Anda di halaman 1dari 57

PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL TERHADAP HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI


MATERI KEGIATAN EKONOMI KELAS X
SMA NEGERI 1 SIMANGUMBAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam


Menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Pada Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Oleh :

NURCAHAYA SITOHANG
NPM. 18050025

Fakultas : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Bahasa


Program Studi : Pendidikan Ekonomi

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN BAHASA


INSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang penting dalam pengembangan manusia.Pendidikan

merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan secara sistematis dalam

mewujudkan suasana belajar-mengajar agar peserta didik aktif dan dapat

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengembalian diri ,kepribadian, kecerdasan , ahlak mulia ,serta keterampilan yang

bermanfaat bagi dirinya sendiri dan masyarakat.

Apabila membahas tentang mutu pendidikan maka tidak lepas dari

kegiatan belajar mengajar.Kegiatan belajar mengajar disekolah merupakan

kegiatan yang fundamental. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan

pendidikan antara lain bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami

oleh siswa. Guru merupakan faktor yang sangat mempengaruhi dalam proses

belajar mengajar .Sebagai pengajar guru harus memiliki kompetensi. Kompetensi

adalah suatu kemampuan yang memiliki seseorang dalam melaksanakan tugas

dalam bidang tertentu.Keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh kemampuan

guru.

Belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah. Belajar merupakan

sesuatu hal yang komplek.Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua

subjek yaitu dari siswa dan guru. Dari segi siswa,belajar dialami sebagai suatu

proses. Siswa mengalami proses mental dalam menghadapi bahan belajar. Dalam

pelaksanaan proses pembelajaran, pasti akan ada siswa yang memerlukan bantuan

baik dalam mencerna bahan pelajaran maupun dalam kesulitan-kesulitan belajar

1
yang mereka alami. Untuk menghadapi keanekaragaman ini, maka salah satu

bantuan yang dapat diberikan oleh guru untuk mencapai hasil belajar yaitu

melakukan kegiatan remedial.

Ekonomi merupakan ilmu atau seni yang mengkaji tentang upaya manusia

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang banyak, bervariasi , dan berkembang

dengan sumber daya yang ada melalui kegiatan produksi,konsumsi dan

distributor. Dalam kehidupan sehari-hariekonomi sangat dibutuhkan untuk

memenuhi kebutuhan manusia. Oleh karna itu ,ekonomi sebagai ilmu yang sangat

penting pada kehidupan manusia.Adapun tujuan pembelajaran ekonomi yaitu

untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan , sikap dan nilai tanggung jawab.

Ekonomi berkaitan dengan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan

sehari-hari.

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi

sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran . Dalam pendidikan guru dan

siswa merupakan pusat perhatian dimana guru adalah orang terlibat langsung

dalam meningkatkan mutu pendidikan dan sebagai fasiliator yang memacu dan

mendukung siswa kearah yang lebih maju, Namun Pendidikan di daerah kami

tekhusus di SMA Negeri 1 Simangumban kurang diperhatikan oleh pemerintah

sehingga sarana dan prasarana tidak memadai , baik persoalan guru utamanya

terletak pada beban tugas mengajar yang tidak sebanding lurus dengan

kesejahteraan dan perlindungan bagi guru dan persoalan kurikulum , terlihat pada

begitu banyaknya materi muatan harus diajarka kepada anak didik , dalam proses

pembelajaran anak kurang di dorong untuk mengembangkan kemampuan

berpikir, mereka umumnya diarahkan kepada kemampuan menghapal


informasi ,siswa di paksa untuk menghapal berbagai informasi tanpa dituntut

untuk memahami informasi yang dihapalnya untuk menghubungkannya dengan

kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan observasi penelitian melakukan penelitian selama sehari yaitu

pada hari senin tanggal 17 januari 2022 peneliti masuk les ke 2 bersama guru

ekonomi dan peneliti melihat bahwa ketika guru ekonomi kelas x yaitu ibu

Romasinta Siahaan S.Pd mengajar terlihat bahwa siswa kurang konsentrasi dalam

belajar, siswa ribut saat guru menerangkan , suka menganggu kawannya yang

sedang belajar , tidak mengerjakan tugas , tidak berani bertanya, tidak berani

memberikan pendapatnya, guru hanya menggunakan metode ceramah , guru

kurang menguasai kelas dan proses pembelajaran kurang bervariasi sehingga

siswa bosan dalam belajar. Hal ini terlihat bahwa siswa kurang berminat dalam

belajar sehingga nilai hasil belajar sangat rendah . Pada saat jam terakhir peneliti

masuk untuk membagikan tes kepada siswa untuk dikerjakan disekolah , peneliti

juga melihat hal yang sama pada les sebelumnya, terlihat bahwa siswa kurang

berminat dalam belajar karena proses pembelajaran menoton. Kemudian peneliti

mengumpulkan tes yang diberikan kepada siswa sebelumnya.

