Anda di halaman 1dari 52

Usulan Teknis

CAPAIAN DAN KONDISI PENYELENGGARAAN JALAN DAN JEMBATAN

Dalam upaya mewujudkan penyelenggaraan infrastruktur pada umumnya dan jalan dan
jembatan pada khususnya terdapat beberapa isu strategis lintas sektor yang dihadapi,
diantaranya peraturan perundang-undangan, kelembagaan, pembebasan lahan,
pendanaan dan penentuan prioritas. Koordinasi dan komunikasi masih diperlukan untuk
mencapai harmonisasi peraturan antara bidang infrastruktur dan non-infrastruktur terkait
(seperti kehutanan, otonomi daerah, pertanahan, keuangan). Kementerian/Lembaga
dalam hal ini Kementerian PUPR membutuhkan peningkatan kapasitas kelembagaan
untuk optimalisasi tata kelola (governance), hubungan antar lembaga dan kapasitas
Sumber Daya Manusia.
Peran penyelenggaraan jalan dan jembatan dalam mewujudukan pengembangan
wilayah dilaksanakan dalam konteks pengurangan kesenjangan antar wilayah
diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan terkait. Upaya dalam melaksanakan
penyelenggaraan jalan dan jembatan yang terintegrasi lintas sektor dan lintas wilayah
merupakan tantangan yang sejalan dengan target dalam RPJMN.
Sesuai dengan RPJMN 2020-2024 arah kebijakan nasional Ditjen Bina Marga antara
lain:
1. Pembangunan Jalan harus memberikan dampak ekonomi dan dampak positif
yang jelas untuk kawasan pariwisata, industri, pertumbuhan kota baru, dan
kawasan khusus akan menjadi prioritas pembangunan terlebih dahulu;

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 1 |BAB - D


Usulan Teknis

2. Pembangunan Jalan harus dapat memberikan akses untuk meningkatkan


keterpaduan moda transportasi seperti pelabuhan laut, bandar udara, terminal
penumpang dan angkutan penyeberangan;
3. Pembangunan Jalan Tol berfungsi sebagai jalur alternatif jalan lintas utama
dalam rangka mempersingkat waktu tempuh dan memperlancar distribusi barang
sehingga diharapkan mampu menekan biaya logistik (logistik nasional);
4. Pembangunan Jalan harus berorientasi pada pertahanan dan keamanan yang
sekaligus memberikan dampak pemerataan pertumbuhan ekonomi sehingga
perlu dilakukan pembangunan jalan perbatasan untuk mendukung 11 PLBN
Prioritas dan jalan menuju kawasan 3TP/DTPK;
5. Pembangunan Jalan harus memastikan komitmen dari seluruh stakeholder/
Kementerian/ Lembaga terkait terlebih dahulu, guna mencapai pembangunan
yang berkelanjutan, dan mengurangi risiko terbengkalainya program
pembangunan jalan tersebut.
Dukungan terhadap konektivitas nasional untuk penguatan daya saing pada periode
tahun 2015-2019 telah dilakukan pembangunan jalan nasional sepanjang 1.268 Km,
jalan bebas hambatan sepanjang 45,59 Km, dan jembatan sepanjang 41.640 M.
Dengan demikian total panjang Jalan Nasional yang telah dibangun sampai tahun
2019 adalah sepanjang 39.838 Km. Untuk capaian hasil pembangunan
jembatan/fly over/underpass/terowongan sampai tahun 2014 sepanjang 62.599 M.
Sebagai ilustrasi salah satu pencapaian pembangunan jembatan adalah Jembatan
Kelok 9, yang terdiri dari enam jembatan dengan total panjang 943 M dan jalan
sepanjang 2,089 Km.
Selanjutnya pembangunan/pelebaran jalan dan jembatan untuk kawasan strategis,
perbatasan serta wilayah terluar dan terdepan pada tahun 2015-2019 adalah
sepanjang 2.660 Km (Jalan: 2.660 Km & Jembatan: 4.341 M). Untuk kawasan
perbatasan, antara lain telah dilakukan pembangunan Jalan Paralel Perbatasan
Kalimantan (Tamajuk – Sei Ular Malinau) dan telah tersambung sepanjang 42.07 Km
dari rencana sepanjang 1.755 Km, Jalan Perbatasan NTT-RDTL telah dilakukan
penanganan sepanjang 54,2 Km dari rencana sepanjang 877 Km dan percepatan
pembangungan Papua dan Papua Barat termasuk Jalan perbatasan Papua sepanjang
102 Km.

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 2 |BAB - D


Usulan Teknis

Capaian kondisi jalan pada periode tahun 2015-2019 adalah kondisi kemantapan
jalan nasional sebesar 93,95% (untuk total panjang jalan nasional 38.569 Km) dan
utilitas jalan nasional 97,56 Milyar Kendaraan Km. Namun demikian, terdapat
penambahan panjang jalan nasional dari jalan daerah dan jalan strategis nasional
rencana yang mengakibatkan total panjang jalan nasional menjadi 47.017 Km,
sehingga kemantapan pada tahun 2015 menurun menjadi 86 persen. Sedangkan untuk
panjang jalan daerah sampai tahun 2019 mencapai panjang 463.399 Km (data
RPJMN 2015-2019) dengan tingkat kemantapan mencapai 70% dan untuk Jalan
Kabupaten/Kota mencapai 59%.
Pada akhir tahun 2019, kondisi kemantapan jalan nasional sudah mampu mencapai
94%. Selain itu, peran infrastruktur khususnya infrastruktur jalan memiliki peran yang
sangat signifikan dalam memberikan kontribusi terhadap peningkatan daya saing
perekonomian suatu negara. Infrastruktur tidak hanya berfungsi sebagai barang modal
yang secara langsung dapat menghasilkan produksi (Economic Directly Productive
Capital), tapi juga barang modal yang menjadi landasan bagi perekonomian yang
secara tidak langsung dapat menghasilkan atau meningkatkan proses produksi, seperti
fasilitas transportasi dan irigasi (Economic Overhead Capital), serta sebagai sarana
penting bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat yang secara tidak langsung
bermanfaat dalam usaha menghasilkan atau meningkatkan produksi (Social
Overhead Capital). Selanjutnya infrastruktur jalan juga berperan sangat penting
sebagai tulang punggung (backbone) dalam pergerakan ekonomi dan daya saing
nasional. Percepatan penyediaan infrastruktur jalan yang berkualitas menjadi salah
satu upaya bagi Indonesia untuk dapat keluar dari negara middle income trap.
Selain itu, pembangunan infrastruktur, termasuk jalan, merupakan salah satu
formula handal dalam percepatan peningkatan kesejahteraan rakyat dan
pengentasan kemiskinan. Infrastruktur jalan dapat membuka akses terhadap
kesempatan kerja, pelayanan, investasi, serta dapat menjadi pendorong
perputaran/siklus kegiatan ekonomi, khususnya kegiatan ekonomi lokal.

Dukungan konektivitas nasional dalam penguatan daya saing masih menghadapai


seberapa kendala. Kendala yang paling mendasar adalah kualitas daya saing
infrastruktur jalan yang masih rendah. Rendahnya kualitas infrastruktur jalan berimbas
pada trip time (jam/100 Km) masih cukup tinggi yaitu 2,7 jam/100 Km, jika dibandingkan
dengan negara tetangga, dimana 100 Km dapat dicapai kurang lebih dalam 1-1,5 jam.

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 3 |BAB - D


Usulan Teknis

Indonesia tercatat masih belum bersahabat dengan dunia usaha. Menurut laporan
World Bank, posisi Indonesia dalam peringkat kemudahan berusaha (Rankings
of the Ease of Doing Business) hanya mampu menempati peringkat ke-73.
Penilaian ini salah satunya dipengaruhi oleh ketersediaan infrastruktur dasar,
khususnya transportasi, selain indikator lain seperti prosedur dan administrasi. Hal ini
tidak lepas dari tingginya biaya logistik di Indonesia, yang mana rata-rata rasio biaya
logistik terhadap PDB masih pada kisaran 24%.

Meskipun kondisi jalan nasional sudah mencapai tingkat kemantapan yang relative
tinggi, kondisi jalan daerah belum mampu mendukung fungsi jalan nasional. Tingkat
kemantapan jalan daerah masih pada kisaran 70%. Padahal, sebagai sebuah system
jaringan, jalan daerah memegang peran yang tidak kalah penting dari jalan nasional.
Kondisi ini menjadi salah satu penyebab kurang baiknya kinerja jaringan jalan
di Indonesia, yang mengakibatkan permasalahan-permasalah seperti waktu tempuh
yang cukup lama serta tingginya biaya logistik.

