Anda di halaman 1dari 11

Pengembangan E-modul Fisika Berbasis Pendekatan Saintifik

Pada Materi Gerak Melingkar Untuk SMA/MA Kelas X

Resy Anggraini1), Menza Hendri ), dan Fibrika Rahmat Basuki3)


1)
Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jambi
2)3)
Dosen Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jambi
Email: resianggraini6@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan e-modul berbasis pendekatan saintifik dan untuk mengetahui
persepsi siswa terhadap e-modul berbasis pendekatan saintifik. Penelitian ini merupakan penelitian Research and
Development yang menggunakan model pengembangan ADDIE. Subjek uji coba penelitian ini siswa SMA Negeri 5
Kota Jambi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket studi pendahuluan, angket validasi ahli materi dan
media serta angket persepsi siswa. Teknik analisis data hasil validasi ahli dan persepsi siswa dilakukan secara statistik
deskriptif (mean, median, modus, standar deviasi maksimum dan minimum), data hasil telaah dokumen pada saat
observasi awal dan saran validator dianalisis secara deskriptif kaulitatif (reduksi data, penyajian data dan verifikasi).
Hasil penelitian ini adalah e-modul fisika berbasis pendekatan saintifik pada materi gerak melingkar
untuk SMA kelas X. Spesifikasi produk yaitu e-modul dengan konsep multimedia menggunakan program
kvisoft flipbook maker pro yang memiliki format .exe. Materi disajikan secara mendalam dan jelas disertai
dengan gambar, video, animasi, persamaan yang disajikan secara rinci. Adapun keunggulan dari e-modul ini
mudah dipahami, siswa dapat mengkonstruksi dan menemukan konsep. Selain itu, siswa dapat
mengembangkan sikap ilmiah. Siswa dapat menulis pada lembar jawaban untuk membuat pertanyaan dan
kesimpulan dan dapat dikirim secara langsung via e-mail, Sedangkan kelemahan dari e-modul ini adalah
belum terkoneksi secara langsung ke jaringan internet dan perlu ditambahkan soal berbentuk essay.
Hasil validasi ahli menyatakan bahwa desain berupa warna, cover, background, gambar dan video
yang digunakan sudah sesuai dengan judul materi dan tujuan pembelajaran sehingga dapat dinyatakan valid
dan layak digunakan. Hasil uji coba persepsi siswa sebesar 71.89 dengan kategori sangat baik dan dengan
nilai reliabilitas 0,91 dengan kategori sangat tinggi. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapat
disimpulkan bahwa e-modul fisika berbasis pendekatan saintifik pada materi gerak melingkar untuk SMA
kelas X valid dan layak digunakan sebagai salah satu bahan ajar siswa di SMA kelas X.

Kata Kunci: E-modul, Pendekatan Saintifik, Gerak Melingkar

Pendahuluan pembelajaran fisika yang menarik, efektif dan


Dengan diterapkannya kurikulum 2013, inovatif.
maka ada tuntutan terjadinya pembelajaran secara Berdasarkan hasil observasi awal di SMAN 9
mandiri. Kegiatan pembelajaran pada kurikulum Kota Jambi, diperoleh hasil bahwa ketersediaan bahan
2013 juga harus memanfaatkan peran teknologi belajar khususnya untuk mata pelajaran fisika masih
informasi dan komunikasi untuk meningkatkan berbentuk bahan ajar cetak dan jumlahnya masih
terbatas serta kurang cukup untuk membuat siswa
efisiensi dan efektivitas pembelajaran
belajar secara mandiri. Partisipasi siswa untuk belajar
(Permendikbud, 2013). Menurut Anas dan fisika rendah sekali. Hal ini yang menyebabkan
Supriyatna (2014) pembelajaran pada kurikulum kurangnya pemahaman konsep siswa terhadap materi
2013 menggunakan pendekatan berbasis proses yang telah diajarkan. Maka dari itu, siswa
keilmuan (saintifik). Sanitifik merupakan sikap membutuhkan bahan ajar lain yang menarik dan mudah
yang didasari oleh cara berpikir yang mengikuti dipahami agar dapat digunakan dalam belajar secara
metode ilmiah dalam menghadapi suatu persoalan mandiri. Berdasarkan observasi awal dari data angket
atau fenomena. Terlaksananya pembelajaran di beberapa sekolah yakni SMAN 1 Kota Jambi,
secara mandiri dengan pendekatan saintifik ini SMAN 5 Kota Jambi dan SMAN 9 Kota Jambi
akan maksimal, jika terpenuhinya sarana dan didapatkan informasi bahwa 56,7% siswa menganggap
bahwa mata pelajaran fisika itu cukup sulit dan media
prasarana yang memadai dalam membantu
belajar mandiri yang digunakan siswa hanya buku
kegiatan pembelajaran siswa. Bahan ajar paket dan LKS serta 91,6% siswa akan tertarik untuk
merupakan salah satu komponen yang dibutuhkan belajar Fisika apabila menggunakan media belajar e-
untuk terlaksananya suatu proses pembelajaran. modul.
Oleh karena itu penting mempelajari fisika yang Untuk mengatasi permasalahan ini, maka perlu
tidak lagi menjadi pelajaran yang ditakuti siswa dilakukan inovasi pembelajaran yang dapat digunakan
karena penyampaian pembelajaran fisika dapat oleh siswa dalam belajar mandiri. Salah satunya adalah
berupa pemanfaatan IT untuk menjadi dengan mengembangkan bahan ajar yang dapat

