Anda di halaman 1dari 10

Volume 9, Nomor 1, Mei 2023.

p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017
PEMBUATAN MODEL E-MODUL PROBLEM SOLVING BERBASIS ANDROID
PADA MATERI FLUIDA STATIS UNTUK PESERTA DIDIK KELAS XI SMA

Sarwita Berasa1), Desnita2)


1)
Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Imu Pengetahuan Alam, Universita Negeri Padang,
Padang, Sumatera Barat, Indonesia

Corresponding author : Sarwita Berasa


E-mail : sarwitaberasa1999@gmail.com

Diterima 12 Maret 2023, Direvisi 16 Maret 2023, Disetujui 23 Maret 2023

ABSTRAK
Salah satu materi fisika yang dianggap menantang oleh siswa adalah materi fluida statis. Hal ini
berdasarkan hasil survei terhadap 100 siswa kelas XI dari tiga SMA di Padang. Paradigma
pemecahan masalah mendorong siswa untuk menemukan solusinya sendiri dan merupakan model
berbasis masalah. Studi ini merupakan studi pengembangan 4D, meskipun hanya mencakup tiga
tahap pertama: mendefinisikan, mendesain, dan mengembangkan. Tiga validator, dua instruktur fisika,
dan 28 siswa kelas XI SMA menjadi peserta penelitian. Meskipun item tersebut adalah model e-modul
berbasis Android untuk penyelesaian masalah. Rumus Aiken V digunakan untuk mengolah data
validitas, kepraktisan data penelitian yang merupakan data primer yang berasal dari ketelitian angka.
Berdasarkan temuan pretest-posttest siswa dan pilihan skor interpretasi, data kemudian dinilai secara
deskriptif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk yang dikembangkan memiliki nilai
validitas 0,86 memenuhi kriteria sangat valid, nilai kepraktisan 86,45% dari guru, nilai kepraktisan
sangat 88,4% dari siswa, dan peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa antara pretest dan posttest
sebesar 82,14%, membuat e-modul efektif. Ditentukan bahwa model e-modul penyelesaian masalah
fluida statis untuk siswa kelas XI SMA yang dibuat sangat valid, sangat berguna, dan efisien.

Kata kunci: e-modul; model problem solving; android; fluida statis; 4D models

ABSTRACT
One of the physics topics that students find challenging is static fluid material. This is based on survey
findings from 100 students in class XI from three high schools in Padang. The problem-solving
paradigm encourages pupils to find solutions on their own and is a problem-based model. This study is
a 4D development study, although it only covers the first three stages: define, design, and develop.
Three validators, two physics instructors, and 28 high school class XI students made up the research
participants. Although the item is an Android-based e-module model for issue resolution. The Aiken V
formula is used to process the practicality of the research data, which is primary data derived from the
accuracy of the figures. Based on the findings of the students' pretest-posttest and a selection of
interpretation scores, the data was then descriptively and qualitatively assessed. The study's findings
showed that the developed product had a validity value of 0.86, meeting very valid criteria, a
practicality value of 86.45% from teachers, a very practicality score of 88.4% from students, and an
increase in the completeness of students' results between the pretest and posttest of 82.14%, making
the e-module effective. It was determined that the static fluid problem-solving e-module model for high
school class XI pupils that was created was extremely valid, extremely useful, and efficient.

Keywords: e-module; model problem solving; android; static fluid; 4D models

PENDAHULUAN erat kaitannya. Karena signifikansinya


Pendidikan berperan penting dalam terhadap proses pembelajaran, pendidik
pembentukan masa depan seseorang, memiliki hubungan yang dekat dan berada di
peradaban manusia menuju yang lebih baik lingkungan yang sama dengan peserta didik.
dapat dipengaruhi secara signifikan oleh Interaksi antara siswa dan guru dalam
pendidikan. Pendidikan diperlukan untuk tetap suatu setting pembelajaran merupakan proses
aktual dan bertahan dalam masyarakat yang pembelajaran. Belajar adalah proses
semakin kontemporer (kesya Glory Sitompul, menghubungkan lingkungan dengan anak
Sutarno, 2021). Pendidikan dan proses didik agar mereka termotivasi untuk
pembelajaran antara siswa dan guru sangat menyelesaikan proses belajar (Pane & Darwis