Di kawasan perkotaan juga terjadi kemacetan yang diakibatkan oleh pertumbuhan


kapasitas jalan yang tidak mampu mengikuti pertumbuhan kendaraan bermotor.
Mengingat pada periode 2020-2024 Indonesia akan mendapatkan bonus demografi,
diperkirakan kegiatan ekonomi akan meningkat, yang akan mendorong
pertumbuhan pergerakan kendaraan bermotor. Tanpa adanya tindakan, hal ini dapat
memperburuk kondisi kemacetan di kawasan perkotaan.

Selain itu, backlog pengembangan jaringan jalan tol masih cukup tinggi, yang
berakibat pada expressway density rendah, yaitu sekitar 0,05 Km/1.000 penduduk.
Pembangunan jalan tol masih terhambat masalah pengusahaan, pengadaan lahan,
dan kelembagaan. Disamping itu, mutu dan kemantapan jalan belum seragam dan
kerusakan jalan akibat beban berlebih juga masih terjadi, sementara keselamatan jalan
dan kelaikan fungsi jalan dituntut untuk lebih ditingkatkan.

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 4 |BAB - D


Usulan Teknis

Kondisi Jalan Nasional Tahun 2015 -2019 (Capaian & Strategi Kebijakan)

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 5 |BAB - D


Usulan Teknis

Kebijakan dan Strategi Pengembangan Jaringan Jalan Tahun Anggaran 2015 – 2019

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 6 |BAB - D


Usulan Teknis

Target Sasaran Program Penyelenggaraan Jalan NTB


Dari hasil evaluasi pelaksanaan Renstra 2015-2019, BPJN Nusa Tenggara Barat
menetapkan target sasaran program penyelenggaraan jalan untuk periode Renstra tahun
2020-2024 yang diukur menggunakan 3 (tiga) buah Indikator Kinerja Program (IKP), yakni:
1. Target kinerja IKP1 Tingkat Aksesibilitas Jalan Nasional sebesar 96 % di tahun 2024.
Artinya sebanyak 96 % dari pusat kegiatan (PKW), simpul transportasi strategis
(pelabuhan pengumpul, bandar udara, dan terminal tipe A) serta kawasan strategis
nasional (KSPN, KEK) yang telah diakses oleh jaringan jalan nasional;
2. Target Kinerja IKP2 Rating Kondisi Jalan Nasional Provinsi NTB sebesar 2,38 di
tahun 2024. Artinya rata-rata rating nilai IRI, PCI, umur struktur jalan, dan drainase
jalan pada seluruh ruas jalan nasional sekitar 2,38 (1= sangat baik, 5 = sangat buruk)
atau secara umum dalam kondisi kondisi mantap (antara kondisi baik atau sedang).
3. Target Kinerja IKP3 Tingkat Keselamatan Jalan Nasional Provinsi NTB sebesar 2,90
pada Tahun 2024. Artinya nilai pembobotan rata-rata dari seluruh ruas jalan nasional
pada wilayah yang telah ditangani resiko tingkat kecelakaan sebesar 2,90 (0= sangat
baik, 5 = sangat buruk). Target nilai 2,90 menunjukkan kinerja keselamatan jalan
pada level sedang, di mana seluruh komponen dari aspek jalan yang
berkeselamatan sudah ditangani (zero blackspot) namun tingkat kecelakaan di ruas
jalan nasional masih ada kemungkinan terjadi yang diakibatkan faktor oleh lainnya.

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 7 |BAB - D


Usulan Teknis

Target Panjang Keluaran (Output) Kegiatan Tahun 2020-2024

Biaya Penanganan Keluaran (Output) Kegiatan Tahun 2020-2024

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 8 |BAB - D


Usulan Teknis

Jalan Nasional di Provinsi Nusa Tenggara Barat


Mengacu pada Keputusan Menteri PUPR Nomor 248/KPTS/M/2015 tentang Penetapan
Ruas Jalan Dalam Jaringan Jalan Primer Menurut Fungsinya Sebagai Jalan Arteri (JAP)
dan Jalan Kolektor-1 (JKP-1) diuraikan pada tabel D.1.

Tabel D.1 Ruas Jalan Nasional Provinsi NTB (Kepmen PUPR 248/KPTS/M/2015)

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 9 |BAB - D


Usulan Teknis

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 10 |BAB - D


Usulan Teknis

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 11 |BAB - D


Usulan Teknis

LONG SEGMEN BIDANG JALAN

Long Segment merupakan penanganan preservasi jalan dalam batasan satu panjang
segmen yang menerus (bisa lebih dari satu ruas) yang dilaksanakan dengan tujuan
untuk mendapatkan kondisi jalan yang seragam yaitu jalan mantap dan standar
sepanjang segmen.

(sumber: SE Direktur Jenderal Bina Marga Nomor 9 Tahun 2015)

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 12 |BAB - D


Usulan Teknis

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 13 |BAB - D


Usulan Teknis

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 13/PRT/M/2011 tentang Tata Cara


Pemeliharaan Dan Penilikan Jalan.

A. Pemeliharaan secara preventif bertujuan untuk :


1. Membatasi, jenis, tingkat, sebaran kerusakan;
2. Menunda kerusakan lebih lanjut;
3. Mengurangi jumlah kegiatan pemeliharaan rutin;
4. Melindungi perkerasan dari pengaruh beban dan lingkungan;
5. Mempertahankan kondisi jalan dalam tingkatan baik dan sedang sesuai
rencana.
.
B. Pemeliharaan secara reaktif bertujuan untuk memperbaiki setiap kerusakan
yang terjadi pada perkerasan jalan untuk mengembalikan ke kondisi sesuai
rencana.
.
C. Jenis-Jenis Pekerjaan Pemeliharaan :

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 14 |BAB - D


Usulan Teknis

D. PERALATAN PEMELIHARAAN
a. 1 fleet UPR : dump truck, flat bed truck, baby roller, asphalt sprayer, compressor,
asphalt cutter (cold milling), jack hummer.
b. Grass cutter, chainsaw.
c. Peralatan rambu, cone, rambu peringatan,
dll. d. Motor grader, wheel loader
.
D. LAPORAN DAN SURVEY

LONG SEGMEN BIDANG JEMBATAN

Di Indonesia ada sekitar 16.962 buah jembatan (ekivalen 325.5 km) yang terletak di
Ruas Jalan Nasional, dimana 77% diantaranya merupakan jembatan dengan panjang
bentang kurang dari 20 m. Sesuai UU 38 Tahun 2004 tentang jalan, dinyatakan
bahwa jalan (termasuk jembatan) sebagai bagian dari sistem transportasi nasional
mempunyai peranan penting terutama dalam mendukung bidang ekonomi, sosial dan
budaya serta lingkungan yang dikembangkan melalui pendekatan pengembangan
wilayah agar tercapai keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah.
Sehingga jembatan perlu mendapat penanganan yang sama pentingnya dengan
jalan. Adapun bagan alir perencanaan teknik jembatan dapat dilihat pada gambar
berikut ini.

Bantuan Teknis (Bantek) BPJN NTB D - 13


Usulan Teknis

Gambar 1. Bagan Alir Perencanaan Teknik


Jembatan

Beberapa upaya mempercepat hal tersebut khususnya infrastruktur jembatan


sebagai berikut :

Standardisasi bangunan atas jembatan, dengan berdasar pada :

1. Produk konstruksi jembatan yang aman & berkualitas (adanya jaminan


mutu konstruksi)
2. Mudah & siap dipasang di segala tempat dengan resiko yang minimal
3. Pembagian biaya konstruksi dengan pemerintah setempat

Penyediaan komponen bangunan atas standar termasuk pabrik


pracetak
Penyediaan standar konstruksi jembatan standar yang dapat di buat di lapangan
Penyiapan NSPM bidang Jembatan (BMS)
Penyiapan Sistem Informasi Jembatan & Expert System

Selain hal tersebut di atas, diperlukan juga kegiatan untuk menjaga agar jembatan
yang sudah ada dapat melayani kebutuhan lalu-lintas secara maksimal dan
memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan, sehingga diperlukan
pemeliharaan bagi jembatan yang sudah ada tersebut, atau pembangunan jembatan
baru pada daerah- daerah terpencil dalam rangka pengembangan wilayah. Salah
satunya dengan melakukan pemeriksaan jembatan.

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 16 |BAB - D


Usulan Teknis

Tujuan utama pemeriksaan jembatan yaitu mengetahui kondisi jembatan dan


menetapkan strategi pemeliharaan, apakah termasuk pemeliharaan rutin,
berkala, atau rekonstruksi. Sedangkan tujuan lainnya seperti memeriksa keamanan
jembatan saat layan, menjaga lancarnya lalu-lintas, menyediakan data/kondisi
jembatan, memeriksa pengaruh beban dan jumlah kendaraan, dan lain-lain.

Jenis pemeriksaan jembantan antara lain ;

Inventarisasi (selesai dibangun atau selesai penanganan)

Pendataan jembatan secara detail terhadap fisik jembatan yang mencakup


pada panjang, lebar, jenis konstruksi, aliran sungai atau profil lokasi.

