Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS RESPON SISWA DAN GURU TERHADAP PENGGUNAAN

MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Siti Hadijah
STKIP Bumi Persada Lhokseumawe

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalis bagaimana respon siswa kelas XI dan respon
guru Matematika di MAN 2 Model medan terhadap penggunaan Multimedia Interaktif
dalam proses pembelajaran matematika. Ada sebanyak 150 orang siswa dan 8 orang guru
matematika disekolah tersebut yang menjadi sampel penelitian. Dalam penelitian ini ada
dua permasalahan yang diselidiki yaitu bagaimana respon siswa terhadap penggunaan
Multimedia Interaktif di dalam proses pembelajaran matematika dan bagaimana respon
guru terhadap penggunaan Multimedia Interaktif di dalam proses pembelajaran
matematika. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data angket respon siswa dan
data angket respon guru. Data tersebut dianalisis menggunakan metode deskriptif analitis
untuk memperoleh jawaban dari permasalahan yang terdapat pada penelitian. Berdasarkan
hasil penelitian diketahui 88% siswa memberikan respon positif terhadap penggunaan
multimedia interaktif di dalam proses pembelajaran matematika. Dan sebanyak 75% guru
memberikan respon positif terhadap penggunaan multimedia interaktif di dalam proses
pembelajaran matematika dikarenakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan
menggunakan multimedia interaktif lebih aktif dan terasa menyenangkan bagi siswa
maupun guru.

Kata Kunci: multimedia interaktif, respon siswa, respon guru, pembelajaran matematika, deskriptif
analitis, MAN 2 Model, Medan

Abstract
This study aims to analyze how the response class XI student and teacher responses Mathematics at
MAN 2 Model field on the use of Interactive Multimedia in the learning process of mathematics.
There are as many as 150 students and eight teachers to the school mathematics that the research
samples. In this study, there are two issues being investigated is how the students' response to the use
of Interactive Multimedia in the learning process of mathematics and how the response of teachers to
use the Interactive Multimedia in the learning process of mathematics. The data obtained in this
study a student questionnaire responses of data and data questionnaire responses of teachers. The data
were analyzed using descriptive analytical method for the answers to the problems found in the study.
Based on the survey results revealed 88% of students responded positively to the use of interactive
multimedia in the learning process of mathematics. And as much as 75% of teachers responded
positively to the use of interactive multimedia in the learning process because the math lesson
activities using interactive multimedia more active and feels good for both students and teachers.

Keywords: interactive multimedia, students response, teacher responses, learning mathematics,


descriptive analysis, MAN 2 Model, Medan.

PENDAHULUAN tersebut dalam proses pembelajaran abad


Dalam rangka meningkatkan ini terdapat dua tantangan yang harus
pembangunan nasional guru berperan dihadapi guru, tantangan yang pertama
sebagai barisan paling depan dalam datang dari adanya perubahan persepsi
rangka mencetak sumber daya manusia tentang belajar itu sendiri dan tantangan
yang berkualitas. Berkaitan dengan hal yang kedua datang dari adanya teknologi

