Anda di halaman 1dari 6

Volume 7, Nomor 1, Mei 2021.

p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL


PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
BERPIKIR KREATIF FISIKA PESERTA DIDIK

Yuliana Husniati Ridwan1), Muhammad Zuhdi1), Kosim1) dan Hairunnisyah Sahidu1)


1)
Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas Mataram, Mataram, NTB, Indonesia

Corresponding author : Yuliana Husniati


E-mail : yhusniati7@gmail.com

Diterima 08 Januari 2021, Direvisi 10 Februari 2021, Disetujui 13 Februari 2021

ABSTRAK
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan
dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Pengembangan
media yang dilakukan berupa pengembangan media pembelajaran interaktif berbasis model problem
based learning. Tujuan penelitian ini yaitu menghasilkan media pembelajaran interaktif berbasis model
problem based learning yang valid, efektif dan efisien untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
fisika peserta didik. Metode penelitian yang digunakan yaitu RnD (Research and Development),
dengan desain menggunakan model 4D. Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa tahap
diantaranya validasi ahli, uji coba terbatas dan angket respon peserta didik. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa media interaktif berbasis model problem based learning untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif fisika peserta didik valid, efektif dan efisien digunakan dalam pembelajaran.

Kata kunci: media interaktif; problem based learning; kemampuan berpikir kreatif fisika

ABSTRACT
The development of science and technology encourages refrom effort in the utilization of the results of
technology in improving the quality of learning. Media development carried out in the form learning
media development based on problem based learning models. The purpose of this study is to produce
interactive learning media based on problem based learning models that are valid, effective and efficient
to improve students’ creative thinking skills in physics. The research method used is RnD (Research
and Development), with design using the 4D model. Data collection was carried out in several stages
including expert validation, limited trials and student questionnaires. The result showed tha interactive
media based on problem based learning models to improve students’ creative thinking skills in physics
were valid, effective and efficient to use in learning.

Keywords: interactive media; problem based learning; creative thinking skills in physics

PENDAHULUAN dalam pembelajaran fisika (Rohmani et al.,


Perkembangan teknologi informasi dan 2015).
komunikasi yang pesat telah memicu adanya Fisika merupakan salah satu bagian
perubahan sistem pembelajaran di sekolah. dari sains yang mendasari perkembangan
Pembelajaran konvensional yaitu metode tekhnologi maju dan konsep hidup harmonis
pembelajaran yang banyak diterapkan di dengan alam. Pada tingkat SMA/MA fisika
sekolah saat ini dinilai tidak menarik dan tidak dipandang penting untuk diajarkan sebagai
relevan lagi bagi siswa karena pembelajaran mata pelajaran tersendiri dengan beberapa
konvensional masih menjadikan guru sebagai pertimbangan. Pertama, pembahasan dan
aktor utama dalam pembelajaran sehingga arahan pembelajaran fisika hendaknya
siswa tidak berperan secara aktif dalam didasarkan pada latihan pemecahan masalah
membangun pengetahuan, sikap, dan perilaku. untuk menumbuhkan kemampuan berpikir
Hal yang paling penting dalam proses kreatif bukan pada penggunaan rumus-rumus
pembelajaran adalah terjadinya interaksi fisika yang memiliki kecenderungan menggeser
belajar antara guru dan siswa. Dari interaksi pembelajaran fisika menjadi pembelajaran
tersebut terjadi transfer knowledge antara matematika. Untuk menguasai konsep dan
keduanya. Penyampaian ilmu pengetahuan mengembangkan kemampuan berpikir kreatif,
dapat disampaikan dalam berbagai model, pembelajaran yang dilakukan haruslah
metode, dan strategi pembelajaran terutama bermakna. Pembelajaran bermakna