Rutin (setiap tahun)

Pemeriksaan rutin kondisi jembatan dilaksanakan secara periodic (tahunan)


untuk mencatat perubahan-perubahan yang ada terutama terhadap kondisi
jembtan sehingga layan jembatan tetap baik.

Detail (setiap 5 tahun)

Melakukan pengecekan secara rinci terhadap semua elemen jembatan sehingga


diketahui kondisi elemen-elemen tersebut.

Khusus (rekomendasi dari pemeriksaan detail/laporan lainnya)

Pemeriksaan khusus dilakukan apabila ada keraguan atas pemeriksaan detail


atau tidak dapat menganalisa kerusakan secara tepat yang mencakup pada
kondisi jembatan secara spesifik atau lanjutan dari pemeriksaan detail sesuai
kondisi yang dibutuhkan sengan inspector ahli dan pengunaan alat khusus.

Dari hasil pemeriksaan jembatan, baru dapat ditentukan jenis penanganan


atau pemeliharaan yang dibutuhkan. Pemeliharaan jembatan ini dimaksudkan
agar jembatan tetap berfungsi sampai menunggu adanya dana untuk perbaikan
atau penggantian. Sistem pemeliharaan jembatan ini dapat dibagi atas 3
pekerjaan, yakni :

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 17 |BAB - D


Usulan Teknis

Pemeliharaan Rutin

Pekerjaan Pemeliharaan yang dilakukan berulang setiap tahun dimulai


sejak jembatan selesai dibangun sampai umur pakai jembatan tersebut dimana
pelaksanaan teknisnya cukup sederhana dan bertujuan menjaga jembatan dalam
keadaan semula. Pekerjaan ini mencakup pada pembersihan secara umum,
pembersihan dan melancarkan aliran air, penanganan kerusakan ringan drainase,
pengecetan sederhana, pemeliharaan expansion joint dan lantai kendaraan, dan
lain-lain.

Pemeliharaan Berkala

Pekerjaan pemeliharaan yang bertujuan menjaga jembatan tetap dalam kondisi


dan daya layan yang baik yang mencakup pekerjaan pemeliharaan berkala dan
perbaikan sederhana. Pemeliharaan berkala ini mencakup pada: pengecatan
ulang, penggantian lapis permukaan, pembersihan jembatan secara keseluruhan,
pemeliharaan perletakan atau landasan, penggantian expansion joint dan lain
sebagainya. Sedangkan perbaikan sederhana mencakup pada: penggantian
elemen/bagian yang kecil, perbaikan tiang dan sandaran, perkuatan bagian-
bagian yang bergerak, perkuatan bagian yang structural, perbaikan tebing yang
longsor atau terkena erosi, perbaikan bangunan pengaman yang sederhana dan
lain sebagainya.

Rehabilitasi dan Perbaikan

Pekerjaan perbaikan yang bertujuan mengembalikan kondisi jembatan agar


seperti semula sehingga mampu mencapai umur jembatan yang direncanakan.

Selain pertimbangan structural, terdapat beberapa pertimbangan lain yang harus


diperhatikan dalam penanganan pemeliharaan jembatan. Sebagai contoh,
rencana penanganan jembatan harus memperhatikan faktor ekonomis dan
ketersediaan dana dan juga meperhatikan umur rencana pemeliharaan serta masa
layan jembatan.

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 18 |BAB - D


Usulan Teknis

TUPOKSI BALAI PELAKSANAAN JALAN NASIONAL NTB


Secara umum, Konsultan harus memahami tugas dan fungsi BPJN NTB
dalam melaksanakan penyelenggaraan jaringan jalan dan jembatan di wilayah kerja
BPJN NTB. Terutama, Konsultan harus memahami proses PPB-SIDLACOM dalam
penyelenggaraan jalan, yakni:
a) Planning, perencanaan umum sistem jaringan jalan dan jembatan

b) Programming, pemrograman penanganan jalan dan jembatan

c) Budgeting, penganggaran kegiatan penanganan jalan dan jembatan

d) Survey, kegiatan survai pada tahap perencanaan untuk menetapkan lingkup


pekerjaan dan mengenali permasalahan yang memerlukan investigasi lebih rinci

e) Investigation, kegiatan investigasi untuk menentukan perilaku kondisi lokasi


pekerjaan dan parameter desain yang akan digunakan dalam proses desain

f) Design, kegiatan perencanaan teknis (desain) untuk menentukan bentuk


penanganan perilaku kondisi lokasi pekerjaan agar dapat memenuhi spesifikasi dan
kriteria desain yang ditetapkan

g) Land Acquisition, proses pengenalan, mengukur, menilai dan pembebasan lahan


untuk kebutuhan konstruksi.

h) Construction, proses pelaksanaan konstruksi sesuai dengan desain, syarat-syarat


umum, dan spesifikasi pekerjaan

i) Operation, penggunaan prasarana jalan dan jembatan yang telah terbangun oleh
pengguna sesuai dengan fungsinya.

j) Maintetnance, kegiatan pemeliharaan prasarana jalan dan jembatan yang telah


terbangun dan dioperasikan untuk mempertahankan tingkat pelayanannya.

Secara spesifik, Konsultan harus memahami secara rinci lingkup kerja


pekerjaan
Konsultansi Monitoring Pelaksanaan Proyek, antara lain:

1) Turut serta dan berperan aktif dalam pelaksanaan pembinaan teknik dan
administrasi kepada petugas di Bidang Perencanaan dan Pemantauan.

a) Konsultan harus memahami Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria


(NPSK) yang berlaku dalam perencanaan pekerjaan jalan dan jembatan

b) Konsultan harus memahami jenis dan sebaran pekerjaan di lingkungan


BPJN NTB pada Tahun Anggaran 2022.

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 19 |BAB - D


Usulan Teknis

c) Konsultan harus memiliki akses komunikasi dengan Ka Satker/PPK dan


para penyedia jasa agar dapat berkoordinasi dalam melaksanakan tugas
konsultasi ini. Pimpinan BPJN NTB diharapkan dapat memberikan
rekomendasi kepada Ka Satker/PPK untuk memfasilitasi Konsultan
Manajemen Teknik dalam melaksanakan tugasnya.

d) Konsultan harus mempelajari dokumen-dokumen pelaksanaan pekerjaan


perencanaan di lingkungan BPJN NTB pada Tahun Anggaran 2022
e) Konsultan harus mengevaluasi kesesuaian antara dokumen-dokumen
perencanaan di lingkungan BPJN NTB pada Tahun Anggaran 2022, dengan
NPSK yang berlaku

f) Konsultan mengidentifikasi permasalahan-permasalahan teknis dan


administratif yang berpotensi menghambat pencapaian sasaran proyek dan
membutuhkan penanganan atau tindak turun tangan dari pimpinan BPJN
Lampung

g) Konsultan harus mengidentifikasi kebutuhan penguatan atau peningkatan


penerapan NPSK yang berlaku

h) Konsultan memberikan rekomendasi kepada pimpinan BPJN NTB terkait


jadwal, jenis dan materi pembinaan teknik dan administrasi teknik.

i) Sesuai dengan persetujuan pimpinan BPJN Lampung, Konsultan Manajemen


Teknik menyelenggarakan pembinaan teknik dan administrasi teknik,
dan melaporkan hasil penyelenggaraannya.

2) Membantu Seksi Perencanaan dalam melakukan evaluasi terhadap


usulan penanganan mendesak akibat kejadian bencana alam.

a) Konsultan harus mengumpulkan informasi lokasi rawan bencana yang


berdampak pada pelayanan jaringan jalan di lingkungan BPJN NTB.

b) Konsultan merekomendasikan prosedur pengajuan usulan penanganan


mendesak akibat kejadian bencana alam, agar proses persetujuan pimpinan
BPJN NTB dapat dilaksanakan dengan cepat dan akurat. Prosedur yang
dimaksud terutama yang berkaitan dengan penyiapan data lokasi, jenis,
sebaran, dampak bencana, bentuk, waktu dan ketersediaan sumberdaya
penanganan mendesak.

c) Konsultan mengevaluasi usulan penanganan mendesak setelah melakukan


kunjungan lapangan dan mendapatkan informasi yang lengkap dan akurat,
menyiapkan alternatif solusi yang mungkin dilakukan, serta memberikan
rekomendasi kepada pimpinan BPJN NTB

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 20 |BAB - D


Usulan Teknis

d) Konsultan berkoordinasi dengan Konsultan Core Team dan Konsultan


Pengawas untuk mengumpulkan informasi lokasi terdampak dan
menetapkan alternatif bentuk penanganannya.

