Anda di halaman 1dari 8

Selasa, 05 Januari 2010

tegangan permukaan
TEGANGAN PERMUKAAN PADA ZAT CAIR
DAN PENERAPANNYA
MAKALAH
Untuk memenuhi matakuliah
Bahasa Indonesia Keilmuan
yang dibina oleh Bapak Didin Widyartono, S.S, S.Pd
Oleh
Ratri Agustina
109321422622

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA
November 2009

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak fenomena-fenomena alam yang kurang kita perhatikan akan tetapi fenomena-

fenomena tersebut mempunyai hubungan dengan adanya tegangan permukaan. Sering terlihat

peristiwa-peristiwa alam yang tidak diperhatikan dengan teliti misalnya tetes-tetes zat cair pada

pipa keran yang bukan suatu aliran, laba-laba air yang berada di atas permukaan air, mainan

gelembung-gelembung sabun, pisau silet yang diletakkan perlahan-lahan di atas permukaan zat

cair yang terapung, dan naiknya air pada pipa kapiler. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya

gaya-gaya yang bekerja pada permukaan zat cair atau pada batas antara zat cair dengan bahan

lain.
Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida)

yang berada pada keadaan diam (statis). Contoh yang menarik, tetes air cenderung berbentuk

seperti balon (yang merupakan gambaran luas minimum sebuah volume) dengan zat cair berada

di tengahnya.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah pengertian tegangan permukaan?

1.2.2 Apakah faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan?

1.2.3 Bagaimana persamaan tegangan permukaan?

1.2.4 Bagaimana aplikasi tegangan permukaan pada kehidupan sehari-hari?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian tegangan permukaan.

1.3.2 Untuk mengetahui faktor yang memengaruhi tegangan permukaan.

1.3.3 Untuk mengetahui persamaan tegangan permukaan.

1.3.4 Untuk mengetahui penerapan tegangan permukaan pada kehidupan sehari-hari.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

“Tegangan permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk

menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis” (Kanginan, 2009).

Selain itu, tegangan permukaan juga diartikan sebagai suatu kemampuan atau kecenderungan zat

cair untuk selalu menuju ke keadaan yang luas permukaannya lebih kecil yaitu permukaan datar

atau bulat seperti bola atau ringkasnya didefinisikan sebagai usaha untuk membentuk luas

permukaan baru (Wavega, 2008). Dengan sifat tersebut zat cair mampu untuk menahan benda-
benda kecil di permukaannya. Seperti silet, berat silet menyebabkan permukaan zat cair sedikit

melengkung ke bawah tempat silet itu berada. Lengkungan itu memperluas permukaan zar cair

namun zat cair dengan tegangan permukaannya berusaha mempertahankan luas permukaannya

sekecil mungkin.

2.2 Faktor yang Memengaruhi

Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zar cair cenderung untuk menegang,

sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya

kohesi antara molekul air. Pada zat cair yang adesiv berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih

kecil daripada gaya adesinya dan pada zat yang non-adesiv berlaku sebaliknya. Salah satu model

peralatan tang sering digunakan untuk mengukur tegangan permukaan zar cair adalah pipa

kapiler. Salah satu besaran yang berlaku pada sebuah pipa kapiler adalah sudut kontak, yaitu

sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat dengan dinding. Sudut kontak ini timbul

akibat gaya tarik-menarik antara zat yang sama (gaya kohesi) dan gaya tarik-menarik antara

molekul zar yang berbeda (adesi).

Molekul cairan biasanya saling tarik-menarik. Di bagian dalam cairan, setiap molekul

cairan dikelilingi oleh molekul-molekul lain di setiap sisinya, tetapi di permukaan cairan hanya

ada molekul-molekul caoran di samping dan di bawah. Di bagian atas tidak ada molekul cairan

lainnya. Karena molekul cairan tarik-menarik satu dengan yang lainnya, maka terdapat gaya total

yang besarnya nol pada molekul yang berada di bagian dalam cairan. Sebaliknya, molekul cairan

yang terletak di permukaan ditarik oleh molekul cairan yang berada di samping dan bawahnya.

Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke bawah. Karena adanya

gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak di permukaan cenderung
memperkecil luas permukaannya dengan menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang menyebabkan

lapisan cairan pada permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput elastis yang tipis.

2.3 Persamaan Tegangan Permukaan

San (2009) memberi contoh pada seutas kawat dibengkokkan hingga berbentuk U, dan

seutas kawat kedua dapat meluncur pada kaki-kaki kawat U. Ketika alat ini dicelupkan dalam

larutan sabun dan dikeluarkan, akan berbentuk lapisan air sabun pada permukaan kawat tersebut.

Karena kawat lurus bisa digerakkan dan massanya tidak terlalu besar, maka lapisan air sabun

akan memberikan gaya tegangan permukaan pada kawat lurus, sehingga kawat lurus dapat

bergerak ke atas. Untuk menahan kawat ini agar tidak meluncur ke atas (kawat berada pada

keadaan setimbang), kita perlu mengerjakan gaya T ke bawah. Total gaya ke bawah yang

menahan kawat kedua adalah F = T + w.

Permukaan fluida yang berada dalam keadaan tegang meliputi permukaan luar dan dalam

(selaput cairan sangat tipis tapi masih jauh lebih besar dari ukuran satu molekul pembentuknya).

Sehingga untuk cincin dengan keliling L yang diangkat perlahan dari permukaan fluida, besarnya

gaya F yang dibutuhkan untuk mengimbangi gaya-gaya permukaan fluida dapat ditentukan dari

pertambahan panjang pegas halus penggantung cincin. Misalkan panjang kawat kedua adalah l.

Larutan sabun menyentuh kawat kedua memiliki dua permukaan, sehingga gaya tegangan

permukaan bekerja 2l panjang permukaan. Kanginan (2006) menyimpulkan bahwa tegangan

permukaan didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya tegangan permukaan (F) dan panjang

(d) tempat gaya itu bekerja.

Secara matematis, kita tulis:

Rumus Tegangan Permukaan:


Keterangan:

= Tegangan permukaan

F= Gaya tegangan permukaan

Karena tegangan permukaan merupakan perbandingan antara gaya tegangan permukaan

dan satuan panjang, maka satuan tegangan permukaan adalah newton per meter (N/m) atau dyne

per centimeter (dyn/cm).

2.4 Penerapan Konsep Tegangan Permukaan dalam Kehidupan Sehari-hari

“Tegangan permukaan air berhubungan dengan kemampuan air untuk membasahi benda.

Makin kecil tegangan permukaan air, makin baik kemampuan air untuk membasahi benda, dan

ini berarti kotoran-kotoran pada benda lebih mudah larut dalam air” (Kanginan, 2006).

2.4.1 Mencuci dengan air panas lebih mudah dan menghasilkan cucian yang lebih bersih.

Tegangan permukaan dipengaruhi oleh suhu. Makin tinggi suhu air, makin kecil tegangan

permukaan air dan ini berarti makin baik kemampuan air untuk membasahi benda. Karena itu,

mencuci dengan air panas menyebabkan kotoran pada pakaian lebih mudah larut dan cucian

menjadi lebih bersih. Detergen sintetis modern juga didesain untuk meningkatkan kemampuan

air membasahi kotoran yang melekat pada pakaian, yaitu dengan menurunkan tegangan

permukaan air. Banyak kotoran yang tidak larut dalam air segar, tetapi larut dalam air yang

diberi detergen.

