19 -25
http://journal.unpak.ac.id/index.php/pedagonal e-ISSN: 2550-0406
Riwayat Artikel : diterima: 17 Maret 2021; direvisi: 7 April 2021; disetujui: 21 April 2021
Abstrak. Kendala yang terjadi pada saat mengajar yaitu kurangnya media untuk diperlihatkan ke siswa tentang materi sel dan
kurangnya sumber daya manusia dalam pemanfaatan fasilitas yang tersedia di MA Pondok Qu’ran terutama di era pandemi seperti
sekarang ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan desain media, mengetahui kelayakan dan respon siswa terhadap media
pembelajaran interaktif berbasis Articulate Storyline pada materi sel. Penelitian ini menggunakan desain penelitian dan pengembangan
(R&D) yang bekerjasama dengan ahli media dan materi. Sumber data pada penelitian ini adalah hasil validasi yang diperoleh dari ahli
media dan ahli materi dan data angket. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabulasi data dalam tabel
dan gambar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran interaktif berbasis Articulate Storyline pada penelitian ini sudah
terstandar untuk pembelajaran pada materi sel. Hasil uji validasi desain menunjukan bahwa media pembelajaran yang dibuat
memperoleh nilai sebesar 85,28%. Hasil respon siswa terhadap media pembelajaran yang telah dibuat menunjukan nilai sebesar 83,6%
dengan kategori respon sangat positif. Hal ini dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran interaktif berbasis Articulate Storyline
dapat menjadi media pembelajaran yang efektif untuk digunakan oleh siswa kelas XI MIPA di MA Pondok Qur’an.
Kata Kunci: articulate storyline, media pembelajaran; siswa; sel
- 19 -
Pedagonal : Jurnal Ilmiah Pendidikan Volume 05, Nomor 01, April 2021, Hal. 19 -25
http://journal.unpak.ac.id/index.php/pedagonal e-ISSN: 2550-0406
anyata guru dan peserta didik (Arsyad, 2013). Peran media solusi bagi pemilihan media interaktif yang digunakan saat
pembelajaran berfungi untuk menarik daya tarik siswa proses pembelajaran.
sehingga dalam proses pembelajaran siswa bisa mengikuti
pembelajaran dengan penuh antusias (Tafonao, 2018). Dalam II. METODE PENELITIAN
proses pembelajaran, salah satunya Sains Biologi, adanya
media pembelajaran dapat membangkitkan minat dan Metode penelitian ini menggunakan desain research
keinginan siswa, meningkatkan motivasi dan memberi and development (R & D) dengan harapan dapat
rangsangan tersendiri (Arsyad, 2011). menghasilkan produk media pembelajaran yang interaktif dan
Salah satu media pembelajaran yang dapat membantu terukur (Trianto, 2004). Prosedur pembuatan media
guru dalam mengajar dan memfasilitasi proses pembelajaran pembelajaran ini menggunakan desain yang mengacu pada
yaitu media pembelajaran interaktif (Priyambodo, et al., Sugiyono (2018) yang terdiri atas beberapa tahapan yaitu 1).
2012). Media interaktif ini bisa dirancang menggunakan Menganalisis Potensi dan Masalah, 2). Pengumpulan data, 3).
program software yaitu Articulate Storyline. Articulate Desain Produk, 4). Validasi Desain, 5). Perbaikan Desain, dan
Storyline adalah perangkat lunak yang difungsikan sebagai 6) Uji terbatas.
media komunikasi atau presentasi. Media pembelajaran Lokasi uji coba produk hasil penelitian ini
menggunakan software ini tidak kalah menarik dengan media dilaksanakan di MA Pondok Qur’an Boarding School, Kota
interaktif lainnya (Purnama & Asto, 2014). Media interaktif Bandung di Kelas IX MIPA dengan jumlah siswa sebanyak
berupa oftware Articulate Storyline memiliki kelebihan 11 responden siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
diantaranya adalah tampilan yang simple seperti power point, September 2020–Januari 2021.
