Anda di halaman 1dari 60

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan kegiatan proses belajar dan mengajar yang terjadi di

dalam kelas dalam rangka menggapai prestasi hasil belajar yang terbaik dengan

adanya interaksi serta komunikasi antara pendidik dengan peserta didik. Terjadinya

proses pembelajaran diharapkan mampu membawa perubahan yang baik bagi peserta

didik, baik perubahan pola hidup, perubahan tingkah laku, perubahan karakter dan

perubahan pola pikir, dan perubahan pengetahuan. Pendidik harus mampu melakukan

berbagai upaya untuk menyiapkan dan mengembangkan potensi yang ada pada diri

peserta didik demi terciptanya manusia yang berguna di masa yang akan datang.

Pendidikan adalah salah satu aset yang dapat mendukung serta menunjang

kemajuan bangsa. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.

Menurut Abuddin Nata bahwa melalui pendidikan peserta didik akan


memperoleh ilmu pengetahuan yang belum diketahuinya seperti ilmu agama,
ilmu sosial, ilmu ekonomi, dan ilmu lainnya. Ilmu tersebut dapat diperoleh
melalui membaca, menyimak maupun mendengarkan. Seperti yang tersampaikan
selain membaca dalam arti bisa juga berarti menelaah, mengobservasi,
membandingkan, mengukur, mendeskripsikan, menganalisis, dan penyimpulan
2

secara induktif, semua cara tersebut digunakan dalam proses mempelajari


sesuatu”1.

Guru dituntut untuk profesional hal ini tertuang dalam keputusan kongres XXI

Persatuan Guru Republik Indonesia Indonesia Tahun 2013 bagian dua pasal 3

terdapat kode etik guru terhadap Peserta didik Pasal 2 diantarannya yaitu:“Bertindak

profesional, dalam melaksanakan tugas mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi, proses dan hasil belajar peserta

didik, memberikan layanan pembelajaran berdasarkan karakteristik individual serta

tahapan tumbuh kembang kejiwaan peserta didik, mengembangkan suasana

pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.”2

Beberapa perbaikan dan perubahan yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas

pendidikan antara lain dilakukan penyempurnaan di bidang kurikulum, salah satunya

model pembelajaran dalam penyempurnaan memberikan bimbingan kepada peserta

didik khususnya yang mengalami kesulitan dalam belajarnya, sehingga dengan

pembaharuan sistem pendidikan tersebut peserta didik akan lebih termotivasi dan

berkreasi dalam belajar dan akan memperoleh hasil pendidikan yang maksimal. Salah

satu faktor dari luar peserta didik yang mendukung dalam pencapaian prestasi hasil

belajar adalah kemampuan guru dalam memilih model pembelajaran yang tepat.

Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang

meliputi segala aspek sebelum dan sedang dan sesudah pembelajaran dilakukan guru

serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung ataupun tidak

1
Abuddin Nata, Metode Studi Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2016). hal.21

2
Keputusan Kongres XXI Persatuan Guru Republik Indonesia Tahun 2013 No.VI/Kongres/XXI /PGRI/2013.,
2013. hal .112
3

langsung dalam proses belajar mengajar. Penggunaan model belajar dalam kegiatan

pembelajaran tersebut adalah yang menghubungkan antara pendidik dan peserta didik

dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Jelaslah bahwa model

pembelajaran mempengaruhi belajar. Model pembelajaran yang kurang baik akan

mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. Peserta didik tidak aktif dalam

mengikuti pelajaran dikarenakan pola pengajaran yang monoton akibat terpusat pada

guru, sehingga peserta didik tidak ikut berfikir secara aktif.

Berdasarkan hasil observasi dengan guru kelas XI SMA Negeri 1 Tambangan,

diperoleh informasi bahwa selama ini penyampaian materi masih didominasi secara

konvensional sedangkan peserta didik lebih bersifat menerima (pasif). Guru kesulitan

untuk menemukan teknik atau model yang tepat untuk mengajarkan materi ekonomi

dengan baik terutama materi pertumbuhan ekonomi. Lebih lanjut guru menjelaskan,

selama ini pembelajaran ekonomi dilakukan dengan prosedur sebagai berikut: (1)

peserta didik diminta untuk membaca pengertian pertumbuhan ekonomi yang ada di

buku paket, (2) guru menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan pokok-pokok

materi pertumbuhan ekonomi, (3) guru memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk bertanya apabila ada hal-hal yang dianggap kurang jelas, (4) guru melakukan

pos-test evaluasi sebagai upaya untuk mengecek terhadap pemahaman peserta didik

tentang materi pelajaran yang telah disampaikan, dan (5) guru menugaskan kepada

peserta didik untuk membuat catatan atau rangkuman tentang apa yang sudah

disampaikan guru tentang materi pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan model pembelajaran seperti yang telah dijelaskan di atas, maka

tampak bahwa proses pembelajaran ekonomi sepenuhnya ada pada kendali guru.
4

Prestasi belajar peserta didik terhadap pembelajaran ekonomi masih cukup

memprihatinkan karena peserta didik pada umumnya mengalami kesulitan dalam

menuangkan gagasannya karena hanya berfokus dengan buku paket yang disediakan

sekolah dan penjelasan dari guru saja. Peserta didik tidak diberi kesempatan untuk

mengeksplorasi. Pengalaman belajar peserta didik terbatas, hanya sekedar membaca

dan mendengarkan. Mungkin terdapat perkembangan proses berpikir, tetapi proses

tersebut sangat terbatas dan terjadi pada proses berpikir taraf rendah.

Dalam hal ini pembelajaran ekonomi perlu mengadakan perbaikan yang

bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Perbaikannya yaitu

diterapkannya model pembelajaran yang sesuai dengan materi ekonomi seperti model

pembelajaran Project Based Learning. Menurut Purnawarman Yudi “Model

pembelajaran Project Based Learning merupakan salah satu model pembelajaran

yang memberikan petunjuk bagi peserta didik, bekerja secara individu atau

kelompok, dan berhubungan dengan topik di dunia nyata”.3

SMA Negeri 1 Tambangan mempunyai komitmen untuk meningkatkan prestasi

belajar peserta didik. Diantaranya yaitu untuk mengoptimalkan prestasi belajar

ekonomi. Prestasi belajar ekonomi merupakan hasil dari kegiatan evaluasi yang

dilaksanakan setelah proses balajar mengajar mata pelajaran ekonomi. Prestasi belajar

ekonomi yang dicapai peserta didik dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Dalam

upaya meningkatkan prestasi belajar ekonomi, maka harus dilakukan dengan

3
Purnawan, Yudi. Deskripsi Model Pembelajaran Berbasis Proyek. (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2013) hal. 12
5

optimalisasi fungsi semua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ekonomi dan

optimalisasi interaksi antara faktor – faktor tersebut.

Namun kenyataan yang terjadi, prestasi belajar ekonomi yang dicapai oleh peserta

didik kurang optimal. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya hasil evaluasi yang telah

dilaksanakan berdasarkan data prestasi ekonomi yang ada di sekolah.

Data Prestasi Belajar Ekonomi Peserta didik Kelas XI Semester 1 SMA Negeri 1

Tambangan Tahun Pelajaran 2022-2023 sebagai berikut:

Tabel 1.1: Data Ketuntasan Belajar Peserta Didik SMA Negeri 1 Tambangan
KELAS KKM NILAI RATA – RATA KETUNTASAN BELAJAR

KELAS MINIMAL KLASIKAL

XI MIA-1 77 70.9 77% 90.3%

XI MIA-2 77 70 77% 94.7%

XI IIS-1 77 64.1 77% 41%

XI IIS-2 77 64.7 77% 41.4%

Sumber : Buku hasil belajar ekonomi peserta didik kelas XI SMA Negeri 1
Tambangan Tahun Pelajaran 2022/2023

Dalam pembelajaran ekonomi, pola belajar yang digunakan adalah pola

pelaksanaan belajar tuntas. Menurut Wiryohandoyo ketuntasan belajar adalah

pencapaian taraf penguasaan minimal yang ditetapkan bagi setiap unit bahan ajaran

baik secara perorangan maupun kelompok. Taraf ketuntasan belajar minimal ini

ditentukan oleh kebijakan sekolah dengan memperhatikan kompetensi komponen

pembelajaran. Dalam mata pelajaran Ekonomi kriteria taraf penguasaan minimal

ditentukan berdasarkan kebijakan sekolah sebesar 77% dari materi setiap satuan

bahasan melalui penilaian formatif. Hasil yang dicapai menunjukkan ketuntasan


6

belajar mata pelajaran ekonomi peserta didik SMA Negeri 1 Tambangan Kelas XI

Tahun Pelajaran 2022/2023. Adapun kelas yang telah mencapai Kkm yaitu kelas XI

Mia-1 dan XI Mia-2, sedangkan untuk XI IIS-1 dan XI IIS-2 belum memenuhinya,

sehingga dapat disimpulkan rata-rata ketuntasan nilai yang diperoleh di sekolah untuk

mata pelajaran ekonomi hanya berhasil sekitar 67%.

Berdasarkan data di atas, prestasi belajar ekonomi peserta didik harus

ditingkatkan. Untuk mengoptimalkan prestasi belajar ekonomi, pihak sekolah

bersama peneliti mencoba menggali tentang faktor–faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar ekonomi siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

ekonomi dapat berupa tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode,

model, alat, sumber, dan evaluasi.

Dari pembahasan uraian di atas, perlu diadakan penelitian tentang faktor -faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar ekonomi. Menurut Nana Sudjana prestasi belajar

harus mencakup aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Suatu prestasi belajar

merupakan hasil akhir yang dicapai dan dipakai sebagai ukuran keberhasilan

seseorang.”4 Prestasi belajar selalu terkait dengan kurikulum dan standart kompetensi

pada proses pembelajaran. Kurikulum adalah materi yang harus disampaiakan kepada

peserta didik dalam bentuk pembelajaran. Sedangkan standart kompetensi adalah

kemampuan yang harus dicapai peserta didik.”5

Prestasi belajar diartikan sebagai tingkatan keberhasilan belajar. Prestasi ini

diperoleh dengan mengevaluasi hasil belajar peserta didik. Sedangkan proses untuk

4
Tohirin, Psikologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2009) hal. 151
5
Mansyur Ramli, Jurnal Penelitian dan Kebudayaan (Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen
Pendidikan Nasional, 2015) hal. 108
7

mengetahui prestasi belajar adalah dengan penguasaan pengetahuan dan ketrampilan

yang dikembangakan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukan dengan nilai test

atau angka yang diberikan oleh guru.

