Anda di halaman 1dari 23

LATAR BELAKANG

Pembangunan saat ini telah mempengaruhi pertumbuhan kota-kota besar dan


metropolitan, baik pertambahan penduduk kotanya maupun kecenderungan
pemanfaatan lahan, terutama pemanfaatan lahan untuk permukiman yang semakin
meluas. Hal ini juga berdampak pada kebutuhan akan Prasarana, Sarana dan
Utilitas (PSU) kawasan permukiman menjadi bertambah dan semakin
kompleks.Kota Makassar menunjukkan adanya peningkatan aktifitas di bidang
perekonomian, sehingga pertumbuhan penduduk Makassar juga terus mengalami
peningkatan. Sejalan perkembangan tersebut di atas, urbanisasi terus berlangsung
dan kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal dan lapangan pekerjaan juga turut
meningkat diluar kemampuan pemerintah daerah. Sehingga penyediaan Prasarana,
Sarana dan Utilitas (SPU) juga meningkat terutama di kawasan permukiman. Dalam
rangka memberikan jaminan ketersediaan Prasarana, Sarana dan Utilitas (SPU)
pada kawasan permukiman maka perlu dilakukan pengelolaan prasarana, sarana

DOKUMEN ADMINISTRASI DAN TEKNIS


Penyusunan Data Base Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Permukiman

PT. GEMA TEKNIK KONSULTAN 1


dan utilitas pada kawasan dimaksud. Saat ini Pemerintah Kota Makassar sudah
memiliki peraturan yang mengatur penyediaan Prasarana, Sarana dan Utilitas pada
kawasan permukiman di Kota Makassar yaitu diantaranya Peraturan Daerah Kota
Makassar Nomor 9 Tahun 2011 tentang Penyediaan dan Penyerahaan Prasarana,
Sarana, Utilitas pada Kawasan Insdustri, Perdagangan, Perumahan dan
Permukiman

MAKSUD DAN TUJUAN


1. Mengetahui kondisi eksisting Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) di Kota
Makassar saat ini;
2. Mengidentifikasi potensi Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) di wilayah Kota
Makassar;
3. Merumuskan strategi optimasi pencapaian target Prasarana, Sarana dan Utilitas
(PSU) di Kota Makassar

PENDEKATAN PENYUSUNAN DATA BASE PRASARANA, SARANA


DAN UTILITAS (PSU) KAWASAN PERMUKIMAN KOTA MAKASSAR
a. Pendekatan Kelembagaan
Pendekatan pelaksanaan yang dilakukan dalam Penyusunan Profil Kawasan
Perrmukiman Kumuh Perkotaan Kota Makassar pada dasarnya merupakan
konsolidasi dan konsultansi dengan dinas/instansi teknis terkait untuk membangun
kesepakatan bersama dalam perumusan Penyusunan Data Base Prasarana,
Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Permukiman Kota Makassar bersifat
pendekatan kelembagaan. Pendekatan pelaksanaan Penyusunan Data Base
Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Permukiman yang akan
dilaksanakan sebagai berikut :
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Koordinasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah bertujuan untuk
memperoleh masukan tentang kebijakan yang berhubungan langsung dengan
kegiatan Penyusunan Data Base Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan
Permukiman dan kebijakan lain yang terkait.
Dinas Pekerjaan Umum (PU)
Koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Makassar antara lain;
berkaitan dengan program pembangunan prasarana dan sarana perkotaan serta

DOKUMEN ADMINISTRASI DAN TEKNIS


Penyusunan Data Base Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Permukiman

PT. GEMA TEKNIK KONSULTAN 2


infrastruktur kawasan permukiman. Selain itu koordinasi dengan Dinas Pekerjaan
Umum (PU) dimaksudkan untuk memperoleh masukan mengenai kondisi
infrastruktur kawasan permukiman yang akan dikembangkan dimasa yang akan
datang pada lokasi sasaran yang ditetapkan.
Dinas/Instansi yang Terkait
Koordinasi dengan Dinas/Instansi terkait ditujukan untuk memperoleh masukan
terhadap program-program kegiatan yang akan dilakukan, dalam kerangka
singkronisasi gagasan yang akan ditetapkan dalam Penyusunan Data Base
Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Permukiman Kota Makassar.

Organisasi dan Kelembagaan Masyarakat


Koordinasi dengan organisasi dan kelembagaan masyarakat dimaksudkan untuk
memperoleh masukan dari tokoh-tokoh masyarakat serta untuk mengetahui
aspirasi/pemahaman masyarakat dalam pelaksanaan Penyusunan Data Base
Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Permukiman , serta kemungkinan
sumber dana yang dapat dimanfaatkan secara swakelola dari masyarakat.

b. Pendekatan Pelaksanaan
Pendekatan pelaksanaan yang akan dilakukan dalam Penyusunan Data Base
Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Permukiman Kota Makassar
mengacu pada ketentuan normative penenganan kawasan kumuh. Pendekatan
pelaksanaan yang dimaksud sebagai berikut:
Pendekatan Normatif
Pelaksanaan Penyusunan Data Base Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU)
Kawasan Permukiman Kota Makassar mengacu pada dokumen RPJPD, RPJMD,
RENSTRA SKD, RPIJM Bidang PU Cipta Karya (Development Plan) dan dokumen
RTRWN Nasional RTRWP Propinsi Sulawesi Selatan, , RTRW Kota Makassar, dan
RP4D Kota Makassar. Dengan demikian Penyusunan Data Base Prasarana,
Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Permukiman Kota Makassar akan
menjembatani perangkat kebijakan tersebut, khususnya dalam konteks
penanganankawasan permukiman kumuh Kota Makassar.
Pendekatan Partisipatif dan Fasilitatif
Pendekatan ini digunakan dalam proses Penyusunan Data Base Prasarana,
Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Permukiman Kota Makassar dengan cara

DOKUMEN ADMINISTRASI DAN TEKNIS


Penyusunan Data Base Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Permukiman

PT. GEMA TEKNIK KONSULTAN 3


melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang terkait dengan pembangunan
kawasan permukiman. Pendekatan fasilitatif dilakukan dalam bentuk memberikan
advis planning dalam proses Penyusunan Data Base Prasarana, Sarana dan
Utilitas (PSU) Kawasan Permukiman Kota Makassar. Proses pelaksanaan ini
ditujukan untuk mendapatkan proses pembelajaran bersama di tingkat pemangku
kepentingan Kota Makassar, disamping untuk mendapatkan hasil yang disepakati
bersama dalam kerangka penanganan kawasan permukiman kumuh Kota
Makassar.
Pendekatan Teknis-Akademis
Pendekatan teknis akademis, secara spesifik menggunakan metodologi yang dapat
dipertanggung jawabkan, baik untuk teknik identifikasi, analisis, perumusan
program, rencana tindak, maupun pengambilan kesepakatan secara bersama.

METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN


Metodologi pelaksanaan pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam Pekerjaan
Penyusunan Data Base Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan
Permukiman Kota Makassar yang telah ditetapkanakan mencakup beberapa
langkah pelaksanaan sebagai berikut :

a. Pendekatan Perencanaan
Tahap Persiapan Survey
Pada tahap persiapan survey, beberapa hal yang akan dilakukan konsultan
sebagai berikut :
 Pemahaman substansi Penyusunan Data Base Prasarana, Sarana dan
Utilitas (PSU) Kawasan Permukiman Kota Makassar yang akan di
implementasikan dan dilaksanakan sesuai kerangka acuan yang telah
ditetapkan.
 Persiapan peta dasar yang menjadi acuan kegiatan perencanaan.
 Pembuatan model-model untuk pengumpulan data di lapangan.
 Penyusunan program survey.

Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara :

DOKUMEN ADMINISTRASI DAN TEKNIS


Penyusunan Data Base Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Permukiman

PT. GEMA TEKNIK KONSULTAN 4


 Pengamatan lapangan dan pengukuran lokasi secara umum yang telah
ditetapkan untuk mengetahui letak dan posisi kawasan permukiman kumuh
yang telah ditetapkan dan menjadi obyek perencanaan.

 Pengumpulan data sekunder pada instansi terkait.

 Wawancara kepada masyarakat dan pejabat setempat

 Interview terhadap informan untuk mengetahui kondisi dan situasi lokasi


kawasan permukiman kumuh Kota Makassar yang menjadi obyek
perencanaan.
Evaluasi data dilakukan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan situasi,
kondisi kawasan permukiman kumuh Kota Makassar, antara lain :
Data Makro Kawasan Permukiman, mencakup data :
o Kebijaksanaan pembangunan yang diduga berpengaruh terhadap
perkembangan Kota Makassar yang telah ditetapkan dalam rangka
Penyusunan Data Base Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan
Permukiman Kota Makassar terutama penetapan fungsi yang akan
diemban berdasarkan zonasi kawasan kota yang dikembangkan.
o Potensi dan permasalahan pembangunan kawasan permukiman kumuh
Kota Makassar secara umum.
o Penentuan rona awal wilayah meliputi: rona sosial, rona ekonomi dan
kegiatan/pola usaha, rona fisik dan lingkungan, struktur ruang dan pola
ruang, rona kelembagaan dan keuangan daerah.
Kondisi demografi, antara lain :
- Jenis kelamin, tingkat pendidikan, agama, lapangan kerja, tingkat
pendapatan, dan sebagainya.
- Perkembangan penduduk, dalam hal jumlah, penyebaran dan komposisi.
- Adat istiadat, kebiasaan masyarakat dan sebagainya.
Aspek Ekonomi Kota Makassar, antara lain:
o Pola usaha masyarakat dan kegiatan ekonomi kota.
o Perkembangan tiap sektor kegiatan ekonomi dan hubungannya dengan
tenaga kerja.
o Jenis-jenis kegiatan ekonomi kota yang telah berkembang.
Aspek sumberdaya lahan kota, antara lain :
o Keadaan dan struktur tanah.

DOKUMEN ADMINISTRASI DAN TEKNIS


Penyusunan Data Base Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Permukiman

PT. GEMA TEKNIK KONSULTAN 5


o Keadaan dan kondisi pengelolaan tanah.
o Status kepemilikan lahan
Aspek fasilitas pelayanan dan prasarana, antara lain :
o Jenis Fasilitas yang ada, prasarana dan penyebarannya, baik fasilitas dan
sarana untuk menunjang kegiatan sosial maupun ekonomi.
o Kemudahan hubungan antar kegiatan (aksesibilitas).
 Data Mikro Kawasan Permukiman Kumuh mencakup data :
o Karakteristik penduduk, sosial budaya, antara lain :
- Jumlah dan penyebaran penduduk.
- Komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin
- Tingkat pendidikan, agama, lapangan kerja, pendapatan dan lain sebagainya.
- Perkembangan penduduk dalam hal jumlah penyebaran dan komposisi.
- Adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan dan sebagainya.
o Aspek fisik dasar, antara lain :
- Keadaan topografi dan kemiringan lereng
- Keadaan geologi dan struktur tanah
- Keadaan hidrologi
- Tata guna tanah untuk berbagai penggunaan
o Aspek fasilitas pelayanan dan prasarana
- Jenis-jenis fasilitas, jumlah dan penyebarannya
- Jenis-jenis prasarana dan sarana perhubungan dan prasarana lingkungan seperti
jalan, drainase, air minum, baik kualitas, maupun kuantitasnya.

b. Cara Pengumpulan Data


Teknik yang akan dipergunakan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan
dalam kegiatan Penyusunan Data Base Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU)
Kawasan Permukiman Kota Makassar sebagai berikut:
o Observasi lapangan, yaitu teknik yang dipergunakan untuk mendapatkan data yang
dibutuhkan melalui pengamatan langsung terhadap lokasi kawasan permukiman
kumuh
o Kuesioner, yaitu suatu daftar pertanyaan yang dipersiapkan sebelumnya, yang
dibagikan ke responden/masyarakat pada kawasan permukiman kumuhu ntuk diisi
dan dijawab sesuai kebutuhan perencanaan.

DOKUMEN ADMINISTRASI DAN TEKNIS


Penyusunan Data Base Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Permukiman

PT. GEMA TEKNIK KONSULTAN 6


o Interview, yaitu teknik yang dipergunakan untuk memperoleh informasi dari
informan secara mendalam guna melengkapi data hasil kuesioner berisi; opini
masyarakat, dan aspirasi pemerintah Kota Makassar untuk mendukung upaya
kegiatan Penanganan Kawasan Kumuh Kota Makasar.

c. Hasil Akhir (Rencana)


Hasil akhir dari produk Penyusunan Data Base Prasarana, Sarana dan Utilitas
(PSU) Kawasan Permukiman Kota Makassar akan memuat hasil analisis yang telah
dilakukan untuk digunakan dalam perumusan alternatif yang dilengkapi dengan
rumusan dan rencana pembangunan kawasan permukiman kumuh Kota Makassar.
Rumusan rencana yang dimaksud sebagai berikut :
 Strategi dan Skenario Pengembangan Lokasi Prioritas
Penyusunan Data Base Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan
Permukiman Kota Makassar dirumuskan berdasarkan beberapa alternatif/model
dalam rangka mewujudkan tujuan pengembangan dan pengelolaan pembangunan
kawasan permukiman kumuh. Rumusan pengembangan senantiasa dikaitkan
dengan kebijaksanaan pembangunan Kota Makassar secara umum.
Skenario tersebut disusun dengan mempertimbangkan pengelolaan secara terpadu
meliputi; sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya buatan, fungsi,
dan estetika lingkungan serta kualitas tata ruang kawasan permukiman dengan
memperhitungkan kemampuan sumber-sumber keuangan yang ada.Rencana
pengembangan memuat kegiatan yang diperlukan untuk mengarahkan kegiatan
yang sudah ada agar sesuai dengan sasaran dan tujuan pembangunan dan
pengembangan Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan Kota Makassar.
 Komponen Kegiatan
Penyusunan Data Base Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan
Permukiman Kota Makassar berfungsi untuk memberi arahan lokasi untuk
pengembangan berbagai aktivitas mencakup tata jenjang/hirarkhi dan jenis kegiatan
sebagai manifestasi dari pola keterkaitan antar kegiatan kawasan permukiman
meliputi :
o Perkiraan dan jenis aktivitas yang akan dialokasikan pada Kawasan
Perrmukiman Kumuh Perkotaan Kota Makassar.
o Fungsi kawasan, pada unit-unit aktivitas dalam satu kawasan permukiman
kumuh.

