Anda di halaman 1dari 7

JINOTEP Vol 7 (1) (2020): 26-32

DOI: 10.17977/um031v7i12020p026
JINOTEP (Jurnal Inovasi Teknologi Pembelajaran)
Kajian dan Riset Dalam Teknologi Pembelajaran
http://journal2.um.ac.id/index.php/jinotep/index

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF


BERBASIS ANDROID PADA MATA PELAJARAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM MATERI CAHAYA
Ian Bimasta Pradana, Punaji Setyosari, Sulthoni
Universitas Negeri Malang

Article History Abstrak


Received: 11-06-2019
Accepted: 06-08-2019 Tujuan dari pengembangan ini adalah menghasilkan produk Multimedia Interaktif
Berbasis Android Mata Pelajaran IPA Materi Cahaya yang valid dan efektif.
Published:01-06-2020 Pengembangan ini telah melalui beberapa tahap yaitu tahap analisis, desain,
pengembangan, implementasi, dan evaluasi sesuai dengan model pengembangan.
Validasi produk dilakukan kepada ahli media dan ahli materi. Sasaran uji coba
adalah siswa kelas VIII di SMP. Berdasarkan uji coba validasi yang dilakukan pada
ahli media, tingkat validitas media yaitu 97,5%. Sedangkan ahli materi menilai
Keywords tingkat validitas materi 95%, dan tingkat validitas dari siswa 82,625% maka
disimpulkan bahwa multimedia interaktif yang dikembangkan termasuk dalam
Pengembangan; kategori valid. Kemudian berdasarkan ttes hasil belajar dari 31 siswa kelas VIII,
Multimedia Interaktif; 87% siswa mendapat nilai diatas standar yang ditentukan. Maka dari itu dapat
IPA, Sekolah Menengah disimpulkan bahwa multimedia interaktif yang dikembangkan termasuk dalam
Pertama. kategori efektif. Sehingga multimedia interaktif yang telah dikembangkan ini
dikategorikan valid dan efektif untuk dapat digunakan pada kegiatan pembelajaran.
Abstract
The purpose of this development is to produce Interactive Multimedia Products
Based on Android Science Subjects of Light Material which is valid and effective.
This development has gone through several stages, namely the stages of analysis,
design, development, implementation, and evaluation in accordance with the
development model. Product validation is carried out to media experts and
material experts. The target of the trial was midle school students. Based on the
validation trials conducted on media experts, the level of media validity is 97.5%.
While material experts assess the level of material validity 95%, and the level of
validity of students 82,625%, it can be concluded that interactive multimedia that
has been developed is included in the valid category. Then based on the test of
learning outcomes of 31 grade VIII students, 87% of students got a score above the
specified standard. So from that it can be concluded that the interactive multimedia
developed is included in the effective category. So that the interactive multimedia
that has been developed is categorized as valid and effective to be used in learning
activities.
Corresponding author : © 2020 Universitas Negeri Malang
Address :Griya Permata Meri No A6-48 RT 03 RW 05 Kel. Meri, p-ISSN 2406-8780
Kec. Kranggan, Kota Mojokerto Kode Pos 61315 e-ISSN 2654-7953
Instansi : Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Malang, E-mail : ianbepe2@gmail.com,

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License 26
Pradana ± Pengembangan Multimedia Pembelajaran... 27
PENDAHULUAN menggunakan media papan tulis serta buku cetak
untuk melakukan proses pembelajaran. Buku
Perkembangan teknologi informasi saat ini
yang digunakan hanya menampilkan konsep-
telah mencakup hampir seluruh bidang
konsep dengan gambar yang sangat minim, serta
kehidupan, tidak terkecuali di bidang
buku tidak dapat memberi umpan balik yang
pendidikan. Pendidikan dengan memanfaatkan
maksimal kepada siswa. Sehingga dalam proses
teknologi informasi memiliki 2 keuntungan.
pembelajaran, siswa mudah merasa bosan.