Pembelajaran Ekonomi adalah upaya sistematis untuk menciptakan, membangun,

dan mengorganisasikan pengetahuan tentang perekonomian di Indonesia” 6. Menurut

Chairul Anwar bahwa manusia mampu dan dapat dididik karena manusia memiliki

potensi untuk dikembangkan didalam dirinya, potensi tidak dapat dikembangkan jika

didiamkan saja atau tidak dilakukan upaya pendidikan” 7. Usaha yang dilakukan ini

dimulai dengan kecenderungn manusia yang memiliki rasa keingintahuan yang

tinggi. Dengan adanya rasa ingin tahu menyebabkan manusia melakukan tindakan-

tindakan yang mampu menjawab keingintahuannya dengan menciptakan prestasi

belajar yang baik.

Melihat data hasil olah lapangan yang telah dilakukan peneliti di SMA Negeri 1

Tambangan didapatkan bahwa kegiatan pembelajaran yang terjadi hanya dengan

pembelajaran satu arah saja dimana pengajar memberikan materi kepada peserta didik

supaya diterima sebagai hasil pembelajaran, peserta didik lebih banyak menghapal

daripada memahami secara mandiri. Upaya lain yang telah dilakukan pendidik untuk

menciptakan pembelajaran yang menyenangkan yaitu menggunakan model

pembelajaran seperti discovery learning, tanya jawab, project based learning dan

presentasi, namun tidak dilakukan secara terus menerus. Namun model yang lebih

sering dan lebih banyak diterapkan adalah model tanya jawab dan presentasi.

6
―Silabus Mata Pelajaran Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
(SMA/MA) Mata Pelajaran Ekonomi - PDF Free Download,‖ diakses 25 Februari 2023
7
Chairul Anwar, Hakikat manusia dalam pendidikan: sebuah tinjauan filosofis (Bandung:Suka-Press,2014) hal.39
8

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan

mengangkat judul “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROJECT

BASED LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK

MATERI POKOK PERTUMBUHAN EKONOMI DI SMA NEGERI 1

TAMBANGAN MANDAILING NATAL TAHUN PELAJARAN 2022-2023”.

B. Identifikasi Masalah

Menurut Surya Sumantri bahwa identifikasi masalah adalah tahap permulaan dari

penguasaan masalah di mana objek dalam suatu jalinan tertentu bisa kita kenali

sebagai suatu masalah”8. Bertolak dari latar belakang permasalahan, maka dapat

disimpulkan masalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan guru secara konvensional hanya

menggunakan tanya jawab dan presentasi.

2. Rendahnya prestasi belajar peserta didik.

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi oleh masalah: pengaruh model pembelajaran Project

Based Learning (X) dan prestasi belajar (Y). Menurut Suharsimi Arikunto “Batasan

Masalah adalah sejumlah masalah yang merupakan pertanyaan penelitian yang akan

dicari jawabannya melalui penelitian”.9 Menurut sugiyono “Batasan Masalah adalah

sebuah pertanyaan yang mencari jawaban melalui pengumpulan data dan juga

penelitian, yang mana penelitian tersebut dapat dilakukan berdasarkan tingkat

8
Surya Sumantri, Jujun S. Filsafat Ilmu.(Jakarta: Pestaka Sinar Harapan. 2010) hal. 129
9
Suharsimi Arikunto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung:Alfabeta, 2009) hal. 26
9

eksplanasi”.10 Sedangkan menurut Pariata Westra pembatasan masalah adalah usaha

untuk menetapkan batasan dari masalah penelitian yang akan diteliti”.11

Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui dan membahas: “Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning

Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Materi Pokok Pertumbuhan Ekonomi di

Kelas XI SMA Negeri 1 Tambangan Mandailing Natal.

D. Perumusan Masalah

Abu Ahmadi menyatakan Perumusan masalah dalam kegiatan penelitian adalah

titik awal dari sebuah kegiatan penelitian”. 12 Berdasarkan uraian latar belakang,

identifikasi, dan batasan masalah yang telah dikemukakan pada di atas, masalah

penelitian ini dirumuskan. Sementara menurut Sugiyono “rumusan masalah

merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan

data”.13 M. Ali mengemukakan, Rumusan masalah adalah masalah yang menjadi

pokok penelitian harus dirumuskan secara lebih jelas dan operasional, sehingga

tampak ruang lingkup serta batas-batasnya”.14

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ”Apakah ada Pengaruh

Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Prestasi Belajar Peserta

Didik Pada Materi Pokok Pertumbuhan Ekonomi di Kelas XI SMA Negeri 1

Tambangan Mandailing Natal Tahun Pelajaran 2022-2023?”.

E. Tujuan Penelitian

10
Sugiyono, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung:Alfabeta, 2012) hal. 23
11
Pariata Westra, Metode Pembelajaran Interaktif. (Jakarta, 2016) hal. 263
12
Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan,( Jakarta: Rineka Cipta, 2014) hal.14
13
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantirtatif, (Bandung:Alfabeta, 2008) hal. 15
14
M. Ali, Prosedur Penelitian, (Bandung:Tarsito, 2009) hal. 9
10

Tujuan merupakan sasaran yang akan dicapai. Tanpa adanya tujuan yang jelas

suatu pekerjaan akan mengembangkan dan tidak terarah. Maka, dalam penelitian

penetapan tujuan sangat penting. Menurut Sugiyono “setiap penelitan mempunyai

tujuan dan kegunaan tertentu”.15 Menurut Syarifuddin Azwar mengemukakan:

Penelitian memiliki tujuan. Maksudnya, kegiatan penelitian tidak akan lepas dari

kerangka tujuan pemecahan permasalahan. Walaupun penelitian tidak memberikan

jawaban langsung terhadap permasalahan yang diteliti akan tetapi berhasilnya harus

mempunyai kontribusi dalam usaha pemecahan masalah”.16

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh

Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik

pada Materi Pokok Pertumbuhan Ekonomi di Kelas XI SMA Negeri 1 Tambangan

Mandailing Natal Tahun Pelajaran 2022-2023.

F. Manfaat Penelitian

Sugiono mengemukakan bahwa manfaat penelitian adalah: melalui penelitian

manusia dapat menggunakan hasilnya”.17 Menurut Murti Sumarni dan Salamah

Wahyuni mengatakan bahwa ” manfaat penelitian adalah nilai guna atau fungsi yang

15
Sugiyono, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Rineka Cipta 2009) hal. 50
16
Syaifuddin Azwar, Metode Penelitian,(Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2010, hal.2
17
Sugiyono, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Rineka Cipta 2009)hal. 52
11

di peroleh dari suatu penelitian untuk memberikan informasi tentang apa yang

diteliti”.18

Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

a. Sebagai bahan informasi dalam perencanaan, pelaksanaan, inovasi, dan

evaluasi untuk proses pendidikan selanjutnya.

b. Sebagai tolak ukur maupun referensi dalam menyelesaikan persoalan-

persoalan khususnya yang terkait dengan pendidikan.

2. Bagi Guru

Sebagai masukan kepada guru agar lebih berinovasi dan melakukan

pembaharuan dalam memberikan pelajaran kepada peserta didik sehingga dapat

meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

3. Bagi Peserta Didik

Sebagai masukan kepada peserta didik agar lebih kreatif dan terbuka kepada

guru sehingga terciptanya suasana lingkungan sekolah yang aman dan damai.

4. Bagi Peneliti

Sebagai referensi bagi peneliti yang akan datang.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teoritis

1. Pengertian Model Pembelajaran Project Based Learning

a) Pengertian Model

18
Murti Sumarni, Salamah Wahyuni, Metodologi Penelitian Bisnis, (Yogyakarta:Andi, 2008) hal.41
12

Suprijono model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang

memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan

model itu”.19 Menurut Simamarta model ialah gambaran inti yang sederhana serta

dapat mewakili sebuah hal yang ingin ditunjukkan jadi, model ini merupakan

abstraksi dari sistim tersebut”.20 Sedangkan menurut Murti model adalah sebuah

pemaparan tentang sistem tertentu yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

peneliti.”21

b) Pengertian Pembelajaran

Menurut Oemar Hamalik “pembelajaran adalah suatu kombinasi yang

tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material fasilitas, perlengkapan dan

prosedur yang saling mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran.”22

Menurut Hamzah B Uno pembelajaran adalah penerapan secara sistematik

konsep-konsep ilmu yang bersifat fisik serta pengetahuan lain untuk keperluan

pemecahan masalah”.23 Sedangkan menurut pendapat Budiarti Pembelajaran

mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, didalamnya tujuan-

tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan

pembelajaran dan pengelolaan kelas.

19
Suprijono, Model-Model Pembelajaran. (Jakarta: Gramedia Pustaka Jaya, 2011). Hal 3
20
Simarmat, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif. Jurnal Inpafi Vol. 3. Tahun 2015) hal. 12
21
A. C. Murti, Analisa Pengaruh Model Intelektual Terhadap Kinerja Ekonomi Masyarakat. 2016)
hal.122
22
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, Tahun 2010, hal. 9
2323
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016) hal. 50
13

Defenisi di atas menyatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses

belajar mengajar yang terarah melalui fasilitas yang memadai, dan sistem

pembelajaran yang baik untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Hal ini berarti bahwa strategi pembelajaran tersebut membantu peserta didik

untuk mendapatkan atau memperoleh informasi, ide, keterampilan, cara berfikir

dan mengekspresikan ide diri sendiri.

