Anda di halaman 1dari 7

Diterjemahkan dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris - www.onlinedoctranslator.

com
Machine Translated by Google

JPPIPA 9(2) (2023)

Jurnal Penelitian Pendidikan Sains


Jurnal dariRiset di Pendidikan sains

http://jppipa.unram.ac.id/index.php/jppipa/index

Pengembangan E-Modul Fisika Berbasis Discovery


Pembelajaran untuk Meningkatkan Literasi Ilmiah Siswa
Shofia Maghfiroh1*, Insih Wileng1, Friday1, Dewi Masyitha1

1 Magister Pendidikan Sains, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia.

Diterima: 7 Juni 2022 Abstrak:Sistem pendidikan di era globalisasi saat ini mengalami perubahan akibat
Revisi: 4 Januari 2023 pandemi COVID-19. Pembelajaran berlangsung pada masa transisi normal baru dengan
Diterima: 25 Februari 2023 menggunakan metode blended learning. Blended learning yang menekankan siswa
Diterbitkan: 28 Februari 223 untuk belajar secara offline dan online dapat menyebabkan kurangnya literasi sains
siswa. Penelitian ini mengembangkan e-modul fisika kesehatan untuk memfasilitasi
Corresponding Author: pembelajaran siswa yang dapat digunakan untuk pembelajaran offline dan online.
Shofia Maghfiroh Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan emodul berdasarkan discovery
shofiamaghfiroh.2021@student.uny.ac.id learning pada sub materi tekanan hidrostatik. Tipe ini dalam penelitian dengan
mengadaptasi model pengembangan 4-D (define, design, develop, disseminate).
Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket media, lembar respon siswa, dan
© 2023 Para Penulis. Artikel akses soal literasi sains. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prioritas para ahli adalah 94%
terbuka ini didistribusikan di bawah sangat baik. Respon siswa terhadap e-modul diperoleh nilai 90% dengan kategori
(Lisensi CC-BY) sangat baik. Nilai N-Gain diperoleh sebesar 0,4 dengan kategori sedang. Berdasarkan
hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa emodul berbasis discovery learning efektif dalam meningka

DOI: 10.29303/jppipa.v9i2.1733 Kata kunci:E-modul; Fisika; Literasi ilmiah

Perkenalan keterampilan. PISA melakukan penilaian berdasarkan aspek ini.


Pembelajaran IPA memerlukan perpaduan berbagai
keterampilan
Pendidikan merupakan tempat mencari ilmu bagi peserta didik siswa, baik dari segi psikomotorik maupun
yang tersusun dalam suatu sistem pendidikan. aspek afektif. Guru dapat meningkatkan literasi sains
Dalam pendidikan terjadi interaksi antara guru dan siswa dengan kemampuan yang dimiliki siswa.
yang saling timbal balik dalam mempelajari suatu bidang ilmu. Berdasarkan hasil PISA 2018, Indonesia masuk
Sistem pendidikan yang koheren dapat menjadi ukuran posisi 71 dari 77 negara (OECD, 2018). Penilaian
keberhasilan siswa dalam memahami suatu masalah dan PISA diperoleh berdasarkan tiga aspek yaitu membaca,
materi yang disampaikan oleh guru (Atuhurra & matematika dan literasi sains. Indonesia berada pada posisi
Kaffenberger, 2022). Pendidikan memegang peranan penting yang rendah dalam bidang literasi sains. Hal ini
dalam mempersiapkan generasi emas bangsa. Salah satu mata terjadi karena kurangnya pembelajaran dalam
pelajaran yang dipelajari siswa adalah pendidikan menekankan konsep literasi sains. Sejalan dengan
IPA (Serevina et al., 2018). Pendidikan sains dibagi menjadi penelitian Fuadi (2020) menyatakan bahwa siswa di
sub-disiplin, yaitu biologi, kimia, fisika, dan ilmu bumi (Muggler Indonesia tidak ada peningkatan literasi sains yang
et al., 2022). signifikan. Dalam penelitian Hasasiyah (2020) disebutkan
Pembelajaran IPA merupakan hasil integrasi yang bahwa literasi siswa berada pada kategori rendah karena
keterbatasan kemampuan siswa dalam aspek
berkesinambungan antar bidang keilmuan (Darmaji et al., 2019). Siswa
pemahaman dan interpretasi statistik dasar. Kemampuan
literasi sains siswa dapat meningkat jika siswa melakukan kebiasaan

