Anda di halaman 1dari 7

MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL RELATING,

EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING, AND TRANSFERRING


(REACT) DENGAN SIMULASI VIRTUAL DALAM PEMBELAJARAN
FISIKA DI SMA
(MATERI MOMENTUM, IMPULS DAN TUMBUKAN
KELAS X SMAN 2 JEMBER)
1)
Firdha Choirun Nisa , 1)Albertus D Lesmono , 1)Rayendra W Bachtiar
Program Studi pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
Email : firdhachoirunnisa3@gmail.com

Abstract

The purpose of this research were to examine the effect of contextual learning
model of Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, and Transferring (REACT)
with Virtual Simulation to critical thinking ability and student learning activity in
Senior High School. The type of this research was experimental research using post-
test only control group design. Population in this research was the tenth grade
students of SMAN 2 Jember. The data were collected by observation, documentation,
interview and test. The data were analyzed using Independent Sample T-Test with
SPSS 24. The results showed that the average value of critical thinking ability of
experimental class was 81,15 and control class was 69,91. In result of activity value
of experiment class was 86,943 and control class was 79,934. This study can be
concluded REACT learning model with virtual simulation have an effect on
significance to critical thinking ability and student activity in physics learning in
senior high school.

Keywords: Contextual learning model of REACT, virtual simulation, critical


thinking, student learning activity

PENDAHULUAN kemampuan berfikir yang berguna untuk


memecahkan masalah di dalam kehidupan
Pendidikan merupakan suatu proses sehari-hari. Pernyataan tersebut
yang kontinyu. Ia merupakan pengulangan menunjukkan bahwa untuk mencapai
yang perlahan tetapi pasti dan terus- prinsip pembelajaran fisika maka
menerus sehingga sampai pada bentuk yang dibutuhkan kemampuan dan keterampilan
diinginkan. Peran pendidikan sangat siswa salah satunya yaitu kemampuan
penting untuk menciptakan masyarakat berpikir kritis untuk memecahkan berbagai
yang cerdas, berakhlak mulia, damai, permasalahan yang dikemas dengan model
demokratis, serta dapat bersaing di era pembelajaran yang membuat siswa aktif
globalisasi. Pendidikan pasti terdapat suatu dalam proses pembelajaran.
proses pembelajaran antara peserta didik Kemampuan berpikir kritis
dan pendidik. Proses pembelajaran di diperlukan dalam proses pembelajaran agar
sekolah salah satunya yaitu pembelajaran siswa mampu melakukan pengambilan
fisika. Salah satu tujuan mempelajari fisika keputusan yang penuh pertimbangan dan
adalah dikuasainya kemampuan untuk dilakukan secara mandiri. Menurut
mengaplikasikan konsep-konsep fisika Suprijono (2016:39) bahwa berpikir kritis
dalam bidang keterampilan yang akan dapat membantu siswa meningkatkan
ditekuni. Fisika dipandang penting kemampuannya memahami materi yang
diajarkan dengan maksud melatih dipelajari dengan mengevaluasi secara

