Anda di halaman 1dari 8

Vol.

13
No. 1
JUN 2021

Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Contextual


Teaching and Learning Berbantukan Google Classroom Dimasa Pandemi Covid-19 pada Mata
Pelajaran Kimia

Improving Students' Science Literacy Ability Using the Contextual Teaching and Learning Model
Assisted by Google Classroom During the Covid-19 Pandemic in Chemistry Subjects

Pitnelly1*, Sri Wahyuni1, Edi Elisa2, Zurweni3, Affan Malik3


1
Madrasah Aliyah Negeri 1 Muaro Bungo
2
Universitas Pendidikan Ganesha
3
Universitas Jambi

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa dengan menggunakan
model pembelajaran contextual teaching and learning dimasa pandemi covid-19 dimana materi pelajaran
di sampaikan secara daring melalaui google classroom. Penelitian dilakukan di MAN 1 Muaro Bungo pada
materi pelajaran kimia semester genap tahun pelajaran 2020/2021. Subjek penelitian adalah seluruh siswa
kelas XI MIPA. Desain penelitian yang digunakan yaitu peneltian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam
tiga siklus. Instrumen penelitian berupa soal tes untuk mengetahui kemampuan literasi sains siswa pada
mata pelajaran kimia dan lembar observasi untuk mengetahui karateristik siswa serta lembar pengamatan
untuk mengetahui apakah guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan desain penelitian. Data
penelitian dianalisis dengan menggunakan pencapaian hasil belajar klasikal. Berdasarkan data penelitian
dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan kemampuan literasi sains siswa dan karakter siswa pada setiap
siklusnya. Pada siklus 3 dapat diketahui bahwa hasil belajar kognitif seluruh siswa telah melampaui KKM
sebesar 75 sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian berhasil dilaksanakan dengan baik.

ABSTRACT
The Objectif of this study is to improve students' scientific literacy skills by using the contextual teaching
and learning model during the COVID-19 pandemic where subject matter is delivered online through
Google Classroom. The research was conducted at MAN 1 Muaro Bungo on chemistry subject matter at
2nd Half on 2020/2021. The research subjects were all students of class XI MIPA. The research design
used classroom action research which is carried out in three cycles. The research instrument was in the form
of test questions to determine students' scientific literacy skills in chemistry subjects and observation sheets
to determine student characteristics and observation sheets to determine whether the teacher had carried out
learning according to the research design. The research data were analyzed using the achievement of
classical learning outcomes. Based on the research data, it can be seen that there is an increase in students'
scientific literacy skills and students' character in each cycle. In cycle 3, it can be seen that the cognitive
learning outcomes of all students have exceeded 75, so it can be concluded that the research was carried
out successfully.

Kata kunci/keyword : Contextual Teaching and Learning, Literasi sains, google classroom,
science literacy.

INFO ARTIKEL
Received: 05 Apr 2021; * coresponding author: pitnelly.manbungo@gmail.com
Revised: 14 May 2021; DOI: https://doi.org/10.22437/jisic.v13i1.14507
Accepted: 15 Jun 2021

58
59 Journal of The Indonesian Society of Integrated Chemistry Vol. 13 No. 1: June 2021