Pertama sebagai pendorong dunia pendidikan
Dari rumusan permasalahan di atas
termasuk guru juga diharapkan lebih apresiatif
dalam memaksimalkan potensi pendidikan, peneliti memiliki gagasan untuk
kemudian yang kedua yaitu memberikan mengembangkan media pembelajaran interaktif
kesempatan yang lebih kepada siswa dalam berbasis android untuk mata pelajaran IPA kelas
memanfaatkan setiap potensi yang ada VIII. Pada materi ini multimedia pembelajaran
(Darmawan, 2011). Ketersediaan media, interaktif dibuat untuk mengatasi keterbatasan
teknologi, sumber belajar dan lingkungan belajar aspek-aspek berupa gambar, animasi, suara,
yang memadai mampu membantu siswa dalam serta umpan balik yang belum ada pada media
belajar (Setyosari, 2014). Beberapa karakteristik pembelajaran konvensional yang dipakaii
media pembelajaran yang efektif dan efisien sebelumnya.
diantaranya adalah menggabungkan lebih dari Melihat pentingnya media pembelajaran
satu unsur media misalnya audio dan visual, sebagai perantara dalam menyampaikan
bersifat interaktif dan bersifat mandiri informasi, maka pengembangan multimedia
(Daryanto, 2015:55). pembelajaran interaktif dapat dijadikan salah
Siswa SMP pada umumnya berumur 11- satu solusi mengatasi permasalahan dalam
15 tahun. menurut Piaget dalam Santrock proses pembelajaran.
(2007), siswa berusia 11 tahun ke atas termasuk 0XOWLPHGLD EHUDVDO GDUL NDWD ³PXOWL´ GDQ
dalam tahap perkembangan kognitif operasional ³PHGLD´ 0XOWL EHUDUWL EDQ\DN 6HGDQJNDQ
formal. Dalam tahap ini individu mampu menurut Smaldino, dkk (2010) media
melampaui pengalaman konkret dan mampu merupakan bentuk jamak dari perantara atau
berpikir secara abstrak maupun sistematis dan medium. Menurut Daryanto (2010) Multimedia
logis. Hal ini sejalan dengan fungsi media yang interaktif merupakan multimedia yang
memberikan pengalaman kongkret pada siswa dilengkapii alat pengontrol sehingga dapat
(Arsyad, 2014: 29). dioperasikan oleh pengguna.
Media pembelajaran adalah salah satu Dengan adanya multimedia interaktif
aspek yang penting dalam proses mencapai pembelajaran, guru terbantu ketika
keberhasilan pembelajaran di sekolah. menyampaikan materi dan suasana belajar
Penggunaan media pembelajaran konvensional menjadi tidak membosankan, serta akan
seperti papan tulis dan buku dinilai mampu membantu siswa dalam memahami isii materi.
menimbulkan kejenuhan siswa dalam belajar. Pernyataan ini didukung oleh penelitian
Maka dari itu diperlukan suatu alternatif media sebelumnya yang ditulis oleh Ummu Madinah
yang mampu menunjang proses pembelajaran yang berjudul Pengembangan Multimedia
dimana siswa mampu berinteraksi dengan media Interaktif Berbasis Pendekatan Saintifik Pada
tersebut secara langsung agar dapat mengurangi Materi Cahaya di SMPN 2 Bandar Lampung
kejenuhan siswa saat proses pembelajaran yang diperoleh dengan hasil 75% siswa
sedang berlangsung. mencapai KKM dari total 28 siswa. Hasil yang
Berdasarkan observasi oleh peneliti di sama juga ditunjukkan oleh penelitian Desma
SMPN 2 Sooko, menemukan bahwa penggunaan Viana yang berjudul Pengembangan Multimedia
media pembelajaran IPA untuk Kelas VIII Interaktif Model Tutorial pada Materi Listrik
masih sangat sedikit. Meskipun berdasarkan Statis dan Listrik Dinamis SMP/MTs yang dapat
observasi di lapangan, sekolah sudah memiliki meningkatkan hasil belajar siswa yang berupa
beberapa fasilitas yang mampu digunakan untuk 87,5% siswa tuntas KKM dengan kenaikan skor
mengembangkan suatu media pembelajaran, rata-rata 45,63%.