DOKUMEN ADMINISTRASI DAN TEKNIS


Penyusunan Data Base Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Permukiman

PT. GEMA TEKNIK KONSULTAN 7


Klasifikasi dan jenis serta komponen bangunan dan hunian meliputi :
o Jenis bangunan fungsinya.
o Infastruktur utama dan infrastruktur pendukung
o Pola pengelolaan (pemerintah, swasta dan masyarakat)
 Merumuskan Rencana Pengendalian Kawasan Permukiman Kumuh
Rumusan rencana pengendalian kawasan permukiman kumuh berfungsi untuk
memberi pedoman untuk penetapan aktivitas kegiatan yang sesuai dengan fungsi
yang akan diemban dan yang direncanakan, dengan tujuan mengoptimalkan
pemanfaatan ruang dalam rangka peningkatan produktivitas dengan tetap
memperhatikan kelestarian lingkungan. Materi yang diatur adalah kriteria, tipologi
lokasi, dan luas serta pengaturan masing-masing unit-unit lingkungan dan sub
kawasan dalam satu kesatuan kawasan.
Untuk menguatkan hasil, akan dilengkapi dengan peta, gambar-gambar desain dan
DED termasuk tiga dimensi hasil perencanaan. Skala peta yang digunakan untuk
kebutuhan Penyusunan Profil Kawasan Perrmukiman Kumuh Perkotaan Kota
Makassar sesuai aturan perencanaan kawasan permukiman akan dirinci dalam peta
skala 1 : 5.000, 1 : 2.000 dan 1 : 1.000.
 Merumuskan Rencana Tahunan
Merumuskan rencana tahunan pelaksanaan pembangunan dalam bentuk rencana
program investasi yang dirinci berdasarkan tahapan pelaksanaan pembangunan
jangka lima tahun yang dijabarkan dalam indikasi program dan tahapan program
pembangunan untuk pelaksanaan setiap tahun.
Indikasi program disusun berdasarkan tingkat kepentingan dan perkiraan
pendanaan yang tersedia. Paket-paket indikasi program lima tahunan dan tahunan
dirinci menurut :
 Nama program
 Tujuan dan sasaran
 Dimensi waktu
 Lokasi
 Instansi yang menangani
 Sumber pendanaan untuk pembangunan fisik, operasi dan pemeliharaan
 Merumuskan Prioritas Pembangunan
Prioritas pembangunan dilakukan terhadap Kawasan Perrmukiman
Kumuh Perkotaan Kota Makassar yang mempunyai nilai strategis dan ditetapkan

DOKUMEN ADMINISTRASI DAN TEKNIS


Penyusunan Data Base Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Permukiman

PT. GEMA TEKNIK KONSULTAN 8


sebagai kawasan permukiman kumuh sehingga penataan/desain lokasinya perlu
untuk diprioritaskan dalam bentuk rencana teknis dan DED. Yang perlu dihasilkan
dalam arahan kebijaksanaan untuk kawasan prioritas pembangunan sebagai
berikut:
o Identifikasi lokasi beserta luasannya
o Urutan prioritas penanganan
o Fungsi setiap blok kawasan permukiman
o Tujuan pembangunan dan Penanganan kawasan permukiman
o Rona awal, potensi dan kendala pengembangan kawasan permukiman
o Rumusan strategi pengembangan/skenario pengembangan kawasan
permukiman
 Merumuskan Kebijaksanaan Penunjang Penataan/Desain Kawasan
Permukiman Kumuh
Kebijaksanaan penunjang dalam Penyusunan Data Base Prasarana,
Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Permukiman Kota Makassar adalah
kebijaksanaan PEMKOT Kota Makassar yang bersifat operasional untuk
mewujudkan kawasan permukiman prioritas yang direncanakan, kebijakan yang
dimaksud sebagai berikut :
o Langka-langkah pemanfaatan ruang kawasan permukiman
o Perangkat intensif dan dis-insentif
o Tata cara pengendalian, serta
o Kebijaksanaan lainnya di bidang, hukum, kelembagaan, personil, pendanaan,
dukungan prasarana, partisipasi swasta dan masyarakat dan lain-lain.

B.TEKNIK ANALISIS DATA


Model-model analisis yang digunakan dalam kegiatan Penyusunan Data Base
Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Permukiman pada dasarnya
merumuskan model-model analisis yang lazim digunakan untuk kegiatan perencanaan
kawasan permukiman meliputi; analisis dampak visual, analisis Q-Short, dan
pendekatan perencanaan lainnya. Teknik analisis data yang akan digunakan antara
lain; analisis proyeksi penduduk, analisis gravitasi, analisis ambang pengembangan,
analisis superimpose, analisis sistem tansportasi dan standar-standar perencanaan
yang berlaku untuk kebutuhan perencanaan kawasan permukiman. Formulasi teknik
analisis yang akan digunakan sebagai berikut :

DOKUMEN ADMINISTRASI DAN TEKNIS


Penyusunan Data Base Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Permukiman

PT. GEMA TEKNIK KONSULTAN 9


1. Model Analisis Untuk Kebutuhan Perencanaan
a. Analisis Uji Statistik Kriteria Lokasi Kawasan Permukiman Perkotaan
Analisis uji statistik digunakan untuk menghitung dan menunjukkan hubungan
antara dua variabel atau lebih dan tingkat signifikansi. Uji statistik dilakukan menurut
dasar-dasar statistik guna mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menganalisis
data berwujud angka-angka. Penarikan kesimpulan hasil analisis yang dilakukan atas
dasar data kuantitatif dan digunakan pada lokasi kawasan permukiman untuk menguji
pengaruh antar dua kawasan permukiman atau lebih.
Analisis statistik yang akan digunakan adalah model regresi berganda
didasarkan pada hubungan fungsional variabel independen dengan variabel dependen
Y = f (x1,X2……. Xn), dengan rumus matematis sebagai berikut :