___________
Cara Mengutip:
Maghfiroh, S., Wilujeng, I., Jumadi, J., & Masyitha, D. (2023). Pengembangan E-Modul Fisika Berbasis Discovery Learning Untuk
Meningkatkan Literasi Ilmiah Siswa.
Jurnal Penelitian Pendidikan Sains 9, (2), 447-453.https://doi.org/10.29303/jppipa.v9i2.1733
Machine Translated by Google

Jurnal Penelitian Pendidikan Sains (JPPIPA) Februari 2023, Volume 9 Edisi 2, 447-453

Peningkatan kemampuan siswa dalam aspek literasi Salah satu peran teknologi dalam membantu implementasi
sains memerlukan kerjasama antara guru dan siswa penerapan pembelajaran online adalah dengan
agar dapat mewujudkan pembelajaran IPA dengan baik. mengembangkan media pembelajaran e modul. Pembelajaran
Pendidikan saat ini mengalami perubahan akibat berbasis elektronik dapat meningkatkan kemampuan kognitif
pandemi COVID-19. Kegiatan pembelajaran yang pada siswa (Alenezi, 2020; Klement et al., 2014). E-modul dapat
dasarnya tatap muka langsung antara guru dan siswa membantu guru menerapkan pembelajaran menggunakan elektronik
telah berubah dengan sistem pembelajaran daring. (Kuncahyono, 2018). E-modul merupakan salah satu jenis
Perkembangan dunia pendidikan kini memasuki masa buku elektronik yang di dalamnya terdapat beberapa komponen
transisi normal baru. Blended learning saat ini diterapkan untuk menunjang keberlangsungan mahasiswa saat melaksanakan
di era new normal, yaitu perpaduan pembelajaran praktikum. Aplikasi yang digunakan dalam modul ini adalah Kvisoft
offline dan online dengan menggunakan teknologi Flipbook Maker. Itulah buku versi teknologi untuk aplikasi (Fahmi
(Ariawan, 2020; Jumaini et al., 2021; Sari, 2021). Blended et al., 2019). Kvisoft flipbook maker memudahkan untuk
learning berbantuan teknologi mendukung pembelajaran mendesain grafis buku (Suyasa et al., 2021).
jarak jauh (Salonen et al., 2021). Tujuan dengan e-modul Fisika ada materi tekanan yaitu
dilaksanakannya pembelajaran ini dapat membantu guru terintegrasi dengan konsep kesehatan dalam infus.
meningkatkan kompetensinya dalam proses pembelajaran. Mahasiswa diharapkan mengetahui hubungan
Guru diharapkan memiliki keterampilan dalam integrasi antara konsep tekanan hidrostatis dengan
menyelenggarakan e learning dan menyiapkan referensi infus yang digunakan dalam bidang kesehatan. Dalam
digital yang dapat menjadi referensi bagi siswa (Hima, 2016). modul fisika terdapat beberapa komponen pelengkap
Integrasi konseptual merupakan keterampilan yang digunakan siswa sebagai aseperti gambar, video dan audio untuk menarik perhatian
prasyarat pengetahuan dalam ilmu-ilmu tertentu ketika siswa dalam pembelajaran. e-modul Fisika dirancang
mempelajari suatu konsep atau topik dalam mata pelajaran untuk menarik perhatian siswa. E-modul fisika yang
sains lainnya (Hamza et al., 2022; Tuysuz, 2016; van Uum et al., 2016). dapat menyajikan pesan dan merangsang siswa untuk
Fisika merupakan salah satu sub disiplin ilmu (Fadieny & Fauzi, belajar (Perdana et al., 2017).
2019). Fisika adalah ilmu empiris. Instrumen yang dikembangkan E-modul fisika terintegrasi dengan pembelajaran
dalam bidang fisika dapat diterapkan dalam cabang ilmu lainnya. penemuan. Isi dalam e-modul terdapat petunjuk pelaksanaan
Integrasi antara fisika dan kesehatan, salah satunya terdapat pada tentang discovery learning.
tekanan material dalam infus. Pembelajaran fisika dalam bidang Siswa yang belajar dengan menggunakan e-modul fisika
kesehatan merupakan objek yang abstrak dan diperlukan dapat melatih kemampuan literasi sains. Dalam kondisi
adanya perantara teknologi untuk memudahkan siswa transisi new normal ini, penggunaan media elektronik
dalam mempelajari materi tersebut. menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan
pembelajaran. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti
Fisika dalam kesehatan merupakan gabungan dari konsep tentang “Pengembangan e-modul fisika berbasis discovery
fisika dan kesehatan. E-modul ini menjelaskan tentang learning untuk meningkatkan literasi sains siswa”. Tujuan
integrasi antara tekanan hidrostatik dan alat infus. Tekanan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui kelayakan
hidrostatik adalah tekanan dalam zat cair yang dipengaruhi oleh e-modul fisika mengenai tekanan pada infus, (2) untuk
massa jenis, gravitasi, dan ketinggian (Cui et al., 2021). Konsep mengetahui respon siswa terhadap modul fisika e, dan
formula hidrostatik yang ditekankan dengan infus sangat (3) untuk mengetahui kemampuan literasi sains
berkaitan. Infus yang lebih tinggi akan memberikan tekanan siswa. ketika diberikan e-modul fisika.
yang lebih besar (Tworkoski et al., 2018). Hal ini karena
tekanan hidrostatis berbanding lurus dengan ketinggian suatu metode
benda.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan
penerapan teknologi dalam pembelajaran masih dalam kategori menggunakan model pengembangan 4-D (four-D Models). Menurut
rendah. Implementasi teknologi dalam pembelajaran dapat Thiagarajan (1976) menyatakan bahwa model pengembangan 4-D
meningkatkan pengetahuan kognitif siswa (Irdalisa et al., 2020). terdiri dari empat tahap. Tahapan dari model ini adalah
Dalam penelitian ini dapat berupa inovasi dalam pembelajaran IPA mendefinisikan, mendesain, mengembangkan dan menyebarluaskan.
yang menerapkan teknologi agar lebih mudah Pengembangan e-modul fisika ditinjau dari efektivitas.
diimplementasikan dalam pembelajaran. Pengembangan e-modul Alur penelitian didasarkan pada pengembangan
dapat menjadikan salah satu bekal siswa untuk meningkatkan design, yaitu tahap define, design, develop, dan
literasi sains. Minimnya penerapan teknologi di beberapa sekolah disseminate. Tahap pertama didefinisikan, peneliti
dan kurangnya minat literasi siswa membuat penelitian ini penting melakukan observasi dan wawancara dengan guru tentang kondisi
untuk dilakukan. Harapannya dapat memberikan wawasan kepada sekolah baik dari segi kurikulum, sarana dan prasarana, ketersediaan
para guru untuk mengembangkan inovasi pembelajaran yang tenaga pengajar, dan sebagainya. Kemudian pada tahap desain,
lebih baik guna mencapai tujuan Pendidikan Indonesia. peneliti mengimplementasikan ide berdasarkan masalah di

