Anda di halaman 1dari 116

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus
dipenuhi dan berfungsi sebagai wadah atau sarana untuk
mengembangkan kemampuan-kemampuan yang ada dalam diri
manusia. Menurut Nugraha dkk (2020:8), Pendidikan adalah
upaya untuk meningkatkan rasa kemanusiaan, dengan tujuan
untuk menciptakan keterampilan yang sejalan dengan karakter
negara Indonesia yang berpedoman pada pacasila dan
membekali masyarakat dengan pengetahuan, kecerdasan, sikap
serta pengetahuan tentang jasmani sebagai kegiatan untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Jenjang pendidikan di Indonesia
yang perlu diperhatikan salah satunya yakni jenjang pendidikan
dasar.
Pendidikan dasar pada era 4.0 menjadi tantangan
tersendiri bagi pihak sekolah dasar dalam menekankan dampak
negatif dari arus teknologi yang semakin modern terutama
dalam keseharian peserta didik. Dimana pada era 4.0
merupakan era modern sehingga arus digitalisasi hampir ada
pada setiap aspek kehidupan, tak terkecuali dalam aspek
sekolah. Pendidikan pada masa ini menjadi begitu penting dan
mendasar untuk kelangsungan belajar mengajar dengan
keunggulan teknologi.
Pembelajaran yakni proses belajar yang dibangun oleh
guru untuk mengembangkan kreatifitas berpikir yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat
meningkatkan kemampuan mengkontruksikan pengetahuan
baru. Salah satu mata pelajaran yang dilakukan dalam tingkat
sekolah dasar yakni mata pelajaran IPS. Pemberlajaran IPS adalah
bidang studi yang mempelajari tentang masalah-masalah sosial
yang dipadukan dengan ilmu sejarah, ekonomi, sosiologi, politik,

1
2

geografi, hukum, antropologi,psikologi, serta materi lain yang


berhubungan, seperti ilmu matematika dan alam.
Pengembangan media teknologi informasi saat ini bisa
memanfaatkan salah satunya adalah pengembangan media
berbasis Power Point Interaktif. Hadirnya sebuah teknologi yang
berkembang dan maju menjadi tantangan tersendiri bagi para
peserta didik. Pada era pendidikan 4.0 media yang digunakan
guru/ pendidik harus lebih modern dalam melaksanakan
pembelajaran. Karena media pembelajaran yang bervariasi juga
mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Pentingnya sebuah
media pembelajaran terhadap proses pembelajaran. Media
pembelajaran sangat menunjang proses belajar yang terjadi di
kelas oleh peserta didik serta pendidik. Media pembelajaran
merupakan komponen yang ada di lingkungan siswa, membantu
proses stimulus dan respon serta dapat menunjang keberhasilan
proses pembelajaran dalam kelas Gagne dalam (Hiedayat dan
Sulistyowati, 2010).
Penekanan tersebut media sangat berperan penting
untuk peserta didik dalam membantu proses pembelajaran,
hadirnya media pembelajaran peserta didik akan lebih
termotivasi jika media yang di buat bervariasi dan mudah
dipahami peserta didik. Media pembelajaran yang akan
digunakan dalam penelitian ini berbasis pembelajaran interaktif.
Multimedia Interaktif merupakan teknologi yang memanfaatkan
komputer sebagai media yang berisi teks, audio, video, gambar
dan tools yang lain untuk berinteraksi dan berkomunikasi
kepada peserta didik. Penelitian ini menggunakan multimedia
interaktif berbasis power point.
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan oleh Liza Auliyah
& Lazim (2020) The Development Of MISS PPL (advance
Microsoft power point) learning media at elementary school.
Penelitian tersebut bermaksud untuk pengembangan variasi
media pembelajaran IPS khususnya pada materi keragaman
3

masyarakat Indonesia.
Hasil penelitian didapatkan sebuah informasi kelaikan
produk yang dinilai oleh validator sebesar 86.26 dalam kategori
sangat laik terdapat di draf 1, peningkatan terjadi dengan angka
95.57 dengan kategori sangat laik pada draf 2. Data tanggapan
guru didapatkan skor 84.38 dengan predikat kategori sangat baik
dan tanggapan siswa didapatkan skor 95.89 dengan kategori
sangat baik. Sedangkan dalam penelitian ini, menggunakan
media interaktif ppt dengan performa Microsoft yag terbaru demi
menciptakan sebuah media interaktif yang luar biasa, kemdudian
perbedaan kedua yakni media ini dikhususkan untuk
memudahkan siswa kelas V dalam memahami materi
pembelajaran Masalah Sosial di Lingkungan Sekitar. Sehingga
diharapkan dengan adanya pembaruan media pembelajaran akan
menciptakan varias-variasi media pembelajaran yang sesuai
dengan perkembangan zaman, demi menciptakan pendidikan
Indonesia yang mengikuti perkembangan dan peadaban
sehingga dapat bersaing dalam dunia internasional
Media Power Point sudah banyak dilakukan guru atupun
peserta didik dalam membantu proses pembelajaran. Power
point yaitu suatu media pembelajaran berbasis microsoft yang
di dalamnya berisi animasi, text, fasilitas- fasilitas yang
digunakan sebagai penyalur kreatifitas dalam suatu
pembelajaran sehingga media yang digunakan untuk memuat
peserta didik tertarik dan merasa senang dalam pelaksanaan
pembelajaran. Selaras dengan pendapat Darmawan (2012)
terdapat beberapa bentuk sebuah Power Point yang terdapat
memiliki sejumlah fitur yang sudah lengkap sehingga cocok
untuk digunakan sebagai multimedia interaktif. Power point
Interaktif membantu guru dalam mentransfer ilmu kepada
peserta didik dengan mudah. Disamping itu penggunaan media
power point interaktif peserta didik menjadi lebih aktif dan
tertarik dengan pembelajaran yang dilaksanakan. Media ini
4

sangat membantu siswa kelas V dalam pemahaman materi


pembelajaran Masalah Sosial di Lingkungan Sekitar SDN 1
Karangsoko.
Dengan menggunakan media pembelajaran tersebut, peserta
didik dapat terbantu dalam pemahaman masalah-masalah sosial
yang ada di lingkungan dengan mudah sehingga penggunaan
media pembelajaran tersebut lebih efektif dan efisien. Dengan hal
tersebut peneliti membuat judul “Pengembangan Media Power
Point Interaktif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik
Kelas IV SD pada Materi Masalah Sosial di Lingkungan Sekitar
SDN 1 Karangsoko”.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kevalidan media Power Point Interaktif untuk
meningkatkan hasil pembelajaran peserta didik kelas V ?
2. Bagaimana keefektifan media Power Point Interaktif
untuk peningkatan hasil belajar peserta didik kelas V ?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan validitas dari penggunaan media
Power Point Interaktif dalam meningkatkan pencapaian
hasil belajar siswa di kelas V.
2. Untuk mendeskripsikan keefektifan media Power Point
Interaktif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik
kelas V.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan
pengetahuan di bidang metode blended learning guna
meningkatkan kemampuan siswa, memberikan
kontribusi teoritis terhadap pemahaman metode
tersebut.
5

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini memberikan penambahan
pengetahuan dan pengalaman kepada peneliti
dalam memahami serta menerapkan media
pembelajaran power point interaktif..
b. Bagi Siswa
Harapannya, pemanfaatan media pembelajaran
interaktif berbasis PowerPoint dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa di Sekolah Dasar Negeri 1
Karangsoko.
c. Bagi Guru
Penelitian ini memberikan masukan kepada guru
untuk menerapkan media pembelajaran power point
interaktif, mendukung perkembangan inovasi dalam
proses pembelajaran, serta menarik minat dan
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
d. Bagi Sekolah
Dengan menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi sebagai metode pembelajaran, institusi
pendidikan ini memiliki potensi menjadi model bagi
lembaga pendidikan lainnya dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan.

E. Asumsi
Hal- hal yang perlu diasumsikan oleh peneliti adalah
Media Power Point Interaktif yang dapat digunakan sebagai
media tambahan dalam mengenal masalah sosial yang ada di
lingkungan sekitar SDN 1 Karangsoko.

F. Batasan Penelitian
Adapun batasan penelitian ini adalah pengukuran hasil
6

belajar peserta didik dalam penggunaan media pembelajaran


power point interaktif kelas V materi masalah sosial di
lingkungan sekitar SDN 1 Karangsoko

G. Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk yang diinginkan dalam penelitian
pengembangan melibatkan beberapa aspek penting, yaitu:
Pengembangan media pembelajaran interaktif
menggunakan format PPT yang ditargetkan untuk siswa kelas V
di SDN 1 Karangsoko, Kota Trenggalek. Fokus utama adalah
pada materi Masalah Sosial di Lingkungan Sekitar.
1. Desain media pembelajaran interaktif berbasis PPT harus
mencakup elemen-elemen seperti menu, gambar, video, dan
suara. Tujuan utama dari desain ini adalah untuk menarik
perhatian siswa terhadap materi pelajaran dan
meningkatkan pencapaian hasil belajar mereka.
2. Penyusunan media pembelajaran interaktif berbasis PPT
memerlukan pengembangan menu yang beragam,
mencakup petunjuk, kompetensi, materi, gambar, evaluasi,
dan profil pengembang media. Desain menu ini perlu dibuat
semenarik mungkin untuk meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa.
3. Kompatibilitas media pembelajaran interaktif berbasis PPT
dengan perangkat komputer yang menggunakan Microsoft
Office 2010, terutama Microsoft PowerPoint 2010, adalah hal
yang esensial. Selain itu, produk ini harus dapat diakses
melalui perangkat telepon seluler (Handphone) agar dapat
memenuhi kebutuhan aksesibilitas yang lebih luas.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal dari kata Latin medius, yang secara
harafiah berarti “perantara”, “perantara”, atau “pengantar”.
Berdasarkan pernyataan tersebut Arsyad (2013 : 23)
mengemukakan bahwa “Pengertian media dalam proses
belajar mengajar diartikan sebagai alat- alat grafis,
photografis atau elektronis untuk menangkap, memproses,
dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.”
Menurut Sukiman (2012: 29), educational media
dapat didefinisikan sebagai segala materi yang dapat
dimanfaatkan oleh pendidik guna mentransfer materi
pelajaran kepada para siswa. Penggunaan media ini
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, rasa ingin tahu,
ketertarikan, dan pemahaman siswa, sambil juga
meningkatkan perbandingan jumlah siswa terhadap jumlah
guru. Dengan demikian, efektivitas proses pendidikan dapat
terwujud, memungkinkan pencapaian tujuan akademis oleh
siswa.
Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa
media menjadi perangkat yang tak terpisahkan dalam setiap
tahap proses pendidikan, berperan dalam menyajikan
konsep yang diajarkan oleh guru serta mendorong peserta
didik untuk mengeksplorasi informasi verbal dan visual. Hal
ini bertujuan agar proses belajar dapat mencapai tujuan yang
ditetapkan.

2. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran


Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, terdapat
dua faktor yang memiliki hubungan erat, yaitu metode

7
8

pembelajaran dan pemanfaatan media. Kedua aspek ini


memiliki peran yang sangat penting dalam konteks
pembelajaran peserta didik. Oleh karena itu, penggunaan
media pembelajaran menawarkan sejumlah keunggulan yang
tidak boleh diabaikan. Menurut Sudjana & Rivai (1992: 2),
manfaat dari penggunaan media pembelajaran dalam proses
belajar :
1. Penumbuhan motivasi dalam belajar siswa terlihat
dari menariknya pengajaran untuk membuat peserta
didik tertarik.
2. Sebuah arti bahan ajar terlihat jelas dalam konteks
peserta didik akan memahami dan menguasai
pencapaian tujuan pengajaran.
3. Lebih bervariasinya metode mengajar yang tidak
menekankan pada kata- kata.
4. Partisipasi peserta didik selama proses pembelajaran
menjadi lebih bervariasi, melibatkan tidak hanya
aktivitas mendengarkan, tetapi juga pengamatan
langsung dan pelaksanaan praktek.
Sedangkan menurut Encyclopedia of Educational
Research dalam Hamalik (1994: 15) mendiskripsikan
sebuah kegunaan dari media pembelajaran, antara lain ;
1. Perincian dasar-dasar yang pasti untuk pola berpikir
dengan tujuan pengurangan verbalisme.
2. Media akan memperbesar perhatian dan minat
peserta didik. Media akan membuat proses belajar
mengajar lebih hidup, karena terjadi interaksi antara
guru dan peserta didik, peserta didik dengan peserta
didik.
3. Media tersebut digunakan sebagai atensi langsung
bersumber dari pengalaman peserta didik dengan
tujuan manfaat tersebut dapat menumbuhkan rasa
9

mandiri pada diri peserta didik.