Permasalahan ini menunjukkan bahwa siswa kurang berminat untuk

belajar pada pelajaran ekonomi di kelas X SMA Negeri 1 Simangumban . Dari

hasil rekap tes bahwa presentasi siswa yang tinggi minat untuk belajar hanya 10

orang dari 36 siswa .Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor diantaranya

adalah kurang motivasi dari guru dan orangtua , kurangnya minat atau rasa ingin

tahu siswa dalam belajar ekonomi , sehingga materi yang sudah dijelaskan sulit

untuk dipahami dan dimengerti, serta metode mengajar guru yang monoton
membuat siswa bosan dalam belajar dan tidak mendengarkan guru ketika

menjelaskan pelajaran, tertidur dibangku sendiri ,bahkan sering melakukan

pekerjaan lain, sehingga pengetahuan siswa minim tentang materi kegiatan

ekonomi. Sebagai tenaga pendidik guru harus mampu membangkitkan minat

belajar siswa , jika di biarkan akan memberikan dampak kepada proses

pembelajaran siswa dan memberikan efek buruk terhadap pencapaian tujuan

pembelajaran sehingga hasil belajar siswa pun rendah.

Dari hal tersebut dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang

rendah .Dilihat dari hasil belajar siswa dengan KKM yang ditetapkan adalah 75

dapat diketahui dari hasil belajar masih banyak siswa yang belum tuntas dari pada

yang tuntas. Hal ini dapat di lihat dari jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas,

seperti dalam table dibawah ini:

KELAS SISWA KKM TUNTAS(%) TIDAK TUNTAS(%)

X 36 75 10 (27,77%) 26(72,22%)

Sumber : guru ekonomi kelas X 2022 SMA N.1 Simangumban

Berdasarkan hasil belajar diatas, dapat diperoleh data bahwa dari 36 siswa

dari kelas X sebesar 27,77% (10) siswa sudah mencapai KKM atau yang sudah

tuntas dan 72,22% (26) siswa belum mencapai nilai KKM atau tidak tuntas.

Seperti halnya pada hasil belajar ekonomi siswa kelas X IPS SMA Negeri 1

Simangumban pada materi kegiatan ekonomi, menunjukkan bahwa hasil belajar

ekonomi siswa tergolong rendah atau kurang memuaskan. Dan peneliti juga

melihat dari hasil pengamatan berdasarkan nilai harian yang diperoleh dari guru

mata pelajaran yaitu Ibu Rosmasinta Siahaan, S.Pd , pada hari senin tanggal 17
januari 2022 dengan jumlah siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Simangumban

dengan jumlah 36 orang siswa. Dimana siswa yang memperoleh nilai 65-70

sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan adalah 75.Untuk

itu perlu lagi ditingkatkan kepada nilai yang lebih baik. Apabila hal tersebut

dibiarkan maka hasil belajar ekonomi yang diharapkan tidak akan tercapai.

Sebagaimana kita ketahui guru sangat berperan sangat penting dalam

mewujudkan tujuan pengajaran yaitu menjadikan siswa yang berkompeten dan

berkualitas. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan suatu kajian lewat

suatu peneliti dengan judul “ Pengaruh Pengajaran Remedial Terhadap Hasil

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Materi Kegiatan Ekonomi

Kelas X SMA Negeri 1 Simangumban “

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas penulis mengidentifikasi beberapa

masalah yang berkaitan dengan rendahnya hasil belajar ekonomi yaitu:

1. Kurangnya kemauan siswa dalam belajar

2. Rendahnya konsentrasi belajar siswa

3. Kurangnya minat dan motivasi siswa dalam belajar

4. Kurangnya pengelolaan kelas guru dalam proses belajar mengajar

5. Keadaan lingkungan yang kurang baik, sarana dan prasana

6. Kurangnya variasi mengajar

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas , banyak

faktor yang menentukan tinggi rendahnya hasil belajar siswa , mengingat


keterbatasan penulis dalam hal kemampuan ,biaya, dan waktu maka dari beberapa

faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, penulis hanya memfokuskan pada

kurangnya variasi mengajar . Dalam hal ini penulis melakukan pembatasan

masalah yang akan di teliti yaitu pengaruh pengajaran remedial terhadap hasil

belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi materi kegiatan ekonomi kelas x SMA

Negeri 1 Simangumban.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan dalam penelitian ini

maka perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimanakah gambaran pengajaran remedial Ekonomi kelas X SMA Negeri

1 Simangumban?

2. Bagaimana gambaran Hasil Belajar Ekonomi Siswa kelas X SMA Negeri 1

Simangumban?