Y = a + B1X1 + B2X2 + ………BnXn


Pengujian alat analisis statistik tersebut menggunakan perangkat komputer
program SPSS untuk menguji variabel dependent dan variabel independent yang telah
ditetapkan sebagai prediktor yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan kriteria
lokasi yang ditetapkan. Hasil analisis statistik didasarkan pada uji t dan uji F untuk
menguji tingkat signifikansi konstanta pada setiap variabel independent.
Analisis Proyeksi Jumlah Penduduk (Priode 5 Tahun) Matode Analisis Bunga
Berganda
Metode ini digunakan untuk mengetahui pertumbuhan penduduk dan proyeksi
jumlah penduduk dimasa yang akan datang dengan rumus matematis sebagai berikut :

Pt = Po (1 + r)n

Keterangan :

Pt = Jumlah penduduk tahun n

Po = Jumlah penduduk tahun dasar

r = Angka pertumbuhan penduduk

n = Jangka waktu dalam tahun

2. Analisis Karakteristik Fisik Kawasan Permukiman Kumuh


a. Analisis Threshold
Analisa Threshold atau analisa ambang pengembangan kawasan permukiman
perkotaan Kabupaten Barru :

DOKUMEN ADMINISTRASI DAN TEKNIS


Penyusunan Data Base Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Permukiman

PT. GEMA TEKNIK KONSULTAN 10


Rumus Pokok :
Cd = Cn + Ca
Cd = Biaya Pembangunan
Cn = Biaya Normal
Ca = Biaya Tambahan
b. Analisis Potensi Pengembangan Fisik Kawasan Permukiman
Analisa Daya Tarik Model Gravity (Teori Hansen) dengan rumus :
Ej
Rumus Aij =
Dij b

A = Indseks Aksesibilitas untuk setiap kawasan i ke j

E = Jumlah tenaga kerja di kawasan j

D = Jarak fisik dari i ke j

b = Nilai eksponen

Aij = Indeks aksesibilitas untuk kawasan i dalam hubungannya dengan kawasan-


kawasan permukiman lainnya
Hitung potensi pengembangan yaitu dengan cara mengalikan indeks
aksesibilitas dengan luas kawasan yang mungkin untuk pengembangan berbagai
aktifitas kawasan permukiman kumuh perkotaan Kabupaten Barru.

Di = Ai x Hi

Di = Potensi pengembangan di kawasan permukiman i

Ai = Indeks aksesibilitas dari kawasan i

Hi = luas kawasan yang mungkin dikembangkan di kawasan i

Hitung potensi pengembangan keseluruhan yaitu dengan cara : menjumlahkan


potensi pengembangan dari masing-masing kawasan permukiman dan besarnya
potensi pengembangan di masing-masing kawasan dibagi oleh jumlah keseluruhan
potensi pengembangan.

DR = Di
 Di
i
DR = Potensi pengembangan keseluruhan (relatif)

Di = Potensi pengembangan di kawasan i

DOKUMEN ADMINISTRASI DAN TEKNIS


Penyusunan Data Base Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Permukiman

PT. GEMA TEKNIK KONSULTAN 11


Di = Jumlah seluruh potensi pengembangan

Untuk menentukan jumlah penduduk yang akan dialokasikan di masing-masing


kawasan permukiman yang potensial adalah dengan cara mengalikan hasil proyeksi
total penduduk untuk masa mendatang dengan DR.

Jadi : Pi = Ptot x Di
 Di
i
Pi = Jumlah penduduk yang dapat dialokasikan di kawasan i
Ptot = Jumlah keseluruhan penduduk

c. Analisis Tipologi Kekumuhan

Penentuan kawasan permukiman kumuh dilakukan berdasarkan aspek dan kriteria


sebagaimana terlihat pada Tabel berikut :

Tabel. IV. 1. Formula Penilaian Lokasi Berdasarkan Kriteria, Indikator dan


Parameter Kekumuhan

Tabel. IV. 1. Formula Penilaian Lokasi Berdasarkan Kriteria, Indikator dan Parameter Kekumuhan
No Aspek Kriteria Indikator Parameter Nilai

1 2 3 4 5 6
A. Idenfikasi Kondisi Kekumuhan (Fisik)
1. Kondisi Bangunan a. Ketidakteraturan  Tidak memenuhi ketentuan  76% - 100% bangunan pada 5
Gedung Bangunan tata bangunan dalam lokasi tidak memiliki
RDTR, meliputi keteraturan
pengaturan bentuk,  51% - 75% bangunan pada 3
besaran, perletakan, dan lokasi tidak memiliki
tampilan bangunan pada keteraturan
suatu zona; dan/atau  25% - 50% bangunan pada 1
 Tidak memenuhi ketentuan lokasi tidak memiliki
tata bangunan dan tata keteraturan
kualitas lingkungan dalam
RTBL, meliputi pengaturan
blok bangunan, kapling,
bangunan, ketinggian dan
elevasi lantai, konsep
identitas lingkungan,
konsep orientasi
lingkungan, dan wajah
jalan.
b. Tingkat Kepadatan  KDB melebihi ketentuan  76% - 100% bangunan
Bangunan RDTR, dan/atau RTBL memiliki kepadatan tidak 5
 KLB melebihi ketentuan sesuai ketentuan
dalam RDTR, dan/atau  51% - 75% bangunan 3
RTBL; dan/atau memiliki kepadatan tidak
 Kepadatan bangunan sesuai ketentuan
yang tinggi pada lokasi,  25% - 50% bangunan 1
yaitu : memiliki kepadatan tidak
o Untuk kota sesuai ketentuan
metropolitan dan
kota besar ≥ 250
unit/Ha
o Untuk kota sedang
dan kota kecil ≥
200 unit/Ha

DOKUMEN ADMINISTRASI DAN TEKNIS


Penyusunan Data Base Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Permukiman