4. Peserta didik mampu berfikir secara sistematis dan
terstruktur dengan adanya media pembelajaran
tersebut, ter-khusus video yang ditampilkan guru.
5. Merangsang pemikiran peserta didik dalam
menumbuhkan kemampuan peserta didik pribadi
dalam mengembangkan kemampuan berbahasanya
6. Kehadiran media pembelajaran membawa dampak
signifikan pada pengalaman belajar peserta didik,
menghadirkan dimensi yang berbeda dan beragam
dibandingkan dengan pengalaman sebelumnya.

Selain manfaat media pembelajaran juga


memiliki fungsi dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Menurut Kemp & Dayton (1985: 28), terdapat tiga fungsi
utama dari media pembelajaran, yakni:
1. Memotivasi minat atau tindakan peserta didik
dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
2. Menghadirkan informasi pembelajaran kepada
peserta didik mengenai materi yang akan
disampaikan.
3. Menyampaikan arahan kepada peserta didik
untuk mengikuti tahapan pembelajaran sehingga
implementasi media pembelajaran dapat berjalan
efektif, memungkinkan keterlibatan aktif peserta
didik dalam pemanfaatan media tersebut.
Menurut Levie & Lentz (1982), terdapat
empat fungsi media pembelajaran yang dikaji dari
perspektif media visual, yaitu:
1. Fungsi Atensi : Fungsi yang mengacu pada
penggunaan media visual, terutama gambar yang
diproyeksikan oleh overhead projector, untuk
meningkatkan perhatian peserta didik terhadap
10

tujuan pembelajaran yang terkait dengan materi


yang divisualisasikan. Tujuan utamanya adalah
untuk memperkenalkan atau menjelaskan materi
pelajaran dengan cara yang menarik dan
memperoleh perhatian peserta didik. Dengan
demikian, media visual membantu peserta didik
lebih memahami, mengolah, dan menghafal
materi pembelajaran.
2. Fungsi Afektif : Alat visual ini memungkinkan
peserta didik untuk menampilkan antusiasme
dalam belajar dan membaca teks ber-gambar.
Gambar dan simbol visual dapat merangsang
emosi serta sikap siswa. Contohnya, informasi
yang digunakan berkaitan dengan isu- isu sosial
dan ras dapat memicu respons afektif dan
meningkatkan keterlibatan emosional siswa
dalam pembelajaran.
3. Fungsi Kognitif : Fungsi kognitif dari media
visual menekankan peran mereka dalam
mendukung proses kognitif, seperti pemahaman,
analisis, dan sintesis informasi. Penggunaan
gambar, diagram, dan grafik dapat
membantu peserta didik untuk memproses
informasi secara lebih efektif, memahami
hubungan antara konsep-konsep, dan
meningkatkan kemampuan kognitif peserta
didik.
4. Fungsi Kompensatoris : Media visual diperoleh
dari penemuan penelitian terdahulu yang
menunjukkan dapat meningkatkan pemahaman
dan membantu peserta didik yang kesulitan
membaca dan mengatur informasi agar
mengingat dengan lebih jelas. Dengan demikian,
11

dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran


dirancang untuk memberikan bantuan kepada
peserta didik yang memiliki kesulitan atau
kecepatan pemahaman yang lebih rendah dan
memahami konten materi yang disajikan baik
dalam bentuk teks maupun lisan.

Kesimpulan dari media pembelajaran adalah bahwa


ini merupakan elemen krusial yang berfungsi sebagai
perantara utama dalam mentransfer materi pelajaran.
Instruksi diberikan untuk mengikuti setiap kegiatan belajar
mengajar sehingga peserta didik dapat langsung
berpartisipasi dalam penyampaian materi, sehingga
memudahkan peserta didik dalam memahami dan menghafal
materi yang diberikan. Materi harus dirancang dengan
seefektif mungkin agar pesan yang ada dalam materi dapat di
mudah dan dimengerti. Serta selain pembelajaran yang
menyenangkan, media yang digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar disesuaikan kebutuhan perorangan peserta
didik.

3. Macam- Macam Media Pembelajaran


Menurut Seels & Richey (1994), dengan kemajuan
teknologi, media pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam
empat kategori.
1. Tekonologi Cetak : Pengantar materi melibatkan
penggunaan buku atau alat statistik visual, yang
sebagian besar melibatkan proses mekanis atau
fotografi. Teks, grafik, gambar, serta reproduksi visual
lainnya merupakan elemen integral dari produk
komunikasi teknologi.
2. Teknologi Audio-Visual: Proses pembuatan materi
menggunakan perangkat mekanis dan elektronik
12

untuk membuat elemen audiovisual. Selama proses


pembelajaran, instruktur menggunakan berbagai alat
kamera seperti proyektor film, perekam audio, dan
proyektor gambar lebaran. Oleh karena itu,
pengajaran audiovisual mencakup produksi dan
penggunaan materi terapan melalui tayangan slide
dan ceramah dan tidak dimaksudkan semata-mata
untuk membantu siswa memahami kata-kata atau
simbol.
3. Teknologi Berbasis Komputer : Pengantar materi
menggunakan sumber berbasis mikroprosesor,
dimana teknologi komputer ini menggunakan layar
kaca sebagai medium untuk menyajikan informasi
kepada siswa. Beberapa penerapan yang dapat
diamati dari perspektif penyampaian dan tujuan
mencakup:
a. Tutorial (Pembelajaran Langkah-demi-Langkah)
b. Drills and Practice (Latihan dan Pemantapan
peserta didik melakukan aktivitas untuk
menguasai materi yang telah dipelajari
sebelumnya.)
c. Permainan dan Simulasi (Pendekatan yang
melibatkan peserta didik dalam pengaplikasian
pengetahuan dan keterampilan yang telah
diperoleh dari materi yang telah dipelajari
sebelumnya.)
d. Basis Data (Sumber informasi yang membantu
peserta didik dalam mengembangkan
pengetahuan sesuai dengan kebutuhan dan
minat mereka.)
4. Teknologi Gabungan : yaitu alat untuk menciptakan
dan menyajikan materi pembelajaran dengan
13

mengintegrasikan beberapa jenis media yang


dikontrol oleh perangkat komputer. Kombinasi
beberapa jenis dari Teknologi dianggap canggih
ketika digabungkan dengan berbagai jenis perangkat,
terutama saat dikelola oleh komputer yang memiliki
kapasitas RAM (random acces memory) yang besar,
penyimpanan hard disk yang luas, dan layar monitor
dengan resolusi tinggi, ditambah dengan periferal.
Sementara itu, menurut Kemp & Dayton
(1985), klasifikasi media dibagi menjadi delapan jenis.
1. Media Cetakan : yaitu bahan dan alat yang
menggunakan kertas sebagai media
pembelajaran dan penyampaian informasi. Selain
buku pelajaran, mencakup lembaran panduan
yang berfungsi sebagai daftar langkah-langkah
untuk mengoperasikan serta merawat peralatan.
Lembaran ini memuat gambar atau foto dengan
penjelasan teks.
2. Media Panjang : yaitu Media yang mencakup
pameran, flip chart, papan magnet, papan kain, papan tulis,
dan papan buletin digunakan untuk menyajikan informasi
kepada peserta didik. Penggunaan media ini bermanfaat
dalam menyajikan informasi visual seperti grafik, diagram,
kerangka pikiran, atau bagan, karena dapat disusun dengan
mudah dan ditunjukkan kembali.
3. Overhead Transparacies dan OHP : Film
transparan yang diperiksa dengan memanfaatkan
elemen visual seperti gambar, huruf, grafik,
simbol pada materi yang ditampilkan.
Penggunaan proyektor memungkinkan media
ini untuk memproyeksikan informasi. Kelebihan
media ini terletak pada kemampuannya
untuk memproyeksikan gambar dalam skala
14

besar, menjadikannya efektif dalam menyajikan


informasi kepada kelompok besar orang.
4. Rekaman Audiotape : yaitu proses dimana pesan
dan materi pelajaran direkam pada tape
magnetik, memungkinkan pemutaran ulang saat
diperlukan untuk merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan motivasi peserta didik. Tujuan
dari penggunaan ini adalah untuk mendukung
proses belajar.
5. Seri Slide dan Film Strips : yaitu program visual
yang dapat disinkronkan dengan suara, serta
menghadirkan gambar yang beragam sesuai
dengan konten pesan dan informasi yang ingin
disampaikan melalui gambar-gambar tersebut.
6. Penyajian Multi- Image : yaitu media visual
seperti gambar dan ilustrasi yang mampu
membangun keterkaitan antara realitas dan
imajinasi, yang kemudian diproyeksikan melalui
lensa proyektor
7. Rekaman Video : yaitu representasi visual berupa
film atau gambar yang diproyeksikan secara
mekanis melalui penggunaan lensa proyektor,
sehingga peserta didik dapat melihat representasi
kehidupan manusia di layar proyektor.
8. Komputer : yaitu Perangkat yang secara spesifik
dirancang untuk memproses informasi yang telah
dikodekan. Proses ini dilakukan secara
otomatis, melibatkan perhitungan baik yang
sederhana maupun kompleks.

Dari pengklasifikasian media yang dilakukan


Ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pengklasifikasian
15

tersebut dapat diperoleh dari beberapa sumber.


Klasifikasi media berfokus pada aspek visual, auditori,
dan ekspresif. Menurut klasifikasi ini, media PowerPoint
interaktif adalah materi audiovisual yang dibuat oleh
peneliti menggunakan Microsoft Word dan diakses
melalui proyektor atau perangkat seluler.

B. Kajian Media Pembelajaran Interaktif


1. Pengertian Pembelajaran Interaktif
Menurut Sri Anitah (2012: 60), media
pembelajaran interaktif mengacu pada media di mana
keterlibatan siswa atau guru terjadi dalam praktek
keterampilan tertentu, dan mereka menerima umpan
balik dari peserta didik. Media interaktif berbasis
komputer menciptakan suatu lingkungan pembelajaran
multimedia yang memanfaatkan video atau komputer, di
mana sistem manajemen pembelajaran beroperasi
dengan dukungan unsur visual, auditori, dan visual.
Dengan kendali komputer, peserta didik tidak hanya
dapat melihat dan memanipulasi gambar serta teks,
tetapi juga secara aktif berpartisipasi dalam memberikan
respons. Untuk menciptakan pembelajaran interaktif,
beberapa panduan dalam pengembangan materi perlu
diperhatikan, termasuk:
1. Mengkomunikasikan informasi dengan merujuk
pada nomor pelajaran, tujuannya agar dapat
dipahami, diterapkan, dan didiskusikan oleh siswa.
2. Menganalisis hasil survei, mengevaluasi
kebutuhan pedagogi peserta, dan merancang
tindakan yang sesuai berdasarkan temuan
kebutuhan tersebut.
3. Mengevaluasi tanggapan responden terhadap
analisis, menyoroti dan memberikan contoh metode
16

yang digunakan oleh responden dalam menjawab


pertanyaan, menjalankan aktivitas fisik, serta
memotivasi aktivitas fisik.
4. Menekankan pentingnya memberikan kebebasan
bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuan
dan kecepatannya sendiri. Kendala dalam
penyampaian materi pendidikan muncul karena
keinginan siswa untuk belajar sesuai dengan tingkat
keterampilan pribadi mereka.
5. Menggunakan beragam metode pengajaran dan
penilaian, termasuk studi kasus, perlombaan, dan
permainan peran.
2. Strategi Pembelajaran Interaktif
Menurut Daryanto (2016:172-173), ada beberapa
metode pembelajaran yang bersifat interaktif yang bisa
digunakan, seperti:
a. Pembelajaran interaktif menekankan pada
interaksi serta pertukaran informasi antara siswa.
b. Seaman dan Fellenz (1989) menyatakan bahwa
melalui diskusi serta pertukaran informasi, peserta
didik diberikan kesempatan untuk merespon
gagasan, opini, pengalaman, dan pengetahuan
dari guru atau teman sekelompok mereka, sambil
mencari solusi yang berbeda.
c. Metode pembelajaran interaktif dikembangkan
dalam kerangka kelompok dan melibatkan cara-
cara yang mempromosikan interaksi.
d. Dalam metode pembelajaran interaktif, berbagai
bentuk termasuk dialog di kelas, dialog dalam
kelompok kecil, dan kolaborasi antar peserta didik
secara pasangan.