1
memotivasi siswa agar lebih aktif dan kreatif dengan dengan pendekatan saintifik adalah proses
software tertentu berupa e-modul (modul elektronik). pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa
Penggunaan bahan ajar berupa e-modul dengan konsep agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi
multimedia dalam format elektronik digunakan sebagai konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-
pengganti buku atau modul cetakan (hardcopy) tanpa
tahapan pembelajaran yang melibatkan
mengurangi fungsinya sebagai sumber informasi.
Dengan penggunaan bahan ajar berupa e-modul keterampilan proses seperti mengamati,
tersebut diharapkan dapat memberikan pembaharuan mengklasifikasi, mengukur, meramalkan,
dalam pembelajaran. menjelaskan, dan menyimpulkan. Adapun
Modul merupakan salah satu bentuk Menurut Daryanto (2014) pendekatan saintifik
bahan ajar yang dikemas secara utuh dan dimaksudkan untuk memberikan pemahaman
sistematis, didalamnya memuat seperangkat kepada peserta didik dalam mengenal, memahami
pengalaman belajar yang terencana dan didesain berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah,
untuk membantu peserta didik menguasai tujuan bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, dan
belajar yang spesifik. Modul minimal memuat kapan saja, tidak tergantung informasi searah dari
tujuan pembelajaran, materi/substansi belajar, dan guru. Karakteristik pembelajaran dengan
evluasi. Modul berfungsi sebagai sarana yang pendekatan scientific menurut Daryanto (2014)
bersifat mandiri, sehingga peserta didik dapat adalah sebagai berikut:
belajar secara mandiri sesuai kecepatannya a. Pembelajaran berpusat pada siswa.
masing-masing. (Daryanto, 2013). Sedangkan b. Melibatkan keterampilan proses sains dalam
mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip.
Modul elektronik adalah sebuah bentuk penyajian
c. Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial
bahan belajar mandiri yang disusun secara dalam meransang perkembangan intelek,
sistematis ke dalam unit pembelajaran terkecil khususnya keterampilan berfikir tingkat tinggi
untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang siswa.
disajikan ke dalam format elektronik yang di d. Dapat mengembang karakter siswa.
dalamnya terdapat animasi, audio, navigasi yang Adapun langkah-langkah pembelajaran
membuat pengguna lebih interaktif dengan dengan pendekatan saintifik ialah sebagai berikut
program (Sugianto, 2013). Modul elektronik pada a. Mengamati
dasarnya dalam struktur penulisannya Kegiatan mengamati dalam pembelajaran
mengadaptasi format, karakteristik, dan bagian- sebagaimana diungkapkan dalam permendikbud
bagian yang terdapat pada modul cetak pada Nomor 81a, hendaklah guru membuka luas dan
umumnya. Akan tetapi akan terdapat beberapa bervariasi kesempatan peserta didik untuk
perbedaan. melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat,
Modul elektronik dikembangkan dengan menyimak, mendengar, dan membaca. Peran guru
menggunakan software Kvisoft Flipbook Maker adalah sebagai fasilitator bagi siswa untuk
Pro. Menurut Menurut Hastiningrum (2014) melakukan pengamatan, melatih mereka untuk
Kvisoft Flip Book Maker adalah perangkat lunak memperhatikan (melihat, membaca, mendengar)
yang dapat membuat file PDF menjadi lebih hal yang penting dari suatu benda atau objek.
menarik seperti layaknya sebuah buku. Dengan Kompetensi yang diharapkan adalah melatih
menggunakan perangkat lunak tersebut, tampilan kesungguhan, ketelitian dan mencari informasi.
media akan lebih variatif, tidak hanya teks, b. Menanya
gambar, video, dan audio dalam media ini Kegiatan menanya dalam proses
sehingga proses pembelajaran akan lebih menarik. pembelajaran sebagaimana yang disampaikan
Sedangkan menurut Ihsan (2014) Kvisoft Flipbook dalam permendikbud Nomor 81a tahun 2013,
Maker adalah jenis perangkat lunak profesional adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi
untuk mengkonversi file PDF ke dalam buku yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau
digital. Dalam software ini, terdapat fungsi editing pertanyaan untuk mendapatkan informasi
yang memungkinkan penggunanya untuk tambahan tentang apa yang diamati. Kompetensi
manambahkan video, gambar, audio, hyperlink yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah
dan objek multimedia ke halaman yang bisa mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,
dibolak-balik seperti buku asli. kemampuan merumuskan pertanyaan untuk
Modul Elektronik perlu dikembangkan membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup
dengan pendekatan, metode ataupun model agar cerdas dan belajar sepanjang hayat.
lebih terarah dan terstruktur karena adanya c. Mengumpulkan informasi
