Anda di halaman 1dari 29

ANALISIS JURNAL

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah konsep dasar matematika

Dosen pengampu: Nurhaswinda, M.Pd.

Disusun oleh:

PUTRI RUDINI APRILIA : 2286206010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI

2022
JURNAL 1
A. IDENTITAS JURNAL
1. Nama jurnal : Jurnal Basicedu
2. Volume : 05
3. Nomor : 04
4. Halaman : 2395-2403 halaman
5. Tahun terbit : tahun 2021
6. Judul jurnal : pengembangan modul digital pembelajaran matematika berbasis
science, technology, engineering, mathematic untuk calon guru sekolah dasar
7. Nama penulis : Sherlyane Hendri, Refiona Handika, Ary Kiswanto Kenedi, Dhini
Rahmadhani.

B. ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan diperlukannya inovasi pada pembelajaran selama masa
pandemic covid19 yang sesuai dengan era revolusi industry 4.0 untuk dapat meningkatkan
motivasi belajar mahasiswa PGSD. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan modul
digital pada pembelajaran matematika kelas rendah berbasis STEM untuk calon guru SD.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan model 4-D yang terdiri
dari tahapan define, design, development dan desiminate. Instrumen pengumpulan data yaitu
lembar observasi, lembar wawancara, dokumentasi. Teknik analisis data uji validitas dilakukan
dengan mengubah menjadi penilaian kuantitatif. Hasil peneltian menyatakan bahwa hasil
validasi modul digital pada pembelajaran matematika kelas rendah berbasis STEM untuk calon
guru SD yang dikembangkan mendapatkan skor 85.65 dengan kategori sangat valid. Hal ini
dapat disimpulkan modul digital pada pembelajaran matematika kelas rendah berbasis STEM
untuk calon guru SD yang dikembangkan sangat layak untuk digunakan. Implikasi dari
penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi praktisi akademi untuk dapat
mengembangkan inovasi pada proses pembelajaran di perguruan tinggi.
C. PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi pada masa era revolusi industry 4.0 berdampak juga kepada dunia
pendidikan (Kenedi et al, 2019; Kenedi et al, 2019). Perkembangan dunia pendidikan ini dapat
dilihat dari proses pembelajaran seperti pengembangan kurikulum, penggunaan model
pembelajaran, pemilihan metode pembelajaran, penggunaan bahan ajar dan lain sebagainya
(Kenedi et al, 2018). Perkembangan ini meliputi terhadap setiap level pendidikan dimulai dari
pendidikan untuk anak usia dini sampai pendidikan pada perguruan tinggi. Pendidkan pada
perguruan tinggi memiliki tanggung jawab yang besar terhadap proses pencapaian tujuan
Pendidikan. Oleh sebab itu Pendidikan diperguruan tinggi harus dapat menyesuaikan dengan
perkembangan teknologi pada masa era revolusi industry 4.0.

Salah satu proses pendidikan di perguruan tinggi yang harus menyelaraskan konsep
pembelajarannya sesuai dengan perkembangan teknologi pada era revolusi industry 4.0 adalah
jurusan Pendidikan guru sekolah dasar (PGSD). PGSD merupakan jurusan yang mempersiapkan
mahasiswanya untuk menjadi calon guru sekolah dasar (Ahmad et al, 2017; Annisa and Fitria,
2021). PGSD merupakan jurusan yang melatih mahasiswa agar memiliki kompetensi dan
keterampilan untuk menjadi seorang calon guru SD yang professional (Kenedi, 2018). Hal ini
didukung dengan pengembangan matakuliah yang relevan dengan proses pencapaian hal
tersebut. Salah satu mata kuliah yang wajib dibelajarkan oleh mahasiswa calon guru SD di
jurusan PGSD adalah matakuliah pembelajaran matematika kelas rendah.

Pembelajaran matematika kelas rendah merupakan sebuah mata kuliah yang menuntut
mahasiswa untuk dapat menguasai konsep pembalajaran matematika di kelas 1,2 dan 3 serta
mampu membelajarkanya kepada siswa SD dengan memperhatikan karakteristik pembelajaran
anak usia sekolah dasar. Sehingga diharapkan calon guru dapat mengimplementasikanya Ketika
telah menjadi seorang guru. Oleh sebab itu dosen selaku pihak yang bertanggung jawab terhadap
proses pembelajaran matametika kelas rendah untuk calon guru SD harus mampu
mengembangkan pembelajaran tersebut dengan maksimal agar dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang telag ditetapkan. Namun berdasarkan hasil observasi peneliti dijurusan PGSD
Universitas Negeri Padang ditemukan bahwa pembelajaran matematika kelas rendahan sering
menjadi pembelajaran yang tidak menarik bagi mahasiswa. Hal ini disebabkan oleh
pembelajaran matematika kelas rendah hanya difokuskan kepada konsep pemahaman materi
tanpa adanya pengembangan keterampilan calon guru SD untuk membelajarkanya pada sekolah
dasar. Sehingga mahasiswa menjadi tidak begitu tertarik dalam mempelajarinya. Hal ini akan
berdampak kepada penguasaan keterampilan calon guru SD setelah menamati perkuliahan di
PGSD. Oleh Sebab itu perlunya solusi agar dapat memecahkan permasalahan tersebut.

Kualitas pendidikan akan dipengaruhi oleh kualitas guru dalam mendesain dan melaksanakan
Pendidikan. Peranan guru pada perguruan tinggi dilaksanakan oleh dosen. Dosen pada perguruan
tinggi diharapkan untuk dapat merancang, mengembangkan dan menggunakan strategi
pembelajaran yang dapat mencapai tujuan pembelajaran (Eliyasni et al, 2019). Salah satu bentuk
strategi pembelajaran yang dapat dilaksanakan oleh dosen adalah penggunaan bahan ajar. Bahan
ajar merupakan seperangkat informasi yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari
(Hamimah et al, 2019; Rifqiawati et al, 2019). Berdasarkan penelitian terdahulu dinyatakan
bahwa bahan ajar dapat meningkatkan minat, motivasi dan perhatian siswa yang berdampak
kepada peningkatan kualitas pembelajaran (Kurniawan and Piyana, 2019). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa penggunaan bahan ajar akan berpengaruh terhadap proses pembelajaran.