fiturnya yang lengkap seperti flash sehingga bisa membuat Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk
animasi juga (Rianto, 2020). Media interaktif ini juga menguji media pembelajaran interaktif ini berupa angket yang
menyediakan template yang bisa digunakan untuk media diberikan kepada dua ahli yaitu ahli media dan ahli materi
interaktif terutama untuk membuat soal tes dan latihan. Selain serta angket yang diberikan kepada siswa untuk melihat
itu, program tersebut juga memudahkan pengguna untuk respon siswa terhadap media pembelajaran yang telah
publish secara online maupun offline sehingga dapat diformat diajarkan kepada mereka. Data penelitian yang diperoleh
dalam bentuk CD, word processing, laman personal dan LMS kemudian dianalisis untuk dideskripsikan dan diolah dalam
(Ghozali & Rusmianto, 2016). Media interaktif ini juga dapat bentuk gambar dan tabel.
membantu dalam penyampaian materi biologi yang bersifat
abstrak atau sulit dipahami. Kesulitan belajar dalam mata III. HASIL DAN PEMBAHASAN
pelajaran biologi salah satunya dikarenakan tidak semua
materi dapat dipelajari melalui pengalaman langsung dan A. Tahapan proses pengembangan media dan hasil
penggunaan media yang pasif dan kurang interaktif sehingga penilaian ahli terhadap media
siswa merasa sulit memahami dan merasa bosan. Hasil penelitian ini adalah produk media pembelajaran
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di lapangan interaktif yang dihasilkan pada tahap awal masih bersifat
diperoleh data bahwa metode yang digunakan pada saat prototype.
pembelajaran kurang interaktif. Peserta didik juga 1. Tahap proses pengembangan media
menganggap biologi adalah materi yang harus dihafalkan, a. Tahap define (Pendefinisian)
sehingga bagi sebagian peserta didik menganggap biologi Pada tahapan ini, terdapat tiga aspek yang dianalisis
sebagai pelajaran yang membosankan. Siswa hanya terfokus yaitu Front-end analysis, Learner analysis dan Task analysis.
pada buku dan guru, hal ini menyebabkan siswa menjadi pasif Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut.
dan kurang aktif. Semestinya peserta didik tidak hanya 1) Front-end analysis
menjadi penerima pembelajaran tetapi juga harus berperan Data dari tahap ini didapatkan dengan wawancara guru
aktif dalam proses pembelajaran. Adapun kemampuan peserta mata pelajaran biologi MA Pondok Quran. Hasil yang
didik dalam memahami materi struktur dan fungsi sel juga diperoleh meliputi 1) siswa lebih menyukai penyampaian
masih kurang, hal ini diperoleh dari hasil observasi ketika materi dengan menggunakan media pembelajaran yang
peserta didik diminta untuk menjawab pertanyaan tentang menarik, 2) penggunaan media pembelajaran yang
materi struktur dan fungsi sel. Kendala lain yang terjadi saat digunakan di tempat penelitian kurang menarik dan
mengajar yaitu kurangnya pengembangan media interaktif serta penggunaan media pembelajaran
pembelajaran untuk diperlihatkan ke peserta didik dan interaktif berbasis Articulate Storyline dapat menunjang
kurangnya pemanfaatan fasilitas yang tersedia sehingga pembelajaran dan mengaktifkan siswa dalam belajar
menjadikan kondisi kelas kurang kondusif dan efektif. secara mandiri.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu adanya 2) Learner analysis
pengembangan media pembelajaran interaktif pada mata
Data dari tahap ini diperoleh dari hasil wawancara
pelajaran biologi sebagai alternatif pembelajaran bagi siswa
kelompok siswa kelas XI MIPA MA Pondok Quran
dan yang sesuai dengan perkembangan zaman. Oleh karena
mengenai latar belakang pengetahuan dan perkembangan
itu tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengembangkan
kognitif siswa. Informasi yang diperoleh meliputi siswa
media pembelajaran interaktif berbasis Articulate Storyline
masih mengalami kesulitan dalam belajar biologi,
pada materi sel sehingga hasilnya dapat menjadi salah satu