3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara pengajaran remedial

terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X SMA

Negeri 1 Simangumban?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian ini, Adapun tujuan

penelitian adalalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui gambar pengajaran remedial Ekonomi kelas X SMA

Negeri 1 Simangumban
2. Untuk mengetahui gambaran Hasil Belajar Ekonomi Siswa kelas X SMA

Negeri 1 Simangumban?

3. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara pengajaran remedial

terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X SMA

Negeri 1 Simangumban?

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini sesuai dengan tujuan yang telah

dipaparkan diatas, yaitu penulis mengharapkan mengharapkan penelitian ini bisa

bermanfaat sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti, dapat menambah pengetahuan dan wawasan sehingga dapat

meningkat mutu dan kualiatas pendidikan . Serta sebagai persyaratan tugas

akhir untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd) di IPTS Padang

sidimpuan

2. Bagi Siswa, Sebagai motivasi dan bahan untuk meningkatkan pemamahaman

dalam belajar sehingga memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

3. Bagi guru, Khusunya guru ekonomi dapat dijadikan sebagai refleksi bahwa

dalam memberikan pembelajaran bukan hanya sebatas pemberian materi saja

melainkan juga dapat jadi pedoman dalam memotivasi siswa dalam

meningkatkan hasil belajar

4. Bagi kepala sekolah dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk lebih

meningkatkan kinerja guru sebagai tenaga pendidik.

5. Bagi orang tua sebagai bahan acuan dalam memberikan arahan dan motivasi

kepada anaknya agar anaknya termotivasi terus dalam belajar.


BAB II

LANDASAN TEORTIS PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Hasil Belajar Ekonomi

1.1 Hakikat Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar adalah proses kompleks yang terjadi pada setiap orang karena

dengan belajar seseorang dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Untuk itu

memperoleh hal-hal yang baru dalam bidang pengetahuan dan cara-cara

bertingkah laku melalui aktivitas. Menurut slameto (2010:5) menyatakan bahwa

“Belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan , sebagai perubahan

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”. Sedangkan

menurut Wina (2008:229) “Belajar adalah suatu proses aktivitas mental seseorang

dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga menghasilkan perubahan

tingkah laku yang bersifat positif baik perubahan dalam aspek pengetahuan,

sikap , maupun psikomotor”.

Menurut skinner yang dikutip oleh Dimyanti dan Mudjiono (2006:9)

menyatakan bahwa “belajar adalah suatu perilaku pada saat orang belajar maka

responnya akan menjadi lebih baik, sebaliknya bila tidak belajar maka responnya

akan menjadi lebih baik, sebaliknya jika ia tidak belajar maka responnya

menurun. Menurut Gagne yang dikutip oleh riyanto (2009:5) menyatakan bahwa

“belajar adalah kecenderungan perubahan pada diri manusia yang dapat

dipertahankan selama proses pertumbuhan”.

8
Dari pendapat para ahli diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa belajar

adalah dimana seseorang dapat merubah tingkah lakunya, orang yang sudah

belajar tidak sama dengan orang yang tidak belajar. Orang yang belajar lebih

dapat mengontrol diri dan emosi di manapun ia berada. Perubahan sebagai hasil

proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah

pengetahuannya, daya reaksinya, aspek yang ada pada individu dan lain-lain.

Untuk mengetahui apakah seseorang telah belajar, maka dilakukan

evaluasi terhadap apa yang ia pelajari. Hasil evaluasi yang dilakukan disebut hasil

belajar.Hasil belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

dikembangkan mata pelajaran.

b. Hasil Belajar

Menurut sudjana (2001:22) menyatakan bahwa “hasil belajar adalah

kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman

belajar”.Selanjutnya menurut Siswono (2008:125) mengemukakan bahwa “hasil

belajar adalah hasil dari kegiatan belajar dengan adanya perubahan perilaku

kearah positif yang relative permanen”. Sedangkan menurut Purwanto (2009:44)

yang dimaksud dengan “hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan

manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya”.

Menurut Benyamin S.Blom, dkk dikutip oleh Drs.Zainal Arifin,M.Pd.