Wina Sanjaya menjelaskan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi

pembelajaran adalah sebagai berikut :

1) Faktor Guru
Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi strategi
pembelajaran, tanpa guru bagaimanapun bagus dan idealnya suatu strategi,
maka strategi itu tidak mungkin dapat diaplikasikan.
2) Faktor peserta didik
Perkembangan peserta didik adalah perkembangan seluruh aspek
kepribadiannya, proses perkembangan dapat dipengaruhi oleh perkembangan
peserta didik yang tidak sama, di samping karakteristik lain yang melekat
pada diri peserta didik itu sendiri.
3) Faktor sarana dan prasana
Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap
kelancaran proses pembelajaran.
4) Faktor Lingkungan
Dilihat dari dimensi lngkungan ada dua faktor yang dapat mempengaruhi
proses pembelajaran yaitu faktor organisasi kelas dan faktor iklim sosial
psikologis.24

c) Pengertian Model Pembelajaran

Menurut pendapat Sutikno model pembelajaran adalah cara-cara menyajikan


materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada
diri peserta didik dalam upaya mencapai tujuan. Keterampilan seorang guru
memilih model pembelajaran yang baik merupakan faktor penting dalam
proses pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang digunakan oleh
guru dalam setiap pertemuan kelas bukan dengan asal penerapan, melainkan

24
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran. (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) hal. 167
14

setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan


pembelajaran”.25

Ngalimun berpendapat bahwa model pembelajaran merupakan cara yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas untuk

menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku,

kurikulum, dan lain-lain, dengan demikian dapat membantu peserta didik dalam

mencapai tujuan pembelajaran”26. Hal ini serupa disampaikan Soekamto model

pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

belajar tertentu dan fungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para

pengajar dalam merencanakan aktifitas belajar mengajar”27.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah langkah-langkah atau cara sebagai pedoman pembelajaran

yang sistematis diterapkan oleh guru, untuk menentukan perangkat-perangkat

pembelajaran yang menunjang aktivitas pembelajaran, agar peserta didik mencapai

kompetensi yang diinginkan dan aktifitas belajar mengajar berjalan dengan

baik.”28.

d) Pengertian Project Based Learning

Project Based Learning salah satu model pembelajaran yang dapat

meningkatkan kreativitas peserta didik dalam memecahkan masalah yaitu model

pembelajaran problem based learning.


25
Sutikno.Perencanaan Pembelajaran.(Jakarta: Rineka Cipta. 2014) hal.34
26
Ngalimun. Strategi dan Model Pembelajaran. (Yogyakarta: Gava Media, 2013) hal.24
27
Toeti, Soekamto, Teori Belajar dan Model Model Pembelajaran.( Jakarta: Gramedia Pustaka,
2013) hal. 8
28
Sanjaya, Belajar Dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya. (Jakarta: Alfabeta, 2011) hal.6
15

Sani mengatakan project based learning dapat didefinisikan sebagai sebuah

pembelajaran dengan aktifitas jangka panjang yang melibatkan peserta didik

dalam merancang, membuat dan menampilkan produk untuk mengatasi

permasalahan dunia nyata. Dengan demikian model pembelajaran project based

learning dapat digunakan sebagai sebuah model pembelajaran untuk

mengembangkan kemampuan peserta didik dalam membuat perencanaan,

berkomunikasi, menyelesaikan masalah dan membuat keputusan yang tepat dari

masalah yang dihadapi.”29

Menurut Kosasih project based learning adalah model pembelajaran yang


menggunakan proyek atau kegiatan sebagai tujuannnya. Pembelajaran
difokuskan dalam pemecahan masalah yang menjadi tujuan utama dari proses
belajar sehingga dapat memberikan pembelajaran yang lebih bermakna karena
dalam belajar tidak hanya mengerti apa yang dipelajari tetapi membuat
peserta didik menjadi tahu apa manfaat dari pembelajaran tersebut untuk
lingkungan sekitarnya.30

Dari pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan project based learning

adalah pembelajaran yang memerlukan jangka waktu panjang, menitikberatkan

pada aktifitas peserta didik untuk dapat memahami suatu konsep atau prinsip

dengan melakukan investigasi secara mendalam tentang suatu masalah dan

mencari solusi yang relevan serta diimplementasikan dalam pengerjaan proyek,

sehingga peserta didik mengalami proses pembelajaran yang bermakna dengan

membangun pengetahuannya sendiri.

e) Pengertian Model Pembelajaran Project Based Learning

29
Abdullah, Sani Ridwan, Pembelajaran Saintifik untuk Kurikulum 2013, (Jakarta: Bumi Aksara,
2014) hal.172
30
Kosasih, E, Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi, (Bandung: Yrama Widya,
2014)hal.96
16

Menurut wahyuni model pembelajaran project based learning

memperkenankan peserta didik untuk dapat bekerja mandiri maupun dengan cara

berkelompok dalam menghasilkan hasil proyeknya yang bersumber dari masalah

kehidupan sehari-hari”.31

Mulyasa mengatakan model pembelajaran project based learning, atau PJBL

adalah model pembelajaran yang bertujuan untuk memfokuskan peserta didik pada

permasalahan kompleks yang diperlukan dalam melakukan investigasi dan

memahami pelajaran melalui investigasi”.32 Sedangkan menurut Daryanto dan

Raharjo project based learning adalah model pembelajaran yang yang

menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan

mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dan beraktifitas

secara nyata dan dirancang serta perlu melakukan investigasi dan

memahaminya”.33

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

project based learning merupakan model bertujuan untuk membimbing peserta

didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan serbagai subjek

(materi) kurikulum, memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk

menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara bermakna bagi

dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif.

f) Manfaat Model Pembelajaran Project Based Learning


31
Wahyuni, S. Keterampilan Model Pembelajaran Project Based Learning ,( Yogyakarta: Media
Perkasa, 2019) hal 7
32
Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014)
hal.145
33
Daryanto,Raharjo. Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Gava Media, 2012) hal. 162
17

Menurut Fathurrohman manfaat model pembelajaran project based

learning sebagai berikut:

1) Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memcahkan masalah


2) Memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran
3) Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah yang
kompleks dengan hasil berupa produk nyata berupa barang atau jasa
4) Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam
mengelola sumber/ bahan/ alat menyelesaikan tugas
5) Meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya pada PJBL yang
bersifat kelompok
6) Peserta didik membuat keputusan dam membuat kerangka kerja
7) Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya
8) Peserta didik merancang proses untuk mendapatkan hasil
9) Peserta didik bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola
informasi yang dikumpulkan
10) Peserta didik melakukan evaluasi secara kontinu
11) Peserta didik secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan
12) Hasil akhir berupa produk yang dievaluasi kualitasnya
13) Kelas memilki atmosfer yang memberi toleransi kesalahan dan
peruabahan 34

Berdasarkan pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran project based learning memiliki manfaat yaitu peserta didik

menjadi lebih aktif dalam memecahkan masalah, sehingga peserta didik

memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru, melatih kolaborasi atau

kerja sama kelompok,dan memberi kesempatan peserta didik untuk

mengorganisasi proyek. Pengorganiasian proyek dilakukan dengan cara

peserta didik membuat sebuah kerangka kerja untuk menyelesasikan masalah

yang sudah ditentukan. Kemudian peserta didik harus merancang proses

34
Fathurrahman, M. Model-Model Pembelajaran Inovatif, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2015) hal.23
18

pekerjaan tersebut mulai dari mencari dan mengelola informasi, melakukan

proses pengerjaan proyek sampai mengevaluasi hasil pekerjaan.

g) Tujuan Model Pembelajaran Project Based Learning

Tujuan model pembelajaran project based learning menurut Trianto:

(1) Memberikan wawasan yang luas terhadap peserta didik ketika menghadapi

permasalahan secara langsung; (2) mengembangkan keterampilan serta

keahlian berpikir kritis dalam menghadapi permasalahan yang diterima secara

langsung”35.

Secara garis besar tujuan dari penerapan metode ini yaitu mengasah serta

memberikan kebiasaan kepada peserta didik dalam melakukan kegiatan berpikir

kritis untk menyelesaikan permasalahan yang diterima. Selain itu model ini

juga dapat dilakukan sebagai upaya untuk mengembangkan wawasan peserta

didik.

h) Karakteristik Model Pembelajaran Project Based Learning

Hosnan mengatakan dalam belajar project based learning memiliki beberapa

karakteristik sebagai berikut:

35
Al Thabany, Trianto. Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning Untuk
Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar.(Yogyakarta: Pustaka Belajar,2018)hal.71
19

1) Keputusan sendiri dalam kerangka kerja yang telah ditentukan


sebelumnya;
2) Peserta didik berusaha memecahkan sebuah masalah atau tantangan
yang tidak memiliki suatu jawaban yang pasti;
3) Peserta didik ikut merancang proses yang akan ditempuh dalam mencari
solusi;
4) Peserta didik didorong untuk berfikir kritis, memecahkan masalah,
berkolaborasi, serta mencoba berbagai macam bentuk komunikasi;
5) Peserta didik bertanggung jawab mencari dan mengelola sendiri
informasi yang mereka kumpulkan;
6) Pakar-pakar dalam bidang yang berkaitan dengan proyek yang
dijalankan sering diundang menjadi guru tamu dalam sesisesi tertentu
untuk memberikan pencerahan bagi peserta didik;
7) Evaluasi dilakukan secara terus-menerus selama proyek berlangsung;
8) Peserta didik secara reguler mereflesikan dan merenungi apa yang telah
mereka lakukan, baik secara proses maupun hasilnya;
9) Produk dari akhir proyek (belum tentu berupa material, tetapi bisa
berupa presentasi, drama, dan lain-lain) dipresentasikan didepan umum
(maksudnya tidak hanya pada gurunya, namun bisa juga pada dewan
guru, orang tua dan lain-lain) dan dievaluasi kualitasnya.36

i) Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran Project Based Learning

Menurut Hosnan prinsip yang mendasari pembelajaran project based

learning adalah sebagai berikut:

1) Tugas proyek menekankan pada kegiatan penelitian berdasarkan suatu


tema atau topik yang telah ditentukan dalam pembelajaran.
2) Penyelidikan atau eksperimen dilakukan secara autentik dengan
menghasilkan produk nyata yang telah dianalisis dan dikembangkan
berdasarkan tema atatu topik yang disusun dalam bentuk produk (laporan
tatu hasil karya)
3) Kurikulum. PJBL tidak seperti pada kurikulum tradisional karena
memerlukan strategi sasaran dimana proyek sebagai pusat
4) Responbility. PJBL menekankan responbility dan answerbility para
peserta didik ke diri panutannya
5) Realisme. Kegiatan peserta didik difokuskan pada pekerjaan yang serupa
dengan situasi yang sebenarnya. Aktivitas ini mengintegrasikan tugas
autentik dan menghasilkan sikap profesional

36
Hosnan, Model Pembelajaran Project Based Learning.( Jakarta: Rineka Cipta,2014) hal. 321
20

6) Active learning. Menumbuhkan isu yang berujung pada pertanyaan dan


keinginan peserta didik untuk menentukan jawaban yang relevan
sehingga terjadi proses pembelajaran yang mandiri
7) Umpan balik. Diskusi. Presentasi dan evaluasi terhadap peserta didik
menghasilkan umpan balik yang berharga. Hal ini mendorong ke arah
pembelajaran berdasarkan pengalaman.
8) Keterampilan umum. PJBL dilkembangkan tidak hanya pada
keterampilan pokok dan pengerahuan saja, tetapi juga mempunyai
pengaruh besar terhadap keterampilan mendasar seperti pemecahan
masalah, kerja kelompok, dan self menegement
9) Driving question. PJBL difokuskan pada pertanyaan atau permsalahan
yang memicu peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan dengan
konsep, prinsip, dan ilmu pengetahuan yang sesuai
10) Constructive investigation. PJBL sebagai titik pusat, proyek harus
disesuaikan dengan pengetahuan peserta didik.
11) Autonomy. Proyek menjadikan aktivitas peserta didik yang penting.
Blumenfeld mendeskripsikan model pembelajaran berbasis proyek
berpusat pada prose relatif berjangka waktu, unit pembelajaran
bermakna.37

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa prinsip

model pembelajaran project based learning adalah pembelajaran ini

menekankan bahwa pembelajaran harus berpuat pada peserta didik karena

model pembelajaran ini menggunakan masalah yang mungkin dialami pada

kehidupan nyata yang sudah ditentukan tema dan topiknya, kemudian

dilakukan eksperimen atau penelitian supaya dapat menghasilkan produk

nyata sesuai dengan kemampuan peserta didik tersebut, supaya peserta didik

dapat menyelesaikan permasalahan dengan konsep, prinsip, dan ilmu

pengetahuan yang sesuai, sehingga menjadi lebih bermakna.

