Anda di halaman 1dari 6

Vol. 10 No.

2 Juni 2021 Jurnal Edukasi dan Penelitian Matematika Hal 43-48

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS


KONSTRUKTIVISME PADA MATERI MATRIKS DI KELAS XI SMA NEGERI 7
PADANG

Trisna Damayanti#1, Sri Elniati*2


Mathematics Department, Universitas Negeri
Padang Jln. Prof. Dr. Hamka, Padang, Indonesia
#1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FMIPA UNP
*2
Dosen Jurusan Matematika FMIPA UNP
#1
3snadamayanti@gmail.com

Abstact—Interactive learning media is a supporting tool in the learning process to make


it more interesting. Interactive media is very helpful for students in understanding
learning material and developing students' critical thinking skills. This study aims to
develop constructivism-based interactive learning media on matrix material in class XI
SMA Negeri 7 Padang which is valid and practical. The type of research used is a
Plomp model development research which consists of three stages, namely the
preliminary stage, the making of the prototype and the assessment stage. Based on the
validation results obtained on the aspects of the feasibility of content, language and
media for constructivism-based interactive learning media has a validity level of valid
category. Based on the practicality results obtained from trials with three students to use
constructivism-based interactive learning media, it has a practicality level of very
practical category. The overall results of the study indicate that constructivism-based
interactive learning media are valid and practical.

Keywords – Interactive Learning Media, Constructivism, Plomp

meningkatkan rasa ingin tahu dan membantu peserta didik


PENDAHULUAN berpartisipasi aktif dalam mengkonstruksi konsep, tidak
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran hanya dalam bentuk algoritma, tetapi juga dalam
dari pendidikan sekolah dasar hingga sekolah menengah. lingkungan nyata.
Menurut [1], matematika sekolah memiliki enam prinsip Penggunaan media pada Kurikulum 2013
yaitu keadilan, kurikulum, pengajaran, pembelajaran, berperan penting dalam proses pembelajaran. Peserta
evaluasi dan teknologi.Prinsip pembelajaran terkait didik hendaknya aktif dan mandiri dalam mencari
teknologi sangat penting karena berpengaruh pada informasi.Agar mendapatkan informasi yang baik, tentu
matematika yang diajarkan dan meningkatkan kualitas peserta didik butuh sumber belajar yang bervariasi seperti
belajar peserta didik.Sesuai dengan Peraturan Menteri media interaktif.Media interaktif dapat menggabungkan
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia gambar, tulisan, video dan animasi pada sebuah
(Permendikbud) Nomor 22 Tahun 2016, perlu adanya software.Media interaktif diharapkan mampu
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) meningkatkan pengetahuan dan memotivasi peserta didik
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam belajar.
pembelajaran. Penggunaan media pengajaran di sekolah masih
Salah satu pemberdayaan teknologi informasi belum cukup menarik perhatian. Menurut pengamatan di
dan komunikasi dalam pembelajaran adalah penggunaan SMA Negeri 7 Padang dari tanggal 3 - 25 Februari 2020,
media pembelajaran berbantuan komputer, seperti media pembelajaran belum sepenuhnya menggunakan media.
interaktif, video pembelajaran, animasi, slide presentasi, Sekalipun sekolah memiliki fasilitas komputer yang
dan permainan mengajar. Media pembelajaran adalah alat memadai, pemanfaatannya dalam pembelajaran belum
yang mendukung peserta didik untuk memahami materi optimal.Peserta didik menggunakan sumber belajar
matematika yang abstrak menjadi konten yang seperti buku cetak di sekolah. Proses pembelajaran tidak
konkrit.Media pembelajaran interaktif dapat berpusat pada peserta didik. Peserta didik terkadang