langkah-langkah dalam pembelajaran. Salah satu Dalam Permendikbud Nomor 81a tahun
pendekatan yang diterapkan dalam Kurikulum 2013, aktivitas mengumpulkan informasi
2013 adalah pendekatan saintifik. Pembelajaran dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber
2
lain selain buku teks, mengamati Penelitian dilaksanakan di SMAN 1 Kota
objek/kejadian/aktivias wawancara dengan nara Jambi dan SMAN 5 Kota Jambi pada tanggal 23
sumber dan sebagainya Mei 2017.
d. Menalar
Kegiatan menalar dalam proses Subjek Penelitian
pembelajaran sebagaimana dituangkan dalam Subjek penelian ini terdiri dari siswa
Permendikbud Nomor 81a tahun 2013, adalah kelas X MIPA 1 di SMAN 1 Kota Jambi dan X
memproses informasi yang sudah dikumpulkan MIPA 2 SMAN 5 Kota Jambi. Penelitian di kelas
baik dari hasil kegiatan mengamati atau kegiatan X MIPA 1 yaitu untuk melihat persepsi siswa
mengumpulkan informasi. terhadap e-modul, sedangkan di kelas X MIPA 2
e. Mengkomunikasikan yaitu untuk reliabilitas angket.
Mengkomunikasikan dalam kegiatan
pembelajaran seperti yang diungkapkan dalam Prosedur Pengembangan
Permendikbud Nomor 81a tahun 2013, adalah Prosedur pengembangan bahan ajar
menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan, berupa e-modul dengan pendekatan saintifik pada
berdasarkan hasil anlisis secara lisan, tertulis, atau materi gerak melingkar ini hanya dibatasi pada
media lainnya. tahap development (pengembangan).
Pengembangan modul elektronik juga
pernah dilakukan oleh Sukiminiandari (2015)
dalam penelitiannya memberikan saran yakni
diharapkan pada penelitian selanjutnya peneliti
dapat mengembangkan sebuah modul dengan
inovasi terbaru yang berupa media pembelajaran
yakni modul elektronik sehingga siswa lebih
termotivasi dalam pembelajaran fisika dan
membuat modul dengan menggunakan materi
pembelajaran fisika lainnya. Selain itu Wahyuni
(2013) juga memberikan saran pada peneliti
selanjutnya untuk menambahkan animasi pada Gambar 2. Tahap Pengembangan Model ADDIE
setiap kegiatan pembelajaran agar siswa lebih (Sumber: Branch 2009)
termotivasi lagi dalam belajar. 1. Analyze (Analisis)
Penelitian ini bertujuan untuk Tujuan dari tahap analisis adalah untuk
mengembangkan modul elektronik dengan mengetahui pokok masalah dari performance
pendekatan saintifik sebagai penunjang gap yang terjadi pada suatu fenomana dan
pembelajaran fisika pokok bahasan Hukum merekomendasikan solusi yang sesuai dengan
termodinamika dan untuk mengetahui persepsi kondisi yang ada. Adapun prosedur yang
siswa terhadap modul leektronik tersebut. Adapun dilakukan adalah sebagai berikut:
manfaat dari pengembangan yaitu dapat
a. Validasi kesenjangan kinerja
digunakan sebagai salah satu sumber belajar yang
dapat memotivasi siswa dalam belajar fisika dan Tujuan dari prosedur ini adalah
dapat digunakan sebagai media pembelajaran mengahasilkan pernyataan tujuan
mandiri bagi siswa. berdasarkan kesenjangan kinerja yang
telah didefinisikan maka ada tiga hal
Metode Penelitian yang dilakukan dalam prosedur ini,
yaitu:
Jenis Penelitian 1) Mengukur keadaan nyata (dilakukan
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan dengan teknik angket dan
pengembangan (Research and Development). dokumentasi)
Model pengembangan yang digunakan adalah 2) Mengkonfirmasi kinerja yang
model ADDIE yaitu singkatan dari analyze
diinginkan (dengan teknik angket)
(analisis), design (desain), development
(pengembangan), implementation (implementasi), 3) Mengidentifikasi penyebab
dan evaluate (evaluasi) (Branch ,2009). Model kesenjangan kinerja (analisis data)
ADDIE digunakan karena model ADDIE b. Menentukan tujuan projek
bertujuan untuk membuat bahan ajar. Tujuan dari prosedur ini adalah
menghasilkan tujuan projek untuk
Waktu dan Temapat Penelitian menutup kesenjangan kinerja yang
3
disebabkan kurangnya pengetahuan dan disesuaikan dengan task inventory dan
keterampilan. Performance objective yang telah
c. Analisis karakteristik siswa ditentukan sebelumnya pada setiap
Bertujuan untuk mengidentifikasi kegiatan pembelajaran.
kemampuan, pengalaman, prefensi, dan d. Menghitung estimasi biaya
motivasi dari siswa (dilakukan dengan Pada langkah ini peneliti menghitung
teknik angket). biaya yang dikeluarkan baik pada
d. Memeriksa sumber daya yang ada semua tahap ADDIE juga biaya
Bertujuan untuk mengidentifikasi hal- pembuatan produk.
hal yang dapat mendukung keberhasilan 3. Develop (Pengembangan)
untuk semua proses ADDIE (dilakukan Tujuan dari tahap ini adalah untuk
dengan teknik dokumentasi) mengevaluasi dan merevisi sumber belajar
e. Menyusun rencana Menejemen Projek yang telah ditentukan pada tahap desain.
Tujuanya adalah untuk membuat jadwal Adapun langkah-langkah yang dilakukan
dan harapan peneliti dalam melakukan pada tahap ini adalah:
