b. Pendekatan Pelaksanaan
Pendekatan pelaksanaan yang akan dilakukan dalam Penyusunan Data Base
Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Permukiman Kota Makassar
mengacu pada ketentuan normative penenganan kawasan kumuh. Pendekatan
pelaksanaan yang dimaksud sebagai berikut:
Pendekatan Normatif
Pelaksanaan Penyusunan Data Base Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU)
Kawasan Permukiman Kota Makassar mengacu pada dokumen RPJPD, RPJMD,
RENSTRA SKD, RPIJM Bidang PU Cipta Karya (Development Plan) dan dokumen
RTRWN Nasional RTRWP Propinsi Sulawesi Selatan, , RTRW Kota Makassar, dan
RP4D Kota Makassar. Dengan demikian Penyusunan Data Base Prasarana,
Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Permukiman Kota Makassar akan
menjembatani perangkat kebijakan tersebut, khususnya dalam konteks
penanganankawasan permukiman kumuh Kota Makassar.
Pendekatan Partisipatif dan Fasilitatif
Pendekatan ini digunakan dalam proses Penyusunan Data Base Prasarana,
Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Permukiman Kota Makassar dengan cara
a. Pendekatan Perencanaan
Tahap Persiapan Survey
Pada tahap persiapan survey, beberapa hal yang akan dilakukan konsultan
sebagai berikut :
Pemahaman substansi Penyusunan Data Base Prasarana, Sarana dan
Utilitas (PSU) Kawasan Permukiman Kota Makassar yang akan di
implementasikan dan dilaksanakan sesuai kerangka acuan yang telah
ditetapkan.
Persiapan peta dasar yang menjadi acuan kegiatan perencanaan.
Pembuatan model-model untuk pengumpulan data di lapangan.
Penyusunan program survey.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara :
Pt = Po (1 + r)n
Keterangan :
b = Nilai eksponen
Di = Ai x Hi
DR = Di
Di
i
DR = Potensi pengembangan keseluruhan (relatif)
Jadi : Pi = Ptot x Di
Di
i
Pi = Jumlah penduduk yang dapat dialokasikan di kawasan i
Ptot = Jumlah keseluruhan penduduk
Tabel. IV. 1. Formula Penilaian Lokasi Berdasarkan Kriteria, Indikator dan Parameter Kekumuhan
No Aspek Kriteria Indikator Parameter Nilai
1 2 3 4 5 6
A. Idenfikasi Kondisi Kekumuhan (Fisik)
1. Kondisi Bangunan a. Ketidakteraturan Tidak memenuhi ketentuan 76% - 100% bangunan pada 5
Gedung Bangunan tata bangunan dalam lokasi tidak memiliki
RDTR, meliputi keteraturan
pengaturan bentuk, 51% - 75% bangunan pada 3
besaran, perletakan, dan lokasi tidak memiliki
tampilan bangunan pada keteraturan
suatu zona; dan/atau 25% - 50% bangunan pada 1
Tidak memenuhi ketentuan lokasi tidak memiliki
tata bangunan dan tata keteraturan
kualitas lingkungan dalam
RTBL, meliputi pengaturan
blok bangunan, kapling,
bangunan, ketinggian dan
elevasi lantai, konsep
identitas lingkungan,
konsep orientasi
lingkungan, dan wajah
jalan.