PENDAHULUAN rumah. Sejalan dengan hal tersebut,


keterampilan ini juga sangat dibutuhkan di
Pembatasan kegiatan pembelajaran abad 21 yang terdiri dari 4 domain utama
tatap muka akibat dari pandemi covid-19 yaitu keterampilan literasi, berpikir inventif,
telah menimbulkan dampak yang signifikan berkomunikasi secara efektif dan memiliki
terhadap dunia pendidikan terutama dalam produktivitas yang tinggi (Ardiyanti et al.,
kegiatan pembelajaran. Siswa yang pada 2019; Turiman et al., 2012).
mulanya mengikuti pembelajaran di sekolah Kemampuan literasi sains yang
secara terjadwal dan teratur dengan dimiliki oleh siswa di Indonesia sendiri
dibimbing guru secara langsung, saat ini masih tergolong rendah dibandingkan
harus mampu beradaptasi dengan sistem dengan negara lain didasarkan hasil survei
pembelajaran daring yang membutuhkan yang dilakukan PISA (Fuadi et al., 2020;
kemandirian yang tinggi. Hal ini menjadikan OECD, 2019; Wahab Jufri et al., 2019). Hal
suatu permasalahan baru mengingat tidak yang sama juga dialami oleh guru sains dan
semua siswa memiliki kemampuan, calon guru (Rusilowati et al., 2016; Wahab
keterampilan dan sumber daya yang Jufri et al., 2019). Terdapat berbagai faktor
memadai untuk belajar secara daring yang menyebabkan rendahnya literasi siswa
(Asmuni, 2020; Pokhrel & Chhetri, 2021) seperti 1) pemilihan sumber belajar yang
Selain itu banyak anggota keluarga di kurang tepat, 2) miskonsepsi, 3)
Indonesia yang tidak familier dengan sistem pembelajaran tidak konstektual, 4)
sekolah di rumah, sehingga terjadi penurunan rendahnya kemampuan membaca, dan 5)
berbagai keterampilan yang dimiliki siswa iklim belajar (Fuadi et al., 2020). Tentunya
(Aji, 2020). Padahal berbagai keterampilan hal tersebut perlu menjadi perhatian dari
tersebut harus diajarkan kepada siswa berbagai pihak, dari penyelenggara
sebagai bekal untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan hingga masyarakat umum untuk
pendidikan yang lebih tinggi ataupun dalam terus meningkatkan kualitas pendidikan di
kehidupan bermasyarakat. Dimana sesuai Indonesia walaupun dihadapkan dengan
dengan kurikulum 2013 salah satu berbagai tantangan.
keterampilan yang harus diberikan kepada Untuk meningkatkan kemampuan
siswa yaitu keterampilan literasi sains literasi sains siswa dimasa pandemi covid 19,
(Kemdikbud, 2017). tentunya guru harus memiliki inovasi dan
Kemampuan literasi sains merupakan strategi yang disesuaikan dengan model
keterampilan yang penting dimiliki oleh pembelajaran daring. Guru harus mampu
seseoran di era revolusi industri 4.0. Siswa memilih dan mengaplikasikan berbagai
yang memiliki kemampuan literasi sains model pembelajaran yang biasanya
yang tinggi akan mampu memahami, diterapkan dalam pembelajaran langsung
mengolah, menganalisis dan menerapkan secara tatap muka ke dalam pembelajaran
pengetahuan sains untuk memecahkan daring dengan memanfaatkan berbagai media
berbagai permasalahan berdasarkan pembelajaran agar kualitas dari pembelajaran
pertimbangan sains (Jufrida et al., 2019; tidak menurun. Salah satunya yang dapat
Wulandari & Sholihin, 2016). Literasi sains dilakukan yaitu dengan memanfaatkan
merupakan kemampuan suatu individu untuk kecanggihan teknologi informasi dan
menggunakan bukti dan data-data ilmiah komunikasi (TIK) yang hingga saat ini terus
sebagai dasar untuk melakukan evaluasi berkembang dengan pesat dan turut andil
tentang kualitas suatu informasi yang dalam perkembangan dunia pendidikan
disajikan dalam berbagai media (Dragoş & (Amin, 2013; Ghavifekr & Rosdy, 2015).
Mih, 2015), sehingga dimasa pandemi covid- Salah satu teknologi TIK yang banyak
19 kemampuan literasi sains siswa harus dimanfaatkan oleh guru di pandemi covid 19
tetap dijaga dan ditingkatkan agar siswa yaitu google classroom. Melalui google
mampu mengolah dan menyaring berbagai classroom guru dapat menyampaikan materi
informasi pada saat belajar secara mandiri di pelajaran kepada siswa secara daring.
60 Journal of The Indonesian Society of Integrated Chemistry Vol. 13 No. 1: June 2021

