Anda di halaman 1dari 6

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBASIS BLENDED

LEARNING PADA MATERI POKOK KIMIA UNSUR

DEVELOPMENT OF GUIDED INQUIRY STUDENT WORK SHEET BASED ON BLENDED LEARNING ON


CHEMICAL ELEMENTS TOPIC

Pipit Tri Rahma, Dian Damayanti, Siti Lailatul Mufarohah, Kusumawati Dwiningsih
Jurusan Kimia FMIPA Unesa
HP. 081357832817, email: pipittrirahma@gmail.com

Abstrak
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui kelayakan Lembar Kerja Siswa (LKS) Model Inkuiri
Terbimbing berbasis blended learning ditinjau dari segi kelayakan teoritis dan segi kelayakan empiris pada materi
pokok kimia unsur. Sasaran penelitian ini adalah 10 siswa SMA Negeri 1 Menganti. Rancangan penelitian
menggunakan desain One Group Pretest-Postest. Hasil analisis data menunjukan bahwa Lembar Kerja Siswa ini layak
digunakan dengan prosentase kelayakan sebesar 83%. Ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 70% pada kategori
sedang dan 30% pada kategori tinggi. Berdasarkan hasil uji coba, Lembar Kerja Siswa (LKS) Model Inkuiri
Terbimbing berbasis blended learning layak untuk di terapkan untuk pembelajaran kimia
Kata kunci: Lembar Kerja Siswa, model inkuiri terbimbing, blended learning, kimia unsur

Abstract
This research is aimed to determine the feasibility of student worksheet with guided inquiry model based on blended
learning in terms of the theoretical feasibility and empirical feasibility on chemical elements topic. The sample of this
research is 10 students of SMA Negeri 1 Menganti. The research design used is One Group Pretest-Posttest design. The
results of data analysis showed that the Student Worksheet is appropriate to use the eligibility percentage of 83%. The
completeness of student learning outcomes reached 70% in the moderate category and 30% in the high category. Based
on the test results, the student worksheet with guided inquiry model based blended learning eligible to apply in
chemistry study.
Keyword: student worksheet, guided inquiry model, blended learning, chemical elements

PENDAHULUAN
Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) Hal ini disebabkan oleh lemahnya kualitas dan kontrol
merupakan dua hal yang saling berkaitan. Pada terhadap metode pendidikan e-learning seperti belum
dasarnya, perkembangan tekologi yang saat ini telah mampunya siswa dalam mengelola waktu dan
tumbuh menjadi sangat pesat merupakan wujud dari memproses informasi secara mandiri (Yendri, 2011:1).
kemajuan ilmu pengetahuan. Manusia yang pada Hal ini menyebabkan pembelajaran secara tatap muka
dasarnya cenderung tidak pernah puas akan berusaha menjadi alternatif yang paling tepat dalam
menciptakan teknologi-teknologi baru yang dapat memfasilitasi siswa untuk belajar.
menunjang kesejahteraannya. Hal ini dibuktikan Pembelajaran tatap muka merupakan
dengan peralatan- peralatan canggih yang semakin pembelajaran yang sangat umum berlangsung saat ini.
menjamur di masyarakat. Setiap inovasi dari peralatan Pembelajaran dengan sistem tatap muka
tersebut didesain agar memberikan banyak kemudahan memungkinkan terjadinya interaksi yang maksimal
bagi penggunanya. dalam proses pembelajaran. Namun, dalam hal
Inovasi yang muncul akibat perkembangan penyampaiannya pembelajaran secara tatap muka
IPTEK tersebut dapat dirasakan oleh seluruh sektor cenderung membutuhkan waktu yang lama, terlebih
kehidupan, termasuk pada sektor pendidikan. Bukti apabila dalam proses pembelajaran terdapat suatu
nyata ditunjukkan dengan terciptanya sistem e-learning aktivitas motorik seperti praktikum. Masalah yang
yang diyakini memiliki dampak positif dalam demikian ini dapat berakibat pada ketidakefektifan
menunjang sistem pembelajaran. Menurut Rosenberg pembelajaran.
(2001) karakteristik e-learning bersifat jaringan, yang Menurut Munir (2009) kekurangan waktu yang
membuatnya mampu untuk dapat memperbaiki dengan terjadi di kelas dapat diatasi dengan pembelajaran
secara cepat, menyimpan atau juga memunculkan online. Dalam pembelajaran online dapat tercipta suatu
kembali, mendistribusikan, serta berbagi pembelajaran komunikasi yang interaktif antara guru dan siswa.
dan informasi. Pembelajaran ini merupakan pemanfaatan dari
Dalam aplikasinya, sistem pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi dengan
menggunakan e-learning tergolong belum maksimal. memanfaatkan media komputer dan internet.