b. Tingkat Kepadatan KDB melebihi ketentuan 76% - 100% bangunan
Bangunan RDTR, dan/atau RTBL memiliki kepadatan tidak 5
KLB melebihi ketentuan sesuai ketentuan
dalam RDTR, dan/atau 51% - 75% bangunan 3
RTBL; dan/atau memiliki kepadatan tidak
Kepadatan bangunan sesuai ketentuan
yang tinggi pada lokasi, 25% - 50% bangunan 1
yaitu : memiliki kepadatan tidak
o Untuk kota sesuai ketentuan
metropolitan dan
kota besar ≥ 250
unit/Ha
o Untuk kota sedang
dan kota kecil ≥
200 unit/Ha
1 2 3 4 5 6
c. Ketidaksesuaian Kondisi bangunan pada lokasi 76% - 100% bangunan pada 5
dengan Persyaratan tidak memenuhi persyaratan : lokasi tidak memenuhi
Teknis Bangunan Pengendalian dampak persyaratan teknis
lingkungan 51% - 75% bangunan pada 3
Pembangunan bangunan lokasi tidak memenuhi
gedung di atas dan/atau di persyaratan teknis
bawah tanah, air dan/atau 25% - 50% bangunan pada 1
prasarana/sarana umum lokasi tidak memenuhi
Keselamatan bangunan persyaratan teknis
gedung (BG)
Kenyamanan BG
Kemudahan BG
2. Kondisi Jalan a. Cakupan Pelayanan Sebagian lokasi perumahan 76% - 100% area tidak 5
Lingkungan Jalan Lingkungan atau permukiman tidak terlayani oleh jaringan
terlayani dengan jalan jalan lingkungan
lingkungan yang sesuai 51% - 75% area tidak 3
dengan ketentuan teknis terlayani oleh jaringan
jalan lingkungan
25% - 50% area tidak 1
terlayani oleh jaringan
jalan lingkungan
b. Kualitas Permukaan Sebagian atau seluruh jalan 76% - 100% area memiliki 5
JalanLingkungan lingkungan terjadi kerusakan kualitas permukaan jalan
permukaan jalan pada lokasi yang buruk
perumahan atau permukiman 51% - 75% area memiliki 3
kualitas permukaan jalan
yang buruk
25% - 50% area memiliki 1
kualitas permukaan jalan
yang buruk
3. Kondisi a. Ketidaktersediaan Masyarakat pada lokasi 76% - 100% populasi tidak 5
Penyediaan Air Akses Aman Air perumahan dan permukiman dapat mengakses air
Minum Minum tidak dapat mengakses air minum yang aman
minum yang memiliki 51% - 75% populasi tidak 3
kualitas tidak berwarna, tidak dapat mengakses air
berbau, dan tidak berasa minum yang aman
25% - 50% populasi tidak 1
dapat mengakses air
minum yang aman
b. Tidak Terpenuhinya Kebutuhan air minum 76% - 100% populasi tidak 5
Kebutuhan Air Minum masyarakat pada lokasi terpenuhi kebutuhan air
perumahan atau permukiman minum minimalnya
tidak mencapai minimal 51% - 75% populasi tidak 3
sebanyak 60 liter/orang/hari terpenuhi kebutuhan air
minum minimalnya
25% - 50% populasi tidak 1
terpenuhi kebutuhan air
minum minimalnya
4. Kondisi Drainase a. Ketidakmampuan Jaringan drainase lingkungan 76% - 100% area terjadi 5
Lingkungan Mengalirkan tidak mampu mengalirkan genangan > 30cm, > 2 jam
Limpasan Air limpasan air sehingga dan > 2 x setahun
menimbulkan genangan 51% - 75% area terjadi 3
dengan tinggi lebih dari 30 cm genangan > 30cm, > 2 jam
selama lebih dari 2 kali dan > 2 x setahun
setahun 25% - 50%area terjadi 1
genangan > 30cm, > 2 jam
dan > 2 x setahun
b. Ketidaktersediaan Tidak tersedianya saluran 76% - 100% area tidak 5
Drainase drainase lingkungan pada tersedia drainase
lingkungan perumahan atau lingkungan
permukiman, yaitu saluran 51% - 75% area tidak 3
tersier dan/atau saluran lokal tersedia drainase
lingkungan
1 2 3 4 5 6
25% - 50% area tidak 1
tersedia drainase
lingkungan
1 2 3 4 5 6
Tempat sampah 51% - 75% area memiliki 3
dengan pemilahan sarpras pengelolaan
sampah pada persampahan yang tidak