Jurnal Numeracy Vol.5, No.2, Oktober 2018 I 176


informasi dan telekomunikasi yang pembelajaran tidak lepas dari teori belajar
memperlihatkan perkembangan yang luar dan teori lain yang mendukungnya.
biasa sehingga abad ini dikenal dengan Menurut Thompson & Simonson [6]
abad teknologi [1]. Untuk menghadapi terdapat tiga teori belajar yang
tantangan tersebut guru membutuhkan mendukung penggunaan
bantuan media pembelajaran sebagai computer/multimedia dalam
penyampai/penyalur informasi pada pembelajaran. Ketiga teori tersebut adalah
proses pembelajaran guna memaksimalkan teori bahavioristik, teori sistem, dan teori
tujuan pembelajaran. Media pembelajaran kognitif. Heinich [7] mengemukakan
memiliki kontribusi dalam meningkatkan bahwa penggunaan media dan teknologi
mutu dan kualitas pembelajaran. dalam belajar didasarkan pada teori
Kehadiran media pembelajaran tidak saja behavioristik, teori kognitif, teori
membantu pengajar dalam menyampaikan konstruktivisme, dan teori belajar sosial.
materi ajarnya, tetapi memberikan nilai Penggunaan multimedia interaktif dalam
tambah pada kegiatan pembelajaran. Hal proses pembelajaran merupakan tuntutan
ini berlaku bagi segala jenis media, baik bagi pembelajaran abad-21, hal ini
yang canggih dan mahal, ataupun media disebabkan perkembangan teknologi
pembelajaran yang sederhana dan murah informasi yang semakin pesat menuntut
[2]. Berkaitan dengan perkembangan dunia pendidikan untuk selalu
teknologi maka media pembelajaran yang menyesuaikan diri [8]. guru dituntut untuk
ada juga mengalami perkembangan. mampu menciptakan pembelajaran kreatif
Banyak media yang dikembangkan dengan dan inovatif yang terintegrasi. Dalam
menggunakan bantuan teknologi. Salah kerangka kompetensi abad 21 dijelaskan
satu media yang berkembang dikenal bahwa pengetahuan melalui core subjects
dengan istilah multimedia. Menurut saja tidak cukup, harus dilengkapi dengan
Munadi [3] “Multimedia pembelajaran berkemampuan kreatif, kritis, berkarakter
adalah media yang mampu melibatkan kuat (bertanggung jawab, sosial, toleran,
banyak indera dan organ tubuh selama produktif, adaptif), disamping itu
proses pembelajaran berlangsung”. Arsyad didukung dengan kemampuan
[4] mengemukakan “multimedia dapat memanfaatkan informasi dan komunikasi
berupa kombinasi antara teks, grafik, dengan indikatornya adalah melek
animasi, suara dan video”. Smaldino dkk informasi, melek media, dan melek TIK [8].
[5] menyatakan bahwa: “Multimedia Dari pihak pemerintah, Indonesia
systems may consist of traditional media in berkomitmen melakukan perubahan
combination or they may in-corporate the terkait pemanfaatan teknologi dalam dunia
computer as a display device for text, pictu res, pendidikan. Satu pembaruan yang paling
graphics, sound, and video. The term mencolok adalah mulai diterapkannya
multimedia goes back to the 1950s and mata pelajaran TIK mulai tingkat SD
describes early attempts to combine various diawal tahun 2004. Penerapan ini
still and motion media for heightened bertujuan menyiapkan siswa agar dapat
educational effect”. Multimedia interaktif terlibat pada perubahan yang pesat dalam
merupakan salah satu pengaplikasian perkembangan teknologi informasi [9].
teknologi dalam pembelajaran. Munculnya Langkah ini semakin diperkuat dengan
pengembangan multimedia dalam rencana penerapan Kurikulum 2013