khususnya pada materi sel serta belum ada penerapan
- 20 -
Pedagonal : Jurnal Ilmiah Pendidikan Volume 05, Nomor 01, April 2021, Hal. 19 -25
http://journal.unpak.ac.id/index.php/pedagonal e-ISSN: 2550-0406
media pembelajaran interaktif yang digunakan saat penggunaan media pembelajaran interaktif berbasis
pembelajaran. Articulate Storyline. Rafmana, dkk (2018: 3) juga
3) Task analysis berpendapat bahwa media interaktif berbasis articulate
Kurikulum yang digunakan di MA Pondok Quran yaitu storyline memudahkan pembelajaran, dapat menumbuhkan
kurikulum 2013. Adapun menganalisis silabus yang keinovasian serta kekreatifan guru dalam mendesain
digunakan oleh sekolah bertujuan untuk menentukan pembelajaran yang interaktif dan komunikatif serta sebagai
batasan materi, menentukan indikator pencapaian jalan permasalahan ditengah kesibukan guru, 2) media
kompetensi (IPK) dan tujuan pembelajaran sehingga interaktif berbasis articulate storyline menjadi solusi dalam
sesuai dengan kompetensi dasar (KD 3.1) dan meningkatkan kualitas pembelajaran, dan suatu alternatif
Kompetensi Inti (KI) dari kurikulum yang sedang berlaku. keterbatasan kesempatan mengajar yang dilaksanakan guru.
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan,
diperoleh informasi bahwa saat proses pembelajaran guru b. Tahap Design
kurang interaktif, dikarenakan kebanyakan siswa hanya Pada tahapan desain media, pemilihan format yang
menunggu mendapatkan informasi dan penjelasan materi akan digunakan menjadi sangat penting. Adapun pemilihan
dari guru. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Munadi format yang digunakan dalam media pembelajaran interaktif
(2008:5), yang menyatakan bahwa guru seharusnya tidak ini dilihat dari komponen penggunaan aplikasi dengan
menjadi satu-satunya sumber belajar, tetapi dengan software Articulate Storyline 3. Format publish media
posisinya sebagai fasilitator, guru pun harus mampu pembelajaran yaitu Html5 menjadi web format
merencana dan mencipta sumber-sumber belajar lainnya https://bit.ly/MediaBiologiSel. Draft awal media
sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif. pembelajaran interaktif berbasis Articulate Storyline terdiri
Didukung pernyataan menurut Prasetyawati (2019) bahwa dari beberapa konten/isi yaitu halaman opening/login,
pada proses pembelajaran yang menggunakan student halaman beranda (halaman KD & Indikator, materi, quiz
center dimana guru tidak berperan sebagai pusat interaktif, referensi, profil dan petunjuk. Berikut tampilan
pembelajaran, namun sebagai fasilitator, pembimbing atau halaman login dan daftar menu.
inovator.
Salah satu media pembelajaran yang dapat mendorong
siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran adalah
Gambar 1. Beberapa tampilan hasil pengembangan media pembelajaran interaktif berbasis Articulate Storyline
Hasil dari penelitian ini adalah pengembangan media tersebut juga relevan dengan penelitian Saluky, yaitu bahan
pembelajaran interaktif berbasis articulate storyline pada ajar dan web yang digunakan mendapatkan penilaian dari
materi sel yang dipublish dalam format web dinyatakan para ahli valid sehingga sangat layak dan efektif digunakan
valid, efektif dan merupakan kategori yang menarik. Hal dalam pembelajaran peserta didik (Saluky, 2016: 89). Media
- 21 -
Pedagonal : Jurnal Ilmiah Pendidikan Volume 05, Nomor 01, April 2021, Hal. 19 -25
http://journal.unpak.ac.id/index.php/pedagonal e-ISSN: 2550-0406
pembelajaran interaktif berbasis articulate storyline juga bisa 2. Hasil Validasi Ahli terhadap Pengembangan Media
membantu proses pembelajaran guru dan siswa saat di luar Pengolahan data hasil validasi dari tiga orang validator
sekolah, jarak jauh, kapanpun, dan dimanapun menyatakan bahwa media pembelajaran interaktif berbasis
Articulate Storyline pada materi sel bersifat sangat valid yang
c. Tahap Develop nilai rata-ratanya ditunjukkan pada Tabel 1.
Perbaikan media pembelajaran interaktif yang Berdasarkan Tabel 1, diperoleh data presentase dari
dikembangkan diperoleh dari kritik dan masukan yang ahli materi sebesar 75%, ahli media sebesar 96,25 % dan guru
diperoleh dari validator sehingga menghasilkan media biologi sebesar 84,6 %. Sehingga, menunjukkan bahwa hasil
pembelajaran yang lebih baik. Adapun masukan-masukan kelayakan media pembelajaran interaktif berbasis Articulate
yang diperoleh dari ahli validator media diantaranya adalah Storyline mendapatkan hasil kelayakan rata-rata sebesar
berkaitan dengan suara narator yang hendaknya ekspresif, 85,28 % dengan kategori sangat valid atau layak digunakan
dinamis dan pada sesi tertentu dimasukkan kegiatan berpikir dalam proses pembelajaran.
antara 5-10 menit. Masukan yang diperoleh dari ahli materi
diantaranya yaitu penggunaan media pembelajaran yang TABEL 1. Hasil Analisis Angket Validasi Ahli
diharapkan dapat diakses untuk handphone yang berbeda tipe. No Validator Persentase Validasi Keterangan
Sedangkan tanggapan dari ahli lapangan yaitu guru biologi 1 Ahli Materi 75 % Valid
sangat positif yang menyatakan bahwa media pembelajaran 2 Ahli Media 96,25% Sangat Valid
ini perlu dikembangkan karena dapat membantu siswa dalam 3 Guru Biologi 84,6% Sangat Valid
memahami materi sel. Rata-Rata 85,28% Sangat Valid
Adapun masukan dari para ahli yaitu mengenai
komponen media pembelajaran harus terdapat kegiatan Berdasarkan komponen lebih spesifik lagi dari setiap
berpikir pada sesi tertentu. Hal ini bertujuan untuk mendorong indikator (aspek penilaian) dapat dilihat bahwa nilai uji
rasa ingin tahu siswa dan membangun konsep pada materi sel, validasi ahli media dan lapangan menunjukan nilai yang
siswa juga dilatih untuk untuk mencari jawaban/informasi beragam serta menunjukan nilai di atas 80% (Gambar 2 dan
dari pertanyaan yang ada di kegiatan berpikir. 3). Untuk hasil uji validasi ahli terhadap materi yang
Masukan lainnya dari ahli materi yaitu akses media digunakan di pembuatan media pembelajaran ini menunjukan
diusahakan bisa dibuka di berbagai tipe android. Hal ini nilai yang sama disemua indikator baik komponen
bertujuan untuk memudahkan siswa yang memiliki android kebahasaan, kualitas materi, penyajian materi dan manfaat
dengan tipe yang berbeda supaya bisa mengakses media media pembelajaran yang menunjukan nilai 75% di semua
dengan mudah. Berdasarkan riset, cara alternatif ketika media indikator tersebut.
tidak bisa dibuka pada androin tertentu, maka bisa mengakses
dengan jenis browser yang berbeda seperti Google Chrome,
Mozila Firefox, Opera dan lain-lain.
101
100
NILAI UJI VALIDASI (%)
100 100
99
98
97
96 95
95
93,7
94
93
92
91
90
Kebahasaan Desain Media Pengoperasian Manfaat Media
Media
INDIKATOR MEDIA YANG DIUJI
Gambar 2. Nilai uji validasi ahli media terhadap media pembelajaran yang dibuat
- 22 -
Pedagonal : Jurnal Ilmiah Pendidikan Volume 05, Nomor 01, April 2021, Hal. 19 -25
http://journal.unpak.ac.id/index.php/pedagonal e-ISSN: 2550-0406
88 87,5
87
Gambar 3. Nilai uji validasi ahli materi terhadap media pembelajaran yang dibuat
Penilaian kelayakan media terdiri dari empat aspek seperlunya sesuai dengan catatan yang diberikan. Adapun
yaitu kebahasaan, desain media, pengoperasian media, dan catatan dari para validator yang perlu perbaikan dalam media
manfaat media (lampiran). Media pembelajaran dikatakan media pembelajaran adalah 1) suara narator harus lebih
valid, apabila hasil analisis sesuai dengan kriteria yang telah bersemangat dan dinamis agar tidak membuat ngantuk 2)
ditentukan sebelumnya. Seperti yang dijelaskan oleh pada sesi tertentu ditambahkan kegiatan berpikir 5-10 menit.