Selain itu ada pula tahapan project based learning yang dapat dilakukan

menurut Sani ada enam tahapan yaitu:


37
Ibid, hal.323
21

(1) Penyajian permasalahan; (2) Membuat perencanaan; (3) Menyusun

penjadwalan; (4) Memonitor pembuatan proyek; (5) Melakukan penilaian;

(6) Evaluasi”.38

j) Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Project Based

Learning

Menurut Daryanto Keunggulan penerapan model project based learning:

1) Peserta didik untuk belajar mendorong kemampuan mereka untuk


melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu dihargai;
2) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah;
3) Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan
problem-problem yang kompleks;
4) Meningkatkan kolaborasi:
5) Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan
keterampilan komunikasi;
6) Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber;
7) Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik
dalam mengorganisasi proyek dan membuat alokasi waktu dan sumber-
sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas
8) Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara
kompleks dan dirancang berkembang sesuai dunia nyata;
9) Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan
menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan
dengan dunia nyata”39

Meskipun model ini membuat suasana belajar menjadi menyenangkan

memberi pengalaman peserta didik untuk mengorganiasi proyek sehingga

dapat meningkatkan keaktifan, melatih kerjasama dan meningkatkan

kemampuan memecahkan masalah, namun model pembelajaran ini juga

memiliki kelemahan yang dijelaskan Daryanto dan Raharjo yaitu:

38
Abdullah Sani Ridwan. Pembelajaran Saintifik Untuk Kurikulum 2013. (Jakarta: Bumi Aksara
2014)hal. 181
39
Daryanto, Mulyo Raharjo. Model Pembelajaran Inovatif. (Yogyakarta: Gava Media 2012) hal. 162
22

1) Membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah dan


menghasilkan produk;
2) Membutuhkan biaya yang cukup;
3) Membutuhkan guru yang terampil dan mau belajar;
4) Membutuhkan fasilitas, peralatan, dan bahan yang memadai;
5) Tidak sesuai untuk peserta didik yang mudah menyerah dan tidak
memiliki pengetahuan serta keterampilan yang dibutuhkan;
6) Kesulitan melibatkan semua peserta didik dalam kerja kelompok”.40

Sejalan dengan pendapat di atas, menurut Widiasworo dalam pelaksanaan

pembelajaran berbasis proyek tidak lepas dari segala hambatan dan kendala.

Hambatan dan kendala tersebut mencerminkan bahwa masih ditemukannya

beberapa kelemahan dari model pembelajaran ini, antara lain sebagai

berikut:

1) Pembelajaran berbasis proyek memerlukan banyak waktu yang harus


disediakan untuk menyelesaikan permasalahan yang kompleks
2) Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan karena menambah
biaya untuk memasuki sistem baru
3) Banyak instruktur merasa nyaman dengan kelas tradisional, dimana
instruktur memgang peran utama di kelas. Ini merupakan tradisi yang
sulit, terutama bagi instruktur yang kurang atau tidak menguasai
teknologi
4) Banyaknya peralatan yang harus disediakan. Oleh kerana itu, disarankan
untuk menggunakan team teaching dalam pembelajaran
5) Peserta didik memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan
informasi akan mengalami kesulitan
6) Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja
kelompok41.

Kelebihan model pembelajaran project based learning dari penjelasan

para ahli di atas yaitu diantaranya dapat meningkatkan motivasi belajar

peserta didik, membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil

memecahkan problem-problem kompleks, meningkatkan kolaborasi peserta

40
Daryanto, Mulyo Raharjo. Model Pembelajaran Inovatif. (Yogyakarta: Gava Media 2012) hal 163

41
Erwin,Widiasworo, Inovasi Pembelajaran. ( Yogyakarta:In Media, 2019) hal. 27
23

didik, dan memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan

praktik dalam mengorganisasi proyek. Namun dari kelebihan- kelebihan

tersebut juga terdapat beberapa kekurangan. Kekurangan dari model

pembelajaran project based learning antara lain memerlukan banyak waktu

yang harus disediakan untuk menyelesaikan permasalahan yang kompleks,

memerlukan biaya yang lebih besar dibanding dengan model pembelajaran

lain, ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja

kelompok, dan apabila topik yang diberikan pada masing masing kelompok

berbeda, dikhatirkan peserta didik tidak memahami topik secara keseluruhan.

Akan tetapi dari beberapa kekurangan tersebut pasti dapat dicari solusinya

yaitu dengan membatasi waktu peserta didik dalam menyelesaikan proyek,

meminimalisir biaya dengan cara menggunakan peralatan sederhana yang

terdapat dilingkungan sekitar dan memilih lokasi penelitian yang mudah

dijangkau.

k) Langkah-langkah Model Pembelajaran Project Based Learning

Secara umum langkah model pembelajaran project based learning:

Tahap 1: Penentuan Proyek Penyampaian topik dalam teori oleh pendidik

kemudian disusul dengan kegiatan pengajuan pertanyaan oleh


24

peserta didik mengenai bagaimana memecahkan masalah. Selain

mengajukan pertanyaan peserta didik juga harus mencari langkah

yang sesuai dengan dalam pemecahan masalahnya.

Tahap 2: Perencanaan Langkah-langkah Penyelesaian Proyek Pendidik

melakukan pengelompokkan terhadap peserta didik sesuai dengan

prosedur pembuatan proyek. Pada kd menerapkan komunikasi

efektif kehumasan menunjukkan ketidaktuntasan pada ranah

kognitif. Kemudian peserta didik melakukan pemecahan masalah

melalui kegiatan diskusi bahkan terjun langsung dalam lapangan.

Tahap 3: Penyusunan Jadwal Pelaksanaan Proyek Melakukan penetapan

langkah- langkah serta jadwal antara pendidik dan peserta didik

dalam penyelesaian proyek tersebut. Setelah melakukan batas

waktu maka peserta didik dapat melakukan penyusunan langkah

serta jadwal dalam realisasinya.

Tahap 4: Penyelesaian Proyek dengan Fasilitas dan Monitoring Guru

Pemantauan yang dilakukan oleh pendidik mengenai keaktifan

peserta didik ketika menyelesaikan proyek serta realisasi yang

dilakukan dalam penyelesaian pemecahan masalah. Peserta didik

melakukan realisasi sesuai dengan jadwal proyek yang telah

ditetapkan.

Tahap 5: Penyusunan Laporan dan Presentasi/Publikasi Hasil Proyek

Pendidik melakukan diskusi dalam pemantauan realisasi yang

dilakukan pada peserta didik. Pembahasan yang dilakukan


25

dijadikan laporan sebagai bahan untuk pemaparan terhadap orang

lain.

Tahap 6: Evaluasi Proyek dan Proyek Hasil Proyek Pendidik melakukan

pengarahan pada proses pemaparan proyek tersebut, kemudian

melakukan refleksi serta menyimpulkan secara garis besar apa

yang telah diperoleh melalui melalui lembar pengamatan dari

pendidik.

Sedangkan Langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran project

based learning menurut Mulyasa adalah sebagai berikut:

1) Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek. Tahap ini sebagai


langkah awal agar peserta didik mengamati lebih dalam terhadap
pertanyaan yang muncul dari fenomena yang ada
2) Mendesain perencanaan proyek. Sebagai langkah nyata menjawab
pertanyaan yang ada disusunlah suatu perencanaan proyek bisa
melalui percobaan
3) Menyusun jadwal sebagai langkah nyatadari sebuah proyek.
Penjadwalan sangat penting agar proyek yang dikerjakan sesuai
dengan waktu yang tersedia dan sesuai dengan target
4) Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek. Peserta didik
mengevaluasi proyek yang sedang dikerjakan42.

Langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran project based

learning menurut modul Widiarso, E adalah sebagai berikut :

42
Mulyasa, Pengembangan Model-Model Pembelajaran. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014).
hal.145
26

Gambar 2.1 Model Pembelajaran project based learning

Langkah –langkah pelaksanaan model pembelajaran project based

learning penjelasannya adalah sebagai berikut :

1) Penentuan pertanyaan mendasar


Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial yaitu pertanyaan yang
dapat memberi penugasan kepada peserta didik dalam melakukan suatu
aktivitas. Topik penugasan sesuai dengan dunia nyata yang relevan untuk
peserta didik. dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam.
2) Mendesain perencanaan proyek
perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan peserta didik.
Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa memiliki atas
proyek tersebut. Perencanaan ini berisi tentang
Aturan main pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab
pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek, dan
mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu
penyelesaian proyek.
3) Menyusun jadwal
Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam
menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:
a) Membuat timeline (alokasi waktu) untuk menyelesaikan proyek.
b) Membuat deadline (batas waktu akhir) penyelesaian proyek.
c) Membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru.
d) Membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak
berhubungan dengan proyek.
e) Meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang
pemilihan.
4) Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek
Guru bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas
peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan
cara menfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain guru
27

berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah


proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan
aktivitas yang penting.
5) Menguji hasil
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian
standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta
didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah
dicapai peserta didik, membantu guru dalam menyusun strategi
pembelajaran berikutnya.
6) Mengevaluasi pengalaman Pada akhir pembelajaran, guru dan peserta didik
melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah
dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun
kelompok. 43

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

project based learning dimulai dengan pertanyaan yang dapat memberi

penugasan kepada peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Pertanyaan

tersebut harus relevan dengan masalah yang mungkin dialami oleh peserta

didik di kehidupan nyata. Dari permasalahan tersebut kemudian dibentuk

kelompok kecil, dimana kelompok tersebut akan mendesain perencanaan

proyek dan menyusun jadwal guna menyelesaikan proyek tersebut. Peran

guru disini adalah untuk memonitor pekerjaan peserta didik, menguji hasil

dan mengevaluasi hasil pekerjaan peserta didik.

