SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Ekonomi
Oleh
Indah Ayu Fauziah
NPM 195020027
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia. Seiring berkembangannya
zaman pendidikan selalu mengalami perubahan, perkembangan dan perbaikan
sesuai dengan perkembangan di segala bidang kehidupan. Perubahan dan
perbaikan dalam bidang pendidikan meliputi berbagai komponen yang terlibat
didalamnya baik pelaksanaan pendidikan di lapangan (kompetensi guru dan
kualitas tenaga pendidik), mutu pendidikan, perangkat kurikulum, sarana dan
prasarana pendidikan dan mutu manajemen pendidikan termasuk perubahan
dalam metode dan strategi pembelajaran yang lebih inovatif. Upaya perubahan
dan perbaikan tersebut bertujuan membawa kualitas pendidikan Indonesia
lebih baik.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya unutk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
1
manusia (SDM) yang cukup banyak, seharusnya pendidikan bisa
meningkatkan kualitas SDM Indonesia namun nyatanya tidak seperti itu.
Banyak faktor yang mempegaruhi pendidikan di Indonesia. Erita (2017,
hlm. 73) mengungkapkan bahwa “Dalam keseluruhan proses pendidikan,
proses pembelajaran merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa
berhasil tidaknya tujuan pendidikan tergantung kepada bagaimana proses
pembelajaran yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik.”
Dalam kegiatan pembelajaran masih terdapat siswa yang tidak optimal
dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar sehingga mempengaruhi hasil
belajar siswa tersebut. Hal ini terlihat dari adanya beberapa siswa yang belum
bisa mencapai nilai minimal yang sudah ditetapkan sekolah. Berdasarkan data
yang diproleh dari hasil ulangan akhir semester ganjil masih cukup banyak
peserta didik yang mendapatkan nilai kurang dari KKM yang telah ditetapkan
dengan jumlah minimal yang harus dicapai adalah 75 untuk mata pelajaran
ekonomi bisnis. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar ekonomi bisnis
masih tergolong rendah.
Tabel 1.1
Rata-Rata Nilai Ujian Akhir Semester
Kelas Rata-Rata
MPLB 1 71
MPLB 2 66
Rata-Rata 68,5
Tabel 1.1 menunjukan bahwa nilai rata-rata ujian akhir semester pada mata
pelajaran Ekonomi Bisnis yaitu 68,5 yang dimana nilai rata-rata tersebut masih
tergolong belum maksimal atau masih dibawah KKM. Hal ini terjadi karena
siswa masih belum aktif dalam mengikuti proses pembelajaran didalam kelas.
Siswa kurang dalam memahami materi pembelajaran dikarenakan siswa
merasa bosan dengan penyampaian materi oleh guru dengan ceramah.
Sjamsulbachri (2020, hlm. 108) mengatakan bahwa guru harus memperhatikan
hal-hal yang mempengaruhi proses belajar mengajar dan guru harus bisa
mengatur proses belajar mengajar. Untuk itu dalam proses pembelajaran guru
2
3
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka
dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang muncul sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran dikelas terlalu sering menggunakan metode
konvensional.
2. Suasana belajar yang kurang menarik.
3. Peserta didik kurang memahami materi.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan peneliti berdasarkan rumusan masalah yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perbedaan hasil siswa sebelum dan sesudah
pembelajaran menggunakan model problem based learning.
2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah
pembelajaran menggunakan model discovery learning.
3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa menggunakan model
pembelajaran problem based learning dengan menggunakan discovery
learning.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai perbedaan
hasil belajar siswa menggunakan problem based learning dan
discovery learning.
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber bacaan bagi
penelitian selanjutnya terkait dengan perbedaan hasil belajar siswa
menggunakan problem based learning dan discovery learning.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam
proses kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran problem based learning dan discovery learning
b. Bagi Siswa
1) Terciptanya suasana belajar yang lebih inovatif dan tidak
membosankan.
2) Meningkatkan peran aktif siswa di dalam kelas saat proses
pembelajaran berlangsung.
3) Melatih siswa untuk bekerja sama dan menumbuhkan semangat
saat proses pembelajaran.