1
Blended learning yaitu penggabungan dari Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti
pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran online bermaksud menggagas ide mengenai lembar kerja
yang diringkas sebagai pertemuan khusus (Bonk dan siswa berbasis blended learning pada materi pokok
Graham, 2005). Karakteristiknya adalah mengijinkan kimia unsur. Tujuannya adalah untuk memperoleh
pembelajaran synchronous (bergantung pada waktu) bahan ajar LKS yang sesuai dengan kebutuhan siswa
dan asynchronous (tidak bergantung pada waktu), sehingga dapat memandu siswa dalam menemukan
sehingga pengembangan perangkat pembelajaran yang konsep materi dan mengembangkan konsep yang telah
didesain menggunakan blended learning dapat ditemukan. Agar dapat mencapai luaran yang
mempermudah siswa dalam pengkondisian online dan diharapkan, maka dilakukan uji kelayakan secara
offline saat pembelajaran (Murniati, 2013). empiris berupa uji coba terbatas. Dengan demikian,
Perangkat pembelajaran yang akan dapat diketahui kelayakan LKS kimia unsur yang
dikembangkan merupakan lembar kerja siswa (LKS) dikembangkan dilihat dari segi isi serta respon siswa.
pada materi pokok kimia unsur. Kimia unsur
merupakan salah satu pokok bahasan pada METODE
pembelajaran kimia di SMA yang cenderung tidak Penelitian yang dilaksanakan adalah
melibatkan banyak perhitungan, melainkan memuat penelitian pengembangan menggunakan model
teori mengenai sifat fisika dan kimia, kegunaan, serta pengembangan 4-D menurut Thiagarajan (Ibrahim,
asal mula unsur. Materi yang diberikan pada siswa 2002). Sasaran penelitian adalah 10 siswa kelas XII
kelas XII ini dapat dipelajari dengan banyak membaca (dua belas) SMA Negeri 1 Menganti-Gresik. Siswa
serta menelaah, sehingga dalam mempelajari kimia dipilih secara heterogen berdasarkan tingkat
unsur diperlukan konsentrasi dan ketelatenan dalam kemampuan akademiknya, yaitu 3 siswa kelompok atas
belajar. Permasalahan umum yang dihadapi siswa (kemampuan akademik baik), 4 siswa kelompok
adalah kurangnya minat baca yang umumnya dipicu tengah (kemampuan akademik cukup), dan 3 siswa
oleh banyaknya materi dan pendidik hanya kelompok bawah (kemampuan akademik kurang).
menyampaikan materi sekilas karena harus mengejar Rancangan penelitian ini mengacu pada desain
materi lain untuk persiapan ujian nasional (Fithriani, penelitian One Group Pretest-Postets Design, yaitu
2014). eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok
Adanya pengembangan lembar kerja siswa ini saja tanpa kelompok pembanding, dengan skema
bertujuan untuk mendorong siswa agar lebih sebagai berikut :
termotivasi dalam belajar secara mandiri. Sistem online
O1 X O2
yang bersifat fleksibel dalam blended learning dapat
memudahkan siswa dalam mengakses informasi terkait
materi pembelajaran. Sementara sistem offline (tatap Gambar 1.rancangan Penelitian One Group
muka) dapat dijadikan sarana bagi guru untuk Pretest Postest Design (Sumber : Sugiyono,
menjelaskan konsep yang belum dipahami siswa 2013: 111)
sehingga waktu dalam kegiatan pembelajaran menjadi Keterangan Gambar 1 :
efektif. O1 = pemberian pretest sebelum menggunakan LKS
Lembar kerja siswa dalam suatu pembelajaran X = uji coba menggunakan LKS
merupakan media pembelajaran yang berkedudukan O2 = pemberian posttest setelah menggunakan LKS
penting karena dapat memfasilitasi siswa dalam Setelah penelitian dilakukan maka dinalisis
memahami materi. Pada dasarnya pemahaman siswa Observasi Aktivitas Siswa dan Respon siswa.
akan lebih bermakna apabila siswa mampu Observasi aktivitas siswa dianalisis untuk memberikan
menemukan sendiri konsep dari materi yang dipelajari. gambaran mengenai aktivitas siswa pada saat uji coba
Hal ini sesuai dengan teori konstruktivis, dimana siswa berlangsung. Angket respon siswa digunakan untuk
harus membangun sendiri pengetahuan yang seberapa besar respon siswa terhadap pembelajaran
dimilikinya. Dalam hal ini, guru hanya berperan kimia unsure menggunakan LKS berbasis inkuiri yang
sebagai fasilitator dalam memberikan kesempatan bagi dikembangkan. Analisis ini didasarkan pada analisis
siswa untuk menemukan atau mengembangkan menggunakan skala Guttman.
pengetahuan mereka. Tabel 1. Skala Guttman
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Yasir
Respon siswa Skor
(2013), mengemukakan bahwa bahan ajar yang
ditemukan di sekolah kurang membuat siswa paham Ya 1
terhadap materi yang diajarkan. Salah satu faktor yang Tidak 0
mendasari masalah ini adalah ketidaksesuaian lembar (Sugiyono, 2012)
kerja siswa dengan kebutuhan siswa. Dalam membuat Data yang diperoleh selanjutnya dihitung
suatu bahan ajar seperti LKS akan lebih baik bila menggunakan rumus perhitungan persen yaitu:
dikondisikan dengan karakter, kemampuan, dan 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑚𝑝𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑃 % = 𝑥 100%
pengalaman siswa, sehingga siswa akan lebih mudah 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑢𝑚
dalam menemukan konsep materi dan mengkonstruksi (Riduwan, 2015)
pemahamannya terhadap materi tersebut. 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑢𝑚 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘
𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑑𝑒𝑛