(Arikunto, 2010: 69) sebuah media pembelajaran dikatakan Salah satu faktor penentu keberhasilan belajar siswa
valid jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti memiliki adalah media pembelajaran yang digunakan oleh seorang
kesesuian antara hasil tes dengan kriteria yang telah guru. Pemakaian media pembelajaran dalam proses
ditentukan sebelumnya. pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat
Data yang diperoleh berupa data kuantitatif dan data yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan
kualitatif. Data kualitatif merupakan instrumen berupa saran belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
dan kritik yang digunakan sebagai bahan untuk melakukan terhadap siswa (Handhika, 2012: 113). Pada saat
perbaikan terhadap media interaktif berbasis Articulate pembelajaran berlangsung, siswa terlihat sangat antusias
Storyline yang dikembangkan. Sependapat dengan penelitian dengan menggunakan media interaktif berbasis Articulate
yang dilakukan Pratomo dan Agus (2015: 20) bahwa dalam Storyline. Siswa memperhatikan pembelajaran dengan
pembuatan instrumen dipergunakan untuk memperoleh menggunakan media interaktif berbasis Articulate Storyline,
informasi mengenai kebutuhan produk yang akan selama pembelajaran dengan media Articulate Storyline
dikembangkan yang disebarkan kepada responden. berlangsung kondisi kelas lebih kondusif, karena tidak ada
Kesesuaian media pembelajaran interaktif yang siswa yang mengobrol di luar materi pelajaran selama
dikembangkan dengan karakteristik pembelajaran biologi pembelajaran dengan media Articulate Storyline berlangsung
diperkuat dengan pendapat ahli materi yaitu mendapat kondisi kelas lebih kondusif, karena tidak ada siswa yang
penilaian sebesar 75% yang dilihat dari aspek kebahasaan, mengobrol di luar materi pelajaran.
kualitas materi, penyajian materi dan manfaat media.
Sedangkan validasi ahli lapangan menghasilkan penilaian B. Respon Siswa Terhadap Media Pembelajaran
baik sebesar 84,6% yang dilihat dari empat aspek yaitu Media pembelajaran yang telah dibuat selanjutnya
kebahasaan, tampilan visual, penyajian materi dan manfaat diujicobakan pada siswa untuk mengetahui respon siswa
media. terhadap media pembelajaran yang digunakan. Dari data
Berdasarkan hasil analisis dari proses validasi dan angket respon yang didapat dari uji coba kelompok dapat
uraian teori di atas, maka media pembelajaran yang telah dilihat pada Gambar 4.
dikembangkan dapat dikategorikan valid, karena aspek-aspek Berdasarkan uji tanggapan siswa pada uji coba
media pembelajaran menunjukkan nilai rata-rata 96,25 % kelompok pada Gambar 4, diperoleh nilai rata-rata sebesar
yang berada pada kategori valid dan layak digunakan dalam 83,1% yang menunjukan bahwa produk media pembelajaran
kegiatan pembelajaran di kelas. Namun demikian, catatan interaktif berbasis Articulate Storyline termasuk pada
yang diberikan validator pada setiap komponen yang kategori respon siswa yang sangat positif.
divalidasi, perlu dilakukan perbaikan-perbaikan kecil atau
- 23 -
Pedagonal : Jurnal Ilmiah Pendidikan Volume 05, Nomor 01, April 2021, Hal. 19 -25
http://journal.unpak.ac.id/index.php/pedagonal e-ISSN: 2550-0406
Uji coba media pembelajaran dilakukan pada 11 siswa Handhika, J. (2012). Efektivitas media pembelajaran IM3
dengan memperoleh skor rata-rata 83,1 % yang termasuk ditinjau dari motivasi belajar. Jurnal Pendidikan IPA
kriteria positif (setuju). Berdasarkan hasil uji coba media Indonesia, 1(2).
pembelajaran dapat disimpulkan bahwa respon siswa Muhson, A. (2010). Pengembangan media pembelajaran
terhadap media pembelajaran interaktif berbasis Articulate berbasis teknologi informasi. Jurnal Pendidikan
Storyline sudah tergolong kategori sangat menarik (setuju). Akuntansi Indonesia, 8(2): 1-10.