3) Membantu Seksi Perencanaan dalam pemberian advice teknis dan koreksi


terhadap produk perencanaan teknis Satuan Kerja P2JN.

a) Konsultan mengumpulkan informasi secara lengkap dan akurat untuk


lokasi perencanaan teknis yang diajukan, baik melalui koordinasi dengan
Konsultan Core Team atau melakukan kunjungan lapangan bila dianggap
perlu
b) Konsultan mengidentifikasi permasalahan atau isu-isu penting yang
berkaitan dengan lokasi perencanaan teknis yang diajukan, agar dapat
mengevaluasi produk perencanaan teknis yang diajukan secara komprehensif

c) Konsultan harus memastikan bahwa semua persyaratan dan kriteria


perencanaan terpenuhi pada produk perencanaan teknis yang diajukan,
termasuk tinjauan keselamatan jalan untuk menghasilkan jalan
berkeselamatan

d) Bila diperlukan, Konsultan harus mengevaluasi proses dan prosedur


perencanaan yang dilakukan oleh konsultan perencana

4) Membantu Seksi Perencanaan dalam pelaksanaan evaluasi terhadap


usulan program tahunan.

a) Konsultan harus mengumpulkan informasi tentang Renstra, program


tahunan, data kondisi jalan yang ada, data lalu-lintas. Informasi tersebut
umumnya tersedia di P2JN di setiap provinsi,

b) Konsultan mereview usulan program tahunan berdasarkan skala prioritas


sesuai
Renstra dan kondisi terkini

c) Konsultan mengikuti dan berperan aktif dalam pembahasan program


baik ditingkat BPJN NTB maupun di tingkat Ditjen Bina Marga

d) Menyiapkan konsep usulan program tahunan final untuk disetujui


dan diandatangani oleh pimpinan BPJN NTB.

5) Membantu Seksi Perencanaan penyusunan rekomendasi teknik yang diperlukan.

a) Permasalahan dalam tahap perencanaan teknis sangatlah bervariasi,


sesuai dengan kondisi khusus di lokasi pekerjaan, sehingga produk kegiatan
survai dan investigasi harus lengkap dan akurat agar produk perencanaan
teknik merupakan solusi yang optimal,
Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 21 |BAB - D
Usulan Teknis

b) Sebagian besar penyebab tidak optimalnya produk perencanaan teknik baik


pada tahap pelaksanaan konstruksi maupun pada tahap pengoperasian
dan pemeliharaan, adalah kurang lengkap dan kurang akuratnya data survai
dan investigasi.

c) Dalam melaksanakan tugas ini, Konsultan akan selalu mendorong agar


proses kegiatan survai dan investigasi dilakukan sesuai dengan standar dan
pedoman yang ada, baik tatacara melaksanakannya maupun tingkat
ketelitiannya.

d) Bila data survai dan investigasi lengkap dan akurat, maka untuk setiap
permasalahan teknis yang ada, konsultan dapat memberikan tanggapan
dan mengembangkan berbagai alternatif rekomendasi penanganan yang
sesuai dengan kondisi lokasi pekerjaan dan/atau batasan-batasan yang ada

6) Membantu Seksi Pemantauan dalam pemantauan dan evaluasi penerapan


standar minimal pelayanan jalan.

a) Standar Pelayanan Minimal (SPM) sistem jaringan jalan merupakan


indikator utama kinerja penyelenggaraan jalan

b) Standar Pelayanan Minimal prasarana jalan mencakup persyaratan yang


harus dipenuhi dalam aspek mobilitas, konektifitas, kecepatan tempuh, kondisi
jalan.

c) Konsultan harus memahami sistem jaringan jalan, data demografi, dan


sistem penyelenggaraan jalan di wilayah kerja BPJN NTB.

d) Pengukuran evaluasi komponen indikator Standar Pelayanan Minimal


dilakukan secara periodik oleh BPJN NTB

e) Salah satu komponen indikator SPM yang cepat berubah adalah data kondisi
jalan, akibat pengaruh cuaca, drainase, dan beban lalu lintas. Data kondisi
jalan ini dikumpulkan oleh P2JN secara periodik dua kali setiap tahun. Data
kondisi jalan ini sangat mempengaruhi pada komponen kecepatan tempuh.
Sementara komponen mobilitas dan konektifitas dapat berubah akibat
adanya kegiatan pembangunan jalan.

f) Berdasarkan data kondisi jalan dan hasil-hasil kegiatan pembangunan


jalan, Konsultan melakukan evaluasi pemutakhiran indikator SPM

g) Konsultan memberikan tanggapan dan rekomendasi tindakan yang harus


dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan capaian SPM

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 22 |BAB - D


Usulan Teknis

7) Membantu Seksi Pemantauan dalam monitoring pelaksanaan proyek


termasuk penanganan pemeliharaan rutin jalan dan jembatan.

a) Konsultan mengumpulkan informasi berbagai bentuk penanganan jaringan

jalan

b) Konsultan mengumpulkan informasi kemajuan pekerjaan dan

permasalahan yang berpotensi menghambat pencapaian program kerja BPJN

NTB.

c) Konsultan melakukan kunjungan lapangan untuk menilai kesesuaian proses


dan produk pekerjaan dengan dokumen dan persyaratan pekerjaan

8) Membantu Bidang Perencanaan dan Pemantauan dalam penyiapan bahan


paparan dan desain grafis yang diperlukan.

a) Konsultan harus selalu memliki akses informasi terkait isu-isu penting dalam
penyelenggaraan Preservasi dan Peralatan jalan dan jembatan, dan
informasi termutakhir kemajuan pekerjaan

b) Konsultan harus memahami berbagai aplikasi yang digunakan untuk


menghasilkan paparan yang komunikatif dan efektif

9) Membantu Bidang Preservasi dan Peralatan dalam penyiapan, pelaksanaan


dan pengolahan data dan informasi sebagai bahan penyusunan program
pembangunan dan preservasi penanganan jalan dan jembatan nasional

a) Konsultan membantu mengumpulkan data inventory dan data kondisi jalan


yang dilaksanakan oleh P2JN setiap provinsi

b) Konsultan melakukan evaluasi capaian pelaksanaan program tahun-tahun


yang lalu dan menilai kesesuaiannya dengan prioritas pada Renstra

c) Berdasarkan data inventory dan data kondisi jalan, serta sasaran dan prioritas
penanganan pada Renstra, Konsultan menyiapkan indikasi program
penanganan jaringan jalan untuk program tahun anggaran 2022.

d) Konsultan mengikuti rapat-rapat pembahasan program baik di tingkat BPJN


NTB maupun di tingkat Ditjen Bina Marga

10) Membantu Bidang Perencanaan dan Pemantauan dalam penyiapan


pelaksanaan studi kelayakan, survey, investigasi dan rencana teknis/desain
pembangunan dan preservasi pengembangan jaringan jalan dan jembatan

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 23 |BAB - D


Usulan Teknis

a) Kegiatan studi kelayakan, survai, investigasi dan rencana teknis


dilaksanakan oleh konsultan lain di bawah kendali Ka Satker/PPK P2JN.

b) Konsultan berkoordinasi dengan Ka Satker/PPK P2JN maupun penyedia


jasa konsultan terkait kemajuan pekerjaan dan permasalahan yang
dapat menghambat pencapaian sasaran program kerja.

c) Konsultan melakukan evaluasi kesesuaian proses dan produk dari


pelaksanaan kegiatan tersebut

d) Konsultan memberikan tanggapan dan rekomendasi kepada pimpinan


BPJN NTB untuk melakukan tindakan

11) Membantu Bidang Perencanaan dan Pemantauan dalam penyiapan rencana


dan dokumen pengadaan pembangunan dan preservasi jalan termasuk jalan
bebas hambatan dan jalan tol.

a) Konsultan harus memahami peraturan perundangan yang berkaitan


dengan pengadaan pekerjaan pembangunan dan preservasi jalan dan
jembatan

b) Konsultan harus mempelajari jadwal dan dokumen pengadaan pekerjaan


di lingkungan BPJN NTB pada Tahun Anggaran 2023

12) Membantu Bidang Perencanaan dan Pemantauan dalam penyiapan rencana


dan dokumen pengadaan pembangunan dan preservasi jalan dan jembatan

c) Konsultan harus memahami peraturan perundangan yang berkaitan dengan


pengadaan pekerjaan pembangunan dan preservasi jalan dan jembatan

d) Konsultan harus mempelajari jadwal dan dokumen pengadaan pekerjaan


di lingkungan BPJN NTB pada Tahun Anggaran 2023.

