Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

(Koefisien Muai Panjang)

(PERCOBAAN-FP2)

Nama : Deas Maulidya Ashrini

NIM : 215090107111019

Fak/Jurusan : FMIPA/Biologi

Kelompok :6

Tgl.Praktikum : Selasa, 5 Oktober 2021

Nama Asisten : Yusrotur Rizqiyah

LABORATORIUM FISIKA DASAR

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2021
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

(Koefisien Muai Panjang)

Nama : Deas Maulidya Ashrini

NIM : 215090107111019

Fak/Jurusan : FMIPA/Biologi

Kelompok :6

Tgl. Praktikum : Selasa, 5 Oktober 2021

Nama Asisten : Yusrotur Rizqiyah

Catatan :

…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

Paraf Paraf Nilai


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah konsep pemuaian zat padat dan penentuan
koefisien muai panjang pada batang logam dapat dipahami.

1.2 Dasar Teori

Suhu atau temperatur adalah besaran yang menunjukan derajat panas atau
dingin suatu benda. Pada saat memanaskan benda sampai suhu tertentu, sifat fisik
benda tersebut akan berubah. Sebagai contoh; pada saat mendingin kan air sampai suhu
mencapai dibawah nol, maka air tersebut akan membeku, ketika memanaskan batang
logam hingga suhu tertentu, maka besi itu akan memuai (Bahtiar, 2017).

Pemuaian panas adalah perubahan suatu benda yang bisa menjadi bertambah
panjang, lebar, luas, atau berubah volumenya karena terkena panas (kalor). Pemuaian
setiap benda berbeda tergantung pada suhu dan koefisien muai dari benda tersebut.
Jenis pemuaian zat padat dibagi menjadi tiga, yaitu pemuaian panjang, pemuaian luas,
dan pemuaian volume (Wijaya, I ketut. 2014).

1) Muai Panjang Zat Padat

Gambar 1. (Giancoli, Douglas C.2014)

Perubahan panjang benda padat (∆ℓ) berbanding lurus dengan


perubahan suhu (∆𝑇). Perubahan panjang muai benda dapat ditulis dengan
persamaan berikut (Giancoli, Douglas C.2014).

∆𝓵 = 𝜶𝓵𝟎 ∆𝑻 (1.1)

Pada persamaan diatas, 𝛼 merupakan koefisien muai panjang yang


bernilai konstan bergantung pada benda. Koefisien muai panjang adalah
bilangan yang menunjukan pertambahan panjang suatu benda tiap satuan bend
ajika suhu benda naik 1°C (Wijaya, I Ketut. 2014). Koefisien muai panjang
memiliki satuan ℃ atau K. Nilai koefisien muai panjang berbeda – berbeda
bergantung pada benda (Halliday, David & Resnick, Robert. 2014).

Panjang suatu benda dan suhu benda diukur pada saat sebelum dan
sesudah mengalami pemuaian. Panjang awal benda sebelum mengalami
pemuaian dinyatakan dengan ℓ0 . Sedangkan panjang benda setelah mengalami
pemuaian dinyatakan dengan ℓ. Perubahan benda setelah mengalami pemuaian
dapat dinyatakan denga persamaan berikut (Giancoli, Douglas C. 2014)

𝓵 = 𝓵𝟎 (𝟏 + 𝜶 ∆𝑻) (1.2)

Pada persamaan (1.2), ∆𝑇 merupakan selisih dari suhu awal dan suhu
akhir benda. Suhu awal benda dinyatakan dengan 𝑇0 . Sedangkan, suhu akhir
benda dinyatakan dengan 𝑇. Apabila nilai ∆𝑇 negatif, maka ∆ℓ pada persamaan
(1.1) juga akan bernilai negatif. Perhitungan ∆𝑇 dan ∆ℓ dapat ditulis pada
persamaan berikut (Giancoli, Douglas C.2014).

