Anda di halaman 1dari 10

JPPSI: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia

Volume 3, Nomor 1, April 2020


ISSN: 2623-0852

ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA


BERBASIS ARGUMENT MAPPING

Muhamad Ikhwanus Shofa1, I Wayan Redhana2, Putu Prima Juniartina3


123Program Studi S1 Pendidikan IPA
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia.

e-mail: {muhamad.ikhwanus.shofa, wayan.redhana,


prima.juniartina}@undiksha.ac.id

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mengumpulkan informasi awal untuk merancang draft media
pembelajaran IPA berbasis argument mapping. Metode yang digunakan dalam pengumpulan
informasi awal adalah studi literaur dan studi lapangan. Studi litertur dilaksanakan dengan
mengumpulkan penelitian dan sumber yang relevan serta mengkaji konsep-konsep pada
materi IPA sebagai dasar pengembangan multimedia interaktif berbasis argument mapping
sedangkan studi lapangan dilakukan dengan cara terjun langsung dan menyebarkan angket
kebutuhan media menggunakan google form ke beberapa sekolah di Kecamatan Buleleng
dan Kecamatan Sawan. Berdasarkan studi literatur multimedia interaktif berbais argument
mapping merupakan media yang dapat membantu siswa dalam memahami konsep
pembelajaran IPA melalui penyusunan argument. Berdasarkan analisis konsep IPA pada
materi energi dalam sistem kehidupan menunujukkan bahwa 46% konsep yang terkandung
pada materi tersebut tergolong konsep abstrak, sedangkan konsep kongkri yang terkandung
hanya 20%. Siswa akan merasa sulit untuk memahami materi yang tergolong abstrak,
sehingga membutuhkan bantuan unrtuk memahami konsep abstrak tersebut melalui media
pembelajaran. Berdasarkan studi lapangan diketahui 82,3% siswa merasa sulit memaham
materi IPA dan 59,7% siswa merasa belum cukup jika hanya mendengarkan penjelasan guru
sehingga 92,3% guru dan 99% menganggap bahwa penggunaan multimedia interaktif dalam
proses pembelajaran memang diperlukan. Setelah memahami apa yang dimaksud dengan
argument mapping seluruh guru dan 97,5% siswa menyatakan tertarik dan ingin
menggunakan multimedia tersebut dalam proses pembelajaran.

Kata kunci: analisis kebutuhan, multimedia interakti, argument mapping

Abstract
The purpose of this study was to collect initial information to design a science learning media
draft based on argument mapping. The methods used to collect initial information were
literature studies and field studies. Literature studies were carried out by collecting relevant
research and sources and reviewing concepts in science materials as the basis for interactive
multimedia development based on argument mapping. Meanwhile, field studies were
conducted by involving in and distributing questionnaires for media needs using google form
to several schools in Kecamatan Buleleng and Kecamatan Sawan. Based on the study of
interactive multimedia literature, the argument mapping is a media that can help students
understand the concept of science learning through the preparation of arguments. Based on
the analysis of the science concept in energy matter in the life system, it showed that 46% of
the concepts contained in the material were classified as abstract concepts, while the
conception of the Chinese contained only 20%. Students would find it difficult to understand
material that is classified as abstract, so it needs a help to understand the abstract concept
through learning media. Based on field studies, it was known that 82.3% of students found it
difficult to understand science material and 59.7% of students felt that it was not enough if
they only listened to teacher explanations. So, 92.3% of teachers and 99% considered that
the use of interactive multimedia in the learning process was absolutely needed. After
understanding what is meant by the argument mapping, all teachers and 97.5% of students
expressed interest and wanted to use the multimedia in the learning process.