PT. GEMA TEKNIK KONSULTAN 12


No Aspek Kriteria Indikator Parameter Nilai

1 2 3 4 5 6
c. Ketidaksesuaian Kondisi bangunan pada lokasi  76% - 100% bangunan pada 5
dengan Persyaratan tidak memenuhi persyaratan : lokasi tidak memenuhi
Teknis Bangunan  Pengendalian dampak persyaratan teknis
lingkungan  51% - 75% bangunan pada 3
 Pembangunan bangunan lokasi tidak memenuhi
gedung di atas dan/atau di persyaratan teknis
bawah tanah, air dan/atau  25% - 50% bangunan pada 1
prasarana/sarana umum lokasi tidak memenuhi
 Keselamatan bangunan persyaratan teknis
gedung (BG)
 Kenyamanan BG
 Kemudahan BG
2. Kondisi Jalan a. Cakupan Pelayanan Sebagian lokasi perumahan  76% - 100% area tidak 5
Lingkungan Jalan Lingkungan atau permukiman tidak terlayani oleh jaringan
terlayani dengan jalan jalan lingkungan
lingkungan yang sesuai  51% - 75% area tidak 3
dengan ketentuan teknis terlayani oleh jaringan
jalan lingkungan
 25% - 50% area tidak 1
terlayani oleh jaringan
jalan lingkungan
b. Kualitas Permukaan Sebagian atau seluruh jalan  76% - 100% area memiliki 5
JalanLingkungan lingkungan terjadi kerusakan kualitas permukaan jalan
permukaan jalan pada lokasi yang buruk
perumahan atau permukiman  51% - 75% area memiliki 3
kualitas permukaan jalan
yang buruk
 25% - 50% area memiliki 1
kualitas permukaan jalan
yang buruk
3. Kondisi a. Ketidaktersediaan Masyarakat pada lokasi  76% - 100% populasi tidak 5
Penyediaan Air Akses Aman Air perumahan dan permukiman dapat mengakses air
Minum Minum tidak dapat mengakses air minum yang aman
minum yang memiliki  51% - 75% populasi tidak 3
kualitas tidak berwarna, tidak dapat mengakses air
berbau, dan tidak berasa minum yang aman
 25% - 50% populasi tidak 1
dapat mengakses air
minum yang aman
b. Tidak Terpenuhinya Kebutuhan air minum  76% - 100% populasi tidak 5
Kebutuhan Air Minum masyarakat pada lokasi terpenuhi kebutuhan air
perumahan atau permukiman minum minimalnya
tidak mencapai minimal  51% - 75% populasi tidak 3
sebanyak 60 liter/orang/hari terpenuhi kebutuhan air
minum minimalnya
 25% - 50% populasi tidak 1
terpenuhi kebutuhan air
minum minimalnya
4. Kondisi Drainase a. Ketidakmampuan Jaringan drainase lingkungan  76% - 100% area terjadi 5
Lingkungan Mengalirkan tidak mampu mengalirkan genangan > 30cm, > 2 jam
Limpasan Air limpasan air sehingga dan > 2 x setahun
menimbulkan genangan  51% - 75% area terjadi 3
dengan tinggi lebih dari 30 cm genangan > 30cm, > 2 jam
selama lebih dari 2 kali dan > 2 x setahun
setahun  25% - 50%area terjadi 1
genangan > 30cm, > 2 jam
dan > 2 x setahun
b. Ketidaktersediaan Tidak tersedianya saluran  76% - 100% area tidak 5
Drainase drainase lingkungan pada tersedia drainase
lingkungan perumahan atau lingkungan
permukiman, yaitu saluran  51% - 75% area tidak 3
tersier dan/atau saluran lokal tersedia drainase
lingkungan

DOKUMEN ADMINISTRASI DAN TEKNIS


Penyusunan Data Base Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Permukiman

PT. GEMA TEKNIK KONSULTAN 13


No Aspek Kriteria Indikator Parameter Nilai

1 2 3 4 5 6
 25% - 50% area tidak 1
tersedia drainase
lingkungan

c. Ketidakterhubunga Saluran drainase lingkungan  76% - 100% drainase 5


n dengan Sistem tidak terhubung dengan lingkungan tidak
Drainase Perkotaan saluran pada hirarki di atasnya terhubung dengan hirarki
sehingga menyebabkan air di atasnya
tidak dapat mengalir dan  51% - 75% drainase 3
menimbulkan genangan lingkungan tidak
terhubung dengan hirarki
di atasnya
 25% - 50% drainase 1
lingkungan tidak
terhubung dengan hirarki
di atasnya
d. Tidak Tidak dilaksanakannya  76% - 100% area memiliki 5
Terpeliharanya pemeliharaan saluran drainase drainase lingkungan yang
Drainase lingkungan pada lokasi kotor dan berbau
perumahan atau  51% - 75% area memiliki 3
permukiman,baik : drainase lingkungan yang
 Pemeliharaan rutin ; kotor dan berbau
dan/atau  25% - 50% area memiliki 1
 Pemeliharaan berkala drainase lingkungan yang
kotor dan berbau
e. Kualitas Konstruksi Kualitas konstruksi drainase  76% - 100% area memiliki 5
Drainase buruk, karena berupa galian kualitas konstruksi
tanah tanpa material pelapis drainase lingkungan buruk
atau penutup maupun karena  51% - 75% area memiliki 3
telah terjadi kerusakan kualitas konstruksi
drainase lingkungan buruk
 25% - 50% area memiliki 1
kualitas konstruksi
drainase lingkungan buruk
5. Kondisi a. Sistem Pengelolaan Air Pengelolaan air limbah pada  76% - 100% area memiliki 5
Pengelolaan Limbah Tidak lokasi perumahan atau sistem air limbah yang
Air Limbah SesuaiStandar Teknis permukiman tidak memiliki tidak sesuai standar teknis
sistem yang memadai, yaitu  51% - 75% area memiliki 3
kakus/kloset yang tidak sistem air limbah yang
terhubung dengan tangki tidak sesuai standar teknis
septik baik secara  25% - 50% area memiliki 1
individual/domestik, komunal sistem air limbah yang
maupun terpusat. tidak sesuai standar teknis
b. Prasarana dan Sarana Kondisi prasarana dan sarana  76% - 100% area memiliki 5
Pengelolaan Air pengelolaan air limbah pada sarpras air limbah tidak
Limbah Tidak Sesuai lokasi perumahan atau sesuai persyaratan teknis
Dengan Persyaratan permukiman dimana :  51% - 75% area memiliki 3
Teknis  Kloset leher angsa sarpras air limbah tidak
tidak terhubung sesuai persyaratan teknis
dengan tangki  25% - 50% area memiliki 1
septik; sarpras air limbah tidak
 Tidak tersedianya sesuai persyaratan teknis
sistem pengolahan
limbah setempat
atau terpusat
6. Kondisi a. Prasarana dan Sarana Prasarana dan Sarana  76% - 100% area memiliki 5
Pengelolaan Persampahan Tidak Persampahan pada lokasi sarpras pengelolaan
Persampahan Sesuai dengan perumahan atau permukiman persampahan yang tidak
Persyaratan Teknis tidak sesuai dengan memenuhi persyaratan
persyaratan teknis, yaitu : teknis

DOKUMEN ADMINISTRASI DAN TEKNIS


Penyusunan Data Base Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Permukiman