Oleh sebab itu media pembelajaran interaktif berbasis
Munadi, Y. (2013). Media Pembelajaran: Sebuah
Articulate Storyline pada materi sel layak digunakan sebagai
Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press.
sumber bahan belajar.
Prasetyawati, P. (2019). Analisis Proses Pembelajaran
IV. KESIMPULAN Berbasis Student Centered Learning Dalam
Pendekatan Saintifik pada Mata Pelajaran Sejarah Di
Media pembelajaran interaktif berbasis Articulate SMA Negeri Se Kota Palu. e Jurnal katalogis, 4 (10),
Storyline layak digunakan dalam pembelajaran. Penilaian 130-137.
media pembelajaran interaktif oleh validator memperoleh Pratomo dan Agus. (2015). Pengembangan Media
nilai rata-rata sebesar 85,28% dengan kriteria valid. Respon Pembelajaran Interaktif Berbasis Web Menggunakan
siswa saat uji coba media pembelajaran interaktif Metode Hannafin dan Peck. Jurnal POSITIF, 1(1): 14-
memperoleh nilai rata-rata sebesar 83,1% dengan kriteria 28.
respon yang sangat positif. Kedepannya, penelitian ini dapat Priyambodo, E., Wiyarsi, A., & Permanasari, L. (2012).
dilanjutkan dengan menyertakan variable terkait seperti
Pengaruh media pembelajaran interaktif berbasis web
pengaruhnya terhadap kemampuan siswa dalam aspek
terhadap motivasi belajar mahasiswa. Jurnal
kognitif (pengetahuan) dan afektif (penerimaan dan responsif)
sehingga informasi pengembangan media pembelajaran ini Kependidikan: Penelitian Inovasi
dapat lebih lengkap lagi. Pembelajaran, 42(2): 99-109.
Purnama, & Asto. (2014). Pengembangan Media
REFERENSI Pembelajaran Interaktif Menggunakan Software
Articulate Storyline Pada Mata Pelajaran Teknik
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Informatika Dasar Kelas X TEI Di SMK Negeri 2
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Probolinggo. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro.
Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Rafmana, H., Umi Chotimah, & Alfiandra. (2018).
Press. Pengembangan Multimedia Interaktif Berbasis
Arsyad, A. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Articulate Storyline Untuk Meningkatkan Motivasi
Grafindo Persada. Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PKn Kelas XI di
Budiman, H. (2017). Peran teknologi informasi dan SMA Srijaya Palembang. Jurnal Bhinneka Tunggal
komunikasi dalam pendidikan. Al-Tadzkiyyah: Jurnal Ika, Vol 5 (1): 52-65.
Pendidikan Islam, 8(1), 31-43. Rianto, R. (2020). Pembelajaran Interaktif Berbasis Articulate
Ghozali, F. A., & R. P. (2016). Pengembangan Media Storyline 3. Indonesian Language Education and
Pembelajaran Berbasis Articulate Studio 13 Literature, 6(1), 84-92
Kompetensi Dasar Arsitektur dan Prinsip Kerja Fungsi Saluky, S. (2016). Pengembangan Bahan Ajar Matematika
Setiap Blok Plc Di SMK Negeri 1 Sampang. Jurnal Berbasis Web dengan Menggunakan Wordpress.
Pendidikan Elektro, 05 (01): 223-228. Retrieved Desember 19, 2020, from Eduma:
Mathematics Education Learning and Teaching.
- 24 -
Pedagonal : Jurnal Ilmiah Pendidikan Volume 05, Nomor 01, April 2021, Hal. 19 -25
http://journal.unpak.ac.id/index.php/pedagonal e-ISSN: 2550-0406
- 25 -