Anda di halaman 1dari 29

Laboratorium Fisika Dasar

KATA PENGANTAR

Laboratorium Dasar Universitas Andalas adalah


laboratorium terpadu fisika, kimia dan biologi yang digunakan
sebagai saran pendidikaan sains dasar secara terpadu bagi
mahasiswa eksakta pada tingkat pertama. Salah satu program di
laboratorium ini adalah pelaksanaan Praktikum Fisika Dasar yang
dilaksanakan di Laboratorium Fisika Dasar Universitas Andalas.
Pelaksana praktikum Fisika Dasar secara umum terbagi
dua, yaitu : Praktikum Fisika Dasar I pada semester ganjil dan
Praktikum Fisika Dasar II pada semester genap oleh mahasiswa
jurusan teknik mesin. Objek atau materi dalam praktikum ini
secara umum di bagi 5 bidang yaitu Mekanika (kode M), Panas
(kode P), Fluida (kode F), Optik (kode O), dan Listrik (kode L).
Kelima topik ini di susun berdasarka kurikulum dan dilaksanakan
selama dua semester pada tingkat pertama perkuliahan.
Sedangkan bagi jurusan lain yang hanya melaksanakan kuliah
fisika dasar dalam satu semester saja, maka praktikumnya
merupakan pilihan gabungan dari diktat Praktikum Fisika Dasar I
dan II.
Kami sebagai tim penulis laporan Praktikum Fisika Dasar ini
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
banyak membantu dalam proses pembuatan laporan ini.

Padang, 26 april 2012

Elektrolisa
Teknik Mesin

Laboratorium Fisika Dasar


Tim
penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Praktikum


Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak terlepas dari
listrik yang sudah menjadi kebutuhan pokok. Kita tahu
banyak sekali manfaat yang didapat dengan adanya listrik,
karena energi listrik dapat dimanfaatkan dengan
mengubahnya menjadi bentuk energi lain, salah satunya
adalah energi kimia lewat proses elektrolisis. Pada proses ini
kita dapat mempelajari reaksi redoks, melihat bagaimana
terjadinya proses oksidasi dan reduksi pada elektroda yang
ditentukan, sehingga bisa memahami rekasi yang terjadi.

1.2 Tujuan praktikum


1.2.1 Memahami mekanisme voltmeter, menentukan tara
kimia listrik
1.2.2 Menentukan besarnya muatan elementer (e), dengan
cara elektrolisis menggunakan volmeter sebagai penera
amperemeter.

Elektrolisa
Teknik Mesin

Laboratorium Fisika Dasar


1.2.3 Mempelajari proses elektrolisis larutan elektrolit
tembaga sulfat
1.3 Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah untuk
mengetahui dan melihat bagaimana reaksi yang terjadi
saat arus listrik dialirkan ke dalam suatu larutan khusus
dengan elektroda di dalamnya, sehingga di dapatkan
massa yang diuraikan dan diendapakan untuk mencari nilai
muatan elementernya.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1

Teori Dasar Objek


Elektrolisis merupakan suatu porses perubahan arus
listrik menjadi reaksi reduksi dan oksidasi atau peristiwa
penguraian elektrolit dalam sel elektrolisis oleh arus.
Dalam sel elektrolisis terjadinya reaksi kimia karena
adanya energi dari luar dalam bentuk potensial atau arus
listrik. Reaksi yang berlangsung pada sel elektrolisis adalah
reaksi yang tergolong dalam reaksi redoks spontan.
Alat elektrolisis terdiri dari sel elektrolisis yang terdiri
dari larutan atau leburan elektrolit, dan dua buah elektroda
yaitu elektroda positif (anoda) dan elektroda negatif (katoda).