Jurnal Numeracy Vol.5, No.2, Oktober 2018 I 177


dimana mata pelajaran TIK akan antara lain dirinya sendiri sebagai seorang
diintegrasikan ke dalam semua mata guru, peserta didik, media, metode,
pelajaran [10]. Artinya bahwa setiap guru sarana/prasarana dan lainnya yang
harus mampu mengoperasikan ICT dan terutama dalam hal ini yaitu pemanfaatan
mengoptimalkan ICT sebagai teknologi sebagai media pembelajaran
media/sarana yang dapat memperkaya untuk dapat mencapai tujuan
materi pengajaran. Terkait dengan itu, pembelajaran. Dikarenakan tuntukan
Badan Standar Nasional Pendidikan tersebut maka guru harus memiliki
(BSNP) sebagaimana dimuat dalam keterampilan dan kemampuan dalam
Paradigma Pendidikan Nasional di Abad- menggunakan dan mengembangkan
21, mengemukakan, paradigma multimedia sebagai media dalam
pendidikan yang demokratis, bernuansa pembelajaran. Beberapa penelitian
permainan, penuh keterbukaan, menunjukkan proses pembelajaran yang
menantang, melatih rasa tanggung jawab, menggunakan multimedia interaktif
akan merangsang anak didik untuk datang memberikan hasil belajar yang lebih baik.
ke sekolah atau ke kampus karena Seperti penelitian yang dilakukan oleh
senang, bukan karena terpaksa [11]. Milovanovic, dkk (2013) dengan judul
Dengan mengambil dasar dari Application Of Interactive Multimedia Tools In
Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 Teaching Mathematics – Examples Of Lessons
mengenai Standar Kualifikasi Akademik From Geometry memberikan temuan hasil
dan Kompetensi Guru yang merupakan berupa dalam kelompok siswa yang diajar
salah satu dari Standar Pendidik dan menggunakan multimedia menunjukkan
Tenaga Kependidikan. Standar tersebut pengetahuan baik secara teoritis, praktis
memuat daftar kompetensi pedagogik, dan visual yang lebih baik, dibandingkan
kepribadian, profesional dan sosial yang kelas yang tidak diajar menggunakan
terintegrasi dalam kinerja guru. Dalam multimedia. Selain itu, survei yang
daftar kompetensi tersebut, kompetensi dilakukan pada akhir penelitian jelas
memanfaatkan TIK terdaftar dalam menunjukkan bahwa siswa dari kelompok
kompetensi pedagogik dan kompetensi yang diajar menggunakan multimedia
profesional untuk semua kelompok guru sangat tertarik dengan cara belajar seperti
(Guru PAUD/TK/RA, Guru Kelas SD/MI, ini [12]. Selanjutnya penelitian yang
Guru Mata Pelajaran). Permendiknas dilakukan oleh Ogochukwu, (2010) dengan
tersebut didukung oleh kebijakan judul Enhancing students interest in
pemerintah dengan keluarnya Kepres No mathematics via multimedia presentation,
50/2000 tentang Pengadaan Tim Kordinasi hasil dari survei yang dilakukan
Telematika. Tim ini berperan pada menunjukkan bahwa presentasi
pemanfaatan ICT di berbagai aspek menggunakan multimedia dapat
kehidupan, termasuk guru sebagai meningkatkan pemahaman, antusiasme
pendidik untuk mampu menggunakan siswa didalam kelas. Meningkatkan
teknologi komputer pada saat mengajar. kehadiran dan kepuasan siswa dalam
Tenaga pendidik Indonesia diharapakan proses pembelajaran [13]. Bila dilihat dari
mampu mengelola, mendesain, hasil belajar yang diperoleh siswa dalam
memanfaatkan, dan mengembangkan penelitian terdahulu, didapat kesimpulan
semua komponen dalam pembelajaran, bahwa hasil belajar siswa setelah

Jurnal Numeracy Vol.5, No.2, Oktober 2018 I 178


menggunakan media pembelajaran HASIL PENELITIAN DAN
berbasis multimedia interaktif yang telah PEMBAHASAN
dikembangkan adalah lebih baik. Dari Data yang diperoleh dalam
penjelasan tersebut maka penggunaan penelitian ini berasal dari lembar jawaban
multimedia interkatif dalam proses angket respon guru dan angket respon
pembelajaran harusnya menjadi sebuah siswa terhadap penggunaan multimedia
aspek yang tidak boleh di anggap remeh. didalam proses pembelajaran. Kedua
Namun permasalahan yang muncul angket disusun berdasarkan indikator
dilapangan adalah bagaimana kesiapan yang telah ditetapkan. Adapun indikator
sekolah baik sarana maupun prasarana angket respon guru adalah sebagai berikut:
pendukung yang dapat digunakan dalam 1) Media dapat mengatasi keterbatasan
menerapkan pembelajaran menggunaan pengalaman yang dimiliki siswa
multimedia. Lebih spesifik lagi bagaimana 2) Media dapat mengatasi batas ruang
respon dan kesiapan baik dari pihak guru kelas
itu sendiri maupun dari pihak siswa dalam 3) Media dapat memungkinkan
mengikuti pembelajaran menggunakan terjadinya interaksi langsung antara
multimedia interaktif. Penelitian ini peserta dan lingkungannya
diharapkan mampu menjawab pertanyaan 4) Media dapat menambahkan konsep
bagaimana respon dan kesiapan guru dasar yang benar, nyata dan tepat
maupun siswa menggunakan multimedia 5) Media dapat mengontrol kecepatan
interaktif di dalam proses pembelajaran. belajar siswa
6) Media dapat memberikan pengalaman
METODE PENELITIAN yang menyeluruh dari hal-hal yang
Penelitian yang dilakukan adalah kongkret sampai yang abstrak
penelitian deskriptif yaitu penelitian yang Sedangkan aspek respon siswa
bertujuan untuk menggambarkan suatu disusun dengan indikator sebagai berikut :
variabel mandiri baik hanya satu variabel 1) Aspek Kualitas Isi
atau lebih. Jadi peneliti tidak membuat 2) Aspek Rasa Senang
perbandingan variabel tersebut pada 3) Aspek Evaluasi
sampel yang lain, atau mencari hubungan 4) Aspek Tata Bahasa
antar variabel. Penelitian dilakukan untuk 5) Aspek Penggunaan Ilustrasi
mengetahui bagaimana respon guru dan Hasil penelitian menunjukkan
siswa terhadap penggunaan multimedia untuk angket respon guru sebanyak 78%
interaktif dalam proses pembelajaran guru memberikan respon positif terhadap
matematika. Penelitian dilakukan di Kelas indikator media dapat mengatasi
XI MAN 2 Model Medan dengan sampel keterbatasan pengalaman yang dimiliki
penelitian sebanyak 125 siswa kelas XI siswa, 74% memberikan respon positif
MAN 2 Model Medan tahun ajaran terhadap indikator media dapat mengatasi
2016/2017. Data yang dianalasis adalah batas ruang kelas, sebanyak 76% guru
angket respon siswa dan angket respon memberikan respon positif terhadap
guru. Setelah data terkumpul, dilakukan indikator media dapat memungkinkan
pengolahan data. Kemudian dilakukan terjadinya interaksi langsung antara
analisis data secara deskriftif analitis untuk peserta dan lingkungannya, sebanyak 72%
menjawab pertanyaan penelitian. guru memberikan respon positif terhadap