Keywords: needs analysis, interactive multimedia, argument mapping

31
PENDAHULUAN adalah hal yang paling mempengaruhi
Undang-Undang Sistem Pendidikan sistem pendidikan di dunia saat ini.
Nasional No 20 tahun 2003 menyatakan Sehingga penggunaan multimedia dalam
bahwa tujuan pendidikan nasional adalah pembelajaran merupakan tuntutan baru
mengembangkan potensi peserta didik agar dalam pelaksanaan pembelajaran saat ini.
menjadi manusia yang beriman dan Pelaksanaan kurikulum 2013 ini
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, masih kurang maksimal, hal ini didasarkan
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, oleh hasil literasi PISA 2015 yang
kreatif, mandiri dan menjadi manusia yang menunjukkan bahwa kemampuan Sains
bertanggung jawab. Indonesia mendapatkan katagori rendah
Menurut UU RI No. 20 tahun 2003 dengan perolehan skor 403 dan baru bisa
tentang sistem pendidikan nasional, menduduki peringkat 69 dari 76 negara.
kurikulum adalah seperangkat rencana dan Sedangkan menurut peneletian TIMSS
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan 2015 International Result in Science, yaitu
pelajaran, serta sebagai pedoman sebuah studi yang mengukur pencapaian
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran hasil belajar peserta didik IPA di berbagai
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Negara di dunia, menyebutkan bahwa
Pelaksanaan kurikulum 2013 Indonesia menempati posisi 36 dari 49
memiliki tuntutan-tuntutan baru dalam negara yang ikut serta dalam studi.
pelaksanaanya, maka dari itu kemampuan Kualitas pembelajaran yang baik
guru juga perlu ditingkatkan agar mampu memerlukan berbagai upaya untuk
memenuhi tuntutan-tuntutan dalam mewujudkanya, upaya tersebut adalah
kurikulum 2013 demi tercapainya tujuan dengan memenuhi fasilitas pendukung
pendidikan dan mengahasilkan lulusan pembelajaran, salah satu diantaranya
yang kompeten di semua ranah baik di adalah multimedia interaktif. Multimedia
ranah kognitif, afektif dan psikomotor. interaktif dapat memberikan informasi
Pelaksanaaan kurikulum 2013 dengan tepat dan dapat diaplikasikan
sesungguhnya telah diatur dalam peraturan langsung dalam media, dan mampu
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan meningkatkan motivasi belajar siswa
Nomor 65 tahun 2013 Pemerintah dengan penggunaan tampilan media yang
menetapkan beberapa prinsip yang harus menarik.
dijadikan dasar dalam melaksanakan Rendahnya kemampuan guru dalam
proses belajar mengajar di kelas misalnya membuat sebuah media merupakan faktor
guru harus memanfaatkan teknologi utama yang menyebabkan rendahnya
informasi dan komunikasi untuk capaian prestasi belajar Indonesia,
meningkatkan efisiensi dan efektivitas kurangnya keterampilan tenaga pendidik
pembelajaran. Hal ini selaras dengan dalam pengelolaan pembelajaran. media
Rencana Strategis Kemdiknas Tahun 2010- untuk membantu peserta didik memahami
2014 Bab IV tentang Penguatan dan konsep berimplikasi terhadap rendahnya
Perluasan Pemanfaatan TIK di Bidang prestasi belajar peserta didik (Idris, 2008).
Pendidikan, maka pada tahun 2010-2014, Gagne dalam Hiedayat dan Sulistyowati
dilakukan penguatan pemanfaatan TIK (2010) menyatakan bahwa media adalah
untuk e-pembelajaran, e-manajemen dan e- berbagai jenis komponen dalam lingkungan
layanan misalnya dalam penyediaan sarana siswa yang dapat merangsang siswa untuk
dan prasarana TIK. Berdasarkan kebijakan belajar. Jika guru masih rendah dalam
tersebut, maka guru dituntut untuk dapat mengembangkan dan memilih media yang
mengembangkan sumber belajar berbasis tepat maka tujuan pembelajaran dikelas
TIK. Hal ini juga didukung oleh tidak akan tercapai secara maksimal.
perkembangan teknologi digital di era Siswa yang sulit menyerap materi
Industri 4.0 yang saat ini telah membawa dapat dibantu dengan media dan simulasi
perubahan dan mempengaruhi berbagai sehingga siswa terbantu dalam memahami
aspek kehidupan manusia, termasuk di materi. Mata pelajaran IPA memiliki
bidang pendidikan. Hoyles & Lagrange konsep-konsep abstrak yang dapat
(2010) menegaskan bahwa teknologi digital menimbulkan miskonsepsi (Lilisari et al.,