C. Kajian Media Power Point


17

1. Pengertian Media Power Point


Azhar Arsyad (2013:193) mengatakan Power
Point merupakan aplikasi populer yang digunakan
masyarakat untuk menyajikan RPP, resume atau status
terkini. Sedangkan Daryanto (2016:181) menyatakan
bahwa Microsoft PowerPoint adalah perangkat lunak
yang dibuat dan diperbaharui oleh Microsoft
Corporation. Oleh karena itu, Power Point merupakan
salah satu aplikasi dalam bundel Microsoft Office yang
dirancang khusus untuk penyajian presentasi. Aplikasi
ini digunakan dalam berbagai konteks seperti
pendidikan, pemerintahan, perusahaan, dan oleh
perseorangan. Dengan beragam opsi menu yang
disediakan, PowerPoint berfungsi sebagai media yang
efektif, profesional, menarik, dan mudah dipahami untuk
keperluan presentasi. Power Point merupakan media
yang menjadi perantara atau menghantarkan sebuah
informasi menggunakan macam- macam variasi gambar,
teks, video, animasi, dan lain- lain yang dimaksud
dengan multimedia. Power Point yang dikembangkan
microsoft semakin canggih serta membantu, terutama
dalam penyampaian informasi kepada penerima dengan
jumlah perorangan maupun kelompok.

2. Langkah- Langkah Penggunaan Media Power Point


Menurut Hamdan Husein (2012:2), berikut
beberapa langkah yang diambil dan diperhatikan saat
membuat presentasi multimedia menggunakan Microsoft
PowerPoint yang efektif:
1. Persiapan
a) Mengidentifikasi materi tematik yang akan
disajikan.
b) Menyusun dan menyimpan subjek materi sebagai
18

gagasan utama.
c) Menyiapkan materi utama yang akan disajikan.

2. Proses Pembuatan Media Pembelajaran dengan


Microsoft PowerPoint dapat diikuti melalui
langkah-langkah berikut.
a. Membuka aplikasi Microsoft PowerPoint pada
komputer atau PC.
b. Memulai dengan memilih opsi "New file" (File
Baru).
c. Memilih desain slide yang diinginkan untuk
presentasi.
d. Menginputkan judul utama materi pada slide
pertama.
e. Menginputkan subjudul materi pada slide kedua,
dengan mencantumkan kembali judul utama jika
diperlukan.
f. Selanjutnya, menginputkan poin-poin pokok
materi secara berurutan pada slide berikutnya.
g. Memanfaatkan opsi "shapes and clip" yang tersedia
di menu "Insert" untuk membuat gambar
sederhana.
h. Menu "Insert" juga dapat digunakan untuk
menambahkan berbagai ilustrasi, seperti gambar,
suara, atau video. File yang akan diinput harus
tersimpan di komputer yang digunakan.
i. Memilih template atau latar belakang yang
sederhana, kontras dengan objek (teks, gambar,
dll.), dan konsisten.
j. Menjaga konsistensi jenis huruf agar terlihat jelas
dan mudah dibaca. Pada situasi formal atau
umum, disarankan menggunakan font Times New
Roman atau jenis huruf yang rapi.
19

k. Menyesuaikan ukuran huruf dengan nilai minimal


18 pt (misalnya: 32 pt untuk judul, 28 pt untuk
subjudul, 22 pt untuk sub-subjudul, dan
seterusnya).
l. Jika menggunakan poin (bullet points) untuk poin
tertentu, disarankan tidak lebih dari enam dalam
satu slide.
m. Memperhatikan pemilihan warna agar serasi dan
mematuhi prinsip kontras. Aksen warna dapat
ditambahkan pada bagian-bagian penting, dan
sebaiknya menghindari penggunaan lebih dari tiga
warna yang berbeda.
n. Menggunakan visualisasi dengan bijak,
menghindari penggunaan berlebihan yang dapat
menjadi pengganggu.
o. Membatasi jumlah kata dalam satu slide agar tidak
lebih dari 25 kata
.

3. Teknik Presentasi
a. Menciptakan atmosfer yang santai dan tenang bagi
audiens, mungkin dengan menyisipkan humor yang
relevan atau menarik perhatian melalui ekspresi
tubuh atau momen dramatis.
b. Menggunakan kata ganti "personal" seperti "kita"
ketika memberikan presentasi.
c. Menjaga kontak mata dengan pendengar.
d. Menggunakan intonasi suara yang bersahabat dan
memberikan penekanan pada kata-kata atau kalimat
yang perlu ditekankan.
e. Memberikan transisi yang jelas antar bagian
presentasi untuk memberi tahu pendengar bahwa
20

akan ada perpindahan ke ide atau topik selanjutnya.


f. Menciptakan atmosfer interaktif dengan audiens,
melibatkan mereka dalam pertanyaan-pertanyaan
yang secara berkala diajukan.
g. Menyajikan kesimpulan yang sesuai dan relevan
dengan gagasan yang telah disampaikan..

3. Kelebihan dan kekurangan Media Power Point Interaktif


Hujair AH. Sanaky (2009: 135-136) menyatakan
bahwa aplikasi Microsoft PowerPoint memiliki sejumlah
keunggulan, antara lain:
a. Kemudahan penggunaan, dapat diterapkan pada kelas-
kelas dengan berbagai ukuran.
b. Memberikan peluang untuk interaksi langsung dan
pengamatan terhadap respons para penerima pesan.
c. Membuka kesempatan bagi penerima pesan untuk
membuat catatan terhadap pesan yang disampaikan.
d. Menyajikan teknik penyajian yang beragam dengan
adanya berbagai pilihan kombinasi warna dan animasi.
e. Dapat dimanfaatkan secara berulang kali.
f. Pemegang kendali sepenuhnya berada pada pihak
penyampai pesan, memungkinkan untuk menghentikan
atau mempercepat setiap urutan pembelajaran.

Menurut Hujair AH. Sanaky (2009:136),


disamping memiliki keunggulan, Microsoft PowerPoint
juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
a. Biaya akuisisi yang relatif tinggi dan tidak semua
institusi pendidikan mampu membelinya.
b. Bergantung pada perangkat keras seperti
komputer dan proyektor LCD untuk
menyampaikan pesan.
c. Membutuhkan perencanaan yang matang sebelum
21

digunakan.
d. Memerlukan keterampilan khusus dan pendekatan
yang sistematis untuk menggunakan aplikasi ini.
e. Diperlukan keahlian khusus dalam menyusun
informasi atau ide yang efektif untuk desain
program PowerPoint agar mudah dipahami oleh
penerima informasi.
f. Kadang-kadang membutuhkan bantuan operator
khusus, terutama jika penyampai pesan atau
informasi tidak memiliki keahlian dalam
mengoperasikannya.

D. Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar


1. Pengertian Pembelajaran Tematik
Menurut Peraturan Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Standar Proses Sekolah Dasar dan Menengah yang
dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan Nasional,
pembelajaran tematik didefinisikan sebagai metode
pembelajaran yang terkait dengan topik atau tema tertentu
yang dijadikan materi pembahasan. Di sisi lain, menurut
Majid (2014:87), pendidikan matematika merupakan suatu
pendekatan pendidikan yang menggabungkan berbagai
gaya belajar ke dalam satu konsep, dengan harapan siswa
dapat belajar secara efektif dan efisien. Dari pemahaman
para ahli tersebut, pembelajaran tematik dapat dijelaskan
sebagai pendekatan pembelajaran yang berfokus pada suatu
tema atau topik tertentu yang menggabungkan berbagai
objek atau materi pembelajaran yang berbeda, dengan
tujuan agar peserta didik dapat mengalami pembelajaran
efektif dan bermakna..

2. Karakteristik Pembelajaran Tematik


Menurut Abdul Majid (2014: 89-90),
22

pembelajaran tematik ditandai beberapa ciri khas,


seperti:
1. Berorientasi pada peserta didik, di mana peserta didik
menjadi subjek pembelajaran.
2. Memberikan pengalaman praktis kepada peserta
didik.
3. Tidak menekankan pemisahan yang tegas antar mata
pelajaran, melainkan lebih fokus pada tema tertentu.
4. Mengintegrasikan konsep dari sejumlah mata
pelajaran yang berbeda..
5. Bersifat fleksibel dan mudah diimplementasikan,
sehingga dapat terkait dengan kehidupan sehari-hari.
6. Mengadopsi prinsip pembelajaran yang melibatkan
kegiatan bermain dan memberikan pengalaman yang
menyenangkan bagi peserta didik.

3. Prinsip Pembelajaran Tematik


Menurut Abdul Majid (2014: 89), terdapat beberapa
prinsip yang sejalan dengan pembelajaran integratif, yaitu:
1. Pembelajaran tematik terpadu melibatkan penyelarasan topik-
topik terkini dengan kehidupan sehari-hari. Teks ini disusun dari
berbagai sumber ajar.
2. Pembelajaran tematik yang holistik membutuhkan materi ajar
yang memiliki keterkaitan potensial. Ini memungkinkan
pemilihan materi yang mencerminkan topik secara akurat. Dalam
beberapa kasus, ada kemungkinan ada materi tambahan yang
melibatkan aplikasi horizontal yang tidak tercakup dalam
standar isi.
3. Pembelajaran tematik seharusnya tidak kontraproduktif
terhadap pencapaian kurikulum, melainkan seharusnya berperan
sebagai pendukung dalam mencapai sasaran pembelajaran yang
terkait dengan aktivitas kurikulum..
23

4. Pertimbangan terhadap karakteristik siswa, seperti


pengetahuan awal, minat, kebutuhan, dan kemampuan,
senantiasa dijadikan pertimbangan dalam penggabungan materi
pembelajaran dalam satu tema.
5. Penggabungan materi pembelajaran tidak harus bersifat terlalu
memaksa. Dengan kata lain, materi yang dianggap sulit untuk
digabungkan tidak perlu dipaksakan..

E. Masalah Sosial di Lingkungan Sekitar


1. Pengertian
Menurut Lesile (1974) Masalah Sosial merupakan
suatu kondisi yang mempengaruhi sebagian besar
kehidupan masyarakat yang tidak diinginkan karena
perlunya di perbaiki. Sedangkan menurut Zastrow (2000)
Masalah Sosial diketahui sebagai kondisi sosial yang
mempengaruhi sebagian orang sehingga membutuhkan
perbaikan serta tindakan. Jadi berdasarkan pengertian
beberapa ahli bahwa Masalah sosial merupakan kondisi
yang tidak di inginkan serta memberikan pengaruh pada
kehidupan masyarakat, oleh karena itu perlu adanya
perbaikan dan tindakan- tindakan.

2. Jenis- Jenis Masalah Sosial di Lingkungan Sekitar


Masalah sosial cenderung dikatakan sebagai
kondisi yang tidak dilanjutkan pada masyarakat.
Masalah sosial timbul karena ketidaksesuaian unsur
kebudayaan, yang berpotensi membahayakan
kehidupan kelompok- kelompok serta menghambat
terpenuhinya kebutuhan pokok. Beberapa masalah sosial
yang ada di sekitar lingkungan, antara lain:
1) Masalah sosial di lingkungan tempat tinggal :
a) Pencurian
Pencurian merupakan pengambilan
24

property atau barang milik orang lain


tanpa izin. Seperti perampokan rumah,
pencurian toko, penipuan dll. Sehingga
membuat masyarakat terganggu dan
merasa was- was.
b) Sampah
Sampah bisa menjadi masalah sosial bila
membuang sampah secara sembarangan.
Karena hal itu menyebabkan lingkungan
menjadi tidak sehat, kotor, bau serta dapat
mengakibatkan banjir apabila sampah
menyumbat aliran air. Sebab itu membuat
masyarakat menjadi tidak nyaman.
c) Kemacetan Lalu Lintas
Dengan macetnya arus lalu lintas banyak
masyarakat yang melakukan pelanggaran
peraturan lalu lintas. Seperti perilaku
menerobos saat lampu merah,
mengendarai motor di trotoar serta tidak
memakai helm di jalan. Sehingga membuat
para pengguna jalan yang merasa
terganggu.
d) Bangunan Liar
Bangunan Liar yang dibangun di trotoar,
di atas saluran air, ditaman kota, serta di
kolong jembatan layang dapat menganggu
aktifitas serta kenyamanan pengguna jalan
dan masayarakat sekitar.