448
Machine Translated by Google

Jurnal Penelitian Pendidikan Sains (JPPIPA) Februari 2023, Volume 9 Edisi 2, 447-453

tahap pertama yang dituangkan dalam bentuk modul produk fisika kesehatan kepada guru
desain emodule. Tahap ketiga adalah develop, peneliti dan siswa.
mengembangkan produk yang telah dibuat siswa E-modul pembelajaran fisika dalam Kesehatan ini dirancang
SMP. Pada tahap akhir yaitu diseminasi, hasil e-modul untuk meningkatkan minat mahasiswa dalam mengikuti
disebarluaskan ke sekolah-sekolah dan hasil penelitian kegiatan praktikum. Dalam e-modul fisika terdapat
dituliskan dalam jurnal ilmiah. beberapa instruksi yang telah dikaitkan dengan
pembelajaran penemuan. Pada saat mahasiswa
Keefektifan e-modul merupakan hasil nyata yang melaksanakan kegiatan praktikum, mahasiswa sangat antusias
diperoleh e-modul berdasarkan penemuan pembelajaran pada dalam mengikuti kegiatan praktikum dengan menggunakan e-
sub materi tentang tekanan hidrostatis pada alat modul yang sudah terkoneksi dengan android di
smartphone. Isi e-modul berisi video, gambar, audio, dan
kesehatan infus untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa.
Tingkat keefektifan e-modul ditentukan berdasarkan kegiatan siswa yang membuat siswa tidak bosan ketika
terhadap hasil tes kemampuan literasi sains siswa dan respon menggunakan e-modul fisika. Tampilan fisik e-modul
siswa terhadap e-modul. Berdasarkan tes literasi siswa ditunjukkan pada Gambar 1 dan 2.
dianalisis menggunakan kriteria skor N-Gain (Hamsir, 2017).
Nilai yang diperoleh dari perhitungan skor N-Gain
dapat menentukan tingkat
kemampuan literasi sains.
One group pretest-posttest design digunakan
dalam penelitian ini. Tahapan penelitian adalah tes
sebelum praktikum fisika, setelah itu pelaksanaan
praktikum fisika menggunakan e-modul, kemudian
posttest setelah pembelajaran fisika kesehatan.
Instrumen pengumpulan data berupa tes kemampuan
literasi sains, lembar angket kelayakan e-
modul, dan angket respon siswa. Pengumpulan data
dalam penelitian ini dengan menerapkan uji coba
skala terbatas, karena keterbatasan proses Gambar 1.Cover e-modul
pembelajaran tatap muka karena masih dalam
masa pandemi, sehingga masih menggunakan
sistem hybrid di sekolah. Subyek penelitian adalah
siswa kelas VIII E SMPN 5 Jombang Jawa Timur yang berjumlah 20 siswa. desain dan metode harus didefinisikan dengan j