∆𝑻 = 𝑻 − 𝑻𝟎 (1.3)

∆𝓵 = 𝓵 − 𝓵𝟎 (1.4)

2) Muai Luas Zat Padat

Pemuaian menyebabkan zat padat berubah dan bergerakke segala arah,


yaitu memanjang, melebar, dan menebal. Pada pemuaian jika pada suhu 𝑡1 luas
benda adalah 𝐴1 dan pada 𝑡2 luas benda menjadi 𝐴2 , maka pada pemuaian
tersebut belaku pemuaian luas dengan persamaan berikut (Wijaya, I Ketut.
2014).

𝑨𝟐 = 𝑨𝟏 {𝟏 + 𝟐𝜶 (𝒕𝟐 − 𝒕𝟏 )} (1.5)

Atau dapat ditulis dengan persamaan

𝑨𝟐 = 𝑨𝟏 {𝟏 + 𝜷 (𝒕𝟐 − 𝒕𝟏 )} (1.6)

Pada persamaan (1.6), 𝛽 adalah koefisien muai luas. Koefisien Muai


Luas adalah bilangan yang menunjukan pertambahan luas suatu benda tiap
satuan luas jika suhunya naik 1°C.
Hubungan koefisien muai luas dan koefisien muai panjang dapat
dinyatakan dalam persamaan berikut (Wijaya, I Ketut. 2014).

𝜷 = 𝟐𝜶 (1.7)

3) Muai Volume Zat Padat

Pemuaian menyebabkan suatu benda berubah volume. Pemuaian


volume bergantung pada jenis zat padatnya. Sebuah benda pada pada suhu 0°
volumenya dinyatakan dengan 𝑉0 dan benda padat pada suhu 𝑡°C volumenya
dinyatakan dengan 𝑉𝑡 . Bilangan yang menunjukan pertambahan volume suatu
benda tiap satuan volume jika suhunya naik 1°C disebut Koefisien muai
volume. Persamaan pertambahan volume dapat dituliskan sebagai berikut
(Wijaya, I Ketut. 2014).

𝑽𝒕 = 𝑽𝟎 (𝟏 + 𝜸𝒕) (1.8)

Hubungan koefisien muai zat padat dengan koefisien muai panjang zat padat
dapat dinyakan dalam persamaan berikut (Wijaya, I Ketut. 2014).

𝜸 = 𝟑𝜶 (1.9)
BAB II

METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktiku ini adalah seperangkat alat
pemuaian, pipa percobaan yang terdiri dari pipa kuningan, pipa baja, dan pipa gelas,
selang karet, meteran, cawan petri, generator uap, termemometer, dan air 3⁄4.

2.2 Tata Laksana Percobaan


2.2.1 Pipa Kuningan

Alat pemuaian dikalibrasi hingga busur menunjukan angka 0.

Ujung pipa terbuka diletakkan pada sandaran tetap.

Ujung pipa tertutup diletakkan pada sandaran pengarah.

Selang karet yang tersambung dengan ujung pipa terbuka dihubungkan


dengan generator uap.

Generator uap diisi dengan air sebanyak 3⁄4 bagian.

Tutup rapat dengan sekrup.

Suhu ruangan diukur dan dinyatakan sebagai 𝑇0 .


Panjang awal pipa diukur dengan meteran dan dinyatakan sebagai ℓ0 .

Pipa dipanaskan dengan menggunakan generator uap dihubungkan ke stop


kontak.

Panjang pipa setelah dipanaskan diukur dengan pengukuran besar sudut


pada busur sebanyak 4 kali setiap perubahan 5°C.

2.2.2 Pipa Baja

Alat pemuaian dikalibrasi hingga busur menunjukan angka 0.

Ujung pipa terbuka diletakkan pada sandaran tetap.

Ujung pipa tertutup diletakkan pada sandaran pengarah.

Selang karet yang tersambung dengan ujung pipa terbuka dihubungkan


dengan generator uap.

Generator uap diisi dengan air sebanyak 3⁄4 bagian.

Tutup rapat dengan sekrup.

Suhu ruangan diukur dan dinyatakan sebagai 𝑇0 .