2) Masalah sosial di lingkungan sekolah


a.Peserta didik yang sering bolos
Peserta didik cenderung sering absen
atau bolos saat sekolah dikarenakan
25

orang tua tidak memberikan perhatian


secara tepat. Serta mengakibatkan
peserta didik banyak sekali ketinggalan
materi.
b.Membuang sampah sembarangan
Sebab kurangnya kesadaran warga
sekolah terhadap kebersihan lingkungan
sekolah yang mengakibatkan kurang
nyamannya proses kegiatan belajar.
c.Peserta didik berkelahi
Sebab kurangnya rasa mengasihi dan
menyanyangi sehingga suasana proses
belajar kurang nyaman.
d.Kekerasan guru terhadap peserta didik
Sebab kurangnya pemahaman guru
terhadap pendidikan serta kurangnya
rasa menyanyangi sehingga peserta
didik dapat mengalami trauma.
3. Cara Mengatasi Masalah Sosial di
Lingkungan Sekitar.
Dalam kehidupan sehari- sehari sering
terjadi banyak perilaku yang tidak disiplin
yang mengakibatkan ketidaksesuaian
unsur kebudayaan.
Beberapa cara mengatasi masalah sosial
sebagai berikut :
1. Cara mengatasi di Lingkungan Tempat
Tinggal :
a. Melaksanakan kegiatn ronda secara
rutin.
b. Mendirikan pos kampling.
c. Membiasakan atau menganjurkan
untuk membuang sampah pada
26

tempatnya.
d. Menyediakan tempat pembungangan
akhir.
e. Memberikan sanksi kepada pelanggar
agar jera.
f. Sosialisasi tentang pentingnya menaati
peraturan lalu lintas.
2. Cara mengatasi di Lingkungan Sekolah :
a. Memberikan bimbingan tentang
pentingnya sekolah.
b.Membiasakan perilaku kesadaran
dalam gerakan buah sampah pada
tempat sampah.
c. Membiasakan peserta didik untuk
saling mengenal antara satu dengan
lain supoaya menciptakan sifat
toleransi.
d.Memberikan pemahaman tentang
tujuan pendidikan di sekolah.
e. Memberikan sanksi terhadap
pelanggar sesuai ketentuan peratura
di sekolah.

F. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Agus Suprijono (2013:7) menyatakan bahwa hasil
belajar merujuk pada transformasi perilaku yang
mencakup seluruh aspek. Pernyataan ini sejalan
dengan definisi Hamalik (2004: 49) tentang hasil
belajar, yang menggambarkan tingkat pencapaian
penguasaan yang diperoleh oleh seorang pelajar
melalui berbagai proses belajar dan mengajar yang
sesuai dengan tujuan pendidikan. Perspektif ini juga
27

ditegaskan oleh Susanto (2013: 5) yang menjelaskan


bahwa perubahan yang terjadi pada siswa, baik itu
melibatkan aspek afektif, kognitif, maupun
psikomotorik, dapat diidentifikasi sebagai hasil
belajar..
Sedangkan Nawawi (sebagaimana dikutip oleh
Susanto, 2013: 5) mengemukakan bahwa hasil belajar
melibatkan pencapaian peserta didik dalam
memahami materi pelajaran di sekolah, yang diukur
melalui skor tes untuk menguji pemahaman mereka
terhadap materi dari suatu mata pelajaran. Ini
menyiratkan bahwa hasil belajar adalah perubahan
perilaku peserta didik yang muncul selama proses
pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan,
meliputi aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik
sebagai penanda pencapaian peserta didik.

2. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Slameto (2003: 54) menyebutkan bahwa terdapat
beberapa faktor yang memengaruhi hasil belajar, dan
faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
1. Faktor Internal, yang mencakup:
a) Faktor jasmaniah, yang mencakup aspek
kesehatan dan kecacatan fisik.
b) Faktor fisiologis, yang melibatkan kecerdasan,
bakat, minat, perhatian, motivasi, kedisiplinan,
dan kedewasaan.
c) Faktor kelelahan, yang mencakup kelelahan
fisik dan mental.
2. Faktor Eksternal, terdiri dari:
a) Faktor Keluarga, yang mencakup tingkat
pendidikan orang tua, komunikasi di dalam
28

keluarga, lingkungan keluarga, dan kondisi


ekonomi keluarga.
b) Faktor Sekolah, yang mencakup kurikulum,
metode pengajaran, interaksi guru dengan
partisipasi siswa, sikap siswa, dan tugas
rumah.
c) Faktor Kegiatan Masyarakat, yang mencakup
kegiatan siswa di masyarakat, media massa,
interaksi sosial, dan berbagai aspek
kehidupan masyarakat lainnya.

Dengan demikian, 70% dari faktor yang


memengaruhi hasil belajar siswa berasal dari faktor
internal atau internal pada diri siswa selama proses
pembelajaran, sementara 30% sisanya dipengaruhi
oleh faktor eksternal atau faktor dari luar. Tingkat
keberhasilan atau kegagalan dalam hasil belajar siswa
dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, baik yang
bersifat internal maupun eksternal. Kombinasi faktor
tersebut memiliki dampak yang signifikan terhadap
tingkat keberhasilan belajar dan proses pembelajaran
dengan tujuan mencapai target pembelajaran.

G. Penelitian Yang Relevan


1. Penelitian yang ber judul “Pengembangan Media
Pembelajaran Interaktif Berbasis PPT Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Keragaman
Suku Bangsa dan Budaya Studi Kasus : Siswa Kelas
VB SDN Karangayu 02 Kota Semarang” Karya
Novi Yulia Indriyanti Jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Negeri Semarang.
2. Penelitian dengan judul "Development of
Interactive Power Point Media through a Scientific
29

Approach for Integrated Thematic Learning in


Grade 2 Students at SDN Bergas Kidul 03,
Semarang Regency" disusun oleh Maria Resti
Andriani dan Wahyudi dari Jurusan Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga.
3. Penelitian dengan judul “Pengembangan Media
Pembelajaran IPA Berbasis Microsoft OFFice
Power
Point Interaktif pada Siswa Kelas IV SD Negeri
Ngrukeman Kaihan Bantul” Karya Anisyafa’at
Nurlatifah Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas PGRI Yogyakarta).

Berdasarkan ketiga penelitian di atas,


penggunaan PowerPoint interaktif sebagai media
pembelajaran memiliki tingkat relevansi yang sama
dengan upaya meningkatkan prestasi siswa.
Perbedaannya dapat ditemukan pada materi yang
akan digunakan saat proses pembelajaran dan
tingkat kelas siswa. Ketiga penelitian di atas
menunjukkan bahwa dokumen Power Point dapat
meningkatkan pencapaian peserta didik.

H. Kerangka Konseptual
Peneliti membuat kerangka berfikir yang
digambar kan dalam gambar berikut :
Media yang digunakan kurang menarik peserta didik
untuk mengikuti proses pembelajaran

Peserta didik kesulitan dalam mencerna materi


dalam proses pembelajaran

Diperlukan media yang menarik peserta didik


30

Mengembangkan media power point interaktif


untuk membantu peserta didik dalam
meningkatkan hasil belajarnya
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Kategori penelitian ini termasuk dalam ranah
penelitian dan pengembangan (R&D) yang secara khusus
fokus pada bidang pendidikan. Mulyatingsing (2012:161)
memberikan definisi yang menggambarkan bahwa
penelitian dan pengembangan memiliki tujuan
menciptakan produk baru melalui serangkaian tahapan
pengembangan. Sugiyono (2014:407) juga menyatakan
bahwa penelitian dan pengembangan adalah pendekatan
yang diterapkan untuk menciptakan produk khusus dan
menguji tingkat efektivitas produk.
Penelitian pengembangan bertujuan untuk
menciptakan produk baru dan menyempurnakan produk
yang sudah ada, dalam bentuk modular, fasilitas,
perangkat keras, perangkat lunak sehingga produk
efektif, layak digunakan dan dapat dipertimbangkan.
Dalam penelitian ini materi belum diujikan
kepada siswa dan hanya perlu dikonfirmasi melalui
'tahap'. Hal ini dilakukan karena pandemi COVID-19
menghalangi siswa untuk menggunakan media
PowerPoint interaktif.

B. Prosedur Penelitian
Prosedur yang diimplementasikan dalam
penelitian ini mengikuti model ADDIE yang
dikembangkan oleh Dick and Carey (1996). Lima
langkah yang perlu dilakukan dalam model ADDIE,
sebagaimana diuraikan oleh Endang (2011: 179),
melibatkan:
1. Analisis (analysis) : Pada tahap ini perlunya

31
32

melaksanakan analisis kebutuhan (need


analysis) merupakan pemilihan media
pembelajaran yang dibutuhkan peserta didik
dalam proses pembelajaran agar dapat
meningkatkan pemahaman dan hasil peserta
didik. Sedangkan analisis kinerja merupakan
analisis yang dilaksanakan untuk mengetahui
masalah yang ada di sekolah terkait media
yang digunakan. Serta mendapatkan solusi
dengan memperbaiki dan mengembangkan
media. Peneliti melakukan observasi dan
wawancara kepada guru Kelas V SDN 1
karamgsoko untuk menganalisis
permasalahan pada saat proses pembelajaran.
Hasil yang didapatkan dari hasil observasi
dan wawancara tersebut yaitu peserta didik
kurang tertarik mengikuti pembelajaran
karena kurangnya penggunaan media
sebagai alat bantu dalam proses
pembelajaran. Guru menggunakan sumber
belajar dari buku paket yang telah dibagikan
pemerintah dan media berupa KIT atau alat
peraga. Belum ada penggunaan media
berupa multimedia yang bersifat interaktif.

2. Perancangan (design) : Tahap perancangan


mencakup konsepsi ide-ide yang akan
diimplementasikan dalam media atau produk
yang sedang dikembangkan. Dalam konteks
media pembelajaran, proses perancangan
melibatkan aspek desain, materi, dan bahasa.
Semua elemen ini perlu dirancang secara
cermat dan menarik agar peserta didik dapat
33

dengan mudah memanfaatkannya dan dapat


digunakan dengan fleksibilitas di berbagai
tempat. Peneliti melakukan perancangan
media pembelajaran powerpoint interaktif
berisi materi masalah sosial yang ada
disekitar. Perancangan peneliti dilakukang
tiga tahap, yakni :
a. Pemetaan Kompetensi Dasar (KD) media
pembelajaran powerpoint interaktif, pemetan
kompetensi dasar subtema 6 Pengaruh kalor
terhadap kehidupan. Pemetaan kompetensi
dasar media pembelajaran powerpoint
interakttif digunakan sebagai arahan dalam
mengembangkan isi dan keseluruhan media
pembeljaran powerpoint interaktif.

TEMA 6 SUBTEMA 3
Pengaruh Kalor
terhadap Lingkungan

IPS
KD 3.2
Menganalisis bentuk- bentuk interaksi
manusia dengan lingkungan dan
pengaruhnya terhadap pembangunan
sosial, budaya dan ekonomi masyarakat
Indonesia.

b. Pembuatan
Materikerangka media pembelajaran
powerpoint
Masalah interaktif, meliputi
Sosial di Lingkungan Sekitar sistematika
penyusunan dalam media powerpoint
34

interaktif. Adapun kerangka media


pembelajaran powerpoint interaktif yang
dibuat oleh peneliti sebagau berikut : 1) Slide
Judul, 2) Slide Materi Pembelajaran, 3) Slide
Latihan Soal, 4) Slide Profil, 5) Slide Penutup.
c. Penetapan desain tampilan dan gambar
pada media pembelajaran powerpoint
interaktif, sebagai berikut :
1) Jenis huruf yaitu menggunakan
Architects Daughter
2) Logo, terdiri dari logo : Universitas
Negeri Surabaya
3) Tombol navigasi (button), terdiri dari
tombol kembali ke slide judul, tombol
lanjut ke slide berikutnya, tombol ke slide
sebelumnya, dan tombol keluar.
4) Latar belakang (background), seperti
gambar yang dapat di pilih di dalam
aplikasi Powerpoint.
5) Suara, berisi rekaman materi yang
direkam menggunakan handphone.
6) Gambar dibuat dengan sketsa gambar
dan menggunakan aplikasi pendukung
photoshop, yang terdiri dari gambar :
pencurian, membuang sampah
sembarangn, kemacetan lalu lintas,
bangunan liar, peserta didik membolos,
kekerasan.
7) Animasi dibuat menggunakan gif
maker.