Hasil dan Diskusi

Deskripsi hasil dari model pengembangan 4D

Model pengembangan dalam penelitian ini


menggunakan 4-D. Gambaran model pengembangan 4-D
dalam perancangan e-modul fisika kesehatan dengan
pembelajaran discovery untuk meningkatkan literasi sains
siswa adalah sebagai berikut: (1) Define adalah tahap Gambar 2.Isi e-module
pendefinisian untuk menemukan fakta, potensi, dan
masalah serta alternatif masalah. Peneliti mengumpulkan Kelayakan dinilai dari validator
informasi dengan melakukan wawancara dengan guru Hasil penilaian kelayakan tentang e-modul Fisika
terkait masalah pendidikan dari segi fasilitas, karakteristik Kesehatan dikonversi berdasarkan skala 4 menurut
siswa, dan proses pembelajaran, (2) Tahap desain (Mardapi, 2018). Acuan perubahan skor skala empat subjek
merupakan tahap dimana peneliti merancang media e-modul dapat dilihat pada Tabel 1. Data yang diperoleh dianalisis
untuk mengatasi permasalahan yang telah dianalisis dalam dan dideskripsikan untuk menggambarkan keadaan
sebelumnya, (3) Kembangkan adalah realisasi produk e- penelitian.
modul Fisika kesehatan yang telah dibuat, dalam hal
ini peneliti menggunakan uji coba skala terbatas dengan
menggunakan metode discovery learning. Pada tahap ini
mahasiswa melakukan percobaan tentang tekanan pada
infus dan menggunakan emodul untuk membantu pelaksanaan pembelajaran praktikum. (4) tahap penyebaran dalam penelitian ini dengan m

449
Machine Translated by Google

Jurnal Penelitian Pendidikan Sains (JPPIPA) Februari 2023, Volume 9 Edisi 2, 447-453

Tabel 1.Nilai Konversi Skor Skala Empat Tabel 3. Hasil Tanggapan Siswa Aspek
Interval Nilai Rentang Persentase skor Kategori yang Diamati Persentase Kategori
(%) (%)
X> Xÿ3 X ÿ 75 A kesesuaian dengan
89 sangat bagus
(Mi+1.5.SDi) sangat persyaratan konstruksi
(Mi+1.5.SDi) > X 3>Xÿ 75 > X ÿ 50 B bagus bagus Kesesuaian dengan persyaratan 91 sangat bagus
ÿ Mi 2.5 teknis kesesuaian
Mi > X ÿ (Mi 2,5 > X ÿ 25 > X ÿ 50 C Lebih sedikit
dengan model 92 sangat bagus
1.5.SDi) pembelajaran penemuan
X < (Mi 2X<2 X < 25 D Sangat kurang Kesesuaian dengan aspek literasi 89 sangat bagus
1.5.SDi) sains
Keterangan : Rata-rata 90 sangat bagus
X = Responden Mi =
Mean / mean ideal = Standar deviasi Hasil keterampilan literasi sains siswa
SDi Ideal = ½ Berdasarkan hasil penelitian, data diperoleh dari
Mi (Xmax + Xmin) hasil kemampuan literasi sains siswa. Terdapat
SDi = 1/6 (Xmaks - Xmin) peningkatan yang signifikan setelah dilakukan penelitian
dengan menggunakan e-modul berbasis discovery
Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari para ahli learning pada praktikum uji coba skala terbatas. Hal
penilaian rata-rata tingkat kelayakan media e modul tersebut diperoleh berdasarkan data hasil tes literasi sains
dikategorikan sangat baik. Aspek yang dinilai oleh siswa. Tes yang diberikan adalah tes kemampuan literasi
ahli adalah kesesuaian isi, bahasa dan gambar, sains yang terdiri dari tiga aspek, yaitu aspek isi
penyajian dan kegrafikaan. Ada empat ahli di sains, proses sains, dan konteks penerapan sains. Ketiga
bidang media dan teori. Dapat disimpulkan bahwa aspek literasi sains tersebut disesuaikan dengan
media e-modul berbasis discovery learning sangat baik indikator pembelajaran.
digunakan dalam proses pembelajaran. Berikut adalah Aspek isi IPA terdiri dari tiga pembelajaran sebagai
data hasil kelayakan emodule yang terdapat pada berikut : (1) Mengidentifikasi tekanan hidrostatis melalui
Tabel 2. rancangan percobaan,

