Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING


BERBANTUAN ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK (STUDI
PADA MATERI POKOK IKATAN KIMIA KELAS X MIPA SMAN 8 MAKASSAR).

DISUSUN OLEH:

NAMA : NURHIDAYAH JUFRI


NIM : 200105502003
KELAS : PENDIDIKAN KIMIA A

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan penting bagi kehidpan manusia. Dengan
demikian setiap orang yang berada di wilayah Indonseia mempunyai hak untuk mendapatkan
pelayanan pendidikan. Pendidikan dianggap penting karena pendidikan memiliki peran penting
terhadap nasib bangsa yang tertinggal bisa berubah menjadi negara maju. Pendidikan bisa
dikatakan sebagai sebuah proses kehidupan untuk mengembangkan semua potensi yang ada pada
individu untuk dapat hidup dan mampu melangsungkan kehidupan secara penuh sehingga
menjadi individu yang berpendidikan, baik secara kognitif, efektif, maupun psikomotorik. Selain
itu dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa pendidikan itu penting
dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kebijakan pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sudah terlaksana yang
ditandai dengan terjadinya perubahan kurikulum. Kurikulum terbaru yang digunakan dalam
pendidikan di Indonesia sekarang adalah kurikulum merdeka. Pada awal pendemi hingga tahun
2021 di Indonesia menggunaka kurikulum Darurat (Kurikulum 2013 yang disederhanakan) dan
pada awal tahun pelajaran 2022 Kemendikbud riset mengeluarkan kebijkan penggunaan
kurikulum medeka. Kurikulum merdeka merupakan pembaruan dari kurikulum 2013. Bagi
sekolah yang belum siap menggunakan Kurikulum Merdeka masih dapat menggunakan
Kurikulum 2013. Berdasarkan Permendikbud No. 57 Tahun 2014, kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Kurikulum 2013 menyarankan berbagai model pembelajaran guna mengaktifkan peserta
didik. Dalam pelaksanaannya, kurikulum 2013 dirancang dengan tujuan untuk mengembangkan
kemampuan kognitif, psikomotorik dan efektif peseta didik. Model-model pembelajaran tersebut
adalah model pembelajaran berbasis proyek (proyek based learning), model pembelajaran
penemuan (discover learning), model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning),
dan inkuiri. Keempat model pembelajaran tersebut dapat mengaktifkan peserta didik ketika
melakukan proses pembelajaran.
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sengaja. Menurut
(Fakhrurrazi, 2018) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi (siswa dan guru), material (buku, papan tulis, dan alat belajar lainnya), fasilitas
(ruang, kelas audio visual), dan proses yang saling mempengaruhi mencapai tujuan
pembelajaran. Adapun tujuan pembelajaran adalah untuk membantu peserta didik agar dapat
memperoleh pengalaman seperti pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang berfungsi
sebagai pengendali sikap dan perilaku peserta didik tersebut. Selain itu tujuan dari pembelajaran
dapat menggambarkan kemampuan yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik setelah
mereka mengikuti proses pembelajaran.
Pembelajaran kimia merupakan mata pelajaran sains yang dibelajarkan disekolah
menengah atas. Pengajaran ilmu kimia di sekolah menengah atas merupakan suatu tantangan
bagi peserta didik dan guru karena sebagian besar kajian ilmu kimia berkaitan dengan sifat yang
abstrak dan konsep perhitungan yang tidak sederhana, sehingga kombinasi kedua hal ini
menjadikan kimia sebagai salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit. Selain itu, mata
pelajaran kimia pada tiap tingkatan kelas saling berkaitan antara kelas X, XI dan XII. Oleh
karena itu, peserta didik diharapkan belajar secara aktif agar mampu memahami materi pelajaran
dengan baik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru secara offline pada tanggal 5 April 2023 di
SMAN 8 Makassar diperoleh identifikasi masalah. Menurut perspektif guru, guru masih
menerapkan model pembelajaran konvensional, guru lebih sering menggunakan metode cerama
yang membuat peserta didik tidak terlalu tertarik dalam belajar, guru menggunakan PPT dalam
pengajaran, sekali-kali guru menggunakan metode diskusi dan tanya jawab secara individual,
seringkali ketika guru menanyakan pemahaman peserta didik mengenai pembelaran, jawaban
peserta didik selalu paham tetapi hasil ujian mereka tidak sesuai harapan, motivasi peserta didik
dalam pembalajaran kimia kurang, selain itu guru juga mengatakan bahwa belum menemukan
model pembelajaran yang cocok untuk meningkat hasil belajar siswa di SMAN 8 makassar.
Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang sudah dilakukan maka didapatkan prioritas
dalam permasalahan tersebut yaitu, guru belum maksimal dalam menerapkan model
pembelajaran kepada peserta didik sehingga peserta didik merasa bosan pada saat guru
menjelaskan materi yang menyebabkan rendahnya hasil belajar peserta didik. Selain itu, peserta
didik jarang diajak untuk memecahkan suatu permasalahan yang dapat merangsang keaktifan
peserta didik pada saat belajar.