Jurnal Numeracy Vol.5, No.2, Oktober 2018 I 179


indikator media dapat menambahkan memberikan respon positif terhadap
konsep dasar yang benar, nyata dan tepat, indikator Aspek Rasa Senang terhadap
sebanyak 75% guru memberikan respon penggunaan multimedia dalam proses
positif terhadap indikator media dapat pembelajaran matematika, sebanyak 89%
mengontrol kecepatan belajar siswa. Dan siswa memberikan respon positif terhadap
sebanyak 75% guru memberikan respon indikator Aspek Evaluasi yang terdapat
positif terhadap indikator Media dapat pada multimedia, dan sebanyak 89% siswa
memberikan pengalaman yang memberikan respon positif terhadap
menyeluruh dari hal-hal yang kongkret indikator Aspek Tata Bahasa, dan
sampai yang abstrak. Dapat disimpulkan sebanyak 88% siswa memberikan respon
secara keseluruhan aspek yang diukur positif terhadap indikator Aspek
sebanyak 75% guru memberikan respos Penggunaan Ilustrasi yang terdapat pada
positif terhadap penggunaan multimedia multimedia yang digunakan dalam proses
sebagai media dalam proses pembelajaran pembelajaran. Secara keseluruhan respon
matematikan. Untuk angket respon siswa positif yang diberikan siswa terhadap
sebanyak 84% siswa memberikan respon pembelajaran menggunakan multimedia
positif terhadap indikator Aspek Kualitas adalah sebesar 88%. Hasil penelitian secara
Isi multimedia, sebanyak 90% siswa ringkas dirangkum dalam Tabel 1.

Tabel 1. Persentase Angket Respon Guru Dan Angket Respon Siswa


Angket Respon Guru Angket Respon Siswa
Indikator Angket Respon Guru Persentase Indikator Persentase Respon
Respon Positif Angket Respon Positif Siswa
Guru terhadap Siswa terhadap
Penggunaan Penggunaan
Multimedia Multimedia
Media dapat mengatasi 78% Aspek Kualitas 84%
keterbatasan pengalaman yang Isi
dimiliki siswa
Media dapat mengatasi batas 74% Aspek Rasa 90%
ruang kelas Senang
Media dapat memungkinkan 76% Aspek Evaluasi 89%
terjadinya interaksi langsung
antara peserta dan
lingkungannya
Media dapat menambahkan 72% Aspek Tata 89%
konsep dasar yang benar, nyata Bahasa
dan tepat
Media dapat mengontrol 75% Aspek 88%
kecepatan belajar siswa Penggunaan
Ilustrasi