setiap proses ADDIE. a. Menghasilkan e-modul fisika berbasis
2. Design (Desain) Pendekatan Saintifik secara menyeluruh
Adapun butir langkah yang harus b. Mengembangkan panduan belajar siswa
dilakukan dalam tahap design adalah: Pada prosedur ini peneliti
a. Menentukan Task inventory mengembangkan e-modul fisika
Penentuan Task Inventory dilakukan berbasis Pendekatan Saintifik pada
dengan maksud untuk mengidentifikasi materi Gerak Melingkar untuk SMA
komponen materi yang penting dikuasai Kelas X. Modul yang dikembangkan
dalam mencapai tujuan instruksional. merupakan e-modul.
Empat prosedur untuk melakukan c. Melakukan revisi formatif
Inventarisasi Tugas adalah sebagai Peninjauan dilakukan oleh validator ahli
berikut: materi, dan ahli desain.
1) Ulangi Pernyataan Tujuan d. Mengadakan uji coba
2) Menegaskan kembali tujuan Dalam hal ini peneliti tidak melakukan
instruksional uji coba secara utuh. Peneliti hanya
3) Mengidentifikasi tugas-tugas menunjukkan produk dalam waktu
kinerja utama singkat, kemudian mengambil data
4) Tentukan pengetahuan dan presepsi siswa melalui angket yang
keterampilan prasyarat disebarkan.
b. Menyusun performance objective
Performance objective adalah tujuan Jenis Data
untuk setiap komponen dari Jenis data yang digunakan pada penelitian
pembelajaran. Performance objective pengembangan ini bersifat kualitatif dan
memberikan pedoman untuk: kuantitatif. Data kualitatif yang diambil adalah
saran dari tim validasi ahli, sedangkan data
1) Metode evaluasi pembelajaran yang
kuantitatif yang diambil adalah angket validasi
sesuai ahli dan angket persepsi siswa. Data yang
2) Pemilihan isi materi diperoleh dari hasil pengembangan produk ini
3) Pengembangan sumber balajar digunakan sebagai dasar dalam menetapkan
4) Menentukan strategi pembelajaran kelayakan e-modul ini.
yang tepat
5) Mengukur ketercapaian Instrumen Pengumpulan Data
pembelajaran Adapun instrumen pengumpulan data yang
c. Menghasilkan testing strategies digunakan antara lain.
1. Telaah Dokumen
Pada langkah ini peneliti menyusun
Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan
item test untuk menilai ketercapaian data yang dilakukan dengan menganalisis isi dokumen
siswa dalam pembelajaran yang telah yang berhubungan dengan masalah yang diteliti
dilakukan. Penyusunan item tes (Widoyoko,2016). Metode ini digunakan untuk
4
mengumpulkan data yang telah tersedia dalam catatan karena instrumen tersebut sudah baik. Dalam
dokumen seperti silabus, rpp, dan bahan ajar yang penelitian ini untuk mengukur reliabilitas
digunakan oelh guru mata pelajaran fisika di SMA 1 ditentukan dengan rumus Cronbach Alpha sebagai
Muaro Jambi. berikut (Arikunto, 2013).
2. Angket Kebutuhan siswa
 n   i 
2
Pada angket kebutuhan siswa berisikan
r11    1 2 
 n  1 
(2)
tentang aspek-aspek yang berhubungan dengan t 
keadaan pembelajaran fisika serta hal-hal yang
Dengan:
dibutuhkan dalam pembelajaran fisika.
3. Angket Validasi Ahli Media
X 2 
X 2
Pada angket validasi ahli media berisikan N
tentang aspek-aspek yang berhubungan dengan  t2 
N
media yang telah dikembangkan meliputi desain
sampul modul, desain isi modul, desain software Keterangan:
modul, komponen penyajian, dan kemudahan r11 = indeks korelasi (harga reliabilitas)
pengoperasian. n = banyaknya butir soal
4. Angket Validasi Ahli Materi
Pada angket validasi ahli materi berisikan
 i2 = jumlah varians butir.
tentang aspek-aspek yang berhubungan dengan  t2 = varians total.
materi e-modul meliputi kesesuaian materi N = banyak peserta yang mengisi angket
dengan tujuan pembelajaran, kemutahiran materi X = skor yang diberikan
dan isi, dan komponen kebahasaan.
5. Angket Persepsi siswa
Pada angket persepsi siswa berisikan tentang
aspek-aspek yang berhubungan dengan e-modul Teknik Analisis Data
yang telah dikembangkan meliputi desain sampul
modul, desain isi modul, desain software modul, 1. Analisis data kualitatif
komponen penyajian, kemudahan pengoperasian, Teknik analisis data dalam penelitian
format dan sound serta visualisasi e-modul. kualitatif yang berupa observasi dan saran dari
validator dilakukan secara deskriptif kualitatif.
Analisis Instrumen Penelitian
1. Analisis validitas a. Observasi
Validitas adalah keadaan yang - Reduksi data
menggambarkan tingkat instrumen yang Observasi dilakukan dengan cara
bersangkutan mampu mengukur apa yang akan mengumpulkan data secara langsung dengan
diukur. Untuk menguji validitas instrumen menggunakan angket kebutuhan siswa yang
penelitian digunakan korelasi produk moment terdiri dari 18 item pertanyaan. Data yang didapat
atau metode Pearson, dengan rumus sebagai dari 18 item pertanyaain direduksi menjadi
berikut (Arikunto, 2013). beberapa item pertanyaan yang sesuai dengan
N  xy   x  y 
rxy  (1) permasalahan penelitian yaitu pengembagan
 