32
2016). Materi pada mata pelajaran IPA evaluasi ini memberikan dampak positif
sangat beragam, beberapa materi dapat di terhadap produk yang dikembangkan,
praktekkan langsung didalam kelas, dan dengan adanya tahap evaluasi pada setiap
bebrapa materi hanya dapat dibayangkan tahapan akan meminimalisisr tingkat
oleh siswa. kesalahan atau kekurangan produk pada
Media yang akan dikembangkan tahap akhir pengembangan.
oleh peneliti adalah multimedia interaktif Fase pertama pada penelitian ini
berbasis argument mapping. Multimedia ini adalah fase analisis, fase ini merupakan
menjadi salah satu pilihan karena media ini fase pengumpulan informasi (need
dapat meningkatkan pemahaman siswa assessment). Metode yang digunakan
serta mampu mengajak sisiwa aktif dalam dalam pengumpulan informasi awal adalah
proses pembelajaran dan mampu melatih studi literaur dan studi lapangan. Studi
siswa dalam membuat argumen mereka litertur dilaksanakan dengan
sendiri. Redhana (2010) menyatakan mengumpulkan penelitian dan sumber yang
bahwa peta argumen merupakan sebuah relevan serta mengkaji konsep-konsep
cara yang dapat memacu pembuatan pada materi IPA sebagai dasar
arguemen sehingga peserta didik akan pengembangan multimedia interaktif
memperoleh pengalaman menganalisis dan berbasis argument mapping sedangkan
mengevaluasi kriteria penyusunan studi lapangan dilakukan dengan cara
argumen. Berdasarkan uraian tersebut terjun langsung dan menyebarkan angket
dapat disimpulkan bahwa perlu kebutuhan media menggunakan google
dikembangkan multimedia berbasis peta form ke beberapa sekolah di Kecamatan
argumen untuk meningkatkan pemahaman Buleleng dan Kecamatan Sawan.
siswa dalam penguasaan suatu konsep
melalui penyusunan argumen. HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun tujuan penelitian iniadalah Analisis kebutuhan sebagai dasar
sebagai studi awal pengumpulan informasi pengembangan media pengembangan
dalam rangka analisis kebutuhan untuk multimedia intraktif berbasis argument
merancang draf media pembelajran IPA mapping merupakan kegiatan awal yang
berbasis argument mapping. Analisis sebelum mengembangkan multimedia
kebutuhan dilakukan melalui studi literatur interaktif berbasis argument mapping.
dan studi lapangan. Studi literatur dengan Analaisis yang dilakkukan adalah
mencermati kurikulum sekolah dan konsep studi literatur mengenai multimedia
materi IPA dikelas VII semester I. studi interaktif berbasis argument mapping serta
lapangan dilakukan dengan pengumpulan analisis konsep materi yang dimuat dalam
informasi terkait penggunaan media dalam multimedia.
proses pembelajaran.
Multimedia Interaktif
METODE Menurut Heinich et al., (2001) media
Penelitian ini merupakan jenis adalah komponen sumber belajar atau
penelitian pengembangan atau Research wahana fisik yang mengandung materi
and Development (R&D). Sugiyono (2009) instruksional dilingkungan pesera didik
penelitian pengembanagan bertujuan untuk yang dapa merangsang peserta didik untuk
menghasilkan produk dan menguji belajar. Penggunaan media dalam proses
kelayakan produk tersebut. Terdapat pembelajaran dapat meningkatkan hasil
berbagai model peneltian pengembangan, belajar, membantu dalam memahami
setiap model pengembangan memiliki konsep abstrak, memusatkan perhatian
tahapan dan karakteristik tersendiri, siswa, meningkatkan kemampuan berpikir
misalnya Borg and Gall, 4D dan Addie. kreatif siswa dan membuat pembelajaran
Model ADDIE menjadi pilihan lebih menarik (Ali, 2009). Hal ini selaras
peneliti karena pada tahapan model ADDIE dengan Oyedele (2013) yang menyatakan
memberikan peluang untuk melakukan penggunaan media dalam proses
evaluasi terhadap aktifitas pengembangan pembelajaran secara signifikan mampu
disetiap tahap (Tegeh et al., 2014). Tahap meningkatkan hasil belajar siswa.