(2009:21) “hasil belajar dapat dikelompokkan kedalam tiga domain, yaitu kognitf,

afektif dan psikomotorik”. Setiap domain disusun dalam beberapa jenjang

kemampuan, mulai dari hal yang sederhana sampai hal yang kompleks, mulai dari

yang mudah sampai hal yang sukar, dan mulai dari hal yang kongkrit sampai hal

yang abstrak. Adapun rincian domain tersebut adalah sebagai berikut :


a. Domain kognitif adalah yang terdiri dari : pengetahuan, pemahaman,

penerapan, analisis, sistesis, dan evaluasi.

b. Domain afektif yang terdiri dari : kemauan menerima (receiving), kemauan

menanggapi atau menjawab (responding), menilai ( valuing), organisasi

(organization)

c. Domain psikomotorik yang terdiri dari : muscular or motor skil, manipulations

of materials or objects, dan neuromuscular.

Berdasarkan taksonomi bloom diatas, maka kemampuan peserta didik

dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu tingkat tinggi dan tingkat

rendah.Kemampuan tingkat rendah terdiri atas pengetahuan, pemahaman, dan

aplikasi, sedangkan kemampuan tingkat tinggi meliputi analisi, sistesis, evaluasi,

dan kreatifitas.

Dari pendapat para ahli diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa hasil

belajar adalah merupakan gambaran tentang apa yang telah digali, diketahuai,

dipahami oleh peserta didik sehingga terlihat dari bagaimana dia bersikap dan

berperilaku yang dilakukannya sehari-hari.

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Slameto (2012)

adalah faktor internal dan faktor eksternal.Faktor internal adalah kondisi fiologis

dan psikologis yaitu kecerdasan, bakat, minat motivasi kemampuan

kognitif.Faktor eksternal adalah faktor instrument yaitu kurikulum, program,

saran dan perasarana, guru dan tenga pengajar.

1) Faktor internal
a) Kodisi Fisiologi. Kondisi fisiologi pada umumumnya berpengaruh terhadap

belajar seseorang, jika seseorang belajar dalam keadaan jasmani yang segar

akan berbeda dengan seseorang yang belajar dengan keadaan sakit.

b) Kondisi Fisiologis. Beberapa faktor psikologis 1) Intelegensi atau kecerdasan.

Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar siswa yang memiliki

intelegensi yang rendah terhadap belajar. Tingkat kecerdasan masing-masing

individu sangat menetukan berhasil atau gagalnya siswa dalam mengikuti

suatu kegiatan belajar. 2) Bakat, selain kecerdasan bakat juga besar

pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Bakat merupakan

potensi bawaan yang masih perlu dikembangkan atau dilatih. Bakat biasanya

bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam satu bidang,

melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya kemampuan seseorang

dalam suatu bidang.

c) Minat, minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena apabila materi

pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka hasil belajar

siswa tidak akan tercapai secara maksimal.

d) Motivasi, motivasi adalah dorongan anak atau seseorang untuk melakukan

sesuatu, jadi motivasi adalah kondisi psikologi yang mendorong seseorang

untuk belajar. 5) kemampuan kognitif, kemampuan kognitif merupakan

kemampuan digunakan untuk memasukkan, menyimpan, dan mengeluarkan

kembali suatu kesan dengan tiga kemampuan dasar yaitu persepsi, mengingat,

dan berpikir,

e) Konsentrasi, konsentrasi yang lemah dapat menjadi penyebab rendahnya

kualitas dan hasil belajar siswa, sedangkan konsentrasi yang kuat akan mampu
meningkatkan kualitas dan hasil belajarnya. Konsentrasi seharusnya

diciptakan dan direncanakan sebagai suatu kebiasaan belajar

2) Faktor eksternal

Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa yang dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa.Beberapa faktor luar adalah faktor lingkungan

dan faktor instrument. a) faktor lingkungan adalah faktor yang dipengaruhi oleh

lingkungan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan

masyarakat. b) faktor instrument adalah faktor-faktor yang ada dan penggunaanya

dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor tersebut

adalah kurikulum, program, sarana, dan fasilitas, dan guru atau tenaga pengajar.