pada mata pelajaran tertentu pun siswa Menurut Sudjana dan Rifai dalam
diperbolehkan membawa smartphone untuk Sukiman (2012) multimedia interaktif memiliki
menunjang proses pembelajaran. Tetapi pada beberapa kelebihan yaitu: (1) Pembelajaran akan
materi Cahaya dan cermin, guru masih lebih menarik sehingga mampu menumbuhkan
menggunakan metode ceramah dan hanya motivasii belajar, (2) bahan pembelajaran
28 JINOTEP (Jurnal Inovasi dan Teknologi Pembelajaran) Kajian dan Riset dalam Teknologi
Pembelajaran Vol.7, No.1, Juni 2020, Hal. 26-32
maknanya lebih jelas, (3) metode belajar dapat yang menyenangkan. Kemudian untuk tahap
lebih bervariasi, (4) peserta didik dapat lebih analisis awal-akhir dilakukan analisis lebih
banyak belajar karena siswa mampu berinteraksi lanjut yang meliputi: (1) Audience Analysis, (2)
dengan media secara langsung. Technology Analysis, (3) Situation Analysis, (4)
Adapun tujuan penelitian pengembangan Task Analysis, (5) Critical Incident Analysis (6)
ini adalah mengembangkan multimedia Issue Analysis (7) Objective Analysis, (8) Media
pembelajaran yang valid dan efektif yang dapat Analysis, (9) Extant-data Analysis, (10) Cost
digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Analysis.
Tahap desain merupakan tahap kedua
METODE setelah tahap analisis. Dalam tahap ini dilakukan
Penelitian ini menggunakan model pembuatan jadwal kegiatan pengembangan,
pengembangan Lee & Owens (2004). Model ini pembentukan tim proyek yang beranggotakan
digunakan karena sesuai untuk diaplikasikan pengembang, guru mata pelajaran serta ahli
pada penelitian pengembangan multimedia materi dan ahli media, spesifikasi media,
pembelajaran interaktif. Tahap-tahap dalam struktur konten dan kontrol konfigurasi.
pengembangan sesuai dengan model Lee & Tahap pengembangan merupakan tahap
Owens meliputi: (1) analisis, (2) desain, (3) dimana materi mulai disisipkan kedalam
pengembangan, (4) implementasi, (5) evaluasi. multimedia interaktif. Dalam tahap ini
pengembang menggunakan aplikasi Adobe
Animate CC untuk membuat multimedia
interaktif berbasis Android. Pada tahap ini yang
harus dilakukan untuk awalan adalah membuat
kerangka, langkah ini bertujuan agar desain
tampilan multimedia interaktif lebih jelas
sebelum memasukkan materi. Pengembangan
yang dilakukan disini diantaranya menyesuaikan
elemen-elemen multimedia agar sesuai dengan
ukuran layar smartphone.
Gambar 1. Model Penelitian dan Tahap implementasi merupakan tahap
Pengembangan William W. Lee dan Diana L. dimana multimedia interaktif yang sudah
Owens (2004) direvisi kemudian diuji cobakan kepada siswa.
Tahap analisis merupakan tahap awal Pada tahap ini multimedia interaktif yang telah
penelitian. Menurut Lee & Owens (2004) tahap dikembangkan akan diimplementasikan kepada
analisis dibagi medjadi 2 yaitu, (1)Analisis siswa kelas VIII SMP Negeri Sooko sebanyak 31
kebutuhan dan (2)analisis awal-akhir. Pada siswa. alat evaluasi.
tahap analisis kebutuhan, peneliti melakukan Tahap evaluasi bertujuan untuk
observasi dan wawancara langsung terhadap mengetahui apakah media sudah sesuai dengan
kepala sekolah, guru, serta beberapa siswa kelas tujuan yang ditetapkan atau belum. Dalam tahap
VIII SMPN 2 Sooko. Berdasarkan hasil ini pengembang menggunakan instrumen yang
observasi yang telah dilakukan di SMPN 2 berupa angket kemudian data yang telah
Sooko, diketahui terdapat beberapa terkumpul dianalisis menggunakan teknik
permasalahan antara lain: (1) Kegiatan persentase dan diolah secara keseluruhan.