2. Pengertian Prestasi Belajar Peserta Didik

43
Widiarso, Erwin, Inovasi Belajar Berbasis Life Skill. (Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2017). hal. 151
28

Menurut Winkel dalam Sunarto mendefinisikan prestasi belajar sebagai

suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang peserta didik dalam

melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya”. 44

Menurut Purwanto prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam

usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam hasil belajar”.45 Sedangkan

menurut Djamarah mengatakan prestasi belajar adalah hasil dari suatu kegiatan

yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara

kelompok”.46

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan prestasi belajar adalah

suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang peserta didik usaha

belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam hasil belajar yang telah dikerjakan,

diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Syaodih mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar sebagai berikut :

1) Faktor-faktor dari dalam individu, yang meliputi aspek jasmani

mencakup kondisi dan kesehatan jasmani, aspek rohaniah menyangkut

kondisi psikis, kemampuan intelektual, sosial, psikomotorik serta

kondisi afektif dan kognitif dari individu, kondisi intelektual

menyangkut tingkat kecerdasan, bakat-bakat, baik bakat sekolah

maupun bakat pekerjaan, dan kondisi sosial menyangkut hubungan

44
Sunarto. Perkembangan Peserta Didik. (Jakarta: Rineka Cipta, 2009)hal.162
45
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar. (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2016 hal. 28
46
Djamarah,S.b. Zain. A. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rineka Cipta 2010) hal. 19
29

peserta didik dengan orang lain, baik guru, teman, orang tua, maupun

orang-orang lainnya”.47

2) Faktor faktor lingkungan ( keluarga, sekolah dan masyarakat).

Suryabrata mengklasifikasikan faktor - faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar meliputi;

a) Faktor yang berasal dari luar diri, terdiri dari; faktor non sosial

seperti udara, suhu, cuaca, waktu, tempat, alat-alat yang dipakai belajar,

dan faktor sosial seperti faktor manusia)

b) Faktor yang berasal dari dalam diri (internal) terdiri dari: (a) Faktor

Fisiologis seperti jasmani, dan (b) Faktor Psikologis seperti perhatian,

pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan, berpikir, dan motif. Indikator

yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa prestasi

belajar dapat dinyatakan berhasil apabila memenuhi ketentuan

kurikulum yang disempurnakan. Pada dunia pendidikan, pengukuran

prestasi belajar sangat diperlukan. Untuk mengetahui prestasi belajar

dapat dilakukan dengan cara memberikan penilaian atau evaluasi

dengan tujuan supaya peserta didik mengalami perubahan secara positif.

Kegiatan pengukuran prestasi belajar dapat dilakukan dengan cara

memberi penilaian atau evaluasi.”48

4. Materi Pokok Pertumbuhan Ekonomi

a) Pengertian Pertumbuhan Ekonomi


47
Sukmadinata Syaodih Nana, Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung: PT: Remaja
Rosdakarya, 2013) hal.162
48
Suryabrata,Sumadi. Hasil Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada,2011) hal. 233
30

Menurut Sukirno, pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan

dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan

dalam masyarakat bertambah dan keakmuran masyarakat meningkat.

Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah

makroekonomi dalam jangka panjang dari satu periode ke periode lainnya.

Sedangkan menurut Lincolin Arsyad, pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai

kenaikan gross domestic product (GDP)/ gross national product (GNP) tanpa

memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat

pertumbuhan penduduk, atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau

tidak.

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan

pembangunan dalam suatu perekonomian. Kemajuan suatu perekonomian

ditentukan oleh besarnya pertumbuhan yang ditunjukan oleh perubahan

output nasional. Adanya perubahan output dalam perekonomian merupakan

analisis ekonomi jangka pendek.

Secara umum teori tentang pertumbuhan ekonomi dapat di kelompokan

menjadi dua, yaitu teori pertumbuhan ekonomi klasik dan teori pertumbuhan

ekonomi modern. Pada teori pertumbuhan ekonomi klasik, analisis di

dasarkan pada kepercayaan dan efektivitas mekanisme pasar bebas. Teori ini

merupakan teori yang dicetuskan oleh para ahli ekonomi klasik antara lain

Adam Smith, David Ricardo.

Menurut Harrod Domar bahwa teori ekonomi merupakan salah satu teori

pertumbuhan ekonomi modern, teori ini menekankan arti pentingnya


31

pembentukan investasi bagi pertumbuhan ekonomi. Semakin tinggi investasi

maka akan semakin baik perekonomian, investasi tidak hanya memiliki

pengaruh terhadap permintaan agregat tetapi juga terhadap penawaran

agregat melalui pengaruhnya terhadap kapasitas produksi. Dalam perspektif

yang lebih panjang investasi akan menambah stok kapital”.49

Menurut Ali Ibrahim Hasyim pertumbuhan ekonomi dapat diartikan

sebagai proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara

berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.

Ada tiga komponen dasar yang diperlukan dalam pertumbuhan ekonomi suatu

bangsa; (1) Meningkatnya secara terus menerus persediaan barang; (2)

teknologi maju sebagai faktor utama yang menentukan drajat pertumbuhan

dalam menyediakan aneka ragam barang kepada penduduknya; (3)

penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan penyesuaian di

bidang kelembagaan dan ideologi, sehingga iovasi yang dihasilkan oleh

IPTEK umat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat”.50

Sedangkan menurut Todaro pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan

kapasitas jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan

berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas

tersebut dimungkinkan oleh adanya kamajuan atau penyesuaian-

49
Ahmad Ma’aruf dan Latri Wihastuti, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Determinan dan
Prospeknya,( Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan, Volume 9, Nomor 1, April 2008) hal. 44
50
Rahardjo Adisasmita, Teori-Teori Pembangunan Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi dan
Pertumbuhan wilayah, cetakan pertama (Yogyakarta:Graha Ilmu, 2013) hal.4
32

penyesuaian teknologi, intitusional dan ideologi terhadap berbagai keadaan

yang ada”.51

Perkembangan ekonomi mengandung arti yang lebih luas serta

mencakup perubahan pada susunan ekonomi masyarakat secara menyeluruh.

Pembangunan ekonomi pada umunya didefinisikan sebagai suatu proses

yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil perkapita penduduk suatu

negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem

kelembagaan.

Menurut Lincolin Arsyad bahwa Pembangunan ekonomi merupakan


suatu proses yang terjadi terus menerus, usaha untuk menaikkan
pendapatan perkapita, kenaikan pendapatan perkapita harus terus
berlangsung dalam jangka panjang dan yang terakhir perbaikan sistem
kelembagaan disegala bidang (misalnya ekonomi, politik, hukum,
sosial, dan budaya). Sistem ini bisa ditinjau dari dua aspek yaitu: aspek
perbaikan dibidang organisasi (institusi) dan perbaikan di bidang
regulasi baik legal formal maupun informal”.52

Dari berbagai teori pertumbuhan yang ada yakni teori Harold Domar,

Neoklasik, Solow, dan teori endogen oleh Romer bahwasanya terdapat tiga

faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi. Ketiganya

adalah:

a) Akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi

baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau

sumber daya manusia; b) Pertumbuhan penduduk, yang beberapa tahun

selajutnya akan memperbanyak jumlah angkatan kerja. c) Kemajuan

51
Michael Todaro, Pembangunan Ekonomi Di dunia Ketiga (Jakarta: Erlangga, 2010) hal.44
52
Lincolin Arsyad, Ekonomi Pembangunan, (Yogyakarta: Universitas Sanata Darma, 2009)hal.
12.
33

teknologi”53.

Menurut Harold Domar bahwa pembangunan daerah dilaksanakan untuk

mencapai tiga tujuan penting yaitu:

1. Pertumbuhan (growth), tujuan yang pertama adalah pertumbuhan


ditentukan sampai dimana kelangkaan sumber daya dapat terjadi
atas sumber daya manusia, peralatan, dan sumber daya alam dapat
dialokasikan secara maksimal dan dimanfaatkan untuk
meningkatkan kegiatan produktif.
2. Pemerataan (equity), dalam hal ini mempunyai implikasi dalam
pencapaian pada tujuan yang ketiga, sumber daya dapat
berkelanjutan maka tidak boleh terfokus hanya pada satu daerah
saja sehingga manfaat yang diperoleh dari pertumbuhan dapat
dinikmati semua pihak dengan adanya pemerataan.
3. Berkelanjutan (sustainability), sedangkan tujuan berkelanjutan,
pembangunan daerah harus memenuhi syarat-syarat bahwa
penggunaan sumber daya baik yang ditransaksikan melalui sistem
pasar maupun diluar sistem”.54

b) Teori Pertumbuhan Ekonomi

Menurut ahli-ahli ekonomi klasik, ada empat faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu jumlah penduduk, jumlah stok

barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, dan tingkat teknologi

yang digunakan. Walaupun pertumbuhan ekonomi tergantung kepada banyak

faktor, para ahli ekonomi klasik menumpahkan perhatiannya kepada pengaruh

pertambahan penduduk. Menurut Smith, sumber daya alam yang tersedia

merupakan wadah

yang paling mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat. Jumlah

sumber daya alam yang tersedia merupakan “batas maksimum” bagi

53
Harold, D. Laswell, Dinamika Komunikasi Ekonomi, Bandung: Remaja Rosdakarya) hal. 47
54
Fitrah afrizal, Analisis Pengaruh Tingkat Investasi, Belanja Pemerintah dan Tenaga Kerja
Terhadap PDRB di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2001-2011, (Makasar) hal.12.
34

pertumbuhan suatu perekonomian. Maksudnya, jika sumber daya ini belum

digunakan sepenuhnya, maka jumlah penduduk dan stok modal yang ada yang

memegang peranan dalam pertumbuhan output. Tetapi pertumbuhan outut

tersebut akan berhenti jika semua sumberdaya alam tersebut telah digunakan

secara penuh. Sumber daya insani mempunyai peranan yang pasif dalam

proses pertumbuhan output. Maksudnya, jumlah penduduk akan

menyesuaikan diri dengan kebutuhan akan tenaga kerja dari suatu masyarakat.