Elektrolisa
Teknik Mesin

Laboratorium Fisika Dasar


Mekanisme kerja alat elektrolisis ini adalah arus listrik
dalam larutan dihantarkan oleh ion-ion positif dan ion-ion
negatif (katoda dan anoda) yang bergerak saling mendekati.
Ion positif akan bergerak mendekati ion negatif (katoda)
dimana terjadi reaksi reduksi. Sedangkan ion negatif atau
katoda akan bergerak mendekati ion positif (anoda) dimana
terjadinya reaksi oksidasi.
Sebuah atom atau gugusan atom yang kekurangan satu
atau beberapa elektron disebut dengan ion positif, sedangkan
ion negatif adalah sebuah atom atau suatu gugusan atom
yang kelebihan satu atau beberapa elektron.
Pada elektrolisis, larutan elektrolit dalam air, ionionlogam yang bermuatan positif selalu bergerak ke katoda
dan ion-ion OH- serta ion-ion sisa asam yang bermuatan
negatif menuju ke anoda.
Dengan menggunakan daftar potensial elektroda
standar, dapat diketahui apakah rekasi redoks dapat
berlangsung atau tidak, yaitu apabila potensial reaksi
redoksnya positif, maka reaksi redoks tersebut dapat
berlangsung. Sebalikany jika potensial reaksi redoksnya
negatif, maka reaksi tidak dapat berlangsung.
Pada suatu percobaan elektrolisis, reaksi yang tejadi
pada katoda bergantung pada kecendrungan tejadinya reaksi
reduksi. Sebagi contoh, elektrolisa NaCl pada berbagai
keadaan menunjukkan pentingnya suasana sisten yang
dielektrolisis. Jika larutan NaCl encer dielektrolisis
menggunakan elektroda platina, maka reaksi pada kedua
elektroda adalah :
Anoda : 2 H2O

Elektrolisa
Teknik Mesin

O2 + 4 H+ + 4e

Laboratorium Fisika Dasar


Katoda : 2 H2O + 2e H2 + 2 OHJika larutan cukup pekat, reaksi-reaksi yang terjadi adalah :
Anoda : 2 Cl-

Cl2 + 2e

Katoda : 2 H2O + 2e H2 + 2 OHJika larutan NaCl dielektrolisis, maka reaksi pada elektroda
adalah :
Anoda : 2 Cl-

Cl2 + 2e

Katoda : Na+ + e

Na

Elektroda merupakan tempat terjadinya reaksi redoks.


Potensial reaksi redoks sebagai penentu terjadinya/tidak
terjadinya suatu reaksi. Bentuk rangkaian alat elektrolisis
dapat dilihat pada skema alat.
Reaksi reduksi untuk ion H+ ialah menjadi unsur H2 atau
unsur hidrogen. Sedangkan reaksi reduksi untuk ion-ion
logam, baik logam alkali atau alkali tanah yang mengalami
reaksi adalah air. Beberapa syarat yang terkait dengan
kemudahan ion logam tereduksi dibandingkan ion H+.
Jika kation lebih mudah dioksidasi (melepaskan electron)
maka air akan tereduksi. Ion-ion tersebut meliputi golongan
IA dan IIA, seperti ion-ion logam alkali dan alkali tanah,
terutama Na+, K+, Ca2+, Sr2+, dan Ba2+.
Elektrolit bJika ion-ion itu lebih mudah tereduksi seperti
ion-ion Cu2+, Ni2+ dan Ag+. Reaksi yang terjadi dipengaruhi
oleh jenis elektroda yang dipakai dan jenis anion yang
dipakai.
Pada Proses elektrolisis berlaku hukum Faraday. Akibat
aliran arus listrik searah, ke dalam sebuah larutan
elektrolitmaka akan terjadi perubahan kimia
Elektrolisa
Teknik Mesin

Laboratorium Fisika Dasar


Dalam larutan tersebut menurut Michael faraday tahun
1834 menyatakan bahwa lewatnya arus 1F mengakibatkan
oksidasi 1massa ekuivalen suatu zat pada suatu eletroda
(anoda) dan reduksi 1massa ekuivalen suatu zat pada
elektroda yang lain(katoda).
Hukum Faraday :
jumlah zat yang mengalami oksidasi atau reduksi pada
setiap elektroda saat elektrolisis sebanding dengan jumlah
arus yang melewati sel.
Ion yang beremuatan positif akan menempel pada
elektroda negative (katoda).dengan menimbang katoda
sebelum dan sesudah di aliri arus listrik, maka dapat di
ketahui jumlah logam yang menempel pada elektroda
tersebut. Pada proses elektrolisa berlaku hukum faraday :
1. Massa zat yang mengendap pada elektroda berbanding
langsung dengan tara listriknya.
m = k . i. t
Dengan : m adalah jumlah massa yang di endapkan pada
elektroda
k adalah tara kimia listrik
i adalah arus listrik
t adalah waktu pengaliran air
2. Massa suatu zat dari suatu elektroda berbanding langsung
dengan jumlah muatan yang melalui larutan tersebut.
Jika valensi ion adalah z, maka muatan untuk atom
bervalensi lebih darisatu ion adalah z e, sehingga muatan
yang di angkut olehsemua ion yang mengendap adalah :