1.2 Hakikat Hasil Belajar Ekonomi

Menurut Murni (2013:1) “ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari

upaya-upaya pengalokasian sumber daya yang tersedia untuk mencapai kepuasan

atau kemakmuran masyarakat”. Selanjutnya menurut Rosyidi (2006:8) “ilmu

ekonomi adalah studi tentang manusia dalam kegiatan hidup sehari-hari untuk

mendapat dan menikmati kehidupan”. Melalui ilmu ekonomi akan memberikan

pengetahuan dan pengertian mengenai gejala masyarakat yang timbul akibat

perbuatan manusia dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan dalam mencapai

kemakmuran.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

merupakan kemampuan maupun tingkat pemahaman yang harus dimiliki siswa

setelah mengikuti serangkaian kegiatan tertentu dalam proses belajar, kemampuan


tersebut bukan hanya pengetahuan saja tetapi dapat berupa kemampuan untuk

menghadapi masalah dan dalam menentukan sikap.

Salah satu mata pelajaran yang dipelajari siswa SMA adalah ekonomi.

Ekonomi merupakan ilmu atau seni yang mengkaji tentang upaya manusia untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya yang banyak , bervariasi, dan berkembang dengan

sumber daya yang ada melalui kegiatan produksi , distribsi dan konsumsi Oleh

karena itu untuk mencapa hasil belajar yang ideal, kemampuan para

pendidik/guru, membimbing siswa dalam belajar amat diharapkan lebih baik lagi.

Jika guru dalam keadaan siap dan memiliki kemampuan tinggi dalam

melaksanakan kewajibabnya, harapan akan tercapainya sumber daya manusia

yang berkualitas sudah tentu akan tercapai. Berikut materi yang diambil oleh

peneliti sebagai berikut ;

a. Materi Kegiatan Ekonomi

Kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya.Dalam kehidupan sehari-sehari manusia tidak asa

yang dapat hidup sendiri.Tidak ada seorang pun dapat membuat semua barang

yang dibutuhkannya. Manusia selalu membutuhkan orang lain. Oleh sebab itu, da

kerja sama antara orang yang satu dengan oranglainnya. Berbagai kegiatan

tersebut dilakukan oleh kumpulan individu yang melakukan kegiatan ekonomi,

kegiatan-kegiatan tersebut dapat dibedakan dalam dua kelompok yaitu Konsumsi

dan Produksi.

Indikator hasil belajar ekonomi materi Kegiatan ekonomi.Pada mata

pelajaran yang diajarkan adalah materi kegiatan ekonomi yang dikutip dari silabus

SMA Negeri 1 Simangumban ada beberapa indikator yang perlu


dibahas ,diantaranya: a) Pengertian kegiatan ekonomi , pembagian kegiatan

ekonomi, perilaku konsumen dan produksi , dan faktor-faktor antara lain sebagi

berikut;

a. Perilaku konsumen

Kegiatan ekonomi yang dilakukan konsumen tersebut konsumsi. Dalam

pengertian sehari-sehari , konsumsi diartikan sebagai kegiatan yang

berhubungan dengan makanan, misalnya dalam sebuah susunan kepanitian

kegiatan pentas seni sekolah terdapat seksi konsumsi. Tujuan dan faktor-

faktor yang mempengaruhi benda konsumsi. Benda konsumsi merupakan

benda yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Benda konsumsi

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Dihasilkan oleh manusia

Benda konsumsi adalah benda yangd dihasilkanoleh manusia.Benda

tersebut berhubungan dengan nilai ekonomis yang terkandung

didalamnya.Adapun benda yang bukan merupakan karya manusia tidak

dapat dikategorikan sebagai benda konsumsi.

2. Digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia

Setiap benda konsumsi yang dihasilkan selalu ditujukan untuk memenuhi

kebutuhan manusia , misalnya aura membeli gaun untuk keperluan pesta

atau ayu membeli aksesoris seperti gelang ,liontin dan kalung untuk

mempercantik penampilannya.

3. Dapat habis jika digunakan secara terus-menerus

Benda ekonomi bersifat tidak kekal , yaitu akan habis bila digunakan

terus-menerus.
a). Tujuan konsumsi

Tujuan mendasari setiap aktivitas yang dilakukan manusia , demikian

pula konsumsi . Setiap individu memiliki tujuan pada saat melakukan

konsumsi.Tujuan utama konsumsi adalah memperoleh kepuasan

semaksimal mungkin atas penggunaan barang dan atau jasa yang

dikonumsi, serta untuk mewujudkan kemakmuran.

b). Faktor –faktor yng mempengaruhi perilaku konsumen

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu fakor

internal dan ekstenal.Faktor yang berasal dari diri konsumen disebut faktor

internal.Sementara , faktor yang berasal dari luar diri konsumen disebut

faktor ekternal

1. Faktor internal

Faktor internal yang mempengaruhi perilaku konsumen antara lain

Pendapatan , Motivasi, Sikap hidup , dan Selera

2. Faktor eksternal

Fakor eksternal yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen antara

lain Harga barang, status sosial, dan kebudayaan.