Salah satu alternatif yang dapat diambil dari permasalahan diatas adalah dengan
menerapkan model pembejaran berbantuan animasi yang diharapkan dapat mningkatkan hasil
belajar siswa. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajarani problem based
learning dengan berbantuan animasi, model pembelajarani problem based learning dengan
berbantuan animasi ini dapat meningkatkan minat peserta didik dalam belajar karena
karakteristik dari model pembelajaran ini yaitu peseta didik diajak untuk memecahkan masalah.
Menurut (Mulyanto, dkk, 2018) pembelajaran berbasis masalah difokuskan pada masalah dimana
siswa dapat membangun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan keterampilan inkuiri dan
berpikir ke tingkat yang lebih tinggi.
Model pembelajaran Problem Based Learning adalah model pembelajaran dimana siswa
memecahkan suatu masalah melalui tahapan-tahapan metode ilmiah sehingga siswa memperoleh
pengetahuan terkait masalah dan kemampuan pemecahan masalah. Dalam kegiatan ini mereka
akan mencoba memecahkan masalah yang diajukan oleh guru berdasarkan informasi yang
tersedia bagi mereka (Dewi, dkk, 2022). Dengan penerapan model Problem Based Learning ini
akan lebih efektif dan menarik motivasi peserta didik apabila dipadukan dengan bantuan animasi
dalam proses pembelajarannya.
Media animasi merupakan salah satu media pembelajaran yang digunakan pada proses
pembelajar. Animasi merupakan kumpulan gambar yang diolah sedemikian rupa sehingga
menghasilkan gerakan dan terdapat penggabungan antara teks, audio, gambar dan video. Tujuan
dari penggunaan media animasi adalah untuk memotivasi peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran dan materi yang diberikan tidak membosankan, lebih menarik, menyenangkan,
kreatif dan mudah dipahami. Sehingga dengan menggunakan media animasi akan lebih
mempermudah proses pembelajaran.
Riskiyani, dkk (2022) mengungkapkan bahwa pembelajaran yang dibuat visualisasi
animasi kedalam bentuk animasi lebih bermakna dan menarik, lebih mudah diterima, dan lebih
dapat termotivasi. Dengan menggunakan media pembelajaran animasi peserta didik dapat lebih
termotivasi dalam mengikuti proses belajar di kelas, sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar
peserta didik.
Penggunaan dua komponen pembelajaran yaitu media pembelajaran dan model
pembelajaran dapat mempengaruhi motivasi belajar peserta didik , sehingga dapat berpegaruh
terhap hasil belajar peserta didik dan mampu membantu peserta didik berpikir kritis serta dapat
menemukan pengalaman belajarnya dengan sendiri. Dengan menggunakan dua komponen
pembelajaran peserta didik menjadi lebih aktif mengikuti proses pembelajaran di kelas.
Beberapa penelitian yang sudah dilakukan tentang pengaruh media pembelajaran animasi
dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning, diantaranya hasil penelitian
Riskiyani dkk (2022) menyebutkan bahwa dengan menggunakan media pembelajaran animasi
dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi peserta didik. Penelitian tersebut menghasilkan
data hasil belajar rerata skor postes kelompok eksperimen berbeda secara signifikan dengan
rerata skor postes kelompok kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian tersebut
berhasil dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik setelah menggunakan metode
pembelajara problem based learning berbantuan media animasi.
Berdasarkan uraian yang telah di jabarkan diatas, menjadi dasar bagi penulis untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh model pembelajaran problem based learning
berbantuan animasi dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik (studi pada materi pokok
ikatan kimia kelas X SMAN 8 Makassar)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah yang
diangkat dalam penilitian ini adalah apakah ada pengaruh model pembelajaran proble based
learning berbantua animasi terhadap hasil belajar peserta didik (studi pada materi pokok ikatan
kimia kelas X MIPA SMAN 8 Makassar) ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh model pembelajaran proble based learning berbantua animasi terhadap hasi
belajar peserta didik (studi pada materi pokok ikatan kimia kelas X MIPA SMAN 8 Makassar).
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :
1. Bagi guru, sebagai bahan informasi dalam menerapkan model pembelajaran problem based
learning berbantuan animasi terhadap hasil belajar kimia peserta didik pada materi pokok
ikatan kimia.
2. Bagi sekolah, memberikan informasi dalam upaya perbaikan dan peningkatan mutu
pembelajaran, serta bermanfaat dalam usaha meningkatkan hasil belajar peserta didik
khususnya melalui penggunaan media animasi dalam model pembelajaran problem based
learning.
3. Bagi peneliti lain, seagai bahan informasi tambahan ke peneliti lain tentang penerapan model
pembelajaran problem based learning berbantuan animasi pada materi ikatan kimia yang
dapat digunakan dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Anda mungkin juga menyukai