3. Pengembangan (development) : Pengembangan


merupakan proses realisasi produk yang
akan siap di dimplementasikan. Berdasarkan
35

desain yang telah dirancang peneliti ke tahap


pemembangan yaitu membuat media
pembelajaran powerpoint interaktif
menggunakan aplikasi Microsoft
PowerPoint. Kemudia dilakukan validasi
oleh ahli materi dan ahli media yang
bertujuan untuk mengetahui kevalidan dari
media pembelajaran yang peneliti
kembangkan. Adapun hasil validasi ahli
materi terdapat pada lampiran .. halaman…
Sedangkan hasil validasi ahli media terdapat
pada lampiran.. halaman…

4. Implementasi (implementation): Implementasi


merupakan pengimplementasian atau uji
coba produk yang telah di kembangkan. Uji
coba dilakukan secara luring dengan
melewati beberapa langkah. Pada awalnya
peneliti akan mengumpulkan beberapa
peserta didik kelas V dari SDN 1 Karangsoko
di dalam kelas atau grub belajar yang akan di
mulai dengan salam dan pembukaan.
Langkah kedua peserta didik akan diberikan
penjelasan secara singkat tentang materi yang
akan di berikan mengenai masalah sosial
yang ada di sekitar. Langkah ketiga
memberikan media power point interaktif
kepada peserta didik serta memberikan
waktu untuk memahami serta mengerjakan
soal- soal yang ada pada media tersebut.
Setelah itu pembelajaran bisa di akhiri
dengan evaluasi. Bertujuan untuk mencari
tingkat kevalidan media pembelajaran power
36

point interaktif dari validator.

5. Evaluasi (evaluate) : Evaluasi melibatkan


melihat apakah produk yang dibuat berhasil
dan memenuhi harapan. Pada titik ini,
peneliti membuat perubahan akhir pada
dokumen PowerPoint interaktif yang
dikembangkan berdasarkan komentar dan
saran validator. Hal ini untuk memastikan
bahwa dokumen PowerPoint interaktif
dikembangkan dengan tepat dan cocok
digunakan untuk pembelajaran.

C. Subjek Uji Coba


Peserta didik yang menjadi subjek penelitian
media power point interaktif adalah peserta didik kelas
V SD. Uji cobaan dilaksanakan dengan metode
pengujiuji coba kelompok kecil. Dalam uji coba
kelompok kecil ini peneliti menyelenggarakan penelitian
kepada beberapa peserta didik kelas V SD dari SDN 1
Karangsoko Kab. Trenggalek.
Uji coba yang dilaksanakan secara luring
menggunakan kelompok kecil yang sudah terkumpul.

D. Jenis Data
Data yang dipakai dalam studi ini menggunakan
data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh
melalui umpan balik dari para ahli materi dan media
pada saat validasi, dan data yang dihasilkan dikaji oleh
peneliti untuk perbaikan materi pembelajaran.
Tipe Data Data kuantitatif akan diperoleh dari
panel validasi yang terdiri dari ahli materi dan ahli
media. Para ahli sedang memeriksa validitasnya dan
37

akan menyertakan rumus dan perhitungan beserta hasil


persentase akhir. Hal serupa juga terjadi pada data
kuesioner siswa pada tahap uji coba.

E. Instrument Pengumpulan Data


Instrumen yang diterapkan dalam penelitian ini
adalah kuesioner. Kuesioner atau angket digunakan
sebagai sarana untuk mengumpulkan data dengan
mengandung rangkaian pertanyaan yang ditujukan
kepada responden guna memperoleh informasi.
Penggunaan alat ini melibatkan skala Likert, sebuah
skala psikometri umum yang sering digunakan dalam
kuesioner. Skala yang diterapkan dalam penelitian ini
terdiri dari empat alternatif tanggapan dengan penilaian
sebagai berikut :
4 = SB (Sangat Baik)
3 = B (Baik)
2 = CB (Cukup Baik)
1 = KB (Kurang Baik)

Berikut kisi- kisi angket data yang dapat dilihat


pada tabel di bawah ini :

1. Lembar Aspek Media


Tabel 3.1 Indikator Aspek Media
No. Jumlah
Aspek Indikator
Butir Butir
Penyajian Media mudah dipahami 1 1
Kejelasan suara 2 1
Bahasa mudah dipahami 3 1
38

Desain Kesesuaian gambar 4 1


Animasi menarik 5 1
Pemilihan huruf 6
Pemilihan warna baground menarik 7
Dapat Media tidak mudah rusak 8 1
digunakan
secara Media mudah untuk diperbanyak 9 1
Klasikal/individu Media aman digunakan 10 1

2. Lembar Validasi Materi


Tabel 3.2 Indikator Validasi Materi
Jumlah
Aspek Indikator No. Butir
Butir
Isi Materi Kesesuaian judul dengan materi 1 1
Materi sesuasi KI dan KD 2 1
Materi dan gambar mudah dipahami 3 1
Keakuratan Kedalaman materi 4 1
Keakuratan contoh 5 1
Kesesuaian Materi sesuai kebutuhan siswa 6 1
materi
Kemutakhiran Materi sesuai kurikulum 7 1
Materi
Materi sesuai Materi sesuai dengan Kemajuan 8 1
IPTEK
3. Lembar Angket Kepraktisan Media
Tabel 3.3 Indikator Angket Kepraktisan Media
Indikator No. Butir
Design yang digunakan menarik 1
Gambar yang digunakan jelas 2
Bahasa yang digunakan mudah di pahami 3
Pemilihan huruf jelas 4
Penggunaan media pembelajaran yang mudah 5
39

Penyampaian materi mudah di pahami 6


Dapat menambah pengalam bagi peserta didik 7
Media pembelajaran menambah semangat peserta didik 8

4. Lembar Tes Eksperimen


Uji coba terbatas dengan menggunakan
tes ekperimen saat uji coba media
pembelajaran. Tes ekperimen dilaksanakan
dengan post test dan pre test. Menguji
keefektifan media pembelajaran dalam proses
pembelajaran materi masalah sosial di
lngkungan sekitar. Tes ekperimen berjumlah 8
butir soal yang akan dikerjakan oleh subjek uji
coba dalam waktu (±10 menit). Butir soal yang
digunakan berjenis pilihan ganda.

F. Teknik Analisis Data


Penelitian pengembengan media power point
interaktif menggunakan media analis data antara lain
kuantitatif dan kualitatif.
1. Analisis Kuantitatif
Penganalisis tersebut digunakan untuk
Pengolahan data dari hasil lembar validasi ahli
materi, sedangkan lembar validasi media yang
dijadikan presentase agar mengetahui tingkat
kelayakan media yang dikembangkan.
a. Pada penganalisisan sebuah data dalam
penelitian yang dilakukan, digunakan skala
Likert dengan penghitungan rata-rata skor dalam
pertanyaan yang terdapat di kuesioner.
Penentukan presentase tersebut, dapat
dilhasilkan dengan menggunakan rumus berikut
:

X
𝜌= × 100%
Y
40

Keterangan :
P = Skor Penilaian
X = Hasil Jawaban Validator
Y = Skor Maksimal

Menentukan kriteria validasi berdasarkan hasil


rata- rata dari skor penilaian dengan tabel di
bawah ini:

Tabel 3.4 Besaran Kriterian Skor Penilaian


Skor Kriteria
0% - 25% Kurang Baik
25,01 % - 50% Cukup Baik
50,01% - 75% Baik
75,01% - 100% Sangat Baik

b. Analisi data hasil angket peserta didik


Data hasil dari jawaban yang telah
diberikan peserta didik akan dihitung
dengan menggunakan prsentase butir
soal jawaban. Hal tersebut akan
dihitung menggunakan rumus sebagai
berikut :

X
𝜌= × 100%
𝑌

Keterangan :
p = Skor Penilaian
X = Hasil
Jawaban
Validator
41

Y = Skor
Maksimal
Menentukan kriteria validasi berdasarkan hasil
rata- rata dari skor penilaian dengan tabel di
bawah ini:

Tabel 3.5 Besaran Kriterian Skor Penilaian


Skor Kriteria
0% - 25% Kurang Baik
25,01 % - 50% Cukup Baik
50,01% - 75% Baik
75,01% - 100% Sangat Baik

c. Analisis hasil tes eksperimen.


Hasil uji coba terbatas yang menggunakan pos
test- pre test dikatakan berhasil jika adanya
peningkatan hasil post test setelah peserta didik
diberikan pembelajaran menggunakan media
pembelajaran.
2. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif menggunakan data yang
diperoleh dari komentar dan kritik ahli materi, media,
dan siswa. Data yang diperoleh kemudian akan
digunakan untuk memperbaiki kerentanan dan
kesalahan pada kendaraan yang sedang
dikembangkan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN
1. Kualitas Media
Media pembelajaran yang dihasilkan oleh peneliti
disusun sesuai dengan prosedur pengembangan
kemudian dinilai oleh ahli media serta ahli materi untuk
memastikan kualitasnya..
a. Validasi Ahli Media
Validator media adalah Bapak Suprayitno, M.Pd.,
seorang dosen Program Keguruan Dasar di Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Surabaya. Beliau
bertanggung jawab melakukan validasi terhadap media
pembelajaran dengan tujuan mengidentifikasi dasar
peningkatan dan penguatan kualitasnya. Validasi oleh
ahli media ditekankan pada tiga aspek, yakni penyajian,
desain, dan potensi penggunaan baik secara klasikal
maupun individual. Proses validasi melibatkan penilaian
media pembelajaran oleh ahli media, diikuti dengan
pemberian lembar validasi yang terdiri dari 9 pernyataan
yang dibagi menjadi 3 aspek. Hasil dari validasi oleh ahli
media kemudian dipresentasikan dalam tabel berikut :
Tabel 4.1 Hasil Presentase dan Kriteria Aspek Media

NILAI
ASPEK PENELITIAN
Skor yang Skor yang
diperoleh Diharapkan
PENYAJIAN
1. Media mudah dipahami 4 4
2. Kejelasan suara 3 4
3. Bahasa yang mudah dipahami 3 4
DESAIN

42
43

4. Kesesuaian gambar 4 4
5. Animasi menarik 4 4
6. Pemilihan huruf 3 4
7. Pemilihan warna baground menarik 3 4

DAPAT DIGUNAKAN SECARA SECARA KLASIKAL/INDIVIDU

8. Media tidak mudah rusak 3 4


9. Media mudah untuk diperbanyak 4 4
10. Media aman digunakan 4 4
Jumlah 35 40
Presentase dan Kriteria 87,5 % (Sangat Baik)

Dalam informasi tabel tersebut, terlihat dari aspek


penampilan media pembelajaran ada 10 indikator
antara lain :
1) Media mudah dipahami
2) Kejelasan suara
3) Bahasa mudah dipahami
4) kesesuain gambar
5) Animasi menarik
6) Pemilihan huruf
7) Pemilihan warna baground menarik
8) Media tidak mudah rusak
9) Media mudah untuk di perbanyak
10) Media aman digunakan.