Elektrolisa
Teknik Mesin

Laboratorium Fisika Dasar


q=

m
A

NA . z . e

1 farad = 6,022 x

1023 e

= 96,487 C

Teori percobaan dengan cara elktrolisis ini menentukan


besarnya tara kimia listrik terlebih dahulu , bila arus listrik searah
dialirkan melalui sel elektrolit yang berisi larutan garam AB,
maka garam tersebut akan terurai :
AB

A+ + B-

Ion yang mengandung muatan positif akan menempel pada


elektroda negatif. Dengan menimbang elektroda sebelum dan
sesudah dialiri arus listrik maka dapat diketahui jumlah logam
yang menempel pada elektroda tersebut sesuai dengan hukum
Faraday :
W=z.I.t
Dimana :
W = jumlah massa yang diendapkan
z = tara kimia listrik
t = waktu
I = arus listrik
Tara kimia listrik adalah sel elektrolit atau larutan elektrolit
yang terdiri dari larutan garam seperti CuSO4 yang dialiri arus
listrik searah dan sel-sel elekrolit itu akan terurai dan berkumpul
pada elekroda-elektrodanya. Cara menghitung besarnya tara
kimia listrik digunakan rumus :
Elektrolisa
Teknik Mesin

Laboratorium Fisika Dasar


Z=

W
I .t

Percobaan elektrolisis diatas dapat digunakan untuk


menghitung muatan elementer dari permukaan percobaan
milikan. Setiap tembaga ion menerima muatan electron dari
katoda, yang mengakibatkan ion tersebut menjadi ion netral dan
menempel pada elektroda tersebut.
Apabila terdapat N atom Cu yang dipindahkan, jumlah
muatan listrik yang berpindah ialah sebanyak 2 e, maka muatan
elementer tersebut dapat dihitung dengan :
E=

A.I .t
2W . N

Dimana :
e = muatan elementer (coulomb)
A= Berat atom Cu (63,5 gr/mol)
W= Jumlah massa yang ditetapkan
N= Bilangan Avogadro
= 6,02 x 1023 atom/mol
Apabila dua elektrolisa dialiri arus listrik dalam jumlah yang
sama, maka perbandingan massa zat yang dihasilkan sebanding
dengan massa ekivalen zat tersebut.
Pernyataan di atas merupakan bunyi hukum Faraday II
dengan persamaan:
W1 : W2 = e1 : e2

Elektrolisa
Teknik Mesin

Laboratorium Fisika Dasar


Atau
W1
W2

e1
e2

Bunyi Hukum Faraday untuk elektrolisa :

Hukum Faraday I
Massa zat yang terbentuk sama dengan kuat arus yang
mengalir pada elektrolisis.

Hukum Faraday II
Massa suatu zat terlarut dari suatu elektroda berbanding
lurus dengan jumlah muatan yang melalui larutan tersebut.

Percobaan elektrolisis dapat digunakan untuk menghitung


besar muatan elementer . Setiap ion tembaga menerima dua
muatan electron dari katoda yang akhirnya mengakibatkan ion
ion itu menjadi netral (atom netral) yang menempel pada anoda.
Potensial elektroda pada zat elektrolit adalah suatu ukuran
terhadap besaranya kecenderungan suatu unsur untuk
melepaskan atau mempertahankan electron.
Proses elektrolisis ini dapat digunakan antara lain untuk
pemurnian logam, produksi berbagai jenis logam, seperti Mg, Al
dan logam lainnya, bisa untuk penyepuhan dengan
menggunakan logam yang menjadi anoda dan katoda.

Elektrolisa
Teknik Mesin

Laboratorium Fisika Dasar

BAB III
METODELOGI PERCOBAAN

3.1 PERALATAN PRAKTIKUM BESERTA FUNGSINYA


1. Sel elektrolit dan larutan CuSO4 yang fungsinya sebagai
penghantar listrik.
2. Elektroda tembaga (Cu) dan alumunium (Al) yang mana
tembaga berperan sebagai anoda (ion positif), sedangkan
alumunium berperan sebagai katoda (ion negatif).
3. Catu daya fungsinya sebagai sumber arus listrik.

