Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS KENDALA DALAM PENGEMBANGAN INTELEKTUAL SISWA DI

SALAH SATU SMA NEGERI DI KOTA PEKANBARU

Ardha Wildana dan Sharah Dinda Maharani Y.

ABSTRAK

Penelitian yang dilakukan di salah satu Sekolah Menengah Atas di Pekanbaru ini
dilaksanakan dengan tujuan untuk menemukan pokok permasalahan yang mengakibatkan
proses pembelajaran tidak berjalan selalu maksimal. Metode penelitian yang digunakan
merupakan metode wawancara dengan beberapa guru yang mengajar di sekolah tersebut.
Adapun jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian kualitatif, dimana peneliti
mengumpulkan data sebanyak-banyaknya baik dari narasumber sebagai sumber informasi
utama dan sumber lainnya sebagai tambahan. Sehingga dari kumpulan informasi yang di
dapat, peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai jawaban dari penelitian ini.

Kata Kunci : Media pembelajaran, Pengembangan intelektual

PENDAHULUAN

Seperti yang sama-sama kita ketahui, pendidikan merupakan lapangan yang sangat
penting bagi perkembangan manusia sehingga dalam pelaksanaanya memiliki harapan dapat
menghasilkan manusia yang berkompeten dan memiliki skill yang kelak dapat dimanfaatkan
di lingkungan sekitar. Melihat sangat pentingnya pendidikan ini, membuat pendidikan
terbilang rawan apabila tidak tersalurkan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
siswa yang sangat sulit penyerap penjelasan dari gurunya dan mengakibatkan pembelajaran
tidak berjalan optimal. Salah satu faktor penyebab hal ini dapat terjadi ialah kurang sesuainya
media dan metode dalam proses pembelajaran yang digunakan di kelas. Sering kali siswa
merasa tidak cocok dengan media pembelajaran yang guru sediakan, misalnya guru selalu
menugaskan siswa untuk membaca buku cetak tanpa bantuan media pembelajaran lain. Hal
ini tentu akan membosankan sekaligus menyulitkan bagi sebagian siswa dengan cara belajar
auditori yang lebih menangkap pembelajaran melalui suara daripada sekedar bacaan.
Meninjau hal di atas, dapat dilihat betapa pentingnya pemilihan media pembelajaran
yang cocok dengan cara belajar peserta didik sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang
optimal. Dugaan ini didukung oleh pernyataan (Andari, I. Y. 2019) yakni “media

1
pembelajaran yang tepat ialah ketika dapat merangsang dan melibatkan peserta didik agar
kreatif, aktif, dan tercipta pembelajaran yang menyenangkan pada akhirnya akan
meningkatkan kualitas pembelajaran”. Pemilihan media pembelajaran ini tentunya juga harus
didasari oleh gaya belajar peserta didik, sebab kegagalan dalam belajar dapat dipengaruhi
oleh ketidakmampuan terhadap mengidentifikasi cara belajar (Wijayanti, P.2022).

Selain karena cara belajarpeserta didik yang berbeda-beda, perkembangan teknologi


yang saat ini berkembang pesat juga menjadi alasan mengapa guru perlu lebih selektif dalam
pemilihan media pembelajaran. Saat ini bukan lagi hal yang tabu bagi peserta didik
menggunakan perangkat digital untuk memperoleh informasi, bahkan tidak jarang mereka
mengalihkaan sebagian pekerjaan yang biasanya dilakukan manual ke dalam perangkat
digital tersebut dengan alasan lebih praktis. Hal ini tentu menjadi pemicu berkurangnya minat
peserta didik terhadap buku cetak apabila menjadi satu-satunya media pembelajaran yang
digunakan. Melihat berbagai problematika tersebut, penulis berinisiatif mengangkat “Analisis
Kendala dalam Pengembangan Intelektual Peserta Didik Pada Salah Satu SMA Negeri Di
Kota Pekanbaru” sebagai judul pada artikel penelitian ini.

PEMBAHASAN

Piaget dalam (Yaumi, M. 2020) menyatakan bahwa “perkembangan intelektual


adalah hasil interaksi antara faktor bawaan sejak lahir dengan lingkungan di mana anak-anak
itu berkembang”. Pada penelitian ini sekolah menjadi target utama dalam melihat
perkembangan intelektual manusia, karena sekolah dianggap memiliki andil besar terhadap
perkembangan tersebut. Adapun yang berperan sebagai jembatan dalam pengembangan
intelektual peserta didik tersebut ialah guru. Guru menjadi fasilitator dalam proses
pembelajaran agar pembelajaran dapat berjalan optimal dan memberikan hasil yang
memuaskan. Salah satu fasilitas yang dimaksud ialah pemberian media pembelajaran yang
sesuai dengan peserta didik. Hal ini sesuai dengan ungkapan (Yuan, I. 2019) bahwa “media
pembelajaran yang tepat ialah ketika dapat merangsang dan melibatkan peserta didik agar
kreatif, aktif, dan tercipta pembelajaran yang menyenangkan yang pada akhirnya akan
meningkatkan kualitas pembelajaran”.

