(PERCOBAAN-FP2)
NIM : 215090107111019
Fak/Jurusan : FMIPA/Biologi
Kelompok :6
JURUSAN FISIKA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR
NIM : 215090107111019
Fak/Jurusan : FMIPA/Biologi
Kelompok :6
Catatan :
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
1.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah konsep pemuaian zat padat dan penentuan
koefisien muai panjang pada batang logam dapat dipahami.
Suhu atau temperatur adalah besaran yang menunjukan derajat panas atau
dingin suatu benda. Pada saat memanaskan benda sampai suhu tertentu, sifat fisik
benda tersebut akan berubah. Sebagai contoh; pada saat mendingin kan air sampai suhu
mencapai dibawah nol, maka air tersebut akan membeku, ketika memanaskan batang
logam hingga suhu tertentu, maka besi itu akan memuai (Bahtiar, 2017).
Pemuaian panas adalah perubahan suatu benda yang bisa menjadi bertambah
panjang, lebar, luas, atau berubah volumenya karena terkena panas (kalor). Pemuaian
setiap benda berbeda tergantung pada suhu dan koefisien muai dari benda tersebut.
Jenis pemuaian zat padat dibagi menjadi tiga, yaitu pemuaian panjang, pemuaian luas,
dan pemuaian volume (Wijaya, I ketut. 2014).
∆𝓵 = 𝜶𝓵𝟎 ∆𝑻 (1.1)
Panjang suatu benda dan suhu benda diukur pada saat sebelum dan
sesudah mengalami pemuaian. Panjang awal benda sebelum mengalami
pemuaian dinyatakan dengan ℓ0 . Sedangkan panjang benda setelah mengalami
pemuaian dinyatakan dengan ℓ. Perubahan benda setelah mengalami pemuaian
dapat dinyatakan denga persamaan berikut (Giancoli, Douglas C. 2014)
𝓵 = 𝓵𝟎 (𝟏 + 𝜶 ∆𝑻) (1.2)
Pada persamaan (1.2), ∆𝑇 merupakan selisih dari suhu awal dan suhu
akhir benda. Suhu awal benda dinyatakan dengan 𝑇0 . Sedangkan, suhu akhir
benda dinyatakan dengan 𝑇. Apabila nilai ∆𝑇 negatif, maka ∆ℓ pada persamaan
(1.1) juga akan bernilai negatif. Perhitungan ∆𝑇 dan ∆ℓ dapat ditulis pada
persamaan berikut (Giancoli, Douglas C.2014).
∆𝑻 = 𝑻 − 𝑻𝟎 (1.3)
∆𝓵 = 𝓵 − 𝓵𝟎 (1.4)
𝑨𝟐 = 𝑨𝟏 {𝟏 + 𝟐𝜶 (𝒕𝟐 − 𝒕𝟏 )} (1.5)
𝑨𝟐 = 𝑨𝟏 {𝟏 + 𝜷 (𝒕𝟐 − 𝒕𝟏 )} (1.6)
𝜷 = 𝟐𝜶 (1.7)
𝑽𝒕 = 𝑽𝟎 (𝟏 + 𝜸𝒕) (1.8)
Hubungan koefisien muai zat padat dengan koefisien muai panjang zat padat
dapat dinyakan dalam persamaan berikut (Wijaya, I Ketut. 2014).
𝜸 = 𝟑𝜶 (1.9)
BAB II
METODOLOGI
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktiku ini adalah seperangkat alat
pemuaian, pipa percobaan yang terdiri dari pipa kuningan, pipa baja, dan pipa gelas,
selang karet, meteran, cawan petri, generator uap, termemometer, dan air 3⁄4.
Giancoli, Douglas C. 2014. Physics Principel With Application. Pearson Education Inc. United
Stated Of America.
Halliday, David & Resnick, Robert. 2014. Fundamental Of Physics. John Willy & Sons Inc.
United Stated Of America.
LAMPIRAN
1. Apa yang dimaksud dengan koefisien muai linear, koefisien muai luas, dan koefisien muai
volume?
2. Buktikan bahwa koefisien muai luas sama dengan 2 kali koefisien muai linearnya, dan
koefisien muai volume sama dengan 3 kali koefisien muai linearnya!
3. Ramalkan kemungkinan terjadinya penyusutan dari panjang semula sebuah batang yang
mula-mula dinaikkan temperatunya dan kemudian -diturunkan!
Pada saat suhu dinaikkan akan menyebabkan pertambahan panjang, luas, dan
volume. Jika suhu diturunkan maka besar panjang, luas, dan volume akan
berkurang/menyusut karena pemuaian berbanding lurus dengan suhu.