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 103
Volume 7, Nomor 1, Mei 2021.
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017
(meaningful learning) menurut Harjono (2012) menggunakan masalah dunia nyata sebagai
menganjurkan pentingnya pemahaman suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar
konsep-konsep dan hubungan antar konsep tentang berpikir kreatif dan keterampilan
terutama dalam pembelajaran fisika yang pemecahan masalah, serta untuk memperoleh
merupakan salah satu cabang dari pengetahuan dan konsep yang esensi dari
pembelajaran sains. mata pelajaran (Elizabeth et al., 2018).
Pembelajaran lebih bermakna Dalam proses pembelajaran,
apabila peserta didik mampu memperoleh teknologi seperti komputer adalah alat dalam
suatu pengetahuan secara utuh dengan multimedia dan jaringan web terluas di dunia
menghubungkan konsep-konsep yang yang sangat besar pengaruhnya terhadap
dipelajari, sehingga konsep yang diperoleh saat peserta didik. Program multimedia interaksi
pembelajaran dapat diterima dengan baik dan merupakan salah satu media yang terdiri dari
tidak mudah dilupakan (Kosasih & Sumarna, teks, grafik, foto, video, animasi dan musik.
2014) Kemampuan dalam menerima materi Karakteristik terpenting pada media
baru dan mengaitkan materi tersebut dengan pembelajaran interaktif adalah bahwa peserta
pengetahuan yang telah ada pada struktur didik tidak hanya memperhatikan penyajian
kognitif tentu akan memengaruhi kemampuan atau objek, tetapi dipaksa untuk berinteraksi
berpikir kreatif peserta didik. Munandar (2012) selama mengikuti pembelajaran Softwere yang
menyatakan bahwa kreatif adalah hasil digunakan peneliti untuk mengembangkan
interaksi individu dengan lingkungannya, media pembelajaran interaktif adalah Articulate
kemampuan untuk membuat kombinasi baru, Storyline 3. Articulate Storyline 3 merupakan
berdasarkan data, inoformasi, atau unsur-unsur perangkat lunak yang menggabungkan teks,
yang sudah dikenal sebelumnya baik gambar, video, animasi dan suara sehingga
dilingkungan sekolah, keluarga, maupun dari dapat memberikan bentuk penyajian secara
lingkungan masyarakat. Kriteria penilaian visual yang menarik. Materi yang dipilih peneliti
kreatif berkaitan dengan aspek-aspek berpikir adalah optika geometri yang terdapat pada KD
kreatif, yaitu 1) Fluency (berpikir lancar) 2) 3.11.
Flexibility (berpikir luwes) 3) Originality Media yang dikembangkan peneliti
(orisinalitas berpikir) 4) Elaboration telah dilengkapi animasi dan video yang
(penguraian). memberikan pengalaman langsung kepada
Berdasarkan hasil observasi yang peserta didik seperti layaknya sedang
dilakukan peneliti di SMAN 1 Lingsar, menyaksikan kejadian langsung di dalam kelas.
didapatkan bahwa hasil belajar peserta didik Sejalan dengan penelitian (Skills, 2017)
kelas XI masih belum optimal. Pada proses mengatakan bahwa pembelajaran problem
pembelajaran fisika masih berpusat pada guru based learning menggunakan multimedia lebih
(teacher-center) dengan menerapkan metode baik daripada menggunakan modul terhadap
ceramah. Penggunaan media pembelajaran prestasi belajar peserta didik. Penelitian serupa
yang dapat memudahkan guru dan peserta juga pernah dilakukan oleh Wiyono (2015)
didik dalam menjelaskan serta memahami pengembangan multimedia interaktif berbasis
materi masih kurang dimanfaatkan. Guru lebih model problem based learning telah memenuhi
banyak menekankan pembelajaran yang kriteria valid, praktis dan memberikan dampak
memungkinkan peserta didik hanya mencatat, positif terhadap hasil belajar peserta didik.
mendengarkan penjelasan dari guru dan Berdasarkan permasalahan di atas
mengerjakan soal sehingga kurang variatif. penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan
Akibatnya, peserta didik cenderung pasif di media pembelajaran interaktif berbasis model
dalam proses pembelajaran. Peserta didik lebih problem based learning yang valid, efektif dan
tertarik apabila penggunaan media efisien untuk digunakan sebagai media
pembelajaran berupa video, gambar dan pembelajaran.
animasi selama proses pembelajaran, serta
beberapa kali guru juga menggunakan power METODE PENELITIAN
point dan video sebagai media pembelajaran Jenis penelitian yang digunakan
(Rafmana et al., 2018). Untuk itu, diperlukan adalah penelitian pengembangan atau
suatu pengembangan media pembelajaran Research and Development (R&D) dengan 4D
interaktif yang dapat diterapkan dalam Models atau 4 tahapan utama menurut
pembelajaran guna mengatasi rendahnya Sugiyono (2018), yaitu pendefinisian (Define),
kemampuan berpikir kreatif fisika peserta didik. perancangan (Design), pengembangan
Salah satunya yaitu pengembangan media (Develop) dan penyebarluasan (Disseminate)
pembelajaran interaktif berbasis model PBL dengan subjek penelitian yaitu peserta didik
(problem based learning). Problem based SMAN 1 Lingsar Kelas XI MIA 3 tahun ajaran
learning merupakan pembelajaran yang 2020/2021 yang terdiri dari 15 orang. Teknik