Penjelasan keseluruhan aspek tersebut dijabarkan


sebagai berikut:
1) Tampilan
a) Media mudah dipahami : Indeks kemudahan
pemahaman mendapat skor 4 yang berarti mendapat
44

skor sangat tinggi. Hal ini terbukti dengan adanya


instruksi pengguna yang jelas dan mudah dipahami
pada dokumen PowerPoint interaktif.
b) Kejelasan suara : Indikator kejelasan suara
mendapat skor 3, yang berarti skor indeks ini relatif
tinggi. Hal ini dapat Anda dengar dari audio yang
ada di media interaktif PowerPoint.
c) Bahasa mudah dipahami : Indeks bahasa yang dapat
dipahami mendapat skor 3, artinya skornya relatif
Baik. Dalam medianya, bahasa yang digunakan
adalah bahasa Indonesia, bahasa yang dipahami dan
digunakan siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Penggunaan bahasa yang mudah dipahami pada
media PowerPoint interaktif ini dapat
dikomunikasikan dengan baik.
d) Kesesuaian gambar : Menunjukkan kelengkapan
visual media ini mencapai skor 4, artinya indikator
ini mencapai skor tergolong sangat baik. Hal ini
terbukti dalam kenyataan bahwa gambar multimedia
sesuai dan dapat dimengerti dalam lingkungan
PowerPoint interaktif. Alat peraga pada PowerPoint
sama dengan topik yang disusun pada materi
pembelajaran.
e) Animasi menarik : Indikator animasi yang menarik
akan mempunyai skor 4, artinya skor tersebut dinilai
sangat baik. Hal ini terlihat dari animasi multimedia
yang relevan dan menarik dalam media PowerPoint
yang interaktif.
f) Pemilihan huruf : Indikator multimedia dengan
mudah mendapat skor 3, Artinya skor indeks ini
relatif tinggi. Hal ini terlihat dari pemilihan huruf
pada media yang sesuai dengan media PowerPoint
45

interaktif
g) Pemilihan warna baground yang menarik : Indeks
pemilihan warna background yang menarik harus
mencapai Score 3 , artinya indeks ini mendapat skor
yang relatif baik. Hal ini terlihat pada latar belakang
media PowerPoint yang interaktif.
h) Media tidak mudah rusak : Indikator media yang
tidak mudah rusak mendapat nilai 3, yang berarti
skornya sama untuk selamanya. Hal ini terlihat pada
media yang tidak mudah rusak atau sobek terkena
air.
i) Media mudah untuk di perbanyak : Menunjukkan
media yang mudah diperbarui mendapat skor 4,
artinya skor laporan ini hanya tergolong Sangat Baik.
Hal ini terlihat jelas pada media yang mudah untuk
dibagikan.
j) Media aman di gunakan : Media untuk Penggunaan
yang Aman mendapat skor 4, artinya skor indikator
dinilai sangat baik dengan minimnya resiko
keamanan yang ada.

b. Validasi Ahli Materi


Yang melakukan pengesahan dokumen tersebut
adalah Bapak Ulhaq Zuhdi, M.Pd. Beliau merupakan
dosen Program Keguruan Dasar pada Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Surabaya. Validasi bahan
pembelajaran oleh ahli media bertujuan untuk
mempelajari pendapat ahli dokumen sebagai dasar
penyempurnaan dan peningkatan kualitas bahan
pembelajaran. Persetujuan ahli materi dipertimbangkan
dalam tiga aspek yaitu penyajian, desain, dan kegunaan
klasik atau pribadi. Proses validasi dilaksanakan dengan
46

memperlihatkan materi pembelajaran untuk


divisualisasikan dan menyampaikan formulir validasi
kepada pakar media. Formulir validasi terdiri dari 8
pertanyaan. Hasil pemeriksaan dari evaluasi materi
disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.2 Hasil Presentase dan Kriteria Validasi Materi


NILAI
No ASPEK PENELITIAN Skor yang Skor yang
Diperoleh Diharapkan

1. Kesesuaian judul dengan uraian 3 4


materi
2. Isi materi sesuai dengan KI dan KD 4 4
3. Materi dan gambar yang 3 4
digunakan mudah untuk
dipahami
4. Kedalam materi yang digunakan 4 4
5. Keakuratan materi dan gambar 3 4
yang digunakan
6. Materi sesuai dengan kebutuhan 4 4
peserta didik
7. Materi berdasarkan kurikulum 3 4
yang berlaku
8. Materi sesuai dengan 4 4
perkembangan IPTEK
Jumlah 26 32
Presentase dan Kriteria 81,25% (Sangat Baik)

1) Isi Materi
Berdasarkan informasi yang tertera pada tabel
tersebut, terdapat 9 indikator dalam aspek materi pada
47

media pembelajaran yakni :


1. Kesesuaian judul dengan uraian materi
2. Isi materi sesuai dengan KI dan KD
3. Materi dan gambar yang digunakan mudah untuk
dipahami
4. Kedalaman materi yang digunakan
5. Keakuratan materi dan gambar yang digunakan
6. Materi sesuai dengan kebutuhan peserta
7. Materi berdasarkan kurikulum yang berlaku
8. Materi sesuai dengan perkembangan IPTEK.

Penjelasan keseluruhan aspek antara lain


dijabarkan sebagai berikut :
a) Kesesuain judul dengan uraian materi : Indikator
kunci kesesuaian judul dengan gambaran fisik
mendapat skor 3, artinya indikator ini memperoleh
skor relatif baik. Hal ini tercermin dari kecukupan
bahan yang digunakan.
b) Isi materi sesuai dengan KI dan KD : Indeks
kecukupan isi bahan mencapai 4 , artinya Indeks
mendapat penilaian Sangat Baik. Hal ini terlihat jelas
pada bahan yang digunakan telah memenuhi standar
KI dan KD.
c) Materi dan gambar yang digunakan mudah untuk
dipahami : Indeks kesesuaian bahan dan gambar
yang digunakan mempunyai skor 3, artinya
kualitasnya petunjuk itu dicatat. relatif baik. Hal ini
terlihat dari materi dan gambar yang digunakan
sesuai dengan topik.
d) Kedalaman materi yang digunakan : Indikator
relevansi konten mendapat skor 4 poin, artinya
indeks ini tergolong sangat baik. Hal ini terlihat dari
kualitas dan kesesuaian dokumentasi yang
48

digunakan.
e) Keakuratan materi dan gambar yang digunakan :
Indeks relevansi konten yang dinilai adalah 1, artinya
indeks ini dinilai buruk. Hal ini terlihat dari
keakuratan gambar yang digunakan yang hanya
bersumber dari Internet.
f) Materi sesuai dengan kebutuhan peserta : Indikator
relevansi konten memperoleh skor 4, artinya
indikator mencapai evaluasi skor tergolong sangat
baik. Hal ini terlihat dari materi yang digunakan
sesuai dengan kebutuhan peserta.
g) Materi berdasarkan kurikulum yang berlaku :
Indeks materi berbasis kurikulum mendapat skor 3,
artinya indeks tersebut mendapat skor yang relatif
baik. Hal ini terlihat jelas melalui materi yang
digunakan sesuai dengan kurikulum.
h) Materi sesuai dengan perkembangan IPTEK :
Indeks isi lengkap mendapat nilai 4, artinya indeks
ini mendapat nilai sangat tinggi dan baik. Hal ini
terlihat jelas melalui peralatan yang digunakan
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

B. PEMBAHASAN
1. Hasil Pengembangan Media
Dengan bab proses pengembangan yang telah
dijelaskan dihalaman sebelumnya, terhasil produk akhir
berupa multimedia pembelajaran interaktif dalam format
PowerPoint. Materi pembelajaran ini mencakup teks,
gambar, dan elemen audio, yang dapat dilihat dalam
ilustrasi di bawah ini.
Dari gambar tersebut, terlihat bahwa produk
multimedia pembelajaran interaktif PowerPoint
49

memungkinkan pengaktifan teks, gambar, dan suara.


Produk ini dianggap sebagai jenis multimedia, dengan
hasil akhir berupa komunikasi interaktif melalui
PowerPoint mengenai permasalahan sosial di
lingkungan.

Gambar 4.1 Halaman Beranda


Halaman beranda merupakan halaman pertama dari
materi pembelajaran. Dihalaman awal terdapat opsi
“Memulai” yang akan membawa pengguna media ke
halaman selanjutnya. Halaman beranda juga harus
menampilkan elemen-elemen yang menarik agar siswa
tetap tertarik mempelajari cara menggunakan media
tersebut.
50

Gambar 4.2 Tampilan Daftar Materi


Menu “Daftar Isi” berisi penjelasan dari tombol-tombol yang
digunakan dalam media pembelajaran ini. Tombol yang ada
pada media pembelajaran ini yakni:
1. Materi 1, merupakan halaman penjelasan awal atau
pengertian materi masalah sosial menurut para ahli.
2. Materi 2, merupakan halaman penjelasan tentang jenis-
jenis masalah sosial.
3. Materi 3, merupakan halaman penjelasan tentang cara
mengatasi masalah sosial.
4. Soal , digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman
siswa.
5. Penutup, merupakan halam biodata diri dari peniliti.
51

Gambar 4.3 Tampilan Materi 01


Tampilan menu Materi 1 berisi pengertian masalah sosial
menurut beberapa ahli yang dapat di pahami siswa atau
pengguna.

Gambar 4.4 Tampilan Materi 02


Tampilan menu Materi 2 berisi masalah- masalah yang ada di
lingkungan sekitar yang ada pada masyarakat dan
lingkungan sekolah.
52

Gambar 4.5 Tampilan Materi 03


Tampilan menu Materi 3 dimana terdapat beberapa cara
mengatasi masalah sosial di lingkungan masyarakat mau pun
dilingkungan sekolah yang dapat di terapkan oleh siswa.

Gambar 4.6 Tampilan Soal Evaluasi


Tampilan menu Soal Evaluasi yang berisi soal- soal yang di
tujukan kepada siswa atau pengguna untuk mengetahui
seberapa jauh pemahaman terhadap materi ini.
53

Gambar 4.7 Tampilan Penutup

Tampilan penutup atau halaman terakhir dalam media yang


berisi pengenalan peneliti kapada siswa.

2. Interakivitas Media PowerPoint

Gambar 4.8 Beranda Tampilan Menu


Dalam ilustrasi di atas, pengguna dapat
berinteraksi dengan PowerPoint media dengan memilih
atau mengklik navigasi buttons yang tersedia. Mereka
dapat memberikan umpan balik atau berinteraksi
54

dengan media melalui penekanan pada request yang


dibuat oleh pengguna. Sebagai contoh, jika pengguna
memilih tombol "on" atau "off", media akan secara
otomatis menyesuaikan diri dengan perubahan musik
dalam kehidupan mereka, dan jika pengguna kembali
klik tombol tersebut, musik akan berhenti bergerak.

3. Kualitas Media
Sebelum tampilan menu dan navigasi, bahan
pembelajaran interaktif sosial yang dibuat dengan
PowerPoint telah diuji oleh banyak media dan materi.
Setelah membuat lingkaran diagram, itu akan tampak
seperti yang ditunjukkan di bawah ini. Hasil validasi
media dapat dilihat dalam Table 14.

Penyajian

27,5 25
% % Desain

35 Dapat
%
digunakan
secara klasikal
atau individu

Gambar 4.9 Hasil Validasi Media Bentuk Persen

Berdasarkan diagram lingkaran di atas terlihat


bahwa evaluasi materi pembelajaran ditinjau dari tiga
aspek yaitu penyajian, desain, dan kegunaan secara
kolektif atau individual. Aspek presentasi mencapai
angka 25%, aspek desain mencapai angka 35%,
sedangkan aspek klasik atau penggunaan pribadi
55

mencapai angka 27,5%. Rata-rata rating keseluruhan


dari pakar media adalah 87,5%. Harga tersebut
mencakup kriteria sangat baik sebagai alat bantu
pembelajaran. Anda dapat melihat hasil dokumen
profesional pendukung pembelajaran interaktif untuk
mempelajari isu-isu sosial yang dikembangkan
menggunakan perangkat lunak PowerPoint pada
diagram lingkaran di bawah ini.
Kesesuai Judul

Isi Materi

12,5% 9,38% Materi dan Gambar sesuai

9,38% 12,5% Kedalam Materi

Keakuratan Materi
12,5% 9,38%
Materi sesuai dengan
9,38% 12,5% kebutuhan peserta didik
Materi berdasarkan kurikulum

Materi sesuai dengan


perkembangan IPTEK
Gambar 4.10 Hasil Validasi Materi Bentuk Persen

Berdasarkan diagram lingkaran di atas terlihat


bahwa penilaian materi pembelajaran ditinjau dari 8
aspek, yaitu kesesuaian judul, isi dokumen, kesesuaian
dokumen dan gambar, serta relevansi dokumen. .
kedalaman, presisi. dokumen, dokumen sesuai
kebutuhan mahasiswa, dokumen sesuai program studi,
dokumen sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Aspek relevansi judul mencapai rate 9,38%,
aspek isi dokumen mencapai rate 12,5%, aspek
relevansi dokumen dan gambar mencapai rate 9,38%,
aspek fisika mencapai rate 12,5%, kemunculan materi
56

yang akurat mencapai angka 9,38%, kemunculan materi


sesuai kebutuhan siswa mencapai angka 12,5%,
kemunculan dokumen sesuai program mencapai angka
9,38%, diantaranya dokumen yang layak untuk
dikembangkan. ilmu pengetahuan dan teknologi
mencapai angka 12,5%. Total rata-rata penilaian ahli
media sebesar 81,25%. Harga tersebut mencakup
kriteria sangat baik sebagai alat bantu pembelajaran.
4. Tanggapan
Media PowerPoint interaktif yang mengeksplorasi
isu-isu sosial juga diujikan kepada siswa untuk
mengetahui keefektifan media interaktif tersebut. Alat
yang digunakan adalah angket kuisioner yang harus diisi
peserta didik.
a. Tanggapan Peserta Didik
Penghitungan poin yang diperoleh ketika siswa
menyelesaikan kuesioner diproses sesuai dengan
bagan di atas.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan dan analisis yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya, dapat dihasilkan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Evaluasi terhadap kualitas media interaktif PowerPoint
dapat dilakukan melalui penilaian dari narasumber ahli
media dan narasumber ahli materi. Penilaian narasumber
ahli media mencapai tingkat persentase sebesar 87,5%,
menunjukkan bahwa kualitasnya dinilai sangat baik.
Sementara itu, penilaian narasumber ahli materi terhadap
materi mencapai angka 81,25%, yang juga dikategorikan
sebagai kualitas sangat baik.
2. Pendapat siswa, yang tercermin dalam umpan balik
mereka, merupakan aspek penting dalam penilaian secara
keseluruhan. Hasil evaluasi dari siswa menunjukkan
angka sebesar 65,5%, yang dapat digolongkan sebagai
penilaian sangat baik.
3. Dengan mempertimbangkan penilaian dari narasumber
ahli media, narasumber ahli materi, serta masukan dari
guru dan siswa, rata-rata penilaian keseluruhan mencapai
75%. Penilaian ini menempatkannya dalam kategori
memenuhi syarat sebagai media pembelajaran.