Model pembelajaran contextual kelebihan seperti 1) pembelajaran akan


learning merupakan suatu model menjadi lebih fleksibel, 2) mengurangi biaya
pembelajaran yang melibatkan siswa secara pendidikan secara keseluruhan, 3) melatih
untuk untuk dapat menganalisa berbagai siswa untuk dapat belajar secara mandiri, dan
informasi untuk menyelesaikan berbagai 4) mampu menjangkau wilaya geografis yang
persoalan terutama yang berhubungan lebih luas dan jumlah siswa yang besar.
dengan kehidupan nyata siswa. Model Selain itu penggunaan google classroom juga
pembelajaran contextual teaching and akan melatih keterampilan ICT siswa dimana
learning juga akan mendorong siswa mampu keterampilan ini juga sangat penting dimiliki
mengkaitkan antara materi pelajaran dan individu di era revolusi industri 4.0 abad 21
pengetahuan yang dimilikinya dengan (Laar et al., 2017; P21CenturySkill, 2019).
fenomena yang mereka temuai dalam
kehidupan sehari-hari (Rahmi, 2018). Pada
prinsipnya model pembelajaran contextual METODE
teaching and learning akan mendorong siswa
untuk dapat mengkonstruksi pengetahuannya Penelitian ini dilakukan di Madrasah
melalui proses pengamatan dan pengalaman Aliyah Negeri 1 Muaro Bungo pada mata
secara langsung dalam kehidupan mereka pelajaran kimia dengan tujuan untuk
sendiri-sendiri (Sabekti et al., 2016). meningkatkan kemampuan literasi sains
Ciri utama dalam pembelajaran siswa yang diajarkan dengan menggunakan
contextual learning yaitu adanya kesesuaian model pembelajaran contextual teaching and
materi pembelajaran dengan konteks learning berbantukan google classroom.
kehidupan sehari-hari (Bustami et al., 2018; Subjek uji coba adalah siswa kelas XI IPA.
Purnamasari et al., 2020). Dalam upaya Desain penelitian menggunakan desain
meningkatkan kemampuan literasi sains, penelitian tindakan kelas yang terdiri dari
siswa dituntut untuk mampu memecahkan planning, acting, observing, dan reflecting
suatu permasalahan yang diberikan oleh guru (Bangun, 2018; Dickens & Watkins, 1999;
dengan menggunakan data-data ilmiah Lewin, 1946) yang dilaksanakan dalam 3
sebagai dasar untuk mengolah dan siklus seperti pada gambar 1.
menganalisis suatu informasi dalam rangka Instrumen penelitian yang digunakan
mengambil sebuah keputusan. Dalam berupa lembar observasi dan tes kemampuan
pembelajaran kimia pendekatan kontekstual literasi sains siswa. Sebelum digunakan,
akan dapat mengembangkan kemampuan dilakukan uji coba instrumen untuk
siswa terutama dalam memahami peristiwa mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas
atau kejadian yang berhubungan dengan ilmu instrumen. Uji validitas butir soal
kimia. Kompetensi tersebut sangat penting menggunakan uji r point biseria (LeBlanc &
dimiliki oleh siswa terutama dalam Cox, 2017) dan uji reliabilitas menggunakan
menganalisa informasi, menyaring dan rumus KR21 (Fraenkel et al., 2012).
membuat kesimpulan mengenai kualitas dari Sedangkan untuk uji reliabilitas lembar
informasi tersebut. Selain itu pembelajaran observasi menggunakan reliabilitas raters
kontekstual juga dapat diterapkan dalam (Wilhelm et al., 2018). Indikator literasi sains
pembelajaran daring dengan menggunakan siswa yang digunakan dalam penelitian ini
teknologi informasi dan komunikasi yaitu 1) Menjelaskan fenomena secara
(Kosassy et al., 2018) salah satunya yaitu ilmiah, 2) menilai dan merancang
dengan berbantukan google classroom. penyelidikan ilmiah, dan 3) menafsirkan data
Implementasi model pembelajaran dan mengevaluasi bukti secara ilmiah
contextual Teaching learning dalam mengacu seperti yang digunakan PISA
pembelajaran kimia dengan berbantukan (OECD, 2019; Wahab Jufri et al., 2019).
google classroom memiliki beberapa
61 Journal of The Indonesian Society of Integrated Chemistry Vol. 13 No. 1: June 2021