Sedangkan stok modal menurut Smith, merupakan unsur produksi yang secara

aktif menentukan tingkat output. Peranannya sangat sentral dalam proses

pertumbuhan output. Jumlah dan tingkat pertumbuhan output tergnatung pada

laju pertumbuhan stok modal (sampai “batas maksimum” dari sumber daya

alam).

c) Indikator Pertumbuhan Ekonomi

Sebagaimana teori yang dikemukakan oleh Rahardjo Adisasmita, dalam

bukunya mengatakan bahwa ada beberapa indikator yang dapat dijadikan

sebagai tolak ukur untuk melihat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah

adalah sebagai berikut:

1) Ketidak Seimbangan Pendapatan

Dalam keadaan yang ideal, di mana pendapatan dengan mutlak

didistribusikan secara adil, 80 persen populasi terbawah akan menerima 80

persen dari total pendapatan, sedangkan 20 persen populasi teratas

menerima 20 persen total pendapatan. Menurut Perserikatan Bangsa- Bangsa

(PBB), susunan pengelompokan penduduk dibagi tiga, yaitu 40 persen


35

populasi terendah, 40 persen populasi sedang, dan 20 persen populasi

teratas. Indikator ketidak seimbangan pendapatan dapat diterapkan untuk

menilai keberhasilan pembangunan ekonomi di suatu wilayah.

2) Perubahan Struktur Perekonomian

Dalam masyarakat yang maju, pembangunan ekonomi yang

dilaksanakan akan mengakibatkan perubahan struktur perekonomian,

dimana terjadi kecendrungan bahwa kontribusi (peran) sektor petanian

terhadap nilai PDRB akan menurun, sedangkan kontribusi sektor industri

akan meningkat. Sektor industri memiliki peranan sangat penting dalam

pembangunan nasional dan regional, sektor industri dapat menyediakan

lapangan kerja yang luas, memberikan peningkatan pendapatan kepada

masyarakat, menghasilkan devisa yang dihasilkan dari exspor. Oleh karena

itu, perekonomian suatu wilayah harus di orientasikan selain sektor

pertanian, tetapi harus pula diorientasikan kepada sektor industri.

3) Pertumbuhan Kesempatan Kerja

Masalah ketenagakerjaan dan kesempatan kerja merupakan salah satu

masalah yang stategis dan sangat mendesak dalam pembangunan di

Indonesia. Penduduk Indonesia yang berjumlah lebih dari 240 jiwa, tingkat

pengangguran cukup tinggi dan cenderung bertambah luas akibat krisis

financial Negara-negara di dunia. Untuk mengatasi krisis ekonomi yang

sangat luas tersebut, diperlukan peranan pemerintah. Salah satu langkah

strategis yang ditempuh adalah pembangunan prasarana (misalnya jalan).

Pembangunan jalan yang menjangkau ke seluruh kantong-kantong produksi,


36

akan mendorong peningkatan produksi berbagai komoditas sektor pertanian

dalam arti luas (meliputi tanaman pangan, perkebunan, perikanan,

peternakan, dan kehutanan) serta barang-barang hasil industri.

Pembangunan prasarana dan sarana transportasi akan menunjang

berkambangnya berbagai kegiatan di sektor-sektor lainnya (pertanian,

perdagangan, industri, pariwisata dan lainnya).”55

4) Tingkat dan Penyebaran Kemudahan

Dalam hal ini “kemudahan” diartikan sebagai kemudahan bagi

masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya, baik pemenuhan kebutuhan

hidup sehari-hari (seperti sandang, pangan, papan, memperoleh pelayanan

pendidikan dan kesehatan, kesempatan melakukan ibadah, rekreasi dan

sebagainya), maupun pemenuhan kebutuhan untuk dapat melakukan

kegiatan usaha misalnya mendapatkan bahan baku, bahan penolong, suku

cadang, listrik, air bersih, dan jasa-jasa seperti jasa angkutan, pemasaran,

perbankan dan lainnya).

5) Produk Domestik Regional Bruto

Salah satu konsep yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi

regional (wilayah) adalah konsep Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB). PDRB merupakan ukuran prestasi (keberhasilan) ekonomi dari

seluruh kegiatan ekonomi.

55
Rahardjo Adisasmita, Pertumbuhan Wilayah dan Wilayah Pertumbuhan,
(yogyakarta: Graha Ilmu, 2014) hal. 91.
37

Salah satu indikator untuk melihat pertumbuhan ekonomi di suatu

wilayah adalah dengan menggunakan data Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB). Menurut definisi, PDRB adalah jumlah seluruh nilai barang

dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah

(regional) tertentu dalam waktu tertentu tanpa melihat faktor kepemilikan.

Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah diperoleh dari kenaikan PDRB atas

dasar harga konstan yang mencerminkan kenaikan produksi barang dan jasa

dari tahun ke tahun.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) ada tiga cara perhitungan PDRB

dapat diperoleh melalui tiga pendekatan, yaitu pendekatan produksi,

pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran”.56

a) Pendekatan produksi

PDRB menurut pendekatan produksi adalah jumlah nilai

barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi suatu

wilayah dalam jangka waktu tertentu. Unit-unit produksi tersebut

dikelompokan menjadi Sembilan sektor lapangan usaha yaitu:

1) Pertanian; 2)Pertambangan dan Penggalian; 3)Industri

Pengolahan; 4) Listrik, gas, dan air bersih; 5) Bangunan dan

Konstruksi; 6) Perdagangan, hotel dan restoran; 7) Pengangkutan dan

komunikasi; 8) Jasa keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; 9)

dan jasa lainnya.”57

56
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2011, hal. 7.
57
Katalog BPS, PDRB Tahun 2010, hal. 3.
38

b) Pendekatan Pengeluaran

PDRB menurut pendekatan pengeluaran adalah

penjumlahan semua komponen permintaan akhir dari:

(1)Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta

yang tidak mencari untung (nirlaba); (2) Konsumsi pemerintah;

(3) Pembentukan modal tetap domestik bruto (investasi) dalam

jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun); (4) Pembentukan

stok; (5) Ekspor netto (exspor dikurang impor)”. 58

c) Pendekatan pendapatan

PDRB menurut pendekatan pendapatan adalah jumlah balas

jasa yang diterima oleh faktor yang ikut serta dalam proses produksi

disuatu wilayah dalam jangka waktu tertentu Balas jasa faktor

produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga

modal, dan keuntungan.

Untuk memudahkan pemakaian data, maka hasil perhitungan

PDRB disajikan menurut sektor ekonomi/lapangan usaha yang

dibedakan menjadi dua macam yaitu: PDRB atas dasar harga berlaku

(ADHB) menggambarkan jumlah nilai tambah barang dan jasa yang

dihitung menggunakan harga yang berlaku pada tahun berjalan.

c) Faktor Pertumbuhan Ekonomi

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi

secara umum, antara lain:


58
Ibid, hal . 5.
39

(1)Sumber daya alam; (2) Jumlah dan mutu pendidikan penduduk;

(3)Ilmu pengetahuan dan teknologi;(4)Sistem sosial; (5) Pasar.59

d) Indikasi Pertumbuahan Ekonomi

Dalam pertumbuhan ekonomi mempunyai pengertian yang

berbeda. Pertumbuhan ekonomi harus berdasarkan nilai-nilai dan

ketentuan yang berlaku. Hal tersebut tidak menafikan eksistensi usaha

dan pemikiran untuk mengejar segala ketinggalan yang disesuaikan

dengan prinsip. Sama halnya dengan konsep konvensional, dalam

pertumbuhan ekonomi. Todaro mengemukakan bahwa, persyaratan

umum pertumbuhan ekonomi ada 3 (tiga) yaitu: a) Akumulasi modal,

termasuk akumulasi modal baru dalam bentuk tanah, peralatan fisik dan

sumber daya manusia,b) Perkembangan penduduk yang dibarengi dengan

pertumbuhan tenaga kerja dan keahliannya, c) Kemajuan teknologi.

Akumulasi modal akan berhasil apabila beberapa bagian atau proporsi

pendapatan yang ada ditabung dan diinvestasikan untuk memperbesar

produk (output) dan pendapatan dari kemudian hari.

59
Laurensius Julian PP, Op.Cit, hal. 115.
40

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian-penelitian terdahulu yang sejenis dapat digunakan sebagai

referensi dalam membantu kelancaran proses penelitian. Penelitian sejenis yang

penulis gunakan dalam referensi penelitian dalam tabel 2.1 di bawah ini.

Tabel 2.1 Tiga Kajian Penelitian Yang Relevan Dari Jurnal Penelitian Yang

Berbeda

No. Nama Peneliti Judul Peneliti Hasil penelitian

Pengaruh Model Pembelajaran


1. Hidayatul Hidayah Dari penelitian ini
Project Based Learning
(2009/2010) disimpulkan bahwa
Terhadap Ketuntasan Belajar
penggunaan Model
Peserta Didik Pada Mata
Pembelajaran project
Pelajaran Ekonomi Kelas XI
based learning Untuk
MAN 1 Mataram Tahun
meningkatkan
Pelajaran 2016/2017
ketuntasan belajar

ekonomi di

kategorikan baik

dengan persentase

Sumber: http://journal.unesa.ac.id/
41

indexs.php/jpap.
83,40 %.