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 104
Volume 7, Nomor 1, Mei 2021.
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017
pengumpulan data menggunakan lembar 0,0<g<0,30 Rendah
validasi skala likert 1-4 yang akan dinilai oleh 6 (Sundayana, 2015)
validator ahli yang terdiri dari tiga dosen dan
tiga guru. Selanjutnya, dilakukan ujiccoba HASIL DAN PEMBAHASAN
media interaktif dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian dan pengembangan ini
Analisis validitas media interaktif adalah produk berupa media pembelajaran
berbasis model problem based learning dicari interaktif dan perangkat pembelajaran pada
dengan menggunakan persamaan materi optika geometri kelas XI SMA. Softwere
yang digunakan untuk mengembangkan media
𝑓𝑓 interaktif ini adalah Articulate Storyline 3.
𝑃𝑃 = 𝑥𝑥 100%
𝑁𝑁 Tahapan yang dilakukan pada penelitian dan
Keterangan: pengembangan ini yaitu 1) Define
𝑓𝑓 = skor yang didapat (pendefinisian), 2) Design (perancangan), 3)
𝑁𝑁 = skor maksimal Develop (pengembangan) dan 4) Disseminate
𝑃𝑃 = Harga persentase (penyebarluasan).
Setelah mendapatkan hasil penilaian, dengan
menggunakan tabel kecenderungan data untuk 1) Define (pendefinisian)
menentukan kategori penilaian. Kategori a. Analisis awal
penilaian ada pada tabel 1 sebagai berikut. Analisis awal bertujuan untuk
Tabel 1. Kriteria Validitas Media dan menetapkan masalah dasar yang dihadapi
Perangkat Pembelajaran oleh peserta didik. Analisis awal yang
Kriteria Persentase dilakukan peneliti bertempat di SMAN 1
Lingsar. Berdasarkan analisis awal
Sangat Valid 80% ≤ X < 100% menunjukan bahwa peserta cenderung
Valid 60% ≤ X < 80% tidak menyukai pelajaran fisika karena sulit
Cukup Valid 40% ≤ X < 60% dipahami dan banyak rumus-rumus, metode
Tidak Valid 20% ≤ X < 40% pelajaran yang monoton, kurangnya variasi/
Sangat Tidak Valid 0% ≤ X < 20% penggunaan media pembelajaran.
(Akbar, 2013) b. Analisis Tugas
Percentage Agreement (PA) yaitu Analisis tugas adalah kumpulan
persentase kesepakatan antar penilai yang prosedur untuk menentukan isi dalam suatu
merupakan suatu persentase kesesuaian nilai pembelajaran dengan merinci tugas isi
antara penilai pertama dengan penilai kedua. materi ajar secara garis besar dari
Percentage Agreement (PA) dapat dirumuskan: Kompotensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
A−B (KD) sesuai dengan Kurikulum 2013. Pokok
(PA) = �1 − � 100% bahasan yang dikembangkan pada media
A+B
Instrumen dikatakan reliabel jika nilai interaktif adalah materi Optika Geometri.
presentase kesepakatannya lebih atau sama c. Analisi Konsep
dengan 75%. Pemilihan materi disesuaikan
Peningkatan kemampuan berpikir dengan kebutuhan guru dan peserta didik,
kreatif fisika peserta didik dapat ditentukan serta indikator kompetensi yang diajarkan
dengan menggunakan Standar Gain. Standar agar sesuai dan relevan. Analisis konsep
Gain ditentukan dengan menggunakan merupakan identifikasi terhadap konsep-
persamaan berikut: konsep penting yang diajarkan. Menyusun
secara sistematis dan merinci konsep yang
𝑋𝑋�𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠ℎ − 𝑋𝑋�𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 relevan serta mengaitkan satu konsep
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 < 𝑔𝑔 > = dengan konsep yang lain sehingga
𝑋𝑋�𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 − 𝑋𝑋�𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠
Keterangan: membentuk peta konsep. Peta konsep
𝑋𝑋�𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠ℎ = skor post-test dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
𝑋𝑋�𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 = skor pre-test
𝑋𝑋�𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 = skor maksimum 100
Berdasarkan hasil yang diperoleh
dengan menggunakan standar gain,
dikelompokkan kategori kemampuan berpikir
kreatif fisika peserta didik berdasarkan Tabel 2
sebagai berikut.
Tabel 2. Interpretasi Standar Gain
Nilai <g> Klasifikasi
0,70<g<1,00 Tinggi
0,30<g<0,70 Sedang

