I.1.Latar Belakang
Modulus Young dapat diartikan secara sederhana, yaitu adalah hubungan besaran tegangan tarik
dan regangan tarik. Lebih jelasnya adalah perbandingan antara tegangan tarik dan regangan tarik.
Modulus Young sangat penting dalam ilmu fisika karena setelah mempelajarinya, kita bisa
menggunakannya untuk menentukan nilai kelastisan dari sebuah benda.
Karena dirasa penting bagi mahasiswa untuk mengetahui dan menguasainya, dilakukanlah
sebuah praktikum untuk memperdalam materi fisika tentang Modulus Young.
Selanjutnya, untuk melengkapi praktikum tersebut, disusunlah laporan praktikum itu. Isi dari
laporan ini tak lain adalah tinjauan pustaka yang berisi teori-teori Modulus Young, tujuan
praktikum, hasil-hasil pengamatan dan pembahasan hal-hal yang telkah terjadi dalam praktikum.
Tujuan lain dari laporan ini adalah memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah fisika dasar.
I.2.Tujuan
Adapun tujuan utama dari dilaksanakannya praktikum Modulus Young ini adalah sebagai
berikut:
Menyelesaikan soal-soal sehubungan dengan penerapan Modulus Young.
Menentukan Modulus Young suatu bahan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.Keelastisan
Jika anda menarik sebuah pegas untuk melatih otot dada, maka pegas akan berubah bentuk, yaitu
akan semakin panjang. Tetapi, bila anda melepaskan tangan anda, pegas akan segera kembali ke
betuk semula. Atau contoh lain adalah pada katepel yang terbuat dari karet.
Pegas dan karet dalam hal inimerupakan benda dengan sifat elastis. Sifat elastis atau elastisitas
adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk awalnya segera setelah gaya luar yang
diberikan kepada benda itu dihilangkan.
Sedangkan benda yang tidak elastis adalah benda yang tidak kembali ke bentuk awalnya saat
gaya dilepaskan, misalnya saja pada tanah liat. Bila anda menekan segumpal tanah liat,
bentuknya akan berubah, tetapi saat gaya dilepaskan dari benda, tanah liat tidak kembali ke
bentuk awalnya.
2.Tegangan
Tegangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara gaya tarik F yang dialami kawat dengan luas
penampangnya (A) atau bisa juga didefinisikan sebaghai gaya per satuan luas. Tegangan
dirumuskan oleh:
Tegangan merupakan sebuah besaran skalar dan memiliki satuan N/m² atau Pascal (Pa).
3.Regangan
Regangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara pertambahan panjang ∆L dengan panjang
awalnya L. Atau perbandingan perubahan panjang dengan panjang awal. Regangan dirumuskan
oleh:
Karena pertambahan panjang ∆L dan panjang awal L adalah besaran yang sama, maka regangan
e tidak memiliki satuan atau dimensi.
Gambar dibawah ini dapat digunakan untuk memperjelas pengertian dari tegangan dan regangan.
4.Modulus Elastis
Kebanyakan benda adlah elastis sampai ke suatu gaya yang tertentu besarnya, dinamakan batas
elastis. Jika gaya yang dikerjakan/diberikan pada benda lebih kecil dari batas elastisnya, benda
akan kembali ke bentuk semula jika gaya dihilangkan. Tetapi jika gaya yang diberikan melampui
batas elastis, benda tak akian kembali ke bentuk semula, melainkan secara permanen berubah
bentuk.
Grafik diatas menunjukkan grafik tegangan terhadap regangan ketika sebuah kawat diberi gaya
hingga kawat tersebut patah.
Dari O ke B, deformasi kawat adalah elastis. Ini berarti jika tegangan dihilangkan, kawat akan
kembali ke bentuk semula. Dalam daerah elastis ini, terdapat daerah yang memiliki garis
linier/garis lurus, yaitu OA. Dari O sampai A ini berlaku hukum Hooke, dan titik A disebut
sebagai batas hukum Hooke.
B adalah batas elastis dari kawat. Di atas titik ini, deformasi kawat adalah plastis. Jika tegangan
baru dihilangkan dalam daerah deformasi plastis, misalnya di titik D, kawat logam tidak akan
kembali ke bentuk semula, melainkan mengalami perubahan bentuk yang permanen (contohnya
seperti kejadian melengkungnya klip kertas).
C adalah titik tekuk (yield point). Di atas titik ini hanya dibutuhkan tambahan gaya tarik kecil
untuk menghasilkan pertambahan panjang yang besar. Tegangan yang paling besar yag dapat
kita berikan tepat sesaat sebelum kawat patah disebut juga tegangan maksimum (ultyimate
tensile stress). Sedangkan E adalah titik patah. Jika tegangan yang kita berikan mencapai titik E,
maka kawat tersebut akan patah karenanya.
Dan untuk selanjutnya, bila kita memperhatikan grafik kembali dan memperhatikan dalam
daerah OA, maka grafik berbentuk garis lurus. Dimana perbandingan antara tegangan dan
regangan adalah konstan. Konstanta inilah yang disebut sebagai modulus elastis atau modulus
young. Dengan demikian, modulus elastis suatu bahan (E) didefinisikan sebagai perbandingan
antara tegangan dan regangan yang dialami bahan.
Bila ketiga tegangan tersebut diberikan terlalu besar, melebihi kekuatan benda, maka benda
tersebut akan patah.
6.Hukum Hooke
Percobaan yang kita lakukan pada dasarny adalah untuk mengetahui hubungan kuantitatif antara
gaya yang dikerjakan pada pegas dengan pertambahan panjangnya. Setiap panjang pegas ketika
diberi gaya tarik dengan panjang awalnya disebut pertambahan panjang. Jika dibuat grafik gaya
tarik terhadap perubahan panjang, maka akan anda dapatkan grafik membentuk sebuah garis
linier.