2. Asnawi Rosadi Peran guru dalam memberikan Dari penelitian ini

Harahap (2015-2016) motivasi terhadap prestasi disimpulkan bahwa

belajar bidang studi ekonomi Peran guru dalam

pada materi pokok memberikan energi

ketenagakerjaan peserta didik di dan semangat

kelas X SMA Negeri 1 Batang terhadap kreativitas

Angkola Tahun Pelajaran 2016- belajar di kategorikan

2017. baik dengan

persentase 81,50 %.
Sumber:

https:///
jurnaltarbiyah.uinsu.ac.idtarbiy
ah//article.html

3. Khairina (2020- Pengaruh model pembelajaran Dari Hasil penelitian

2021) project based learning terhadap menunjukkan bahwa

hasil belajar peserta didik model pembelajaran

Bidang Studi Biologi di Kelas X project based

Akselerasi SMA Negeri 1 learning dapat

Surakarta Tahun Pelajaran meningkatkan hasil

2020/2021. belajar peserta didik di

Kelas X Akselerasi

SMA Negeri 1
42

Surakarta Tahun

Pelajaran 2020//2021

di kategorikan baik

dengan persentase
Sumber: //https:journal.uny.ac.id/
index.php//jptk/article// 78.90%.
view9461/7615

C. Kerangka Pikir

Sugiyono mengatakan kerangka berfikir adalah model konseptual tentang

bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi

sebagi masalah yang penting”.60 Sedangkan menurut Kosasih mengatakan

kerangka berfikir adalah dasar pemikiran yang mencakup penggabungan antara

teori, fakta, observasi, serta kajian pustaka yang nantinya dijadikan landasan

dalam melakukan karya tulis ilmia”.61

Dalam kurikulum 2013 diharapkan pembelajaran di kelas berlangsung secara

menyenangkan dan melibatkan peserta didik dalam memecahkan sebuah masalah,

Dengan diberlakukannya kurikulum 2013 diharapkan pendidik senantiasa

berusaha untuk meningkatkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.

Peserta didikpun diarahkan untuk dapat mengembangkan kemampuannya sendiri

secara percaya diri dengan bimbingan pendidik. Pendidikpun di tuntut untuk

60
Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif. (Bandung:Alfabeta.2008) hal.95
61
Kosasih, Strategi Belajar danPembelajaran Implementasi. (Bandung: Yrama Widya.
2014) hal.171
43

memiliki kreativitas yang tinggi dalam melaksanakan proses pembelajaran agar

prestasi belajar peserta didik meningkat, karena pemahaman dapat berfungsi

sebagai pendorong usaha pencapaian prestasi belajar. Salah satu perangsang yang

dapat memacu prestasi belajar terhadap materi pertumbuhan ekonomi yaitu dengan

menerapkan model pembelajaran project based learning.

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, bahwa dengan

pengalaman langsung melalui pengaruh model pembelajaran project based

learning terhadap prestasi belajar peserta didik pada materi pokok pertumbuhan

ekonomi, yaitu peserta didik dapat menghubungkan konsep-konsep pengetahuan

yang ada di pikirannya kemudian menuangkannya dalam bentuk proyek dengan

materi pokok pertumbuhan ekonomi dan pada akhirnya dapat meningkatkan

prestasi belajar.

Gambar 2.2
Model Pembelajaran Prestasi Belajar
Project Based Learning Peserta Didik

(Variabel X) (Variabel Y)

D. Hipotesis

Menurut pendapat Sudjana bahwa: “Hipotesis adalah suatu asumsi atau

dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan itu yang sering

dituntut untuk melakukan pengecekannya”.62

Menurut Sukardi mengemukakan bahwa: “Suatu hipotesis dikatakan baik

apabila di dalamnya terdapat ciri-ciri yaitu :


62
Sudjana, Metode Statistika,( Bandung : Tarsito, 2015) hal. 219.
44

1) Dapat diterima oleh akal sehat; 2) Konsisten dengan teori atau fakta yang

telah diketahui; 3) Rumusannya dikatakan sedemikian rupa sehingga dapat

diuji dan ditemukan kebenarannya; 4)Dikatakan oleh perumusan sederhana

dan jelas”.63

Dari kerangka berpikir yang telah penulis uraian di atas maka penulis

merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut hipotesis merupakan dugaan

sementara atas pengaruh suatu variabel dengan variabel lainnya yang perlu diuji

kebenarannya. Melalui analisa data yang dikumpulkan oleh peneliti. Hipotesis

dalam penelitian ini adalah:

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran di atas, maka dapat

dirumuskan hipotesis tindakan yaitu : “Ada pengaruh model pembelajaran Project

Based Learning terhadap prestasi belajar materi pokok pertumbuhan ekonomi

peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Tambangan Kabupaten Mandailing Natal

Tahun Pelajaran 2022-2023”.

63
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2007)hal. 42
45

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1). Tempat Penelitian

Menurut Hamid Darmadi tempat penelitian adalah tempat dimana proses studi

yang digunakan untuk memperoleh pemecahan masalah penelitian berlangsung”.64.

Adapun tempat penelitian ini adalah di SMA Negeri 1 Tambangan, yang

beralamat di Desa Laru Lombang, Kelurahan Laru Lombang, Kecamatan

Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal.

2). Waktu Penelitian

Menurut Wiratna Sujarweni waktu penelitian adalah tanggal, bulan, dan tahun

dimana kegiatan penelitian dilakukan”.65

Penelitian ini direncanakan sejak dikeluarkannya surat izin penelitian lebih

kurang 3 bulan dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas

64
Hamid, Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan,( Bandung: Alfabeta,2011) hal 52
65
Sujarweni V Wiratna, Metode Penelitian ; Lengkap, Praktis dan Mudah di Pahami, (Yogyakarta:
Pustaka Baru Press, 2011) hal 74
46

Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS) Padang Sidimpuan.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk melihat

pengaruh antara dua variabel atau lebih. Menurut Sugiyono “Penelitian asosiatif

adalah rumusan masalah yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel

atau lebih”.66

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning sebagai Variabel

Independen (X)

2. Prestasi belajar sebagai Variabel Dependen (Y).

C. Populasi dan Sampel

1). Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti. Pendapat ini senada

dengan yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto: “Populasi adalah keseluruhan

66
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung; Alfabeta, 2008) hal. 57
47

subjek penelitian”.67 Sugiyono mengatakan “populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.68

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah

keseluruhan subjek yang akan dijadikan sebagai objek penelitian.

Dalam hal ini populasinya adalah seluruh peserta didik kelas XI SMA Negeri 1

Tambangan yang terdiri dari empat kelas yang berjumlah 124 peserta didik.

Populasi peserta didik Kelas XI SMA Negeri 1 Tambangan Tahun Pelajaran 2022-

2023.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian SMA Negeri 1 Tambangan Tahun Ajaran

2022-2023

No. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. XI MIA-1 15 15 30

2. XI MIA-2 18 16 34

3. XI IIS-1 14 16 30

4. XI 1IS-2 15 15 30

Total 63 61 124

Sumber: Tata Usaha SMA Negeri 1 Tambangan Tahun Ajaran 2022-2023

2). Sampel

67
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta,
2009)hal.30
68
Sugiyono, Metode penelitian pendidikan,(Bandung:Alfabeta, 2008) hal.58
48

Menurut Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa: “Sampel adalah sebagian

atau wakil dari populasi yang diteliti.” 69 Sampel juga merupakan sebagian dari

populasi yang disajikan sebagai sumber data didalam suatu penelitian ilmiah.

Sampel dalam penelitian diambil dengan menggunakan teknik Claster Random

Sampling, yakni mengambil 1(satu) kelas secara acak dari 4 kelas yaitu kelas XI

IIS-1 seperti yang dikemukakan oleh Sumadi Suryabrata, sebagai berikut: “Di

antara berbagai teknik penentuan sampel yang dianggap paling baik adalah

penentuan sampel secara Claster Random Sampling (rambang).”70 Kebaikan tidak

hanya terletak pada teori yang mendasarinya tetapi juga pada bukti empiris.

Berdasarkan kutipan diatas, maka penulis menetapkan sampel dalam penelitian

ini adalah peserta didik kelas XI IIS-1 yang berjumlah 30 peserta didik. Adapun

nama-nama peserta didik yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.2. Nama – Nama Sampel Penelitian Peserta didik kelas XI IIS-1 SMA

Negeri 1 Tambangan Tahun Pelajaran 2022 – 2023.

NO NISN NAMA PESERTA DIDIK KETERANGAN

001549899 Abdul Hamid Lubis


Laki-laki
1 5

002089518 Aida Lubis


Perempuan
2 9

3 002101039 Alda Nasution Perempuan

69
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, hal. 250
70
Sumardi Suryabrata, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005,hal. 91
49

000731694 Andi Riansyah


Laki – laki
4 1

003770053 Aisyah Khoiriah Nst


Perempuan
5 5

002456775 Ahmat Fauzi


Laki – laki
6 3

000449615 Dian Fadilah


Perempuan
7 3

002161300 Dedi Saputra


Laki – laki
8 4

002261559 Dina Sari


Perempuan
9 3

1 002099455 Elfi Julianti


Perempuan
0 0

1 000623301 Fitri Ramadani


Perempuan
1 7

1 002936189 Fauziah Zahra


Perempuan
2 0

1 003047220 Fitri Wahyuni


Perempuan
3 7
50

1 003007228 Fitri Wahyuni Nst


Perempuan
4 5

1 002057529 Hikmal Gunawan


Laki – laki
5 6

1 002405404 Husin Pulungan


Laki – laki
6 2

1 002829955 Intan Aisyah


Perempuan
7 7

1 002101149 Julham Nasution


Laki – laki
8 4

1 001121195 Muhammad Raikhansyah


Laki – laki
9 0

2 000449956 Muhammad Ridwan


Laki – laki
0 1

2 001763586 Muhammad Tondi


Laki – laki
1 9

2 003011615 Nasyilah Fitri


Perempuan
2 5

2 002093522 Putri Mardina


Perempuan
3 8

2 002405402 Rifki Hmadani


Laki – laki
4 9

2 002430649 Riska Amalia Perempuan


51

5 1

2 002099404 Riski Putra Nasution


Laki – laki
6 1

2 001119372 Risma Khairiah


Perempuan
7 2

2 002099456 Syarifah Aini


Perempuan
8 2

2 003007234 Syifa Naswah


Perempuan
9 0

3 001503204 Sefriana Nasution


Perempuan
0 7

D. Defenisi Operasional

Menurut Syaifuddin Azwar “defenisi operasional adalah suatu definisi mengenai

variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik - karakteristik variabel tersebut

yang dapat diamati”.71

Adapun yang menjadi defenisi operasional :

1. Variabel Independen (bebas) yaitu Model Pembelajaran Project Based

Learning. Project Based Learning adalah model pembelajaran yang berbasis

proyek untuk meningkatkan daya ingat serta kreativitas peserta didik guna
71
Syaifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010) hal, 7
52

untuk peningkatan prestasi belajar peseta didik. Sehingga dari hasil proyek

peserta didik dapat membantu para guru untuk memberikan pembelajaran

yang sesuai dengan kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh peserta

didik.