pembelajaran yang dilakukan hanya Evaluasi pertama dilakukan oleh ahli. Evaluasi
menggunakan metode ceramah dan hanya dilakukan oleh ahli materi yang merupakan guru
menggunakan buku cetak, (2) Sekolah memiliki IPA kelas VIII di SMP Negeri 2 Sooko.
kebijakan siswa diperbolehkan untuk membawa Kemudian evaluasi juga dilakukan oleh ahli
smartphone apabila diperlukan untuk media yang merupakan salah satu dosen di
pembelajaran, namun pada pembelajaran IPA jurusan Teknologi Pendidikan Universitas
belum dimanfaatkan. (3) Peserta didik merasa Negeri Malang. Untuk uji coba lapangan
jenuh selama proses pembelajaran, sehingga dilakukan tiga kali, yaitu (1) uji coba
motivasi belajar berkurang. Dengan demikian perseorangan, (2) ujicoba kelompok kecil, dan
diperlukan sebuah pengembangan multimedia (3) uji coba kelompok besar yang subjeknya
pembelajaran interaktif berbasis android yang diambil dari siswa kelas VIII SMP Negeri 2
diharapkan mampu memberikan suasana belajar Sooko
Pradana ± Pengembangan Multimedia Pembelajaran... 29
Evaluasi ahli dilakukan oleh ahli materi 100 = Konstanta
yaitu guru IPA kelas VIII di SMP Negeri 2 Dalam menentukan keefektifan hasil
Sooko. Uji coba juga dilakukan ke ahli media belajar setelah menggunakan media dapat dilihat
yang merupakan dosen Teknologi Pendidikan dari kriteria keberhasilan sebagai berikut:
Uni.versitas Negeri Malang yang memiliki Tabel 2. Kriteria efektivitas hasil belajar
kompetensi di bidang multimedia interaktif. Kategori Persentase Kualifikasi
Setelah uji coba atau evaluasi ahli kemudian A 80 ± 100 Efektif
dilakukan uji coba lapangan yang subjeknya B 60 ± 79 Cukup Efektif
merupakan 31 siswa kelas VIII SMPN 2 Sooko
dengan tujuan mengetahui tingkat validitas C 50 ± 59 Kurang Efektif
multimedia interaktif tersebut. D <49 Tidak Efektif
Penelitian ini menggunakan instrumen
pengumpulan data yang berupa angket untuk HASIL
menguji validitas media. Sedangkan untuk Validasi media dilakukan kepada 3
mengukur efektivitas produk, menggunakan tes subjek yaitu ahli media, ahli materi, dan siswa.
hasil belajar. Proses pengumpulan data Validasi pada siswa dilakukan uji coba yang
dilakukan langsung oleh pengembang ke teriri dari tiga tahap, yaitu uji coba perorangan,
lapangan. Dalam mengolah data keseluruhan, uji coba kelompok kecil, dan uji coba kelompok
pengembang menggunakan rumus dari Arikunto besar. Validasi dilakukan untuk mengukur
dan Jabar (2006) sebagai berikut: tingkat validitas multimedia interaktif
pembelajaran yang telah dikembangkan. Dalam
penelitian inii juga dilakukan tes hasil belajar
untuk mengukur efektivitas multimedia
Keterangan Rumus: interaktif pembelajaran.