Hukum Hooke sendiri berbunyi, “Jika gaya tarik tidak melampui batas elastis pegas, maka
pertambahan panjang pegas berbanding lurus (sebanding) dengan gaya tariknya”. Pernyataan ini
dikemukakan oleh Robert Hooke, seorang arsitek yang ditugaskan membangun kembali gedung-
gedung di London yang mengalami kebakaran pada tahun 1666. Oleh karena itu, pernyataan ini
dikenal sebagai Hukum Hooke. Hukum Hooke dapat dirumuskan sebagai berikut
F = k ∆x
Dengan A adalah luas penampang (m²), E adalah modulus elastis bahan (N/m²), dan L adalah
panjang bebas dari benda (panjang benda saat belum ditarik)
BAB III
METODA PRAKTIKUM
III.1.Alat dan Bahan
Dua utas kawat.
Perangkat baca skala utama dan nonius.
Seperangkat beban.
Mistar panjang.
Mikrometer sekrup.
Kertas grafik mm.
III.2.Prosedur Praktikum
Gantungkanlah kedua utas tali dan dilengkapi dengan perangkat baca. Agar kawat menjadi lurus,
bebani kedua utas kawat dengan beban yang tidak terlalu besar.
a. Ukur panjang salah satu kawat yang akan ditentukan Modulus Youngnya.
b. Ukur diameter kawat.
c. Catat kedudukan skala nonius terhadap skala.
Tambahilah beban pada salah satu kawat berturut-turut dengan penambahan massa 0,5 kg pada
setiap penambahan beban.
d. Pada setiap penambahan beban, setelah beberapa saat (kira-kira 10 detik), catatlah kedudukan
nonius. Lakukan penambahan sampai 3 Kg.
e. Hitung pertambahan panjang untuk tiap penambahan beban.
Setelah selesai penambahan beban, kurangi beban berturut-turut dengan pengurangan massa 0,5
Kg tiap pengurangan beban.
f. Pada tiap pengurangan beban, tunggu beberapa saat kemudian catatlah kedudukan nonius.
g. Hitung pengurangan beban.
Hitung tegangan tarik dan regangan tarik pada setiap langkah penambahan dan pengurangan
beban.
Buatlah grafik pada kertas mm hubungan antara tegangan tarik dan regangan tarik dan tentukan
Modulus Young dari grafik itu.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1.Hasil Pengamatan
Data awal :
- Panjang kawat (L) = (7 x 10-2 ± 5 x 10-4)m
- Jari-jari kawat (r) = (1,6 x 10-4± 5 x 10-6)m
- Luas penampang (A) = (8,04 x 10-8± 5 x 10-6)m
- Skala nonius awal (Lo) = (4,6 x 10-2± 5 x 10-4)m
m (Kg) F = m g
(N) Lt
(m) ∆L= Lt - Lo
(m) Tegangan=F/A
(N/m) Regangan
∆L/L
3,0 29,34 7,1 x 10-2 2,5 x 10-2 36,49 x 107 3,57 x 10-1
2,5 24,45 7 x 10-2 2,4 x 10-2 30,41 x 107 3,43 x 10-1
2,0 19,56 7 x 10-2 2,4 x 10-2 24,33 x 107 3,43 x 10-1
1,5 14,67 7 x 10-2 2,4 x 10-2 18,25 x 107 3,43 x 10-1
1,0 9,78 6,9 x 10-2 2,3 x 10-2 12,16 x 107 3,28 x 10-1
0,5 4,89 6,7 x10-2 2,1 x 10-2 60,82 x 106 3 x 10-1
E Penambahan
E = (F/A)/(∆L/L)
E = (21,287 x 107)/(1,76 x 10-1)
E = 12,09 x 108 N/m
E Pengurangan
E = (F/A)/(∆L/L)
E = (21,287 X 107)/(3,36 X 10-1)
E = 6,33 X 108 N/m2
E rata-rata
= (Epenambahan + Epengurangan) / 2
= (12,09 x 108 + 6,33 x 108) / 2
= 9,21 x 108 N/m²
Selisih nilai E
∆ = Epenambahan - Epengurangan
∆ = (12,09 x 108)-(6,33 x 108)
∆ = 5,76 x 108 N/m²
Dengan menghitung memakai kalkulator, dapat ditentukan bahwa nilai Modulus Young adalah:
Untuk grafik penambahan beban : E = 9,09 x 108 N/m²
Untuk grafik pengurangan beban : E = 51,5 x 108 N/m²
Sedangkan dengan menghitung secara manual, dapat ditentukan nilai Modulus Young sebagai
berikut:
Untuk grafik penambahan beban
BAB V
PENUTUP
V.1.Kesimpulan
Dari praktikum Modulus Young ini, dapat disimpulkan beberapa hal:
Modulus Young meruipakan perbandingan antara tegangan tarik dan regangan tarik.
Benda elastis adalah benda yang kembali ke bentuk semula bila gaya dihilangkan.
Gaya yang diberikan berbanding lurus dengan perubahan panjang dan dapat dirumuskan dengan
persamaan F = k ∆x
Benda plastik adalah benda yang tidak kembali ke bentuk semula saat gaya dilepaskan.
Bila gaya yang diberikan pada benda melampui batas kekuatan benda, benda akan patah.
V.2.Saran
Disarankan pada setiap orang yang akan melaksanakan praktikum Modulus Young harus
memahami dulu konsep dan prinsip dari hukum Hooke, tegangan dan regangan. Selain itu, bila
ingin mendapat data yang akurat, disarankan menggunakan alat yang masih baik.
Daftar Pustaka