Media dapat memberikan 75%


pengalaman yang menyeluruh
dari hal-hal yang kongkret
sampai yang abstrak
Rata – Rata 75% 88%

Pembahasan dari sisi respon guru maupun siswa,


Dari hasil penelitian jika dilihat diketahui bahwa baik guru maupun siswa

Jurnal Numeracy Vol.5, No.2, Oktober 2018 I 180


sangat mengapresiasi dan sangat senang ingin dicapai terlalu banyak. Sehingga
terhadap pembelajaran yang dilakukan sebagian besar guru hanya fokus pada
dengan menggunakan bantuan pencapaian target belajar..
multimedia. Hal ini diketahui dari respon 8) Ketidaksiapan siswa belajar
positif yang mereka berikan pada setiap menggunakan bantuan multimedia
indikator yang terdapat pada lembar Kendala tersebut yang menjadi
angket yang disediakan. Namun jika momok tersendiri bagi guru, dan
diteliti lebih dalam, respon positif yang mengganggu kesiapan guru menerapkan
mereka berikan tidak berbanding lurus pembelajaran menggunakan multimedia
dengan faktor pendukung lainnya. Mereka interaktif. Hasil dan temuan penelitian ini
sangat mendukung tuntutan yang sesuai dengan hasil penelitian yang
diberikan pemerintah dan 21st Century dilakukan oleh beberapa peneliti di negara
Skills untuk menerapkan pembelajaran berkembang. Bila dibandingkan dengan
berbasis teknologi, tetapi meskipun penelitian sejenis dibeberapa negara
demikian fakta yang terjadi dilapangan berkembang seperti penelitian yang
tuntutan tidak sepenuhnya dapat dilakukan oleh Hassan dkk, menyatakan
dilaksanakan dengan baik dan maksimal bahwa penggunaan ICT (multimedia)
oleh guru. Saat penelitian ditemukan didalam pembelajaran meningkatkan
beberapa faktor yang menjadi penghambat ketertarikan siswa terhadap materi
keterlaksanaan penggunaan multimedia pembelajaran serta memberikan hasil
dalam proses pembelajaran matematika belajar yang lebih baik daripada
disekolah sebagai berikut : pembelajaran sebelumnya [14], selanjutnya
1) Kurangnya ketersedian sarana dan penelitian yang dilakukan oleh Khan
prasarana pendukung penggunaan memberikan temuan bahwa pengenalan
multimedia, seperti komputer, listrik, ICT di dalam proses pembelajaran di
dan ruangan kelas. negara – negara berkembang seperti
2) Kurangnya kemampuan guru dalam Bangladesh sangat di sambut antusias oleh
mengembangkan multimedia interaktif pelaku-pelaku pendidikan seperti guru,
3) Kurangnya ketersediaan multimedia orang tua maupun siswa. Hanya saja
interaktif yang sesuai dengan topik masih ditemukan kendala didalam
yang akan dipelajari. penerapannya seperti kurangnya sarana
4) Kurangnya pelatihan untuk guru dari dan prasarana maupun keterampilan dari
pemerintah yang berkaitan sumber daya manusia yang dimiliki [15].
penggunaan multimedia dalam proses
pembelajaran SIMPULAN
5) Kurangnya ketersediaan waktu yang Berdasarkan hasil penelitian
dimiliki oleh guru untuk diperoleh hasil persentase Respon guru
mengembangkan sendiri multimedia Terhadap Penggunaan Multimedia
yang sesuai Interaktif dalam Proses Pembelajaran
6) Kurangnya kemampuan guru dalam Matematika adalah sebesar 75 %. Jika
mengembangkan dan memanfaatkan dinilai dari masing – masing indikator 78%
multimedia didalam proses guru memberikan respon positif terhadap
pembelajaran. indikator media dapat mengatasi
7) Tuntutan tujuan pembelajaran yang keterbatasan pengalaman yang dimiliki