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 105
Volume 7, Nomor 1, Mei 2021.
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017
menjelaskan materi tertentu, mengajukan
pertanyaan dan memberikan umpan balik
sesuai jawaban pengguna.
d. Desain Awal Media Interaktif Berbasis
Model Problem Based Learning
Desain awal media pembelajaran di
buat untuk membuat visualisasi media
pembelajaran berdasarkan flowchart dan
storyboard yang telah disusun peneliti.
Berikut gambar hasil visualisasi media
pembelajaran yang peneliti kembangkan.

Gambar 1. Peta Konsep Optika Geometri

d. Spesifikasi Tujuan Pembelajaran


Sebelum melakukan tahap
perencanaan pembuatan media, perlu
merumuskan tujuan dari indikator
kompetensi yang akan digunakan sebagai Gambar 2. Tampialan awal media interaktif
acuan dalam pemilihan materi harus
dirumuskan terlebih dahulu. Hal ini berguna
untuk membatasi supaya tidak
menyimpang dari tujuan semula pada saat
membuat rancangan produk media.
2) Design (perancangan)
a. Penyusunan Perangkat Penelitian
Langkah ini dimulai dengan
penyusunan instrumen pengumpulan data
yaitu soal pre-test dan post-test. Soal yang
disusun sebanyak empat soal dengan
mengikuti indicator kemampuan berpikir Gambar 3. Halaman menu utama
kreatif. Setelah itu dilakukan penyusunan
lembar validasi untuk dosen dan guru fisika
serta angket respon peserta didik terhadap
media interaktif.
b. Pemilihan Media
Media interaktif berbasis model
problem based learning dipilih sesuai
dengan kebutuhan peserta didik, setelah
dilakukan wawancara dengan guru fisika.
Menurut (Munadi, 2013) pemilihan media
harus mempertimbangkan karakter peserta
didik. Media interaktif mampu menarik Gambar 4. Halaman standar kompetensi
perhatian peserta didik untuk belajar dan
mengingat materi secara lebih mudah
sehingga dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif fisika peesrta didik.
c. Pemilihan Format
Format media interaktif disesuaikan
dengan model tutorial. Model tutorial pada
media interaktif merupakan salah satu jenis
model pembelajaran yang memuat
penjelasan, rumus, prinsip, began, tabel,
definisi istilah dan latihan. Tutorial secara
khusus terdiri dari diskusi mengenai konsep Gambar 5. Halaman menu materi
atau prosedur dengan bagian demi bagian
atau kuis pada akhir akhir. Model tutorial
bertujuan untuk menyampaikan atau