Tabel 2.E-Modul Data Kelayakan Persentase (%)


aspek 95 Isi Kategori
sangat baik
Bahasa Berdasarkan hasil belajar menggunakan pembelajaran
kelayakan dan 96 sangat bagus discovery learning. Pada tahap stimulasi, siswa diberikan
Foto-foto
paragraf tentang fenomena yang berkaitan dengan tekanan
Presentasi 93 sangat bagus
hidrostatis dalam kehidupan sehari-hari agar siswa mau menyelidiki
Grafis 95 sangat bagus
94 sendiri. Tahap kedua adalah identifikasi masalah berdasarkan
Rata-rata sangat bagus
hasil analisis pada tahap satu. Tahap ketiga, mahasiswa melakukan
praktikum tekanan hidrostatis menggunakan alat sederhana untuk
Tanggapan siswa tentang penggunaan e-modul fisika
mengukur tekanan air dan minyak pada alat yang telah dirancang.
Respon siswa diperoleh dengan menggunakan angket
Tahap keempat yaitu pengolahan data, mahasiswa menghitung
respon siswa yang memuat 4 komponen yaitu persyaratan
hasil praktikum yang dikorelasikan dengan rumus tekanan hidrostatis.
konstruksi, persyaratan teknis, kesesuaian dengan
model pembelajaran discovery, dan kesesuaian dengan aspek
Tahap kelima pembuktian, siswa membuktikan data yang telah
kemampuan literasi sains. Respon siswa terhadap e-modul
diperoleh dengan teoretis studi literatur. Pada tahap generalisasi,
berdasarkan model discovery learning ditunjukkan pada Tabel 3.
siswa diarahkan untuk menarik kesimpulan berdasarkan
praktik yang telah dilakukan.
Berdasarkan Tabel 3 diperoleh hasil persentase rata-rata
sebesar 90% dengan kategori sangat baik. Respon positif
Pengetahuan tentang pendidikan sains tidak hanya
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan e-modul
terbatas pada kurikulum sekolah, tetapi juga mencakup
berbasis discovery learning pada tekanan hidrostatis mudah
dipahami oleh siswa. Hal ini dikarenakan siswa menemukan sendiri pengetahuan yang dapat digunakan secara interaktif dalam
mengembangkan gagasan untuk menjelaskan fenomena alam
pengetahuan atau konsepnya melalui serangkaian percobaan.
yang terjadi di sekitar (OECD, 2018). Penerapan e-modul
Untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna, siswa secara
berbasis discovery learning dapat meningkatkan aspek keterampilan
pribadi harus menemukan dan menerapkan informasi yang
literasi sains. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, siswa
kompleks, memeriksa informasi baru terhadap aturan lama dan
mengoreksi aturan lama. diberikan soal literasi sains pada saat pre-test dan post-test.
Masalah ilmiah

450
Machine Translated by Google

Jurnal Penelitian Pendidikan Sains (JPPIPA) Februari 2023, Volume 9 Edisi 2, 447-453