N  x 2   x  N  y 2   y 
2 2
 bahan ajar yang berupa e-modul.
Keterangan: - Penyajian data
rxy = koefisien korelasi antara x dan y Data yang telah direduksi disajikan dalam
N = jumlah subjek bentuk presentase dan dilihat seberapa besar
Σxy = jumlah perkalian antara skor x dan skor tanggapan yang mendukung ataupun yang
y menolak akan pengembangan e-modul.
Σx = jumlah total skor x - Penarikan kesimpulan
Σy = jumlah total skor y Berdasarkan data yang telah disajikan maka
Σx2 = jumlah dari kuadrat x dapat ditarik kesimpulan bahwa responden
Σy2 = jumlah dari kuadrat y
menyetujui ataupun menolak akan pengembangan
(Σx)2 = jumlah nilai x kemudian dikuadratkan e-modul, data kualitatif pada tahapan ini disajikan
(Σy)2 = jumlah nilai y kemudian dikuadratkan dalam tahap analyze.
2. Analisis reliabilitas
b. Saran dari validator ahli media dan ahli materi
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian
- Reduksi data
bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya
Saran dari validator ahli media dan ahli materi
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
ditulis terlebih dahulu dalam bentuk teks
5
selanjutnya data yang berbentuk teks direduksi s = varians kelompok data
misalnya per indikator pada angket validasi ahli s2 = standar deviasi kelompok
media dan ahli materi. n = jumlah responden (validator)
- Penyajian data
Data yang telah direduksi selanjutnya d. Mengidentifikasi kecenderungan ubahan setiap
disajikan dalam bentuk deskripsi, dari deskripsi sub variabel digunakan rata-rata ideal (Xi) dan
tersebut maka dapat dilihat bahwa valaidator standar deviasi ideal (SDi), dapat dihitung dengan
menyatakan layak atau belum layak modul acuan norma yaitu:
elektronik dapat digunakan sebagai sumber 1
belajar mandiri bagi siswa. Xideal = (skor tertingi + skor terendah)
2
- Penarikan kesimpulan
1
Setelah data disajikan maka ditarik SDideal = (skor tertinggi – skor terendah)
kesimpulan bahwa validator menyatakan layak 6
atau belum layak digunakan sebagai salah satu
sumber belajar yang bisa digunakan oleh siswa, e. Kemudian setiap sub variabel dikategorikan
menjadi empat kategori dan diubah menjadi data
data kualitatif pada tahapan ini disajikan dalam
kualitatif sebagai berikut :
tahap development.
2. Analisis data kuantitatif
Teknik analisis data dalam penelitian
kuantitatif yang berupa skor validasi ahli media, Tabel 3. Rentang Skor dan Kriteria Kualitatif
validasi ahli materi dan persepsi siswa dilakukan Rentang Skor Kriteria
secara statistik deskriptif dan disajikan dalam Sangat
tabel. Langkah-langkah menganalisis data Xi  1,5SDi  X  Xi  3,0SDi Baik
kuantitatif tersebut adalah sebagai berikut:
a. Mengkuantitatifkan hasil checking dengan Xi  0SDi  X  Xi  1,5SDi Baik
memberi skor sesuai dengan bobot yang telah Xi  1,5SDi  X  Xi  0SDi Tidak Baik
ditentukan sebelumnya.
Sangat
Tabel 2. Interval Skala Likert Xi  3SDi  X  Xi  1,5SDi
Respons Bobot Skor tidak Baik
Sangat Baik 4 (Sumber: Direktorat Pembinaan SMA, 2010)
Baik 3
Tidak Baik 2 Hasil dan Pembahasan
Sangat Tidak Baik 1 E-modul didesain dan dikembangkan
berdasarkan hasil yang diperoleh dari tahapan
(Sumber: Direktorat Pembinaan SMA, 2010) observasi awal sampai pada tahapan desain.
Untuk menyesuaikan apa yang dibutuhkan siswa
b. Menentukan skor rata-rata indikator yang
diberikan berdasarkan penilaian dari validasi ahli
dengan apa yang telah dikembangkan, maka
media, validasi ahli materi, dan persepsi siswa. dilakukan validasi sebanyak 2 kali. Validasi yang
X
dilakukan yaitu validasi materi dan validasi
X (4) media. Validasi dilakukan oleh 2 orang dosen
n Pendidikan Fisika Universitas Jambi. Validator
Keterangan: akan memberikan saran, kritikan terhadap modul
X = Mean elektronik yang dikembangkan. Validasi