Membuat materi ajar pada


Perencanaan google classroom

Refleksi SIKLUS 1 Pelaksanaan

Pengamatan

Memperbaharui materi ajar


Perencanaan pada google classroom

Refleksi SIKLUS 2 Pelaksanaan

Pengamatan

Memperbaharui materi ajar


Perencanaan pada google classroom

Refleksi SIKLUS 3 Pelaksanaan

Pengamatan

Gambar 1. Siklus penelitian tindakan kelas dengan berbantukan google classroom

Sedangkan indikator karateristik siswa google classroom, pelaksanaan, pengamatan


meliputi 1) etos kerja, 2) tanggung jawab, 3) dan refleksi. Pada siklus satu perencanaan
rasa ingin tahu, 4) kreativitas, dan 5) dilakukan untuk menyusun instrument
kesadaran lingkungan. Pengumpulan data penelitian dan perangkat pembelajaran yang
menggunakan instrumen teruji dalam bentuk akan digunakan termasuk didalamnya
tes untuk mengetahui kemampuan literasi membuat media pembelajaran dengan
siswa dan lembar observasi ranah afektif. menggunakan google classroom. Setelah
Data penelitian dianalisis menggunakan tahap perencanaan selesai selanjutnya masuk
pencapaian hasil belajar klasikal. Penelitian ketahap pelaksanaan dimana siswa diminta
dianggap berhasil jika persentase siswa yang mengakses materi pelajaran melalui google
memenuhi kriteria ketuntasan minimum classroom yang telah dipersiapkan.
mencapai 90% pada siklus 2 dan mencapai Dalam setiap materi yang disajikan
100% pada siklus 3. siswa dilatih untuk memecahkan berbagai
permasalahan yang terkait dengan kehidupan
HASIL DAN PEMBAHASAN sehari-hari sesuai dengan materi pelajaran
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga secara individu. Selanjutnya diadakan
siklus dimana setiap silkusnya terdiri dari pertemuan secara daring melalui aplikasi
perencanaan, pengembangan media melalui zoom metting dengan tujuan untuk
62 Journal of The Indonesian Society of Integrated Chemistry Vol. 13 No. 1: June 2021

membentuk kelompok diskusi dan siswa orang dosen mintra untuk memantau aktivitas
diminta untuk mendiskusikan pemecahan belajar. Selanjutnya diakhir pertemuan siklus
permasalahan yang telah diberikan satu dilakukan post test untuk mengetahui
sebelumnya namun secara berkelompok. tingkat kemampuan literasi sains siswa.
Pemberian masalah kepada siswa untuk Diakhir siklus satu dilakukan refleksi untuk
dipecahkan secara individu dan kelompok mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah
merupakan ciri dari pembelajaran dengan dilaksanakan sebagai bahan pertimbangan
model contextual teaching and learning. pada pembelajaran siklus berikutinya. Hasil
Untuk memantau jalannya diskusi setiap penelitian dari siklus satu, dua dan tiga dapat
kelompok diamati oleh dua orang pengamat dilihat pada gambar 2 dan tabel 1
yang terdiri dari satu orang guru dan satu

82
79.5
80 78.4 77.8
78 76.5 76.8 76.6
75.2
Rata-rata hasil belajar siswa

76 74.8
74
72 70.72
70
68
66
Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

Menjelaskan fenomena secara ilmiah

Gambar 2. Rata-rata nilai siswa berdasarkan indikator ketercapaian literasi sains siswa