Proses pembelajaran pada masa sekarang mengalami perubahan yang diakibatkan oleh
adanya pandemic covid-19 (Fitria, Kenedi and Syukur, 2021). Pada masa pandemic covid-19
ditetapkan bahwa proses pembelajaran dilakukan dengan jarak jauh atau dilakukan secara online.
Pada proses pembelajaran ini ditemukan banyak permasalahan yaitu berkurangnya minat
mahasiswa dalam melaksanakan proses pembelajaran daring (Sofyan and Rozaq, 2019; Hadi,
2020; Pawicara and Conilie, 2020). Berdasarkan hasil wawanara peneliti dengan dosen
matematika di PGSD Universitas Negeri Padang disimpulkan bahwa mahasiswa banyak yang
mengeluh bosan dengan proses pembelajaran online dikarenakan banyaknya tugas yang
diberikan oleh dosen dengan kurang maksimalnya penyajian materi yang diberikan. Selain itu
juga ditemukan fakta bahwa dosen kurang memanfaatkan unsur teknologi dalam proses
pembelajaran online sehingga pembelajaran menjadi monoton. Dari hal ini dapat disimpulkan
bahwa tidak maksimalnya pembelajaran online dikarenakan kurangnya sumber belajara yang
dapat dipedomani oleh mahasiswa. Hal ini harus segera diatasi agar proses pembelajaran online
dapat mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal. Pada masa pandemic covid-19 ini dosen
dituntut untuk dapat berinovasi dalam melaksanakan proses pembelajaran (Atsani, 2020). Salah
satu inovasi yang dapat dilakukan oleh dosen yang berkaitan dengan sumber belajar adalah
dengan mengembangkan modul digital. Modul digital merupakan sumber belajar berupa bahan
ajar yang dapat diakses melalui perangkat digital (Misbah et al, 2021). Pengembangan modul
digital ini merupakan wujud dari proses perkembangan teknologi pada masa era revolusi industry
4.0. modul digital ini lah yang dijadikan sebagai sarana dalam mengatasi permasalahan tersebut.
Selain itu dengan berkembanganya era revolusi industry 4.0 menuntut mahasiswa untuk dapat
menguasai berbagai keterampilan. Keterampilan tersebut dikenal dengan keterampilana abad 21.
Ketrampilan abad 21 wajib dikuasai oleh mahasiswa agar pada masa yang akan datang
mahasiswa mampu bersaing secara global. Salah satu pendekatan pembelajaran yang mendukung
pencapaian keterampilan abad 21 adalah pendekatan STEM (Stehle et al, 2019). STEM
merupakan sebuah pendekatan dalam proses pembelajaran yang memadukan konsep sains,
teknologi, enjiniring dan matematika yang bersifat kontekstual (Altakhyneh and Abumusa,
2020). Pembelajaran STEM mampu mengurangi beban siswa dalam menghadapi berbagai
permasalahan dalam kehidupan nyata berdasarkan ilmu pengetahuan yang dimiliki (Cooper and
Heaverlo, 2013). Selain itu pembelajaran STEM juga mampu meningkatkan minat dan motivasi
siswa dalam proses pembelajaran (Oktavia, 2019).Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran STEM sesuai dengan permasalahan yang dihadapi pada proses pembelajaran
matematika untuk calon guru SD. Oleh sebab itu maka peneliti ingin mengembangkan sebuah
modul digital pada pembelajaran matematika kelas rendah berbasis STEM untuk calon guru SD.

Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa telah
dikembangkanya emodul mata kuliah strategi pembelajaran berbasis CAI yang layak untuk
digunakan (Sugihartini and Jayanta, 2017). Selain itu penelitian yang dilakuka oleh Tirta yang
menyatakan menyatakan bahwa telah dikembangkannya e-modul statistika terintegrasi dan
dinamik dengan r-shiny dan mathjax yang layak untuk digunakan (Tirta, 2014). Penelitian lain
juga menyatakan bahwa telah dihasilkannya e-modul dengan Model Guided Note Taking pada
Mata Kuliah Pendidikan Matematika II Program S1 Pgsd BI di Pokjar Kota Semarang yang valid
dan praktis (Nurmawati, 2015). Berdasarkan penelitian tersebut terlihat belum dikembangkanya
sebuah modul digital pada pembelajaran matematika kelas rendah berbasis STEM untuk calon
guru SD. Oleh sebab itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan modul digital
pada pembelajaran matematika kelas rendah berbasis STEM untuk calon guru SD.
Penelitian ini penting untuk dilaksanakan mengingat bahwa proses pembelajaran daring yang
dilaksanakan harus maksimal agar pencapaian tujuan pembelajaran mahasiswa dapat terwujud.
Pembelajaran daring harus didukung oleh perangkat pembelajaran yang didesain secara digital
dengan memaksimalkan proses belajar mandiri namun dapat mengembangkan kemampuan
mahasiswa. Modul digital ini juga dikembangkan dengan memperhatikan tuntutan era revolusi
industri 4.0 agar perguruan tinggi tidak hanya saja dapat menguasai pemahaman konsep saja
namun juga harus mampu menguasai keterampilan dan kecakapan lainnya seperti keterampilan
STEM dan kecakapan matematis

D. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan model 4-D yang terdiri dari
tahapan define, design, development dan desiminate. Pada tahapan define dilaksanakan analisis
kebutuhan pengembangan modul digital berupa analisis konsep, mahasiswa dan materi. Pada tahap
design dilaksanakan perancangan modul digital. Pada tahap development dilakukan pengembangan
modul digital dan dilakukan uji validitas. Pada tahap desiminate dilakukan upaya dalam melakukan
penyebaran modul digital. Instrumen pengumpulan data yaitu lembar observasi, lembar wawancara,
angket, dokumentasi.Teknik analisis data uji validitas dilakukan dengan mengubah menjadi penilaian
kuantitatif dengan panduan pada table berikut:

Tabel 1 Skala Skor Penilaian Uji validitas Kriteria Skor Sangat Baik 5 Baik 4 Cukup 3
Kurang 2 Sangat Kurang 1 Kemudian dilakukan tahapan sebagai berikut: Menghitung rata-rata
seluruh aspek: 𝑋 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑁 X = Nilai rata-rata ∑x = Jumlah skor N =
Jumlah indikator Mengkategorikan secara kualitatif nilai rata-rata keseluruhan dengan
menggumaka rumus berikut . Tabel 2 Rentang Kategori Validitas Rentang Nilai Kategori 86-100
Sangat Valid 71-85 Valid 56-70 Cukup Valid 40-55 Tidak Valid < 40 Sangat Tidak Valid.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Langkah awal dari peneitian ini adalah melakukan analisis kebutuhan.Berdasarkan analisis
yang dilakukan dengan melakukan pengkajian terhadap berbagai macam literatur (proses
dokumentasi) ditemukan bahwa pengembangan modul digital ini didasari oleh perlunya strategi
khusus untuk menghadapi permasalahan terhadap kurangnya minat mahasiswa terhadap proses
pembelajaran matematika kelas rendah yang dilakukan secara online sehingga berpengaruh
terhadap kualitas pembelajaran. Sehingga diperlukan sebuah inovasi yang dapat membelajarkan
mahasiswa dan menumbuhkembangkan semangat dan motivasi. Maka dengan menggembangkan
modul digital dapat mengatasi permasalahan tersebut. Selain itu adanya tuntutan untuk
penguasaan keterampilan abad 21 menuntut dosen untuk dapat menemukan pendekatan
pembelajaran yang dapat mencapai pembelajaran abad 21 tersebut. Maka berdasarkan kajian
literatur yang dilakukan ditemukan bahwa STEM merupakan salah satu pendekatan
pembelajaran yang tepat untuk mencapai pembelajaran abad 21.

Setelah ditemukan landasan utama pengembangan modul digital berbasis STEM maka
selanjutnya dilakukan pengkajian mengenai karakteristik mahasiswa. Berdasarkan survey yang
dilakukan ditemukan bahwa sebanyak 100 % mahasiswa memiliki smartphone dan laptop,
sebanyak 100% mahasiswa menguasai LMS elearning UNP, dan sebanyak 100% bisa
mengoperasikan aplikasi Microsoft word sehingga dapat disimpulkan bahwa mahasiswa PGSD
memiliki karakteristik dapat menguasai teknologi yang berhubungan dengan modul digital.
Kemudian dilakukan analisis terhadap materi yang akan dikembangkan. Adapun materi yang
akan dikembangakan adalah :

Gambar 1. Konsep materi yang akan dikembangkan

Pada pengembangan ini materi yang akan dikembangkan adalah konsep bilangan,
penjumlahan dan pengurangan sederhana, perbandingan, pola, jarak, waktu dan kecepatan,
penyajian data, garis dan sudut, bangun datar, pencerminan dan simetri putar bangun datar,
simetris pada bangun datar, dan lingkaran.

Setelah itu dilakukan perancangan modul digital, berdasarkan analisis yang dilakukan maka
sistematika penulisan modul digital terdiri dari cover, kata pengantar, daftar isi, tentang modul,
tujuan pembelajaran, uraian materi (berisaikan kegiatan memahami, kegiatan STEM, kegiatan
diskusi dan informasi STEM), rangkuman, Latihan, kunci jawaban dan upan dan tidak lanjut.