dilakukan sampai validator menyatakan bahwa e-
X = jumlah skor jawaban responden
modul telah layak digunakan tanpa revisi.
(validator)
N = jumlah responden (validator) 1. Validasi Materi
c. Menentukan varians dan standar deviasi Pada validasi materi tahap I,
sampel. berdasarkan angket yang diberikan, validator
xi  x 
2 menyarankan:
s2  (5) 1. Menambahkan contoh soal yang sesuai
n  1 dengan materi dan dapat mengukur
kompetensi keberhasilan siswa.
xi  x 
2
2. Menyesuaikan gambar dan grafik dengan
s  (6)
n  1 3.
materi
Menyesuaikan animasi dan video dengan
materi.
Keterangan
6
Hasil validasi ahli materi tahap I dapat dilihat 8. Menggunakan warna yang transparan.
pada tabel 4 berikut. 9. Tidak menggunakan tombol yang ketika
Tabel 4. Validasi ahli materi tahap I ditampilkan di infokus jadi besar.
Indikator Skor Ket. Hasil validasi ahli media tahap I dapat dilihat
Kesesuaian pada tabel 6 berikut.
materi dengan Tabel 6. Validasi ahli media tahap I
6 Baik
tujuan Indikator Skor Ket.
pembelajaran Desain Sampul
Ketepatan materi 11 Baik
16 Baik Modul
dan isi Desain Isi Modul 17 Baik
Kemutahiran Desain Software Cukup
2.5 Baik 8.5
Materi Modul Baik
Komponen Komponen Cukup
14 Baik 8.5
kebahasaan Penyajian Baik
Indikator Kemudahan Cukup
38.5 Baik 2
Keseluruhan pengoperasian Baik
Indikator Cukup
Setelah seluruh saran dari validator 71
keseluruhan Baik
diperbaiki, maka pada validasi tahap kedua semua Setelah seluruh saran dari validator
validator menyatakan modul elektronik telah diperbaiki, maka pada validasi tahap kedua semua
layak dan dapat digunakan. Hasil validasi ahli validator menyatakan modul elektronik telah
materi tahap II dapat dilihat pada tabel 5 berikut. layak dan dapat digunakan. Hasil validasi ahli
Tabel 5. Validasi ahli materi tahap II media tahap II dapat dilihat pada tabel 7 berikut.
Indikator Skor Ket. Tabel 7. Validasi ahli media tahap II
Indikator Skor Ket.
Kesesuaian
Desain Sampul
materi dengan Sangat 12.5 Baik
6.5 Modul
tujuan Baik
Desain Isi Modul 24.5 Baik
pembelajaran
Desain Software Sangat
13.5
Ketepatan materi Sangat Modul Baik
20 Komponen
dan isi Baik 8.5 Baik
Penyajian
Kemutahiran Kemudahan Sangat
3 Baik 3.5
materi pengoperasian Baik
Indikator
Komponen Sangat 71 Baik
17.5 keseluruhan
kebahasaan Baik
Setelah selesai divalidasi oleh dosen,
Indikator Sangat tahap selanjutnya adalah melakukan uji coba
47
Keseluruhan Baik modul elektronik pada siswa kelas X MIPA 1
SMAN 1 Kota Jambi dan X MIPA 2 SMAN 5
2. Validasi Media Kota Jambi. Hasil uji coba pada siswa X MIPA 1
Pada validasi media tahap I, berdasarkan angket SMAN 1 Kota Jambi digunakan untuk
yang diberikan, validator menyarankan: menentukan reliabilitas angket, sedangkan hasil
1. Menggunakan layout yang sesuai dengan uji coba siswa kelas X MIPA 2 SMAN 5 Kota
judul dan materi yang digunakan. Jambi digunakan untuk menentukan persepsi
2. Membuat layout yang sesuai dengan siswa terhadap e-modul yang dikembangkan. Uji
materi reliabilitas dilakukan dengan menggunakan
3. Membuat layout kegiatan pembelajaran program SPSS dengan mengacu pada persamaan
yang konsisten. Alfa Cronbach, sehingga diperoleh nilai
reliabilitas angket sebesar r11 = 0.910 dengan
4. Menggunakan gradasi warna.
kategori reliabilitas sangat tinggi. Dari
5. Memperjelas tampilan grafik.
perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
6. Mencari animasi dan video yang sesuai angket dapat dipercaya dan dapat digunakan
dengan materi. untuk mengambil data terhadap kelayakan modul
7. Mengganti warna layout yang relevan. elektronik yang telah dikembangkan.
7
Setelah didapat nilai reliabilitas angket 1. E-modul dengan konsep multimedia
yang digunakan, kemudian dilakukan uji coba menggunakan program kvisoft flipbook maker pro
untuk melihat kelayakan e-modul. Uji coba yang memiliki format .exe. Dalam pembuatannya