33
Selain peningkatan hasil belajar disarankan dalam pembelajaran karena
penggunaan media juga dapat melatih cukup efektif karena mereka dapat
siswa dalam memahami konsep. Andrade termotivasi oleh gambar-gambar dan
et al., (2008) mengungkapkan bahwa animasi menarik. Selain meningkatkan
penggunaan multimedia interaktif dalam motvasi belajar penggunaan multimedia
proses pembelajaran membuat siswa interaktif juga dapat meningkatkan minat
memiliki cara pandang yang berbeda belajar, kemampuan penguasaan konsep,
dalamm memahami konsep dan memiliki serta meningkatkan kemampuan berpikir
daya ingat yang lebih lama. Penggunaan kritis siswa.
media dalam proses pembelajaran dapat
merubah mindset siswa dalam proses Argument Ampping
pembelajaran dari siswa yang menganggap Pemetaan argumen menurut Davies
belajar itu susah menjadi menyenangkan (2010) merupakan pemetaan yang
melalui pembelajaran berbasis ICT. berfokus pada peta struktur inferensial dan
(Anwariningsih dan Ernawati. 2013) koneksi logis yang dapat memberikan
Multimedia juga dapat dipadukan penjelasan struktur yang disimpulkan
dengan hal baru untuk mencapai tujuan sebuah argumen. Pemetaan argumen
yang tertentu. Fatma Taşkin Ekici & Sultan menampilkan koneksi inferensial antara
Pekmezci (2015) mengungkapkan bahwa proposisi dan konten (isi), dan untuk
pembelajaran menggunakan media ICT mengevaluasi validitas struktur dan premis
yang didukung narasi dalam pengajaran suatu argumen.
sains dapat meningkatkan persepsi self- Menurut Redhana (2010) peta
efficacy siswa. Sehingga dapat argumen merupakan sebuah cara yang
meningkatkan kemampuan generatif yang dapat memacu pembuatan arguemen
dimiliki individu meliputi kognitif, sosial, dan sehingga peserta didik akan memperoleh
emosi. pengalaman dalam menganalisis dan
Osman (2014) menyatakan modul mengevaluasi kriteria penyusun argumen.
multimedia yang dipadukan dengan Sehingga peta argumen juga dapat
Pedagogical Agents (animasi pengganti meningkatkan kemampuan pemahaman
guru) dapat meningkatkan kesadaran konsep siswa (Oktafia, 2014).
metakognitif siswa. Multimedia tersebut Penggunaan argument mapping
dapat membuat peseta didik mengetahui juga dapat meningkatkan kemampuan
apa yang harus mereka ketahui pada topik berpikir kritis siswa karena berpikir kritis
yang sedang dipelajari. Penggunaan merupakan berpikir evaluatif dan
multimedia dengan bantuan PAS dapat berhubungan dengan argumen (Fisher,
meningkatkan motivasi belajar siswa dan 2009). Penggunaan metode peta argumen
mengkaitkan konsep pengetahuan yang terfokus pada pembuatan hubungan data
dimiliki oleh siswa terkait materi yang yang logis, penalaran atau kesimpulan
dipelajari dengan pembelajaran diantara proposisi yang ada (Gelder, 2007)
sebelumnya sehingga siswa dapat Sehingga peta argumen dapat
membuat hubungan antara konsep belajar menggambarkan struktur argumen untuk
sebelumnya dan konsep-konsep baru. meningkatkan berpikir kritis seseorang
Multimedia interaktif dapat (Sbarski, et al., 2008).
meningkatkan kemampuan berpikir kritis, Berdasarkan manfaat argument
hal ini diungkapkan oleh Mayer (2009), mapping yang mampu meningkatkan
keterampilan berpikir kritis siswa dapat kemampuan pemahaman konsep serta
dikembangkan dengan penggunaan media meningkatkankemampuan berkir siswa,
pembelajaran yang tepat, pemilihan media peneliti ingin mengembangkan multimedia
pembelajaran yang tepat dapat menetukan yang dipadukan argument mapping untuk
keberhasilan pengembangan keterampilan membantu siswa dalam memahami konsep
berpikir kritis siswa. serta dapat melatih siswa dalam
Berdasarkan penelitian-penelitian meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
penggunaan multimedia interaktif
menggunakan multimedia interaktif sangat