Kemudian dilakukan pengembangan produk. Untuk mengetahui kevalidan produk maka


dilakukan uji validasi oleh dua pakar ahli yaitu pakar ahli materi dan pakar ahli media. Uji materi
terdiri dari aspek kelayakan isi, aspek kebahasaan, dan aspek penyajian. Uji media terdiri dari
tampilan desain layar, kemudahan penggunaan, konsistensi, kemanfaatan, dan kegrafikan.
Adapun rekapitulasi hasil dari uji materi.

Tabel 3 Rekapitulasi hasil uji materi oleh pakar ahli Uji Aspek Validasi 1 Validasi 2 Nilai
Rata-rata Kategori Nilai Rata-rata Kategori Materi Kelayakan Isi 76.00 76.00 Valid 87.50 87.00
Sangat Valid Kebahasaan 75.50 88.00 Penyajian 76.50 85.50 Media Desain layar 75.50 75.70
Valid 85.50 84.30 Sangat Valid Kemudahan penggunaan 75.00 80.00 Konsistensi 76.00 83.00
Kemanfaatan 75.00 85.00 Kegrafikan 77.00 88.00 Kesimpulan 75.85 Valid 85.65 Sangat Valid

Dari table 4 tersebut terlihat bahwa pada validasi yang pertama mendapatkan skor 75.85
dengan kategori valid dan pada validasi kedua mendapatkan skor 85.65 dengan kategori sangat
valid. Hal ini dapat disimpulkan modul digital pada pembelajaran matematika kelas rendah
berbasis STEM untuk calon guru SD yang dikembangkan sangat layak untuk digunakan.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang mengembangkan sebuah modul
digital berbasis articulate studio’13 yang menyatakan bahwa modul yang dikembangkan valid
untuk meningkatkan hasil belajar siswa (Irwandi et al, 2017). Selian itu juga didukung oleh
penelitian yang menyatakan bahwa telah dikembangan sebuah modul digital fisika berbasi
discovery learning yang valid untuk meningkatkan hasil belajar siswa (Febrianti et al, 2017).
Penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang menyatakan bahwa telah dikembangkan sebuah
modul digitak untuk meningkatkan hasil belajar siswa (Sugiharni, 2018). Namun penelitian
tersebut terdapat perbedaan dari hasil penelitian yang dikembangkan yaitu bahwa pada lembar
validasi ahli materi, uji kelayakan lebih difokuskan kepada upaya dalam peningkatan kecakapan
matematis mahasiswa bukan terhadap hasil belajar. Sehingga modul yang dikembangkan ini
divalidasi dengan tujuan dapat meningkatkan kecakapan matematis mahasiswa.

Kevalidan dari modul digital ini disebabkan oleh beberapa factor. Modul digital yang
dikembangkan memiliki kesesuaian dengan kompetensi dasar, materi pokok serta
mengembangkan tujuan pembelajaran yang jelas. Hal ini selaras dengan pendapat yang
menyatakan bahwa sebuah modul harus memiliki kompetensi dasar, materi pokok dan tujuan
pembelajaran yang jelas (Suryani et al, 2016, Sunantri et al, 2016). Materi pada modul digital ini
dikembangkan agar mahasiswa mudah untuk memahaminya. Hal ini selaras dengan pendapat
yang menyatakan bahwa sebuah modul harus mudah dipahami (Septora, 2017; Puspitasari,
2019). Modul digital ini juga dikembangkan dengan memperhatikan aspek kebahasaan seperti
tulisan yang dapat dibaca, kejelasan infrmasi, sesuai dengan kaidah ketatabahasaan dan bersifat
komunikatif. Hal ini selaras dengan pendapat yang menyatakan bahwa sebuah modul harus dapat
dibaca dan sesuai dengan aspek ketatabahasaan (Musfiroh, 2012; Rahman, 2019). Modul digital
juga dikembangkan dengan menyajikan sub menu yang jelas. Hal ini selaras dengan pendapat
yang menyatakan bahwa sebuah modul digital terdapat bagian-bagian materi yang disajikan
(Fitriani et al, 2017). Selain itu modul digital juga dikembangkan dengan memperhatikan aspek
yang dapat meningkatkan kemandirian belajar dan motivasi mahasiswa. Hal ini selaras dengan
pendapat yang menyatakan bahwa sebuah modul dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
(Abidin and Walida, 2017; Linda et al, 2021).

Modul digital juga dikembangkan dengan memperhatikan komposisi warna, kesesuaian


layout cover, kesesuaian tata letak, sinkronisasi anatra grafis dan visual. Hal ini selaras dengan
pendapat yang menyatakan bahwa sebuah modul digital harus dikembangkan dengan
memperhatikan desain layar (Permana et al, 2021). Modul digital yang dikembangkan juga
disajikan dengan memperhatikan urutan yang runtut dan mudah digunakan pada perangkat PC
maupun smartphone. Hal ini selaras dengan pendapat yang menyatakan bahwa sebuah modul
harus memperhatikan aspek kemudahan (Ramadhan and Murtinugraha, 2020). Modul digital
juga dikembangkan dengan menggunakan kata maupun istilah yang konsisten. Selain itu bentuk,
huruf, dan tata letak yang konsisten. Hal ini selaras dengan pendapat yang menyatakan bahwa
sebuah modul juga harus dikembangkan dengan memperhatikan konsistensi (Winatha, 2018).
Modul digital juga dikembangkan dengan memperhatikan aspek warna, ilustrasi gambar dan
video yang jelas (Oktaviara and Pahlevi, 2019). Hal ini selaras dengan pendapat yang
menyatakan bahwa sebuah modul digital harus dikembangkan dengan aspek kegrafikan. Hal-hal
inilah yang menjadikan modul digital berbasis STEM sangat layak untuk digunakan. Modul
digital berbasis STEM yang kemudian telah dinyatakan kelayakan ini dapat dijadikan sebagai
landasan dalam menambah referensi mengenai bahan ajar yang sesuai dengan perkembangan era
revolusi industry 4.0. Selain itu modul digital ini juga dapat menambah referensi dalam strategi
proses pembelajaran dalam menghadapi masa pandemic.

E. KESIMPULAN
Penelitian ini menyatakan bahwa modul digital pada pembelajaran matematika kelas rendah
berbasis STEM untuk calon guru SD yang dikembangkan dinyatakan sangat valid dengan skor
85.65. Hal ini dapat diartikan bahwa modul digital pada pembelajaran matematika kelas rendah
berbasis STEM sangat layak untuk digunakan.Penelitian ini perlu dikembangkan untuk
penelitian selanjutnya dengan tujuan untuk mengetahui praktikalitas dan efektivitas modul
tersebut.
JURNAL 2
A. IDENTITAS JURNAL
1. Nama jurnal : Jurnal Pendidikan dan matematika
2. Volume : VII
3. Nomor : 02
4. Halaman : 12 halaman
5. Tahun terbit : tahun 2018
6. Judul jurnal : pemanfaatan active presenter sebagai teknologi pembelajaran
pada program studi Pendidikan matematika fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan uin
sumatera utara
7. Nama penulis : Rahmaini & Nanda Novita

B. ABSTRAK

The development of technology is moving quickly and widely utilized in manyareaon


everyday life. Today, the used of technology in education. In this research, learning computer
animation on students of faculty of Tarbiyah and Pedagogy UIN North Sumatera, as Teaching in
the Educational of Arabic language and mathematics education. The function of system
innovation animation to utilization for learning materials.

C. PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi saat ini bergerak semakin cepat dan banyak dimanfaatkan dalam
berbagai bidang dalam kehidupan sehari–hari, saat ini pemanfaatan teknologi dikembangkan
pada bidang Pendidikan, salah satu perkembangan teknologi yang dimanfaatkan dalam bidang
Pendidikan yaitu komputer sebagai media pembelajaran yang memanfaatkan berbagai aplikasi
untuk mengembangkan media ajar.