2
Diagram 1. Hasil Validasi
Analsis hasil belajar ini diperoleh dari pretest
dan posttest yang dilakukan untuk mengetahui Hasil Validasi
kelayakan lembar kerja siswa yang dikembangkan 87%
berdasarkan hasil belajar siswa secara individu. 90.00% 85%
Penilaian hasil belajar ini didasarkan pada 81.50%
85.00%
Permendikbud No. 104 Tahun 2014. Hasil pretest dan
80.00%
posttest siswa dianalisis menggunakan rumus berikut:
75.00%
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ Kriteria Isi Kriteria Kriteria
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥4 Kebahasaan Penyajian
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Tabel 2. Rentang Penilaian Kompetensi Pengetahuan Berdasarkan analisis hasil validasi, diperoleh
Rentan Angka Huruf presentase penilaian secara keseluruhan sebesar 83%.
3,85- 4,00 A Riduwan (2013) dalam tabel 4. menyatakan bahwa
3,51- 3,84 A- presentase ini termasuk dalam kategori sangat layak.
Dengan demikian, lembar kerja siswa model inkuiri
3,18- 3,50 B+
terbimbing berbasis blended learning yang
2,85- 3,17 B dikembangkan layak digunakan sebagai media belajar
2,51- 2,84 B- siswa.
2,18- 2,50 C+ Tabel 4. Interpretasi skor kelayakan
1,85- 2,17 C Presentase (%) Kategori
0 – 20 Buruk sekali
1,51- 1,84 C-
21 – 40 Buruk
1,18- 1,50 D+ 41 – 60 Cukup layak
1,00- 1,17 D 61 – 80 Layak
81 – 100 Sangat layak
Selanjutnya dilakukan perhitungan N-gain
untuk dapat menyatakan peningkatan hasil belajar Hasil dan Analisis Observasi Aktivitas serta Respon
siswa dan efektifitas lembar kerja siswa yang Siswa
dikembangkan. N-gain diperoleh melalui rumus: Kegiatan observasi aktivitas siswa dilakukan
𝑆𝑝𝑜𝑠𝑡 − 𝑆𝑝𝑟𝑒 oleh dua orang pengamat yang penilaiannya
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = menggunakan instrumen lembar observasi siswa
𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝑆𝑝𝑟𝑒
dengan mengamati aktivitas siswa selama uji coba
Dimana:
terbatas berlangsung. Hasil analisis observasi aktivitas
Spost = Nilai posttest
siswa adalah sebagai berikut:
Spre = Nilai pretest
Tabel 5. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kriteria
Smaks = Nilai maksimal
Positif
Nilai N-gain yang diperoleh selanjutnya Tujuan Pernyat Jawaban Ya
diinterpretasikan kedalam kategori peningkatan pada aan Jumlah Present Kriteria
tabel 3. berikut: ase (%)
Offline
Tabel 3. Kategori N-gain Menget Siswa 8 80 Baik
Nilai N-gain Kategori ahui aktif
semang berdisk
g > 0,70 Tinggi
at usi
0,30 < g ≤ 0,70 Sedang belajar dalam
g ≤ 0,30 Rendah siswa menyel
(Arham, 2016) esaikan
lembar
HASIL DAN PEMBAHASAN kerja
Hasil penelitian pengembangan lembar kerja siswa
siswa model inkuiri terbimbing berbasis blended Siswa 7 70 Baik
learning pada materi pokok kimia unsur diuraikan di mempr
bawah ini: esentasi
Hasil dan Analisis Data Hasil Uji Kelayakan kan
Hasil validasi oleh dua orang validator yaitu hasil
dosen dan guru kimia ditunjukkan oleh diagram 1. diskusi
sebagai berikut: kepada