13) Membantu Bidang Perencanaan dan Pemantauan dalam pelaksanaan evaluasi


kinerja penyedia jasa

a) Konsultan harus mempelajari dokumen-dokumen pelaksanaan pekerjaan


perencanaan di lingkungan BPJN NTB pada Tahun Anggaran 2023.

b) Konsultan harus mengumpulkan informasi atau melakukan kunjungan


lapangan untuk mengevaluasi kesesuaian proses dan produk penyedia
jasa dengan persyaratan yang ditetapkan dalam dokumen kontrak masing-
masing

c) Bila dijumpai ketidaksesuaian proses atau produk penyedia jasa, Konsultan


harus segera melaporkan kepada Pimpinan BPJN NTB termasuk
rekomendasi perbaikannya atau tindakan kontraktual yang harus
dilaksanakan.
Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 24 |BAB - D
Usulan Teknis

14) Membantu Bidang Preservasi dan Peralatan dalam pengendalian dan


pengawasan pelaksanaan konstruksi pembangunan dan prservasi jalan nasional
termasuk jalan bebas hambatan dan jalan tol serta penyesuaian kontrak
pelaksanaan konstruksi.

a) Konsultan harus memahami jenis dan sebaran pekerjaan konstruksi


di lingkungan BPJN NTB pada Tahun Anggaran 2023.

b) Konsultan harus memiliki akses komunikasi dengan Ka Satker/PPK dan


para penyedia jasa agar dapat berkoordinasi dalam melaksanakan tugas
konsultasi ini. Pimpinan BPJN NTB diharapkan dapat memberikan
rekomendasi kepada Ka Satker/PPK untuk memfasilitasi Konsultan
Manajemen Teknik dalam melaksanakan tugasnya.

c) Konsultan harus mempelajari dokumen-dokumen pelaksanaan pekerjaan


perencanaan di lingkungan BPJN NTB pada Tahun Anggaran 2023.

d) Konsultan mengumpulkan informasi pelaksanaan konstruksi yang


dilaksanakan pada tahun anggaran 2023, baik dari laporan Konsultan Core
Team, Konsultan Pengawas; maupun melalui kunjungan lapangan secara
periodik

e) Konsultan mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang berpotensi


menghambat pencapaian lingkup, mutu, waktu dan biaya pekerjaan
konstruksi.
f) Konsultan mengidentifikasi paket-paket pekerjaan yang bermasalah,
mengevaluasi informasi yang ada, dan memberikan rekomendasi
penanganan yang perlu dilaksanakan kepada pimpinan BPJN NTB.

15) Membantu Bidang Perencanaan dan Pemantauan dalam pelaksanaan


analisis mengenai dampak lingkungan dan lalu lintas

a) Kegiatan analisis mengenai dampak lingkungan dan lalu lintas dilaksanakan


oleh konsultan lain di bawah kendali Ka Satker/PPK P2JN.

b) Konsultan berkoordinasi dengan Ka Satker/PPK P2JN maupun penyedia


jasa konsultan terkait kemajuan pekerjaan dan permasalahan yang
dapat menghambat pencapaian sasaran program kerja.

c) Konsultan melakukan evaluasi kesesuaian proses dan produk dari


pelaksanaan kegiatan tersebut

d) Konsultan memberikan tanggapan dan rekomendasi kepada pimpinan


BPJN NTBuntuk melakukan tindakan.

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 25 |BAB - D


Usulan Teknis

16) Membantu Bidang Perencanaan dan Pemantauan dalam penyusunan


laporan akuntabilitas kinerja Balai Besar.

a) Konsultan mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk laporan


akuntabilitas kinerja BPJN NTB.

b) Konsultan membantu mengevaluasi dan menganalisis data yang

diperoleh.

c) Membantu penyiapan laporan akuntabilitas kinerja BPJN NTB.

17) Membuat notulen dan membantu penyiapan draft berita acara dalam setiap
rapat
BPJN NTB yang menjadi tugas semua Bidang.

a) Konsultan menyiapkan jadwal dan bahan rapat

b) Bahan rapat mencakup kemajuan pekerjaan dan keuangan, permasalahan


teknis dan administratif yang memerlukan penanganan segera, catatan
rapat sebelumnya dan status tindak lanjutnya, dan daftar peserta rapat.

c) Konsultan memberikan tanggapan dan rekomendasi atas setiap


permasalahan yang dibahas dalam rapat

d) Konsultan membuat catatan rapat dan menyiapkan konsep notulen rapat


untuk disetujui dan ditandatangani peserta rapat

e) Konsultan membagikan notulen rapat kepada peserta rapat

Dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi yang didukung


dengan perkembangan software dan hardware yang semakin canggih, maka inovasi
kegiatan yang terkait dengan olah data, survey geospasial, dokumentasi,
data base, penggambaran dan lain-lain juga mengalami perkembangan yang cukup
pesat, sehingga memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan, untuk itu konsultan
akan mengapresiasi dalam upaya mengaplisikan segala bentuk inovasi yang
berkembang saat ini, diantaranya :

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 26 |BAB - D


Usulan Teknis

D.1. SURVEY LAPANGAN

Inovasi sebagai dampak perkembangan teknologi yang berpengaruh


terhadap pelaksanaan survey lapangan diantaranya :

1. Alat survey topografi (theodolite)

Saat ini berkembang dengan faslitas pembacaan target dan pencatatan data
secara digital sehingga tidak perlu lagi pencatatan manual yang berpotensi
terjadinya kesalahan data, baik dari sisi pembacaan maupun pencatatan.

Dalam upaya memperoleh efisiensi dan efektifitas kegiatan lapangan, konsultan


akan menggunakan alat survey topografi yang mendukung otomatiasasi
pembacaan dan pencatatan data secara digital.

2. Alat penentu titik Koordinat (GPS)

GPS yang terbaru mempunyai ketelitian yang sangat tinggi dalam membaca
titik koordinat di muka bumi, sehingga dengan adanya alat ini, maka tidak perlu
lagi pelaksanaan pengikatan terhadap titik tetap yang biasanya berada jauh dari
lokasi survey dan harus melewati rute yang sulit untuk mencapainya.

Untuk menunjang kecepatan, ketepatan, efisiensi dan efektifitas kerja lapangan,


maka konsultan akan menggunakan alat GPS dengan ketelitian tinggi sehingga
diperoleh data yang akurat.

3. Pengukuran Jarak (Digital Laser Measurement)

Alat pengukur jarak sudah berkembang sedemikian canggih sehingga tidak perlu
lagi menggunakan rol meter yang mempunyai kelemahan dalam hal ketelitian dan
waktu pelaksanaan serta tenaga pelaksana.

Konsultan akan menggunakan alat digital untuk pelaksanaan pengukuran baik


jarak maupun dimensi jembatan yang akan ditangani.

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 27 |BAB - D


Usulan Teknis

4. Kamera Digital

Dengan berkembangan kamera untuk pengambilan foto yang saat ini sudah
tidak menggunakan film lagi, maka pengambilan foto-foto dokumentasi dapat
dilakukan dengan mudah dan hasilnya dapat langsung dilihat, sehingga kesalahan
pengambilan gambar dapat dihindarkan yang berimbas pada efisiensi waktu.

Untuk itu konsultan akan memanfaatkan sepenuhnya pemakaian alat ini


untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan pekerjaan.

D.2. KEGIATAN KANTOR

Perkembangan teknologi yang berpengaruh terhadap pola kerja di kantor


diataranya adalah :

1. Komputer dan Printer

Uraian mengenai komputer dan alat kelangkapannya terdiri dari hardware


dan software.

Berbicara mengenai hardware tidak terlepas dari perkembangan bentuk yang


semakin ringkas dan kemampuan yang semakin tinggi baik dari sisi kemampuan
olah data maupun penyajian hasilnya.

Sedangkan kalau berbicara mengenai software, maka akan ditemukan semakin


banyak ragam software yang mendukung berbagai bentuk dan ragam kegiatan
baik itu pengolah kata maupun pengolah data.

Terkait dengan pelaksanaan kegiatan ini, maka software yang paling dominan
dalam pemakaian mencakup software untuk pengolah data berupa data base dan
software untuk olah gambar baik dalam bentuk bitmap maupun raster.

Terkait dengan pelaksanaan kegiatan ini, maka konsultan akan menggunakan


perangkat ini dengan maksimal, baik untuk urusan yang bersifat administratif
maupun teknis.

2. Internet

Perkembangan jaringan internet sudah semakin pesat dengan kemampuan


transfer data yang semakin cepat yang berdampak pada kemudahan memperoleh
informas dan pertukaran data. Dengan didukung perkembangan gadget yang
terintegrasi dengan kemampuan koneksi jaringan data internet, maka komunikasi
yang terkait dengan pertukaran data akan semakin mudah. Nilai positif lain yang

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 28 |BAB - D


Usulan Teknis

diperoleh dari perkembangan koneksi data adalah kemudahan memperoleh data


geospasial dalam kaitannya dengan perolehan peta digital dari berbagai
vendor, sehingga hasil pelaksanaan lokasi survey bisa langsung di chek
kebenaran posisinya tanpa adanya kekuatiran salah lokasi.

Disamping itu dengan kemudahan pertukaran data ini, maka komunikasi dengan
pengguna jasa akan semakin mudah, sehingga setiap progress baik yang bersifat
adminstratf maupun teknis bisa segera dikomunikasikan tanpa membuang waktu
dan tenaga.