P = Persentase Data validasi ahli media diperoleh dari
™; = Jawaban keseluruhan responden satu ahli media pembelajaran. Data validasi ahli
™;L = Jumlah keseluruhan skor ideal materi diperoleh dari satu guru IPA di SMPN 2
dalam satu item Sooko. Sedangkan data uji coba perorangan
100% = Konstanta diperoleh dari 1 siswa, data uji coba kelompok
Hasil dari pengelolaan data diatas, akan kecil diperoleh dari 5 siswa, dan data uji coba
dilihat tingkat validitasnya dengan kriteria kelompok besar diperoleh dari 31 siswa.
sebagai berikut Hasil analisis data ahli media, terdapat 18
Tabel 1. Kriteria validitas media aspek yang termasuk ke dalam valid, dan
Kualifi Ekuivale terdapat 2 aspek item yang termasuk kategori
Kategori Persentase
kasi n cukup valid. Secara keseluruhan diperoleh hasil
SS (4) 80% - 100 % Valid Layak persentase 97,5%, maka berdasarkan kriteria,
Cukup Cukup dapat dijelaskan bahwa multimedia interaktif
S (3) 60% - 79% pembelajaran mengenai mata pelajaran IPA
Valid Layak
Kurang Kurang tentang cahaya VIII SMPN 2 Sooko sudah
TS (2) 50% - 59%
Valid Layak memenuhi kriteria valid dan layak digunakan
Tidak Tidak dalam kegiatan pembelajaran.
STS (1) 0% - 49%
Valid Layak Hasil analisis data ahli materi, terdapat 12
Pengolahan data tes hasil belajar dalam aspek yang termasuk ke dalam kategori valid,
penelitian ini diperoleh dengan menghitung hasil dan terdapat 8 aspek item yang termasuk dalam
tes subjek uji coba. Uji coba dilakukan terhadap kategori valid. Secara keseluruhan diperoleh
31 siswa kelas VIII di SMPN 2 Sooko. Untuk hasil persentase 95%, maka berdasarkan kriteria
menghitung tes hasil belajar, yaitu dengan cara yang ditentukan dapat dijelaskan bahwa
membandingkan acuan Kriteria Ketuntasan multimedia interaktif pembelajaran mata
Minimun (KKM) mata pelajaran IPA. Adapun pelajaran IPA tentang cahaya kelas VIII SMPN
cara pengelolaan datanya sebagai berikut: 2 Sooko memenuhi kriteria valid dan layak
digunakan dalam pembelajaran.
P = Jumlah siswa yang mencapai KKM x 100
Jumlah siswa keseluruhan Dari hasil uji coba perorangan secara
keseluruhan diperoleh hasil persentase 81,25%,
Keterangan : maka berdasarkan kriteria yang ditentukan dapat
P = Persentase dijelaskan bahwa multimedia interaktif
30 JINOTEP (Jurnal Inovasi dan Teknologi Pembelajaran) Kajian dan Riset dalam Teknologi
Pembelajaran Vol.7, No.1, Juni 2020, Hal. 26-32
pembelajaran mata pelajaran IPA tentang cahaya Khususnya dalam mata pelajaran IPA. (Darojat,
kelas VIII SMPN 2 Sooko memenuhi kriteria 2016). Penggunaan multimedia dalam
valid dan layak digunakan dalam pembelajaran. pembelajaran juga dapat menimbulkan manfaat
Data hasil uji coba kelompok kecil secara tertentu dari segi penggunaannya. Manfaat yang
keseluruhan diperoleh hasil persentase 77,75%, diperoleh yaitu: (1) Multimedia dapat membantu
maka berdasarkan kriteria yang ditentukan dapat siswa memahami bahan ajar yang luas (2) dapat
dijelaskan bahwa multimedia interaktif memunculkan motivasi belajar serta
pembelajaran mata pelajaran IPA tentang cahaya menumbuhkan persepsi yang lebih tinggi pada
kelas VIII SMPN 2 Sooko sudah memenuhi hal yang dipelajari (3) membantu guru dan siswa
kriteria cukup valid dan cukup layak digunakan dalam proses bidang studi (4) untuk membantu
dalam kegiatan pembelajaran. siswa yang sering belajar akan banyak hal dan
Dari hasil uji coba kelompok besar secara memahaminya (5) membantu siswa dan guru
keseluruhan diperoleh hasil persentase 82,625%, dalam mencapai tujuan kurikulum yang selalu
maka berdasarkan kriteria yang ditentukan dapat berkembang (Novianto, 2018). Penelitian yang
dijelaskan bahwa multimedia interaktif dilakukan oleh Zulham (2016) menjelaskan
pembelajaran mata pelajaran IPA tentang cahaya bahwa multimedia interaktif dirasa cocok untuk
kelas VIII SMPN 2 Sooko memenuhi kriteria dijadikan media atau perantara yang mampu
valid dan layak digunakan dalam pembelajaran. menyampaikan informasi yang kompleks dari
Tes hasil belajar secara keseluruhan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
diperoleh hasil persentase sebesar 87%, maka Widyatmoko dalam Susanto (2013)
berdasarkan kriteria yang ditentukan dapat juga menyatakan bahwa pembelajaran IPA
dijelaskan bahwa multimedia interaktif terutama Fisika dengan menggunakan
pembelajaran mata pelajaran IPA tentang cahaya pembelajaran interaktif mampu meningkatkan
kelas VIII SMPN 2 Sooko termasuk kategori minat dan hasil belajar siswa. Hal ini
efektif. dikarenakan dengan menggunakan multimedia
Tes hasil belajar di SMPN 2 Sooko interaktif siswa terlihat mengalami peningkatan
dengan secara keseluruhan diperoleh hasil aktivitas dalam mengikuti pembelajaran.