b. Perilaku Produksi

Menurut Magfuri (1987:72) “Pengertian produksi adalah suatu proses

mengubah barang agar memiliki nilai guna untuk kebutuhan manusia “

Secara harfiah, produksi kita pahami sebagai usaha untuk membuat barang

kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Produks tidak hany

adiartikan sebagai usaha menciptakan barang, tetapi juga mencakup kegiatan


untuk menambah nilai guna barang.Dengan demikian, pengertian produksi

adalah segala usaha yang dilakukan untuk menciptakan atau menambah

faedah/kegunaan suatu barang.

1. Tujuan produksi

Tujuan kegiatan produksi yaitu menghasilkan barang dan jasa. Kegiatan

produksi membuat para produsen dapat menyediakan barang atau jasa yang

dibutuhkan oleh konsumen antara lain : Meningkatkan kemakmuran masyarakat,

Meningkatkan keuntungan pelaku usaha , Memperluas lapangan usaha .

2. Faktor-faktor produksi

Adapun pengertian faktor produksi adalah benda-benda yang disediakan

oleh alam atau diciptakan oleh manusia yang dapat digunakan untuk

memproduksi barang dan jasa.Faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian

dibedakan menjadi faktor produksi asli maupun faktor produksi turunan.Tanah

dan sumber alam, serta tenaga kerja merupakan faktor produksi asli, sedangkan

modal keahlian merupakan faktor produksi turunan. Berikut faktor sebagai

berikut:

a. Faktor produksi tanah dan sumber alam , faktor produksi ini disediakan oleh

alam. Faktr produksi ini meliputi tanah , berbagai jenis tambang , hasil hutan,

dan sumber alam yang dapat digunakan sebagai modal, misalnya air

b. Faktor produksi tenaga kerja , meliputi jumlah buruh atau pegawai yang

digunakan dalam produksi , akan tetap uga mencakup keahlian dan

keterampilan yang dimiliki. Seperti Tenaga kerja terdidik , Tenaga kerja

terampil , dan Tenaga kerja kasar


c. Faktor produksi modal , faktor modal tidak hanya sebatas pada uang. Modal

merupakan faktor produksi yang diciptakan oleh manusia dan digunakan

untuk memproduksi barang-barang dan jasa yang dibutuhkan dapat dibedakan

sebagai , Penggolongan modal menurut wujudnya , Penggolongan modal

menurut sifatnya , Penggolongan modal menurut asalnya, Penggolongan

modal menurut bentuknya dan Penggolongan modal menurut subeknya.

d. Faktor keahlian , Faktor ini berkaitan dengan keahlian dan kemampuan

pengusaha dalam mendirikan dan mengembangkan berbagai macam usaha.

2. Hakikat Pengajaran Remedial

a. Defenisi Pengajaran Remedial

Menurut Kunandar (2007:215) bahwa “Pengajaran Remedial merupakan

suatu bentuk pengajaran yang bersifat mengobati ,menyembuhkan atau

membetulkan pengajaran dan membuatnya menjadi lebih baik dalam rangka

mencapai tujuan pengajaran yang maksimal”. Dan Menurut Mukhtar dan

Rusmini (2008:8) bahwa “Remedial adalah merupakan system belajar yang

dilakukan berdasarkan diagnosa yang komprehensif (menyeluruh) ,yang

dimaksud untuk menemukan kekurangan-kekurangan yang dialami siswa

dalam belajar, sehingga dapat mengoptimalkan prestasi belajar”. Selanjutnya

menurut Haris & Efendi (2001) bahwa “Pengajaran Remedial adalah upaya

yang dilakukan untuk menciptakan situasi yang memungkinkan peserta didik

mampu mengembangkan diri seoptimal mungkin, sehingga dapat mencapai

kriteria keberhasilan minimal yang diharapkan melalui suatu proses yang

terencana , kelompok siswa serta daya dukung sarana dan lingkungan”.


Berdasarkan beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengajaran

remedial merupakan upaya perbaikan terhadap siswa yang mengalami

kesulitan belajar , serta mengobati menyembuhkan atau membetulkan

pengajaran untuk mencapai tujuan pengajaran yang maksimal.

b. Metode Pengajaran Remedial

Untuk melaksanakan pengajaran perbaikan ada beberapa metode yang dapat

digunakan. Pemilihan metoda tentu harus mempertimbangkan tujuan yang ingin

dicapai, tingkat kesulitan yang dialami peserta didik,fasilitas yang dimiliki,

karakteristik peserta didik, karakteristik guru serta kesempatan yang dimiliki

oleh guru dan peserta didik. Adapun metode-metode tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Metode pemberian tugas.