PT. GEMA TEKNIK KONSULTAN 14


No Aspek Kriteria Indikator Parameter Nilai

1 2 3 4 5 6
 Tempat sampah  51% - 75% area memiliki 3
dengan pemilahan sarpras pengelolaan
sampah pada persampahan yang tidak
skala domestik memenuhi persyaratan
atau rumah teknis
tangga;  25% - 50% area memiliki 1
 Tempat sarpras pengelolaan
pengumpulan persampahan yang tidak
sampah (TPS) memenuhi persyaratan
atau TPS 3R teknis
(reduce, reuse,
recycle) pada
skala lingkungan;
 Gerobak sampah
dan/atau truk
sampah pada
skala lingkungan;
dan
 Tempat
pengolahan
sampah terpadu
(TPST) pada skala
lingkungan
b. Sistem Pengelolaan Pengelolaan persampahan  76% - 100% area memiliki 5
Persampahan yang pada lingkungan perumahan sistem persampahan tidak
Tidak Sesuai Standar atau permukiman tidak sesuai standar
Teknis memenuhi persyaratan sebagai  51% - 75% area memiliki 3
berikut : sistem persampahan tidak
 Pewadahan dan sesuai standar
pemilahan  25% - 50% area memiliki 1
domestik; sistem persampahan tidak
 Pengumpulan sesuai standar
lingkungan;
 Pengangkutan
lingkungan;
 Pengolahan
lingkungan
c. Tidak Terpeliharanya Tidak dilakukannya  76% - 100% area memiliki 5
Sarana dan pemeliharaan sarana dan sarpras persampahan yang
Prasarana prasarana pengelolaan tidak terpelihara
Pengelolaan persampahan pada lokasi  51% - 75% area memiliki 3
Persampahan perumahan atau permukiman, sarpras persampahan yang
baik : tidak terpelihara
 Pemeliharaan  25% - 50% area memiliki 1
rutin; dan/atau sarpras persampahan yang
 Pemeliharaan tidak terpelihara
berkala
7. Kondisi a. Ketidaktersediaan Tidak tersedianya prasarana  76% - 100% area tidak 5
ProteksiKebakaran Prasarana Proteksi proteksi kebakaran pada memiliki prasarana proteksi
Kebakaran lokasi, yaitu : kebakaran
 Pasokan air;  51% - 75% area tidak 3
 Jalan lingkungan; memiliki prasarana proteksi
 Sarana kebakaran
komunikasi;  25% - 50% area tidak 1
 Data sistem memiliki prasarana proteksi
proteksi kebakaran kebakaran
lingkungan; dan
 Bangunan pos
kebakaran
b. Ketidaktersediaan Tidak tersedianya sarana  76% - 100% area tidak 5
Sarana Proteksi proteksi kebakaran pada memiliki sarana proteksi
Kebakaran lokasi, yaitu : kebakaran
 Alat Pemadam Api

DOKUMEN ADMINISTRASI DAN TEKNIS


Penyusunan Data Base Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Permukiman

PT. GEMA TEKNIK KONSULTAN 15


No Aspek Kriteria Indikator Parameter Nilai

1 2 3 4 5 6
Ringan (APAR);  51% - 75% area tidak 3
 Mobil pompa; memiliki sarana proteksi
 Mobil tangga kebakaran
sesuai kebutuhan;  25% - 50% area tidak 1
dan memiliki sarana proteksi
 Peralatan kebakaran
pendukung lainnya
B. Idenfikasi Pertimbangan Lain
8. Pertimbangan Lain 1. Nilai Strategis Lokasi Pertimbangan letak lokasi  Lokasi terletak pada fungsi 5
perumahan atau permukiman strategis kabupaten/kota
pada:  Lokasi tidak terletak pada 1
 Fungsi strategis fungsi strategis
kabupaten/kota; kabupaten/kota
atau
 Bukan fungsi
strategis
kabupaten/kota
2. Kependudukan Pertimbangan kepadatan Untuk Metropolitan dan
penduduk pada lokasi Kota Besar : 5
perumahan atau permukiman  Kepadatan penduduk pada
dengan klasifikasi : lokasi sebesar >400
 Rendah yaitu jiwa/Ha
kepadatan penduduk Untuk Kota Sedang dan
di bawah 150 Kota Kecil :
 jiwa/ha;  Kepadatan penduduk pada
 Sedang yaitu lokasi sebesar >200
kepadatan penduduk jiwa/Ha
antara 151 – 200  Kepadatan penduduk pada 3
jiwa/ha lokasi sebesar 151 -200
 Tinggi yaitu kepadatan jiwa/Ha
penduduk antara 201
– 400 jiwa/ha  Kepadatan penduduk pada 1
 Sangat padat yaitu lokasi sebesar <151
kepadatan penduduk jiwa/Ha
diatas 400 jiwa/ha
3. Kondisi Sosial, Pertimbangan potensi yang  Lokasi memiliki potensi 5
ekonomi dan budaya dimiliki lokasi perumahan atau sosial, ekonomi dan budaya
permukiman berupa : untuk dikembangkan atau
 Potensi sosial yaitu dipelihara
tingkat partisipasi  Lokasi tidak memiliki 1
masyarakat dalam potensi sosial, ekonomi dan
mendukung budaya untuk
pembangunan; dikembangkan atau
 Potensi ekonomi yaitu dipelihara
adanya kegiatan
ekonomi tertentu yang
bersifat strategis bagi
masyarakat setempat;
 Potensi budaya yaitu
adanya kegiatan atau
warisan budaya
tertentu yang dimiliki
masyarakat setempat
C. Idenfikasi Legalitas Lahan
9. Legalitas Lahan 1. Kejelasan status Kejelasan terhadap status  Keseluruhan lokasi (+)
penguasaan Lahan penguasaan lahan berupa : memiliki kejelasan status
 Kepemilikan sendiri, penguasaan lahan, baik
dengan bukti milik sendiri atau milik
dokumen sertifikat hak pihak lain
atas tanah atau  Sebagian atau (-)
bentuk dokumen keseluruhan lokasi tidak
keterangan status memiliki kejelasan
tanah lainnya yang status penguasaan
sah; atau lahan, baik milik sendiri

DOKUMEN ADMINISTRASI DAN TEKNIS


Penyusunan Data Base Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Permukiman

PT. GEMA TEKNIK KONSULTAN 16


No Aspek Kriteria Indikator Parameter Nilai

1 2 3 4 5 6
 Kepemilikan pihak lain atau milik pihak lain
(termasuk milik
adat/ulayat) dengan
bukti ijin pemanfaatan
tanah dari pemegang
hak atas tanah atau
pemilik tanah dalam
bentuk perjanjian
tertulis antara
pemegang hak atas
tanah atau pemilik
tanah dengan pihak
lain
2. Kesesuaian RTR Kesesuaian terhadap  Keseluruhan lokasi berada (+)
peruntukan lahan dalam pada Zona peruntukan
rencana tata ruang (RTR), perumahan/permukiman
dengan bukti Izin Mendirikan sesuai RTR
bangunan atau Surat  Sebagian atau keseluruhan (-)
Keterangan Rencana lokasi berada bukan pada
Kabupaten/Kota (SKRK) peruntukan
perumahan/permukiman
sesuai RTR
Sumber : Peraturan Menteri PUPR Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman
Kumuh

Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan berdasarkan formula penilaian tersebut


diatas, selanjutnya lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh dapat
dikelompokkan dalam berbagai klasifikasi sebagaimana ditunjukkan dalam tabel
dibawah ini:

Tabel. IV. 2. Formula Penilaian Dalam Penentuan Skala Prioritas


PenangananKawasan Permukiman Kumuh Perkotaan
Berbagai Kemungkinan Klasifikasi
Nilai Keterangan
A1 A2 A3 A4 A5 A6 B1 B2 B3 B4 B5 B6 C1 C2 C3 C4 C5 C6
Tingkat Kekumuhan (Total Nilai A)
71 – 95 Kumuh Berat x x x x x x
45- 70 Kumuh Sedang x x x x x x
19 – 44 Kumuh Ringan x x x x x X
Pertimbangan Lain (Total Nilai B)
7–9 Pertimbangan Lain Tinggi x x x x x x
4–6 Pertimbangan Lain Sedang x x x x x x
1- 3 Pertimbangan Lain Rendah x x x x x X
Legalitas Lahan (Total Nilai C)
(+) Status Lahan Legal x x x x x x x x x
(-) Status Lahan Tidak Legal x x x x x x x x x
Skala Prioritas Penanganan 1 1 4 4 7 7 2 2 5 5 8 8 3 3 6 6 9 9
Sumber : Peraturan Menteri PUPR Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh

Berdasarkan penilaian tersebut, maka terdapat 18 kemungkinan klasifikasi perumahan


kumuh dan permukiman kumuh, yaitu :
 A1 merupakan lokasi kumuh berat, dengan pertimbangan lain tinggi dan status
lahan legal;
 A2 merupakan lokasi kumuh berat, dengan pertimbangan lain tinggi dan status
lahan tidak legal
 A3 merupakan lokasi kumuh berat, dengan pertimbangan lain sedang dan status
lahan legal;

DOKUMEN ADMINISTRASI DAN TEKNIS


Penyusunan Data Base Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Permukiman

PT. GEMA TEKNIK KONSULTAN 17


 A4 merupakan lokasi kumuh berat, dengan pertimbangan lain sedang dan status lahan tidak legal;
 A5 merupakan lokasi kumuh berat, dengan pertimbangan lain rendah dan status lahan legal;
 A6 merupakan lokasi kumuh berat, dengan pertimbangan lain rendah dan status lahan tidak legal;
 B1 merupakan lokasi kumuh sedang, dengan pertimbangan lain tinggi dan status lahan legal;
 B2 merupakan lokasi kumuh sedang, dengan pertimbangan lain tinggi dan status lahan tidak legal;
 B3 merupakan lokasi kumuh sedang, dengan pertimbangan lain sedang dan status lahan legal;
 B4 merupakan lokasi kumuh sedang, dengan pertimbangan lain sedang dan status lahan tidak
legal;
 B5 merupakan lokasi kumuh sedang, dengan pertimbangan lain rendah dan status lahan legal;
 B6 merupakan lokasi kumuh sedang, dengan pertimbangan lain rendah dan status lahan tidak legal;
 C1 merupakan lokasi kumuh rendah, dengan pertimbangan lain tinggi dan status lahan legal;
 C2 merupakan lokasi kumuh rendah, dengan pertimbangan lain tinggi dan status lahan tidak legal;
 C3 merupakan lokasi kumuh rendah, dengan pertimbangan lain sedang dan status lahan legal;
 C4 merupakan lokasi kumuh rendah, dengan pertimbangan lain sedang dan status lahan tidak
legal;
 C5 merupakan lokasi kumuh rendah, dengan pertimbangan lain rendah dan status lahan legal;
 C6 merupakan lokasi kumuh rendah, dengan pertimbangan lain rendah dan status lahan tidak legal.

Berdasarkan berbagai klasifikasi tersebut, maka dapat ditentukan skala prioritas


penanganan, sebagai berikut:
 Prioritas 1 yaitu untuk klasifikasi A1 dan A2.
 Prioritas 2 yaitu untuk klasifikasi B1 danB.
 Prioritas 3 yaitu untuk klasifikasi C1 dan C2.
 Prioritas 4 yaitu untuk klasifikasi A3 dan A4.
 Prioritas 5 yaitu untuk klasifikasi B3 dan B4.
 Prioritas 6 yaitu untuk klasifikasi C3 dan C4.
 Prioritas 7 yaitu untuk klasifikasi A5 dan A6.
 Prioritas 8 yaitu untuk klasifikasi B5 dan B6.
 Prioritas 9 yaitu untuk klasifikasi C5 dan C6.

3. Analisis SWOT
Analisis swot digunakan untuk mengetahui strategi yang akan dilakukan dalam
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Perkotaan (RP2KPKP), berdasarkan pertimbangan :
 Kekuatan (Strength)
 Kelemahan (Weekness),
 Tantangan (Threath) dan

DOKUMEN ADMINISTRASI DAN TEKNIS


Penyusunan Data Base Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Permukiman

PT. GEMA TEKNIK KONSULTAN 18


 Peluang (Oppotunity)
Penggunaan analisis swot digunakan dalam pencegahan dan peningkatan
kualitas lingkungan kawasan permukiman kumuh Kota Makassar berdasarkan skala
prioritas penanganannya. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi. Analisis ini secara logika dapat memaksimalkan
kekuatan (Strengths) dan peluang (opportunity) namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (Weekness) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan
keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan
kebijakan.

4. Analisis Gravitasi
Dalam model gravitasi, wilayah dimisalkan sebagai suatu massa, massa tesebut
dibentuk sesuai dengan beberapa bentuk keseluruhan (Isard, 1969). Untuk
mengembangkan konsepsi model grafitasi, akan dikemukakan illustrasi sederhana
Misalkan suatu daerah X terbagi-bagi dalam beberapa sub kawasan kota. Jumlah
penduduk daerah X, yaitu P Jiwa. Misalkan diketahui pula jumlah perjalanan yang
dilakukan penduduk X, ialah T. Perbedaan yang ada dalam tiap-tiap sub kawasan
(pendapatan, distribusi penduduk umur, dan sebagainya) diabaikan.
Pembagian daerah X diatasa sub daerah I, j, k, dan seterusnya disesuaikan
dengan kepentingan analisis. Jumlah pepergian yang dimulai dari sub-kawasan i dan
berakhir di sub-kawasan j, secara teori atau harapan hipotesis adalah Pj/P (jarak,
waktu maupun ongkos, diabaikan)
Jumlah perjalanan rata-rata yang dilakukan oleh setiap individu yang mewakili
kawasan kota adalah T/P = K (yaitu jumlah perjalanan rata-rata). Jadi jumlah
perjalanan yang dilakukan oleh individu yang berakhir di j adalah k. Pj/P per individu.
Apabila P1 merupakan jumlah penduduk sub-kawasan permukiman i, jumlah
perjalanan, secara teori, yang dilakukan penduduk sub-kawasan i ke j adalah :
Pi . Pj
Tij = k.
P