2.4.2 Gelembung sabun atau air berbentuk bulat

Gelembung sabun atau tetes air berbentuk bulat karena dipengaruhi oleh adanya tegangan

permukaan. Gelembung sabun memiliki dua selaput tipis pada permukaannya dan diantara kedua
selaput tipis tersebut terdapat lapisan air tipis. Adanya tegangan permukaan menyebabkan

selaput berkontraksi dan cenderung memperkecil luas permukaannya. Ketika selaput air sabun

berkontraksi dan berusaha memperkecil luas permukaannya, timbul perbedaan tekanan udara di

bagian luar selaput (tekanan atmosfir) dan tekanan udara di bagian dalam selaput. Tekanan udara

yang berada di luar selaput (tekanan atmosfir) turut mendorong selaput air sabun ketika ia

melakukan kontraksi, karena tekanan udara di bagian dalam selaput lebih kecil. Setelah selaput

berkontraksi, maka udara di dalamnya (udara yang terperangkap di antara dua selaput) ikut

tertekan, sehingga menaikkan tekanan udara di dalam selaput sampai tidak terjadi kontraksi lagi.

Dengan kata lain, ketika tidak terjadi kontransi lagi, besarnya tekanan udara di antara dua selaput

sama dengan jumlah tekanan atmosfir dengan gaya tegangan permukaan yang mengerutkan

selaput.

Pada tetes air hanya memiliki satu selaput tipis, yakni pada bagian luar tetes air. Bagian

dalamnya penuh dengan air. Akibat adanya gaya kohesi, maka timbul tegangan permukaan.

Bagian tetes air ditarik ke dalam, akibatnya air berkontraksi dan cenderung memperkecil luas

permukaannya. Tekanan atmosfir yang berada di luar turut membantu menekan tetes air.

Kontraksi akan terhenti ketika tekanan pada bagian dalam air sama dengan jumlah tekanan

atmosfir dengan gaya tegangan permukaan yang mengerutkan selaput air.

2.4.3 Klip tidak tenggelam dalam air

Ketika klip diletakkan secara hati-hati ke atas permukaan air, molekul-molekul air yang

terletak di permukaan agak ditekan oleh gaya berat klip tersebut, sehingga molekul-molekul air

yang terletak di bawah memberikan gaya pemulih ke atas untuk menopang klip tersebut.

Biasanya klip terbuat dari logam, sehingga kerapatannya lebih besar dari kerapatan air. Karena

massa jenis klip lebih besar dari massa jenis air, maka seharusnya klip tenggelam. Tapi
kenyataannya klip terapung. Fenomena ini merupakan salah satu contoh dari adanya tegangan

permukaan. Dalam kenyataannya, bukan hanya klip (penjepit kertas), tetapi juga bisa benda lain

seperti jarum. Apabila kita meletakkan jarum secara hati-hati di atas permukaan air, maka jarum

akan terapung. Adanya tegangan permukaan cairan juga menjadi alasan mengapa serangga bisa

mengapung di atas air.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.1.1 Tegangan permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk

menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupioleh suatu lapisan elastis.

3.1.2 Tegangan permukaan dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul air.

3.1.3 Tegangan permukaan didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya tegangan permukaan

(F) dan panjang (d) tempat gaya itu bekerja.

Secara matematis, kita tulis:

Rumus Tegangan Permukaan:

Keterangan:

= Tegangan permukaan

F= Gaya tegangan permukaan


3.1.4 Aplikasi konsep tegangan permukaan dalam kehidupan sehari-hari antara lain, mencuci

dengan air panas lebih mudah dan menghasilkan cucian yang lebih bersih, gelembung

sabun atau air berbentuk bulat, dan klip tidak tenggelam dalam air.

3.2 Saran

Dari bahasan yang telah dijelaskan sebaiknya para siswa lebih memperhatikan fenomena-

fenomena alam di sekitar yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat ilmiah. Selain itu, agar

lebih memahami faktor-faktor yang dapat menyebabkan tegangan permukaan, persamaannya,

dan konsepnya dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR RUJUKAN

Kanginan, M. 2006. Fisika untuk SMA Kelas XI Semester 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Wavega. 2009. Tegangan Permukaan, (Online), (http://wavega.wordpress.com/
2009/08/07/tegangan-permukaan/, diakses 8 November 2009)
San. 2009. Tegangan Permukaan, (Online). (http://www.gurumuda.com/tegangan-permukaan/,
diakses 8 November 2009)

Anda mungkin juga menyukai