8
Nisa, Model Pembelajaran Kontekstual... 9

kritis argumen pada buku teks, teman (Yuliati, 2008:60). Akan tetapi, model
diskusi, termasuk argumen guru dalam REACT juga memiliki kekurangan yaitu
kegiatan pembelajaran. dibutuhkan waktu yang cukup banyak agar
Kenyataan di lapangan tentang langkah-langkah dalam melaksanakan
pembelajaran fisika masih kurang mencapai model pembelajaran REACT dapat
tujuan kurikulum 2013. Berdasarkan terlaksana. Oleh karena itu, untuk
observasi yang dilakukan di beberapa menyingkat waktu dan mengatasi
Sekolah Menengah Atas di Kabupaten permasalahan kurangnya ketersediaan alat-
Jember yaitu SMAN 2 Jember, SMAN 4 alat laboratorium maka dilakukan
Jember dan SMAN Kalisat Jember pembelajaran dengan simulasi virtual.
menunjukkan bahwa kemampuan berpikir Pembelajaran lab virtual efisien karena
kritis siswa masih kurang baik, hal ini pengelolaan pembelajaran lebih cepat
ditunjukkan dengan hasil belajar siswa yang dibandingkan dengan pembelajaran dengan
masih rendah. Menurut Junaida dkk. lab nyata. Lab vitual menggunakan simulasi
(2016:211) bahwa pembelajaran fisika terapan konsep fisika dapat dimanfaatkan
masih cenderung menitik beratkan hasil untuk kelangsungan pembelajaran fisika
konsep yang dipelajari dan kurang yang menarik contohnya simulasi fisika
memperhatikan aktivitas ilmiah siswa Physics Educational Tecnology (PhET)
ketika mendapatkan konsep tersebut. (Syaifulloh dan Jatmiko, 2014). Simulasi
Kendala lain yang dihadapi guru PhET memungkinkan akses yang aman dan
untuk melakukan pembelajaran aktif yaitu cepat ke beberapa percobaan, menarik dan
kurangnya ketersediaan sarana dan menyenangkan bagi siswa dan guru.
prasarana pembelajaran seperti alat-alat Simulasi ini mudah diakses secara online,
laboratorium, terkadang alatnya tersedia dan dirancang menjadi alat yang fleksibel
akan tetapi tidak memadai untuk digunakan untuk mendukung berbagai macam kondisi
dalam pembelajaran satu kelas. Menurut lingkungan pengajaran (Moore dkk.,
Sutarto (dalam Lesmono dkk., 2012) bahwa 2014:1191).
dalam melaksanakan kegiatan Tujuan utama penelitian ini yaitu
laboratorium, unit sarana kegiatan fisika untuk mengkaji pengaruh model REACT
yang dibutuhkan paling sedikit seperempat dengan simulasi virtual terhadap
jumlah siswa dalam satu kelas. Oleh karena kemampuan berpikir kritis dan aktivitas
itu, salah satu upaya yang dapat dilakukan belajar siswa. Jika model dan metode ini
oleh guru adalah menyesuaikan model diterapkan dengan baik dapat memberikan
pembelajaran serta media yang digunakan manfaat bagi siswa dan guru, manfaat bagi
dengan materi yang akan diajarkan. guru dan siswa yaitu sebagai alternatif
Pembelajaran kontekstual menawarkan pemilihan model dan metode dalam
pembelajaran yang lebih menonjolkan mengajar fisika untuk melatih kemampuan
kemampuan siswa dan mengaitkan materi berpikir kritis dan aktivitas siswa lebih baik.
dengan kehidupan sehari-hari. Model
pembelajaran REACT merupakan singkatan METODE
dari relating (menghubungkan),
experiencing (mengalami), applying Jenis penelitian ini adalah penelitian
(menerapkan), cooperating (berdiskusi eksperimen yang dilaksanakan di SMA
/berkelompok), dan transferring Negeri 2 Jember pada tahun ajaran
(memindahkan). REACT pertama kali 2016/2017. Populasi pada penelitian ini
dikenalkan Center Of Occupational yaitu siswa kelas X MIPA SMAN 2 Jember.
Reserch and Development di Amerika. Kemudian penentuan sampel penelitian
CORD mengembangkan pembelajaran menggunakan uji homogenitas One Way
kontekstual untuk meningkatkan Anova dengan teknik cluster random
kemampuan dan hasil belajar siswa sampling, dimana jumlah populasi kelas X
10 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 7 No. 1, Maret 2018, hal 8-14

MIPA SMAN 2 Jember sebanyak 8 kelas HASIL DAN PEMBAHASAN


dan diambil 2 kelas sebagai kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Desain Data hasil kemampuan berpikir kritis
penelitian ini menggunakan posttest-only siswa didapatkan dari hasil post test pada
control group design (Arikunto, 2010:125) kelas eksperimen dengan menggunakan
seperti pada Gambar 1 berikut : model pembelajaran kontekstual REACT
E X O1 dengan simulasi virtual dan pada kelas
K O2 kontrol tidak menggunakan model
Gambar 1. Post-Test Only Control Group pembelajaran kontekstual REACT dengan
Design. simulasi virtual. Nilai rata-rata keseluruhan
Keterangan: indikator kemampuan berpikir kritis pada
E = kelas eksperimen kelas eksperimen yaitu 81,15 sedangkan
K = kelas kontrol pada kelas kontrol yaitu 69,91. Sedangkan
X = pembelajaran fisika menggunakan untuk mengkaji pengaruh model REACT
model kontekstual REACT dengan dengan simulasi virtual terhadap
simulasi virtual kemampuan berpikir kritis dilakukan
O1 = Hasil post-test kelas eksperimen analisis meggunakan bantuan SPSS 24.
O2 = Hasil post-test kelas kontrol Hasil yang diperoleh menunjukkan
Teknik pengumpulan data yang hipotesis alternatif (Ha) diterima dan
digunakan yaitu observasi, wawancara, hipotesis nihil (H0) ditolak. Sehingga dapat
dokumentasi, dan tes. Data yang didapatkan dinyatakan model pembelajaran
berupa penilaian dari observer berupa kontekstual REACT dengan simulasi virtual
lembar observasi dan hasil post-test di akhir berpengaruh signifikan terhadap
pertemuan materi momentum, impuls dan kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini
tumbukan kemampuan berpikir kritis serta sesuai dengan penelitian yang dilakukan
hasil wawancara dengan guru bidang studi oleh Durotulaila dkk. (2014) bahwa
Fisika dan siswa. penggunaan model REACT dengan metode
Teknik analisis data yang digunakan eksperimen berpengaruh terhadap prestasi
untuk menjawab rumusan masalah yang kognitif siswa dan penelitian yang
pertama yaitu analisis Independent Sample dilakukan oleh Ismaya dkk. (2015) bahwa
T-Test dengan bantuan SPSS 24 untuk data model pembelajaran REACT berpengaruh
nilai kemampuan berpikir kritis. Sedangkan terhadap hasil belajar dan motivasi siswa
teknik analisa untuk rumusan masalah yang serta didukung penelitian Ekawati dkk.
kedua berdasarkan hasil observasi oleh (2015) bahwa hasil belajar siswa sebelum
observer kemudian dianalisis menggunakan diajar dengan media simulasi menggunakan
Independent Sample T-Test dengan bantuan PhET sebesar 10,88, sedangkan hasil
SPSS 24. Kriteria pengujiannya sebagai belajar siswa setelah diajar dengan media
berikut: 1) jika p (signifikansi) > 0,05 maka simulasi menggunakan PhET sebesar
hipotesis nihil (H0) diterima dan hipotesis 15,19. Untuk kemampuan berpikir kritis
alternatif (Ha) ditolak. 2) Jika p pada tiap indikator dapat dilihat pada
(signifikansi) ≤ 0,05 maka hipotesis nihil Gambar 2.
(H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha)
diterima.
Nisa, Model Pembelajaran Kontekstual... 11

Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kritis tiap Indikator


120

100

80

60

40

20

0
Memberikan Menentukan Menarik Memberikan Memperkirakan
penjelasan dasar dasar kesimpulan penjelasan lanjut
pengambilan
keputusan

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Gambar 2. Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kritis Tiap Indikator

Berdasarkan Gambar 2 didapatkan jawaban dari alasan-alasan tersebut. Nilai


hasil bahwa pada indikator memberikan rata-rata kelas eksperimen pada indikator
penjelasan dasar nilai siswa kelas menarik kesimpulan lebih baik daripada
eksperimen lebih tinggi daripada kelas nilai rata-rata kelas kontrol. Hal ini
kontrol. Pada indikator memberikan dikarenakan pada indikator menarik
penjelasan dasar siswa dituntut untuk fokus kesimpulan sering dilatihkan pada setiap
pada pertanyaan yang diberikan, siswa juga tahapan model REACT misalnya pada tahap
harus tepat dalam penggunaan rumus. applying dan cooperating.
Dalam kelas eksperimen indikator ini selalu Indikator keempat yaitu memberikan
diajarkan pada beberapa tahap kegiatan penjelasan lanjut, pada indikator ini nilai
model pembelajaran kontektual REACT rata-rata siswa kelas eksperimen lebih baik
dengan simulasi virtual seperti pada tahap dibandingan dengan nilai siswa pada kelas
relating dan experiencing. Indikator kedua kontrol. Hal ini dikarenakan pada kelas
yaitu menentukan dasar pengambilan eksperimen indikator memberikan
keputusan, pada indikator ini nilai rata-rata penjelasan lanjut dilatihkan pada beberapa
kemampuan berpikir kritis siswa kelas tahap pembelajarannya, misalnya pada
kontrol lebih baik dibandingkan dengan tahap applying dan cooperating. Indikator
nilai pada kelas eksperimen, hal ini yang terakhir yaitu indikator
disebabkan karena jenis soal indikator ini memperkirakan, pada indikator ini siswa
pernah ditanyakan oleh salah satu siswa dituntut untuk dapat memperkirakan suatu
pada kelas kontrol kemudian dibahas kejadian dan mengaitkannya dengan materi
bersama dalam kelas, pembahasan pada momentum, impuls dan tumbukan.
soal ini cukup mendalam karena pada kelas Memprediksi yang dimaksudkan yaitu
kontrol tersedia cukup banyak waktu tersisa siswa dapat memperkirakan asal usul rumus
dalam pembelajaran. Kemudian pada yang digunakan untuk menyelesaikan
indikator ketiga yaitu menarik kesimpulan, sebuah permasalahan fisika dalam
pada indikator menarik kesimpulan siswa kehidupan sehari-hari. Indikator kelima
dituntut untuk dapat membuat alasan-alasan dilatihkan pada tahap transferring.
logis yang nantinya dapat ditarik sebuah
12 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 7 No. 1, Maret 2018, hal 8-14

Data penelitian yang kedua yaitu data pembelajaran kontekstual REACT dengan
aktivitas siswa. Nilai aktivitas belajar siswa simulasi virtual berpengaruh signifikan
didapatkan dari lembar observasi yang terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.
dinilai pada tiap pertemuan pembelajaran Hal ini sesuai dengan penelitian yang
momentum, impuls dan tumbukan. dilakukan oleh Firmansyah dkk. (2017)
Didapatkan hasil bahwa rata-rata nilai menyatakan bahwa model pembelajaran
aktivitas belajar siswa kelas eksperimen tipe NHT berbantuan media simulasi PhET
adalah 86,943 dan rata-rata nilai aktivitas berpengaruh signifikan terhadap aktivitas
siswa kelas kontrol adalah 79,934. siswa dan penelitian yang dilakukan oleh
Sedangkan untuk mengkaji pengaruh model Rohati dkk. (2012) menyatakan bahwa
REACT dengan simulasi virtual terhadap pembelajaran dengan strategi REACT dapat
aktivitas belajar siswa dilakukan analisis meningkatkan aktivitas siswa terutama
meggunakan bantuan SPSS 24. Hasil yang pada tahap experiencing. Sedangkan untuk
diperoleh menunjukkan hipotesis alternatif hasil penilaian siswa tiap indikator dapat
(Ha) diterima dan hipotesis nihil (H0) dilihat pada Gambar 3 berikut.
ditolak. Sehingga dapat dinyatakan model

Rata-Rata Aktivitas Siswa tiap Indikator


100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Mengamati Melakukan Mendengarkan Membuat Memecahkan Bersemangat
video/contoh diskusi pendapat grafik/gambar permasalahan

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Gambar 3. Rata-Rata Aktivitas Belajar Siswa tiap Indikator

Berdasarkan Gambar 3, pada kelas indikator mengamati video/contoh


eksperimen nilai indikator aktivitas siswa sedangkan nilai terendah terdapat pada
yang tertinggi yaitu pada indikator indikator memecahkan permasalahan.
membuat grafik/gambar sedangkan nilai Penyebab lebih baiknya nilai rata-rata
terendah yaitu pada indikator memecahkan aktivitas kelas eksperimen dibandingkan
permasalahan. Hal ini dikarenakan pada kelas kontrol pada aspek aktivitas belajar
kelas eksperimen siswa melakukan siswa yaitu pada kelas eksperimen
percobaan menggunakan simulasi virtual menggunakan model pembelajaran
PhET yang didalamnya terdapat gambar kontekstual REACT dengan simulasi virtual
serta arah vektornya, maka dari gambar setiap tahapannya melatihkan aktivitas
tersebut siswa berlatih bagaimana cara siswa baik aktivitas fisik maupun aktivitas
menggambar arah vektor yang benar pada mental. Pada tahap relating siswa dilatih
setiap kejadian. Sedangkan pada kelas aktivitasnya untuk mengamati video
kontrol nilai tertinggi terdapat pada tentang contoh penerapan momentum,
Nisa, Model Pembelajaran Kontekstual... 13

impuls dan tumbukan dalam kehidupan berpengaruh signifikan terhadap aktivitas


sehari-hari, pada tahap experiencing siswa belajar siswa di SMAN 2 Jember.
dilatih aktivitas melakukan percobaan Berdasarkan hasil kesimpulan yang
tentang materi momentum, impuls dan diperoleh, maka dapat disampaikan saran-
tumbukan menggunakan simulasi virtual saran sebagai berikut: (1) bagi guru,
PhET, kemudian mendapatkan data–data penerapan model pembelajaran kontekstual
yang diperlukan dan selanjutnya membuat REACT dengan simulasi virtual pada pokok
grafik berdasarkan data serta menggambar bahasan materi momentum, impuls dan
vektor-vektor yang ada pada saat praktikum tumbukan dapat dijadikan referensi dalam
virtual, dan pada akhirnya siswa diminta mengajar selanjutnya agar melatihkan
untuk menulis laporan pada LKS yang telah siswa dalam berpikir kritis dan dapat
diberikan. Sedangkan pada tahap applying, membuat siswa menjadi lebih aktif, dan (2)
cooperating dan transferring siswa dilatih bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat
untuk memecahkan permasalahan dan menjadi landasan dalam melakukan
melakukan diskusi, permasalahan yang penelitian selanjutnya. Jika ingin
dimaksud yaitu siswa diberikan menggunakan model REACT maka harus
permasalahan tentang materi momentum, benar-benar mengatur strategi agar waktu
impuls dan tumbukan yang banyak terdapat yang tersedia cukup untuk melaksanakan
dalam kehidupan sehari-hari dan nantinya seluruh tahapan model tersebut,
siswa diminta berdiskusi dengan teman mempersiapkan waktu tersendiri untuk
kelompoknya untuk memecahkan menginstall aplikasi PhET pada laptop
permasalahan yang diberikan. Dan siswa agar jika terjadi kendala tidak
indikator bersemangat dilatihkan pada mengurangi alokasi waktu yang
setiap tahapan pembelajaran pada kelas dibutuhkan.
eksperimen.
Berdasarkan wawancara dengan DAFTAR PUSTAKA
beberapa siswa pada kelas eksperimen
didapatkan hasil bahwa siswa senang Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian :
melakukan pembelajaran dengan Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
menggunakan model kontekstual REACT Rineka Cipta
dengan simulasi virtual karena siswa lebih
santai dalam melakukan pembelajaran. Durotulaila, A., M. Masykuri, dan B.
Menurut siswa, dengan menggunakan Mulyani. 2014. Pengaruh Model
simulasi virtual PhET, siswa lebih mudah Pembelajaran REACT (Relating,
mencoba-coba mengganti variabel-variabel Experiencing, Applying,
yang ada sehingga siswa merasa bermain Cooperating, Transfering) dengan
tetapi juga mempelajari dan memahami Metode Eksperimen dan
materi yang diajarkan. Penyelesaian Masalah terhadap
Prestasi Belajar ditinjau dari
SIMPULAN DAN SARAN Kemampuan Analisis Siswa. Jurnal
Pendidikan Kimia(JPK). Vol. 3(4):
Berdasarkan hasil dan pembahasan, 66-74.
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
(1) model pembelajaran kontekstual Ekawati, Y., A. Haris, dan B.D. Amin.
REACT dengan simulasi virtual 2015. Penerapan Media Simulasi
berpengaruh signifikan terhadap Menggunakan PhET (Physics
kemampuan berpikir kritis siswa di SMAN Education And Technology)
2 Jember, dan (2) model pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Fisika
kontekstual REACT dengan simulasi virtual Peserta Didik Kelas X SMA
14 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 7 No. 1, Maret 2018, hal 8-14

Muhammadiyah Limbung. Jurnal Fisika di SMP/MTs. Jurnal


Pendidikan Fisika. Vol. 3(1): 74-82. Pembelajaran Fisika. Vol. 1(3): 272-
277.
Firmansyah, Y., I.K. Mahardika, dan A.A.
Gani. 2017. Pengaruh Model Moore, E. B., C.M. Julia., Parson, R., dan
Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT P.K. Katherine. 2014. PhET
(Numbered Heads Together) Interactive Simulation:
Berbantuan Media Simulasi PhET Transformative Tools for Teaching
Terhadap Aktivitas Belajar dan Hasil Chemistry. Journal Of Chemical
Belajar Siswa SMA di Jember. Education. Vol. 91(8): 1191-1197.
Jurnal Pembelajaran Fisika. Vol.
6(1): 97-102. Rohati, S. Winarni, dan R. Osviarni. 2012.
Pembelajaran Teorema Phytagoras
Ismaya, S.N., Subiki, dan Harijanto, A. dengan Menggunakan Strategi
2015. Penerapan Model (REACT) pada Siswa di SMP Negeri
Pembelajaran Relating, 16 Kota Jambi. Jurnal Pendidikan
Experiencing, Applying, Matematika. Vol. 02(02): 27-36.
Cooperating, and Transferring
(REACT) terhadap Motivasi dan Suprijono, A. 2016. Model-Model
Hasil Belajar dalam Pembelajaran Pembelajaran Emansipatoris.
Fisika di SMA. Jurnal Pembelajaran Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Fisika. Vol. 4(2): 121-127.
Syaifulloh, R.B., dan B. Jatmiko. 2014.
Junaida, B.Supriadi, dan R.W.Bachtiar. Penerapan Pembelajaran dengan
2016. Implementasi Model Problem Model Guided Discovery dengan
Based Instruction Pada Pembelajaran Lab Vitual PhET untuk
Fisika di SMAN Tamanan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Bondowoso (Studi Eksperimen Pada Kelas XI di SMAN 1 Tuban Pada
Keterampilan Pemecahan Masalah Pokok Bahasan Teori Kinetik Gas.
dan Aktivitas Belajar Siswa). Jurnal Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika
Pembelajaran Fisika. Vol. 5(3).211- (JIPF). Vol. 03(02): 174-179.
217.
Yuliati,S. 2008. Model-Model
Lesmono, A.D., S.Wahyuni, dan Fitriya. Pembelajaran Fisika Teori dan
2012. Pengembangan Petunjuk Praktek. Malang: Lembaga
Praktikum Fisika Berbasis Pengembangan Pendidikan dan
Laboratorium Virtual (Virtual Pembelajaran Universitas Negeri
Laboratory) Pada Pembelajaran Malang

Anda mungkin juga menyukai