pemahaman konsep-konsep ilmiah. Hasil rata-rata pre- urusan ilmiah. Nilai rata-rata pre-test adalah 50 dan post-
test siswa adalah 45 dan hasil post-test adalah 70. test adalah 74. Terjadi peningkatan yang tinggi sebesar
Berdasarkan hasil skor pre-test dan post-test terlihat 24 poin. Menunjukkan bahwa siswa mampu
bahwa ada peningkatan ketika siswa menggunakan e mengembangkan pemikirannya menjadi tugas proyek
-module sebelum menggunakan e-module. yang dilakukan berdasarkan petunjuk penggunaan e-module.
Hal ini dikarenakan kemampuan siswa dalam Berdasarkan kelima indikator tersebut, rata-rata
memahami materi tentang fisika kesehatan sangat skor keseluruhan untuk hasil pre-test adalah 60,6 dan
antusias dalam menyimak materi pada alat elektronik. skor post-test adalah 77,6. Hasil perbandingan antara
Indikator kedua adalah pemahaman sudut pretest dan posttest dihitung dengan menggunakan
pandang ilmiah. Berdasarkan hasil, rata-rata skor skor N-Gain. Nilai N-Gain yang diperoleh dari 20
pretes adalah 65 dan skor postes adalah 79. Selisih siswa rata-rata 0,4 dengan kategori sedang.
peningkatan skor adalah 24 poin. Menunjukkan bahwa Terdapat 8 siswa yang mendapat skor N-Gain kategori
rendah, 11 siswa yang mendapat skor N-Gain
mahasiswa mampu memahami konteks materi Fisika Kesehatan.
Indikator ketiga adalah Pemahaman terhadap Alam kategori sedang dan 1 siswa yang mendapat skor N-
Penelitian Ilmiah, Eksperimen, Probabilitas. Hasil Gain kategori tinggi. Nilai rata-rata siswa sebelum
rata-rata skor pretes adalah 70 dan skor postes proses pembelajaran adalah 60. Sedangkan nilai rata-rata
adalah 87. Indikator ketiga menunjukkan peningkatan siswa setelah proses pembelajaran adalah 77. Hasil
tertinggi. Hal ini dikarenakan e-modul memandu penghitungan rata-rata N-Gain kemudian diinterpretasikan
mahasiswa untuk aktif mengikuti praktikum. Praktikum menggunakan kriteria yang disajikan pada Tabel 4 (Apriyani et al., 20
yang dilaksanakan mengarahkan mahasiswa
pada kemampuan memecahkan masalah, menemukan Tabel 4.N-Gain
hal-hal baru, dan melatih kemampuan bereksperimen dalam bidang<g>
Kriteria ilmuKategori
kesehatan.
tinggi ÿ 0,7 Sedang 0,7 < g ÿ
Indikator keempat adalah penolakan takhayul < 0,3
sebagai sikap ilmiah. Nilai rata-rata pre-test adalah 73 dan 0,3 Rendah Hasil skor rata-rata adalah 0,4 dalam
kategori
post-test adalah 78. Indikator keempat juga sedang. Peningkatan kemampuan literasi sains
mengalami peningkatan. Peserta didik dilatih bersikap siswa yang tergolong sedang dikarenakan
ilmiah yang diperoleh dari hasil peserta didik mengikuti keterbatasan fasilitas pembelajaran saat sistem
proyek praktikum berdasarkan emodul yang telah pembelajaran daring. Adanya e-modul
disediakan. yang dapat

451
Machine Translated by Google

Jurnal Penelitian Pendidikan Sains (JPPIPA) Februari 2023, Volume 9 Edisi 2, 447-453

diakses pada handphone siswa dapat memudahkan siswa Rekayasa 15, , 4–17.
dalam memahami dan mempelajari aspek-aspek Fadieny, N., & Fauzi, A. (2019). Analisis dari
pembelajaran discovery learning berbasis sains. Media Pembelajaran Pengembangan Modul Lightning
Selain itu karena keterbatasan waktu saat belajar dengan sistem praktikum.
E untuk Pembelajaran Fisika di SMA. . https://
Berdasarkan hal tersebut, diperlukan inovasi teknologi Jurnal dari Fisika: Seri Konferensi
yang berkaitan dengan konsep sains, guna meningkatkan doi.org/10.1088/1742-
jiwa literasi sains siswa. 6596/1185/1/012078
Fahmi, S., Priwantoro, SW, Cahdriyana, RA,
Kesimpulan Hendroanto, A., Rohmah, SN, & Nisa, LC (2019).
Media Pembelajaran Interaktif Menggunakan Kvisoft
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Flipbook Maker untuk PembelajaranJurnal dari Fisika:
e-modul fisika berbasis discovery learning yang dikembangkan Seri Konferensi Matematika. . https://doi.org/10.1088/1742-
dinyatakan layak berdasarkan penilaian ahli yaitu 94% 6596/1188/1/012075
dengan kategori sangat baik. Berdasarkan respon siswa Fuadi , H. , Robbia , AZ , & Jufri , AW (2020). Analisis
terhadap e-modul fisika mendapatkan skor 90% yang Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Kemampuan Literasi
dikategorikan sangat baik. E-modul fisika dapat meningkatkan Ilmiah Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan 5 , ,
kemampuan literasi sains siswa dengan memperoleh skor N- Siswa. 108–116.