Elektrolisa
Teknik Mesin

10

Laboratorium Fisika Dasar


4. Amperemeter fungsinya untuk mengukur besarnya arus
listrik.
5. Dryer sebagai media pengering untuk menegeringkan
lempengan tembaga.
6. Amplas fungsinya untuk memebersihkan plat katoda.
7. Neraca digital fungsinya untuk mengukur massa.
3.2 PROSEDUR PERCOBAAN
1. Plat katoda tembaga dibersihkan , masing masing plat
ditimbang dan diberi tanda.
2. Katoda ekstra (Al) terlebih dahulu dipasang seperti gambar
1 dan besar arus ditentukan dengan mengatur catu daya
variable
3. Katoda ekstra diganti dengan katoda yang telah ditimbang,
elektrolisis dilakukan selama 5 menit
4. Katoda dicelupkan ke dalam air ( jangan digosok-gosok
supaya Cu yang menempel pada katoda tidak berkurang ),
kemudian keringkan dengan dryer.
5. Katoda ditimbang dan dicatat jumlah massa yang
diendapkan
6. Langkah 1 sampai 5 dilakukan dengan variasi selama 7 dan
9 menit.
7. Langkah 1 sampai 6 diulangi dengan variasi arus listrik
yang berbeda.
3.3 SKEMA ALAT
C

Elektrolisa
Teknik Mesin

11

Laboratorium Fisika Dasar

Keterangan :
A = Neraca digital
B = Sel elektrolit dan larutan CuSo4
C = Elektroda (Cu dan Al)
D = Amperemeter
E = Amplas
F = Dryer

BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN

Elektrolisa
Teknik Mesin

12

Laboratorium Fisika Dasar


4.1 DATA PENGAMATAN
Elektroda : Logam Katoda : Cu
Logam Anoda : Cu
Larutan elektrolit : CuSO4 1 Mol
A. Variasi Waktu
N

Waktu

Arus

(menit)

(A)

1
2
3

3
6
9

Massa Katoda
Sebelu Sesudah

Massa Anoda
Sebelu Sesudah

m (gr)
144,33
144,20
144,30

m (gr)
128,07
127,90
127,65

(gr)
144,46
144,40
144,57

(gr)
127,94
127,68
127,28

B. Variasi Arus
Wakt
N

Arus

(A)

(men

1
2

1,5
3

it)
5

Massa Katoda
Sebelu

Sesudah

Sebelu

Sesudah

m (gr)

(gr)

m (gr)

(gr)

144,44
144,55

144,64
144,90

127,24
127,02

127,08
127,75

4.2 PERHITUNGAN
A. Menentukan Nilai Tara Kimia Listrik
A.1 Variasi Waktu
t = 3 menit = 180 s
I=2A
Katoda
maw = 144,33 gr

Elektrolisa
Teknik Mesin

Massa Anoda

13

Laboratorium Fisika Dasar


mak = 144,46 gr
m = |mak maw| = |144,46 gr 144,33 gr| = 0,13 gr
k

m
It
0,13 gr
( 2 A ) (180 s)

0,13 gr
360 As

= 3,61 x 10-4 gr/As

Anoda
maw = 128,07 gr
mak = 127,94 gr
m = |mak maw| = |127,94 gr 128,07 gr| = 0,13 gr
k

m
It

0,13 gr
( 2 A ) (180 s)

0,13 gr
360 As

= 3,61 x 10-4 gr/As

t = 6 menit = 360 s
I = 2A
Katoda
Maw = 144,20 gr
Mak = 144,40 gr
m = |mak maw| = |144,40 gr 144,20 gr| = 0,20 gr
k

m
It

0,20 gr
( 2 A ) (360 s)

Elektrolisa
Teknik Mesin

0,20 gr
720 As

= 2,78 10-4 gr/As

14

Laboratorium Fisika Dasar


Anoda
Maw = 127,90 gr
Mak = 127,68 gr
m = |mak maw| = |127,68 gr 127,90 gr| = 0,22 gr
k

m
It

0,22 gr
( 2 A ) (360 s)

0,22 gr
720 As

= 3,05 10-4 gr/As

t = 9 menit = 540 s
I=2A
Katoda
Maw = 144,30 gr
Mak = 144,57 gr
m = |mak maw| = |144,30 gr 144,57 gr| = 0,27 gr
k

m
It

0,27 gr
( 2 A ) (540 s)