B. Implikasi
Dari hasil temuan sebelumnya, terdapat
beberapa faktor yang berkaitan dengan proses
pembelajaran. Pertama, pemanfaatn media menjadi
kebutuhan esensial untuk mendukung kemajuan
pembelajaran bahasa Jawa, terutama dalam konteks
materi wayang dan topik umum lainnya. Kedua, salah

57
58

satu jenis media pembelajaran yang dapat membantu


pemahaman bahasa Jawa adalah melalui penggunaan
media PowerPoint interaktif. Media pembelajaran
interaktif ini disusun dengan tujuan menciptakan
lingkungan pembelajaran yang lebih menarik.
Keunggulan utama dari penggunaan media interaktif
PowerPoint adalah kemampuannya untuk meningkatkan
minat dalam proses pembelajaran. Selain itu, setiap siswa
dapat memanfaatkan fitur interaktif PowerPoint secara
individu, memungkinkan penyesuaian dengan gaya
belajar yang berbeda-beda dari setiap siswa.

C. Rekomendasi
Berdasarkan temuan dan implikasi di atas, peneliti
memberikan beberapa saran sebagai berikut.
1. Guru sekolah dasar hendaknya menggunakan
materi pembelajaran seperti dokumen PowerPoint
interaktif yang dikembangkan oleh peneliti
untuk mendorong siswa menjadi lebih interaktif
dalam pembelajaran.
2. Saran bagi siswa agar lebih memahami dan aktif
dalam mempelajari permasalahan sosial di
lingkungan. Sehingga siswa dapat
menerapkannya dalam pembelajaran di
lingkungan sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo


Persada
Abdul Majid. (2014). Pembelajaran Tematik Terpadu.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suprijono,Agus. 2013. Cooperative Learning.Surabaya:
Pustaka Belajar.
Slameto. 2013.Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta
Sudjana. 2009. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Susanto,
Ahmad. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah
Dasar. Jakarta: Kencana.
Daryanto. 2016. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava
Media.
Husein Hamdan Batubara & Desy Noor Ariany. Modul
Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif dengan
Microsoft Power Point.
Hujair AH Sanaky. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria
Insania Press. 2009.
Anitah, Sri. 2012. Media Pembelajaran. Surakarta : Yuma
Pustaka
Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Kemp dan Dayton (1985:28) dalam kutipan Arsyad (2002)
Media Pembelajaran : Jakarta PT Raja Garfindo
Perasada.
Seels, B.B. & Richey, R.C. (1994). Instructional technology: the
definition and domains of the field. (Terjemahan Yusuf
Hadi Miarso, Dewi S Prawiradilaga & Raphael
Rahardjo. IPTPI, Unit Percetakan UNJ).
Levie, W. H. and Lentz, R.. 1982. Effects of text illustrations: a
review of research. Educational Communication and

60
61

Technology Journal, 30: 195- 232.


Hamalik O. 1986. Media Pendidikan. Bandung: PT Citra
Aditya Bakti
Sudjana, N dan Rivai, A. 1992. Media Pengajaran. Bandung:
Sinar Baru Agesindo
Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran.
Yogjakarta : Pedagogia
Ahmad, Susanto. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di
Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu, Konsep, Strategi
dan Implementasinya dalam KTSP. Jakarta: Bumi
Aksara.
Supardi. 2011. Dasar-Dasar Ilmu Sosial. Yogyakarta: Penerbit
Ombak.
Endang Mulyatiningsih. (2012). Metodologi Penelitian
Terapan. Yogyakarta: Alfabeta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif& RND). Bandung:Alfabeta.
Lampiran 1
LAMPIRAN INSTRUMEN VALIDASI MATERI
Nama Validator :
Jabatan :
Hari/ Tanggal :
Mata Pelajaran : Tematik
Fokus Pembelajaran : IPS
Sasaran : Peserta Didik Kelas V
Judul Penelitian : “Pengembangan Media
Power Point Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Kelas V SD Materi Masalah Sosial di
Lingkungan Sekitar” Petunjuk Pengisian :
i. Lembar instrumen diisi oleh ahli materi
ii. Lembar instrumen ini terdiri dari aspek isi materi,
keakuratan, kesesuaian materi, dan
kemutakhiran materi.
iii. Dimohon Bapak atau Ibu validator untuk
memberikan tanda centang (√ ) pada kolom yang
sesuai .
iv. Kriteria penilaian :
Angka 4 = sangat baik / sangat setuju Angka 3 =
baik / setuju
Angka 2 = cukup baik / cukup setuju Angka 1 =
kurang baik / kurang setuju Angka 1 = tidak baik
/ tidak setuju

v. Atas kesediaan Bapak atau Ibu untuk mengisi


lembar instrumen, saya ucapkan terimakasih.

No Indikator Skor
1 2 3 4
1. Kesesuaian judul dengan uraian materi √
2. Isi materi sesuai dengan KI dan KD √
3. Materi dan gambar yang digunakan mudah untuk √
dipahami
4. Kedalaman materi yang digunakan √
5. Keakuratan materi dan gambar yang digunakan √
6. Materi sesuai dengan kebutuhan peserta didik
7. Materi berdasarkan kurikulum yang berlaku √
8. Materi sesuai dengan perkembangan IPTEK √
Jumlah masing- masing skor
Total Skor 26
Nilai akhir (%) 81,25%

Catatan= Jumlah masing- masing skor adalah


jumlah check list () di jumlahkan skor masing-
masing kolom.

Saran Perbaikan :
........................................................................................
........................................................................................
........................................................................................
........................................................................................

Surabaya,............................2021
Validator,

ULHAQ ZUHDI, S.Pd.M.Pd


NIDN. 0017108102
Lampiran 2
INSTRUMEN VALIDASI MEDIA
Nama Validator :
Jabatan :
Hari/ Tanggal :
Mata Pelajaran : Tematik
Fokus Pembelajaran : IPS
Sasaran : Peserta Didik Kelas V
Judul Penelitian : “Pengembangan Media
Power Point Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Kelas V SD Materi Masalah Sosial di
Lingkungan Sekitar” Petunjuk Pengisian :
1. Lembar instrumen diisi oleh ahli media
2. Lembar instrumen ini terdiri dari aspek
penyajian, desain, dan dapat digunakan secara
klasikal atau individu.
3. Dimohon Bapak atau Ibu validator untuk
memberikan tanda centang (√ ) pada kolom yang
sesuai .
4. Kriteria penilaian :
Angka 4 = sangat baik / sangat setuju Angka 3 =
baik / setuju
Angka 2 = cukup baik / cukup setuju Angka 1 =
kurang baik / kurang setuju Angka 1 = tidak baik
/ tidak setuju
5. Atas kesediaan Bapak atau Ibu untuk mengisi
lembar instrumen, saya ucapkan terimakasih.

Skor
NO Indikator
1 2 3 4
1. Media mudah untuk dipahami dan jelas √
2. Suara yang digunakan jelas √
3. Bahasa yang digunakan mudah dipahami √
4. Pemilihan gambar sesuai dengan materi √
5. Gambar animasi menarik √
6. Penggunaan huruf yang sesuai √
7. Pemilihan Warna Bekgroun √
8. Media tidak mudah rusak √
9. Media mudah untuk diperbanyak √
10. Media aman digunakan √
Jumlah masing- masing skor
Total Skor 35
Nilai akhir (%) 87,5%

Catatan= Jumlah masing- masing skor adalah


jumlah check list () di jumlahkan skor masing-
masing kolom.
Saran Perbaikan :
........................................................................................
.......................................................…………………….

Surabaya, 2021
Validator,

SUPRAYITNO, M.Si
NIDN.0020066711
Lampiran 3

Angket Uji Coba Terbatas

LEMBAR ANGKET PENGGUNA MEDIA PEMBELAJARAN


POWER POINT INTERAKTIF

Nama :

Kelas :

Sekolah :

Petunjuk Pengisian :
1. Isilah identitas diri pada tempat yang disediakan
2. Bacalah setiap pertanyaan dengan seksama
3. Berilah tanda checklist () pada salah satu alternatif
jawaban yang sesuai dengan tanggapan pada kolom di
samping pertanyaan.
Skor
Sangat Kurang Setuju Sangat
No Pernyataan Kurang Setuju Setuju
Setuju
(1) (2) (3) (4)
1. Design yang digunakan
menarik
2. Gambar yang digunakan
digunakan jelas
3. Bahasa yang digunakan mudah
dipahami
4. Pemilihan Huruf Jelas
5. Penggunaan media
pembelajaran yang mudah
6. Penyampaian materi mudah di
pahami
7. Dapat menambah pengalaman
bagi peserta didik
8. Media pembelajaran menambah
semangat peserta didik
Lampiran 4

Angket Uji Coba Terbatas

LEMBAR ANGKET PENGGUNA MEDIA


PEMBELAJARAN POWER POINT INTERAKTIF

Nama :
Kelas :
Sekolah :

Petunjuk Pengisian :

1. Isilah identitas diri pada tempat yang disediakan


2. Bacalah perintah soal dengan seksama
3. Bacalah setiap pertanyaan dengan seksama

Pilihlah Jawaban yang benar!


1. Masalah sosial yang dapat merusak masa
depan pemuda karena menyebabkan
ketergantungan adalah ...
a. Pengangguran
b. Kemacetan dijalan
c. Penyalahgunaan narkoba
d. Pencemaran lingkungan
2. Bila jumlah pengangguran terlalu banyak
maka akan mudah menimbulkan berbagai
masalah sosial seperti di bawah ini, kecuali...
a. Ketidakadilan
b. Permusuhan
c. Pertikaian
d. Kerukunan
3. Pengangguran terjadi karena tidak tersediannya ...
a. Lulusan Sekolah
b. Tenaga ahli
c. Lapangan pekerjaan
d. Kemampuan kerja
4. Agar lingkungan sekitar kita tidak terkena
polusi maka lingkungan hidup harus ...
a. Dibuang
b. Dijaga
c. Dibiarkan
d. Dibakar
5. Akibat dari pengangguran adalah
pengangguran hal- hal dibawah ini, kecuali
...
a. Kejahatan
b. Kepuasan
c. Kemiskinan
d. Putus sekolah
6. Kurangnya perhatian orang tua dapat
menyebabkan masalah sosial berupa ...
a. Pencurian
b. Kenakalan remaja
c. Kerusuhan sosial
d. Kesejahteraan sosial
7. Organisasi pemuda yang bisa berperan
mengatasi masalah sosial di masyarakat
adalah ...
a. Pertahanan sipil (hansip)
b. Preman kampung
c. PKK
d. Karang taruna
8. Keamanan lingkungan kampung menjadi tanggung
jawab ...
a. Orang Tua
b. Ketua RT
c. Tokoh Masyarakat
d. Warga

Lampiran 5
DESAIN MEDIA

1. Pada slide pertama terdapat judul materi.


Bagian bawah judul difungsikan sebagai
proses perpindahan 1 slide ke slide
selanjutnya.

2. Pada slide ke dua yaitu menu utama yang di


dalamnya berisi materi, kuis, serta profil
yang pada setiap kotak tersebut bisa di klik
untuk bisa ke slide yang dinginkan. Dan
untuk tombol pojok kanan bawah di
fungsikan untuk keluar dari ppt tersebut.

3. Saat kita meng- klik kotak materi akan


masuk kepada slide yang berisi pengertian,
jenis- jenis masalah sosial di lingkungan
sekitar serta cara mengatasi masalah.