Perkembangan dan kemajuan komputer yang dimanfaatkan sebagai media ajar diharapkan
dapat membantu siswa dalam pembelajaran dan pemahaman yang disampaikan oleh guru kepada
siswa, adapun dalam penelitian ini penggunaan komputer dibantu pada beberapa aplikasi yang
dapat dimanfaatkan sebagai media ajar.

Dimana saat ini memasuki era revolusi industri 4.0 yaitu mengarah pada kemajuan teknologi
pola digital economy, artificial intelligence, big data, robotic dengan adanya hal ini diharapkan
pada perguruan tinggi diharapkan mengubah sistem Pendidikan yang melahirkan genarasi
pendidik yang berkualitas untuk masa akan datang.

Menurut Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir
menjelaskan, pada evaluasi awal kesiapan Negara dalam menghadapi revolusi industri 4.0
Indonesia diprediksi sebagai negara yang berpotensi. Walaupun saaat ini pringkat Indonesia
berada dibawah Singapura, pada tingkat Asia Tenggara kedudukan Indonesia dapat
diperhitungkan. Sedangkan terkait dengan global competitiveness index pada World Economic
Forum 2017-2018, Indonesia menempati posisi ke36, naik lima peringkat dari tahun sebelumnya
posisi ke-41 dari 137 negara. (http://sumberdaya.ristekdikti.go.id/index.php/2018/01/30/era-
revolusi-industri-4- 0-saatnya-generasi-millennial-menjadi-dosen-masa-depan/) Tujuan
penelitian ini bertujuan mengembangkan media ajar maupun dalam penyampaian tugas – tugas
makalah dari dosen. Dengan pemanfaatan teknologi yang dimana diharapkan mahasiswa
Pendidikan kedepannya dapat membuat inovasi dalam penyampaian materi mauapun tugas dan
menjadi guru yang berkualitas. Manfaat penelitian ini dapat mempermudah dalam penyajian
materi yang di desain menggunakan aplikasi yang membuat hasil menjadi menarik.

D. METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini bertujuan untuk pengembangan bahan ajar pada mahasiswa dengan
memanfaatkan teknologi komputer sebagai media ajar, penggunaan media ajar pada proses
pembelajaran dapat menimbulkan semangat belajar mahasiswa maupun siswa dalam pelajaran.
(Hamalik, 1986), pada penelitian ini dilakukan penelitian kepada beberapa mahasiswa di
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara, untuk mengembangkan materi ajar
menggunakan video.

Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R&D). yang dimana
maksud hasil dari penelitian ini hasil pembelajaran yang kreatif dan inovasi yang menghasilkan
sebuah karya mahasiswa berbentuk video pembelajaran (Putra, 2013). Penelitian ini dilakukan
pada mahasiswa Pendidikan Matematika FITK UIN Sumatera Utara untuk membuat slide
persentasi pada matakuliah Bahasa arab dan satu slide contoh pembelajaran bangun ruang. Hal
tersebut dilakukan agar terlihat Bahasa Active Presenter dapat dimanfaat pada semua materi
kuliah.

E. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini dilakukannya observasi pada mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) dalam penyampaian persentasi kelompok mahasiswa kepada teman
sejawatnya. Penelitian ini melihat proses penyampaian materi dilakukan dengan cara mahasiswa
membaca makalah mereka yang di cetak dan kelompok membagikan kepada rekan–rekannya
agar dapat mengetahui isi materi dari si pemakalah.

Gambar 1. Proses Persentasi Mahasiswa Dari gambar diatas terlihat jelas bahwa
penyampaian materi yang dilakukan masih menggunakan makalah sedangkan rekan-rekan
sejawatnya memegang copyan dari makalah yang sedang persentasi mahasiswa Pendidikan
matematika.

Gambar 2. Mahasiswa Memperhatikan Persentasi Kelompok Dengan apa yang dilihat maka
perluadan ya inovasi dalam penyampaian materi dan bahan ajar di era serba digital, pemanfaatan
teknologi sebagai media ajar diperlukannya pengembangan dan pelatihan untuk siswa agar dapat
membuat inovasi dalam penyampaian materi yang dikreasikan dengan, audio, visual sehingga
membuat daya Tarik akan pembelajaran dapat meningkat. Peneliti memanfaatkan Active
Presenter sebagai aplikasi untuk merancang video pembelajaran pada mahasiswa FITK UIN
Sumatera Utara, penelitian ini dilakukan pada prodi Pendidikan matematika untuk membuat
materi yang disampaikan oleh dosen. a. Proses Pembuatan Media ajar.

Gambar 3. Proses Input Power Point pada Media Active Presenter Dalam pemanfaatan
Active Presenter ini terlebih dahulu membuat slide– slide pada power point, seperti gambar di
atas, pada proses input power point berhasil maka langkah selanjutnya yang kita lakukan adalah
menginput video pemberi materi. b. Proses penginputan video penjelasan materi.
Gambar 4. Input Video pada Mater Proses ini adalah proses penggabungan materi power
point dan rekaman penyampai materi untuk disatukan agar menjadisebuah video pembelajaran
yang diinginkan. c. Proses Export ke video

Gambar 5. Proses Export Video Pada proses ini melakukan export video, menerangkan hasil
penggabungan slide power point dan rekaman telah selesai dikerjakan. Setelah proses export
selesai hasil dari penggunaan Active Presenter merupakan Video MP4.

Gambar 6. Materi Utama Video pembelajaran tersebut disampaikan oleh mahasiswa


Pendidikan matematika, matakuliah Bahasa arab. Satu contoh tutorial penggunaan MS. Word
dalam membuat 1 bangun ruang.

Gambar 7. Di mana pada proses pembuatan video tersebut mahasiswa di bombing dan dilatih
untuk dapat menghasilkan video pembelajaran selama 8 kali pertemuan di kelas. Pada penelitian
ini terlihat bahwa mahasiswa dapat membuat kreasi dan animasi pada pembelajaran–
pembelajaran di kelas, yang mana diharapkan mahasiswa dapat mengaplikasikan pembelajaran
ini pada saat persentasi matakuliah lain maupun pada saat mengajar nantinya, serta diharapkan
juga tugas akhir mahasiswa di FITK akan menggunakan metode Research and Development
(R&D). Metode R&D merupakan metode penelitian yang dimanfaatkan untuk menghasilkan
sebuah produk tertentu dan mengacu pada kreatif produk tersebut (Sugiono 2009: 407)

F. KESIMPULAN

Dari hasil di atas dihasilkan kesimpulan bahwa penulis mampu mengarahkan mahasiswa
untuk membuat inovasi dalam pembuatan materi menggunakan active presenter agar dapat
mendesain pembelajaran di kelas dengan inovasi teknologi yang ada. Sehingga membuat materi
ajar menjadi menarik dan kreatif serta interaktif. Active Presenter juga dapat digunakan untuk
melakukan rekam layar atau video tutorial pada pembelajaran yang membutuhkan petunjuk
penggunaan aplikasi–aplikasi yang ada pada komputer. Adapun saran dari penelitian ini, active
presenter dapat dikembangkan lagi sebagai pemanfaatan bahan ajar kepada siswa–siswa yang di
mana akan lihat kemampuan siswa dalam belajar menggunakan video dengan inovasi.
JURNAL 3
A. IDENTITAS JURNAL
1. Nama jurnal : Jurnal Math Educator Nusantara (JMEN)
2. Volume : 06
3. Nomor : 01
4. Halaman : 10 halaman
5. Tahun terbit : tahun 2020
6. Judul jurnal : analisis media pembelajaran e-learning melalui pemanfaatan tekniologi
dalam pembelajaran matematika dirumah sebagai dampak 2019-nCoV
7. Nama penulis : Annisa Nurfalah Muthy, Henni Pujiastuti

B. ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran


Matematika di rumah sebagai dampak dari adanya 2019-nCoV. Penelitian ini menggunakan
pendekatan penelitian studi kasus dengan metode penelitian kualitatif deskriptif. Peneliti
berusaha mendeskripsikan hasil penelitian secara naratif, untuk memperoleh data peneliti
menggunakan sumber data peneliti yang diperoleh dari narasumber atau informan, tempat dan
pristiwa, dan dokumen hasil penelitian peneliti dilakukan dengan teknik pengambilan purposive
sampling. Teknik pengumpulan data dengan melalui wawancara, observasi dan analisis
dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum dalam penerapannya telah sesuai
dengan prinsip pertimbangan memilih media pembelajaran yang tepat dikenal dengan istilah
ACTION (Access, Cost, Technology, Interactivity, Organization, Novelety) Meskipun dalam
pelaksanaan dan penerapannya ada faktor yang belum berperan yaitu technology. Selain itu
pembelajaran e-learning ini dijadikan sebagai salah satu sarana yang dimanfaatkan guru dalam
proses pembelajaran untuk bisa berhasil keterampilan abad 21 yaitu siswa dituntut mempunyai
keterampilan 4C yaitu: creativity, critical thinking, communication, collaboration.

C. PENDAHULUAN
Pada abad 21 yaitu abad digital terjadi banyak perkembangan yang sangat signifikan dalam
dunia teknologi yang berpengaruh pada sistem Pendidikan. Salah satu perkembangan yang
terlihat yaitu pada proses pembelajaran. Teknologi informasi dan komunikasi telah membawa
efek perubahan yang nyata dan signifikan dalam proses pembelajaran (Hardiyana, 2016).
Rosernberg (dalam Rahmadi, 2013) telah memaparkan penjelasannya yaitu dengan
berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi ada lima pergeseran dalam proses
pembelajaran yaitu, (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas ke dimana saja dan
kapanpun, (3) dari kertas ke online atau saluran, (4) dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja,
(5) dari waktu siklus ke waktu nyata. Revolusi digital akan secara otomatis merubah segala
aspek pendidikan dari awalnya adalah pertemuan hanya dilakukan secara tatap muka dimana
guru akan menjelaskan langsung di depan siswa dengan penampilan mengajar yang telah
dipelajari menjadi sebuah pertemuan dimana siswa dan guru berada di tempat yang berbeda
namun proses pembelajaran tetap berlangsung, dan penampilan guru dalam memaparkan atau
memberikan materi menjadi sangat penting, seperti contohnya guru dapat memberikan materi
melalui video kreatif atau aplikasi dalam smartphone yang memudahkan siswa untuk
memamahami materi lebih mendalam.

Selain itu, perubahan pemberian nilai dari awalnya hanya menggunakan kertas, guru menjadi
bisa menilai siswa dengan lebih variatif seperti quiz dalam games, diskusi online yang akan lebih
terlihat siapa saja siswa yang kreatif dalam memberikan penyelesai permasalahan dan melakukan
ujian dalam aplikasi yang dapat memudahkan penilaian dengan cepat, murah dan mudah. Dari
Jaringan fisik ke jaringan kerja dan dari siklus ke waktu nyata, artinya guru dan siswa bisa
melakukan pembelajaran tanpa harus terbatas tempat dan waktu, siswa bisa dengan lebih leluasa
bertanya mengenai materi yang didalami atau bimbingan online pada guru dan siswapun dilatih
untuk langsung terjun di dunia nyata dalam aspek pembagian waktu. Sehingga, jelas bahwa
revolusi digital bukan hanya merubah dari segi proses pembelajaran, namun dari segi pola
kehidupan. Era di abad 21 ini menunjukan bahwa telah terjadi perubahan pada siswa menuju
yang disebut dengan digital student dimana siswa lebih banyak menghabiskan waktu di depan
layar computer, laptop atau smartphone untuk bermain games, menyaksikan video, berselancar di
social media dan mendengarkan musik secara online. Dimana hal ini berbeda dengan generasi
sebelumnya yang tidak banyak melakukan hal tersebut. Bahkan faktanya Berdasarkan laporan
Wearesocial yang diliput dari situs GoodNewsfromIndonesia.id (Ramadhan, 2018) menyatakan
tentang jumlah pengguna internet dunia yang telah mencapai 4,021 miliar orang. Ini artinya
sudah lebih dari separuh manusia di bumi telah menggunakan internet. Di Indonesia sendiri,
dijelaskan bahwa jumlah pengguna internet di Tanah Air mencapai 132 juta orang. Jumlah
tersebut menunjukkan bahwa setengah atau lebih dari 50 persen penduduk Indonesia telah bisa
mengakses internet. Sementara di laporan yang sama dijelaskan dari ratusan juta pengguna
internet di Indonesia tersebut 60% persennya telah mengakses internet menggunakan
smartphone.Tidak hanya dari segi akses yang terus meningkat, tetapi juga dari durasi
menggunakan internet. Wearesocial melaporkan bahwa rata-rata dunia menggunakan internet
selama enam jam perhari melalui berbagai perangkat (Syahriningsih & Hiola, 2018). Kondisi ini
sangat relevan untuk menunjang pembelajaran di luar rumah. Seluruh dunia termasuk Indonesia
saat ini sedang dilanda pandemic 2019-nCoV yang merupakan keluarga besar virus yang
menyebabkan penyakit ringan sampai berat, seperti common cold atau pilek dan penyakit yang
serius seperti MERS dan SARS, Penularannya dari hewan ke manusia (zoonosis) dan penularan
dari manusia ke manusia sangat terbatas. Dilansir dari laman World Health Organization dalam
situs who.int COVID-19 hingga saat ini pada 22 Mei 2020 pasien 2019-nCoV telah mencapai
4.904.413 kasus yang terkonfirmasi dengan jumlah kematian 323.412 yang menyerang 213
negara. Sedangkan kasus di Indonesia yang dilansir dari situs pemerintah Indonesia
covid19.go.id menyatakan bahwa kasus positif terkena 2019-nCov adalah 20.162 orang dengan
jumlah kematian 1.278 orang. Maka perlunya dipahami oleh seorang guru sebagai pengajar dan
pemerintah sebagai pemberi wewenang dalam menjalani kebijakan dalam negara untuk
mengetahui dan menangani fenomena tersebut. Hal ini bisa dialihkan dengan menjadikan hal
yang bermakna dalam sistem Pendidikan di era modern ini. Sistem adalah suatu totalitas yang
terdiri atas sejumlah komponen atau bagian. Antar kompenen akan sangat mempengaruhi satu
sama lain (Nurdin, 2017). Sistem ini akan merubah struktur pembelajaran menjadi hal yang sama
– sama digemari oleh setiap siswa sehingga menghasilkan hasil yang maksimal dalam setiap
pembelajaran dan pengaplikasian sebuah materi yang akan diajarkan khususnya dibidang
matematika. Sehingga, hal itu menunjukan bahwa perkembangan pembelajaran yang ada saat ini
telah mengarah pada pembelajaran e-learning dengan menggunakan teknologi canggih berupa
komputer, laptop atau smartphone. Steknologi mampu memisahkan jarak saat pembelajaran tidak
dapat dilakukan antar guru dan siswa bukan sebuah penghalang dalam terjadinya proses
pembelajaran. Teknologi mampu meningkatkan proses belajar siswa, Karen teknologi mampu
mengeploitasi pengetahuan yang mereka miliki (Heru, 2018). Selain itu Hanum (2013)
menjelakan bahkan dengan adanya e-learning sebagai media pembelajaran menambah antusias
siswa dan memberikan pengalaman baru pada siswa. E-learning merupakan suatu proses
pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi berupa komputer yang dilengkapi dengan
sarana telekomunikasi dan multimedia seperti grafis, audio dan video sebagai media utama
dalam penyampaian materi dan interaksi guru dan siswa (Santoso, 2009). Dalam e- learning
terdapat learning throught mail, radio, tv dan sebagainya, dan online learning. Pada pembahasan
ini peneliti berfokus pada online learning. Online learning sebagai pemanfaatan teknologi
Internet untuk mendistribusikan materi pembelajaran, sehingga siswa dapat mengakses dari
mana saja. Sehingga, dapat dipahami bahwa online learning adalah bagian dari pembelajaran
jarak jauh sedangkan pembelajaran on-line adalah bagian dari e-learning. UNESCO dalam
menanggapai hal ini sangat mendukung penuh karena dalam misinya yaitu dapat mewujudkan
Pendidikan sepanjang hayat dan pendidikan untuk semua. Indonesia dalam Undang Undang
Sistem Pendidikan Nasional no 20 tahun 2003 yang berbunyi setiap warga negara berhak
mendapatkan kesempatan meningkatkan Pendidikan sepanjang hayat (Sisdiknas, 2003).
Sehingga, Konsep ini sangat relevan dan cocok diterapkan pada skala besar dengan sebuah
system yang telah direncanakan dalam penggunaan e-learning pendidikan jarak jauh, pendidikan
sepanjang hayat dan pendidikan untuk semua walaupun dalam keadaan pandemic seperti saat ini
akan tetap terlaksana dengan baik.