43
Vol. 10 No. 2 Juni 2021 Jurnal Edukasi dan Penelitian Matematika Hal 43-48

kesulitan menjawab soal matematika karena kurangnya TABEL 1


TAHAP PENGEMBANGAN
contoh ilustrasi untuk membantu mereka memahami buku
Fase Kriteria Deskripsi Aktivitas
teks.
Preliminary Penekanan pada Analisis masalah dan
Selain itu, pandemi virus Corona saat ini juga Research validitas isi studi literatur.
berdampak signifikan terhadap sektor pendidikan, peserta Development/ Fokus pada Pengembangan
didik harus belajar di rumah, sehingga peran media Prototyping konsistensi prototype yang akan
pembelajaran sebagai alat penunjang pembelajaran sangat Phase (validitas diujicoba dan direvisi
diperlukan. konstruk) dan berdasarkan evaluasi
Salah satu solusi yang dapat dilakukan yaitu praktikalitas. formatif.
dengan menggunakanmedia interaktif. Media interaktif Secara bertahap
membantu peserta didik memahami materi pembelajaran menuju
dan mengembangkan kemampuan berfikir kritis mereka. efektivitas.
Assesment Praktikalitas dan Menilai apakah
Penggunaan media interaktif bisa digunakan dimana saja,
Phase efektivitas. pengguna dapat
peserta didik bisa belajar dilingkungan sekolah, dirumah menggunakan produk
atau tempat lainnya.Media interaktif menggabungkan (praktikalitas) dan
audio, animasi, teks dan grafik dapat meningkatkan berkeinginan untuk
ketertarikan serta mudah dicerna.Interaksi dengan media mengaplikasikannya
interaktif dapat meningkatkan keaktifan peserta didik, serta apakah produk
karena mereka dituntut untuk memberikan feedback dari tersebut efektif.
media. Pernyataan Hoffsteter [2]yang menyatakan media
adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan Tahap Investigasi Awal (Preliminary Research)
menggabungkan audio, teks, grafik, gambar gerak (video bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai
dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang permasalahan yang ada dalam pembelajaran yang
memungkinkan pemakai melakukan interaksi, kemungkinan membutuhkan perbaikan dan inovasi serta
bernavigasi, berkreasi dan berkomunikasi. untuk mendapatkan karakteristik sementara dari produk
Media interaktif yang baik adalah yang melibatkan yang dikembangkan.Pada tahap Preliminary Research
peserta didik secara aktif dalam pembelajaran. terdapat beberapa tahapan yaitu:
Pendekatan konstruktivisme merupakan salah satu
pendekatan yang dapat digunakan dalam mengembangkan a. Analisis Kebutuhan
media interaktif.Menurut [3]konstruktivisme adalah suatu Tahap analisis kebutuhan dilakukan untuk
pendekatan terhadap belajar yang berkeyakinan bahwa mengetahui dan mendapatkan informasi mengenai media
orang secara aktif membangun atau membuat seperti apa yang diharapkan oleh calon pengguna agar
pengetahuannya sendiri dan realitas ditentukan oleh media yang dikembangkan sesuai dengan yang
pengalaman orang itu sendiri. diharapkan.
Berdasarkan uraian di atas, dikembangkan media Pengumpulan informasi dilakukan dengan
pembelajaran interaktif berasis konstruktivisme untuk mewawancarai peserta didik dan pendidik matematika.
memudahkan peserta didik dalam memahami materi Pedoman wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan
pembelajaran tentang proses pembelajaran matematika yang berguna
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
METODE PENELITIAN 1) Media pembelajaran apa yang digunakan dalam
Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan pembelajaran matematika?
penelitian, yaitu untuk menghasilkan media interaktif 2) Media pembelajaran berbantuan komputer apa saja
berbasis konstruktivisme yang valid, dan praktis pada yang pernah digunakan?
pembelajaran matematika, jenis penelitian yang telah 3) Apakah media yang digunakan tersebut sudah
dilakukan adalah penelitian pengembangan (Research and interaktif dan dapat meningkatkan motivasi belajar
Development). peserta didik?
Model pengembangan yang digunakan dalam 4) Bagaimana sarana dan prasarana pendukung yang
mengembangkan media interaktif berbasis kontruktivisme disediakan sekolah?
adalah model Plomp. Proses pengembangan media 5) Media pembelajaran interaktif bagaimana yang
pembelajaran interaktif terdiri dari 3 tahap yaitu diharapkan?
preliminary research, prototyping phase, dan assessment
phase.Namun, pada penelitian yang akan dilakukan hanya b. Analisis Peserta Didik
difokuskan sampai tahap prototyping phase, karena Analisis peserta didik dilakukan untuk mengetahui
keterbatasan kemampuan dan waktu dalam penelitian. karakteristik peserta didik yang dapat dijadikan
Kriteria dan aktivitas yang dilakukan pada pertimbangan dalam merancang media interaktif.
setiap tahap tersebut dapat disajikan pada Tabel 1.