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 48


Volume 9, Nomor 1, Mei 2023.
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017
Dasopang, 2017). Salah satu faktor penting atau konsep yang berkaitan dengan topik
yang perlu diperhatikan adalah tujuan tersebut. Model problem solving untuk belajar
pembelajaran. Belajar dimaksudkan untuk memanggil siswa untuk mengolah informasi
mencapai suatu perilaku tertentu yang dicapai yang ada sehingga dapat menyimpulkan
pada tingkatan tertentu yang telah diarahkan sendiri tindakan apa yang harus dilakukan
pada Taksonomi Bloom (Setiawan, 2017). (Nuryasana & Desiningrum, 2020).
Kegiatan pembelajaran melibatkan berbagai Penggunaan bahan ajar dengan model
aspek agar tujuan pembelajaran tercapai yaitu problem solving menggunakan android juga
hubungan antara peserta didik dengan dapat membantu peserta didik dalam belajar
pendidik, sumber belajar, sarana-prasarana, kapan pun, di mana saja, tanpa dibatasi oleh
serta unsur-unsur lainnya (Novita Utami , waktu atau jarak, dan di semua bidang topik..
Nurlaeli, 2021). Fisika merupakan pelajaran wajib
Materi pembelajaran merupakan salah pada kurikulum 2013 revisi 2017 di Sekolah
satu faktor yang mempengaruhi proses Menengah Atas. Terdapat perbedaan dari
pembelajaran. Untuk meningkatkan kualitas kurikulum 2013 revisi dengan kurikulum
pembelajaran, pendidik harus mampu memilih sebelumnya yaitu perubahan pada
dan memanfaatkan sumber belajar secara pembelajaran dimana pada kurikulum
efektif. Bagi pendidik pemilihan sumber belajar sebelumnya pembelajaran terjadi secara
sangatlah penting, karena dari sumber belajar konvensional menjadi pembelajaran
yang tepat peserta didik dapat memahami kontekstual. Fisika memerlukan proses
pembelajaran secara efektif dan pemilihan pembelajaran yang lebih bermakna untuk
sumber belajar harus sesuai dengan tujuan menumbuhkan pola pikir dan kemampuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Efektivitas daya nalar yang tinggi (Astalini et al., 2018).
perangkat pembelajaran dapat dilihat dari Fisika sering dianggap pelajaran sulit dan
beberapa sudut, antara lain efektivitas biaya, membosankan karena memiliki rumus yang
kegunaan, aksesibilitas, dan kesesuaian untuk banyak sehingga pendidik diperlukan memilki
digunakan oleh pendidik dalam berbagai kemampuan untuk memilih penggunaan
skenario dan kondisi pembelajaran (Samsinar, strategi, model, media, dan bahan ajar yang
2019). Sumber belajar meliputi, misalnya, sesuai di era sekarang ini untuk menunjang
bahan ajar. Pembelajaran yang bermakna proses pembelajaran.
dapat dihasilkan dari desain bahan ajar yang Peneliti telah melakukan observasi di
mengikuti tujuan kurikuler dengan tetap SMAN 4, SMAN 12, dan SMAN 13 di kota
mempertimbangkan kebutuhan siswa Padang pada bulan Maret 2022 dengan
(Ramahanty, 2020). Android adalah sistem bertanya kepada guru fisika tentang kesiapan
operasi untuk perangkat seluler yang siswanya menggunakan modul pembelajaran
menawarkan lingkungan pengembangan gratis dan membagikan angket kepada siswa.
dan terbuka untuk pengembang aplikasi Menurut hasil wawancara penulis dengan guru
(Sulistyawatia et al., 2019). Dalam bidang fisika sekolah tersebut, instruktur lebih sering
pembelajaran penggunaan bahan ajar memanfaatkannya untuk membantu proses
berbasis android diharapkan peserta didik pembelajaran model ceramah dibantu dengan
dapat melakukan pembelajaran sesuai dengan menampilkan PPt atau video yang diambil dari
kemampuan yang dimiliki dimanapun dan youtube serta penggunaan bahan ajar di
kapanpun. Contoh dari bahan ajar yang sekolah tersebut belum beragam. Guru hanya
menggunakan perkembangan teknologi adalah menggunakan buku teks yang terbatas di
e-modul berbasis android. E-modul yang perpustakaan dan dibantu dengan LKS karena
mengunakan android bisa membantu proses harganya yang relatif murah.
pembelajaran menjadi lebih inovatif serta Guru mengklaim bahwa konten
kreatif sehingga dapat menumbuhkan minat, tertentu, khususnya fluida statis, dianggap
kemampuan serta keterampilan siswa pada menantang oleh siswa. Pendekatan yang
pembelajaran. dilakukan untuk mengatasi tantangan belajar
Model problem solving adalah salah adalah dengan membimbing siswa mencari
satu yang sudah digunakan. Untuk referensi di google serta video pembelajaran di
mengajarkan siswa cara memecahkan youtube, memberikan soal-soal sebagai latihan
masalah, pemecahan masalah adalah bagi peserta didik dan melakukan pengayaan
metodologi pemecahan masalah teoretis atau agar peserta didik lebih mudah memahami,
konseptual (Faridatul Rofiqoh, I. Ketut meskipun terjadi peningkatan namun
Mahardika, 2015). Siswa diberikan suatu peningkatan cenderung rendah dan tidak
masalah oleh guru, yang kemudian meminta terlalu signifikan. Selanjutnya terungkap bahwa
mereka untuk memecahkan dan di sekolah belum pernah menggunakan bahan
menganalisisnya dengan menggunakan teori ajar berupa e-modul berbasis Android, guru