3
Tujuan Pernyat Jawaban Ya Tujuan Pernyat Jawaban Tidak
aan Jumlah Present Kriteria aan Jumlah Present Kriteria
ase (%) ase (%)
kelomp video
ok lain percoba
Menget Siswa 9 90 Sangat an
ahui menyel Baik ketika
minat esaikan menyel
dan soal esaikan
ketertar pada soal
ikan lembar pada
belajar kerja lembar
siswa siswa kerja
sesuai siswa
dengan Online
hasil Menget Siswa 10 100 Sangat
yang ahui mengaj Baik
ditunju minat ukan
kkan dan pertany
dalam ketertar aan
video ikan melalui
Online belajar edmod
Menget Siswa 10 100 Sangat siswa o
ahui menyel Baik tentang
minat esaikan materi
dan pretest yang
ketertar yang belum
ikan diberik dipaha
belajar an guru mi
siswa Siswa 10 100 Sangat
menyel Baik Selanjutnya untuk angket respon siswa
esaikan digunakan untuk mengetahui kepraktisan lembar kerja
posttest siswa yang dikembangkan. Data hasil analisis angket
yang respon siswa adalah sebagai berikut:
diberik Tabel 7. Hasil Angket Respon Siswa
an guru No Uraian Respon Jumlah Presentase
(%)
Tabel 6. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kriteria 1. LKS disajikan Ya 10 100
Positif secara logis
Tujuan Pernyat Jawaban Tidak dan sistematis
aan Jumlah Present Kriteria sehingga Tidak 0 0
ase (%) mudah
Offline dipahami
Menget Siswa 8 80 Baik 2. Penyajian Ya 8 80
ahui bertany LKS dapat
kejelas a membangkitk
an mengen an motivasi
untuk belajar Tidak 2 20
lembar ai isi
kerja lembar materi kimia
siswa kerja unsur
siswa 3. Penyajian Ya 10 100
ketika LKS
menyel menggunakan
esaikan bahasa dan Tidak 0 0
soal istilah yang
Siswa 10 100 Sangat mudah
bertany Baik dipahami
a 4. Penyajian Ya 9 90
mengen LKS menarik Tidak 1 10
ai dan