persentase sebesar 87% dari 31 siswa kelas VIII Madinah (2015) menyatakan bahwa
mencapai KKM, maka berdasarkan kriteria yang dengan menggunakan multimedia interaktif
ditentukan dapat dijelaskan bahwa multimedia pada mata pelajaran IPA materi cahaya mampu
interaktif pembelajaran mata pelajaran IPA menarik minat siswa untuk mengikutii proses
tentang cahaya kelas VIII SMPN 2 Sooko pembelajaran. Pernyataan yang sama
termasuk kategori efektif dan dapat digunakan disampaikan oleh Fatoni (2016) yang
dan dimanfaatkan pada kegiatan pembelajaran. menyatakan bahwa multimedia interaktif dengan
Multimedia pembelajaran interaktif sangat model tutorial mampu meningkatkan antusias
dibutuhkan untuk mempermudah siswa siswa pada saat pembelajaran daripada hanya
memahami materi mengenai mata pelajaran IPA menggunakan media buku.
tentang cahaya kelas VIII SMP. Silviarista (2017) menyatakan bahwa
multimedia interaktif yang mobile dinilai
PEMBAHASAN memiliki banyak kelebihan. Salah satunya
Multimedia merupakan gabungan antara materi dapat diakses di mana saja dan fleksibel
beberapa media yang berbeda. Menurut karena tidak terikat waktu. Husein (2015) juga
Purnama dalam Rorita (2018:70) multimedia menyatakan bahwa penggunaan multimedia
merupakan kombinasi teks, yang dimanipulasi interaktif dalam kegiatan pembelajaran akan
secara digital, seni grafis, animasi dan elemen lebih efektif dalam meningkatkan penguasaan
video. Sedangkan multimedia interaktif konsep daripada pembelajaran tanpa multimedia
menurut Daryanto dalam Handayani (2018:63) interaktif.
merupakan multimedia yang dilengkapii alat Berdasarkan dengan tujuan
pengontrol serta dapat dioperasikan oleh pengembangan penelitian ini, multimedia
pengguna, sehingga pengguna mampu memilih interaktif pembelajaran memenuhi kriteria valid.
langkah selanjutnya. Artinya, multimedia pembelajaran interaktif
Multimedia pembelajaran interaktif layak digunakan pada proses pembelajaran.
memiliki potensi yang besar untuk Selain itu multimedia pembelajaran interaktif
meningkatkan kualitas pembelajaran. juga efektif dalam meningkatkan pemahaman
Pradana ± Pengembangan Multimedia Pembelajaran... 31
siswa terhadap materi. Multimedia interaktif ini menggunakan media agar siswa tetap fokus pada
difungsikan sebagai komplemen (pelengkap) pembelajaran. Selama pembelajaran guru
dalam kegiatan pembelajaran. sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa
Multimedia pembelajaran interaktif ketika proses pembelajaran berlangsung. Setelah
yang dikembangkan dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran selesai, guru dapat
kegiatan belajar di kelas maupun belajar mendiri mengevaluasi pembelajaran dengan melakukan
dirumah. Perbedaan multimedia pembelajaran tanya jawab kepada siswa terkait materi.