dilakukan pada siswa kelas X MIPA 2, di mana terdapat beberapa software yang dibutuhkan
dalam proses pengembangan e-modul, antara lain
data yang diambil adalah persepsi siswa terhadap
yaitu:
modul elektronik yang telah dikembangkan. a. Macromedia Flash, yang berfungsi untuk
Angket yang digunakan terdiri dari 6 indikator membuat animasi pada e-modul
penilaian yaitu desain sampul modul, desain isi b. Adobe Flash, yang berfungsi untuk membuat
modul, desain software modul, komponen kuis dalam e-modul
penyajian ,kemudahan pengoperasian, dan c. Camtasia Studio, yang berfungsi untuk
komponen kebahasaan. Enam indikator ini terdiri mengedit video, seperti memotong video,
dari 21 penyataan. menambahkan audio ke video, dan lain
Berdasarkan angket persepsi siswa, sebagainya.
didapatkan hasil persepsi siswa terhadap 2. Desain layout yang dibuat dengan konsistensi
warna yang menarik agar tidak terkesan terlalu
pengembangan modul elektronik sebagai berikut:
berwarna dengan tampilan 3D.
Tabel 8. Hasil persepsi siswa terhadap pengembangan 3. Adapun materi pada e-modul adalah Kinematika
modul elektronik gerak melingkar, aplikasi gerak melingkar
beraturan dan Gaya Sentripetal.
Indikator Skor Ket.
4. Materi disajikan secara mendalam dan jelas
Desain Sampul Sangat disertai dengan gambar, video, animasi,
13,9
Modul Baik persamaan yang disajikan secara rinci.
Desain Isi Modul 24,36 Baik 5. Kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan
Desain Software Sangat langkah-langkah pendekatan saintifik. Contoh
9.6 soal yang dilengkapi dengan penjelasan dan
Modul Baik
Kemudahan terdapat pada setiap konsep pembelajarn.
6.84 Baik 6. E-modul juga dilengkap dengan soal latihan dan
pengoperasian
uji kompetensi yang berisi 20 pertanyaan namun
Sangat
Format dan sound 7.11 hanya menampilkan 10 pertanyaan secara acak.
Baik
Visualisasi e- Sangat Keunggulan
9.94
modul Baik Keunggulan yang terdapat pada e-modul
Indikator Sangat yaitu:
72,53
keseluruhan Baik 1. E-modul mudah dipahami, siswa dapat
mengkonstruksi dan menemukan konsep dan
Berdasarkan tabel 7 dapat disimpulkan siswa dapat mengembangkan sikap ilmiah.
bahwa e-modul yang telah dikembangkan 2. Siswa dapat menulis pada lembar jawaban untuk
dikategorikan memiliki kelayakan yang sangat membuat pertanyaan dan kesimpulan dan dapat
baik. Hasil ini dihitung berdasarkan rumus yang dikirim secara langsung via e-mail.
3. Soal yang di sajikan dilengkapi dengan kunci
di ambil dari Juknis Penilaian Afektif dengan
jawaban sehingga siswa dapat langsung
menggunakan skala 4. mengetahui skor secara langsung.
Hal tersebut dapat dilihat dari skor yang 4. E-modul berbasis pendekatan saintifik ini dapat
didapatkan untuk indikator desain sampul modul langsung digunakan tanpa harus memiliki
dengan 4 pernyataan sebesar 13,95 dalam kategori aplikasinya sehingga memudahkan dalam
sangat baik, indikator desain isi modul dengan 7 menggunakannya.
pernyataan sebesar 24.37 dalam kategori baik,
indikator desain software modul dengan 3 Kelemahan
pernyataan sebesar 9.63 dalam kategori sangat Kelemahan yang terdapat pada modul
baik, indikator kemudahan pengoperasian dengan elektronik yaitu:
1 pernyataan sebesar 6.84 dalam kategori baik, 1. Tidak adanya simulasi pada ksetiap kegiatan
indikator format dan sound dengan 2 pernyataan pembelajaran
sebesar 7.11 dalam kategori sangat baik, serta 2. Belum bisa terkoneksi dengan internet.
indikator visualisasi e-modul dengan 3 pernyataan 3. Belum bisa digunakan pada smartphone.
sebesar 9.94 dalam kategori sangat baik, dan
untuk hasil persepsi siswa secara keseluruhan Kajian Produk Akhir
dengan 21 pernyataan sebesar 71.89 dalam Adapun kajian produk akhir dari modul
kategori sangat baik. elektronik yang telah dikembangkan sebagai
berikut:
Spesifikasi
8
1. Cover e-modul 6. Pendahuluan e-modul