5. Analisis Pengukuran Tingkat Aksesibilitas


Analisis pengukuran tingkat aksesibilitas digunakan untuk mengetahui tingkat
mobilisasi yang dilakukan masyarakat, dengan indikator prasarana jalan sesuai hirarki
fungsi jaringan jalan dengan persamaan matematis sebagai berikut :

DOKUMEN ADMINISTRASI DAN TEKNIS


Penyusunan Data Base Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Permukiman

PT. GEMA TEKNIK KONSULTAN 19


KFT
A =
d
Keterangan :
A = Nilai Aksesibilitas
F = Fungsi jalan : Arteri, Kolektor dan Lokal
K = Konstruksi jalan, baik sedang dan buruk.
T = Kondisi jalan baik, sedang, buruk
D = Jarak
Nilai-nilai E, K, diberi bobot

6. Analisis Sistem Prasarana Permukiman Perkotaan


Analisis ini digunakan untuk kegiatan perencanaan sistem drainase
permukiman, serta menentukan klasifikasi dan jenis saluran dan dimensi saluran,
dengan persamaan matematis sebagai berikut :
Q = CIA
Keterangan :
Q = Debit Rencana (m3/dt)
C = Koefisien Run Off (m/dt)
I = Intensitas Curah Hujan
A = Luas Catchment Area (m2)
a. Prasarana dan Sarana Persampahan Kawasan Permukiman
Metode analisis perhitungan sarana dan prasarana persampahan untuk tujuan
mengetahui kapasitas sarana dan prasarana formulasi sebagai berikut :

TD = VTA/VTR x RTR

Keterangan :

TD : Jumlah Dump truk (unit)

VTA : Volume sampah yang harus diangkut (m3)

VTR : Volume angkutan Dump truk (m3)

RTR : Rotasi dump truk (rit/hari)

b. Kebutuhan Countainer

C = VL/VC

DOKUMEN ADMINISTRASI DAN TEKNIS


Penyusunan Data Base Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Permukiman

PT. GEMA TEKNIK KONSULTAN 20


C : Jumlah cauntainer (unit)

VL : Jumlah sampah (m3)

VTR : Volume Countainer (m3)

c. Gerobak

Gs = JFs/JTs

Gs : Kebutuhan gerobak sampah

JFS : Jumlah timbulan sampah secara keseluruhan

JTs : Jumlah timbulan sampah yang dapat diangkut oleh gerobak

sampah dalam satu hari

d. Container Truk

F = L/S

Gs : Frekuensi angkutan

L : Waktu kerja setiap hari (menit)

S : Circle Time (menit)

e. Tingkat Pelayanan

PL = VTA/VT x 100%

PL : Tingkat pelayanan (%)

VTA : Volume timbulan sampah yang terlayani (m3)

VT : Total volume timbulan sampah (m3)

DOKUMEN ADMINISTRASI DAN TEKNIS


Penyusunan Data Base Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Permukiman

PT. GEMA TEKNIK KONSULTAN 21


PROGRAM KERJA
a. Penyusunan Profil Layanan Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU)
Perumahan dan Permukiman
Prosedur yang dilakukan:
1. Gunakan data terkait layanan PSU Permukiman tingkat Provinsi (PSU
Wilayah), yang diperoleh dari hasil langkah (4b), yang dirinci berdasarkan
kategorisasi PSU *, terkait:
• Data dan informasi tentang layanan sarana dan prasarana Perumahan dan
Permukiman (jaringan air bersih, jaringan air kotor, jaringan drainase,
jaringan listrik, jaringan jalan, Fasos dan Fasum) , terkait :
- Struktur jaringan dan sistem PSU yang menunjang kegiatan sektor
Perumahan dan Permukiman
- Jumlah, Sebaran, dan Kapasitas layanan (Jumlah Rumah Tangga yang
terlayani)
2. Gunakan peta sistem jaringan PSU, dan buat deskripsi yang diperlukan
dan dapat menunjang informasi data PSU Perumahan dan Permukiman
yang diperoleh
Tabel 2.2. Kategori PSU Kawasan
No. Komponen PSU Kawasan Skala Besar Kawasan Khusus
I Prasarana
Jalan lokal primer/ sekunder Jalan primer/ sekunder
1. Jalan
kawasan kawasan, jalan di atas air
Drainase Primer dan sekunder
2. Drainase Primer dan sekunder kawasan
kawasan
3. Air limbah Terpusat, setempat Terpusat, setempat
Tempat pengolahan sementara/ Komposter, tempat
4. Persampahan
akhir, Komposter pengolahan sementara
5. Air Minum PDAM/ Artesis PDAM/ Artesis
II Sarana
1. Tempat pendidikan, TK, SD, SLTP, dan SMU SD, SLTP
Layanan kesehatan Klinik, puskesmas, RS C, B, dan A Klinik, posyandu, puskesmas
2.
pembantu,
Layanan
Warung, restoran, pujasera, Pasar Warung pujasera, Pasar,
3. perdagangan
tradisional, minimarket,pertokoan. Tempat pelelangan ikan

Fasos dan fasum Rumah ibadah, balai pertemuan, Rumah ibadah, balai
4.
kantor. pertemuan.
5. Tempat olah raga Gedung, Lapangan olahraga Lapangan olahraga
6. Pemakaman Pemakaman ---
Ruang Terbuka
Taman Taman, tempat penjemuran
7. Hijau
ikan

8. Terminal Halte Dermaga


III Utilitas umum
1. Jaringan air minum Distribusi Distribusi, terminal air, HU
Gardu dan jaringan (PLN),
2. Jaringan listrik Gardu dan jaringan (PLN), genset
genset

DOKUMEN ADMINISTRASI DAN TEKNIS


Penyusunan Data Base Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Permukiman

PT. GEMA TEKNIK KONSULTAN 22


3. Jaringan telepon Jaringan (telkom) Jaringan (telkom)
4. Jaringan gas Jaringan (migas) Jaringan (migas)
5. Transportasi Angkutan umum Angkutan umum
Perlengkapan pemadam
6. Pemadam kebakaran Perlengkapan pemadam kebakaran
kebakaran

Berikut ini ditampilkan beberapa contoh peta struktur jaringan PSU


Contoh .2.44. Format Peta Rencana Pengembangan Sistem Penyediaan Air Bersih

DOKUMEN ADMINISTRASI DAN TEKNIS


Penyusunan Data Base Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Permukiman

PT. GEMA TEKNIK KONSULTAN 23

Anda mungkin juga menyukai