Anda di halaman 1dari 5

ISSN : 2527 – 5917, Vol.4 No 1.

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2019


“Integrasi Pendidikan, Sains, dan Teknologi dalam Mengembangkan Budaya Ilmiah di Era Revolusi Industri 4.0 “
17 NOVEMBER 2019
IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI
ELASTISITAS DAN HUKUM HOOKE MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
DIRECT INSTRUCTION DI SMAN 4 JEMBER

Dya Ayu Safitri


Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas Jember
dyaayu72@gmail.com
Sri Handono
Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas Jember
srihandono.fkip@unej.ac.id
Eny Sulistyowati

ABSTRAK
Pembelajaran fisika sangat erat kaitannya dengan konsep, sehingga pemahaman konsep pada materi
fisika harus dipahami dengan baik terlebih dahulu untuk dapat menyelesaikan permasalahan soal dan
pemahaman konsep juga menjadi acuan dalam tingkat keberhasilan siswa selama pembelajaran fisika.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap konsep materi
elastisitas dengan menggunakan model pembelajaran direct istruction. Penelitian ini dilakukan pada
36 siswa kelas XI MIPA 2 di SMAN 4 Jember. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model
direct instruction. Pengkartegorian jawaban siswa diadaptasi berdasarkan kartegori n-gain. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep siswa dalam hal menafsirkan memiliki
kartegori tinggi dengan presentase 70 %, menginferensi 65%, membandingkan 50%, menjelaskan
40%. Hasil dari penggunaan model pembelajaran langsung (Direct Instruction) terhadap pemahaman
konsep siswa pada materi elastisitas dan Hukum Hooke memiliki presentase yang cukup baik.

Kata Kunci: Pemahaman Konsep Siswa Kelas Xi Pada Materi Elastisitas Dan Hukum
Hooke, Model Pembelajaran Direct Instruction

Pembelajaran fisika kemampuan konsep fisika


PENDAHULUAN merupakan syarat mutlak dalam mencapai keberhasilan
Belajar adalah suatu proses aktivitas mental fisika (Budikase: 1995) dalam Hapsoro & Susanto
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu Pemahaman yang merupakan sebagai kata kunci dalam
perubahan tingkah laku yang bersifat positif dan pembelajaran menurut Bern & Erickson (2001) dalam
menetap relative lama melalui latihan atau pengalaman Wayan menyatakan dalam suatu domain belajar,
yang menyangkut aspek kepribadian baik secara fisik pemahaman merupakan persyaratan mutlak untuk
ataupun psikis. Belajar menghasilkan perubahan dalam tingkatkan kemampuan kognitif yang tinggi, aplikasi,
diri setiap individu, dan perubahan tersebut mempunyai analisis, sintesis, dan evaluasi. Menurut Amien
nilai positif bagi dirinya (Setiawan, 2002:3). (1989:15) dalam Pujianto dan Suyoso menyatakan
Menurut Murdaka (2013: 2) fisika bermakna bahwa konsep adalah gagasan atau ide berdasarkan
sebagai ilmu alam dengan cakupan ilmu yang ada pengalaman yang relevan yang dapat digenerelasikan
dialam ini, baik alam yang menyangkut makhluk hidup akan membentuk suatu konsep. Konsep dapat
maupun tak hidup. Karenanya hingga saat ini sebagian membantu seseorang mengklarifikasi, menganalisis,
orang masih menyebut hukum fisika sama dengan dan menghubungkan struktur fundamental bagi mata
hukum alam. Fisika merupakan ilmu yang mempunyai pelajaran disekolah.
ciri umum, mendasar, dan dapat dijelaskan secara
kuantitatif. Fisika adalah suatu ilmu yang lebih banyak Menurut Arends (1997) dalam Trianto (2011 :
memerlukan pemahaman daripada penghafalan, maka 41), model pembelajaran langung adalah salah satu
kesuksesan dalam belajar fisika adalah kemampuan pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk
memakai tiga hal pokok fisika yaitu konsep, hukum – menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan
hukum atau asas – asas, dan teori – teori. pengetahuan deklaratif dan pengetahuan procedural
yang terstruktur dengan baik, yang dapat diajarkan
dengan pola kegiatan bertahap, selangkah – demi
141
ISSN : 2527 – 5917, Vol.4 No 1.
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2019
“Integrasi Pendidikan, Sains, dan Teknologi dalam Mengembangkan Budaya Ilmiah di Era Revolusi Industri 4.0 “
17 NOVEMBER 2019
selangkah, terstruktur, mengarahkan kegiatan para regangan (strain), yang menyatakan hasil
siswa, dan mempertahankan fokus pencapaian deformasinya. Saat tegangan dan regangan cukup
akademik. kecil, kita sering kali menemukan keduanya
Pembelajaran langsung (direct instruction) berbanding lurus , dan kita menyebut konstanta
memiliki lima fase. Sintaks model pembelajaran perbandingannya sebagai modulus elastisitas.
langsung (Trianto, 2007: 43) ada lima fase yaitu fase 1 Semakin kuat menarik suatu benda maka akan
menyampaikan tujuan dan menyiapkan siswa, semakin panjang benda itu dan semakin kuat
kemudian untuk fase 2 adalah mendemonstrasikan meremas benda maka benda itu akan semakin
pengetahuan dan keterampilan, fase 3 membimbing tertekan.
pelatihan, fase 4 mengecek pemahaman dan
memberikan umpan balik, fase 5 memberikan = modulus elastisitas (hukum hooke).
kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.
Sehingga penggunaan model pembelajaran lansung bisa
membuat siswa lebih memahami konsep. (Young, 2002)