7. Petunjuk penggunaan e-modul


2. Profil penulis

8. Bagian awal kegiatan pembelajaran


3. Kata pengantar e-modul

4. Daftar isi e-modul 9. Rangkuman e-modul

5. Peta konsep e-modul


10. Tampilan latihan soal

9
Simpulan dan Saran berbentuk essay. Sebelum melakukan penelitian
terlebih dahulu e-modul berbasis pendekatan
Simpulan saintifik divalidasi sebanyak 2 kali oleh validator
Berdasarkan hasil penelitian pengembangan ahli materi dan validator ahli media. Hasil validasi
dan pembahasan tentang e-modul berbasis ahli menyatakan bahwa desain berupa warna,
pendekatan saintifik, dapat disimpulkan bahwa cover, background, gambar dan video yang
pengembangan e-modul berbasis pendekatan digunakan sudah sesuai dengan judul dan materi
saintifik dilakukan dengan menggunakan model pada e-modul sudah sesuai dengan tujuan
ADDIE yang terdiri dari beberapa tahapan. pembelajaran sehingga dapat dinyatakan valid dan
Pertama, Analysis (menganalisis) dimana pada layak digunakan. Evaluasi e-modul berbasis
tahap ini dilakukan beberapa analisis untuk pendekatan saintifik terbagi menjadi dua yaitu
memperoleh informasi mengenai kebutuhan evaluasi materi dengan skor 71 yang dinyatakan
siswa. Kedua, Design (merancang) dimana pada baik tanpa revisi dan evaluasi media dengan skor
tahap ini dilakukan penyusunan tes, pemilihan 38.5 yang dinyatakan baik tanpa revisi. E-modul
media, pemilihan format dan pembuatan berbasis pendekatan saintifik ini kemudian diuji
rancangan awal e-modul berbasis pendekatan persepsi.
saintifik. Ketiga, Develop (mengembangkan) Berdasarkan hasil persepsi, e-modul
dimana pada tahap ini dilakukan validasi materi berbasis pendekatan saintifik yang dikembangkan
dan validasi media. Produk yang dihasilkan dari memperoleh skor rata-rata indikator keseluruhan
penelitian ini adalah sebuah e-modul berbasis adalah 71.89 yang dikategorikan sangat baik.
pendekatan saintifik spesifikasi produk yaitu e- Dengan demikian e-modul berbasis pendekatan
modul dengan konsep multimedia menggunakan saintifik ini sangat baik digunakan untuk
program kvisoft flipbook maker pro yang memiliki mendukung pembelajaran Fisika.
format .exe. Dalam pembuatannya terdapat
beberapa software yang dibutuhkan dalam proses Saran
pengembangan e-modul seperti : Macromedia Saran yang dapat diberikan oleh peneliti bagi
Flash, Adobe Flash, Camtasia Studio. peneliti berikutnya adalah:
Desain layout yang dibuat dengan 1. Diharapkan penelitian selanjutnya melakukan
konsistensi warna yang menarik agar tidak uji coba untuk mengetahui pengaruh e-modul
terkesan terlalu berwarna. Adapun materi pada e- terhadap pengetahuan (hasil belajar),
modul adalah Gerak Melingkar, Hubungan Roda- ketrampilan proses, sikap ilmiah dan
roda dan Gaya Sentripetal. Materi disajikan secara motivasi siswa
mendalam dan jelas disertai dengan gambar, 2. Perlu diupayakan kegiatan penelitian lebih
video, animasi, persamaan yang disajikan secara lanjut untuk mengetahui tingkat
rinci. Kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan keefektifannya dalam pembelajaran fisika.
langkah-langkah pendekatan saintifik. Contoh 3. Diharapkan perlu pengembangan dan
soal yang dilengkapi dengan penjelasan dan penelitian selanjutnya terhadap e-modul
terdapat pada setiap konsep pembelajarn. E-modul berbasis pendekatan saintifik agar bisa
juga dilengkap dengan soal latihan dan uji terhubung ke internet, menambahkan
kompetensi yang berisi 20 pertanyaan namun simulasi pada setiap kegiatan pembelajaran,
hanya menampilkan 10 pertanyaan secara acak. perbaikan animasi dan video pada kegiatan
Adapun keunggulan dari e-modul ini mudah pembelajaran 1 dan 3, variasi soal uji
dipahami, siswa dapat mengkonstruksi dan kompetensi dalam bentuk essay dan
menemukan konsep. Selain itu, siswa dapat membuat e-modul dengan materi
mengembangkan sikap ilmiah. Siswa dapat pembelajaran fisika lainnya.
menulis pada lembar jawaban untuk membuat
pertanyaan dan kesimpulan dan dapat dikirim
secara langsung via e-mail, Soal yang di sajikan Daftar Pustaka
dilengkapi dengan kunci jawaban sehingga siswa
dapat langsung mengetahui skor secara langsung. Anas, Z., dan Supriyatna, A., 2014. Hitam Putih
E-modul berbasis pendekatan saintifik ini dapat Kurikulum 2013. Jakarta: Al-Mawardi
langsung digunakan tanpa harus memiliki Prima.
aplikasinya sehingga memudahkan dalam
menggunakannya. Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi
Sedangkan kelemahan dari e-modul ini Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
adalah belum terkoneksi secara langsung ke
jaringan internet dan perlu ditambahkan soal
10
Branch, Robert Maribe. 2009. Instructional
Design: The ADDIE Approach. USA:
Department of Educational Psychology and
Instructional Technology University of
Georgia

Daryanto, 2013. Menyusun Modul Bahan Ajar


untuk Persiapan Guru dalam Mengajar.
Yogyakarta: Gava Media.
Daryanto, 2014. Pendekatan Pembelajaran
Saintifik kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava
Media.

Direktorat Pembinaan SMA. 2010. JUKNIS


PENYUSUNAN PERANGAT PENILAIAN
AFEKTIF DI SMA. Jakarta: Kementerian
Pendidikan Nasional

Hastiningrum, L., 2014, Pengembangan Modul


Matematika SMA dengan Pendekatan PBL
(Problem Based Learning) berbantuan Flip
Book Maker pada materi Statistika,
Prosding Mathematics and Science.

Ihsan, M., N., S.,2014,Pengembangan modul


elektronik Microsoft exel 2007 untuk kelas
XI sekolah menengah atas,Tesis,Univeritas
Negeri Yogyakarta,Yogyakarta.

Sugianto, Dony dkk, 2013. Modul Virtual:


Multimedia FlipBook Dasar Teknologi
Digital. Jurnal INVOTEC, 9(2): 110-116

Sukiminiandari, Y.P., 2015, Pengembangan


Modul Pembelajaran Fisika Dengan
Pendekatan Saintifik, Prosiding Seminar
Nasional Fisika, 4: 4.

Sulistyarini, E. 2015. Pengembangan Bahan Ajar


Fisika SMA Materi Gelombang Bunyi
Berbasis Interactive PDF, Skripsi,
Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Sugiyono. 2016. Statistika untuk Penelitian.


Bandung: Alfabeta

Wahyuni, S., 2013. Pengembangan Modul


Elektronik Fisika Sebagai Media
Instruksional Pokok Bahasan Hukum
Newton Pada Pembelajaran Fisika di SMA.
Jurnal Pembelajaran Fisika.
Widoyoko, S. E. P. 2016. Teknik Penyusunan
Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka
Belajar

11

Anda mungkin juga menyukai