skala domestik memenuhi persyaratan
atau rumah teknis
tangga; 25% - 50% area memiliki 1
Tempat sarpras pengelolaan
pengumpulan persampahan yang tidak
sampah (TPS) memenuhi persyaratan
atau TPS 3R teknis
(reduce, reuse,
recycle) pada
skala lingkungan;
Gerobak sampah
dan/atau truk
sampah pada
skala lingkungan;
dan
Tempat
pengolahan
sampah terpadu
(TPST) pada skala
lingkungan
b. Sistem Pengelolaan Pengelolaan persampahan 76% - 100% area memiliki 5
Persampahan yang pada lingkungan perumahan sistem persampahan tidak
Tidak Sesuai Standar atau permukiman tidak sesuai standar
Teknis memenuhi persyaratan sebagai 51% - 75% area memiliki 3
berikut : sistem persampahan tidak
Pewadahan dan sesuai standar
pemilahan 25% - 50% area memiliki 1
domestik; sistem persampahan tidak
Pengumpulan sesuai standar
lingkungan;
Pengangkutan
lingkungan;
Pengolahan
lingkungan
c. Tidak Terpeliharanya Tidak dilakukannya 76% - 100% area memiliki 5
Sarana dan pemeliharaan sarana dan sarpras persampahan yang
Prasarana prasarana pengelolaan tidak terpelihara
Pengelolaan persampahan pada lokasi 51% - 75% area memiliki 3
Persampahan perumahan atau permukiman, sarpras persampahan yang
baik : tidak terpelihara
Pemeliharaan 25% - 50% area memiliki 1
rutin; dan/atau sarpras persampahan yang
Pemeliharaan tidak terpelihara
berkala
7. Kondisi a. Ketidaktersediaan Tidak tersedianya prasarana 76% - 100% area tidak 5
ProteksiKebakaran Prasarana Proteksi proteksi kebakaran pada memiliki prasarana proteksi
Kebakaran lokasi, yaitu : kebakaran
Pasokan air; 51% - 75% area tidak 3
Jalan lingkungan; memiliki prasarana proteksi
Sarana kebakaran
komunikasi; 25% - 50% area tidak 1
Data sistem memiliki prasarana proteksi
proteksi kebakaran kebakaran
lingkungan; dan
Bangunan pos
kebakaran
b. Ketidaktersediaan Tidak tersedianya sarana 76% - 100% area tidak 5
Sarana Proteksi proteksi kebakaran pada memiliki sarana proteksi
Kebakaran lokasi, yaitu : kebakaran
Alat Pemadam Api
1 2 3 4 5 6
Ringan (APAR); 51% - 75% area tidak 3
Mobil pompa; memiliki sarana proteksi
Mobil tangga kebakaran
sesuai kebutuhan; 25% - 50% area tidak 1
dan memiliki sarana proteksi
Peralatan kebakaran
pendukung lainnya
B. Idenfikasi Pertimbangan Lain
8. Pertimbangan Lain 1. Nilai Strategis Lokasi Pertimbangan letak lokasi Lokasi terletak pada fungsi 5
perumahan atau permukiman strategis kabupaten/kota
pada: Lokasi tidak terletak pada 1
Fungsi strategis fungsi strategis
kabupaten/kota; kabupaten/kota
atau
Bukan fungsi
strategis
kabupaten/kota
2. Kependudukan Pertimbangan kepadatan Untuk Metropolitan dan
penduduk pada lokasi Kota Besar : 5
perumahan atau permukiman Kepadatan penduduk pada
dengan klasifikasi : lokasi sebesar >400
Rendah yaitu jiwa/Ha
kepadatan penduduk Untuk Kota Sedang dan
di bawah 150 Kota Kecil :
jiwa/ha; Kepadatan penduduk pada
Sedang yaitu lokasi sebesar >200
kepadatan penduduk jiwa/Ha
antara 151 – 200 Kepadatan penduduk pada 3
jiwa/ha lokasi sebesar 151 -200
Tinggi yaitu kepadatan jiwa/Ha
penduduk antara 201
– 400 jiwa/ha Kepadatan penduduk pada 1
Sangat padat yaitu lokasi sebesar <151
kepadatan penduduk jiwa/Ha
diatas 400 jiwa/ha
3. Kondisi Sosial, Pertimbangan potensi yang Lokasi memiliki potensi 5
ekonomi dan budaya dimiliki lokasi perumahan atau sosial, ekonomi dan budaya
permukiman berupa : untuk dikembangkan atau
Potensi sosial yaitu dipelihara
tingkat partisipasi Lokasi tidak memiliki 1
