta pemukhtahiran (updating).
Mampu juga memberikan saran-saran pemecahan permasalahan atau langkah-langkah
koreksi / penyempurnaan kepada team Leader.
Menyampaikan analisa-analisa yang bersifat kerekayasaan atau manajemen kepada Tim
Leader.
Tenaga Ahli di dalam tugasnya bertanggung jawab kepada Tim Leader dan membawahi
pengawas-pengawas lapangan untuk semuya disiplin ilmu.
Administrasi Proyek
Membuat/mengetik bahan-bahan pengawasan berbentuk tulisan, seperti: format draft
pelaporan, format surat, dll.
Menerima, mengirim, mencatat dan mengarsipkan surat-surat masuk/keluar dan seluruh
data keuangan
Bertanggung jawab kepada Team Leader
V. PENUGASAN TENAGA
Untuk melaksanaan Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Gedung IGD Terpadu RSUD
Leuwiliang Kabupaten Bogor ini, Konsultan PT. VIASRONA CONSULTINDO akan menugaskan
personil yang memiliki keahlian sesuai dengan posisinya dalam organisasi pengawasan yang
diusulkan dan yang telah memiliki pengalaman dibidangnya.
LAMPIRAN I
PROSEDUR PENGAWASAN
MULAI
CEK KELENGKAPAN 1
DOKUMEN
PELAKSANAAN
KOORDINASI
LENGKAP
LENGKAP DENGAN
PENGELOLA
PROYEK
DOKUMEN PELAKSANAAN
RAPAT KONTRAKTOR
PERMULAAN PENGELOLA PROYEK
BANGUNAN 2 MANAJEMEN KONSTRUKSI
3 SURVEY LAPANGAN
PEMERIKSAAN
KEADAAN
LANGSUNG
tidak ya MINTA
INSTRUKSI/ PERLU PERUBAHAN RENCANA PERSETUJUAN
INFORMASI KEPADA PEMBERI TUGAS
PELAKU
PROSEDUR
&
BERITA ACARA
LAKSANAKAN
PENGAWASAN SESUAI
DENGAN PROSEDUR
YANG DIGARISKAN S/D
SERAH TERIMA 4 PEDOMAN PENGAWASAN
SELESAI
LAMPIRAN II
PROSEDUR ADMINISTRASI
PELAKSANAAN
PEKERJAAN 1
PERIKSA
ADA
PENYIMPANGAN TIDAK
LANJUTAN
1
PEKERJAAN
YA
PERBAIKAN 3
PEMERIKSAAN
OK YA
1
TIDAK
YA
LAMPIRAN III
PROSEDUR ANGSURAN
PERIKSA
ADA PENYIMPANGAN
TIDAK
1
YA
INSPEKSI
BUAT USULAN
REVIEW ANGSURAN
OK YA
1
TIDAK
PEMBAYARAN
LAMPIRAN IV
PERIKSA
OK TIDAK
1
YA
INSPEKSI
OK TIDAK
2
YA
PENANDATANGAN
PENANDATANGAN
LAMPIRAN V
PERIKSA SESUAI
SPESIFIKASI
PERLU RENCANA
YA
TIDAK
PERLU LAB
TIDAK
LANJUTAN
PEKERJAAN
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
OK
TIDAK
1
YA
YA TIDAK
2 OK 1
PROSEDUR KOORDINASI
CONSTRUCTION
RENCANA KERJA PEMBUATAN CONSTRUCTION
KONTRAKTOR TENAGA KERJA SHOP CONSTRUCTION PERMINTAAN PENERIMAAN
PERALATAN DRAWING PEMBAYARAN PEMBAYARAN
MENGETAHUI PERSETUJUAN
PEMBERI TUGAS /PENGELOLA PROYEK PEMBAYARAN
MENGETAHUI /
SPK IKUT
MENGESAHKAN
MEMBANTU
PENGAWASAN PENGAWASAN
PERANCANG MEMERIKSA
BERKALA BERKALA
KONSTRUKSI
TAHAP PERSIAPAN PELAKSANAAN TAHAP SHOP DRAWING TAHAP PELAKSANAAN DAN TERMIN