Tabel 1. Hasil lebar observasi terhadap aspek afektif siswa


Indikator Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
karateristik siswa % TKT % TKT % TKT
Etos kerja 65,8 C 75,6 B 92,4 SB
Tanggung jawab 75,7 B 77,8 B 78,3 B
Rasa ingin tahu 66,9 C 76,8 B 94,5 SB
Kreativitas 76.8 B 90,2 SB 96,2 SB

120
100 Bedasarkan hasil post test dan
Persentase Kettuntasan

100 91.8
pengamatan selama proses pembelajaran
Belajar Siswa

80 dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan


60.3
60 hasil belajar siswa baik dari aspek kognitif
40
maupun afektif. Penilaian psikomotorik tidak
dilakukan mengingat pembelajaran
20 dilakukan secara daring sehingga pengamat
0 tidak dapat mengamati secara langsung
Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3 kegiatan siswa yang berhubungan dengan
Gambar 3. Persentase kriteria aspek psikomotorik.
ketuntasan minimum siswa pada mata Peningkatan hasil belajar siswa dan
pelajaran kimia kemampuan literasi sains siswa pada setiap
63 Journal of The Indonesian Society of Integrated Chemistry Vol. 13 No. 1: June 2021

siklusnya dikarenakan guru semakin baik disebabkan karena guru belum tebiasa dalam
dalam hal mengelola kelas dan dalam hal menggunakan zoom metting. Selain itu, guru
menyampaikan materi ajar secara daring juga belum menyampaikan hasil dari post test
yang terus dievaluasi di akhir siklus pada siklus pertama sehingga siswa tidak
penelitian. Pada siklus satu dapat diketahui mengetahui hasil dari pembelajaran sebagai
bahwa kemampuan literasi sains dan aktifitas bahan refleksi diri. Pada siklus tiga guru
siswa belum sesuai dengan yang diharapkan. diminta untuk memberikan haisl posttest
Berdasarkan dari hasil refleksi dapat pada siklus satu dan dua selanjutnya guru
diketahui bahwa pada siklus satu guru tidak juga diminta untuk membahasa berbagai
memotivasi siswa secara langsung dan teknik penyelesaian masalah dengan
menjelaskan apa yang harus dikerjakan siswa pendeketan sains.
secara mandiri diawal pertemuan. Guru Hasil dari pembelajaran pada siklus
hanya menyampaikan bahwa materi tiga dapat diketahui bahwa seluruh siswa
pelajaran sudah dapat diakses melalui google telah mencapai nilai KKM yang ditargetkan
classroom dan siswa diminta untuk seperti terlihat pada gambar 3. Selain itu, juga
mengerjakan tugas-tugas yang ada secara terjadi peningkatan dari aspek afektif siswa,
mandiri. Selain itu materi pelajaran yang di dimana dari indikator yang diamati tingkat
buat oleh guru di google classroom masih kertecapaian target baik dan sangat baik.
kurang menarik, guru hanya menyanjikan Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
materi ajar dan permasalahan dalam bentuk tujuan penelitian telah tercapai sehingga
text sehingga kurang menarik perhatian penelitian tidak dilanjutkan pada siklus
siswa. Hal inilah yang menyebabkan etos berikutnya.
kerja dan rasa ingin tahu siswa menjadi
rendah. KESIMPULAN
Pada siklus dua kelemahan pada siklus Berdasarkan data hasil penelitian dan
pertama sudah diperbaiki dimana diawal pembahasan maka dapat diketahui bahwa
pembelajaran guru terlebih dahulu terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada
menyampaikan tujuan pembelajaran, setiap siklusnya. Peningkatan terjadi pada
memotivasi dan menjelaskan apa tugas siswa semua indikator pembelajaran yang terdiri
secara langsung melalui zoom metting. Hal dari indikator ketercapaian kemampuan
tersebut berdampak cukup signifikan literasi sains dan karakter siswa. Pada siklus
terhadap aspek afektif pembelajaran siswa ke tiga tujuan dari penelitian ini telah tercapai
sehingga turut serta mempegaruhi aspek dimana hasil belajar pada aspek kognitif
kognitif. Namun demikian capaian hasil seluruh siswa telah melampaui kriteria
belajar dan afektif siswa belum sesuai dengan ketuntasan minimum mata pelajaran kimia
yang ditargetkan sehingga penelitian yaitu sebesar 75. Pada aspek kualitas
dilanjutkan ke siklus tiga. pembelajaran juga terjadi peningkatan, yang
Dari hasil refleski pada siklus dua dapat didasarkan pada data pengamatan aktivitas
diketahui bahwa pada saat diskusi guru dan siswa. Dengan demikian dapat
pemecahan masalah melalui zoom metting, dikatakan bahwa penelelitian tindakan kelas
guru masih kesulitan didalam mengelola ini telah berhasil dilaksanakan dengan baik
diskusi kelompok kecil. Hal ini kemungkinan oleh guru dan siswa.
64 Journal of The Indonesian Society of Integrated Chemistry Vol. 13 No. 1: June 2021