2. Variabel dependen (terikat) prestasi belajar peserta didik. Prestasi adalah hasil

dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu

maupun secara kelompok. Seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh

lingkungan dimana ia berada, dengan demikian baik perubah di dalam

individu maupun di dalam lingkungan dapat menunjang atau dapat

menghambat upaya kreatif. Prestasi dapat dicapai dengan mengandalkan

kemampuan intelektual, emosional, dan spiritual, serta ketahanan diri dalam

menghadapai situasi segala aspek kehidupan. Karakter orang yang

berprestasi adalah mencintai pekerjaan, memiliki inisiatif dan kreatif, pantang

menyerah, serta menjalankan tugas dengan sungguh-sungguh.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dapat dilakukan untuk

mengumpulkandata yang diperlukan dalam suatu penelitian. Untuk memperoleh

data, fakta dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini peneliti

menggunakan angket. Sebagai upaya dalam pengumpulan data penelitian,

peneliti akan melakukan pendekatan dengan pihak sekolah.

Waktu penyebaran angket sebagai upaya pengumpulan data akan

dimusyawarahkan dengan pihak sekolah, karena memang tidak ada hak peneliti
53

untuk menentukan sendiri waktunya. Bahkan untuk ukuran penyebaran angket

atau peneliti tetap tergantung pada kebijakan pihak sekolah. Penyebaran angket

kemampuan dilaksanakan dikelas. Angket adalah instrumen atau objek dan

bertujuan untuk memperoleh dan mengumpulkan data tentang kedua variabel

yaitu model pembelajaran Project Based Learning sebagai variabel bebas (X)

dan Prestasi belajar sebagai variabel terikat (Y).

1. Angket

Angket digunakan untuk menjaring data tentang teknik peserta didik

mengulang pelajaran ekonomi materi ketenagakerjaan kelas XI MIA 1 SMA

Negeri 1 Tambangan. Burhan Bungin mengemukakan bahwa : “Angket adalah

serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian

dikirim untuk diisi oleh responden”.72

Menurut Riduwan bahwa : “Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan

kepada orang lain yang bersedia memberikan respon (responden) sesuai”.73

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, artinya

angket diberikan langsung kepada responden untuk menjawab pertanyaan.

Lembaran berfikir kreatif peserta didik secara individu menggunakan angket tes

15 pertanyaan dengan alternatif pilihan sebagai berikut :

a = Ya b = Kadang-Kadang c = Tidak

Lembaran bobot nilai alternatif pilihan yang dimaksud adalah :

1) Untuk jawaban a diberikan nilai 3

72
Burhan Bungin, kurikulum dan pelajaran, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka,2009), hal. 123
73
Riduwan, Perencanaan pembelajaran, (Bandung: Pyrama Media,2012) hal. 71
54

2) Untuk jawaban b diberikan nilai 2

3) Untuk jawaban c diberikan nilai 1

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Tentang Penerapan Model Pembelajaran Project

Based Learning

No Indikator No. Item Jumlah

1 Merencanakan pembelajaran 1,2,3,4 4

2 Mencatat materi pelajaran dalam proses 5,6,7,8 4


pembelajaran
3 Mengembangkan atau memerinci suatu 9,10,11,1 4
gagasan (kemampuan elaborasi). 2

4 Memberikan banyak gagasan dan usul 13,14,15 3


dalam suatu masalah.

Jumlah 15

2. Tes Soal

Tes adalah suatu alat yang tersususn sistematis dan sesuai prosedur yang

digunakan untuk mrngukur perilaku tertentu, baik berupa keterampilan,

pengetahuan, bakat, dan lain-lain. Pada umumnya tes yang digunakan untuk

mengukur prestasi hasil belajar peserta didik baik bertebtuk lisan, tulisan maupun

perbuatan. Tes dalam penelitian ini berupa posttest yaitu pilihan ganda ( Multiple

Choice). Tes ini digunakan untuk memperoleh data mengenai prestasi belajar

peserta didik pada mata pelajaran Ekonomi dengan materi pokok pertumbuhan

ekonomi.
55

Untuk memperoleh hasil prestasi belajar peserta didik menggunakan tes berupa

soal pilihan ganda ( Multiple Choice) dengan Option a, b, c dan d dengan jumlah

soal 15 butir soal. Adapun bobot nilai yang ditentukan untuk mengetahui prestasi

belajar peserta didik adalah sebagai berikut:

a) Jika peserta didik menjawab tiap soalnya benar maka diberi skor 6,66.

Penskoran ini diperoleh dengan rumus:

B 1
Skor= X 100= =6 ,66
N 15

Dengan Keterangan:

B= Banyaknya butir soal yang dijawab dengan benar

N= Banyaknya butir soal

b) Jika peserta didik menjawab soal dengan jawaban salah maka diberi

nilai 0.

Tabel 3.4. Kisi-Kisi Soal Tentang Prestasi Belajar Peserta Didik Materi Pokok

Pertumbuhan Ekonomi

No Indikator Soal No. Item Jumlah

1 Teori pertumbuhan ekonomi 1,2,3 3

2 Indikasi pertumbuhan ekonomi 4,5 2


56

3 Perubahan struktur perekonomian 6,7,8,9 4

4 Kesempatan Kerja 10,11 2

5 Faktor pertumbuhan ekonomi 12, 13,14,15 4

Jumlah 15

F. Teknik Analisis Data

Analisis data dapat dipergunakan untuk merangkum apa yang diperoleh,

menilai apakah data tersebut berbasis kenyataan, teliti dan benar serta memberikan

jawaban terhadap pernyataan-pernyataan yang diajukan.

Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui sejauh mana peserta didik

menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan, dan perubahan-perubahan

psikologis apa yang timbul pada diri peserta didik setelah mengalami proses

pembelajaran tertentu.

Untuk menguji tingkat validitas butir soal tes, peneliti menggunakan rumus

korelasi yang dikemukakan oleh Pearson, dikenal dengan rumus korelasi product

moment.

Rumus korelasi product moment sebagai berikut:

∑ xy
rₓᵧ =
√ ( ∑ ₓ 2 ) .(∑ ᵧ 2)
Keterangan :

rₓᵧ : Indeks korelasi produk moment


57

∑x2 : Jumlah seluruh skor X dikuadratkan

∑Y2 : Jumlah seluruh skor Y dikuadratkan

∑XY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y”74

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2014. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Anwar, Chairul. 2014. Hakikat manusia dalam pendidikan: sebuah tinjauan


filosofis. Bandung:SUKA-Press.
Arsyad, Lincolin. 2009. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: Universitas Sanata
Darma.
Azwar, Syaifuddin. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

74
Pearson, Hendryadi. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. (Yogyakarta: Media Kom. 2010)
hal. 79
58

A. C. Murti. 2016. Analisa Pengaruh Model Intelektual Terhadap Kinerja


Ekonomi Masyarakat.Jurnal Pendidikan Vol. 5.

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011.

Budiono. 2009. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 4, Teori


Pertumbuhan Ekonomi, BPFE. Yogyakarta: Media Pers.

Burngin, Burhan. 2009. Kurikulum dan Pelajaran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.

Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Daryanto, Mulyo Raharjo.2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava


Media.

Djamarah, S.b. Zain. A. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Fitrah afrizal. 2011. Analisis Pengaruh Tingkat Investasi, Belanja Pemerintah


dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun
2001-2011. Jurnal Vol. 1
Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Hamzah B. Uno. 2016. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hendryadi, Pearson. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta:
Media Kom

Hosnan. 2014. Model Pembelajaran Project Based Learning. Jakarta: Rineka Cipta .
Katalog BPS. PDRB Tahun 2010.

Kosasih, E. 2014. Strategi Belajar danPembelajaran Implementasi. Bandung:


Yrama Widya.

M. Ali. 2009. Prosedur Penelitian. Bandung:Tarsito.


Mansyur, Ramli. 2015. Jurnal Penelitian dan Kebudayaan. Jakarta : Badan
Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional.
Ma’aruf, Ahmad dan Latri Wihastu. 2008. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia:
Determinan dan Prospeknya, Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan,
Vol. 9
Mulyasa. 2014. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
59

Ngalimun. 2013. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.


Purnawan, Yudi. 2007. Deskripsi Model Pembelajaran Berbasis Proyek. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.

Purwanto. 2016. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Rahardjo, Adisasmita. 2013. Teori-Teori Pembangunan Ekonomi, Pertumbuhan


Ekonomi dan Pertumbuhan wilayah. Yogyakarta: Graha Ilmu

______2014. Pertumbuhan Wilayah dan Wilayah Pertumbuhan. Yogyakarta:


Graha Ilmu.
Ridwan, Abdullah Sani. 2014. Pembelajaran Saintifik Untuk Kurikulum 2013.
Jakarta: Bumi Aksara

Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.


Sukmadinata Syaodih Nana. 2013. Landasan Psikologi Proses Pendidikan Bandung:
PT: Remaja Rosdakarya.
Sumarni, Murti dan Salamah Wahyuni. 2008. Metodologi Penelitian Bisnis.
Yogyakarta:Andi.
Silabus Mata Pelajaran Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah(SMA/MA)
Mata Pelajaran Ekonomi - PDF Free Download,‖ diakses 25 Februari 2023

Simarmat. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif. Jurnal Inpafi Vol.3

Soekamto, Toeti. 2013. Teori Belajar dan Model Model Pembelajaran. Jakarta:
Gramedia Pustaka.

Sudjana. 2015. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Suharsimi, Arikunto. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka cipta.
Sujarweni V Wiratna. 2011. Metode Penelitian ; Lengkap, Praktis dan Mudah di
Pahami. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Sugiyono. 2008. Metode penelitian Kuantitatif. Bandung:Alfabeta.

________ 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Rineka Cipta.


60

Sukardi. 2007. Metodologi Penelitian Pendidika. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Sumantri, Suria J. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: Pestaka Sinar Harapan.

Sunarto. 2006. Perkembangan Peserta Didik .Jakarta: Rineka Cipta.


Suprijono. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Jaya.

Suryabrata, Sumardi. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

_________2011. Hasil Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT


Raja Grafindo Persada.
Sutikno. 2014. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Todaro, Michael. 2010. Pembangunan Ekonomi Di dunia Ketiga. Jakarta: Erlanga


Tohirin. 2014. Psikologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Trianto, Ibnu Badar. 2014. Penerapan Model Project Based Learning. Jakarta:
Bumi Aksara.

Wahyuni, S. 2019. Keterampilan Model Pembelajaran Project Based Learning


Yogyakarta: Media Perkasa.

Westra, Pariata. 2016. Metode Pembelajaran Interaktif. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai