tegangan permukaan
TEGANGAN PERMUKAAN PADA ZAT CAIR
DAN PENERAPANNYA
MAKALAH
Untuk memenuhi matakuliah
Bahasa Indonesia Keilmuan
yang dibina oleh Bapak Didin Widyartono, S.S, S.Pd
Oleh
Ratri Agustina
109321422622
BAB I
PENDAHULUAN
Banyak fenomena-fenomena alam yang kurang kita perhatikan akan tetapi fenomena-
fenomena tersebut mempunyai hubungan dengan adanya tegangan permukaan. Sering terlihat
peristiwa-peristiwa alam yang tidak diperhatikan dengan teliti misalnya tetes-tetes zat cair pada
pipa keran yang bukan suatu aliran, laba-laba air yang berada di atas permukaan air, mainan
gelembung-gelembung sabun, pisau silet yang diletakkan perlahan-lahan di atas permukaan zat
cair yang terapung, dan naiknya air pada pipa kapiler. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya
gaya-gaya yang bekerja pada permukaan zat cair atau pada batas antara zat cair dengan bahan
lain.
Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida)
yang berada pada keadaan diam (statis). Contoh yang menarik, tetes air cenderung berbentuk
seperti balon (yang merupakan gambaran luas minimum sebuah volume) dengan zat cair berada
di tengahnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
“Tegangan permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk
menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis” (Kanginan, 2009).
Selain itu, tegangan permukaan juga diartikan sebagai suatu kemampuan atau kecenderungan zat
cair untuk selalu menuju ke keadaan yang luas permukaannya lebih kecil yaitu permukaan datar
atau bulat seperti bola atau ringkasnya didefinisikan sebagai usaha untuk membentuk luas
permukaan baru (Wavega, 2008). Dengan sifat tersebut zat cair mampu untuk menahan benda-
benda kecil di permukaannya. Seperti silet, berat silet menyebabkan permukaan zat cair sedikit
melengkung ke bawah tempat silet itu berada. Lengkungan itu memperluas permukaan zar cair
namun zat cair dengan tegangan permukaannya berusaha mempertahankan luas permukaannya
sekecil mungkin.
Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zar cair cenderung untuk menegang,
sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya
kohesi antara molekul air. Pada zat cair yang adesiv berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih
kecil daripada gaya adesinya dan pada zat yang non-adesiv berlaku sebaliknya. Salah satu model
peralatan tang sering digunakan untuk mengukur tegangan permukaan zar cair adalah pipa
kapiler. Salah satu besaran yang berlaku pada sebuah pipa kapiler adalah sudut kontak, yaitu
sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat dengan dinding. Sudut kontak ini timbul
akibat gaya tarik-menarik antara zat yang sama (gaya kohesi) dan gaya tarik-menarik antara
Molekul cairan biasanya saling tarik-menarik. Di bagian dalam cairan, setiap molekul
cairan dikelilingi oleh molekul-molekul lain di setiap sisinya, tetapi di permukaan cairan hanya
ada molekul-molekul caoran di samping dan di bawah. Di bagian atas tidak ada molekul cairan
lainnya. Karena molekul cairan tarik-menarik satu dengan yang lainnya, maka terdapat gaya total
yang besarnya nol pada molekul yang berada di bagian dalam cairan. Sebaliknya, molekul cairan
yang terletak di permukaan ditarik oleh molekul cairan yang berada di samping dan bawahnya.
Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke bawah. Karena adanya
gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak di permukaan cenderung
memperkecil luas permukaannya dengan menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang menyebabkan
lapisan cairan pada permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput elastis yang tipis.
San (2009) memberi contoh pada seutas kawat dibengkokkan hingga berbentuk U, dan
seutas kawat kedua dapat meluncur pada kaki-kaki kawat U. Ketika alat ini dicelupkan dalam
larutan sabun dan dikeluarkan, akan berbentuk lapisan air sabun pada permukaan kawat tersebut.
Karena kawat lurus bisa digerakkan dan massanya tidak terlalu besar, maka lapisan air sabun
akan memberikan gaya tegangan permukaan pada kawat lurus, sehingga kawat lurus dapat
bergerak ke atas. Untuk menahan kawat ini agar tidak meluncur ke atas (kawat berada pada
keadaan setimbang), kita perlu mengerjakan gaya T ke bawah. Total gaya ke bawah yang
Permukaan fluida yang berada dalam keadaan tegang meliputi permukaan luar dan dalam
(selaput cairan sangat tipis tapi masih jauh lebih besar dari ukuran satu molekul pembentuknya).
Sehingga untuk cincin dengan keliling L yang diangkat perlahan dari permukaan fluida, besarnya
gaya F yang dibutuhkan untuk mengimbangi gaya-gaya permukaan fluida dapat ditentukan dari
pertambahan panjang pegas halus penggantung cincin. Misalkan panjang kawat kedua adalah l.
Larutan sabun menyentuh kawat kedua memiliki dua permukaan, sehingga gaya tegangan
permukaan didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya tegangan permukaan (F) dan panjang
= Tegangan permukaan
dan satuan panjang, maka satuan tegangan permukaan adalah newton per meter (N/m) atau dyne
“Tegangan permukaan air berhubungan dengan kemampuan air untuk membasahi benda.
Makin kecil tegangan permukaan air, makin baik kemampuan air untuk membasahi benda, dan
ini berarti kotoran-kotoran pada benda lebih mudah larut dalam air” (Kanginan, 2006).
2.4.1 Mencuci dengan air panas lebih mudah dan menghasilkan cucian yang lebih bersih.
Tegangan permukaan dipengaruhi oleh suhu. Makin tinggi suhu air, makin kecil tegangan
permukaan air dan ini berarti makin baik kemampuan air untuk membasahi benda. Karena itu,
mencuci dengan air panas menyebabkan kotoran pada pakaian lebih mudah larut dan cucian
menjadi lebih bersih. Detergen sintetis modern juga didesain untuk meningkatkan kemampuan
air membasahi kotoran yang melekat pada pakaian, yaitu dengan menurunkan tegangan
permukaan air. Banyak kotoran yang tidak larut dalam air segar, tetapi larut dalam air yang
diberi detergen.
Gelembung sabun atau tetes air berbentuk bulat karena dipengaruhi oleh adanya tegangan
permukaan. Gelembung sabun memiliki dua selaput tipis pada permukaannya dan diantara kedua
selaput tipis tersebut terdapat lapisan air tipis. Adanya tegangan permukaan menyebabkan
selaput berkontraksi dan cenderung memperkecil luas permukaannya. Ketika selaput air sabun
berkontraksi dan berusaha memperkecil luas permukaannya, timbul perbedaan tekanan udara di
bagian luar selaput (tekanan atmosfir) dan tekanan udara di bagian dalam selaput. Tekanan udara
yang berada di luar selaput (tekanan atmosfir) turut mendorong selaput air sabun ketika ia
melakukan kontraksi, karena tekanan udara di bagian dalam selaput lebih kecil. Setelah selaput
berkontraksi, maka udara di dalamnya (udara yang terperangkap di antara dua selaput) ikut
tertekan, sehingga menaikkan tekanan udara di dalam selaput sampai tidak terjadi kontraksi lagi.
Dengan kata lain, ketika tidak terjadi kontransi lagi, besarnya tekanan udara di antara dua selaput
sama dengan jumlah tekanan atmosfir dengan gaya tegangan permukaan yang mengerutkan
selaput.
Pada tetes air hanya memiliki satu selaput tipis, yakni pada bagian luar tetes air. Bagian
dalamnya penuh dengan air. Akibat adanya gaya kohesi, maka timbul tegangan permukaan.
Bagian tetes air ditarik ke dalam, akibatnya air berkontraksi dan cenderung memperkecil luas
permukaannya. Tekanan atmosfir yang berada di luar turut membantu menekan tetes air.
Kontraksi akan terhenti ketika tekanan pada bagian dalam air sama dengan jumlah tekanan
Ketika klip diletakkan secara hati-hati ke atas permukaan air, molekul-molekul air yang
terletak di permukaan agak ditekan oleh gaya berat klip tersebut, sehingga molekul-molekul air
yang terletak di bawah memberikan gaya pemulih ke atas untuk menopang klip tersebut.
Biasanya klip terbuat dari logam, sehingga kerapatannya lebih besar dari kerapatan air. Karena
massa jenis klip lebih besar dari massa jenis air, maka seharusnya klip tenggelam. Tapi
kenyataannya klip terapung. Fenomena ini merupakan salah satu contoh dari adanya tegangan
permukaan. Dalam kenyataannya, bukan hanya klip (penjepit kertas), tetapi juga bisa benda lain
seperti jarum. Apabila kita meletakkan jarum secara hati-hati di atas permukaan air, maka jarum
akan terapung. Adanya tegangan permukaan cairan juga menjadi alasan mengapa serangga bisa
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Tegangan permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk
3.1.2 Tegangan permukaan dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul air.
3.1.3 Tegangan permukaan didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya tegangan permukaan
Keterangan:
= Tegangan permukaan
dengan air panas lebih mudah dan menghasilkan cucian yang lebih bersih, gelembung
sabun atau air berbentuk bulat, dan klip tidak tenggelam dalam air.
3.2 Saran
Dari bahasan yang telah dijelaskan sebaiknya para siswa lebih memperhatikan fenomena-
fenomena alam di sekitar yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat ilmiah. Selain itu, agar
DAFTAR RUJUKAN
Kanginan, M. 2006. Fisika untuk SMA Kelas XI Semester 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Wavega. 2009. Tegangan Permukaan, (Online), (http://wavega.wordpress.com/
2009/08/07/tegangan-permukaan/, diakses 8 November 2009)
San. 2009. Tegangan Permukaan, (Online). (http://www.gurumuda.com/tegangan-permukaan/,
diakses 8 November 2009)