4
No Uraian Respon Jumlah Presentase 4 DN 1,60 3,47 0,78 Tinggi
(%) 5 FR 1,07 2,67 0,55 Sedang
menyenangka 6 ZP 1,07 2,93 0,63 Sedang
n 7 NR 1,07 2,40 0,33 Sedang
5. Penyajian Ya 7 70 8 ER 1,60 2,93 0,76 Tinggi
LKS 9 DS 0,53 2,10 0,45 Sedang
mendorong 10 MF 1,07 2,10 0,35 Sedang
anda terlibat Tidak 3 30
aktif dalam Dalam tabel 6. tentang hasil belajar siswa pada
kegiatan materi alkali tanah, menunjukkan bahwa seluruh siswa
belajar mengalami peningkatan dengan kategori sedang hingga
mengajar tinggi. Kategori tersebut dianalisis berdasarkan N-gain,
6. Ukuran dan Ya 10 100 bahwa sebanyak 60% siswa mengalami peningkatan
jenis font hasil belajar dengan kategori sedang, sementara 40%
dalam LKS siswa mengalami peningkatan dengan kategori tinggi.
dapat anda Tidak 0 0 Secara keseluruhan, presentase hasil belajar
baca dengan siswa mengalami kenaikan sebesar 70% pada kategori
jelas sedang dan 30% pada kategori tinggi. Berdasarkan
7. Ilustrasi dan Ya 9 90 hasil presentase tersebut, menunjukkan bahwa lembar
gambar yang kerja siswa yang dikembangkan dinyatakan efektif
disajikan digunakan sebagai media pembelajaran karena dapat
dalam LKS Tidak 0 0 meningkatkan hasil belajar siswa.
sesuai dengan
materi kimia KESIMPULAN
unsur Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan di
atas, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut:
Hasil dan Analisis Ketuntasan Hasil Belajar 1. Lembar kerja siswa model inkuiri terbimbing
Hasil analisis ketuntasan hasil belajar adalah berbasis blended learning pada materi kimia unsur
sebagai berikut: yang dikembangkan dinyatakan layak ditinjau dari
segi teoritis. Berdasarkan hasil validasi, lembar
Tabel 8. Hasil Tes Belajar Siswa Materi Alkali kerja siswa yang dikembangkan memperoleh
No Nama Nilai Nilai N-gain Kategori presentase kelayakan secara keseluruhan sebesar
Siswa Pretest Posttest 83%.
1 SK 2,93 3,47 0,50 Sedang 2. Lembar kerja siswa model inkuiri terbimbing
2 WK 0,53 2,67 0,62 Sedang berbasis blended learning pada materi kimia unsur
3 VN 1,60 3,47 0,78 Tinggi yang dikembangkan dinyatakan layak ditinjau dari
4 DN 0,53 2,67 0,62 Sedang segi empiris. Hal ini dibuktikan dengan
5 FR 0,00 3,09 0,77 Tinggi peningkatan hasil belajar siswa sebesar 70% pada
6 ZP 0,00 2,10 0,52 Sedang kategori sedang dan 30% pada kategori tinggi.
7 NR 1,60 3,09 0,62 Sedang
8 ER 1,60 2,67 0,46 Sedang UCAPAN TERIMA KASIH
9 DS 2,67 3,20 0,40 Sedang Ucapan terima kasih kepada LPPM Universitas
10 MF 0,00 1,60 0,40 Sedang Negeri Surabaya 2016 yang telah membiayai penelitian
ini dengan SK 0017.11/UN38.11-P/2016. Ibu
Berdasarkan tabel 5. tentang hasil belajar siswa Kusumawati Dwiningsih, S.Pd., M.Pd, Ibu Dina
materi alkali, menunjukkan bahwa seluruh siswa Kartika, S.Si., M.Sc., dan Ibu Indah Yuli Astuti, S.Pd
mengalami peningkatan hasil belajar. Apabila selaku penelaah dan validator sehingga penelitian ini
dianalisis menggunakan N-gain, maka sebanyak 80% dapat terealisasi.
siswa mengalami peningkatan dengan kategori sedang,
sementara sebanyak 20% siswa mengalami DAFTAR PUSTAKA
peningkatan dengan kategori tinggi. Hal ini sesuai Arham, Uliya Ulil, dan Dwiningsih, Kusumawati.
dengan tabel 3. tentang kategori perolehan N-gain. 2016. Kelayakan Multimedia Interaktif Berbasis
Blended Learning Pada Materi Pokok Kimia Unsur
Tabel 9. Hasil Tes Belajar Siswa Materi Alkali Tanah Kelas XII SMA. Unesa Journal of Chemical
Education, Vol. 5 No. 2; 345-352.
No Nama Nilai Nilai N-gain Kategori
Siswa Pretest Posttest
Bonk C.J. dan Graham, C.R. 2005. Handbook of
1 SK 1,87 3,47 0,75 Tinggi
Blended Learning: Global Perspective, Local
2 WK 0,53 2,40 0,54 Sedang
Designs. San Fransisco: Pfeiffer.
3 VN 1,07 3,20 0,72 Tinggi