Gain sebesar 0,4 pada kategori sedang. Hasil analisis data Gu, X., Wang, C., & Lin, L. (2019). literasi ujian ilmiah
yang diperoleh menunjukkan bahwa e-modul fisika melalui media baru. Jurnal Eurasia dari
tekanan infus dapat digunakan dalam proses pembelajaran Pendidikan Matematika, Sains dan Teknologi 15 ,
IPA kelas VIII SMP. (12). https://doi.org/10.29333/ejmste/109948
Hamsir. (2017). Penerapan Metode Eksperimen pada Hasil
Belajar Fisika Siswa SMA Negeri 1 Turatea
Referensi Kabupaten Jeneponto. 732–741. Jurnal dari
Riset dan Penalaran 4 , ,

Alenezi, A. (2020). Peran materi e-learning dalam Hamza, K., Wojcik, A., Arvanitis, L., Haglund, K.,
meningkatkan perilaku belajar mengajar. Lundegård, I., & Schenk, L. (2022). Sifat sains
Jurnal Internasional dari Informasi dan Pendidikan dalam diskusi siswa tentang perbedaan pendapat
Teknologi , 10 (1), 48– antara ilmuwan mengikuti narasi tentang dampak
kesehatan dari kecelakaan Fukushima Daiichi. 1–21.
56. https://doi.org/10.18178/ijiet.2020.10.1.1338
Apriyani, TD, Fadiawati, N., & Syamsuri, MMF Jurnal Internasional dari Pendidikan sains ,
(2019). Efektifitas Pembelajaran Berbasis https://doi.org/10.1080/09500693.2022.2151327
Masalah pada Informasi Hoax untuk Meningkatkan Hasasiyah , SH , Hutomo , BA , Subali , B. , & Marwoto ,
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Internasional P. (2020). Analisis Kemampuan Literasi Sains SMP
Siswa Sekolah pada Materi Peredaran Darah. Pendidikan sains
Jurnal dari Riset Pendidikan Kimia 3 , (1), 15–
Jurnal Penelitian ,6 , 5–9.
22. https://doi.org/10.20885/ijcer.vol3.iss1.art
Ariawan, S. (2020). Membangun Critical Thinking di Era Hima, LR (2016). Pengaruh Pembelajaran Campuran
(Blended Learning) pada Motivasi Siswa pada
Pandemi Covid-19: Mustahil atau Saya Mungkin?
Sains Lanjutan Relasi dan Fungsi. Jurnal Ilmiah dari
Jurnal Riset Internasional
Pendidikan Matematika ,2 .
Hub ,02 (Juli).
Atuhurra, J., & Kaffenberger, M. (2022). Mengukur Irdalisa, Paidi, & Djukri. (2020). Implementasi dari
Koherensi Sistem Pendidikan: Penyelarasan inkuiri terbimbing berbasis teknologi untuk
Standar Kurikulum, Ujian, dan Instruksi Guru di meningkatkan tpack di kalangan calon Internasional
Tanzania dan Uganda. Internasional Jurnal dari Instruksi 13 , guru
Jurnal dari Pengembangan Pendidikan ,92 (Berbaris), biologi. (2), 33–44. https://doi.org/10.29333/
102598. iji.2020.1323a Jumaini, Hertin, HH, Nisfiyati, M., & Ibrahim, M.
https://doi.org/10.1016/j.ijedudev.2022.102598 Cui, (2021). Penerapan Metode Pembelajaran Blended
Y., Ma, Q., Wu, Z., Lu, H., Gao, Z., & Fan, J. (2021) . Learning dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep
Hasil Belajar Siswa: A Meta-Analysis. Al
Sistem Desalinasi Berbasis Tekanan Hidrostatis untuk
Stasiun Luar Angkasa Laut Dalam Berskala Besar. Khawarizmi: Journal of Pendidikan dan Pembelajaran
Matematika , 5 (1), 48.
Jurnal Internasional dari Teknik Kimia .
Darmaji, Astalini, Kurniawan, DA, Parasdila, H., https://doi.org/10.22373/jppm.v5i1.9805 Klement, M.,
Dostál, J., & Marešová, H. (2014). Elemen
Iridianti, Susbiyanto, Kuswanto, & Ikhlas, M. (2019).
Pemecahan Masalah Berbasis E-Modul pada Praktikum Bahan Ajar Elektronik Ditinjau dari Gaya Belajar
Internasional
Fisika Dasar untuk Keterampilan Proses Sains. Kognitif Siswa. Dilanjutkan -
Ilmu Sosial dan Perilaku 112 , (Icepsy 2013),
Jurnal dari Daring dan Biomedis
452
Machine Translated by Google