44
Vol. 10 No. 2 Juni 2021 Jurnal Edukasi dan Penelitian Matematika Hal 43-48

c. Analisis Kurikulum yang mengakibatkan kurangnya perhatian mereka


Analisis kurikulum dilakukan penelaahan terhadap terhadap penjelasan yang diberikan oleh pendidik.
kurikulum yang digunakan di sekolah yaitu kurikulum Pendidik juga mengatakan bahwa menjelaskan materi
2013 revisi 2016.Alat pengumpul data yang digunakan Matriks dibutuhkan penyajian media pembelajaran yang
berupa daftar checklist. lebih kreatif dengan membuat ilustrasi yang memudahkan
peserta didik dala memahami materi .
d. Analisis Konsep Kemudian pendidik juga memberikan informasi
Analisis konsep bertujuan untuk menentukan bahwa sekolah sudah difasilitasi labor komputer.Banyak
konsep-konsep apa yang semestinya ada pada materi computer yang berada di dalam labor tersebut sudah
matriks di kelas XI SMA untuk mendukung ketercapaian memadai untuk julah peserta didik dalam dua kelas.
kompetensi. Kegiatan yang dilakukan yaitu menganalisis Namun, belum pernah digunakan dalam pembelajaran
buku teks/literature/sumber belajar tentang materi sistem matematika.
persamaan linear sehingga diperoleh hubunganhubungan Ketika wawancara dengan pendidik disampaikan
dari konsep yang dijabarkan menjadi peta konsep. rencana dalam pengembangan media pembelajaran
Tahap prototyping stage dilakukan dengan interaktif berbasis konstruktivisme yang membantu
merancang dan mengembangkan perangkat yang peserta didik memahami materi lebih maksimal.Pendidik
dievaluasi dan direvisi secara berulang sampai kriteria merespon dengan baik dan berharap media pembelajaran
valid terpenuhi, maka dilakukan evaluasi formatif. interaktif yang dikembangkan mampu meningkatkan
Evaluasi formatif ini terdiri dari self evaluation, expert kemampuan peserta didik untuk memahami materi
review, dan one to one evaluation. matriks.
Tujuan assessment phaseadalah untuk mengetahui
tingkat praktikalitas media pembelajaran interaktif yang b. Analisis Peserta Didik
dikembangkan.Tahap penilaian dilakukan setelah uji one-
to-one evaluation.Kegiatan ini dilakukan untuk Analisis peserta didik bertujuan untuk mengetahui
mengetahui tingkat manfaat, kemudahan penggunaan,dan karakteristik peserta didik. Analisis meliputi usia,
efiensi waktu penggunaan media pembelajaran interaktif. kegemaran terhadap warna dan gambar, dan kemampuan
akademis.Berdasarkan analisis peserta didik dari segi
HASIL PEMBAHASAN usia, umumnya peserta didik yang duduk di kelas XI
1. Hasil Preliminary Research (Analisis Pendahuluan) Sekolah Menengah Atas memiliki usia rata-rata 17-19
Pada tahap pendahuluan dilakukan analisis peserta tahun. Menurut Piaget dalam [4], anak-anak yang berusia
didik, kurikulum, dan konsep. Berikut penjabaran dari di atas 11 tahun, tingkat perkembangan intelektualnya
hasil analisis tersebut: berada pada tingkat operasi formal.Pada tingkatan ini,
anak sudah mampu berfikir abstrak, tidak lagi dibantu
a. Analisis kebutuhan oleh benda-benda konkret atau semacamnya.
Berdasarkan analisis kegemaran terhadap warna dan
Pada tahap analisis kebutuhan dilakukan gambar yang dilakukan saat wawancara dengan peserta
pengumpulan informasi mengenai permasalahan yang didik diperoleh informasi bahwa peserta didik
terdapat dalam pembelajaran matematika.Analisis menginginkan media yang lebih menarik, seperti media
kebutuhan dilakukan dengan terkait observasi dan pembelajaran interaktif yang menampilkan gambar,
wawancara terhadap peserta didik danpendidik. animasi yang bergerak, memiliki perpaduan warna yang
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa menarik, dan ada suara yang mendukung media tersebut
peserta didik diketahui bahwa mereka kesulitan dalam sehingga mereka lebih bersemangat dan rasa ingin tahu
memahami ilustrasi yang terdapat pada buku lebih tercipta dalam pembelajaran.
cetak.Beberapa alasan yang dikemukakan peserta didik Lingkungan peserta didik yang diteliti berada di
adalah mereka mendengarkan penjelasan dari pendidik, daerah perkotaan, sehingga dengan kemajuan zaman saat
namun tidak disertai gambar atau ilustrasi bergerak, ini mereka lebih mahir dalam menggunakan pengguanaan
sehingga peserta didik kesulitan dalam memvisualisasikan teknologi seperti komputer, laptop, dan android. Pada saat
ilustrasi yang dijelaskan oleh pendidik.Peserta didik peserta didik merasa bosan dan jenuh, mereka akan
membutuhkan pengulangan pembelajaran di rumah, memilih bermain dengan komputer atau smartphone yang
sehingga memerlukan media yang lebih fleksibel untuk dimiliki. Oleh karena itu peserta didik perlu diwadahi
digunakan.Peserta didik menginginkan media yang dapat dengan media pembelajaran yang menggunakan komputer
mempermudah mereka memahami materi, seperti adanya atau smartphone, sehingga mereka lebih termotivasi
gambar, animasi yang bergerak berupa ilustrasi dan dalam belajar.
tampilan yang menarik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pendidik c. Analisis kurikulum
diperoleh data yaitu penggunaan media pembelajaran Pada tahap analisis kurikulum dilakukan telaah
khusus pada materi Matriks berupa buku cetak.Peserta tentang KI, KD, dan indikator yang sesuai dengan
didik terkadang merasa jenuh dengan pola belajar tersebut kurikulum.Kurikulum yang digunakan di SMA Negeri 7