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 49


Volume 9, Nomor 1, Mei 2023.
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017
beranggapan bahwa penggunaan e-modul Alat yang digunakan dalam penelitian
berbasis android ini penting karena rata-rata ini adalah isian pretest-posttest yang diisi oleh
peserta didik banyak menghabiskan waktunya siswa, angket uji kepraktisan yang diisi oleh
dengan menggunakan gadget, dengan instruktur dan siswa, dan angket validitas
demikian peserta didik dapat belajar model e-modul berbasis Android oleh dosen
dimanapun dan kapanpun tidak hanya di ahli.
sekolah saja. Analisis kualitatif dan kuantitatif
Berdasarkan penyebaran angket yang digunakan untuk memeriksa data. Informasi
telah disebar terhadap 100 peserta didik kelas untuk menentukan tahap (define) dan
XI di tiga sekolah yang ada di kota Padang, perancangan (design) dianalisis secara
dari hasil penyebaran angket tersebut kualitatif dan disajikan dalam bentuk deskriptif,
diperoleh hasil bahwa seluruh peserta didik sedangkan data dari tahap pengembangan
dapat mengoperasikan smartphone dan (develop) yaitu validitas dan uji terbatas
memiliki smartphone sendiri. Rata-rata peserta dianalisis secara kuantitatif.
didik menggunakan smartphone selama 5-7
jam dalam sehari sebanyak 57% dan sekitar Analisis Hasil Validitas Produk
33% peserta didik menggunakan smartphone Data validitas kesesuaian modul
lebih dari 7 jam. Berdasarkan angket yang interaktif berbasis android diproleh dari angket
dibagikan juga diproleh 16% peserta didik validitas yang diisi oleh validator. Instrumen uji
sangat paham dalam penggunaan e-modul, validitas ini akan dilakukan oleh dosen ahli
75% paham penggunaan e-modul serta fisika UNP. Angket yang digunakan untuk
sisanya sebanyak 8% tidak paham menguji validitas produk disusun berdasarkan
penggunaan e-modul ini. Pada angket yang skala likert pada tabel 1.
dibagikan juga terdapat sebanyak 24% peserta Tabel 1. Skala Likert
didik yang sangat setuju dikembangkan e- Skala Likert Penilaian
modul pada pembelajaran fisika dan sebanyak 1 Sangat kurang
72% yang setuju untuk dikembangkan e-modul 2 Kurang
berbasis android ini. Sedangkan untuk materi 3 Cukup
yang sulit oleh peserta didik dalam 4 Baik
pembelajaran fisika pada kelas XI semester 5 Sangat baik
ganjil diproleh materi fluida statis sebanyak (Sugiyono, 2013)
49%. Peserta didik merasa materi tersebut
sulit dikarenakan kurangnya penggunaan Adapun rumus yang digunakan
bahan ajar atau media yang menarik menurut menurut (Aiken, 1985) adalah sebagai berikut:
peserta didik sebanyak 53%. ∑𝑠
Berdasarkan hasil wawancara dengan 𝑣= ….(1)
[𝑛(𝑐 − 1)]
tiga guru mata pelajaran fisika dan hasil angket
𝑠 = 𝑟 − 𝐼0 ….(2)
yang telah disebar pada 100 peserta didik di
Setelah hasil validitas diolah
SMAN 4, SMAN 12 dan SMAN 13 di kota
menggunakan rumus tersebut maka
Padang, maka penulis tertarik untuk
penentuan validitas produk valid atau tidaknya
melakukan penelitian “Pembuatan model e-
ditentukan dengan kriteria interpretasi skor
modul dengan model problem solving berbasis
yang didapatkan. Adapun kriteria yang
android pada materi fluida statis untuk peserta
digunakan dalam validasi model e-modul
didik kelas XI SMA”. Produk yang akan
dengan model problem solving berbasis
dikembangkan diharapkan mampu untuk
android pada materi fluida statis dapat dilihat
membantu peserta didik dalam mengatasi
dalam tabel 2.
sulitnya materi fluida statis bagi peserta didik.
Tabel 2. Kriteria Validitas
Interval Kategori
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian 0,4 Kurang
pengembangan atau yang dikenal dengan 0,4< V 0,8 Sedang
Development Research. Produk yang 0,8 < V Valid
dihasilkan dalam penelitian ini adalah e-modul (Retnawati, 2016)
dengan model pemecahan masalah berbasis
android pada material fluida statis. Model Analisis Data Hasil Praktikalitas Model E-
pengembangan yang digunakan dalam Modul dengan Model Problem Solving
penelitian ini adalah model 4D yang dibatasi dengan Android
hanya pada 3 tahapan yaitu define Data praktikalitas dalam penggunaan
(pendefinisian), design (perancangan), dan model e-modul yang diproleh dari angket
develop (pengembangan). praltikalitas yang diisi oleh guru dan peserta

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 50


Volume 9, Nomor 1, Mei 2023.
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017
didik. Penilaian pada uji praktikalitas ini diisi Analisis awal-akhir berusaha untuk
menggunakan skala likert pada tabel 3. mengidentifikasi isu-isu utama yang dihadapi
Tabel 3. Skala Likert instruktur dan siswa. seorang guru fisika di tiga
Interval Penilaian sekolah di kota Padang berpartisipasi dalam
1 Sangat kurang wawancara dengan peneliti serta didukung
2 Kurang dengan angket observasi yang dibagikan pada
3 Cukup peserta didik kelas XI MIPA. Wawancara yang
4 Baik dilakukan mengenai masalah dasar meliputi
(Sugiyono, 2013) model pembelajaran yang digunakan, materi
pembelajaran fisika, evaluasi guru terhadap
Setelah responden mengisi angket uji peserta didik, dan penggunaan bahan ajar di
praktikalitas, Menurut (Purwanto, 2009) sekolah. Hasil analisis awal-akhir dapat dilihat
kemudian dihitung menggunakan rumus pada tabel 5.
dimana dalam penentuan nilai praktikalitas Tabel 5. Hasil Analisis Awal
menggunakan persentase (%) sebagai berikut. No Aspek Respon
1 Model Respon Guru:
Jumlah semua skor pembelajaran Model
Nilai Praktikalitas = x 100% pembelajaran yang
Skor maksimum
digunakan adalah
Selanjutnya setelah diproleh model ceramah dan
persentase tingkat kepraktisan produk discovery
kemudian untuk menentukan praktis atau tidak 2 Materi Respon Guru:
praktisnya produk yang dikembangkan pembelajaran Guru berpendapat
ditentukan dengan menginterpretasikan fisika bahwa materi fisika
persentase dengan kriteria yang telah yang tergolong sulit
ditentukan. Dapat dilihat pada tabel 4. dipahami oleh
Tabel 4. Skala Likert peserta didik kelas
Persentase (%) Keterangan XI adalah materi
86-100 Sangat praktis dinamika rotasi dan
76-85 Praktis kesetimbangan,
60-75 Cukup praktis fluida statis, dan
55-59 Tidak praktis kalor.
0-54 Sangat tidak praktis Respon Peserta
(Purwanto, 2009) Didik:
Materi yang
Analisis Peningkatan Hasil Belajar Kognitif dianggap sulit oleh
Nilai yang diterima siswa pada pretest peserta didik
dan posttest dapat digunakan untuk adalah materi fluida
menganalisis konsekuensi peningkatan belajar statis dengan
siswa. Persentase penyelesaian sebelum dan persentase 49%.
sesudah menggunakan e-modul dibandingkan 3 Evaluasi Respon Guru:
dengan skor pretest dan posttest setelah hasil Pembelajaran Tindakan yang
ini diterima. E-modul dianggap efektif jika Fisika dilakukan oleh guru
persentase hasil penyelesaiannya lebih dari dalam mengatasi
persentase ketuntasan klasikal yaitu 75%; kesulitan belajar
namun jika persentase kelengkapan 75% peserta didik adalah
maka e-modul dinyatakan tidak efektif. memberikan
pengayaan berupa
HASIL DAN PEMBAHASAN latihan, mencari
Hasil Penelitian materi di internet.
Pengembangan bahan ajar berupa Namun hasil belajar
model e-modul dengan model problem solving peserta didik tidak
berbasis android pada penelitian ini terdiri dari jauh berbeda dari
tiga tahapan, yaitu: sebelumnya.
Tahap Pendefinisian (Define) 4 Bahan Ajar Respon Guru:
Langkah-langkah tahap pendefinisian - Bahan ajar yang
(define) yang telah dilaksanakan sebagai digunakan
berikut. berupa LKS,
a. Analisis Awal-Akhir (Font-End Analisys) buku teks
- Jumlah bahan