34
Analisis Materi metode yang dikembangkan oleh Herron
(dalam Tsaparalis & Kampourakis, 2000).
Studi literatur terhadap buku IPA Klasifikasi konsep menurut Herron
SMP Kelas VII semester I dilakukan untuk mencakup, 1) konsep konkret, 2) konsep
mngkaji kompetensi dasar dan analisis tanpa contoh yang dapat diamati/terlalu
konsep materi energi dalam sistem kecil sehingga tidak bisa diamati dengan
khidupan. Kompetensi dasar pada materi mudah atau abstrak, 3) konsep abstrak
energi dalam sistem kehidupan yaitu; (1) dengan contoh konkret, 4) konsep
Menganalisis konsep energi, berbagai berdasarkan prinsip, 5) konsep yang
sumber energi, dan perubahan bentuk melibatkan simbol, 6) konsep yang
energi dalam kehidupan sehari-hari menyatakan proses, 7) konsep yang
termasuk fotosintesis. (2) Menyajikan hasil menyatakan sifat dan atribut 8) konsep
percobaan tentang perubahan bentuk yang menyatakan sifat dan nama atribut.
energi, termasuk fotosintesis. Topik energi Topik energi dalam sistem kehidupan
dalam sistem kehidupan terdiri atas 6 sub memeiliki konsep yang tergolong konsep
topik yaitu: 1) konsep energi 2) sumber- absrak dengan contoh konkret, dan konsep
sumber energi 3) perubahan energi 4) yang menyaakan proses, dan konsep
metabolisme karbohidrat, protein, dan kongkret. Analisis konsep materi energi
lemak. 5) transformasi energi dan dalam sistem kehidupan disajikan dalam
metabolisme sel. 6) konsep fotosintesis. tabel.1
Konsep dan sub topik energi dalam
sistem kehidupan dianalisis menggunakan

Tabel 1
Analisis Konsep Materi Energi dalam Sistem Kehidupan
No Konsep Definisi kosep Jenis konsep
1 Konsep Energi Energi adalah kemampuan untuk melakukan Konkret
usaha (kerja) atau melakukan suatu perubahan.
2 Energi Potensial Energi potensial adalah energi yang dimiliki suatu Abastrak
benda akbat adanya pengaruh tempat atau
kedudukan dari benda tersebut.
3 Energi Kinetik Energi kinetik adalah energi yang dimiliki ketika Abstrak
suatu benda berpindah atau bergerak.
4 Energi Mekanik Adalah energi mekanik adalah hasil Abstrak
penjumlahan energi potensial dan energi kinetk.
Energi ini diasosiasikan dengan gerak dan posisi
dari sebuah objek.
5 Sumber Energi Sumber energi terbarukan adalah sumber energi Konkret
Terbarukan yang tidak dapat diperbaharui, sumber energi ini
diperoleh dari sumber daya alam yang waktu
pembentukannya tergolong sanga lama
6 Sumber Energi Sumber energi tak terbarukan adalah sumber Konkret
Tak Terbarukan energi terbarukan adalah sumber energi dengan
jumlah tak terbatas di alam.
7 Karbohidrat Karbohidrat adalah senyawa organik yang Abstrak
Sebagai Sumber tersusun atas karbon (C), hidrogen (H), dan
Energi oksigen (O). yang berperan sebagaisumber energi
yang menyediakan energi sebesar 4 kalori/gram.
8 Lemak Sebagai Lemak Adalah zat penghasil energi yang tersusun Abstrak
Sumber Energi atas unsur (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) yang
memiliki jumlah ikatan jauh lebih banyak,
perombakan pada ikatan ikatan kimia pada lemak

35
akan menghasilkan energi yang banyak.
9 Protein Sebagai Protein sebagai sumber energi adalah sumber Abstrak
Sumber Energi energi yang tersusun atas senyawa kimia yang
mengandung unsur karbon (C), hidrogen (H),
oksigen (O), nitrogen (N), pospor (P) dan sulfur
(S). Peran protein antara lain adalah sebagai
sumber energi yang menyediakan energi sebesar
4 kalori/gram, pembangun sel jaringan tubuh, dan
pengganti sel tubuh yang mengalami kerusakan
10 Transformasi Transformasi energi dalam sel adalah proses Konsep yang
Energi dalam perubahan energi dari satu bentuk kebentuk menyatakan
Sel lainnya yang terjadi dalam sel. proses
11 Metabolisme Sel Sisem pencernaan adalah reaksi kimia yang terjadi Abstrak
di dalam sel yang dapat menghasilkan energi
12 Sisem Sisem pencernaan adalah proses menerima Konsep yang
Pencernaan makanan, mengubahnya menjadi energi dan menyatakan
menegeluarkan sisa proses tersebut. proses
13 Metabolisme Metabolisme karbohidrat adalah proses kimia yang Konsep yang
Karbohidrat berlangsung dalam tubuh makhluk hidup untuk menyatakan
mengolah karbohidrat, baik itu reaksi pemecahan proses
(katabolisme) maupun reaksi pembentukan
(anabolisme).
14 Metabolisme Metabolisme protein adalah proses pemecahan Konsep yang
Protein protein. Dalam proses tersebut terjadi proses menyatakan
deskripsi dari proses fisik dan kimia menyebabkan proses
pembentukan disebut sintesis, asam amimo
menjadi protein dan terjadi pemecahan yang ini
disebut sebagai katabolisme (protein menjadi
asam amino).
15 Metabolisme Metabolisme lemak adalah sintesis dan Konsep yang
Lemak degradasi lipid dalam sel, yang melibatkan menyatakan
pemecahan atau penyimpanan lemak untuk energi. proses