4. Ketika kita meng-klik Materi 1 maka akan


menampilkan slide yang berisi pengertian
dari masalah sosial. Dan seterusnya apa bila
meng-klik Materi 2 yang berisi jenis- jenis
masalah sosial. Materi 3 yang berisi cara
mengatasi masalah sosial yang ada
dilingkungan sekitar masyarakat atau
sekolah. Soal Evaluasi yang berisi soal- soal
untuk mengetahu tingkat pemahaman siswa
dari materi yang disampaikan. Penutup
yang berisi profil peneliti .
Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Nama : Mella Permadani Kusuma Putri


NIM : 17010644026
Perihal : Validasi materi untuk skripsi

INSTRUMEN VALIDASI MATERI PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SDN 1 Karangsoko


Kelas : 5
Mata pelajaran : IPS (Tematik)
Alokasi waktu : 1 Hari

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan mengamati dan berdiskusi, peserta didik dapat
mengidentifikasi masalah sosial yang ada di lingkungan
sekitar.
2. Dengan mempresentasikan, peserta didik dapat
menjelaskan pengertian, macam- macam masalah sosial
dan cara mengatasi masalah sosial.
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pembukaan 1. Melakukan Pembukaan dengan Salam dan 15 menit
Dilanjutkan Dengan Membaca Doa
2. Mengaitkan Materi Sebelumnya dengan
Materi yang akan dipelajari dan
diharapkan dikaitkan dengan pengalaman
peserta didik
3. Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari.
Inti  Dengan metode ceramah. guru 90 menit
menjelaskan secara singkat mengenai
masalah sosial yang ada di lingkungan
sekitar.
 Peserta didik diminta membentuk
kelompok kecil beranggotakan 4-5 anak.
 Guru menanyangkan materi dengan
menggunakan media Power Point.
 Guru menjelaskan materi yang ada
didalam media Power Point dengan
membagikan lembar soal kepada setiap
kelompok.
 Secara berkelompok, peserta didik
mengerjakan soal yang didapat.
 Setelah selesai mengerjakan soal yang
diberikan, setiap kelompok diminta untuk
maju ke depan kelas untuk membacakan
hasil jawaban.
 Apabila ada kesalahan dalam menjawab,
guru memandu untuk membenahi dan
menjelaskan kembali materi tersebut.
 Setelah semua kelompok selesai, guru
melakukan ice breaking untuk memberi
penyegaran kembali pada peserta didik.
Penutup 1. Guru memberikan penguatan dan 15 menit
kesimpulan
2. Siswa diberikan kesempatan untuk
bertanya jika ada yang masih belum
dimengerti.
3. Menyanyikan salah satu lagu daerah
untuk menumbuhkan nasionalisme,
persatuan, dan toleransi.
4. Salam dan do’a penutup dipimpin oleh
salah satu siswa.

C. PENILAIAN (ASSESMEN)
Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai
kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap, tes
pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil
karya/projek dengan rubrik penilaian.

Mengetahui …………………, ..………… 2021


Kepala Sekolah, Guru Kelas V

……………………………… ……………………………
NIP. ………………………… NIP………………………….

LAMPIRAN
1. Lampiran 1 (Rubrik penilaian)
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan
oleh guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi
peserta didik. Hasil penilaian digunakan sebagai bahan
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan
memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian terhadap materi
ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari
pengamatan sikap, tes pengetahuan dan presentasi unjuk
kerja atau hasil karya/projek dengan rubrik penilaian sebagai
berikut.

a. Rubrik penilaian sikap

Tingkah Laku
Nama
No. Peserta Santun Peduli Tanggung Jawab
Didik K C B SB K C B SB K C B SB
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.

b. Rubrik penilaian keterampilan

No. Kriteria Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik


1. Kerja sama Bekerja sama Bekerja Bekerja sama Tidak terlibat
dengan sama dengan dalam
anggota dengan sebagian kerjasama
kelompok anggota anggota kelompok
secara kelompok kelompok dan
konsisten secara kurang
kurang konsisten
konsisten
2. Mendengarkan Selalu Mendengar Masih perlu Sering
mendengarka kan guru diingatkan diingatkan
n guru atau atau teman untuk tetapi tetap
teman yang yang mendengarkan tidak mau
sedang berbicara guru atau mendengarka
berbicara. namun teman yang n.
sesekali sedang
masih berbicara.
perlu
diingatkan
3. Mengkomunik Mempresenta Mempresen Mempresentasi Mempresenta
asikan sikan soal- tasikan soal- kan soal- soal sikan soal-
soal yang soal yang yang sudah soal yang
sudah sudah dikerjakan sudah
dikerjakan dikerjakan pada media dikerjakan
pada media pada media power point pada media
power point power point secara singkat power point
secara rinci secara rinci dan kurang secara singkat
dan lancar. dan kurang lancer. dan tidak
lancar. lancar.

c. Rubrik penilaian pengetahuan

No. Kriteria Sangat bai Baik Cukup baik Kurang b


k aik
1. Pengerjaan Menjawab Terdapat 1-2 Terdapat 3-5 Terdapat l
soal- soal soal- soal soal yang tid soal yang ebih dari 5
materi yang ak tepat tidak tepat soal tidak
masalah sosial diberikan dalam dalam tepat
yang ada dengan tep menjawab menjawab dalam
dilingkungan at menjawab
sekitar.
2. Presentasi Mempresen Mempresent Mempresent Memprese
masalah sosial tasikan soal asikan soal asikan soal ntasikan
yang ada yang yang yang soal yang
dilingkungan diperoleh d diperoleh de diperoleh de diperoleh
sekitar. engan tepat ngan tepat, t ngan ketepat dengan ke
secara kesel etapi ada beb an sekitar 50- tepatan di
uruhan erapa yang p 70% bawah 50
erlu dilurusk %
an

2. Lampiran 2 (Materi Pembelajaran)


Masalah Sosial di Lingkungan Sekitar
Pengertian
Menurut Lesile (1974) Masalah Sosial merupakan
suatu kondisi yang mempengaruhi sebagian besar
kehidupan masyarakat yang tidak diinginkan karena
perlunya di perbaiki. Sedangkan menurut Zastrow (2000)
Masalah Sosial merupakan kondisi sosial yang
mempengaruhi sebagian orang sehingga memerlukan
perbaikan serta tindakan. Jadi berdasarkan pengertian
beberapa ahli bahwa Masalah sosial merupakan kondisi
yang tidak di inginkan serta mempengaruhi kehidupan
masyarakat sehingga perlunya perbaikan dan tindakan-
tindakan.
Jenis- Jenis Masalah Sosial di Lingkungan Sekitar
Masalah sosial merupakan kondisi yang tidak
diinginkan sebagian besar masyarakat. Masalah sosial
timbul karena ketidaksesuaian unsur kebudayaan, yang
dapat membahayakan kehidupan kelompok- kelompok
serta menghambat terpenuhinya kebutuhan pokok.
Beberapa masalah sosial yang ada di sekitar lingkungan,
antara lain:
… Masalah sosial di lingkungan tempat tinggal :
← Pencurian
Pencurian merupakan pengambilan
property atau barang milik orang lain tanpa izin.
Seperti perampokan rumah, pencurian toko,
penipuan dll. Sehingga membuat masyarakat
terganggu dan merasa was- was.
← Sampah
Sampah bisa menjadi masalah sosial bila
membuang sampah secara sembarangan. Karena
hal itu membuat lingkungan menjadi kotor, bau
serta dapat mengakibatkan banjir apabila
sampah menyumbat aliran air. Sebab itu
membuat masyarakat menjadi tidak nyaman.
← Kemacetan Lalu Lintas
Dengan macetnya arus lalu lintas banyak
masyarakat yang melanggar peraturan lalu
lintas. Seperti menerobos lampu merah,
mengendarai motor di trotoar serta tidak
memakai helm di jalan. Sehingga membuat para
pengguna jalan yang merasa terganggu.
← Bangunan Liar
Bangunan Liar yang dibangun di trotoar,
di atas saluran air, ditaman kota, serta di kolong
jembatan layang dapat menganggu aktifitas serta
kenyamanan pengguna jalan dan masayarakat
sekitar.
… Masalah sosial di lingkungan sekolah
← Peserta didik yang sering bolos
Peserta didik yang sering absen atau
bolos saat sekolah kadang kurangnya perhatian
dari orang tua. Serta mengakibatkan peserta
didik banyak sekali ketinggalan materi.

← Membuang sampah sembarangan


Sebab kurangnya kesadaran warga
sekolah terhadap kebersihan lingkungan sekolah
yang mengakibatkan kurang nyamannya proses
kegiatan belajar.
← Peserta didik berkelahi
Sebab kurangnya rasa mengasihi dan
menyanyangi sehingga suasana proses belajar
kurang nyaman.
← Kekerasan guru terhadap peserta didik
Sebab kurangnya pemahaman guru
terhadap pendidikan serta kurangnya rasa
menyanyangi sehingga peserta didik dapat
mengalami trauma.

Cara Mengatasi Masalah Sosial di Lingkungan Sekitar.


Dalam kehidupan sehari- sehari sering terjadi
banyak perilaku yang tidak disiplin yang
mengakibatkan ketidaksesuaian unsur kebudayaan.
Beberapa cara mengatasi masalah sosial sebagai
berikut :
1. Cara mengatasi di Lingkungan Tempat Tinggal :
a. Melaksanakan kegiatn ronda secara rutin.
b. Mendirikan pos kampling.
c. Membiasakan atau menganjurkan untuk
membuang sampah pada tempatnya.
d. Menyediakan tempat pembungangan akhir.
e. Memberikan sanksi kepada pelanggar agar
jera.
f. Sosialisasi tentang pentingnya menaati
peraturan lalu lintas.
2. Cara mengatasi di Lingkungan Sekolah :
a. Memberikan bimbingan tentang pentingnya
sekolah.
b. Membiasakan membuang sampah pada tempat
yang sudah di sediakan.
c. Membiasakan peserta didik untuk saling
mengenal satu sama lain agar tidak terjadi
kesalah pahaman.
d. Memberikan pemahaman tentang tujuan
pendidikan di sekolah.
e. Memberikan sanksi terhadap pelanggar sesuai
ketentuan peratura di sekolah.

ANGKET VALIDASI MEDIA


Nama Validator : Drs. Suprayitno, M. Si
Jabatan : Dosen PGSD
Hari/ Tanggal : Jumat, 15 Desember 2022
Mata Pelajaran : Tematik
Fokus Pembelajaran : IPS
Sasaran : Peserta Didik Kelas V
Judul Penelitian : “Pengembangan Media Power Point
Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas V SD
Materi Masalah Sosial di Lingkungan Sekitar”
Petunjuk Pengisian :
1. Lembar instrumen diisi oleh ahli media
2. Lembar instrumen ini terdiri dari aspek penyajian,
desain, dan dapat digunakan secara klasikal atau
individu.
3. Dimohon Bapak atau Ibu validator untuk
memberikan tanda centang (√ ) pada kolom yang
sesuai.
4. Kriteria penilaian :
Angka 4 = sangat baik / sangat setuju
Angka 3 = baik / setuju
Angka 2 = cukup baik / cukup setuju
Angka 1 = kurang baik / kurang setuju
5. Atas kesediaan Bapak atau Ibu untuk mengisi lembar
instrumen, saya ucapkan terimakasih.
Skor
No Indikator
1 2 3 4
1. Media mudah untuk √
dipahami dan jelas
2. Suara yang digunakan √
jelas
3. Bahasa yang digunakan √
mudah dipahami
4. Pemilihan gambar √
sesuai dengan materi
5. Gambar animasi √
menarik
6. Penggunaan huruf √
yang sesuai
7. Media tidak mudah √
rusak
8. Media mudah untuk √
diperbanyak
9. Media aman digunakan √
10. Pemilihan warna √
baground menarik
Jumlah masing masing skor
Total Skor
Nilai akhir (%)
Catatan= Jumlah masing- masing skor adalah jumlah
check list () dijumlahkan skor masing- masing
kolom.
Saran Perbaikan :
Cek dan betulkan penulisan kata yang tidak sesuai
dengan kaidah!
Contoh: di perbaiki, di sediakan, di klik, difungsikan:
diperbaiki….dst…..

Surabaya, 15 Desember 2022

Drs, Suprayitno, M. Si
NIDN. 0020066711

Kesimpulan :
1. Materi layak digunakan tanpa revisi
2. Materi layak digunakan dengan sedikit revisi*V
Peneliti mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dan kesediaan
Bapak atau Ibu validator untuk mengisi lembar instrumen validasi ini.

Anda mungkin juga menyukai