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 51


Volume 9, Nomor 1, Mei 2023.
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017
ajar terbatas di berupa model e-modul dengan pemecahan
sekolah masalah berbasis android melengkapi
- Penggunaan indikator pencapaian kompetensi (IPK) yang
bahan ajar harus dicapai oleh siswa.
berupa e-modul
berbasis d. Analisis Konsep (Concept Analysis)
android belum Dalam pembangunan model e-modul
pernah menggunakan model solusi masalah berbasis
digunakan Android yang telah dibuat, analisis konsep
dalam proses berupaya untuk menemukan dan
pembelajaran. mendefinisikan ide-ide utama materi fluida
- Guru setuju statis. Analisis konsep ini dapat digunakan
dengan proses untuk membuat peta konsep dan sebagai
pembelajaran panduan untuk mengatur informasi dalam e-
menggunakan modul sehingga siswa dapat lebih mudah
e-modul memahami materi fluida statis.
berbasis
android. Tahap Perancangan (Design)
Langkah-langkah tahap perancangan
b. Analisis peserta didik (Learner Analiysis) (design) pada model e-modul dengan model
Ciri-ciri siswa subjek penelitian problem solving berbasis android adalah
diperiksa melalui analisis siswa. Tabel 6 sebagai berikut.
menampilkan temuan analisis siswa a. Penyusunan Tes acuan Patokan (Criterion-
berdasarkan penyebaran angket observasi Test Construction)
kepada 100 siswa di 3 sekolah di Kota Setelah dilaksanakan rancangan
Padang. materi fluida statis pada model e-modul, maka
Tabel 6 . Hasil Analisis Peserta Didik dilakukan pembuatan soal tes sumatif sebagai
No Pernyataan Persentase tolak ukur peserta didik dalam mempelajari
(%) materi fluida statis. Soal tes sumatif ini terdiri
1 Peserta didik 91% dari 10 buah soal pilihan ganda. Soal yang
memahami disajikan terdapat penskoran pada akhir soal
mengenai pengertian yang nantinya akan diisi oleh peserta didik.
e-modul berbasis Soal tes sumatif pada materi fluida statis.
android.
2 Peserta didik setuju 96% b. Pemilhan Media (Media Selection)
dikembangkan e- Pemilihan media merupakan
modul berbasis penentuan aspek yang diperlukan untuk
android. mendukung pembuatan model e-modul.
3 Peserta didik 97% Pemilihan media ini didasarkan oleh hasil
beranggapan e- wawanacara dengan guru mata pelajaran
modul berbasis fisika dan hasil angket observasi pada peserta
android penting didik. Media pembelajaran yang dikembangkan
dalam pembelajaran adalah model e-modul dengan model problem
fisika. solving berbasis android.

c. Analisis Tugas (Task Analysis) c. Pemilihan Format (Format Selection)


Saat ini, analisis tugas model e-modul Format yang dipilih dibuat sesuai
terdiri dari pemeriksaan Kompetensi Inti (KI), dengan kriteria Kementerian Pendidikan
Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator Nasional untuk pembuatan bahan ajar
Pencapaian Kompetensi (IPK). Karena materi berbasis TIK (Astalini et al., 2018). Saat
fluida statis diakui sebagai materi yang membuat model e-modul, faktor termasuk
tergolong tangguh dengan persentase 49% penggunaan perangkat lunak, desain
berdasarkan analisis awal-akhir dan analisis instruksional, presentasi komunikasi visual,
siswa, maka KD 3.3 kelas XI merupakan KD dan substansi materi harus diperhitungkan.
yang diujikan.
Hasil pemeriksaan indikator d. Perancangan awal (Initial Design)
pencapaian kompetensi (IPK), yaitu Perancangan awal pada model e-
kompetensi yang harus dipenuhi siswa dan modul dengan model problem solving berbasis
diciptakan sesuai dengan kompetensi dasar android dibuat dengan menggunakan aplikasi
(KD) pada materi fluida statis. Sumber ajar Microsoft Powerpoint. Jenis tulisan yang