Terkait dengan hal ini, maka konsultan akan memanfaatkan sepenuhnya


perkembangan teknologi komunikasi jaringan internet ini semaksimal mungkin
yang diharapkan dapat mendukung efektfitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan.

D.3. APRESIASI

Konsultan akan terbuka pada semua aspek yang terkait dengan adanya inovasi
baru sebagai dampak dari perkembangan teknologi yang pada ujungnya akan
mengarah pada efisiensi dan efektifitas serta keakuratan hasil pekerjaan.

Untuk itu selama inovasi itu memberi manfaat yang lebih baik dari metode
pelaksanaan yang selama ini ada dan tidak meninggalkan azas efisiensi, efektifitas
dan akurat serta tidak meninggalkan hal penting yaitu dari sisi kelayakan terkait dengan
penggunaan dana, maka konsultan akan mengaplikaskan dengan tetap berkoordinasi
dengan pihak-pihak terkait yang bisa memberikan rekomendasi bahwa inovasi tersebut
sudah teruji, dan layak untuk diaplikasikan.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat


Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2020 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 16 Tahun
2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat , Pasal 80, Balai
Besar Pelaksanaan Jalan Nasional mempunyai tugas melaksanakan perencanaan,
pengadaan, pembangunan dan preservasi jalan dan jembatan, pengendalian mutu
pelaksanaan pekerjaan, penyediaan dan pengujian bahan dan peralatan serta
keselamatan dan laik fungsi jalan dan jembatan sesuai dengan ketentuan peraturan

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 29 |BAB - D


Usulan Teknis

perundang-undangan serta penyediaan konsultasi teknik perencanaan,


pemrograman dan pelaksanaan jalan daerah termasuk konektivitas jaringan jalan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 105, Balai
Pelaksanaan
Jalan Nasional menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana, program, dan anggaran pembangunan dan preservasi
jalan dan jembat-an;
b. penyiapan, pelaksanaan, dan pengolahan data dan informasi jalan dan jembatan
serta verifikasi data jaringan jalan daerah dan verifikasi usulan pemrograman
jalan daerah;
c. pelaksanaan studi kelayakan, survei, investigasi dan evaluasi perencanaan
teknis bidang jalan dan jembatan termasuk keselamatan jalan, daerah rawan
bencana dan lingkungan;
d. penyiapan program, pengendalian dan pengawasan pengadaan lahan jalan
nasional, jalan bebas hambatan, dan jalan tol;
e. penyusunan rencana, program, dan anggaran penanganan jalan dan jembatan
termasuk sistem manajemen keselamatan konstruksi (SMKK), serta lingkungan
dan perubahannya;
f. penyiapan rencana dan dokumen pengadaan bidang jalan dan jembatan
termasuk penyusunan dan pengawasan penerapan analisis harga satuan
pekerjaan bidang jalan dan jembatan;
g. pengendalian dan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa kegiatan
penanganan jalan dan jembatan sesuai dengan kewenangannya;
h. sertifikasi laik operasi mesin pencampur aspal (asphalt mixing plant);
i. pengendalian pelaksanaan pekerjaan dan perubahan kontrak pekerjaan bidang
jalan dan jembatan termasuk evaluasi kinerja penyedia jasa;
j. penerapan hasil pengembangan teknologi bahan dan peralatan jalan dan
jembatan;
k. pengendalian penerapan sistem manajemen keselamatan konstruksi dan
lingkungan di bidang jalan dan jembatan;
l. pelaksanaan pengujian, pemantauan dan pengendalian bahan dan hasil
pekerjaan konstruksi serta evaluasi terhadap hasil pengujian;
m. pelaksanaan analisis dampak lingkungan dan lalu lintas;
n. penyiapan rencana kerja pengendalian dan pengawasan, serta pemanfaatan
sumber daya kon-struksi penanganan jalan termasuk jalan bebas hambatan dan
jalan tol yang dilaksanakan kon-struksinya oleh pemerintah;
o. pelaksanaan koordinasi, evaluasi, dan pengawasan terhadap pembangunan jalan
tol yang dil-aksanakan oleh Badan Usaha Jalan Tol;

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 30 |BAB - D


Usulan Teknis

p. koordinasi dan pemantauan kegiatan operasi dan pemeliharaan jalan bebas


hambatan dan jalan tol serta koordinasi pelaksanaan uji teknis dan operasi jalan
tol dalam rangka laik fungsi jalan tol yang berada di wilayah kerjanya;
q. pelaksanaan program kelaikan jalan dan jembatan nasional termasuk uji laik
fungsi;
r. pengadaan atau penyediaan, penyimpanan, pemeliharaan, penggunaan,
dan pemantauan bahan dan peralatan untuk jalan dan jembatan termasuk suku
cadang sesuai dengan kewenangannya;
s. evaluasi dan penerapan standar pelayanan minimal jalan dan jembatan;
t. penyusunan rencana, program dan anggaran serta evaluasi perencanaan
teknis perbaikan keru-sakan jalan dan jembatan akibat bencana alam;
u. pencegahan atau mitigasi dan pengendalian pelaksanaan penanggulangan
bencana yang berdampak pada jalan dan jembatan;
v. pelaksanaan audit keselamatan jalan dan
jembatan;
w. penyediaan konsultasi teknik penanganan jalan dan jembatan pada jalan daerah
terma-suk konektivitas jaringan jalan;
x. penyusunan laporan akuntabilitas kinerja
balai;
y. penyiapan bahan dan pendampingan dalam periode audit internal dan eksternal
dalam rangka penuntasan temuan terkait penanganan jalan dan jembatan; dan
z. pelaksanaan penyusunan laporan akuntansi keuangan dan akuntansi barang
milik negara selaku unit akuntansi wilayah serta laporan kinerja pelaksanaan
urusan tata usaha, kepega-waian, keuangan, umum, barang milik negara,
hukum, komunikasi publik dan rumah tangga, serta koordinasi dengan instansi
terkait.

Konsultan memahami tugas dan fungsi BPJN NTB dalam melaksanakan


penyelenggaraan jaringan jalan dan jembatan di wilayah kerjanya, terutama proses
PPB- SIDLACOM dalam penyelenggaraan jalan, yakni:
k) Planning, perencanaan umum sistem jaringan jalan dan jembatan l)
Programming, pemrograman penanganan jalan dan jembatan
m) Budgeting, penganggaran kegiatan penanganan jalan dan jembatan
n) Survey, kegiatan survai pada tahap perencanaan untuk menetapkan lingkup
pekerjaan dan mengenali permasalahan yang memerlukan investigasi lebih rinci
o) Investigation, kegiatan investigasi untuk menentukan perilaku kondisi lokasi
pekerjaan dan parameter desain yang akan digunakan dalam proses desain

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 31 |BAB - D


Usulan Teknis

p) Design, kegiatan perencanaan teknis (desain) untuk menentukan bentuk


penanganan perilaku kondisi lokasi pekerjaan agar dapat memenuhi spesifikasi
dan kriteria desain yang ditetapkan
q) Land Acquisition, proses pengenalan, mengukur, menilai dan pembebasan
lahan untuk kebutuhan konstruksi.
r) Construction, proses pelaksanaan konstruksi sesuai dengan desain, syarat-
syarat umum, dan spesifikasi pekerjaan
s) Operation, penggunaan prasarana jalan dan jembatan yang telah terbangun
oleh pengguna sesuai dengan fungsinya.
t) Maintetnance, kegiatan pemeliharaan prasarana jalan dan jembatan yang
telah terbangun dan dioperasikan untuk mempertahankan tingkat pelayanannya.

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 32 |BAB - D


Usulan Teknis

Pengorganisasian pekerjaan di lingkungan BPJN NTB dapat digambarkan sebagai


berikut:

KEPALA
Kepala BPJN
BBPJN

PENYEDIA JASA
KONS KMP
PENYEDIA
(Fungsi IA)
JA SA BANTEK

NTB
KALIMANTAN
SELATAN

Satker Ka. Satker/PPK


Ka. Satker
(fisik) PJN (P2JN)

P P K PENYEDIA JASA PENYEDIA JASA


(fisik) CORE KONSULTAN
TEAM PERENCANA

TIM KONS PENYEDIA


PENGAWAS JASA
(Fungsi KONSULTAN
QA/QC) PENGAWAS

PENYEDIA JASA
KONTRAKTOR
(Fungsi Pelaksana &
QC)

Menguraikan tugas, tanggung jawab dan wewenang seluruh fungsi yang ada di
dalam struktur organisasi Tim Pelaksana kegiatan diuraikan sebagai berikut:

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 33 |BAB - D


Usulan Teknis

Adapun tugas, tanggung jawab dan wewenang, yaitu :

No. Jabatan Uraian


1. Kepala Satuan Kerja Balai Tugas :

Pelaksanaan Jalan Nasional Memimpin Pelaksanaan Rencana Kerja yang


telah ditetapkan dan dituangkan dalam DIPA;
NTB
Memberikan Pengarahan dan petunjuk-petunjuk
kepada Pejabat Pembuat Komitmen dan satuan
pelaksana dalam kedudukannya sebagai
kepala satker untuk kelancaran pelaksanan
program dan pencapaian Outcome yang telah
ditetapkan;
Melaksanakan pengawasan terhadap
keberhasilan proyek yang berada di bawah
koordinasinya dalam mencapai tujuan rencana
strategi kementerian dan menjamin

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 34 |BAB - D


Usulan Teknis

No. Jabatan Uraian


outcome yang telah ditetapkan melalui
pelaksanaan program.
Tanggung jawab :
Bertanggung jawab terhadap realisasi keuangan
dan pencapaian outcome yang telah di tetapkan;
produk Konsultan Manajemen Bidang
Perencanaan BPJN NTB.