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 106
Volume 7, Nomor 1, Mei 2021.
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017
media interaktif valid untuk digunakan dengan
kategori sangat valid.
Persentase kesepakatan antar penilai
yang merupakan suatu persentase kesesuaian
nilai antara penilai pertama dengan penilai
lainnya. Reliabilitas perangkat dapat dilihat
pada tabel 5 di bawah ini.
Tabel 5. Hasil Realibilitas Media Interaktif
Media Interaktif
Ahli Ahli Materi
Gambar 6. Tampilan latihan soal Media
𝑉𝑉12 92,38% 91,83%
3) Development (Pengembangan) 𝑉𝑉13 92,00% 93,87%
Tahap pengembangan (develop) 𝑉𝑉14 93,14% 95,91%
merupakan tahap untuk menghasilkan produk 𝑉𝑉15 94,28% 89,79%
pengembangan yang dilakukan melalui dua 𝑉𝑉16 95,42% 96,59%
langkah, yaitu uji validasi produk oleh validator Nilai PA 𝑉𝑉23 91,23% 93,87%
ahli dan uji coba secara terbatas. Lembar Validator 𝑉𝑉24 92,34% 89,11%
validasi merupakan angket penilaian yang diisi 𝑉𝑉25 92,38% 93,87%
oleh validator ahli (dosen dan guru fisika). 𝑉𝑉26 93,48% 92,51%
Untuk mengetahui validitas media 𝑉𝑉34 89,71% 92,51%
pembelajaran dari aspek media dan materi.
𝑉𝑉35 92,00% 91,83%
Hasil validator didapatkan dua data yaitu data
𝑉𝑉36 92,00% 94,55%
kualitatif dan data kuantitatif. Berdasarkan data
kualitatif peneliti diberikan saran, komentar dan 𝑉𝑉45 89,71% 91,15%
masukan sebagai bahan revisi produk. Data 𝑉𝑉46 94,28% 95,23%
kuantitatif penelitian ini diperoleh dari hasil 𝑉𝑉56 93,14% 93,19%
penilaian validator ahli yang diberikan pada Rata-Rata Nilai
92,50% 93,06%
angket penilaian dengan skala penilaian 1 PA
sampai dengan 4. Hasil penilaian dapat dilihat Kategori Reliabel Reliabel
pada tabel 3 dan tabel 4 di bawah ini
Tabel 3. Hasil Validitas Media Interaktif dari Berdasarkan tabel di atas media
Aspek Media interaktif yang dikembangkan dapat dikatakan
reliabel karena percentage agreement (PA)
No Aspek � 𝐩𝐩𝐩𝐩𝐩𝐩 𝐀𝐀𝐀𝐀𝐀𝐀𝐀𝐀𝐀𝐀
𝐗𝐗 diatas 75%.
Penilaian media interaktif dan
1 Kualitas Media 88% perangkat pembelajaran dilakukan oleh
2 Penggunaan validator ahli yang terdiri dari tiga dosen dan
84% tiga guru mata pelajaran fisika melalui lembar
Bahasa
validasi skala likert 1 sampai 4.
3 Layout Media 86%
Soal tes kemampuan berpikir kreatif
Persentase (%) 86%
berupa pre-test dan post-test yang digunakan
Kriteria Sangat Valid
untuk pengetahui peningkatan KBK peserta
didik XI MIA 3 adalah sebanyak 4 butir soal.
Tabel 4. Hasil Validitas Media Interaktif dari
Hasil pre-test dan post-test ini didapatkan
Aspek Media
berdasarkan pembelajaran yang telah
dilakukan secara terbatas dengan
No Aspek � 𝐩𝐩𝐩𝐩𝐩𝐩 𝐀𝐀𝐀𝐀𝐀𝐀𝐀𝐀𝐀𝐀
𝐗𝐗 memanfaatkan media online di SMAN 1
Lingsar. Perolehan rata-rata N-Gain untuk
1 Kurikulum 94% peserta didik kelas XI MIA 3 yang berjumlsh 15
2 Penggunaan 84% orang adalah 0,60 dalam kategori sedang
3 Pembukaan 84%
4 Penutup 84%
Persentase (%) 86,5%
Kriteria Sangat Valid