6
F. Definisi Operasional
Menurut Sugiyono (2015, hlm. 38) mengatakan bahwa “Definisi
operasional adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Definisi operasional
bertujuan untuk menghindari kesalahpahaman dan perbedaan penafsiran yang
berkaitan dengan istilah-istilah judul peneliti yaitu “Perbandingan Peningkatan
Hasil Belajar Siswa Menggunakan Problem Based Learning Dan Discovery
Learning (Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Bisnis Kelas X
MPLB di SMK Pasundan 3 Cimahi Tahun Pelajaran 2022/2023)”. Maka
definisi operasional yang perlu dijelaskan yaitu :
1. Hasil Belajar
Menurut Abdurrahman dalam Suprapti (2021, hlm. 267) mengatakan
“Hasil belajar adalah kemapuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan belajar”. Menurut Nugraha dalam Lestari et al. (2021, hlm.
5.090) “Hasil belajar adalah kemampuan siswa yang diperoleh setelah
menyelesaikan latihan latihan dalam pembelajaran. Perubahan yang
terjadi dari diri siswa baik menyangkut aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor”.
2. Problem Based Learning
Menurut Alpen Aslan dalam Ariyani & Kristin (2021, hlm. 354)
Model pembelajaran problem based learning merupakan sebuah model
7
G. Sistematika Skripsi
1. Bab I Pendahuluan
Pendahuluan bermaksud untuk mengantarkan pembaca ke dalam
pembahasan suatu masalah. Esensi dari bagian pendahuluan adalah
pernyataan tentang masalah penelitian. Sebuah penelitian diselenggarakan
karena terdapat masalah yang perlu dikaji lebih mendalam. Masalh
penelitian timbul karena terdapat kesenjangan antara harapan dengan
kenyataan. Dengan membaca bagian pendahuluan, pembara mendapat
8
A. Kajian Teori
1. Belajar dan Pembelajaran
a. Pengertian Belajar
Menurut Wingkel dalam Octavia (2020, hlm. 1) “Belajar adalah
suatu aktivitas mental/psikis dalam interaksi ligkungan, yang
menghasilkan perubahan dalam pengetahuan pemahaman,
keterampilan dan nilai sikap”.
Menurut Selamet dalam Octavia (2020, hlm. 1) “Belajar yaitu suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan dengan hasil
individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”.
Jadi belajar adalah proses usaha yang dilakukan individu yang
dapat menghasilkan perubahan pengetahuan pemahaman, keterampilan
daan nilai sikap.
b. Pengertian Pembelajaran
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sikdiknas Pasal 1 ayat 20,
“Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.
Menurut Rusman dalam Lismaya (2019, hlm. 3) “Pembelajaran
merupakan suatu proses yang kompleks karena dalam kegiatan
pembelajaran senantiasa mengintegritaskan berbagai komponen dan
kegiatan, yaitu siswa dengan lingkungan belajar untuk diperolehnya
perubahan perilaku (hasil belajar) sesuai dengan tujuan (kompetensi)
yang diharapkan”.
Jadi pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik
dilingkungan belajar yang bertujuan untuk memperoleh perubahan
perilaku (hasil belajar).
10
2. Model Pembelajaran
a. Pengertian Model Pembelajaran
Menurut Sugiono dalam Kaban et al. (2020, hlm. 105) “Model
pembelajaran adalah sebagai suatu desain yang menggambarkan proses
rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa
berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri
siswa”.
Menurut Choiriyah dalam Putra et al. (2019, hlm. 318) “Metode
pembelajaran adalah macam-macam pendekatan yang digunakan guru
dalam interaksi dengan peserta didik (siswa), dalam proses
pembelajaran yang menghasilkan perubahan sikap dan tingkah laku”.
Jadi model pembelajaran adalah rincian cara guru melakukan
interaksi dengan peserta didik guna menghasilkan perubahan atau
perkembangan dalam diri peserta didik.
3. Problem Based Learning
a. Pengertian Problem Based Learning
Menurut Alpen Aslan dalam Ariyani & Kristin (2021, hlm. 354)
“Model pembelajaran problem based learning merupakan sebuah
model pembelajaran yang diawali dengan masalah yang ditemukan
dalam suatu lingkungan pekerjaan untuk mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan yang baru yang dikembangkan oleh
siswa secara mandiri”.
Menurut Abidin dalam Robiyanto (2021, hlm. 116) “Problem
based learning merupakan model pembelajaran yang menyediakan
pengalaman autentik yang mendorong peserta didik untuk belajar aktif,
mengkonstruksikan pengetahuan dan mengintergrasikan konteks
belajar disekolah dan belajar dikehidupan yang nyata secara alami”.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Problem
Based Learning merupakan model pembelajaran yang diawali dengan
masalah dimana peserta didik didorong untuk belajar aktif.
11
12
4. Discovery Learning
a. Pengertian Discovery Learning
Menurut Hosan dalam Prasetyo & Abduh (2021, hlm. 1.718)
“Discovery learning ialah model pengembangan cara belajar aktif
dengan mendapatkan dan mengkaji sendiri, maka hasil yang didapatkan
bisa terus di ingat. Dengan menggunakan metode belajar ini, siswa juga
dapat belajar berpikir menganalisa dan memecahkan masalahnya”.
5. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Abdurrahman dalam Suprapti (2021, hlm. 267)
mengatakan “Hasil belajar adalah kemapuan yang diperoleh anak
setelah melalui kegiatan belajar”. Sedangkan menurut Nugraha dalam
Lestari et al. (2021, hlm. 5.090) “Hasil belajar adalah kemampuan
siswa yang diperoleh setelah menyelesaikan latihan latihan dalam
pembelajaran. Perubahan yang terjadi dari diri siswa baik
menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor”.
mengukur hasil belajar peseta didik harus pun baik, yaitu alat ukur
harus valid dan reliabel.
3) Penilaian/Asesmen
Menurut Dorobat dalam Sumardi (2020, hlm. 11) “asesmen
mengacu pada berbagai macam cara untuk mengumpulkan informasi
yang berkaitan dengan kompetensi dan prestasi peserta didik”. Pada
dasarnya, ada dua bentuk asesmen yang perlu dilakukan oleh guru
dalam rangka mengetahui perkembangan hasil belajar peserta didik
yaitu, asesmen formal, asesmen informal (Harris & McCann dalam
Sumardi, 2020, hlm. 12).
a) Asesmen Formal
Asesmen formal adalah bentuk penilaian yang biasa disebut
dengan tes. Dalam asesmen formal, guru harus menciptakan
kondisi yang sedemikian rupa agar tes sebagai bentuk asesmen
formal dapat dilaksanakan dengan baik. Penciptaan kondisi ini
meliputi menyiapkan soal, melaksanakan tes, mengawasi
pelaksanaan tes dan sebagainya (Sumardi, 2020, hlm. 12).
Harris & McCann dalam Sumardi (2020, hlm. 13)
menjelaskan ada beberapa alasan mengapa tes sebagai bentuk
asesmen formal perlu dilakukan, di antaranya:
1) untuk mengetahui tingkat pengetahuan awal setiap
peserta didik sebelum mengikuti pembelajaran dalam
materi tertentu. 2) Untuk mengetahui daya serap peserta
didik terhadap materi yang telah diajarkan. 3) untuk
membandingkan kinerja setiap peserta didik dengan peserta
didik lain dikelas tertentu. 4) untuk mengetahui sejauh
mana kemajuan belajar setiap peserta didik setelah proses
pembelajaran berlangsung dibandingkan dengan sebelum
proses pembelajaran berlangsung.
b) Asesmen Informal
Asesmen informal adalah upaya untuk mengumpulkan
informasi mengenai penguasaan materi, kinerja, sikap,
kemampuan bekerjasama, kemandirian, dan kreativitas peserta
didik pada kondisi kelas normal Sumardi (2020, hlm. 13).
23
B. Penelitian Terdahulu
No. Nama Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Peneliti/Tahun
1. Satriani, Perbandingan Hasil analisis data menunjukkan Adanya persamaan Terletak pada lokasi yang
(2017) Model hasil pretest dan posttest pada mengenai topic penelitian diteliti itu berbeda dan
Pembelajaran kelompok eksperimen (model yang dilakukan yakni adanya perbedaan pada
Discovery pembelajaran Discovery model Pembelajaran topik penelitian yang
Learning dan Learning) diperoleh nilai discovery learning dan dilakukan yakni terhadap
Problem Based rata-rata hasil belajar biologi problem based learning hasil belajar biologi.
Learning meningkat setelah dilakukan terhadap hasil belajar.
Terhadap Hasil perlakuan, yakni nilai rata-rata
Belajar Biologi pretest adalah 48,9 sedangkan
Siswa Kelas X nilai rata-rata posttest adalah
SMA Negeri 14 84,5 dengan selisih sebanyak
Bulukumba 35,6. Sedangkan hasil analisis
Tahun 2019 data menunjukkan hasil pretest
dan posttest pada kelompok
kontrol (model pembelajaran
Problem Based Learning)
25
C. Kerangka Pemikiran
Siswa menghadapi permasalahan dalam proses pembelajaran yaitu hasil
belajar siswa yang masih tergolong rendah. Hal ini terjadi karena siswa masih
belum aktif dalam mengikuti proses pembelajaran didalam kelas dan kurang
dalam memahami materi pembelajaran dikarenakan peserta didik merasa bosan
dengan penyampaian materi oleh guru dengan ceramah. Dengan demikian
belum diketahui hasil belajar siswa jika guru menerapan model pembelajaran
problem based learning dan discovery learning.
Dari permasalah diatas hal yang diperlukan yaitu penerapan model
pembelajaran yang tepat agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dengan
ini melakukan penerapan model pembelajaran problem based learning dan
discovery learning karena model pembelajaran tersebut mendorong agar siswa
lebih aktif dalam proses pembelajaran dan dapat memecahkan masalah. Sesuai
dengan yang diungkapkan oleh Sahyar dalam Yuli Febrianti, M. Khairuddin
(2019, hlm. 27) bahwa “Model pembelajaran problem based learning dan
discovery learning adalah dua diantara banyak model pembelajaran yang
melibatkan aktifitas siswa dan juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa”.
Dengan ini nantinya akan terlihat perbedaan hasil belajar yang diperoleh
siswa dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning dan
hasil belajar menggunakan model pembelajaran discovery learning. Dengan
demikian kerangka berpikir yang dihasilkan dapat berupa kerangka komparatif
perbandingan.
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Solusi
Penerapan model pembelajaran problem
based learning dan discovery learning
METODE PENELITIAN
B. Desain Penelitian
28
29
X MPLB 2 O3 X2 (DL) O4
Keterangan:
O1 : Tes awal sebelum diberi perlakuan model Problem Based Learning
O2 : Tes akhir setelah diberi perlakuan model Problem Based Learning
O3 : Tes awal sebelum diberi perlakuan model Discovery Learning
O4 : Tes akhir setelah model Discovery Learning
X1 : Perlakuan berupa model pembelajaran Problem Based Learning
X2 : Perlakuan berupa model pembelajaran Discovery Learning
Tabel 3.2
Subjek Penelitian
Kelas Model pembelajaran Jumlah siswa
X MPLB 1 Problem Based Learning 36
2. Objek Penelitian
Dalam buku panduan penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) Unpas
(2022, hlm. 24) menjelaskan bahwa objek penelitian adalah sifat, keadaan
dari suatu benda, orang, atau yang menjadi pusat perhatian dan sasaran
penelitian. Sifat atau keadaan yang dimaksud bisa berupa kuantitas dan
kualitas yang berupa perilaku, kegiatan, pendapat, penilaian, sikap pro-
kontra, simpati-antipasti, keadaan batin, dan bisa juga berupa proses.
Objek dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran problem based
learning dan discovery learning, kedua tersebut digunakan untuk
mengetahui perbandingan hasil belajar siswa. Data hasil belajar siswa
diambil dari pretest yang dilakukan sebelum mulai pembelajaran dan
posttest yang dilakukan setelah proses pembelajaran.
D. Operasional Variabel
Variabel penelitian menurut Sugiyono (2017, hlm. 38) adalah “suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya”. Adapun variable penelitian ini terdiri dari:
1. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas ialah variabel yang mempengaruhi. Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah “model pembelajaran problem based learning”
(X1) dan “discovery learning” (X2).
2. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikan ialah variabel yang ditentukan oleh adanya variabel
bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya yaitu “hasil belajar siswa
kelas X di SMK Pasundan 3 Cimahi”.
31
Tabel 3.3
Operasional Variabel
Variabel Dimensi Indikator Keterangan
Model Sintak model Sintak model Perlakuan
pembelajaran pembelajaran pembelajaran problem
problem problem based based learning adalah
based learning a. Orientasi masalah
learning Menurut b. Mengorganisis siswa
Arends dalam untuk meneliti
Lismaya c. Membantu
(2019, hlm. menyelidiki secara
28) mandiri dan
kelompok
d. Mengembangkan
dan
mempresentasikan
hasil kerja
e. Menganalisis dan
mengevaluasi proses
mengatasi masalah
Model Sintak Model Sintak model Perlakuan
pembelajaran pembelajaran pembelajaran Discovery
discovery discovery Learning ada enam
learning learning meliputi ;
Menurut a. Stimulus
Sinambela b. Identifikasi
dalam masalah
Khasinah c. Pengumpulan data
(2021, d. Pengolahan data
hlm.406) e. Pembuktian
f. Generalisasi
32
a. Tes
Menurut Ridwan dalam Dewi (2020, hlm. 765) “Tes adalah
serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki individu atau kelompok”. Dalam penelitian ini peneliti akan
melakukan tes kepada siswa kelas X MPLB SMK Pasundan 3 Cimahi.
Pada tes ini peneliti melakukan tes untuk mengetahui hasil belajar
pada salah satu kompetensi dasar yaitu memahami bentuk-bentuk
badan usaha. Tes ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu:
33
1) Pretest
Sebelum dimulai pembelajaran siswa diberikan tes berupa
soal pretest yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa
sebelum diberi perlakuan.
2) Posttest
Setelah pembelajaran dimana siswa diberi perlakuan dengan
model pembelajaran siswa akan diberi tes berupa soal posttest
yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah
diberi perlakuan.
b. Dokumentasi
Dalam buku panduan penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) Unpas
(2022, hlm. 33) dokumentasi dilakukan dengan menghimpun
dokumen, memilih dokumen sesuai dengan tujuan dan keperluan
peneliti, menerangkan dan mencatat, serta menafsirkannya dan
menghubungkannya dengan fenomena lain. Dokumentasi yang
digunakan yaitu hasil belajar siswa pada ujian akhir semester ganjil
tahun ajaran 2022/2023.
2. Instrumen Penelitian
3. Data Penelitian
Data penelitian untuk variabel X “model pembelajaran problem
based learning dan discovery learning” adalah data kategori nominal.
Data penelitian untuk variabel Y “hasil belajar siswa” adalah continue
interval yang diperoleh dari pretest dan posttest dengan menggunakan
soal pilihan ganda.
4. Rancangan Uji Instrumen
a. Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2019, hlm. 68) “uji validitas digunakan
untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu
kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
untuk mengungkapkan suatu yang diukur oleh kuesioner tersebut”.
Uji validitas ini akan menggunakan bantuan Microsoft excel.
Instrumen dikatakan valid jika memenuhi nilai sebagai berikut:
Tabel 3.4
Koefisiensi Validitas Butir Soal
Rentang Keterangan
0,8 – 1,0 Validitas sangat tinggi
0,6 – 0,8 Validitas tinggi
0,4 – 0,6 Validitas sedang
0,2 – 0,4 Validitas rendah
0,0 – 0,2 Validitas sangat rendah
b. Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2019, hlm. 176) “Hasil penelitian yang
reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda.
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan
data yang sama”. Uji validitas ini akan menggunakan bantuan
Microsoft excel.
35
Tabel 3.5
Klasifikasi Niai Reabilitas Butir Soal
Rentang Keterangan
0,8 – 1,0 Sangat reliabel
0,6 – 0,8 Reliabel
0,4 – 0,6 Cukup reliabel
0,2 – 0,4 Kurang reliabel
0,0 – 0,2 Tidak reliabel
Tabel 3.7
Klasifikasi Daya Pembeda
Rentang Keterangan
0,0 – 0,2 Jelek
0,2 – 0,4 Cukup
0,4 – 0,7 Baik
0,7 – 1,0 Baik sekali
Tabel 3.8
Kriteris Indeks N-gain
Skor Kategori
(g) > 0,70 Tinggi
0,30 < (g) < 0,70 Sedang
(g) < 0,30 Rendah
1) Uji T-test
Menurut Sugiyono (2018, hlm. 223) “Uji T-test merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah, yaitu yang
menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih”.
a) Uji paired sample t-test
Menurut Widiyanto (2013, hlm. 35), “paired sample t-test
merupakan salah satu metode pengujian yang digunakan untuk
mengkaji keefektifan perlakuan, ditandai adanya perbedaan
rata-rata sebelum dan rata-rata sesudah diberikan perlakuan”.
Uji paired sample t-test digunakan untuk menjawab rumusan
masalah pertama dan kedua.
G. Prosedur Penelitian