0,27 gr
1080 As

= 2,50 10-4 gr/As

Anoda
Maw = 127,65 gr
Mak = 127,28 gr
m = |mak maw| = |127,28 gr 127,65 gr| = 0,37 gr
k

m
It

Elektrolisa
Teknik Mesin

15

Laboratorium Fisika Dasar

0,37 gr
( 2 A ) (540 s)

0,37 gr
1080 As

= 3,42 10-4 gr/As

A.2 Variasi Arus


I = 1,5 A
t = 5 menit = 300 s
Katoda
Maw = 144,44 gr
Mak = 144,64 gr
m = |mak maw| = |144,64 gr 144,44 gr| = 0,20 gr
k

m
It

0,20 gr
( 1,5 A ) (300 s)

0,20 gr
450 As

= 4,44 10-4 gr/As

Anoda
Maw = 127,24 gr
Mak = 127,08 gr
m = |mak maw| = |127,08 gr 127,24 gr| = 0,16 gr
k

m
It

0,16 gr
( 1,5 A ) (300 s)

0,16 gr
450 As

= 3,56 10-4 gr/As

I=3A
t = 5 menit = 300 s
Elektrolisa
Teknik Mesin

16

Laboratorium Fisika Dasar


Katoda
Maw = 144,55 gr
Mak = 144,90 gr
m = |mak maw| = |144,90 gr 144,55 gr| = 0,35 gr
k

m
It

0,35 gr
( 3 A )( 300 s) = =

0,35 gr
900 As

= 3,89 10-4 gr/As

Anoda
Maw = 127,02 gr
Mak = 126,75 gr
m = |mak maw| = |127,75 gr 127,02 gr| = 0,73 gr
k

m
It

0,73 gr
( 3 A )( 300 s)

0,73 gr
900 As

= 8,11 10-4 gr/As

B. Menentukan Nilai Muatan Elementer


B.1 Variasi Waktu
Ar

= 63,5 gr/mol

=2A

Na

= 6,02 1023 atom/mol

= 3 menit = 180 s

Katoda
m = |mak maw| = |144,46 gr 144,33 gr| = 0,13 gr
Elektrolisa
Teknik Mesin

17

Laboratorium Fisika Dasar


e

Ar . I .t
2. m. Na

( 63,5 gr /mol ) ( 2 A ) (180 s)


2 ( 0,13 gr ) (6,02 1023 atom/mol)

22860 gr As / mol
1,56 1023 gr atom/mol

= 14,65 10-20 As/atom


Anoda
m = |mak maw| = |144,46 gr 144,33 gr| = 0,13 gr
e

Ar . I .t
2. m. Na

( 63,5 gr / mol ) ( 2 A ) (180 s)


23
2 ( 0,13 gr ) (6,02 10 atom/ mol)

22860 gr As / mol
23
1,56 10 gr atom/mol

= 14,65 10-20 As/atom

Ar

= 63,5 gr/mol

=2A

Na

= 6,02 1023 atom/mol

= 6 menit = 360 s

Katoda
m = |mak maw| = |144,40 gr 144,20 gr| = 0,20 gr
e

Ar . I .t
2. m. Na

Elektrolisa
Teknik Mesin

18

Laboratorium Fisika Dasar

( 63,5 gr /mol ) ( 2 A ) (360 s)


23
2 ( 0,20 gr ) (6,02 10 atom/mol)

45720 gr As/mol
23
2,408 10 gr atom/mol

= 18,99 10-20 As/atom


Anoda
m = |mak maw| = |127,68 gr 127,90 gr| = 0,22 gr
e

Ar . I .t
2. m. Na

( 63,5 gr / mol ) ( 2 A )(360 s)


23
2 ( 0,22 gr ) (6,02 10 atom / mol)

45720 gr As/mol
2,65 1023 gr atom/mol

= 17,25 10-20 As/atom

Ar

= 63,5 gr/mol

=2A

Na

= 6,02 1023 atom/mol

= 9 menit = 540 s

Katoda
m = |mak maw| = |144,30 gr 144,57 gr| = 0,27 gr
e

Ar . I .t
2. m. Na

Elektrolisa
Teknik Mesin

19

Laboratorium Fisika Dasar

( 63,5 gr /mol ) ( 2 A ) (540 s)