5
Fithriani, Z. 2014. Pengembangan Buku Saku Kimia
Materi Pokok Kimia Unsur Berbasis Kontekstual
sebagai Sumber Belajar Mandiri bagi Peserta
Didik Kelas XII Semester Gasal. Skripsi tidak
diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Negeri Sunan
Kalijaga.

Munir. 2009. Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis


Teknolohi Informasi dan Komunikasi. Bandung:
Alfabeta.

Murniati, Diani Rachmanita. 2013. Pengembangan


Perangkat Pembelajaran Kimia Berbasis Blended
Learning di SMA Negeri 7 Kediri. Universitas
Negeri Surabaya.

Riduwan. 2012. Skala Pengukuran Variabel- variabel


Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Rosenberg, Marc. J. (2001). E-Learning : Strategies


For Delivering Knowledge In The Digital Age.
USA : McGraw-Hill Companies.

Thiagarajan, S. Semmel, D.S dan Semmel, MI. 1974.


Instructional Development for Training Teachers of
Exceptional Children. Indiana: Indiana University
Bloomington.

Yasir, M., dan Susantini, E. 2013. Pengembangan


Lembar Kerja Siswa Berbasis Strategi Belajar
Metakognitif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Materi Pewarisan Sifat Manusia. Jurnal
Bioedu 2 (1) Hal 77- 83. Universitas Negeri
Surabaya. Surabaya. (Online), (http://ejournal.unesa
ac.id/index.php/bioedu, diakses pada 29 Februari
2016).

Yendri, Dodon. 2011. Blended Learning: Model


Pembelajaran Kombinasi E-Learning dalam
Pendidikan Jarak Jauh. (online),
(http://fti.unand.ac.id/images/BlendedLearning.pdf,
diakses pada 29 Februari 2016).

Anda mungkin juga menyukai