DAFTAR RUJUKAN

Aji, R. H. S. (2020). Dampak covid-19 pada Fraenkel, J. R., Wallen, N. E., & Hyun, H. H.
Pendidikan di Indonesia: Sekolah, (2012). How to design and evaluate
keterampilan, dan proses pembelajaran. research in education (8 ed.). McGraw-
Jurnal Sosial & Budaya Syar-i, 7(5), H.
395-402,. Fuadi, H., Robbia, A. Z., Jamaluddin, &
Amin, S. (2013). An effective use of ICT for Jufri, A. W. (2020). Analisis faktor
education and learning by drawing on penyebab rendahnya kemampuan
worldwide knowledge, research and literasi sains peserta didik. Jurnal
experience: ICT as a change agent for Ilmiah Profesi Pendidikan, 5(2), 108 –
education (A Literature review). 116.
Scholarly Journal of Education Vol. Ghavifekr, S., & Rosdy, W. A. W. (2015).
2(4), pp. 38-45, April 2013, 42, 38–45. Teaching and Learning with
Ardiyanti, Y., Suyanto, S., & Suryadarma, I. Technology: Effectiveness of ICT
(2019). The role of students science Integration in Schools. International
literacy in Indonesia. Journal of Journal of Research in Education and
Physics: Conference Series, 1321(3), Science, 1(2), 175.
032085. https://doi.org/10.1088/1742- Jufrida, Basuki, F. R., Kurniawan, W.,
6596/1321/3/032085 Pangestu, M. D., & Fitaloka, O. (2019).
Asmuni. (2020). Problematika pembelajaran Scientific literacy and science learning
daring di masa pandemi covid-19 dan achievement at junior high school.
solusi pemecahannya. Jurnal International Journal of Evaluation and
Paedagogy: Jurnal Penelitian dan Research in Education, 8(4), 630–636.
Pengembangan Pendidikan, 7(4). Kemdikbud. (2017). Konsep literasi sains
Bangun, B. K. (2018). Improving students’ dalam kurikulum 2013. Pusat
speaking skill by using show and tell Kurikulum dan Pembukuan
method: A classroom action research. Kemdikbud.
International Journal of Language Kosassy, S. O., Gistituati, N., Jama, J., &
Teaching and Education, 2(1), 41–48. Montessori, M. (2018). The
https://doi.org/10.22437/ijolte.v2i1.451 implementation of contextual learning
7 approach in e-learning based on weblog
Bustami, Y., Syafruddin, D., & Afriani, R. toward students learning achievements.
(2018). The Implementation of Journal of Counseling and Educational
Contextual Learning to Enhance Technology, 1(2).
Biology Students Critical Thinking Laar, E. van, Deursen, A. J. A. M. van, Dijk,
Skills. Jurnal Pendidikan IPA J. A. G. M. van, & Haan, J. de. (2017).
Indonesia, 7(4), 451–457. The relation between 21st-century skills
https://doi.org/10.15294/JPII.V7I4.117 and digital skills: A systematic literature
21 review. Computers in Human Behavior.
Dickens, L., & Watkins, K. (1999). Action https://doi.org/10.1016/j.chb.2017.03.0
research: Rethinking Lewin. 10
Management Learning, 30, 127–140. LeBlanc, V., & Cox, M. (2017).
https://doi.org/10.1177/1350507699302 Interpretation of the point-biserial
002 correlation coefficient in the context of
Dragoş, V., & Mih, V. (2015). Scientific a school examination. The Quantitative
Literacy in School. Procedia - Social Methods for Psychology, 13, 46–56.
and Behavioral Sciences, 209, 167–172. https://doi.org/10.20982/tqmp.13.1.p04
https://doi.org/10.1016/J.SBSPRO.201 6
5.11.273
65 Journal of The Indonesian Society of Integrated Chemistry Vol. 13 No. 1: June 2021