Jurnal Numeracy Vol.5, No.2, Oktober 2018 I 181


siswa, 74% memberikan respon positif sebanyak 89% siswa memberikan respon
terhadap indikator media dapat mengatasi positif terhadap indikator Aspek Evaluasi
batas ruang kelas, sebanyak 76% guru yang terdapat pada multimedia, dan
memberikan respon positif terhadap sebanyak 89% siswa memberikan respon
indikator media dapat memungkinkan positif terhadap indikator Aspek Tata
terjadinya interaksi langsung antara Bahasa, dan sebanyak 88% siswa
peserta dan lingkungannya, sebanyak 72% memberikan respon positif terhadap
guru memberikan respon positif terhadap indikator Aspek Penggunaan Ilustrasi
indikator media dapat menambahkan yang terdapat pada multimedia yang
konsep dasar yang benar, nyata dan tepat, digunakan dalam proses pembelajaran.
sebanyak 75% guru memberikan respon Secara keseluruhan respon positif yang
positif terhadap indikator media dapat diberikan siswa terhadap pembelajaran
mengontrol kecepatan belajar siswa. Dan menggunakan multimedia adalah sebesar
sebanyak 75% guru memberikan respon 88%.
positif terhadap indikator Media dapat Berdasarkan hasil persentase tersebut
memberikan pengalaman yang maka jika dilihat dari sisi respon guru
menyeluruh dari hal-hal yang kongkret maupun siswa, diketahui bahwa baik guru
sampai yang abstrak. maupun siswa sangat mengapresiasi dan
Untuk angket respon siswa sebanyak 84% sangat senang terhadap pembelajaran yang
siswa memberikan respon positif terhadap dilakukan dengan menggunakan bantuan
indikator Aspek Kualitas Isi multimedia, multimedia.
sebanyak 90% siswa memberikan respon
positif terhadap indikator Aspek Rasa
Senang terhadap penggunaan multimedia
dalam proses pembelajaran matematika,

Jurnal Numeracy Vol.5, No.2, Oktober 2018 I 182


DAFTAR PUSTAKA

Daniel J. 2012. ICT dan Pembelajaran (Kurikulum untuk Sekolah dan Program Pengembangan Guru),
terjemahan dari Information and Communication Technology in Education (A Curriculum
for Schoolsand Programme of Teacher Development). Jakarta : Referensi.

Kustandi, C. 2011. Media Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor : Ghalia Indonesia.

Munadi, Y. 2008. Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press.

Arsyad, A. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : Rajawali.

Smaldino, E.S, dkk. 2008. Instrucional Technology and Media For Learning. New Jersey:
Upper Saddle River.

Simonson, M.R. dan Thompson, A. 1994. Educational Computing Foundations (2Nd ed).
Columbus, On: Meril.

Heinich, R., et. al. 1996. Instructional Media and Technologies for Learning. New Jersey:
Prentice Hall, Englewood Cliffs.

Alabi, A.T., Issa, A. O., Oyekunle, R. A. The Use of Computer Based Testing Method for the
Conduct of Examinations at the University of Ilorin. International Journal of
Learning and Development. Vol. 2, No. 3 (2012): 68-80

Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan. 2003. Kompetensi Dasar Mata
Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi SD&MI. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012. Dokumen Kurikulum 2013. Jakarta:


Kemdikbud.

BSNP. 2010. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang


Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta : BSNP.

Milovanovic, M. Dkk. 2013. Application Of Interactive Multimedia Tools In Teaching


Mathematics – Examples Of Lessons From Geometry. Tojet: The Turkish Online Journal of
Educational Technology – January 2013, volume 12 Issue 1

Ogochukwu, N.V. 2010. Enhancing students interest in mathematics via multimedia presentation.
African Journal of Mathematics and Computer Science Research Vol. 3(7), pp. 107-113.

Hassan, Taimur-ul dan Sajid, Abdur Rahim. 2013. ICTs in learning: Problems faced by
Pakistan. Journal of Research and Reflections in Education, Vol.7, No.1 (Juni 2013): 52
-64

Khan, Md. Shahadat Hossain. Barriers To The Introduction Of Ict Into Education In
Developing Countries: The Example Of Bangladesh. International Journal of
Instruction. Vol.5, No.2 (July 2012): 61-79.

Jurnal Numeracy Vol.5, No.2, Oktober 2018 I 183

Anda mungkin juga menyukai