45
Vol. 10 No. 2 Juni 2021 Jurnal Edukasi dan Penelitian Matematika Hal 43-48

Padang adalah Kurikulum 2013.Tujuan dari analisis


kurikulum adalah untuk menyesuaikan media yang
dihasilkan dengan kompetensi yang harus dicapai oleh
peserta didik sesuai dengan kurikulum yang digunakan di
sekolah.Materi yang diajarkan disesuaikan dengan
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang terdapat
pada Permendikbud No. 24 Tahun 2016. Kompetensi
Dasar untuk materi matriks adalah
3.3 Menjelaskan matriks dan kesamaan matriks dengan
menggunakan masalah kontekstual dan melakukan
operasi pada matriks yang meliputi penjumlahan,
pengurangan, perkalian skalar, dan perkalian, serta
transpose.
4.3 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan
dengan matriks dan operasinya
Indikator yang diturunkan berdasarkan kompetensi
dasar di atas sebagai berikut:
3.3.1 Menentukan pengertian matriks
3.3.2 Menentukan elemen baris dan kolom pada matriks.
3.3.3 Menentukan ordo pada matriks Gambar 1. Peta Konsep Materi Matriks
3.3.4 Menentukan jenis-jenis matriks
3.3.5 Menentukan transpose dari suatu matriks 2. Hasil pembuatan Prototype (prototyping phase)
3.3.6 Menentukan kesamaan dua matriks a. Prototype 1
3.3.7 Menentukan hasil operasi penjumlahan dua Setelah membuat rancangan media pembelajaan
matriks interaktif berbasis konstruktivisme untuk materi matriks,
3.3.8 Menentukan hasil operasi pengurangan dua selanjutnya dilakukan tahap Self Evaluation pada
matriks prototype 1
3.3.9 Menentukan hasil operasi perkalian skalar Hasil rancangan media pembelajaran interaktif
bilangan real dengan matriks berbasis konstruktivisme pada materi matriks dievaluasi
3.3.10 Menentukan hasil perkalian dua buah matriks sendiri sebelum diberikan kepada para ahli. Self
4.3.1 Menyelesaikan masalah kontekstual yang evaluation dilakukan dengan cara memperhatikan
berkaitan dengan konsep dan jenis-jenis matriks. kembali hasil rancangan dan memperbaiki kesalahan yang
4.3.2 Menyelesaikan masalah kontekstual yang terdapat isi media pembelajaran interaktif . Aspek yang
berkaitan dengan transpose dan kesamaan dua dinilai dalam lembar self evaluation bertujuan untuk
matriks. melihat kesalahan-kesalahan yang nyata langsung tampak
4.3.3 Menyelesaikan masalah kontekstual yang (obvius errors). Seperti materi yang disajikan sesuai
berkaitan dengan operasi penjumlahan dan dengan Kurikulum 2013, ilustrasi yang disajikan jelas,
pengurangan pada matriks. tombol berfungsi dengan baik, tampilan menu dan
4.3.4 Menyelesaikan masalahkontekstual yang berkaitan petunjuk yang jelas, jenis dan ukuran huruf yang jelas,
dengan operasi perkalian pada matriks. gambar yang dipilih jelas, penulisan simbol dan tanda
1. Analisis Konsep baca sudah jelas, dan suara atau musik sesuai dengan
Analisis konsep dilakukan dengan mengidentifikasi tampilan media.
konsep-konsep utama yang diajarkan dan termuat di Pada tahap self evaluation yang dilakukan, terdapat
dalam media pembelajaran interaktif. Analisis dilakukan beberapa kesalahan pada isi media yang dikembangkan.
dengan cara meninjau buku-buku matematika kelas XI Pertama, ada tombol yang belum berfungsi dengan baik,
SMA untuk melihat materi yang menjadi prasyarat seperti belum memberikan action pada tombol tersebut
mempelajari materi Matriks, serta konsep-konsep utama sehingga saat mengklik tombol tersebut tidak menuju
yang dipelajari pada materi tersebut dalam bentuk peta halaman yang seharusnya dituju.Kedua, ada kotak
konsep. Hasil analisis konsep ini menjadi dasar dalam jawaban yang saat output tidak bisa diisikan
perancangan media pembelajaran interaktif berbasis jawaban.Ketiga, terdapat kesalahan penulisan pada isi
konstruktivisme. Peta konsep dapat dilihat pada Gambar 1 media pembelajaran interaktif, sehingga perlu
sebagai berikut: pemperhatikan setiap kalimat pada media tersebut.
Keempat, terdapat beberapa tombol yang belum memiliki
suara yang sama saat diklik.
Setelah memperbaiki media pembelajaran
interaktif berbasis konstruktivisme yang dirancang pada
self evaluation, selanjutnya prototype 1 dinamakan

46
Vol. 10 No. 2 Juni 2021 Jurnal Edukasi dan Penelitian Matematika Hal 43-48

dengan prototype 2 dan dilanjutkan dengan kegiatan TABEL 3


KETERANGAN PESERTA DIDIK PADA WAWANCARA
expert reviews.
No Peserta Didik Kemampuan
b. Prototype 2
Akademik
Pada prototype 2 dilakukan expert reviews 1 Peserta didik 1 Tinggi
yaitu meminta para pakar/ahli untuk memberikan 2 Peserta didik 2 Sedang
penilaian dan masukan terhadap prototype 2 yang sudah 3 Peserta didik 3 Rendah
dirancang. Expert reviews bertujuan agar prototype 2
valid dan layak untuk digunakan. Berikut merupakan hasil Peserta didik diberikan beberapa pertanyaan
validasi media pembelajaran interaktif berbasis berkaitan dengan pendapat mereka mengenai media
konstruktivisme oleh validator yang dapat dilihat pada pembelajaran interaktif berbasis konstruktivisme. Hasil
Tabel 2. wawancara dengan 3 orang peserta didik menghasilkan
TABEL 2 kesimpulan bahwa media pembelajaran interaktif berbasis
HASIL VALIDASI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF
BERBASIS KONSTRUKTIVISME konstruktivisme memiliki tampilan media pembelajaran
No Pakar/Ahli Nilai Kategori yang menarik, penggunaan bahasa dan kalimat yang
Validasi (%) mudah dipahami dan dimengerti, petunjuk yang cukup
1 Pakar Matematika 75 Valid jelas, tombol pada media pembelajaran berfungsi dengan
2 Pakar Media 80,56 Valid baik, penggunaan musik dan animasi yang menarik dapat
3 Pakar Bahasa 82,14 Valid meningkatkan minat belajar peserta didik. Dari segi waktu,
peserta didik sudah mampu memahami dan
Berdasarkan data pada Tabel 2 di atas dapat dilihat menyelesaikan permasalahan yang disajikan pada media,
bahwa media pembelajaran interaktif berbasis sehingga mereka dapat menggunakan media tersebut
konstruktivisme yang dikembangkan berada pada kategori secara mandiri.
valid berdasarkan aspek kelayakan isi, media dan bahasa. Setelah pelaksanaan one to one evaluation
Berdasarkan dari kegiatan validasi yang dilakukan selesai, untuk melihat respon dari peserta didik diberikan
oleh ketiga validator, terdapat beberapa saran atau angket praktikalitas.Berikut hasil pengumpulan data pada
perbaikan dari validator yang sebaiknya diperbaiki tahap one to one evaluation.
sehingga media pembelajaran interaktif berbasis TABEL4
konstruktivisme yang dihasilkan lebih baik. HASIL ANALISIS ANGKET PRAKTIKALITAS
OLEH PESERTA DIDIK
Saran yang diberikan oleh pakar bahasa merupakan Nilai
penggunaan tanda baca dan huruf kapital yang tepat pada No Aspek yang dinilai Praktikalitas Kategori
setiap kalimat pada isi media pembelajaran interaktif. (%)
Setelah dilakukan revisi sesuai dengan saran dari Sangat
1 Daya Tarik 97,92
validator sampai multimedia pembelajaran interaktif Praktis
berbasis konstruktivisme valid.Selanjutnya prototype 2 Kemudahan Sangat
2 100
Penggunaan Praktis
dinamakan dengan prototype 3 dan dilanjutkan dengan Sangat
kegiatan one to one evaluation. 3 Manfaat 93,75
Praktis