2. Pejabat Pembuat Komitmen Tugas :


Pelaksanaan rencana kerja sebagaimana telah
ditetapkan dalam DIPA sesuai kegiatannya
masing-masing berdasarkan persetujuan
Kepala Satuan Kerja Pelaksana Organisasi;
Menandatangani kontrak dan perubahan-
perubahannya;
Pengujian atas hasil penyelesaian pekerjaan,
pemeriksaan barang sesuai spesifikasi teknis
yang telah ditetapkan;
Penandatanganan berita acara hasil pekerjaan;
Melaksanakan tugas-tugas sesuai kontrak.

Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab atas realisasi keuangan dan
keluaran/output regional yang dilaksanakan
sesuai rencana kerja yang ditetapkan dalam
DIPA;
Bertanggung jawab kepada kepala satuan kerja.

Wewenang :

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 30 |BAB - D


Usulan Teknis

No. Jabatan Uraian


Melaksanakan tindakan sesuai keputusan
Kasatker yang berkaitan dengan
Konsultan Manajemen BPJN NTB.

3. Project Officer/Tim Teknis Tugas :


Membahas materi yang digunakan dalam tiap-tiap
rapat;
Melakukan koordinasi dengan penyedia jasa
(Koordinator/Ketua tim);
Melayani konsultasi dari penyedia jasa
(Koordinator/Ketua tim);
Melakukan konsultasi dan koordinasi dengan
narasumber yang diperlukan.

Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab atas tercapainya hasil
kegiatan;
Bertanggung jawab atas terlaksananya tiap-tiap
rapat.

Wewenang :
Melaksanakan tindakan sesuai keputusan PPK
yang berkaitan dengan produk Konsultan
Manajemen BPJN NTB.
4. Tenaga Ahli Tugas :
Melaksanakan kegiatan sebagaimana telah
diamanatkan dalam Kerangka Acuan Kerja
sesuai dengan bidang keahliannya

Tanggung Jawab :
Menjamin bahwa amanat KAK dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Wewenang :
Mendampingi dan memberikan rekomendasi
sesuai dengan bidang keahliannya sesuai
dengan Kerangka Acuan Kerja.

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 31 |BAB - D


Usulan Teknis

No. Jabatan Uraian


5. Tenaga pendukung/staf kantor Membantu pelaksanaan kegiatan team sehingga
kegaitan dapat berjalan dengan lancar dan
memberikan hasil yang optimal.

D.4. INOVASI/GAGASAN BARU

D.4.1. MENGENAI EARLI WARNING SYSTEM (EWS)

Dimasa pandemi seperti saat ini, penggunaan anggaran harus diperhatikan dengan
sangat serius. Setiap dana yang digunakan harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan
dan dimanfaatkan dengan maksimal. Adanya Covid-19 membuat kebutuhan akan
infrastruktur kesehatan menjadi meningkat pesat. Banyak proyek-proyek yang harus
dilaksanakan oleh Kementerian PUPR dengan cepat. Hal tersebut menimbulkan banyak
celah untuk melakukan kecurangan. Kecurangan-kecurangan yang terjadi harus bisa
ditekan hingga menjadi seminimal mungkin. Oleh karena itu, Early Warning System perlu
diterapkan. Early Warning System (EWS) merupakan sebuah sistem yang telah
diaplikasikan dalam berbagai bidang, mulai dari bidang geologi, kesehatan, ekonomi,
dll. EWS sangat berguna untuk menghindari masalah-masalah yang mungkin terjadi di
masa depan.

Pada tanggal 22 Juni 2021 diadakan Rapat Kerja Kementerian PUPR untuk membahas
arahan Presiden Joko Widodo pada Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Intern
Pemerintah tahun 2020. Presiden mengarahkan agar dalam melaksanakan kegiatan
harus dilakukan dengan cepat, tepat, transparan, dan akuntabel. Sasaran yang dituju
harus tepat dan memaksimalkan outcome untuk seluruh rakyat. Early warning system
harus dibangun agar mencegah kecurangan-kecurangan yang mungkin terjadi. Pihak-
pihak yang masih bandel, ada niat korupsi maupun ada mens rea, harus ditindak dengan
keras.

Ir.Widiarto, selaku Inspektur Jenderal, menjadi pembicara pada rapat kerja yang diadakan
Kementerian PUPR. Dalam rapat tersebut Inspektur Jenderal membahas mengenai
hasil Survey Penilaian Integritas (SPI) oleh KPK. Dari hasil survey tersebut didapat
Indeks SPI PUPR adalah 74,36, masih dibawah rata-rata Indeks SPI
Kementerian/Lembaga sebesar
78,43. Menurut hasil survey, 50% responden expert berpendapat bahwa rendahnya
indeks SPI disebabkan oleh adanya konflik kepentingan yang masih sering terjadi,

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 35 |BAB - A


Usulan Teknis

40% berpendapat hal tersebut disebabkan masih adanya suap, sedangkan dari
responden pegawai 40% mengatakan bahwa sosialisasi anti korupsi yang telah
dilaksanakan tidak efektif.

Menindaklanjuti arahan Presiden, dalam rapat kerja tersebut juga dibahas mengenai
temuan-temuan yang ada pada Kementerian PUPR serta tindak lanjutnya. Temuan-
temuan tersebut terjadi karena masih adanya conflict of interest, kelemahan
pengendalian internal, dan kurangnya pemahaman aturan/ketentuan. Selain itu juga
beban kerja yang tinggi dan tumpang tindih tugas serta tanggung jawab juga menjadi
penyebab adanya temuan.

Pada tahun 2019 terdapat 477 materi pengaduan dari masyarakat. 44% dari
total pengaduan tersebut merupakan pengaduan pemilihan penyedia. Dari total 477
materi pengaduan tersebut, hanya 12% yang terbukti. Pada tahun 2020, data
hingga Mei terdapat 124 pengaduan dan 13 kasus sudah terbukti. Pengaduan paling
banyak adalah tahap lelang. Dari pengaduan yang terbukti pada tahun 2020 tersebut,
terdapat 45 ASN yang direkomendasikan untuk mendapat sanksi hukuman disiplin.

Masalah-masalah masih terjadi disebabkan oleh lemahnya Pengendalian Intern.


EWS merupakan sistem yang dapat meningkatkan kualitas Pengendalian Intern
kementerian. EWS akan membuat APIP lebih waspada terhadap kecurangan yang
mungkin terjadi. Dengan EWS, APIP juga akan lebih mudah untuk menentukan
kegiatan mana yang membutuhkan perhatian khusus. EWS sangatlah penting
untuk memperkuat Pengendalian Intern. Seperti pepatah bilang lebih baik mencegah
daripada mengobati, maka akan lebih baik bagi kita untuk mencegah terjadinya
kecurangan daripada menindak kegiatan curang.

D.4.2. INDIKATOR KINERJA JALAN (LONG SEGMEN)

Kontrak Long Segment untuk Preservasi Jalan Berdasarkan (Surat Edaran Direktur
Jenderal Bina Marga No 9 Tahun 2015), Kontrak Long Segment merupakan
penanganan preservasi jalan dalam batasan satu panjang segment yang menerus (bisa
lebih dari satu ruas) yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan kondisi jalan
dengan seragam yaitu jalan mantap dan standar sepanjang segment.

Berkaitan dengan istilah Long Segment, Long Segment mulai diterapkan di


tahun anggaran 2016 untuk pemaketan penanganan preservasi ruas jalan nasional.
Ruang lingkup pekerjaan Long Segment terdiri dari pelebaran jalan (menuju
Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 36 |BAB - A
Usulan Teknis

standar), rekonstruksi jalan, rehabilitasi jalan, pemeliharaan preventif jalan,


pemeliharaan rutin jalan, dan pemeliharaan rutin jembatan. Kegiatan Long Segment
ini dilakukan sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga Nomor
09/SE/Db/2015 tentang Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Preservasi Jalan
untuk Pemaketan Secara Long Segment.