Jurnal Penelitian Pendidikan Sains (JPPIPA) Februari 2023, Volume 9 Edisi 2, 447-453

437–446. https://doi.org/10.12973/eurasia.2016.1244a
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.01.1186 Tworkoski, E., Glucksberg, MR, & Johnson, M. (2018).
Kuncahyono. (2018). Pengembangan E-Modul (Modul Pengaruh Laju Depresurisasi Tekanan
Digital) dalam Pembelajaran Tematik di Hidrostatis Terhadap Sel Dalam Jurnal dari
Sekolah JMIE
Dasar.
(Jurnal of Madrasah Ibtidaiyah Sains ,
Perpustakaan Umum dari
Pendidikan), 2 (2), Kultur. 1–21. 219. van Uum, MSJ, Verhoeff, RP, & Peeters, M. (2016).
https://doi.org/10.32934/jmie.v2i2.75 Mardapi, D. (2018). Pendidikan sains berbasis inkuiri: menuju
Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan kerangka pedagogis untuk guru sekolah
Catatan. Penerbitan Parama. dasar. (3),Jurnal Internasional dari Pendidikan sains
Muggler, C., Krzic, M., Brevik, EC, Hannam, J., Uchida, , 38 450–469.
Y., & Field, D. (2022). Pendidikan ilmu tanah : https://doi.org/10.1080/09500693.2016.1147660
Pandangan multinasional pada perspektif Yanti, R., Prihatin, T., & Khumaedi, K. (2021). Analysis
saat ini PENTING UNTUK MENEMUKAN Alami Kemampuan Literasi Ilmiah Ditinjau dari Kebiasaan
Pawai Pendidikan Sains , , SOLUSI. 1–21. Membaca, Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar.
https://doi.org/10.1002/nse2.20077 PERTANYAAN: Jurnal Pendidikan Sains , (2),
9 156.
OECD. (2018). Hasil Pisa 2015 dalam Fokus. OECD(hal. https://doi.org/10.20961/inkuiri.v9i2.27422
dalam 1–32).
Perdana, FA, Sarwanto, Sukarmin, & Sujadi, I. (2017).
Pengembangan E-Modul Penggabungan Materi
Keterampilan Proses Sains dan Gerak Dinamik
untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Kritis dan Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa SMA.
Jurnal Internasional dari Sains dan Terapan
Sains: KonferensiSeri 1 , (1), 45–
54. https://doi.org/10.20961/ijsascs.v1i1.5112 Salonen,
AO, Tapani, A., & Suhonen, S. (2021). Murid
Aktivitas Daring dalam Pembelajaran Campuran:
Perspektif Analisis Pembelajaran Studi
Pendidikan Guru Profesional di Finlandia.
Jurnal ,
Sage 1–10.
https://doi.org/10.1177/21582440211056612
Sari, IK (2021). Blended Learning sebagai Alternatif
Model Pembelajaran Inovatif Pada Masa Pasca
Pandemi di Sekolah Dasar. (4),Jurnal Basicedu
2156–2163. 5,
https://
jbasic.org/
index.php/basicdu/article/view/ 1137

Serevina, V., Sunaryo, Raihanati, Astra, IM, & Sari, IJ


(2018). Pengembangan E-Modul Berbasis
Problem Based Learning (PBL) Pada Kalor
dan Temperatur untuk Meningkatkan Keterampilan
Proses Sainsdari
Jurnal Siswa. (3), 26–Pendidikan
Teknologi ,
36. Suyasa,17PWA,
Divayana, Ditjen Bina Marga, & Kristiantari, M.
R. (2021). Pengaruh Buku Digital Berbasis
Kvisoft Flipbook Maker Terhadap Hasil Belajar
Siswa. Jurnal dari Fisika: Seri Konferensi .
https://doi.org/10.1088/1742-
6596/1810/1/012046
Thiagarajan, S., Semmel, DS, & Semmel, MI (1976).
Pengembangan Instruksional untuk Pelatihan Guru
Anak Luar Biasa: Sebuah Buku Panduan.ERIC dalam (Vol.
14, Edisi 1). https://doi.org/10.1016/0022-
4405(76)90066-2
Tuysuz, M. (2016). Integrasi Konseptual Guru Fisika dan
Kimia Prajabatan Konsep Fisika dan Kimia.
Jurnal Eurasia dariMatematika,
Pendidikan Sains dan Teknologi 12 , (6), 1549–1568.

453

Anda mungkin juga menyukai