Lewin, K. (1946). Action research and Sabekti, A. W., Andyani, R. D. R., & Juniar.
minority problems. Journal of Social (2016). Contextual teaching and
Issues, 2(4), 34–46. learning (CTL) untuk membangun
https://doi.org/10.1111/j.1540- pembelajaran bermakna pada kimia.
4560.1946.tb02295.x Jurnal Zarah, 4(1), 25–33.
OECD. (2019). PISA 2018 Results. OECD Turiman, P., Omar, J., Mohd Daud, A., &
Publishing, 1. Osman, K. (2012). Fostering the 21 st
https://doi.org/10.1787/5F07C754-EN Century Skills through Scientific
P21CenturySkill. (2019). Framework for Literacy and Science Process Skills.
21st century learning definitions. Procedia-Social and Behavioral
https://www.battelleforkids.org/networ Sciences, 59, 110–116.
ks/p21/frameworks-resources https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.0
Pokhrel, S., & Chhetri, R. (2021). A literature 9.253
review on impact of covid-19 pandemic Wahab Jufri, A., Hakim, A., & Ramdani, A.
on teaching and learning. Higher (2019). Instrument development in
Education for the Future, 8(1), 133– measuring the scientific literacy
141. integrated character level of junior high
https://doi.org/10.1177/2347631120983 school students. OP Conf. Series:
481 Journal of Physics.
Purnamasari, I. D., Mulyani, B., & Mulyani, https://doi.org/10.1088/1742-
dan S. (2020). Penerapan model 6596/1233/1/012100
pembelajaran tipe contextual teaching Wilhelm, A., Gillespie Rouse, A., & Jones, F.
and learning (CTL) untuk meningkatkan (2018). Exploring Differences in
minat belajar dan prestasi belajar kimia Measurement and Reporting of
pada materi sistem koloid kelas XI Classroom Observation Inter-Rater
MIPA 4 SMA Al - Islam 1 Surakarta Reliability. Practical Assessment
tahun pelajaran 2015/2016. Journal of Research and Evaluation, 23.
Research and Advances in Mathematics Wulandari, N., & Sholihin, H. (2016).
Education, 5(3), 331 – 344. Analisis kemampuan literasi sains pada
Rahmi, A. (2018). Penerapan model aspek pengetahuan dan kompetensi
pembelajaran contextual teaching and sains siswa smp pada materi kalor.
learning (ctl) pada materi kinetika Edusains, 8(1), 66–73.
kimia. Relativitas, 1(1).
Rusilowati, A., Kurniawati, L., Nugroho, S.
E., & Widiyatmoko, A. (2016).
Developing an Instrument of Scientific
Literacy Asessment on the Cycle
Theme. International Journal Of
Environmental & Science Education,
11(12), 5718–5727.

Anda mungkin juga menyukai