Anda di halaman 1dari 8

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI MODEL

KOOPERATIF DEBAT KIMIA BERBASIS ICT SISWA SMAN


1
Yanthi Chalimawati, 2Rody Putra Sartika
1
Guru SMAN 8 Pontianak, 2Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP Untan
Email: rodyputrasartika@gmail.com

Abstract
This research was motivated by the low completeness of the learning outcomes of
students on oxidation and reduction reaction materials. The purpose of this study was to
determine the improvement of learning outcomes of students after being given a
cooperative learning model of ICT-based chemical debate. The form of research used is
Classroom Action Research with research subjects are students of class XII MIPA 3
SMAN 8 Pontianak. Data collection techniques used were measurements with research
instruments using learning outcomes tests and direct observation using learning
implementation sheets. The results showed that student learning outcomes increased by
3.78 in the first cycle, to 7.14 in the second cycle.
Keywords: Cooperative model, chemical debate, ICT

PENDAHULUAN kooperatif. Model pembelajaran koperatif


Pembelajaran merupakan bagian yang dapat mengaktifkan siswa dengan
memiliki peranan sangat penting untuk pembagian tugas secara individual
mewujudkan kualitas pendidikan. sehingga siswa memiliki rasa tanggung
Pembelajaran yang dilaksanakan secara jawab dan lebih aktif bertanya kepada
baik dan tepat akan memberikan teman sekelompok (Slavin, 2007). Model
konstribusi sangat dominan bagi siswa, ini memberikan kesempatan kepada siswa
sebaliknya pembelajaran yang untuk saling berbagi pemahaman baru
dilaksanakan dengan cara tidak baik akan dengan teman sekelasnya. Setiap anggota
menyebabkan potensi siswa sulit masing-masig mendapat spesialisasi tugas
dikembangkan atau diberdayakan.Pada dan mengkaitkan antar konsep yang saling
pelajaran kimia yang merupakan salah satu berhubungan (Nafia, 2013).
bagian dari sains, merupakan mata Model pembelajaran kooperatif lebih
pelajaran yang mempelajari secara khusus memberikan peluang kesempatan kepada
materi, sifat, perubahan dan energi yang siswa untuk mempelajari apa yang mereka
menyertai perubahannya. perlukan dan inginkan sehingga akan
Pelajaran kimia diharapkan dapat tercipta siswa yang aktif dan mandiri.
membekali siswa dengan berbagai Pusat Kurikulum (2002) menyatakan
kemampuan tentang “cara mengetahui” bahwa strategi pembelajaran aktif memberi
dan “cara mengerjakan” yang dapat ruang kepada pelajar untuk berinteraksi
membantu siswa untuk memahami alam secara aktif dengan alat bantu belajar dan
sekitar secara mendalam. Model berfikir secara aktif. Priyadi (2010)
pembelajaran yang dikembangkan perlu berpendapat, pelajaran menggunakan
menekankan pada kegiatan belajar siswa metode ceramah akan berjalan
aktif (active learning ) dan melakoninya membosankan dan siswa-siswa menjadi
langsung (learning by doing). pasif karena tidak berkesempatan untuk
Memperhatikan karakteristik pembelajaran menemukan sendiri konsep yang diajarkan.
sains tersebut, perlu dikembangkan Berdasarkan pengalaman pada
beberapa pendekatan belajar dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru
pembelajaran kimia yang aktif dengan sudah menerapkan model pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif yang membuat siswa aktif dan