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 52


Volume 9, Nomor 1, Mei 2023.
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017
digunakan adalah Times New Roman dan modul yang dikembangkan sudah sesuai
Elephant. Jenis warna yang digunakan dengn kriteria minimal sehingga tidak ada
didominasi oleh warna salem. Ukuran layout saran-saran untuk perbaikan.
yang digunakan adalah 720 x 1322 pixel. Berdasarkan hasil revisi yang telah
Komponen dari tampilan model e-modul dilakukan, hasil plot data untuk kelima
dengan model problem solving berbasis komponen penilaian model e-modul dengan
android meliputi tampilan cover dan menu model problem solving berbasis android dapat
utama. Pada menu utama didalamnya terdapat dilihat pada gambar 1.
tombol menuju petunjuk penggunaan, tombol 0,95 0,94
kompetensi, tombol materi, tombol tes sumatif, 0,9

Nilai Validitas
tombol referensi, dan tombol profil penulis. 0,9 0,85
0,85 0,83
0,81
Tahap Pengembangan (Develop) 0,8
Tahap pengembangan model e-modul 0,75
dengan model problem solving berbasis 0,7
android terdiri dari tahap validasi dan uji coba
1 2 3 4 5
terbatas yaitu uji praktikalitas terbatas dan
efektivitas terbatas. Tahap validasi ini Komponen Validitas
dilaksanakan oleh 3 dosen fisika FMIPA UNP,
sedangkan tahap uji coba terbatas Gambar 1. Hasil Validitas Model e-modul
dilaksanakan dengan 28 peserta didik dan dua dengan Model Problem Solving Berbasis
guru mata pelajaran fisika di SMAN 13 Android
Padang.
a. Uji Validitas b. Uji Coba Terbatas
Uji validitas ini dilakukan oleh tiga 1. Uji Praktikalitas
dosen departemen Fisika FMIPA UNP, hasil Uji praktikalitas model e-modul dengan
Uji validitasnya dapat dilihat pada Tabel 7. model problem solving berbasis android pada
Tabel 7 . Hasil Analisis Nilai Validitas materi fluida statis dilakukan oleh dua orang
No Komponen Nilai Kriteria guru mata pelajaran fisika dan 28 peserta didik
Penilaian Validitas kelas XI MIPA SMAN 13 Padang. Uji
1 Substansi 0,85 Valid praktikalitas ini bertujuan untuk mengetahui
mteri kemudahan penggunaan, daya tarik, serta
2 Tampilan 0,9 Valid efektivitas waktu pembelajaran. Data uji
komunikasi praktikalitas oleh guru dan peserta didik
visual diproleh dengan angket praktikalitas. Hasil plot
3 Desain 0,94 Valid nilai praktikalitas guru dapat dilihat pada
pembelajara gambar 2.
n 95 90,6
Nilai Praktikalitas

4 Pemanfaata 0,83 Valid 90 87,5


n software
85 81,25
5 Model 0,86 Valid
(%)

problem 80
solving 75
1 2 3
Berdasarkan data validitas tabel 7, Komponen Praktikalitas
kriteria valid menghasilkan rata-rata nilai
validasi ketiga validator sebesar 0,86%. Dari Gambar 2. Hasil Praktkalitas Guru
segi isi materi, penyajian komunikasi visual,
desain pembelajaran, penggunaan perangkat
Berdasarkan gambar 1 diketahui
lunak, dan model pemecahan masalah, hal ini bahwa terdapat 3 komponen dalam uji
menunjukkan validitas model e-modul yang
praktikalitas yaitu (1) kemudahan penggunaan;
dirancang dan dibuat. Hal ini menunjukkan (2) daya tarik; dan (3) efisiensi. Nilai
bahwa model e-modul layak untuk digunakan
praktikalitas diantaranya 90,6%; 81,25%; dan
dan dapat dilanjutkan ke tahap uji coba
87,5% dengan nilai rata-rata uji praktikalitas
terbatas untuk menentukan bagaimana reaksi model e-modul dengan model problem solving
guru dan siswa terhadap materi yang dibuat.
berbasis android oleh guru adalah 86,45%
Pada proses validasi model e-modul
dengan kriteria sangat praktis. Hal ini
yang dikembangkan, validator memberikan menunjukkan bahwa model e-modul sangat
saran-saran sebagai dasar perbaikan model e-
praktis untuk digunakan pada proses
modul. Validator 2 dan 3 menilai model e-
pembelajaran. Hasil plot nilai praktikalitas

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 53


Volume 9, Nomor 1, Mei 2023.
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017
peserta didik pada model e-modul dapat dilihat setelah siswa menggunakan model e-modul
pada gambar 3. menunjukkan peningkatan; sebanyak 23 siswa
90 89,6 mencapai ketuntasan, sedangkan 5 siswa
masih harus menyelesaikan. Persentase siswa
Nilai Praktikalitas (%)