23
2 ( 0,27 gr ) (6,02 10 atom/mol)

68580 gr As /mol
23
3,2508 10 gr atom/mol

= 21,09 10-20 As/atom


Anoda
m = |mak maw| = |127,28 gr 127,65 gr| = 0,37 gr
e

Ar . I .t
2. m. Na

( 63,5 gr / mol ) ( 2 A ) (360 s)


23
2 ( 0,37 gr ) (6,02 10 atom/ mol)

45720 gr As/mol
4,4548 1023 gr atom/mol

= 15,39 10-20 As/atom


B.2 Variasi Arus
Ar

= 63,5 gr/mol

= 1,5 A

Na

= 6,02 1023 atom/mol

= 5 menit = 300 s

Katoda
m = |mak maw| = |144,64 gr 144,44 gr| = 0,20 gr
e

Ar . I .t
2. m. Na

Elektrolisa
Teknik Mesin

20

Laboratorium Fisika Dasar

( 63,5 gr /mol ) ( 1,5 A ) (300 s)


23
2 ( 0,20 gr ) (6,02 10 atom/mol)

28575 gr As /mol
23
2,408 10 gr atom/mol

= 11,87 10-20 As/atom


Anoda
m = |mak maw| = |127,08 gr 127,24 gr| = 0,16 gr
e

Ar . I .t
2. m. Na

( 63,5 gr / mol ) ( 1,5 A ) (300 s)


23
2 ( 0,16 gr ) (6,02 10 atom/ mol)

28575 gr As /mol
1,9264 1023 gr atom/mol

= 14,83 10-20 As/atom

Ar

= 63,5 gr/mol

= 3A

Na

= 6,02 1023 atom/mol

= 5 menit = 300 s

Katoda
m = |mak maw| = |144,90 gr 144,55 gr| = 0,35 gr
e

Ar . I .t
2. m. Na

Elektrolisa
Teknik Mesin

21

Laboratorium Fisika Dasar

( 63,5 gr /mol ) ( 3 A ) (300 s)


23
2 ( 0,35 gr ) (6,02 10 atom/mol)

57150 gr As/mol
23
4,214 10 gr atom /mol

= 13,56 10-20 As/atom


Anoda
m = |mak maw| = |127,75 gr 127,02 gr| = 0,73 gr
e

Ar . I .t
2. m. Na

( 63,5 gr / mol ) ( 3 A ) (300 s)


23
2 ( 0,73 gr ) (6,02 10 atom/ mol)

57150 gr As /mol
8,789210 23 gr atom/mol

= 6,50 10-20 As/atom

4.3 TABEL HASIL PERHITUNGAN


1. Variasi arus
N
o

2A

2A

t
(s)
18
0
36
0

Elektrolisa
Teknik Mesin

m (gr)
Kato Anod
da
a

k (x 10-4
gr/As)

e (x 10-20
As/atom)

0,13

0,13

3.61

14.65

0,2

0,22

2.78

18.99

22

Laboratorium Fisika Dasar

2A

54
0

0,27

0,37

2.50

21.09

k (x 10-4
gr/As)

e (x 10-20
As/atom)

2. Variasi waktu
N
o

1.5
A

3A

t
(s)
30
0
30
0

m (gr)
Kato Anod
da
a
0,2

0,16

4,44

11,83

0,35

0,73

3,89

13,56

4.5 ANALISA
Pada praktikum kali ini denagn judul elektrolisa, dilakukan percobaan
untuk meenetukan muatan elementer (e) denag elektrolis dan menentukan tara
kalor listrik dan larutan Tembaga Sulfat (CuSo4). Pengambilan data dilakukan
denagn memvariasikan waktu dengan kuat arus tetap atau konstan sebesar 2A dan
memvariasikan kuat arus dengan waktu konstan selama 5 menit.
Percobaan dilakukan dengan menyembunyikan elektroda positif
(anoda) dan elektroda negarif (katoda) pada catu daya dengan kutub yang sesuai
agar data tidak salah dan ditentukan kuat arus yang diinginkan. Lalu elektroda
positif (anoda) dan elektroda negatif (katoda) yang sebelumnya telah ditentukan
massanya dibiarkan bereaksi selama waktu yang telah ditentukan. Selama proses
berlansung diamati adanya bagian dari elektroda positif (anoda) yang terurai dan
akhirnya menegndap di elektroda negatif (katoda). Setelah waktu habis, kedua
elektroda diangkat dan dikeringkan dengan dryer hingga benar-benar kering dan
kemudian ditimbang dan didapatkan massa setelah elektrolisis.
Dari semua hasil percobaan, didapatkan data-data yang digunakan
untuk menentukan tara kalor listrik dan muatan elementer masing-masing
elektroda (anoda dan katoda)
Elektrolisa
Teknik Mesin