Elastisitas adalah bidang fisika yang


mempelajari hubungan antara perubahan bentuk benda
METODE PENELITIAN
dan gaya yang menyebabkan perubahan benda tersebut.
Dalam hal ini stress (σ) menyatakan tekanan yang Penelitian ini merupakam jenis penelitian
dikerjakan oleh gaya (F) terhadap suatu luasan deskriptif kuantitatif yang digunakan untuk
permukaan (A). mengidentifikasi bagaimana tingkat kemampuan siswa
dalam pemahaman konsep fisika materi elastisitas
menggunakan model pembelajaran langsung (direct
σ= .
instruction). Teknik yang digunakan dalam penelitian
Strain (Ɛ) atau renggangan menyatakan ini menggunakan purpose sampling area. Teknik
deformasi yang terjadi akibat hasil dari tekanan. purpose sampling area merupakan teknik yang
Regangan diukur sebagai hasil dari rasio dari perubahan digunakan untuk menentukan sampel dengan
dimensi dari dimensi awalnya, dituliskan: pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013).
Pertimbangan dalam penelitian ini merupakan
Ɛ= . pertimbangan atas kelas yang telah dipasrahkan oleh
guru pamong kepada mahasiswa KKPLP UNEJ di
Elastisitas memiliki batas elastis, ketika gaya SMAN 4 Jember , dan yang digunakan untuk penelitian
yang dikenakan lebih besar dari harga modulus ini adalah , siswa yang diajar pada saat KKPLP 2019
elastisitasnya maka perubahan bentuk yang terjadi pada yang merupakan siswa kelas XI pada pembelajaran
bahan akan permanen. Gaya yang diberikan tidaklah materi bab elastisitas dan Hukum Hooke. Kelas yang
menyebabkan perubahan bentuk yang permanen pada direkomendasikan oleh guru fisika di SMAN 4 Jember
benda selama tidak melebihi modulus elastisitas bahan. adalah kelas XI MIPA 2.
Modulus elastisitas bahan adalah rasio dari tekanan dan
regangan yang diberikan pada bahan, dalam hal ini Metode pengumpulan data yang digunakan
dikenal dengan Modulus Young (Y). Dengan tekanan: adalah tes dengan dua kartegori tes yaitu pretest berupa
soal latihan untuk mengetahui seberapa pemahaman
siswa sebelum dilakukan pembelajaran menggunakan
P = F/A, renggangan = , maka secara matematis
model pembelajaran langsung, dan yang kedua
dituliskan sebagai:
merupakan tes yang dilakukan setelah menggunakan
proses pembelajaran yang dilakukan dengan model
= = . (Lambaga, 2019). pembelajaran langsung (direct instruction) untuk
mengetahui pemahaman konsep siswa terhadap materi
Tegangan menyatakan kekuatan dari gaya-
elastisitas. Jumlah soal terdiri atas sepuluh soal yang
gaya yang menyebabkan penarikan, peremasan berisi empat aspek yang menggambarkan pemahaman
atau pemuntiran yang biasanya dinyatakan dalam konsep siswa. Teknik yang digunakan untuk analisis
bentuk “gaya per satuan luas”. Besaran lain adalah