89 88,4 yang tuntas 82,14%, sedangkan yang tidak


tuntas 17,86%. Ini memenuhi persyaratan
88 87,2 ketuntasan klasikal karena lebih dari 75%
87 siswa selesai. Oleh karena itu, dapat dikatakan
bahwa hasil belajar siswa memenuhi
86 ketuntasan individual dan tradisional. Hasil
1 2 3 belajar siswa dengan demikian telah
Komponen Praktikalitas memenuhi standar keefektifan. Hal ini
menunjukkan bahwa paradigma e-modul yang
dibuat berhasil meningkatkan hasil belajar
Gambar 3. Hasil Praktikalitas Peserta Didik
siswa.
Berdasarkan gambar 2 diketaui bahwa
Pembahasan
dari ketiga indikator komponen praktikalitas
Pembahasan menjelaskan mengenai hasil
pada peserta didik bernilai 88,4%; 89,6%; dan
diperoleh dari studi yang telah dilakukan,
87,2% dengan nilai rata-rata uji praktikalitas
tantangan yang dihadapi saat melakukan
model e-modul dengan model problem solving
penelitian, potensi solusi, dan saran untuk
berbasis android oleh peserta didik adalah
mengatasi hambatan. Temuan penelitian
88,4% dengan kriteria sangat praktis. Hal ini
adalah hasil uji coba terbatas, yaitu penilaian
menunjukkan bahwa model e-modul sangat
kepraktisan dan kemanjuran terbatas, serta
praktis untuk digunakan pada proses
hasil validasi ahli. Berikut adalah pembahasan
pembelajaran
hasil penelitian tersebut:
1. Hasil dicapai
2. Uji Efektivitas
Berdasarkan temuan analisis data
Efektivitas secara terbatas dilakukan
yang dilakukan terhadap pengembangan
pada 28 peserta didik kelas XI MIPA SMAN 13
model e-modul berbasis android dengan model
Padang. Efektivitas ini dilakukan untuk
pemecahan masalah terverifikasi tiga instruktur
mengetahui tingkat keefektifan dari
fisika FMIPA UNP. Validasi dilakukan terhadap
penggunaan model e-modul yang
lima komponen, meliputi substansi materi,
dikembangkan untuk meningkatkan hasil
tampilan komunikasi visual, desain
belajar peserta didik. Pada tahap efektifitas ini
pembelajaran, penggunaan perangkat lunak,
peserta didik diberikan pretest dan posttest
dan evaluasi model pemecahan masalah.
untuk melihat hasil belajar peserta didik
Berdasarkan temuan analisis validitas, model
sebelum dan sesudah menggunkan model e-
e-modul yang dibangun memiliki rata-rata
modul dengan model problem solving berbasis
kategori valid sebesar 0,86.
android yang dikembangkan. Hasil tes yang
Menurut (Kemendiknas, 2010)
diperoleh peserta didik secara singkat dapat
menyatakan bahwa model e-modul yang
dilihat pada tabel 8.
dikembangkan telah sesuai dengan kriteria
Tabel 8. Hasil Praktikalitas
yang menyatakan bahwa bahan ajar yang
Uraian Pretest Posttest
dikembangkan harus sesuai dengan kurikulum
Peserta yang berlaku. Model e-modul yang
didik 82,14
4 14,3% 23 dikembangkan memperoleh nilai validitas
yang %
tuntas sebesar 0,85 dengan kategori valid..
Peserta Ditinjau dari segi tampilan komunikasi
didik visual, model e-modul yang dikembangkan
17,86 mandapatkan nilai 0,9 dan tergolong dalam
yang 24 85,7% 5
% kategori valid. Pada tampilan komunikasi
tidak
tuntas visual sudah menggunakan navigasi yang
baik. Model e-modul juga sudah menggunakna
font yang sesuai, proporsional, dan menarik
Berdasarkan tabel 8 Terlihat dari hasil
serta telah menggunakan baik gambar,
pretest siswa yang dilakukan sebelum
animasi, video dan suara. Pada model e-modul
menggunakan model e-module hanya 4 siswa
juga telah terdapat petunjuk penggunaan e-
yang berhasil menyelesaikannya, sedangkan
modul yang ringkas dan tepat. Menurut
24 siswa lainnya tidak. Jika 14,3% siswa
penelitian sebelumnya, pengenalan materi
berhasil menyelesaikan studinya, sedangkan
pendidikan akan meningkatkan antusiasme
85,7% siswa tidak berhasil. Hasil posttest