23

Laboratorium Fisika Dasar


Untuk percobaan pertama dengan 3 data variasi waktu selama 3 menit,
6 menit dan 9 menit didapatkan nilai tara kalor listrik untuk katoda sebesar 3,61 x
10-4 gr/As, 2,78 x 10-4 gr/As, 2,5 x 10-4 gr/As, dan anoda yang didapatkan nilai
tara kalor listrik sebesar 3.61 x 10-4 gr/As, 3.05 x 10-4 gr/As, 3,42 x 10-4 gr/As.
Sedangkan untuk muatan elementer, untuk ketiga data variasi waktu,
diperoleh hasil sebesar 14.65 x 10-20 As/atom, 18.99 x 10-20 As/atom, 21.09 x 10-20
As/atom untuk elektoda negatif (katoda) dan hasil sebesar 14.65 x 10-20 As/atom,
17.25 x 10-20 As/atom, 15.39 x 10-20 As/atom untuk elektroda positif (anoda).
Pada percobaan dengan memvariasiakan waktu ini, yaitu pada waktu 6
menit, terjadi kekeliruan data yang dikarenakan salah menghubungkan kabel pada
catu daya denagn elektroda. Akibatnya pada proses elektrolisis, elektroda positif
(anoda) yang terjadi endapan bukan di elektroda negatif (katoda). Solusinya
segera mengulangi perciobaan kedua dengan menimbang dan mengamplas lagi
batang katoda dan anoda sebeum proses elektrolisis diulangai.
Selanjutnya pada percobaan variasi arus , didapatkan hasil untuk tara
kalor listrik pada katoda sebesar 4,44 x 10-4 gr/As dan 3,89 x 10-4 gr/As, untuk
batang anoda didapatkan hasil 3,56 x 10-4 gr/As dan 8,11 x 10-4 gr/As. Pada
perhitungan untuk menetukan muatan elementer pada katoda terhitung sebesar
11.87 x 10-20 As/atom, 13.56 x 10-20 As/atom dan pada anoda terhitung sebesar
11.87 x 10-20 As/atom dan 6.50 x 10-20 As/atom.
Setelah semua data terhitung dan diambil rata-ratanya masing-masing
variasi, dan dan kemudian dibandingkan dengan literatur yang ada. Untuk variasi
waktu didapatkan rata-rata nilai muatan elementer sebesar 18,24 x 10-20. Nilai ini
tidak terlalu jauh berbeda dengan literatur sebesar 16 x 10-20 untuk katoda dan bila
dibandingkan dengan anoda sedikit lebih kecil yaiti 15,76 x 10-20.
Untuk varisai arus didapatkan rata-rata nilai muatan elementer pada
batang katoda sebesar 12,72 x 10-20. Jauh lebih kecil dari literatur , dan pada
batang anoda didapatkan rata-rata sebesar 10.67 x 10-20, juga jauh lebih kecil dan
nilai yang ada pada literatur yang diperoleh.
Elektrolisa
Teknik Mesin