Berdasarkan Peraturan Menteri PU Nomor 13/PRT/M/2011 tentang Tata


Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan, preservasi/pemeliharaan jalan adalah
kegiatan penanganan jalan, berupa pencegahan, perawatan, dan perbaikan yang
diperlukan untuk mempertahankan kondisi jalan agar tetap berfungsi secara optimal
melayani lalu lintas sehingga umur rencana yang ditetapkan dapat tercapai. Preservasi
jalan dilakukan untuk menjaga kondisi jalan dalam pelayanan standar dan mantap.

Kegiatan preservasi jalan terdiri dari pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala,


rehabilitasi, dan rekonstruksi jalan dan bangunan pelengkap jalan.

Perbandingan Kontrak Konvensional vs Long Segment


Perbandingan antara kontrak konvensional dan long segment diperoleh
berdasarkan beberapa hasil kajian pustaka dan dokumen kontrak konvensional
maupun dokumen Direktorat preservasi jalan. Kelebihan dan kekurangan dari kedua
kontrak tersebut akan dijelaskan pada tabel di bawah ini.

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 37 |BAB - A


Usulan Teknis

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 38 |BAB - A


Usulan Teknis

Menurut (Direktorat Preservasi jalan, 2017). Terdapat enam Filosofi Long


Segment yaitu :
a. Goal : jalan mantap dan standar sepanjang segmen
b. Meliputi 4 komponen jalan : perkerasan, bahu, drainase, perlengkapan jalan c.
Persyaratan indikator kinerja
d. Inspeksi harian
e. Pembayaran berdasarkan volume (volume based)
f. Fleksibilitas (optimasi program dan dana tersedia)

Ruang lingkup dari pekerjaan dalam kontrak Long Segment terdiri dari beberapa
lingkup pekerjaan yang dimuatkan dalam satu peket kontrak kerja yaitu pekerjaan
pelebaran jalan (menuju standar), rekonstruksi jalan, rehabilitasi jalan, pemeliharaan
preventif jalan, pemeliharaan rutin jalan, dan pemeliharaan rutin jembatan. Dan
untuk setiap jenis pekerjaan yang termuat dalam satu paket kontrak kerja memiliki
setiap jenis kegiatan penanganan yang berbeda - beda sesuai yang terdapat di
dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (PU) No 13/PRT/M/2011 tentang tata cara
pemeliharaan dan penilikan jalan.

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 39 |BAB - A


Usulan Teknis

Indikator – Indikator Kinerja Kontrak Long Segment


Indikator - indikator kinerja dalam kontrak long segment memuat ada dua indikator
utama dalam pelaksanaan perkerjannya yaitu :

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 40 |BAB - D


Usulan Teknis

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 38 |BAB - D


Usulan Teknis

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 39 |BAB - D


Usulan Teknis

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 40 |BAB - D


Usulan Teknis

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 41 |BAB - D


Usulan Teknis

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 42 |BAB - D


Usulan Teknis

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 43 |BAB - D


Usulan Teknis

Metode Inspeksi Kinerja Jalan dan Jembatan


a. Metode Inspeksi Kinerja Jalan
1) Inspeksi Harian :
a) Setiap saat PPK atau Direksi Teknis dapat melaksanakan inspeksi lapangan
di sepangnjang ruas jalan yang termasuk dalam kontrak terhadap
pemenuhan kinerja.
b) Sejak diberlakukan pemenuhan indikator kinerja jalan, penyedia jasa
harus membuat laporan mingguan pemenuhan indikator kinerja jalan.
c) Informasi yang harus tersedia dari hasil inspeksi harian meliputi penilaian
terhadap pemenuhan indikator masing – masing komponen jalan untuk
setiap segment penilaian sepanjang 100 meter bagian jalan dengan
mencantumkan batas waktu tanggap perbaikannya.

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 45 |BAB - D


Usulan Teknis

2) Inspeksi Oleh Direksi Teknis :

a) Data Kinerja Awal : melakukan inspeksi lapangan untuk memperoleh informasi


terkini yang didukung dengan foto dokumentasi tentang kondisi atau kinerja
jalan. Hasil inspeksi tersebut harus mencakup indentitas lokasi, penilaian
kondisi jalan berdasarkan indikator kinerja jalan, disampaikan kepada PPK.
b) Pemutakhiran Data : sejak awal layanan harus melakukan inspeksi harian
untuk pemuktahiran data kondisi atau kinerja jalan, dan kemajuan pelaksanaan
kinerja kontraktor, termasuk tindak lanjut terhadap temuan - temuan yang
sudah diterbitkan, didistribusikan melalui pengendali dokumen.

3) Inspeksi Formal :
Tujuan utama, agar Direksi Teknis dan PPK dapat memverifikasi data pendukung
dalam pengajuan pembayaran dan untuk memberikan persetujuan atas
MC. Dijadwalkan oleh PPK mengacu pada jadwal inspeksi tingkat layanan yang
disusun oleh Manajer Kendali Mutu (QCM) penyedia jasa, dan dilaksanakan :
a) Setiap akan melakukan pengajuan tagihan pembayaran, secara bersama -
sama oleh penyedia jasa, PPK dan Direksi Teknis.
b) Data pemenuhan tingkat layanan serta kemajuannya untuk mendukung
pengajuan pembayaran harus didasarkan pada laporan mingguan yang sudah
terverifikasi.
c) Akumulasi laporan mingguan dalam bulan bersangkutan akan diverifikasi
oleh Direksi pekerjaan, dan dibuat berita acara hasil verifikasi sebagai
dasar perhitungan pemotongan pembayaran pada MC sebagai
konsekuensi dari keterlambatan pemenuhan tingkat layanan jalan.

jika penyedia jasa tidak dapat memenuhi semua indikator kinerja pada pekerjaan
jalan, maka akan dikenakan sanksi keterlambatan dalam memenuhi tinggkat
layananan jalan tersebut. Dan dihitung dengan mengunakan rumus metodenya yang
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 46 |BAB - D


Usulan Teknis

b. Metode Inspeksi Kinerja Jembatan


1) Inspeksi Harian :
a) Setiap saat PPK dana tau Direksi Teknis dapat melaksanakan inspeksi
lapangan terhadap pemenuhan kinerja jembatan sebagaimana yang disyaratkan.
b) Sejak diberlakukan pemenuhan tingkat layanan jembatan, penyedia jasa
harus membuat laporan bulanan pemenuhan indikator kinerja jembatan.
c) Informasi yang harus tersedia dari hasil inspeksi harian meliputi penilaian
terhadap pemenuhan indikator kinerja masing - masing komponen jembatan
untuk setiap unit bentang jembatan dengan mencantumkan batas waktu tanggap
perbaikan.

2) Inspeksi Formal :
Tujuan utama, agar Direksi Teknis dan PPK dapat memverifikasi data pendukung dalam
pengajuan pembayaran dan untuk memberikan persetujuan atas MC. Dijadwalkan
oleh PPK mengacu pada jadwal inspeksi tingkat layanan yang disusun oleh Manajer
Kendali Mutu (QCM) penyedia jasa, dan dilaksanakan :
a) Setiap akan melakukan pengajuan tagihan pembayaran, secara bersama - sama
oleh penyedia jasa, PPK dan Direksi Teknis.
b) Data pemenuhan tingkat layanan serta kemajuannya untuk mendukung
pengajuan pembayaran harus didasarkan pada laporan bulanan yang sudah
terverifikasi.

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 47 |BAB - D


Usulan Teknis

c) Kemudian dibuat berita acara hasil verifikasi yang dapat digunakan sebagai
perhitungan pemotongan pembayaran prestasi pekerjaan, dari keterlambatan
pemenuhan indicator kinerja jembatan (jika ada).

Untuk pemenuhan indikator kinerja pada jembatan dalam kontrak long segment
hampir sama dengan pemenuhan indikator kinerja jalan yaitu, jika penyedia jasa
tidak dapat memenuhi semua indikator kinerja pada pekerjaan jembatan, maka
akan dikenakan sanksi keterlambatan dalam memenuhi tinggkat layananan jembatan
tersebut. Hanya saja yang membedakan antara sanksi keterlambatan pemenuhan
tinggkat layanan jembatan dan jalan adalah dalam sanksi keterlambatan pemenuhan
tingkat layanan pada jalan, jika terdapat ada kecacatan jalan dalam satu segment
setiap 100 meter, maka penyedia jasa tidak memenuhi indikator kinerja jalan dan
akan dikenakan sanksi, sedangkan untuk indikator dalam pemenuhan tingkat layanan
jembatan, jika terdapat ada panjang jembatan yang cacat dalam unit bentang atau span
jembatan, maka penyedia jasa akan dikenakan sanksi, karena tidak memenuhi
indikator dalam pemenuhan tingkat layanan jemabatan. Dan untuk lebih jelas
bagaimana cara memperhitungkan sanksi denda keterlambatan pada indikator
pekerjaan jembatan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Bantuan Teknis Manajemen Proyek BPJN NTB H a l a m a n 48 |BAB - D

Anda mungkin juga menyukai