142
ISSN : 2527 – 5917, Vol.4 No 1.
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2019
“Integrasi Pendidikan, Sains, dan Teknologi dalam Mengembangkan Budaya Ilmiah di Era Revolusi Industri 4.0 “
17 NOVEMBER 2019
data menggunakan analisis hasil tes. Berikut distribusi dalam pembelajarannya yang menggunakan model
pemahaman konsep dan nomor soal pada setiap aspek. pembelajaran langsung (direct instruction) Dalam hal
ini, Kartegori pemahaman konsep diadaptasi dari
Tabel 1. Distribusi Pemahaman Konsep dan Nomor
kartegori n – gain yang disesuaikan dengan kartegori
Soal
aspek penilaian yang ada sebagai berikut.
Aspek Pemahaman Tabel 2. Kartegori Peningkatan Pemahaman Konsep

No Konsep No. Soal

1 Menafsirkan 1,2 Skor N-gain Kartegori

2 Menginterferensi 3,4

3 Membandingkan 5,6,7 < g > > 0,7 Tinggi

4 Menjelaskan 8,9,10
0,3 < < g > < 0,7 Sedang

Kartegori dalam mengetahui tingkat


pemahaman konsep pada penelitian ini diadaptasi dari N – gain < 0.3 Rendah
kartegori n-gain. Gain merupakan peningkatan
kemampuan yang dimiliki siswa setelah pembelajaran.
Gain diperoleh dari selisih antara hasil tes sebelum
(Hake, 2002)
dan sesudah atau pretest dan postest. N- gain adalah
gain yang ternormalisasi, perhitungan N-gain ini Pemahaman konsep siswa pada materi fisika
bertujuan untuk menghindari kesalahan dalam elastisitas dan Hukum Hooke kelas XI dapat dilihat
menginterpretasikan perolehan gain dari seorang pada gambar berikut.
siswa. N- gain dihitung menggunakan rumus sebagai
berikut: 100 70 65 50 40

N – Gain =

(Meltzer, 2002) 50

Hasil perhitungan N – gain kemudia 0


tersebut n

dikartegorikan kedalam 3 kartegori yaitu:


Gambar 1. Data Pemahaman Konsep Siswa pada
Tinggi : N- gain > 0,7 Materi Elastisitas dan Hukum Hook

Sedang : 0,3 < N- gain > 0,7 Keterangan:

= menafsirkan

Rendah : N- gain < 0,3 = menginferensi

(Hake, 2002) = membandingkan

= menjelaskan

Berdasarkan Gambar 1 diatas, tampak bahwa


HASIL DAN PEMBAHASAN kemampuan pemahaman konsep siswa terhadap materi
Pada bab ini akan dibahas mengenai pembuatan elastisitas dan Hukum Hooke menggunakan metode
Data yang diperoleh dari jawaban siswa dianalisis pembelajaran langsung memiliki kartegori presentase
berdasarkan pada indikator kemampuan pemahaman pada setiap aspek, yaitu yang pertama
konsep siswa materi elastisitas dan Hukum Hooke yang
143
ISSN : 2527 – 5917, Vol.4 No 1.
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2019
“Integrasi Pendidikan, Sains, dan Teknologi dalam Mengembangkan Budaya Ilmiah di Era Revolusi Industri 4.0 “
17 NOVEMBER 2019
adalah menafsirkan memiliki selama proses pembelajaran yang sesuai deng
presentase berkartegori tinggi dengan sintaks pada model pembelajaran yang dilakukan
presentase capaian nilai 70%, kemudian pada aspek agar hasil yang didapatkan bisa leih sesuai dan
menginferensi memiliki presentase 65%, lalu pada tepat sasaran saat proses pembelajaran.
aspek membandingkan memiliki presentase 50%, dan
untuk aspek menjelaskan memiliki presentase 40%. DAFTAR PUSTAKA
Penilaian tersebut didapatkan dari hasil skor rata – rata
Alonso, M. dan Budikase, E. dan Nyoman
siswa pada penilaian setiap aspek pemahaman materi
Kertiasa. 1995. Fisika 3. Jakarta:
elastisitas dan Hukum Hooke.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Kemampuan siswa dalam aspek Amien, Moh. (1989). Pendidikan Ilmu
membandingkan dan menjelaskan diakibatkan oleh Pengetahuan Alam. Yogyakarta: FMIPA,
beberapa faktor dalam pembelajaran yang bisa dilihat IKIP Yogyakarta
dari tingkat keatifan siswa, dimana tidak semua siswa
aktif dalam mengikuti arahan pembelajaran sesuai Arends 1997. Model – Model Pembelajaran
sintak pada model direct instruction sehingga dalam Inovatif berorientasi Konstuktivitis,
kegiatan eksperimen dan diskusi bersama terdapat Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher
beberapa siswa yang kurang aktif sehingga
Erickson and Bern. 2001.”Contextual Teaching
pemahamannya juga kurang dan hal ini akan
and Learning”. Journal of Economy. No.2
berpengaruh pada hasil penilaian terutama dalam aspek
membandingkan dan menjelaskan karena kedua aspek
tersebut tidak akan bisa dikuasai oleh siswa jika siswa
Hake R.R. (2002). Relationship of Individual
tersebut tidak memahami materi dengan baik.
Student Normalized Learn Gains in Mechanics
Kemudian factor lain yang menjadi penyebab yaitu
with Gender, High-School Physics, and
tingkat kemudahan soal evaluasi dan juga tingkat
Pretest Scores on Mathematics and
pemahaman siswa pada setiap materi atau sub bab
Spatial Visualization.
berbeda, sehingga hal ini membuat presentase dalam http://www.physics.indiana.edu/-hake.
pemahaman setiap siswa tidak sama .

PENUTUP Lambaga, Ilham. 2019. Tinjauan Umum Konsep


KESIMPULAN Fisika Dasar. Yogyakarta: Grub
Penerbitan CV Budi Utama
Berdasarkan pada hasil penelitian yang sudah
diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan Murdaka, Bambang, 2013. Pengaantar Fisika 1.
siswa dalam memahami konsep materi elastisitas dan Yogyakarta: Gadjah Mada University
Hukum Hooke menggunakan model pembelajaran Press
langsung sudah cukup baik, namun pada kartegori
membandingkan dan menjelaskan siswa beberapa Radiko, dkk. 2018. Identifikasi Pemahaman
masih belum bisa menyampaikan dengan benar karena Konsep Siswa Pada Materi Zat dan
beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain yaitu Wujudnya. Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika.
kurang aktifnya siswa selama pembelajaran dan juga Volume 3 Number 2 month September
tingkat pemahaman siswa pada setiap sub bab materi 2018. Page 52-54. p-ISSN: 2477-5959 e-
juga berbeda – beda. ISSN: 2477-8451

SARAN Setiawan, Andi. 2002. Belajar dan


Untuk penelitian lanjutan, bisa meneliti Pembelajaran. Uwais Inspirasi Indonesia.
lebih lanjut menggunakan model pembelajaran
yang berbeda sehingga dapat diketahui perbedaan Trianto, 2007. Model – model Pembelajaran
tingkat pemahaman siswanya serta untuk novatif berorientasi kontruktivistik.
meningkatkan kualitas pembelajaran. Pengajar Prestasi Pustaka: Jakarta
diharapkan untuk dapat lebih menuntun siswa

144
ISSN : 2527 – 5917, Vol.4 No 1.
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2019
“Integrasi Pendidikan, Sains, dan Teknologi dalam Mengembangkan Budaya Ilmiah di Era Revolusi Industri 4.0 “
17 NOVEMBER 2019
Trianto, 2011. Model Pembelajaran Terpadu
Konsep, Strategi dan
Implementasinya dalam Kurikulum Tigkat
Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: Bumi
Aksara
Young, Freedman, dkk. 2002. Fisika
Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.

145

Anda mungkin juga menyukai