Melalui metode ini peserta didik yang mengalami kesulitan belajar

dibantu melalui kegiatan-kegiatan melaksanakan tugas-tugas tertentu. Dalam

menetapkan jenis dan sifat tugas yang akan diberikan, haruslah disesuaikan

dengan jenis, sifat dan latar belakang kesulitan belajar yang dihadapinya.

Tugas tersebut dapat diberikan secara individual maupun secara kelompok.

namun sebelum melaksanakan tugas tersebut guru harus menjelaskan cara-

cara yang benar untuk melakukannya. Tanpa penjelasan tersebut adalah hal

yang sia-sia dan tidak mungkin peserta didik dapat membuatnya secara

benar.

Dalam hal ini ada beberapa kesalahan yang dilakukan oleh guru yang

menyuruh peserta didik untuk melaksanakan tugas-tugas remedial tanpa

penjelasan terlebih dahulu. Dapat dikatakan berpuluh-puluh tugaspun


dilaksanakan, tugas tersebut akan tetap salah kalau pada awalnya tidak

diberikan penjelasan bagaimana cara yang benar untuk

melakukannya. Sesuai dengan kesulitan ini, tentu tugas yang diberikan harus

cocok dengan materi yang menjadi keseulitan peserta didik.

Untuk melaksanakan metode pemberian tugas tersebut maka ada

beberapa langkah yang perlu diperhatikan :

a. Tetapkan jenis tugas yang akan diberikan, sesuaikan tugas tersebut

dengan kesulitan yang dihadapi peserta didik

b. Tetapkan sifat tugas yang akan diberikan tersebut, apakah dikerjakan

secara individu atau secara secara kelompok.

c. Hendaklah dibuat petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan tugas

tersebut secara benar.

d. Selama tugas dikerjakan adakan pengamatan, sambil mengoreksi

langkah-langkah yang salah yang dilakukan peserta didik.

e. Buat patokan-patokan penilaian yang jelas (penilaian acuan patokan)

f. Adakan penilaian secara cermat setelah tugas selesai dikerjakan.

Menggunakan metode pemberian tugas dalam pengajaran perbaikan

akan diperoleh beberapa keuntungan, antara lain :

a. Peserta didik dapat lebih memahami dirinya baik ditinjau dari segi

kekuatan maupun kelemahannya.

b. Peserta didik dapat memperdalam dan memperluas materi yang

dipelajarinya

c. Peserta didik dapat memperbaikan cara-cara belajar yang dialami selama ini

d. Peserta didik dapat memperoleh kemajuan belajar.


2. Metode diskusi

Metode diskusi merupakan suatu metode yang digunakan agar terjadi

interaksi antar peserta didik untuk membahas suatu permasalahan. Dalam

interaksi ini masing-masing peserta diskusi dapat turut serta menyumbangkan

saran-saran (ide-ide) dalam usaha menemukan pemecahan suatu masalah

ditinjau dari titik pandang mereka masing-masing. Walaupun titik pandang

mereka berbeda-beda, namun berkat bimbingan pendidik akhirnya ditemukan

kesepakatan yang mengacu kepada kebenaran. Adapun tujuan metode diskusi

dapat dikemukakan sebagai berikut :

a. Melatih peserta didik mengembangkan ketrampilan bertanya,

berkomunikasi, menampilkan dan menyimpulkan.

b. Melatih dan membentuk kestabilan sosio-emosional.

c. Mengembangkan kemampuan berpikir sendiri dalam memecahkan

masalah sehingga tumbuh konsep diri yang lebih positif.

d. Mengembangkan keberhasilan peserta didik dalam menemukan

pendapat.

e. Mengembangkan sikap terhadap isu-isu controversial.

f. Melatih peserta didik berani berpendapat tentang sesuatu masalah.

Ada beberapa keuntungan melaksanakan metode diskusi dalam

pengajaran perbaikan. Keuntungan tersebut antara lain :

a. Dalam diskusi masing-masing individu dapat lebih mengenal dirinya

dan kesulitan yang dihadapi serta menemukan jalan pemecahannya.

b. Interaksi dalam kelompok dapat menumbuhkan sikap saling


mempercayai antara satu dengan yang lain.

c. Dapat saling membantu antar individu dan mengembangkan kerjasama

antar pribadi

d. Pengenalan dan kepercayaan diri secara lebih mendalam dapat lebih

mengarahkannya secara lebih baik kepada suatu tujuan yang

dikehendaki

e. Menumbuhkan rasa tanggungjawab baik terhadap dirinya maupun

terhadap orang lain

f. Dibandingkan dengan bekerja secara individual, diskusi dapat lebih

efektif dan efisien dalam prosesnya.