Hasil Analisis konsep materi Energi dalam Sistem Kehidupan

Gambar 1
Diagram Hasil Analisis Konsep Materi Energi Dalam Sistem Kehidupa

36
Berdasarkan hasil analisis Analisis Kebutuhan guru dan siswa
kebutuhan sebagai dasar pengembangan Tahap selanjutnya adalah analisis
multimedia interaktif berbasis argument kebutuhan guru dan siswa terhadap
mapping dapat disimpulkan bahwa konsep penggunaan media dalam proses
materi energi dalam sistem kehidupan pembelajaran. Pada tahap ini dilakukan
memiliki 3 jenis konsep yakni: 1) Konsep analisis awal yaitu dengan menyebarkan
kongkret 20% 2) konep Abstrak 46%, 3) angket menggunakan google form dalam
konsepyang menyatakan proses 34%. Hasil bentuk link untuk mengetahui keadaan
analisis konsep menunjukkan topik energi kelas, sarana belajar guru dan peserta didik
dalam sistemm kehidupan sebagian besar serta perlunya pembelajaran menggunakan
merupakan konsep abstrak dngan jumlah multimedia interaktif berbasis argument
persentas 46%. Konsep abstrak dapat mapping. Peneliti melakukan studi
membuat siswa mengalami miskonsepsi lapangan untuk mengetahui perlunya
dalam memahami materi sehingga pengembangan multimedia interaktif
berdampak pada rendahnya hasil belajar berbasis argument mapping dengan
IPA Siswa (liliasari, et al., 2011). Siswa menyebarkan angket kebutuhan media
membutuhkan bantuan untuk kepada guru dan siswa secara online dan
mempermudah memahami konsep yang terjun langsung ke beberapa SMP yang ada
tergolong abstrak, sehingga penggunaan di Kabupaten Buleleng khususnya di
multimedia interakif merupakan salah satu kecamatan Buleleng dan Kecamaan
solusi dalam mengatasi masalah tersebut. Sawan.

Tabel 2.
Analisis Kebutuhan Guru Terhadap Multimedia Interaktif
No Pertanyaan Respon Presentase (%)
1. Guru yang pernah menggunakan Pernah 90
media ICT dalam proses Belum 10
pembelajaran
2. Media yang digunakan selain media Charta 50
ICT LKS 50
3. Jenis media ICT yang digunakan PPT 76,5
Video 23,5
Flash 0
4. Penggunaan multimedia interaktif Pernah 77,8
dalam proses pembelajaran Belum 22,2
5. Cara guru memperoleh multimedia Download dari 94,1
interaktif internet 5,9
Disediakan dari
sekolah
6. Perlunya menggunakan multimedia Ya 92,3
interaktif dalam proses Tidak 7,7
pembelajaran
7. Multimedia interaktif berbasis Menarik 100
argument mapping merupakan Tidak 0
media yang menarik
8. Perlunya penggunaan multimedia Perlu 100
berbasis argument mapping dalam Tidak 0
proses pembelajaran

37
Tabel 3.
Analisis Kebutuhan Siswa erhadap Multimedia Interaktif
No. Pertanyaan Respon Persentase (%)
1 Tersedianya lab komputer disekolah Tersedia 89,9
Tidak 10,2
2. Tersedianya fasilitas proyektor Ya 86,3
Tidak 13,7
3 Penggunaan media ICT dalam proses Sering 28,6
pembelajaran Kadang- 25,2
kanadang 46,1
Tidak pernah
4 Penggunaan multimedia interaktif Ya 86,1
meeningkatkan minat belajar siswa Mungkin 8,4
Tidak 5,4
5 Pemblajaran IPA merupakan pembelajaran Ya 82,3
yang sulit Tidak 17,7
6 Penjelasan guru unuk memahami materi Cukup 40,3
IPA Belum cukup 59,7
7 Perlunya penggunaan multimedia dalam Perlu 94,6
proses pembelajaran Tidak 5,4
8 Perlunya penggunaan multimedia untuk Perlu 99
memahami konsep IPA Tidak 1
9 Multimedia interaktif berbasis argument Ya 95,1
mapping merupakan media yang menarik Tidak 4,9
10 Penggunaan multimedia interaktif berbasis Ya 97,5
argument mapping pada pembelajaran Tidak 2,5

Berdasarkan hasil pengisian angket kendala guru dalam membuat multimedia


kebutuhan guru terhadap multimedia secara mandiri. Guru mengungkapkan
interaktif berbasis argument mapping yang bahwa waktu yang dibutuhkan untuk
melibatkan 20 responden. 90% guru pernah membuat media pembelajaran sangat
menggunakan media ICT dalam proses banyak sedangkan guru tidak memiliki
pembelajaran, jenis media ICT yang sering banyak waktu karena berbagai kesibukan
digunakan adalah PPT (76,5% ) dan guru disekolah, serta minimnya pengetahuan
belum pernah menggunakan media flash guru dalam pembuatan media karena jarang
sebelumnya. 94,1% guru memperoleh diadakan pelatihan pembuatan media.
multimedia interaktif dari Internet dan 5,9% Dari hasil analisis kebutuhan 208 siswa
disediakan oleh sekolah. 92,3% guru yang tersebar di Kecamatan Buleleng dan
menganggap bahwa penggunaan Sawan. 46,1% siswa tidak pernah belajar
multimedia interaktif dalam proses dengan media ICT padahal 86,1% siswa
pembelajaran memang diperlukan. Setelah merasa lebih semangat belajar jika
memahami apa yang dimaksud dengan menggunakan media ICT. 82,3% siswa
argument mapping seluruh responden merasa sulit memaham materi IPA dan
menyatakan tertarik dan ingin menggunakan 59,7% siswa merasa belum cukup jika
multimedia tersebut dalam proses hanya mendengarkan penjelasan guru
pembelajaran. sehingga 99% siswa merasa perlu
Angket analisis kebutuhan guru juga multimedia untuk memahami konsep IPA.
melampirkan pertanyaan tertulis mengenai Setelah menjelaskan konsep argument

38
mapping kepada siswa, 97,5% siswa Magnetik” Jurnal Edukasi Elektro Vol
merasa terarik belajar menggunakan 5, No 1, Maret 2009. Hlm 11-18
multimedia interaktif berbasis argument
mapping. Anwariningsih, S. H. (2013) Development Of
KESIMPULAN DAN SARAN Interactive Media For ICT Learning at
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan Elementary Based on StudenSt Self
Learning, 7(154), 121-128
sebagai dasar pengembangan multimedia
interaktif berbasis argument mapping dapat Andrade, E, Mercado, C.,m & Reynoso, J.
disimpulkan bahwa materi energi dalam (2008).learning data structures
sistem kehidupan memiliki 3 jenis konsep UsingMultimedia-Interactive
dari 8 jenis konsep yang dikembangkan oleh Systems, Communication of the
HMA, 8 (3) 25-32.
Herron. Konsep yang terkandung meliputi
1) Konsep kongkret 20% 2) konep Abstrak Davies, W. Martin. 2010. Concept Mapping,
46%, 3) konsepyang menyatakan proses Mind Mapping, and Argument
34%, hasil analisis konsep menunjukkan Mapping: What are the differences
and do they matter?.
topik energi dalam sistem kehidupan
sebagian besar merupakan konsep Depdiknas. 2003. Undang-undang RI No. 20
abstrak dngan jumlah persentase 46%. tahun 2003. tentang sistem
sehingga pengembangan media pada materi pendidikan nasional. Jakarta
:Depdipknas.
energi dalam sistem kehidupan memang
diperlukan karena untuk mempermudah Dedipknas. 2006 .Permendiknas No. 22
siswa mempelajari konsep abstrak dan Tahun 2006 tentangStandar Isi untuk
konsep yang menyatakan proses. Satuan Pendidikan Dasardan
Hasil analisis kebutuhan guru dan Menengah. Jakarta: Depdipknas.
siswa di Kabupaten Buleleng khususnya di Eko Putro Widoyoko,S. (2009). Evaluasi
kecamatan Buleleng dan Kecamaan Sawan Program Pembelajaran. Yogyakarta:
menunujukkan bahwa multimedia memang Pustaka Pelajar
diperlukan dalam proses pembelajaran IPA
Ekici, T, F & Pekmezci, S. (2015) Using ICT-
dan seluruh guru dan 97,5% siswa
Supported Narratives in Teaching
menyatakan tertarik dan ingin menggunakan Science and their Effects on Middle
menggunakan multimedia interaktif berbasis School Students, 8 (173-186)
argument mapping dalam proses
pembelajaran, sehingga pengembangan Fisher, Alec. 2009. Berpikir Kritis:
sebuah pengantar. Jakarta:
multimedia berbasis argument mapping
Erlangga.
memang perlu dikembangkan.
Sebagai tindak lanjut dari penelitian Hiedayat, S. W. dan Sulistyowati. 2010.
ini, maka dikemukakan saran yaitu “Pengembangan Komputer
hendaknya melakukan analaisis kebutuhan Pembelajaran (CAI) tentang Gerak
dengan skala yang lebih luas serta Lurus Berubah Beraturan pada Mata
Pelajaran Fisika bagi Siswa Kelas VII
melanjukan penelitian ini hingga SMP Negeri 2 Surabaya”. Jurnal
menghasilkan produk yang valid dan efektif Teknologi Pendidikan Universitas
digunakan dalam proses pembelajaran Negeri Surabaya 10 (1): 86-99.
dikelas.
Heinich, R., Molenda, Russel, J. D., &
DAFTAR PUSTAKA Smalidino, S. (2001). Instructional
Ali, M. 2009 “pengembangan Mulimedia Media and Technologies for Learing
Interaktif Mata Kuliah Medan Elektro (7th ed.). New Jersey: Prentice Hall