24

Laboratorium Fisika Dasar


Percobaan nilai yang diperoleh, mungkin disebabkan oleh kesalahankesalahan serta ketidak telitian selama proses, mulai dari mengamplas batang
elektroda yang mungkin kurang bersih, kesalahan dalam menghubungkan catu
daya dengan elektroda yang membuat data menjadi keliru, maupun saat proses
pengeringan yang kurang kering., sehingga hasil timbangan menjadi tidak akurat,
dan perhitungan menjadi salah.
Proses elektrolisis, digunakan batangan tembaga sebagai elektroda
positif (anoda) dan elektroda negatif (kattoda) dan menggunakan larutan elektrolit
yaitu larutan tembaga sulfat (CuSo4).
Menempel / mengendapnya tembaga pada elektroda negatif (katoda)
saat proses elektrolisis inilah yang mempengaruhi massa katoda setelah di
elektrolisis, bagitupun dengan anoda yang terurai, akan memperkecil massanya.
Jika di analisis data-data perhitungan, didapatkan bahwa tara kalor
listrik di poengaruhi oleh waktu dan arus. Dengan memvariasikan waktu dan arus.
Dengan memvarisaikan waktu dan waktu, pengaruhnya makin terlihat. Semakin
lama waktu yang digunakan dalam proses elektrolisis, akan semakin memperkecil
nilai tara kimia listriknya. Artinya, makin lama waktu, membuat zat yang
mengendap pada katoda atau massa zat yang dipindahkan oleh muatan satu
colomb selama proses elektrolisis makin / berkurang.
Begitupun dengan kuat arus, samadengan waktu, makin kuat/besar
arus yang digunakan, membuatnilai tara kimia listrik makin kecil
Namun hal ini berbanding terbalik dengan muatan elementernya.
Waktu yang makin besar/ lama dan arus yang makin besar membuat nilai muatan
elementernya makin besar.
BAB V
PENUTUP

Elektrolisa
Teknik Mesin

25

Laboratorium Fisika Dasar


5.1 KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa :
Tara kimia listrik berbanding terbalik sengan besarnya
waktu elektrolisis.
Tara kimia listrik berebanding terbalik dengan arus yang
dialirkan pada saat elektrolisis.
Tara kimia listrik berbanding lurus dengan perubahan
masa elektroda.
Besarnya muatan elementer dipenegaruhi oleh perubahan
massa, arus, waktu, massa relatif dan mol zat yang
digunakan.
5.2 SARAN
Untuk kelancaran praktikum selanjutnya, praktikan
disarankan agar :
Lebih menguasai bahan praktikum, serta memahami cara
penggunaaan alat
Lebih teliti dalam melakukan praktikum dan dalam
perhitungan agar hasil yang diperoleh lebih akurat.

Elektrolisa
Teknik Mesin

26

Laboratorium Fisika Dasar


DAFTAR PUSTAKA

Haliday,resnik. 1983. FISIKA JILID I. Jakarta : Erlangga.


Sutrisno. 1975. FISIKA DASAR SERI MEKANIKA. ITB : Bandung.
Zemansky. 1991. OPTIKA FISIKA MODERN. Bandung : Bina Cipta.

Elektrolisa
Teknik Mesin

27

Laboratorium Fisika Dasar

JAWABAN PERTANYAAN
1. Hukum Faraday untuk elektrolisa yaitu :
a. Hukum Faraday 1

: massa zat yang terbentuk sama

dengan kuat arus yang mengalir pada elektrolisis.


b. Hukum Faraday 2

: massa pada suatu zat larut dari

suatu elektroda berbanding lurus dengan jumlah muatan


yang melalui larutan tersebut.
2. Tara kimia listrik adalah banyaknya zat yang mengendap
pada katoda atau massa zat yang dipindahkan oleh muatan
satu coloumb selama peristiwa elektrolisis
3. Persamaan reaksi redoks pada percobaan ini :
3CuSO4 + 2Al

Al2(SO4)3 + 3Cu

4. Samakah harga tara kimia listrik Ag dengan Cu :


w = m = k.i.t
k

m
t
i

No =

A .i . t
2 k . i . t . No

a. p.t
2w

A
2. e . No

A
2 e . No

jadi,
k

Elektrolisa
Teknik Mesin

28

Laboratorium Fisika Dasar


k Cu
k Ag

kAg

A . Cu/2 e .Cu
A . Ag/2 e . Ag

kw . w 2. e . aAg
a . Cu. eAg

5. Larutan yang dapat digunakan untuk mengukur tara kimia


listrik perak adalah larutan CuSO4
6. Bukti persamaan 3 :
e =Q
Q =

N
2 W . No

N = A.i.t
Jadi, e =

A .i .t
2 W . No

7. Potensial elektroda pada sel elektrolit adalah suatu ukiran


terhadap besarnya kecenderungan suatu unsur untuk
melepaskan atau mempertahankan elektron.
8. Contoh penggunaan elektrolisis yaitu :
Produksi berbagai jenis logam seperti Mg, Al, dan lainnya,
pemurnian logam, penyepuhan dengan menggunakan logam
yang akan menjadi anoda dan katoda.

Elektrolisa
Teknik Mesin

29

Anda mungkin juga menyukai