masyarakat dalam potensi sosial, ekonomi dan
mendukung budaya untuk
pembangunan; dikembangkan atau
Potensi ekonomi yaitu dipelihara
adanya kegiatan
ekonomi tertentu yang
bersifat strategis bagi
masyarakat setempat;
Potensi budaya yaitu
adanya kegiatan atau
warisan budaya
tertentu yang dimiliki
masyarakat setempat
C. Idenfikasi Legalitas Lahan
9. Legalitas Lahan 1. Kejelasan status Kejelasan terhadap status Keseluruhan lokasi (+)
penguasaan Lahan penguasaan lahan berupa : memiliki kejelasan status
Kepemilikan sendiri, penguasaan lahan, baik
dengan bukti milik sendiri atau milik
dokumen sertifikat hak pihak lain
atas tanah atau Sebagian atau (-)
bentuk dokumen keseluruhan lokasi tidak
keterangan status memiliki kejelasan
tanah lainnya yang status penguasaan
sah; atau lahan, baik milik sendiri
1 2 3 4 5 6
Kepemilikan pihak lain atau milik pihak lain
(termasuk milik
adat/ulayat) dengan
bukti ijin pemanfaatan
tanah dari pemegang
hak atas tanah atau
pemilik tanah dalam
bentuk perjanjian
tertulis antara
pemegang hak atas
tanah atau pemilik
tanah dengan pihak
lain
2. Kesesuaian RTR Kesesuaian terhadap Keseluruhan lokasi berada (+)
peruntukan lahan dalam pada Zona peruntukan
rencana tata ruang (RTR), perumahan/permukiman
dengan bukti Izin Mendirikan sesuai RTR
bangunan atau Surat Sebagian atau keseluruhan (-)
Keterangan Rencana lokasi berada bukan pada
Kabupaten/Kota (SKRK) peruntukan
perumahan/permukiman
sesuai RTR
Sumber : Peraturan Menteri PUPR Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman
Kumuh
3. Analisis SWOT
Analisis swot digunakan untuk mengetahui strategi yang akan dilakukan dalam
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Perkotaan (RP2KPKP), berdasarkan pertimbangan :
Kekuatan (Strength)
Kelemahan (Weekness),
Tantangan (Threath) dan
4. Analisis Gravitasi
Dalam model gravitasi, wilayah dimisalkan sebagai suatu massa, massa tesebut
dibentuk sesuai dengan beberapa bentuk keseluruhan (Isard, 1969). Untuk
mengembangkan konsepsi model grafitasi, akan dikemukakan illustrasi sederhana
Misalkan suatu daerah X terbagi-bagi dalam beberapa sub kawasan kota. Jumlah
penduduk daerah X, yaitu P Jiwa. Misalkan diketahui pula jumlah perjalanan yang
dilakukan penduduk X, ialah T. Perbedaan yang ada dalam tiap-tiap sub kawasan
(pendapatan, distribusi penduduk umur, dan sebagainya) diabaikan.
Pembagian daerah X diatasa sub daerah I, j, k, dan seterusnya disesuaikan
dengan kepentingan analisis. Jumlah pepergian yang dimulai dari sub-kawasan i dan
berakhir di sub-kawasan j, secara teori atau harapan hipotesis adalah Pj/P (jarak,
waktu maupun ongkos, diabaikan)
Jumlah perjalanan rata-rata yang dilakukan oleh setiap individu yang mewakili
kawasan kota adalah T/P = K (yaitu jumlah perjalanan rata-rata). Jadi jumlah
perjalanan yang dilakukan oleh individu yang berakhir di j adalah k. Pj/P per individu.
Apabila P1 merupakan jumlah penduduk sub-kawasan permukiman i, jumlah
perjalanan, secara teori, yang dilakukan penduduk sub-kawasan i ke j adalah :
Pi . Pj
Tij = k.
P
Keterangan :
b. Kebutuhan Countainer
C = VL/VC
c. Gerobak
Gs = JFs/JTs
d. Container Truk
F = L/S
Gs : Frekuensi angkutan
e. Tingkat Pelayanan
PL = VTA/VT x 100%
Fasos dan fasum Rumah ibadah, balai pertemuan, Rumah ibadah, balai
4.
kantor. pertemuan.
5. Tempat olah raga Gedung, Lapangan olahraga Lapangan olahraga
6. Pemakaman Pemakaman ---
Ruang Terbuka
Taman Taman, tempat penjemuran
7. Hijau
ikan