Berdasarkan penilaian validita media


interaktif dari aspek media dan materi
menggunakan angket validasi dari ahli (dosen
dan guru fisika) maka dapat disimpulkan bahwa

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 107
Volume 7, Nomor 1, Mei 2021.
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017
Tabel 6. Perolehan Rata-Rata KBK dengan uji Fisika Berbasis Multimedia Interaktif
N-Gain Terintegrasi Dengan Lks Pokok Bahasan
Hukum Newton Tentang. Jurnal Inkuiri,
� Pretest
𝑿𝑿 � Posttest
𝑿𝑿 N-Gain 4(I), 152–162.
Sa’dun, A. (2013). Instrumen Perangkat
50 80,67 0,60 Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset.
Tingkat efisiensi dalam kegiatan Skills, S. (2017). Pengembangan Multimedia
pembelajaran secara keseluruhan dari peserta Interaktif Bervisi SETS sebagai Alat Bantu
didik terhadap produk ditentukan dengan butir Model Problem Based Learning (PBL)
pernyataan sebanyak 20 item. Hasil uji terbatas dalam Pembelajaran IPA di SMP untuk
yang diperoleh pada 15 peserta didik sebagai Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
pendukung hasil validasi dan uji N-Gain. dan Keterampilan Sosial Peserta Didik.
Rekapitulasi data hasil respon terhadap media Pancasakti Science Education Journal.
interaktif yang dilakukan oleh peserta didik 2(2), 125–137.
menunjukkan bahwa peserta didik tertarik Sugiyono. (2018). Metode Penelitian
untuk menggunakan media interaktif selama Pendidikan Pendekatan Kuantitatif
proses pembelajaran. Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
4) Disseminate (penyebarluasan) Sundayana, R. (2015). Statistika Penelitian
Tahap ini merupakan tahap produk Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
atau perangkat yang telah dibuat akan Wiyono, K. (2015). Pengembangan Multimedia
disebarluaskan. Pada tahap ini peneliti Interaktif Berbasis Model Pembelajaran
menyebarkan hasil penelitian berupa artikel Problem Based Learning Pada Mata
yang telah di submit pada e-journal. Pelajaran Fisika Pokok Bahasan Fluida
Dinamis Untuk Sma Kelas XI. Jurnal
SIMPULAN Inovasi dan Pembelajaran Fisika. 2(1),
Berdasarkan hasil penelitian dan 100–108.
pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan Yuhdi, M. (2013). Media Pembelajaran.
bahwa media pembelajaran interaktif yang Jakarta: GP Press Group.
dikembangkan valid, efektif dan efisien untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
fisika peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA
Elizabeth, A., Sigahitong, M., Fisika, P. P.,
Nipa, U. N., & No, J. K. (2018). Pengaruh
Model Problem Based Learning Terhadap
Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta
Didik SMA. Jurnal Pengkajian Ilmu dan
Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP
Mataram, 6(2), 67–76.
Harjono, A. (2012). Perbedaan Strategi
Pembelajaran Dan Pemberian Advance
Organizer Pengaruhnya Terhadap Hasil
Belajar Fisika Siswa Kelas X. Jurnal Pijar
Mipa, 7(1), 13–17.
Kosasih, N., & Sumarna, D. (2014).
Pembelajaran Quantum dan Optimalisasi
Kecerdasan. Bandung: Alfabeta.
Munandar, U. (2012). Pengembangan
Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
Rineka Cipta.
Rafmana, H., Chotimah, U., & Alfiandra. (2018).
Pengembangan Multimedia Interaktif
Berbasis Articulate Storyline Untuk
Meningkatkan Motivasi Sma Srijaya
Negara Palembang. Jurnal Bhinneka
Tunggal Ika, 5(1), 52–65.
Rohmani, Sunarno, W., & Sukarmin. (2015).
Pengembangan Media Pembelajaran

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 108

Anda mungkin juga menyukai