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 54


Volume 9, Nomor 1, Mei 2023.
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017
pengguna dalam memanfaatkannya (Annisa kategori sangat praktis. Evaluasi terhadap
Fadhilah, Fatni Mufit, 2020). aspek efisiensi, daya tarik, dan kemudahan
Model e-modul yang dibuat memiliki penggunaan seluruhnya memperoleh skor
kategori valid dan skor validitas 0,94 ditinjau rata-rata 87,2 pada kategori sangat praktis,
dari desain pembelajaran. Karena e-modul 89,6% pada kategori sangat praktis, dan
memenuhi indikator yang harus dicapai dan 88,4% secara keseluruhan.
kedua namanya sesuai dengan isi yang Model e-modul dengan menggunakan
dikandungnya, model e-modul dinyatakan valid model penyelesaian masalah berbasis Android
dalam komponen desain pembelajaran. IPK pada materi fluida statis untuk siswa kelas
dan tujuan pembelajaran dikembangkan SMA dinilai berada pada kategori sangat
sejalan dengan konten fluida statis, dan e- praktis berdasarkan temuan analisis
modul juga mencakup KI dan KD tentang kepraktisan yang dilakukan oleh siswa dan
materi tersebut. Ada juga atribusi sumber yang instruktur SMAN 13 Padang. Hal ini dapat
jelas untuk semua foto dan video dalam e- dilihat dari nilai rata-rata setiap komponen
modul, bersama dengan nama penulis. praktikalitas guru dan siswa yang berada pada
Model e-modul yang dirancang kategori sangat praktis. Model e-modul yang
mendapatkan peringkat validitas 0,83 dalam dikembangkan memiliki kemudahan dalam
kategori valid dalam hal konsumsi perangkat penggunaan, memiliki daya tarik dan efisiensi.
lunak. Model e-modul yang dibuat sudah Hal ini sesuai dnegan kategori praktis menurut
interaktif dan dapat memberikan masukan (Al-idrus, 2017) dan (Angraena, 2021).
kepada pengguna serta model e-modul yang Sehingga model e-modul dengan model
dikembangkan merupakan karya asli dari problem solving berbasis android yang
peneliti. Ditinjau dari segi penilaian model dikembangkan dapat dikategorikan sangat
problem solving, model e-modul yang praktis.
dikembangkan memproleh nilai 0,81 dengan Efektifitas dilakukan untuk melihat
kategori valid. Pada model e-modul sudah efektif atau tidaknya model e-modul yang
memenuhi indikator problem solving seperti dikembangkan. Hasil analisis berdasarkan
memahami masalah, menyusun rencana solusi pretess-postest yang dilakukan diproleh
masalah, penerapan solusi masalah, serta peningkatan hasil belajar peserta didik. Pada
evaluasi. pretest peserta didik yang tuntas sebanyak
Sulit untuk mencapai temuan ideal 14,3% mengalami peningkatan menjadi
saat melakukan penelitian ini, sehingga saran 82,14% pada saat posttest. Hal tersebut
dari para profesional dicari. Model e-modul menandakan bahwa model e-modul dengan
yang dibuat memerlukan masukan dari para model problem solving berbasis android efektif
ahli berupa ide-ide agar dapat diperbaiki atau untuk digunakan sebagai bahan ajar.
disempurnakan. Model e-modul dengan model
Model e-modul yang sudah valid pemecahan masalah berbasis Android yang
secara teori diuji cobakan dilapangan secara dibuat oleh validitas tim ahli masuk dalam
terbatas yaitu uji praktiklitas dan uji keefektifan. kategori valid dan memiliki umpan balik guru
Pada uji coba praktiklitas secara terbatas dan siswa terhadap produk yang
dilakukan kepada 2 guru fisika di SMAN 13 dikembangkan sangat praktis dan efektif
Padang dan 28 peserta didik XI MIPA. Uji coba sehingga praktis bagi siswa untuk gunakan
praktikalitas terhadap guru memproleh rata- dalam proses pembelajaran. Hal ini konsisten
rata 86,45% dengan kategori sangat praktis. dengan studi (Arif et al., 2019) yang
Model e-modul yang diusulkan dapat menemukan bahwa validitas modul yang
membantu instruktur dalam proses dihasilkan pakar mengungkapkan tingkat valid
pembelajaran karena evaluasi kepraktisan dan jawaban instruktur dan siswa
pada aspek kemudahan penggunaan guru dikategorikan dengan cara yang sangat
memperoleh skor rata-rata 90,6% dengan berguna dan efisien. Ditentukan bahwa model
kategori sangat praktis. Kategori praktis e-modul dengan model solusi masalah
mendapatkan 81,25% pada kategori praktis. berbasis Android dapat digunakan dengan
Hasilnya, model e-modul yang dirancang kualitas yang sangat baik berdasarkan temuan
memiliki tampilan yang menarik dan penyajian pengujian.
grafik dan informasi yang seimbang. Model e-
modul yang dibuat memudahkan guru dalam 2. Keterbatasan Penelitan
mempersiapkan siswa belajar secara aktif dan Karena batasan dan batasan, sulit
mandiri karena rata-rata 87,5% dicapai pada untuk mendapatkan temuan yang sempurna
kategori sangat praktis. dalam penelitian ini. Ada beberapa tantangan
Penilaian kepraktisan model e-modul ketika melakukan penelitian, sehingga
memperoleh skor rata-rata 88,4% dengan diperlukan solusi untuk melampauinya. Konsep
e-modul yang dirancang masih hanya mampu