interaktif ini jika dibandingkan dengan
pengembangan multimedia pembelajaran DAFTAR RUJUKAN
interaktif yang ada sebelumnya adalah pada Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu
multimedia pembelajaran interaktif yang telah Pendekatan Praktek (Edisi Revisi III). Jakarta:
dikembangkan ini sesuai dengan yang PT. Rineka Cipta.
dibutuhkan oleh guru dan juga siswa karena Arsyad, A. 2013.Media Pembelajaran.Jakarta: PT.
telah disesuaikan dengan kondisi di sekolah. Hal Raja Grafindo Persada
itu dikenal dengan konsep multimedia yang Darojat, Achmad. 2016. Pengembangan Multimedia
adaptif artinya sesuai dengan kebutuhan Interaktif Pada Mata Pelajaran Ilmu
pengguna (Surahman, 2017). Hal itu didukung Pengetahuan Alam Untuk Siswa Kelas VIII
SMP. Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan
oleh unsur-unsur multimedia berupa teks,
(JKTP) Vol 2(2) (2016) 297-301.
gambar, suara, dan animasi yang terkandung di Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta:
dalamnya. Sehingga dengan adanya penerapan Gava Media.
prinsip tersebut, media dapat digunakan untuk Elmunsyah, H., Hidayat, W. N., Ulfa, S., Surahman,
pembelajaran yang efektif. E., & Wakhidah, R. (2020, January).
Konsep adaptif multimedia Measuring user experience on personalized
memungkinkan dikembangkan secara lebih online training system to support online
masif dalam bentuk platform pembelajaran learning. In IOP Conference Series: Materials
dalam jaringan. Pengembang dapat mengemas Science and Engineering (Vol. 732, No. 1, p.
sajian multimedia yang dapat dipilih oleh 012115). IOP Publishing.
Fatoni, Ahmad., Fahmi Yahya, & Sri Nurul W. 2016.
pengguna (Surahman,Ence., Kuswandi, Dedi.,
Pengembangan Multimedia Interaktif Model
Wedi, Agus., Degeng, I Nyoman Sudana., Tutorial Berbasis Android Flash Materi
Septianti, 2019). Di samping itu pengembang Cahaya Siswa SMP Kelas VIII. Prosiding
dapat menambahkan fitur analisis belajar Seminar Nasional 2016, Universitas Samawa.
(learning analitics) yang dapat digunakan untuk Nusa Tenggara Barat
memberikan gambaran kecenderungan- Handayani, Sari N., Sihkabuden, Henry Praherdiono.
kecenderungan pengguna dalam menggunakan 2018. Pengembangan Multimedia Interaktif
media yang disajikan (Ulfa, Fattawi, Surahman, Seni Tari Jawa Timur Pada Mata Pelajaran
& Yusuke, 2019). Hal tersebut dapat Seni Budaya Kelas VII Di SMP Negeri 1
memberikan warna baru dalam proses Karangan. Jurnal Kajian Teknologi
Pendidikan (JKTP) Vol 1(1) 2018 63-70.
pengembangan multimedia di era digital yang
Husein, Sadam., Lovy Herayanti, & Gunawan. 2015.
terintegrasi secara dalam jaringan. Di samping Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif
itu kita dapat mengukur proses interaksi dan Terhadap Penguasaan Konsep dan
aktivitas belajar pengguna secara personal Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada
Elmunsyah, dkk (2019). Materi Suhu dan Kalor. Jurnal Pendidikan
Fisika dan Teknologi 1 (2) (2015).