D. METODE PENELITIAN

Pada saat ini seluruh dunia telah dilanda pandemik, seluruh aspek kehidupan terdampak
imbasnya termasuk pada system Pendidikan. Hampir seluruh negara menutup akses
pembelajaran tatap muka di kelas, temasuk Indonesia. Pemerintah Indonesia telah menutup akses
pembelajaran tatap muka sejak 16 Maret 2020 untuk mengurangi penyebaran virus 2019-nCov
saat ini, seluruh kegiatan pembelajaran menjadi pembelajaran jarak jauh dengan guru dan siswa
berada di rumah masing-masing. Dengan adanya perubahan sistem pembelajaran, guru dan
murid mengalami adaptasi dan banyak kendala sehingga memunculkan pertanyaan mengenai
kelayakan akan sistem yang dianut saat ini.
Sehingga, dengan ini penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian studi kasus agar
peneliti mengetahui lebih dalam mengenai kasus yang telah terjadi dari berbagai aspek.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang berusaha menemukan makna, menyelidiki
proses, dan memperoleh pengertian dan pemahaman yang mendalam dari individu, kelompok,
atau situasi (Abdulmajid et al., 2017)

Selain itu, penelitian ini pula menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian
kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan
dan perilaku yang dapat diamati dari orang-orang (subyek) itu sendiri. (Ratmilah, 2013)
Sedangkan, Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala,
peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang (Rohmah, 2016).

Dalam hal ini peneliti berusaha mendeskripsikan hasil penelitian secara naratif untuk
memperoleh data peneliti menggunakan sumber data peneliti yang diperoleh dari narasumber
atau informan, tempat dan pristiwa, dan dokumen hasil penelitian peneliti dilakukan dengan
teknik pengambilan purposive sampling. Sample yang diambil disesuaikan dengan kebutuhan
yang peneliti butuhkan. Teknik pengumpulan data dengan melalui observasi dan wawancara.
Untuk melakukan validasi data peneliti menggunakan teknik uji validitas data melalui triangulasi
metode.

Untuk teknik analisis data menggunakan analisis interaktif dengan proses analisis data
dengan tiga komponen utama yang dimulai dari pengumpulan data dengan tahap- tahap (1)
Reduksi data yaitu proses penyederhanaan atau proses seleksi data sesuai dengan kebutuhan
peneliti. (2) Sajian data merupakan proses deskripsi dalam bentuk narasi dengan tujuan agar hasil
penelitian dapat dipahami lebih mudah, (3) Penarikan kesimpulan atau verifikasi, penarikan dan
verifikasi data peneliti dilakukan agar data yang diperoleh mudah dan benerbenar dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. (Subekti et al., 2017)

Dalam penelitian ini peneliti melalui beberapa prosesur penelitian dengan langkahlangkah
sebagai berikut: (1) Persiapan, dimulai dari peneliti mengajuan judul sampai pada mengurus
administrasi untuk penelitian, (2) Pengumpulan Data, dilakukan untuk memperoleh data yang
mendukung jawaban rumusan masalah. (3) Analisis Data, (4) Penyusunan Laporan Penelitian,
bertujuan agar hasil penelitian lebih sistematis (Subekti et al., 2017)
E. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut Hasil penelitian Analisis Media Pembelajaran E-Learning Melalui Pemanfaatan


Teknologi Dalam Pembelajaran Matematika Pada Siswa di Rumah:

1. Terdapat penerapan media pembelajaran menggunakan e-learning melalui pemanfaatan


teknologi dalam pembelajaran matematika pada siswa di rumah, pada hal ini guru menggunakan
WhatsApp sebagai pemberitahuan pada siswa, Classroom sebagai penunjang dan pemanfaatan
google drive untuk memberikan materi, tugas berupa Quiz dan diskusi online.

2. Pada hasil wawancara didapat bahwa pada awal pembelajaran siswa merasa kesulitan dalam
melakukan pembelajaran hal ini didasarkan karena adanya adaptasi antar guru dan siswa namun
setalah dilakukan pembelajaran terus menerus menggunakan pembelajaran e-learning siswa
memiliki ketertarikan dalam melakukan pembelajaran.

3. Hasil observasi peneliti mendapati siswa dalam proses pembelajaran telah mengikuti kegitan
belajar dengan penerapan media e-learning dan memanfaatkan teknologi yang dimilikinya untuk
mengakses jaringan internet. Siswa menggunakan Komputer, laptop dan smartphone sebagai
penunjang pembelajaran.

4. Pada saat proses pembelajaran berlangasung guru Matematika dan siswa keduanya
memanfaatkan teknologi yang dimilki dalam proses pembelajaran

5. Secara umum guru matematika sudah menerapkan media pembelajaran berbasis elearning
melalui pemanfaatan teknologi dan siswa juga mampu mengikuti proses pembelajaran dengan
baik ketika media pembelajaran diterapkan oleh guru.

Dampak dari penerapan Media Pembelajaran E-Learning Melalui Pemanfaatan Teknologi Dalam
Pembelajaran Matematika Pada Siswa di Rumah adalah

1. Berdasarkan hasil wawancara bahwa penerapan Media Pembelajaran E-Learning melalui


pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran matematika pada siswa dalam proses pembelajaran
berdampak pada cara berpikir siswa, dan kemampuan membangun pemahaman menggunakan
bahasa yang lebih sederhana dan mudah dipahami siswa.
2. Penerapan media pembelajaran ini menjadi salah satu inovasi baru di kalangan siswa yang
sebelumnya hanya menggunakan pembelajaran tatap muka di kelas yang dipilih oleh guru,
proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan media pembelajaran berbasis e-leraning ini
adalah pembelajaran yang terencana dan bisa diikuti oleh seluruh siswa dengn guru memberikan
arahan kepada setiap orang tua/wali siswa melalui aplikasi WhatsApp dan orang tua/wali siswa
memberikan informasi tersebut pada siswa, hal ini dikarenakan tidak semua siswa sudah
memiliki smartphone sendiri.

3. Proses pembelajaran dalam kelas maupun di luar kelas menjadi hidup dan siswa antusias
melakukan pembelajaran karena merupakan hal baru yang menyenangkan bagi siswa dalam
mengikuti pembelajaran walau sebelumnya terjadi adaptasi terlebih dahulu dengan banyaknya
keluhan antar dua pihak yaitu guru dan siswa. Dalam kelas siswa melaksanakan instruksi guru
yaitu memahami materi, mencari referensi lain di internet, diskusi online dan melakukan Quiz
sedangkan di luar kelas terjadi kerjasama antar siswa yang lainnya dalam memecahkan sebuah
masalah.

F. KESIMPULAN

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan, bahwa adanya media pembelajaran eLearning


melalui pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran matematika di rumah pada kondisi pandemic
saat ini dalam penerapannya telah sesuai prinsip dan pertimbangan memilih media pembelajaran
yang tepat pada saat ini, yang dikenal dengan istilah ACTION (Access, Cost, Technology,
Interactivity, Organization, Novelety), meskipun dalam pelaksanaan dan penerapannya ada
beberapa faktor yang belum berperan optimal karena berdasarkan indikator diterapkannya media
pembelajaran berbasis internet di rumah ada salah satu indikator yang belum terpenuhi yaitu
faktor teknologi.

Pada pembelajaran berbasis e-learning guru memanfaatkan proses pembelajaran untuk


membentuk pengetahuan, kecakapan dan karakter sesuai dengan keterampilan abad 21 yaitu
siswa dituntut mempunyai keterampilan 4C yaitu: kreativitas (creativity), kemampuan berpikir
kritis (critical thinking), berkomunikasi (communication), dan berkolaborasi (collaboration).
Selain itu pada pembelajaran berbasis e-lerning melalui pemanfaatan teknologi dalam
pembelajaran matematika di rumah sebagai dampak 2019-NCoV terdapat dampak, baik dampak
positif maupun dampak negatif yang berpengaruh pada guru dan siswa. Saat ini pembelajaran
berbasis e-laerning berpangaruh positif terhadap cara berfikir siswa dalam memecahkan masalah
dalam kegiatan pembelajaran, berfikir kritis, mandiri dan berani berargumen ditunjukkan dengan
adanya diskusi yang hidup dalam kelas, terbentuk peningkatan struktur bahasa pada siswa karena
siswa dilatih untuk berdiskusi secara rutin, pencarian informasi melalui internet dapat membuka
wawasan siswa dan memanfaatkan kecanggihan teknologi dengan maksimal. Siswa dipaksa
untuk melek teknologi sehingga haL ini akan mempengaruhi kehidupan siswa di masa yang akan
datang, pemanfaatan manajemen waktu, siswa dilatih untuk mengelola waktu secara mandiri
untuk melakukan kelas online dalam setiap kegiatan pembelajaran, dilatih pula untuk
menentukan prioritas dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Selain itu, dampak
negatifnya adalah pada perilaku belajar, siswa merasa malas membuka sumber dari buku, baik
buku pegangan fisik maupun e-book, terutama jika pembelajaran hanya dilakukan dengan
memberikan soal atau quiz, siswa lebih memilih untuk mencari jawaban yang langsung dari
internet mengenai soal tersebut. Siswa pula terganggu dengan iklan yang muncul dalam
mengakses internet sehingga orang tua atau wali harus lebih awas dalam mengontrol kegiatan
siswa terlebih iklan yang muncul tidak semuanya baik. Selain itu dampak negatif lainnya adalah
sumber referensi, karena malasnya siswa dalam membaca buku baik buku fisik maupun e-book,
jurnal dan sumber resmi lainnya seringkali siswa mendapati sumber referensi yang salah.
JURNAL 4
A. IDENTITAS JURNAL
1. Nama jurnal : Jurnal pengabdian masyarakat borneo
2. Volume : 01
3. Nomor :2
4. Halaman : 6 Halaman
5. Tahun terbit : tahun 2017
6. Judul jurnal : pemanfaatan teknologi computer sebagai media pembelajaran
pada guru matematika
7. Nama penulis : Moh Zayadi, Lili Supardi, Septiyadini Misriyana

B. ABSTRAK

Di daerah Tlanakan Pamekasan, banyak para guru MTS yang hanya menggunakan media
secara manual saja dalam pembelajaran yang dilakukannya. Ada beberapa alas an diantaranya
yaitu kurangnya pengetahuan mereka dalam penggunaan aplikasi komputer untuk menciptakan
suatu media yang berbasis teknologi. Aplikasi tersebut berupa software geogebra dan maple yang
nantinya bisa diterapkan oleh para guru. Software seperti ini sudah banyak diaplikasikan sebagai
alat pembelajaran di sekolah negeri. Target yang ingin dapat meningkatkan pemahaman guru
tentang peranan media pembelajaran pada umumnya dalam pembelajaran matematika, khusunya
yang berbasis teknologi dan meningkatkan keterampilan guru dalam menggunakan geogebra dan
maple untuk membuat media pembelajaran matematika virtual.

C. PENDAHULUAN

Dalam pembelajaran matematika siswa diharapkan mampu menguasai konsep-konsep, teori


serta prinsip-prinsip penerapannya. Oleh karena itu, setiap guru perlu memahami secara baik
peran dan fungsi strategi dalam pelaksanaan proses pembelajaran (Zayyadi, 2014). Salah satu
strategi yang digunakan dengan media pembelajaran, dengan penggunaan media pembelajaran
diharapkan mampu mempermudah siswa untuk menerima konsep matematika yang memang
abstrak adanya. Media pembelajaran disini dapat berupa media manual ataupun berbasis IT
(media virtual).

Ada beberapa alasan, yang diungkapkan oleh beberapa guru matematika dari beberapa
sekolah yang telah kami survei mengenai minimnya pemanfaatan teknologi dalam proses
pembelajaran. Diantaranya yaitu, kurangnya pengetahuan mereka dalam penggunaan aplikasi
komputer untuk menciptakan suatu media yang berbasis teknologi.

Berdasarkan analisis situasi dan tinjauan dari berbagai sumber informasi yang berkaitan
dengan sistem pembelajaran maka dapat disimpulkan bahwa guru matematika khususnya guru
MTS disekolah Tlanakan Pamekasan masih memerlukan pelatihan tentang media pembelajaran
dengan pemanfaatan teknologi yang dapat memudahkan siswa dalam memahami konsep
matematika yang bersifat abstrak sehingga dapat di konkretkan.

D. METODE PENELITIAN

Beberapa alternatif yang mungkin dilakukan untuk memecahkan latar belakang


permasalahan diantaranya: Memberikan pelatihan media tentang pembelajaran yang seharusnya
dilakukan oleh MGMP mata pelajaran matematika untuk Lembaga SMP/MTS kecamatan
Tlanakan. Memberikan pelatihan tentang teknologi computer berupa geogebra dan maple kepada
guru-guru mata pelajaran matematika SMP/MTS kecamatan Tlanakan berdasarkan analisis
situasi dan pemaparan salah satu guru di salah satu Lembaga MTS bahwa kerangka pemecahan
masalah yang pertama belum direalisasikan dan hanya sebatas wacana dan wacana. Mereka
masih hanya berpatokan pada media yang bersifat manual. Selanjutnya pada kegiatan
pelaksanaan akan diberikan pelatihan cara mengoperasikan software sebagai media
pembelajaran.

E. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dengan penggunaan media pembelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar dapat
mempermudah pemahaman materi-materi yang membutuhkan sesuatu yang konkrit dan dapat
langsung dipahami oleh siswa. Media pembelajaran tidak selalu berbentuk alat peraga. Secara
umum software geogebra akan menyediakan pengalaman langsung kepada siswa dalam belajar.

Berikut salah satu penggunaan geogebra dalam pembelajaran matematika seperti pada
gambar 1. Sebagai alah hitung computer dapat melakukan perhitungan untuk mencari logaritma,
perbandingan trigonometri, operasi hitung dan sebagainya.

F. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:

1) Kegiatan pengabdian mendapatkan respon positif dari guru-guru matematika SMP/MTS


dikarenakan dapat membantu guru-guru dalam mengerjakan soal matematika. Pemberian
modul dan aplikasi juga membantu peserta dalam mengoperasikan Langkah-langkah
aplikasi tersebut karena dalam pengabdian tidak hanya praktek saja tetapi juga teori yang
disampaikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis respon yang secara garis besar guru-
guru menyatkan “iya” merasa terbantu dengan adanya pelatihan ini.
2) Berdasarkan hasil temuan diatas, tim memberikan saran sebagai berikut: adanya tindak
lanjut dan evaluasi terhadap peserta dalam menggunakan modul dan aplikasi yang
diberikan oleh tim pengabdian untuk di aplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar dan
perlunya perluasan kegiatan pengabdian yang tidak hanya dalam lingkup kecamatan saja
tetapi juga dalam lingkup kabupaten sehingga guru-guru lebih melek teknologi dan tidak
terlalu gaptek dalam teknologi yang semakin canggih.
JURNAL 5
A. IDENTITAS JURNAL
1. Nama jurnal : Jurnal ilmiah kependidikan
2. Volume : 10
3. Nomor : 01
4. Halaman : 9 Halaman
5. Tahun terbit : 2022
6. Judul jurnal : Analisis penggunaan teknologi informasi dan komunikasi pada
proses pembelajaran matematika di kelas V SD negeri 2 kebumen tahun tahun ajaran
2020/2021
7. Nama penulis : Bimby Haly Irawan, Wahyudi, Ngatman

B. ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran matematika
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. (2) mengetahui kelebihan dan (3) kendala
dalam pelaksanaan pembelajaran matematika menggunakan teknologi informasi dan komunikasi
dikelas V SD Negeri 2 Kebumen.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan observasi, wawamcara, dokumen dan angket.
Data hasil penelitian diperoleh dari beberapa sumber seperti kepala sekolah, guru kelas V, dan
siswa didampingi orangtua kelas V SD Negeri Kebumen.

C. PENDAHULUAN

Tahun 2020 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pada tahun ini setiap aspek kehidupan
mengalami perubahan karena adanya pandemic covid-19. Pandemic covid-19 pertama kali
muncul diakhir tahun 2019 tepatnya di wuhan, china. Semua kegiatan yang mengharuskan keluar
rumah harus memperhatikan protokol Kesehatan seperti masker, menjaga jarak, dan mencuci
tangan untuk mengurangi resiko terpapar virus.

Proses pembelajaran daring menurut Dewi Wahyu (2020: 58) harus didukung dengan
ketersediaannya perangkat pembelajaran online seperti komputer, laptop, dan smartphone. Selain
itu, dalam pembelajaran matematika dituntut kegiatan mental yang relative tinggi. Pembelajaran
matematika yang terkenal abstrak tentunya menuntut semua pihak untuk dapat memanfaatkan
kemajuan teknologiyang ada sebagai metode baru melaksanakan proses pembelajaran.

D. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Sumber data
penelitian ini yakni kepala sekolah, guru kelas V, dan siswa kelas V beserta orangtua wali.
Observasi digunakan untuk mengetahui proses penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
yang digunakan selama proses pembelajaran dilakukan pembelajaran daring, mengetahui
kelebihan dan kelemahan yang ditemui langsung dilapangan mengenai penggunan teknologi
informasi dan komunikasi pada proses pembelajaran matematika. Dokumen digunakan untuk
mendukung data penggunaan TIK melalui silabus dan RPP.

Analisis data menggunakan model analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman yang
meliputi reduksi data, penyajian data, dan verifikasi untuk mendeskripsikan penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi pada proses pembelajaran matematika dikelas V SD Negeri
2 Kebumen.

E. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penyajian data hasil penelitian akan dipaparkan dalam tiga fokus yaitu penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi, kemudahan dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
dan kekurangan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran
matematika dikelas V SD Negeri 2 Kebumen.
Berdasarkan hasil penilaian pembelajaran matematika materi bangun ruang, dapat diketahui
bahwa siswa mampu memperoleh hasil Latihan soal yang baik. Hal tersebut sesuai dengan hasil
penelitian anugrahana. Tidak senang berdiskusi melalui HP, hasil wawancara menyatakan bahwa
siswa kurang suka melakukan pembelajaran matematika secara daring menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi.

Wali kelas V SD Negeri 2 Kebumen, juga menyatakan bahwa secara pribadi maupun
pendapat guru di SD Negeri 2 Kebumen, proses pembelajaran yang dilakukan lebih memilih
pembelajaran offline daripada pembelajaran yang secara penuh menggunakan teknologi
informasi dan komunikais dalam proses penyampaian materi. Soal yang diberikan berjumlah 2
soal, soal pertama lebih mengarah pada analisis bangun arah ruang kubus, siswa diminta mencari
rusuk, sisi, dan jumlah sudut.

F. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan seperti yang dijelaskan sebelumnya dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1) Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi pada pembelajaran matematika di SD


Negeri 2 Kebumen sudah diterapkan dan digunakan selama proses pembelajaran dengan
baik. Data observasi, wawancara, dan angket menunjukan bahwa SD Negeri 2 Kebumen
sudah sepenuhnya melaksanakan pembelejaran matematika menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi melalui pembelajaran daring selama masa pandemi covid-18.
Perangkat lunak yang digunakan selama proses pembelajaran matematika adalah
whatsapp.
2) Faktor kemudahan dalam pelaksanaan pembelajaran matematika menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi di SD Negeri 2 Kebumen dapat dilihat dari hasil angket dan
wawancara dengan siswa kelas V, wali kelas V, dan kepala sekolah SD Negeri 2
Kebumen antara lain yaitu pembelajaran yang lebih fleksibel dari segi waktu, kemudahan
dalam mengoreksi tugas siswa karena sudah terdata langsung melalui grup whatsapp,
tidak harus datang ke sekolah, dalam proses belajar dapat didampingi oleh orang tua,
dapat mengakses jaringan internet untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan oleh guru, dapat bermain handphone, dan siswa tidak cepat
merasa bosan.
3) Faktor kendala dalam pelaksanaan pembelajaran matematika menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi di SD Negeri 2 Kebumen dapat dilihat dari hasil angket dan
wawancara dengan siswa kelas V, wali kelas V, dan kepala sekolah SD Negeri 2
Kebumen antara lain tidak semua siswa memiliki HP pribadi, materi pelajaran
matematika sulit dipahami, dan tidak suka berdiskusi melalui HP. Solusi dalam mengatasi
kendala dalam pelaksanaan pembelajaran matematika menggunakan teknologi informasi
dan komunikasi yaitu siswa harus lebih aktif dalam mengantisipasi tidak adanya HP
dengan memastikan ketersediaan HP orang tua untuk digunakan pagi hari dan harus katif
mencari teman atau tetangga yang memiliki HP untuk mencatat materi dan menulis soal
yang diberikan, terkait dengan pemahaman materi matematika guru di tuntut lebih
inofatif menggunakan media lain selain whatsapp seperti zoom ,dan google meet untuk
menyampaikan materi pembelajaran agar mudah dipahami oleh peserta didik, selain agar
mudah dipahami oleh siswa penggunaan aplikasi video call seperti zoom, dan google
meet juga akan mempermudah guru untuk menyampaikan materi yang disampaikan, guru
lebih leluasa menerangkan materi pembelajaran matematika yang konkrit dan lebih jelas.
Hal tersebut juga menjadi hal baru bagi peserta didik agar suka melakukan diskusi secara
online.

Anda mungkin juga menyukai