11
proses pembelajaran jadi menarik dengan target yang diinginkan. Berdasarkan data
menggunakan model pembelajaran diskusi hasil penilaian yag diperoleh dari proses
kelompok dan presentasi kelompok di pembelajaran kooperatif debat biasa tanpa
depan kelas. Aktivitas belajar siswa yang variasi yang telah dilaksanakan tidak
komunikatif dan interaktif, terjadi dalam memberikan hasil belajar yang diharapkan.
kelompok-kelompok kecil (Rofiq, 2010). Data hasil penilaian pembelajaran
Pembelajaran ini akan tercipta interaksi menggunakan model pembelajaran
yang lebih luas, yaitu interaksi dan kooperatif debat biasa tanpa variasi di
komunikasi yang dilakukan antara guru kelas XII MIPA 3 diperoleh
dengan siswa, siswa dengan siswa ketidaktuntasan sebesar 51,35 % atau 19
(Rusman, 2012). Materi pelajaran yang siswa dari 37 siswa mendapat nilai
didiskusikan adalah materi yang erat dibawah KKM.
kaitannya dengan kehidupan masyarakat ( Berdasarkan penjelasan di atas, guru
konteks sosial ). Materi yang digunakan berkeinginan untuk memperbaiki kualitas
adalah materi Sel elektrokimia dan pembelajaran sehingga diharapakan dapat
elektrolisis. meningkatkan hasil belajar siswa. Model
Pada proses pembelajaran model pembelajaran kooperatif tetap digunakan
kooperatif diskusi kelompok atau pada debat kimia dengan berbasis
presentasi biasa di depan kelas, banyak informasi, komunikasi, dan teknologi
siswa yang tidak aktif dalam kelompoknya, (ICT) yang belum pernah dilakukan
banyak kelompok yang hanya sebelumnya. Pembelajaran yang demikian
mengandalkan kawan kelompoknya, siswa diharapkan dapat membangkitkan
ragu dan malu untuk mengemukakan meningkatkan hasil belajar siswa. Masalah
pendapat, kelompok lain yang maju di dalam penelitian ini adalah apakah
banyak yang pasif bahkan ada yang tidak terdapat peningkatan hasil belajar siswa
mendengarkan, siswa bosan dan tidak SMAN 8 Pontianak setelah diajarkan
bergairah, tidak semua siswa dalam menggunakan model pembelajaran
kelompoknya aktif menjawab pertanyaan kooperatif debat kimia berbasis ICT pada
dari kelompok lain, kelompok yang materi reduksi dan oksidasi.
menyajikan presentasinya kurang menarik
dan membosankan sehingga banyak yang METODE
kurang mendengarkan atau mau terlibat Penelitian ini merupakan penelitian
dalam diskusi tersebut. tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari
Pada akhirnya proses dengan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan
menggunakan model diskusi kelompok dan refleksi yang dapat dilihat pada
biasa ini setelah dilaksanakan penilaian Gambar 1.
maka hasil belajarnya tidak mencapai

12
Gambar 1. Model Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto S. dkk, 2006).

Langkah-langkah yang dilakukan siklus, tiap siklus dari tahap perencanaan,


pada tahap perencanaan, antara lain: 1) tindakan, observasi dan refleksi.
merancang Rencana Pelaksanaan 1. Tahap prasiklus
Pembelajaran (RPP), dan (2) menyusun Berdasarkan hasil observasi sebelum
instrumen penelitian yaitu kisi-kisi, soal dilaksanakan siklus I, proses pembelajaran
diskusi, soal posttest, kunci jawaban dan kooperatif debat biasa tanpa variasi yang
pedoman pengskoran, dan lembar telah dilaksanakan tidak memberikan hasil
keterlaksanaan proses. Tahap pelaksanaan belajar yang maksimal. Data hasil
dilakukan dengan melaksanakan kegiatan penilaian pembelajaran menggunakan
pembelajaran menggunakan model model pembelajaran kooperatif debat biasa
kooperatif debat kimia berbasis ICT. tanpa variasi di kelas XII MIPA 3
Tahap observasi dilakukan oleh observer diperoleh ketidaktuntasan siswa sebesar
yaitu dosen Program Studi Pendidikan 51,35 % atau 19 siswa dari 37 siswa
Kimia. Aspek yang diamati adalah mendapat nilai dibawah KKM . Model
kesesuaian antara keterlaksanaan proses pembelajaran kooperatif bebat biasa tanpa
pembelajaran dengan RPP. Tahap terakhir variasi dan inovatif membuat siswa
adalah refleksi, dimana peneliti dan cenderung membosankan karena tidak
observer berdiskusi membahas semuanya siswa terlibat dan aktif.
kekurangan-kekurangan yang dilakukan
guru selama pembelajaran siklus berjalan 2. Pelaksanaan Pembelajaran
dan memberikan saran untuk siklus a. Siklus I
berikutnya. Analisis data dilakukan Pembelajaran siklus I pada materi
menggunakan teknik deskriptif kuantitatif. elektrolisis dilaksanakan hari Senin
tanggal 3 September 2018. Tahap-tahap
HASIL DAN PEMBAHASAN kegiatan dalam siklus I adalah sebagai
Pada penelitian ini, peneliti (sebagai berikut:
guru) berkolaborasi dengan dosen program 1) Tahap Perencanaan
studi Pendidikan kimia membuat RPP Pada tahap perencanaan dirancang
dengan menyusun skenario tindakan model perangkat pembelajaran yaitu RPP
pembelajaran kooperatif debat kimia menggunakan model pembelajaran
berbasis ICT. Penelitian ini terdiri dari dua kooperatif debat kimia berbasis ICT
dan instrumen penilaian.

13
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan f) Guru membagi 2 kelompok
Tahap pelaksanaan pembelajaran peserta debat yang satu “pro” dan
dilakukan guru dengan langkah- yang lainnya “kontra”.
langkah sebagai berikut: g) Guru memberikan tugas dan
a) Guru menyampaikan motivasi memerintahkan siswa untuk
tentang materi redoks (materi mencari bahan materi debat
pelajaran terdahulu) kemudian tersebut dan membuat laporan
guru memotivasi para siswa dalam media ICT, bisa power
pentingnya materi yang akan point,video dan animasi gambar.
dipelajari dalam debat kimia h) Setelah selesai membaca materi,
serta memberi contoh yang guru menunjuk dengan cara
berhubungan dengan maeri ajar. mencabut undian tim mana yang
b) Guru melakukan aperspsi dengan maju untuk melaksanakan debat
mengajukan pertanyaan: aktif dalam pembelajaran.
(1) Dapatkah anda membedakan i) Guru membentuk sub kelompok
antara reaksi reduksi dengan dari tim siswa yang belum
reaksi oksidasi? mendapat giliran sebagai tim
(2) Dapatkah anda menyetarakan pembela,penyanggah dan
reaksi redoks dengan cara penengah dari setiap masing-
setengah reaksi? masing tim Pro dan Kontra.
(3) Dapatkah anda membedakan j) Guru memandu untuk memulai
sel volta dengan sel “perdebatan” dan dalam
elektrolisis? perdebatan ini guru bertindak
(4) Dapatkah anda menuliskan sebagai pemandu.
reaksi suatu elektrolisis k) Langkah pertama,
larutan elektrolit? memerintahkan “juru bicara” dari
(5) Dapatkah anda menjelaskan kelompok “penyaji” dari tim pro
aplikasi proses elektrolisis untuk menyampaikan argumen-
dalam kehidupan sehari-hari? argumennya.
(6) Dapatkah anda menjelaskan l) Langkah kedua, meminta
fenomena korosi dalam kelompok kontra untuk
kehidupan? memberikan atau menyampaikan
c) Guru menuliskan Tujuan “konter argumentasinya” dan
pembelajaran tentang “sel buatlah situasi debat antara tim
elektrokimia” kemudian pro dengan kontra dan sesekali
menjelaskan bahan belajar meminta argumentasi dari
tentang Macam- macam sel kelompok “penengah”.
volta/galvani dan sel elektrolisis m) Langkah ketiga, mintalah
aplikasinya dalam kehidupan kelompok “pembela” untuk
sehari-hari. menyampaikan argumentasi
d) Guru membuat sebuah pembelaanya dan buatlah situasi
pernyataan yang kontroversi debat antara kelompok kontra
terhadap materi yang telah dengan kelompok “pembela” dan
disampaikan yaitu : sesekali meminta argumentasi
e) Beberapa siswa diminta dari kelompok” penengah”.
pendapatnya hingga n) Guru memotivasi peserta yang
teridentifikasi ada pendapat, lain untuk mencatat jawaban
yaitu pendapat yang setuju dan berbagai argumen atau bantahan
tidak setuju dengan ke-4 isu yang disarankan kepada juru
kontroversial tersebut. bicaranya.

14
o) Ketika dianggap perdebatannya berikutnya yang tampil dalam
sudah cukup, guru mengakhiri debat aktif kimia dengan materi
perdebatan tersebut dan meminta debat yang berbeda dari tim
tim yang telah maju dalam debat sebelumnya.
aktif untuk bergabung kembali u) Guru bersama siswa
dengan menggabungkan kembali menyimpulkan materi pelajaran
seluruh kelompok tersebut dalam v) Guru memberi penghargaan
lingkaran penuh. kepada peserta didik yang
p) Sementara siswa menyampaikan bersedia melakukan kegiatan
gagasannya guru menulis belajar bersama-sama.
inti/ide-ide dari setiap Penghargaan berupa serifikat
pembicaraan dipapan tulis, untuk tim “pro terbaik” dan “tim
sampai sejumlah ide yang kontra terbaik” sesuai standar
diharapkan guru terpenuhi. penilaian yang sudah ditetapkan
q) Guru menambahkan konsep/ide dan disosialisasikan sebelumnya
yang belum terungkap. kepada seluruh siswa.
r) Ketika dianggap perdebatannya w) Guru menugaskan siswa
sudah cukup, guru mengakhiri menyelesaikan soal tes akhir.
perdebatan tersebut dan meminta 3) Tahap Observasi
tim yang telah maju dalam debat Model yang digunakan di dalam
aktif untuk bergabung kembali pembelajaran siklus I adalah
dengan menggabungkan kembali pembejaaran kooperatif debat kimia
seluruh kelompok tersebut dalam berbasis ICT. Topik yang
lingkaran penuh. diperdebatkan pada siklus I adalah
s) Berdasarkan data-data di papan apakah pencegahan korosi secara
tulis terbut, guru mengajak siswa mekanik lebih efektif dibandingkan
membuat kesimpulan/rangkuman dengan cara lain (reduksi katodik)?
yang mengacu pada tujuan yang Berdasarkan hasil observasi yang
ingin dicapai. Kemudian dilakukan dosen PDS pada saat
disimpulkan dan guru memberi pembelajaran diperoleh siswa pada
komentar tentang permasalahan tim penyaji lebih aktif daripada
yang diajukan dalam perdebatan siswa lain pada tim pembela (pro),
tersebut serta membuat diskusi penyanggah (kontra), dan penengah
seluruh kelas tentang apa yang (Gambar 2). Pada akhir diskusi guru
telah dipelajari oleh siswa meminta pendapat dari perwakilan
tentang persoalan dari dari siswa pada tim pembela (pro),
pengalaman debat itu dan penyanggah (kontra), dan penengah,
kemudian merumuskan argumen- namun cara ini teramati kurang
argumen terbaik yang dibuat efektif karena siswa yang akan
kedua kelompok (pro dan kontra) berpendapat telah ditentukan
debat tersebut. sebelumnya, sehingga hanya siswa
t) Sebelum ditutup dan mencabut yang akan berpendapat saja yang
undian yang berikutnya,guru memperhatikan pembelajaran siswa
mendorong semua siswa untuk yang menggunakan handphone
menyambut dengan applaus atas untuk mencari informasi yang akan
debat yang telah dilakukan digunakan dalam mengemukakan
setelah itu mempersilahkan pendapat tanpa memperhatikan
dengan memotivasi tim jalannya diskusi.

15
Gambar 2. Suasana presentasi oleh tim penyaji pada siklus I.

Guru telah berupaya membuat siklus I yaitu perencanaan, tindakan,


siswa di dalam tim pembela (pro), observasi dan refleksi.
penyanggah (kontra), dan penengah 1) Tahap Perencanaan
aktif dengan meminta mereka membuat Pada tahap perencanaan dirancang
laporan hasil diskusi yang dikumpulkan perangkat pembelajaran yaitu
pada akhir pembelajaran, namun hasil rencana pelaksanaan pembelajaran
pengamatan dosen PDS terdapat siswa menggunakan model pembelajaran
yang melihat laporannya temannya kooperatif debat kimia berbasis ICT,
untuk membuat laporan hasil diskusi. dan instrumen penilaian.
d) Tahap Refleksi 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Refleksi dilakukan untuk Tahap pelaksanaan dilaksanakan
memperbaiki proses pembelajaran pada seperti pada siklus I, akan tetapi
siklus berikutnya. Berdasarkan diskusi untuk teknis penunjukkan siswa
antara guru dan dosen PDS pada tahap dalam presentasi dan menjawab
refleksi siklus I, disepakati pada siklus pertanyaan dilakukan guru secara
II guru akan menunjuk siswa di dalam acak.
tim pembela (pro), penyanggah 3) Tahap Observasi
(kontra), dan penengah secara acak Topik debat yang digunakan adalah
untuk mengemukakan pendapat, apakah sel aki kering lebih efektif
dimana cara ini terlebih dahulu dibandingkan dengan sel aki basah?
disosialisasikan guru pada awal Pada siklus II guru melaksanakan
pertemuan. hasil refleksi pada siklus I dengan
b. Siklus II metode yang digunakan adalah
Pembelajaran siklus II pada materi debat dan tanya jawab, sehingga
elektrokimia pada hari Selasa tanggal 4 siswa teramati lebih memperhatikan
September 2018. Tahap-tahap yang jalannya debat Gambar 3.
dilakukan pada siklus II sama dengan

16
Gambar 3. Suasana presentasi oleh tim penyaji pada siklus II.

Berdasarkan hasil pengamatan tahap refleksi siklus II, disarankan


observer sebagian besar siswa telah guru untuk menunjuk moderator
memperhatikan jalannya debat dan yang berasal dari siswa untuk
membuat laporan hasil debat, namun mengatur jalannya diskusi, sehingga
dalam pelaksanaan debat antara tim tidak terjadi saling memotong
penyaji terjadi saling memotong pembicaraan pada saat berargumen.
pembicaraan, sehingga membuat
penjelasan yang diberikan dari 3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa
masing-masing tim menjadi tidak Peningkatan hasil belajar siswa dalam
utuh. Guru telah berupaya untuk proses pembelajaran ddapat dilhat dari
mencegah hal tersebut terjadi nilai posttest disetiap siklusnya. Nilai
dengan membuat atuan main di posttest tersebut dapa dilihat ada
dalam debat dan disampaikan beberapa siswa yang berhasil mencapai
sebelum siklus I dilaksanakan, akan nilai KKM (KKM ≥ 80) dan dikatakan
tetapi pada pembelajaran siklus II tuntas, dan beberapa siswa yang tidak
aturan tersebut tidak dilaksankan berhasil mencapai nilai KKM tersebut.
dengan baik, akibatnya debat antara Gambar 4 berikut ini menyajikan
tim penyaji menjadi kurang efektif. persentase ketuntasan hasil belajar
4) Tahap Refleksi siswa yang diperoleh dari hasil posttest
Berdasarkan hasil diskusi siswa dalam dua siklus.
antara dosen dan guru PDS pada

17
Gambar 4. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan Gambar 3 terlihat terdapat SIMPULAN DAN SARAN


peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa Simpulan pada penelitian ini adalah
dari prasiklus ke siklus I sebesar 3,78 dan model pembelajaran kooperatif debat
dari siklus 1 ke siklus II sebesar 7,14. kimia berbasis ICT dapat meningkatkan
12,75%. Indikator ketuntasan hasil belajar hasil belajar siswa sebesar 3,78 pada siklus
siswa pada siklus I sebesar 48,65% dan I, menjadi 7,14 pada siklus II. Saran pada
meningkat pada siklus I sebesar 91,89. penelitian ini adalah sebaiknya alokasi
Pada siklus II seluruh siswa telah mencapai waktu pada debat kimia harus
ketuntasan hasil belajar (100%) . diperhitungkan secara tepat sehingga setiap
tahap dapat terlaksana dengan baik.

DAFTAR RUJUKAN pembelajaran/, Diakses 21 april


2015).
Arikunto,S dkk. 2006. Prosedur
Penelitian suatu Pendekatan Rofiq, M. N. 2010. Pembelajaran
Praktik (Edisi Revisi V). Jakarta: Koperatif dalam Pengajaran Islam.
Asdi Mahasatya. Jurnal FALASIFA vol. 1 No. 1
Nafia, I. 2013. Meningkatan Aktivitas dan Maret 2010.
Hasil Belajar Mengelola Konflik Rusman. 2012. Model-Model
Dengan Co-Op Siswa Kels X BB 2 Pembelajaran. Edisi Kedua.
SMK 1 Kendal. Rajagrafindo Persada: Jakarta.
(online).(journal.unnes.ac.id > Slavin, R E. 2007. Cooperative Learning
home > Vol 2 No 2 (2013), diakses Teotri, Riset dan Praktek.
1 Maret 2015). Bandung: Nusa Media.
Priyadi,S. 2010. Kelebihan Dan
Kelemahan Metode Ceramah.
(online).
(http://www.slametpriyadi.com/2011
/09/19/kelebihan-keku-rangan-
metode-ceramah-dalam

18

Anda mungkin juga menyukai