c. Prototype 3 Pada Tabel 4 terlihat bahwa hasil analisis


Pada prototype 3 dilakukan kegiatan one to one angket oleh peserta didik semua aspek tergolong kategori
evaluation (evaluasi satu-satu).Evaluasi satu-satu sangat praktis. Hasil analisis angket menunjukkan bahwa
dilakukan dengan meminta komentar dan saran beberapa media pembelajaran interaktif berbasis konstruktivisme
orang peserta didik.Jumlah peserta didik yang digunakan untuk materi matriks sudah valid dan dapat digunakan.
pada evaluasi satu-satu adalah 3 orang peserta
didik.dengan kemampuan kognitif yang berbeda yaitu
tinggi, sedang, dan rendah. Pemilihan peserta didik SIMPULAN
dilakukan dengan mendiskusikan bersama guru Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,
matematika. Tempat pelaksanaan tahap one to one dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
evaluation adalah di sekolah. Masing-masing peserta 1. Media pembelajaran interaktif berbasis
didik diminta untuk menggunakan media pembelajaran konstuktivisme untuk materi matriks yang
interaktif berbasis konstruktivisme tersebut.Setelah dikembangkan berdasarkan hasil expert review
peserta didik menggunakan media kemudian dilakukan dilihat dari kelayakan isi, kebahasaan dan media
wawancara untuk megetahui tanggapan mereka terhadap memnuhi kategori valid.
multimedia pembelajaran interaktif yang 2. Media pembelajaran interaktif berbasis
diberikan.Berikut keterangan tentang peserta didik yang konstruktivisme untuk materi matriks yang
diwawancarai pada Tabel 3. dikembangkan berdasarkan hasil one to one
evaluation yaitu sangat praktis

47
Vol. 10 No. 2 Juni 2021 Jurnal Edukasi dan Penelitian Matematika Hal 43-48

UCAPAN TERIMA KASIH REFERENSI


Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang [1] NCTM. 2000. Principles and standards for school mathematics.
USA: NCTM
telah memberikan nikmat-Nya kepada penulisjurnal
[2] M. Suyanto. 2005. Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan
sehinggapenulis dapat mengerjakan penelitian dan Bersaing. Yogyakarta : Penerbit Andi.
penulisan jurnal ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada [3] Abimanyu, Soli dkk. 2008. Strategi Belajar Mengajar : Tinjauan
kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan Pengantar Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi. Proyek
Pengembangan Lembaga Tenaga Kependidikan Jakarta.
motivasi dan doa. Penulis juga mengucapkan terimakasih
[4] Suherman, Erman, dkk. 2003. Strategi pembelajaran Matematika
kepada seluruh dosen jurusan matematika.Terimakasih Kontemporer. Bandung: JICA – UPI.
juga untuk seluruh teman – teman yang telah membantu
penulis baik bantuan secara moril dan materil.

48

Anda mungkin juga menyukai