39
Hoyles, C., & Lagrange, J.-B. (Eds.). Education in Europe: Curricula and
(2010). Mathematics education Policies, 1 (2), 281-294
and technology--Rethinking the
terrain. New York, NY/Berlin, Osman. Et al. 2014 Impact of Interactive
Germany: Springer. Multimedia Module with Pedagogical
Agents on Students' Understanding
Idris, M., & Marno. 2008. Straegi & metode and Motivation in the Learning of
pengajaran: Menciptakan Electrochemistry. International
Keterampilan mengajar yang efektiof Journal of Science and Mathematics
dan edukatif. Yogyakarta: Ar-ruzz Education. 12 (2)
Meda.
Oyedele, V., Rwambiwa, J., &Mamvuto, A.
Kemendikbud. 2013. Kerangka Dasar (2013). Using Educational Media
Kurikulum 2013. Kementerian technology in teaching and learning
Pendidikan dan Kebudayaan process: a case of Trainee Teacher
Direktorat Jenderal Pendidikan Africa University. Academic Reseach
Dasar . Jakarta International, 4(1), 22-300.

Lilisari, Supriyanti, S., 7 Hanna, M. n. (2011) Redhana, I W. 2010. Pengaruh model


Studen Creative Thinking pembelajaran berbasis peta argumen
Enchanment Using Interactive terhadap keterampilan berpikir kritis
Multimedia of readbx reaction siswa pada topik laju reaksi. Jurnal
creative thinking Enhachmen, 30-34, Pendidikan dan Pengajaran, 43 (17):
141- 148.
Mayer, Richard. (2009). Multimedia learning
prinsip-prinsip dan aplikasi. Rencana Strategis Kementerian Pendidikan
Yogyakarta Pustaka Pelajar. Nasional 2010-2014.
Surabaya
Sbarski, P., van Gelder, T., Marriott, K.,
OECD. (2016). PISA 2015: Results in focus. Prager, D. & Bulka, A. 2008.
Pisa 2015, (67), 16. Visualizing Argument Structure. in
G. Bebis et. al. (Eds). London:
Oktafia, Nurida. 2014. Perbedaan SpringerVerlag.
Penguasaan Konsep Antara Siswa
yang Menggunakan Concept Van Gelder, T. 2007. The rationale for
Mapping dengan Argument Mapping Rationale TM.Law, Probabilit yand
pada Konsep Kingdom Fungi Risk, 6, 23– 42
(Jamur). Skripsi. Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta

TIMSS 2015. TIMSS 2015. Trend in


International Mathematics and
Science Study.

Tegeh, I, M. I, N, Jampel & K, Pudjawan.


(2014) Model Penelitian
Pengembangan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Tsaparalis, G., & Kompourakis, C. (2000).


An Integerated Physical Science
(Physics And Chemystry)
Introduction for Lower Secondary
Level (Grade 7). Chemical

40

Anda mungkin juga menyukai