SIMPULAN Lee, W.W., & Owens,sad D.L. 2004. Multimedia
Hasil validasi dan uji coba produk Based Insteuctioanal Design: Second Edition.
menunjukkan bahwa data hasil validasi oleh ahli San Francisco: Pfeiffer
Madinah, U., Abdurrahman, Nengah Maharta. 2015.
media diperoleh kriteria valid, data hasil validasi
Pengembangan Multimedia Interaktif
oleh ahli materi diperoleh kriteria valid, Berbasis Pendekatan Saintifik Pada Materi
sedangkan hasil uji coba perorangan diperoleh Cahaya.
kriteria valid, hasil uji coba kelompok kecil Novianto, Lukman A., I Nyoman Sudana Degeng, &
diperoleh kriteria cukup valid, dan hasil uji coba Agus Wedi. 2018. Pengembangan Multimedia
kelompok besar diperoleh kriteria valid. Interaktif Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan
Saran dalam pemanfaatan multimedia Sistem Peredaran Darah Manusia untuk Kelas
interaktif pembelajaran ini adalah guru VIII SMP Wahid Hasyim Malang. Jurnal
diharapkan mampu mendampingi siswa dalam
32 JINOTEP (Jurnal Inovasi dan Teknologi Pembelajaran) Kajian dan Riset dalam Teknologi
Pembelajaran Vol.7, No.1, Juni 2020, Hal. 26-32
Kajian Teknologi Pendidikan (JKTP) Vol 1(3) mendukung proses blended learning. Jurnal
2018 257-263. Inovasi Teknologi Pendidikan, 4(1), 26-37.
Rorita, Merra., Saida Ulfa, & Agus Wedi. 2018. Surahman, E., Kuswandi, D., Wedi, A., Thaariq, Z.
Pengembangan Multimedia Interaktif Z. A., & Diana, R. C. (2019, December).
Berbasis Mobile Learning Pokok bahasan Model Design of Adaptive Learning Analytics
Perkembangan Teori Atom Mata Pelajaran Management System (ALAMS) Using AID
Kimia Kelas X SMA Panjura Malang. Jurnal Model. In the 4th International Conference on
Inovasi dan Teknologi Pembelajaran (Jinotep) Education and Management (COEMA 2019).
4(1) (2018). Atlantis Press.
Santrock, John W. 2007. Perkembangan Anak Edisi Susanto, Novi Ratna D., & Andin Irsadi. 2013.
Kesebelas. Jakarta: PT Gelora Aksara Pengembangan Multimedia Interaktif dengan
Setyosari, Punaji. 2014. Menciptakan Pembelajaran Education Game Pada Pembelajaran IPA
yang Efektif dan Berkualitas. Jurnal Inovasi Terpadu Tema Cahaya Untuk Siswa
dan Teknologi Pembelajaran (Jinotep) SMP/MTs. Unnes Science Education Journal
1(1)(2014). (USEJ) 2(1)(2013).
Silviarista, M., Punaji Setyosari, & Sihkabuden. Ulfa, S., Fattawi, I., Surahman, E., & Yusuke, H.
2017. Pengembangan Multimedia (2019, October). Investigating Learners'
Pembelajaran Berbasis Mobile untuk Mata Perception of Learning Analytics Dashboard
Pelajaran Bahasa Jawa Materi Aksara Jawa to Improve Learning Interaction in Online
Kelas VIII SMP. Jurnal Inovasi dan Learning System. In 2019 5th International
Teknologi Pembelajaran (Jinotep) Conference on Education and Technology
4(1)(2017). (ICET) (pp. 49-54). IEEE.
Smaldino, Sharon. E, dkk. 2012. Instructional Viana, Desma. 2013. Pengembangan Multimedia
Technology and Media for Learning Interaktif Model Tutorial pada Materi Listrik
Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Statis dan Listrik Dinamis SMP/MTs. Skripsi.
Belajar. Jakarta: Kencana Bandar Lampung: Unila.
Sukiman.2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Zulham M., & D. Sulisworo. 2016. Pengembangan
Yogaykarta: PT Pustaka Intan Madani Multimedia Interaktif Berbasis Mobile dengan
Surahman, E., & Surjono, H. D. (2017). Pendekatan Konstektual pada Materi Gaya.
Pengembangan adaptive mobile learning pada Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika 7
mata pelajaran biologi SMA sebagai upaya (2016) 132-141.

Anda mungkin juga menyukai