Panjang awal pipa diukur dengan meteran dan dinyatakan sebagai ℓ0 .


Pipa dipanaskan dengan menggunakan generator uap dihubungkan ke stop
kontak.

Panjang pipa setelah dipanaskan diukur dengan pengukuran besar sudut


pada busur sebanyak 4 kali setiap perubahan 5°C.

2.2.3 Pipa Kaca

Alat pemuaian dikalibrasi hingga busur menunjukan angka 0.

Ujung pipa terbuka diletakkan pada sandaran tetap.

Ujung pipa tertutup diletakkan pada sandaran pengarah.

Selang karet yang tersambung dengan ujung pipa terbuka dihubungkan


dengan generator uap.

Generator uap diisi dengan air sebanyak 3⁄4 bagian.

Tutup rapat dengan sekrup.

Suhu ruangan diukur dan dinyatakan sebagai 𝑇0 .

Panjang awal pipa diukur dengan meteran dan dinyatakan sebagai ℓ0 .


Pipa dipanaskan dengan menggunakan generator uap dihubungkan ke stop
kontak.

Panjang pipa setelah dipanaskan diukur dengan pengukuran besar sudut


pada busur sebanyak 4 kali setiap perubahan 5°C.
DAFTAR PUSTAKA

Bahtiar. 2017. Pengantar Fisika Dasar I. LP2M UIN Mataram. Indonesia.

Wijaya, I Ketut. 2014. Buku Ajar Fisika. Univesitas Udayana. Indonesia.

Giancoli, Douglas C. 2014. Physics Principel With Application. Pearson Education Inc. United
Stated Of America.

Halliday, David & Resnick, Robert. 2014. Fundamental Of Physics. John Willy & Sons Inc.
United Stated Of America.
LAMPIRAN

(Bahtiar 2017, 196)


(Wijaya, I Ketut 2014, 19)
(Wijaya, I Ketut 2014, 20)
(Wijaya, I Ketut 2014, 22)
(Wijaya, I Ketut 2014, 23)
(Wijaya, I Ketut 2014, 24)
(Wijaya, I Ketut 2014, 25)
(Giancoli, Douglas C 2014, 364)
(Halliday, David & Resnick, Robert 2014, 521)
 Tugas Pendahuluan

1. Apa yang dimaksud dengan koefisien muai linear, koefisien muai luas, dan koefisien muai
volume?

Koefisien muai linear adalah bilangan yang menunjukan pertambahan panjang


suatu benda tiap satuan bend ajika suhu benda naik 1°C. Koefisien muai luas adalah
bilangan yang menunjukan pertambahan luas suatu benda tiap satuan luas jika suhu
benda naik 1°C.

2. Buktikan bahwa koefisien muai luas sama dengan 2 kali koefisien muai linearnya, dan
koefisien muai volume sama dengan 3 kali koefisien muai linearnya!

Pada muai luas, rumus luas 𝐿 = 𝑝 𝑥 𝑙 memiliki satuan koefisien 𝑚2 dan


koefisien linear (panjang) memiliki satuan koefisien 𝑚. Pada muai volume, rumus
volume 𝑉 = 𝑝 𝑥 𝑙 𝑥 𝑡 memiliki satuan koefisin 𝑚3 dan koefisien linear (panjang)
memiliki satuan koefisien 𝑚. Pada saat pemuaian terjadi pertambahan panjang, luas,
dan volume sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa koefisien muai luas = 2 kali
koefisien muai linear dan koefisien muai volume = 3 koefisien muai linear.

3. Ramalkan kemungkinan terjadinya penyusutan dari panjang semula sebuah batang yang
mula-mula dinaikkan temperatunya dan kemudian -diturunkan!

Pada saat suhu dinaikkan akan menyebabkan pertambahan panjang, luas, dan
volume. Jika suhu diturunkan maka besar panjang, luas, dan volume akan
berkurang/menyusut karena pemuaian berbanding lurus dengan suhu.

Anda mungkin juga menyukai