Bertentangan dengan yang seharusnya, saat ini masih banyak sekolah yang belum
optimal dalam pemilihan media pembelajaran yang akan digunakan di kelas, salah satu
sekolah di Pekanbaru yang menjadi lokasi penelitian contohnya. Berdasarkan hasil
wawancara dengan beberapa guru, ditemukan fakta bahwa masih banyak siswa yang tidak

2
memahami pembelajaran secara maksimal dikarenakan media pembelajaran yang belum
update sehingga kurang menarik bagi peserta didik. Pada beberapa mata pelajaran, media
pembelajaran yang digunakan hanya berfokus pada buku cetak ataupun modul sebagai
tambahan, sedangkan tidak semua siswa memiliki gaya belajar dengan mengandalkan
penglihatan. Gaya belajar menurut (Wijayanti, P.2022) ialah cara yang sering digunakan
siswa untuk menyerap dan memproses suatu informasi dari lingkungan sekitar. Gaya belajar
dianggap penting sebab akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar dari peserta didik.
Berdasarkan cara manusia memproses informasi, (Diana, P.2022) mengungkapkan bahwa
macam gaya belajar terbagi menjadi tiga, yakni :

1. Media visual
Media visual adalah media yang pesannya hanya bisa ditangkap oleh penglihatan
sehingga mata memainkan peran penting. Apa yang bisa dilakukan siswa manakala
guru menggunakan media tipe ini, adalah sekadar melihat dan mengobservasi. Media
cetak verbal memuat konten linguistik berbentuk tulisan atau kata-kata, sedangkan
media cetak grafis memuat konten berupa gambar, grafik, diagram, dan lain-lain
(bukan tulisan huruf ataupun angka).
2. Media audio
Media audio adalah penyampaian pesan ataupun informasi yang hanya dapat
ditangkap oleh indera pendengaran. Sehingga cara terbaik untuk memaksimalkan
proses penyampaian pesan adalah dengan optimalisasi sumber suara, baik dengan
meningkatkankualitas suara (kejernihan) atau dengan membesarkan volume suara.
3. Media audio-visual
Media audio-visual merupakan media yang memiliki konsep seperti televisi penyiaran
dimana disajikan gambar bergerak yang disertai dengan suara. Media audio-visual
kini mempunyai pengaruh yang luar biasa jika didesain dengan baik dan berorientasi
pada tujuannya. Sebab manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan media audio-
visual jauh lebih banyak daripada penggunaan media audio saja, atau media visual
saja.

Selain gaya belajar, perkembangan teknologi yang amat pesat seperti saat ini juga
menjadi alasan mengapa media pembelajaran harus menarik dan sesuai dengan peserta didik.
Pada era saat ini objek belajar yang hanya berfokus pada buku cetak tidak terlalu efektif
meningkatkan ketertarikan siswa secara keseluruhan terhadap suatu materi. Di sinilah perlu
adanya perbaikan terhadap media pembelajaran agar dapat menjadi media pembelajaran yang

3
lebih berbasis Informasi dan Teknologi (IT). Hal ini bukan mengartikan bahwa perbaikan ini
lantas menghapuskan peran media pembelajaran yang berbasis manual yang digunakan
dahulu sebab terkadang penggunaannya masih terjadi secara beriringan, hanya saja perlu
media pembelajaran tambahan yang sudah beradaptasi dengan perkembangan zaman agar
pembelajaran dapat berjalan lancar mengikuti perubahan yang ada. Salah satu contoh media
pembelajarannya ialah e-modul yang besertai gambar, video pembelajaran menarik dengan
durasi 6-15 menit, LKPD yang dimuat dalam suatu aplikasi belajar, power point interaktif,
dan lain sebagainya.

KESIMPULAN

Kendala yang ditemukan dalam proses pembelajaran ialah kurang variatifnya media
pembelajaran baik disebabkan gaya belajar yang beragam ataupun perkembangan zaman
yang berpengaruh terhadap minat siswa dalam belajar. Dalam mengatasi permasalahan ini
diperlukan pengembangan media pembelajaran menarik, mudah diakses, dan yang terpenting
mudah untuk dipahami, contohnya e-modul yang besertai gambar, video pembelajaran
menarik dengan durasi 6-15 menit, LKPD yang dimuat dalam suatu aplikasi belajar, power
point interaktif, dan lain sebagainya.

4
5
DAFTAR PUSTAKA

Andari, I. Y. (2019, May). Pentingnya media pembelajaran berbasis video untuk siswa
jurusan ips tingkat SMA se-Banten. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP
(Vol. 2, No. 1, pp. 263-275).

Diana, P. (2022). MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK GENERASI MILINEAL (Doctoral


dissertation, UIN RADEN INTAN LAMPUNG).

Wijayanti, P. (2022). ANALISIS KESALAHAN SISWA SMP PADA MATERI


STATISTIKA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN
INSTRUMEN CRI ‘Aina Sa’idah. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
Volume, 11(2).

Anda mungkin juga menyukai