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 55


Volume 9, Nomor 1, Mei 2023.
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017
menyampaikan satu konten untuk kelas XI Solusi Mutakhir Pembelajaran Fisika di
semester I materi fluida statis, kendala Era Global. Prosiding SNFA (Seminar
tersebut disebabkan keterbatasan waktu Nasional Fisika Dan Aplikasinya), 2, 214.
peneliti dalam membuat e-modul dengan https://doi.org/10.20961/prosidingsnfa.v2i
model problem solving berbasis android dalam 0.16398
waktu kurang lebih 1 semester. Solusi untuk Angraena. (2021). Silampari Jurnal Pendidikan
kendala ini kedepannya agar dikembangkan e- Ilmu Fisika KEVALIDAN DAN RESPON
modul dengan model problem solving berbasis E-MODUL INTERAKTIF BERBASIS.
android berdasarkan semua materi pada kelas 3(2), 158–171.
XI semester 1 agar menghasilkan e-modul Annisa Fadhilah, Fatni Mufit, A. A. (2020).
dengan model problem solving berbasis Lembar Analisis Validitas dan
android yang lebih sempurna. Kendala kedua Praktikalitas Kerja siswa Berbasis Konflik
yaitu pelaksanaan penelitian yang hanya Kognitif pada Materi gerak Lurus dan
dilakukan secara terbatas baik uji praktiklitas Gerak Parabola. Pillar of Physics
maupun efektivitas. Solusi untuk kendala ini Education, 13.
kedepannya dapat dilakukan uji coba Arif, M., Festiyed, Desnita, & Dewi, W. S. . .
instrumen serta penilaian yang lebih luas lagi (2019). Pembuatan bahan ajar berbasis
agar kualitasnya dapat lebih baik lagi. android untuk pembelajaran fisika pada
materi gelombang bunyi, gelombang
SIMPULAN DAN SARAN cahaya dan alat optik di kelas XI
Simpulan SMA/MA. Pillar of Physics Education,
Berdasarkan penelitian, dibuatlah 12(3), 457–464.
produk untuk siswa kelas XI SMA berupa Astalini, A., Kurniawan, D. A., & Sumaryanti, S.
model e-modul dengan model pemecahan (2018). Sikap Siswa Terhadap Pelajaran
masalah berbasis android pada materi fluida Fisika di SMAN Kabupaten Batanghari.
statis. Dari segi isi materi, penyajian JIPF (Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika),
komunikasi visual, desain pembelajaran, 3(2), 59.
penggunaan perangkat lunak, dan penilaian https://doi.org/10.26737/jipf.v3i2.694
model pemecahan masalah, model e-modul Faridatul Rofiqoh, I. Ketut Mahardika, Y. Y.
yang dihasilkan memiliki nilai validitas dengan (2015). Pengaruh Model Pembelajaran
kriteria sangat valid. Berdasarkan percobaan Kooperatif Tipe Numbered Heads
skala kecil, khususnya uji kepraktisan dan Together (Nht) Disertai Media Monopoli
keefektifan terhadap kepraktisan guru dan Games Terintegrasi Pendeketan Problem
siswa dengan menggunakan kriteria sangat Solving Pada pembelajaran Fisika SMA.
praktis dan konsep e-modul yang berhasil Jurnal Pembelajaran Fisika Universitas
dibangun. Jember.
Kemendiknas. (2010). Panduan
Saran Pengembangan LKS Berbasis TIK. 1–22.
Berdasarkan penelitian yang kesya Glory Sitompul, Sutarno, D. hamdani.
dilakukan, maka penulis menyarankan: 1). (2021). Pengembangan E-modul
Melakukan penelitian berikutnya pada tahap Berbasis Pendekatan Contextual
disseminate (penyebaran) dan melakukan uji Teaching and Learning (CTL) untuk
coba skala besar; dan 2). Peneliti lain dapat Melatih Kemampuan Berfikir Analisis
mengembangkan model e-modul dengan Siswa pada Materi Gelombang Bunyi.
model problem solving yang bisa digunakan DIKSAINS: Jurnal Ilmiah Pendidikan
pada perangkan lain selain OS (operation Sains, 2.
system) android. Novita Utami , Nurlaeli, M. H. A. (2021).
Pengembangan Bahan Ajar E-Modul
UCAPAN TERIMAKASIH Berbasis Contextual Teaching and
Terima kasih kepada pihak sekolah Learning (Ctl) Kelas Iv Tema 6 Subtema
SMAN 13 Padang yang sudah membantu 3 Di Sd Muhammadiyah 4 Palembang.
peneliti dalam menyusun skripsi ini. Jurnal Raden Fatah, I(ll).
Nuryasana, E., & Desiningrum, N. (2020).
DAFTAR RUJUKAN Pengembangan Bahan Ajar Strategi
Aiken, L. R. (1985). Three Coefficient For Belajar Mengajar Untuk Meningkatkan
Analyzing The Reliability And Validity Of Motivasi Belajar Mahasiswa. Jurnal
Ratings. Eucational and Psychological Inovasi Penelitian, 1(5), 967–974.
Measurement, 45. https://doi.org/10.47492/jip.v1i5.177
Al-idrus, S. Q. M. J. (2017). Aplikasi Android Pane, A., & Darwis Dasopang, M. (2017).
pada Pembelajaran Fisika: Sebuah Belajar Dan Pembelajaran.

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 56


Volume 9, Nomor 1, Mei 2023.
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017
FITRAH:Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu
Keislaman, 3(2), 333.
https://doi.org/10.24952/fitrah.v3i2.945
Purwanto. (2009). Prinsip-Prinsip dan teknik
Evaluasi Pengajaran.
Ramahanty. (2020). PERBANDINGAN HASIL
BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN E-
MODUL BERBASIS CTL DENGAN
BUKU TEKS FISIKA PADA MATERI
HUKUM NEWTON GRAVITASI DAN
USAHA ENERGI KELAS X SMAN 2
PADANG Nadia Ramadhanty 1) Desnita
2) Asrizal; 2) Yenni Darvina 2) 1). Physics
Education, 13(3), 419–426.
Retnawati, H. (2016). Analisis Kuantitatif
Instrumen penelitian.
Samsinar, S. (2019). Urgensi Learning
Resources ( Sumber Belajar ). Jurnal
Kependidikan, 13, 194–205.
Setiawan, M. A. (2017). Belajar dan
pembelajaran. In Uwais Inspirasi
Indonesia (Vol. 3, Issue 2).
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Sulistyawatia, N., Budi, E., & Siswoyo, S.
(2019). Pengembangan E-Modul Fisika
Tegas (Tegangan, Regangan, Dan
Modulus Young) Berbasis Android
Dengan Pendekatan Inquiry Based
Learning Pada Materi Elastisitas Untuk
Siswa Sekolah Menengah Atas. VIII,
SNF2019-PE-151–158.
https://doi.org/10.21009/10.21009/03.snf
2019.01.pe.19

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 57

Anda mungkin juga menyukai