Agar metode diskusi betul-betul dapat bermanfaat dalam usaha

pengajaran perbaikan, hendaknya diskusi dilaksanakan dengan langkah-

langkah yang cermat. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan

diskusi, antara lain :

a. Tetapkan dengan pasti bahwa metode diskusi dapat digunakan sebagai

salahsatu metode pengajaran perbaikan.

b. Tetapkan materi yang akan didiskusikan serta langkah-langkah yang

akan ditempuh.

c. Tetapkan tujuan yang akan dicapai melalui diskusi tersebut.

d. Tetapkan siapa yang akan dibantu melalui diskusi, apakah seorang

peserta didik dengan kesulitan tertentu atau sekelompok peserta didik.

e. Bentuklah kelompok diskusi, dan jelaskan kepada mereka tentang

langkah-langkah dan hasil yang akan dicapai dalam diskusi

f. Tetapkan alat-alat atau fasilitas belajar sekiranya diperlukan untuk


kelancaran diskusi.

g. Berikan pengarahan pada awal diskusi dan dorongan selama diskusi

berlangsung

h. Buatlah pedoman observasi untuk menilai jalannya diskusi

i. Lakukan penilaian pada akhir diskusi untuk memperoleh gambaran

keberhasilan diskusi.

3. Metode Tanya jawab.

Metode Tanya jawab dapat dilaksanakan dalam pengajaran perbaikan

dalam bentuk dialog antara guru dengan peserta didik yang mengalami

kesulitan belajar. Dari hasil dialog tersebut diharapkan merekja akan

memperoleh perbaikan terhadap kesulitan belajarnya. Berdasarkan jenis sifat

kesulitannya guru mencoba mengajukan beberapa pertanyaan dan peserta

didik berusaha untuk menjawabnya. Adapun tujuan metode tanya jawab seperti

dikemukakan Abdul Majid (2008) adalah sebagai berikut :

a. Mengecek dan mengetahui sampai sejauh mana kemampuan peserta

didik terhadap pelajaran yang dikuasainya.

b. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan

pertanyaan kepada guru tentang suatu masalah yang belum

dipahaminya.

c. Memotivasi dan menimbulkan kompetisi belajar.

d. Melatih peserta didik untuk berpikir dan berbicara secara sistematis

berdasarkan pemikiran yang orisinil.

Dengan melaksanakan dialog antara guru dengan peserta didik,


guru mencoba membantu mereka untuk :

a. Mengenal dirinya secara mendalam baik ditinjau dari segi kelebihan-

kelebihannya maupun kekurangan-kekurangannya.

b. Melatih dirinya untuk berani mengeluarkan pendapat

c. Memperbaiki cara-cara belajarnya.

Tanya jawab dapat dilakukan secara individual dan secara

kelompok. Secara individual maksudnya ialah guru berdialog dengan

seorang peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, sedangkan

secara kelompok guru berdialog dengan sekelompok peserta didik yang

mengalami kesulitan belajar atau diselingi dengan teman yang lain yang

tidak mengalami kesulitan. Maksudnya agar mereka yang mengalami

kesulitan dapat merasakan bagaimana pula dibantu oleh teman sendiri.

Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dalam menggunakan

metode Tanya jawab dalam pengajaran perbaikan, yaitu:

a. Memungkinkan terbinanya hubungan yang lebih dekat antara guru

dengan peserta didik

b. Dapat meningkatkan saling pemahaman antara guru dengan peserta

didik

c. Dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik

d. Dapat lebih meningkatkan pemahaman diri pada peserta didik.

e. Merupakan kondisi yang menunjang pelaksanaan konseling

f. Dapat menimbulkan rasa harga diri pada peserta didik.

Agar proses pelaksanaan metode Tanya jawab berlangsung dengan baik,

maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :


a. Tetapkan metode Tanya jawab sebagai metode yang tepat

b. Kuasai teknik-teknik bertanya sebagai cara bertanya yang bersifat

terapeutik (menyembuhkan).

c. Ciptakan suasana yang terbuka, menyenangkan dan hubungan yang

penuh penerimaan dan pemahaman.

d. Tetapkan tujuan sebagai patokan keberhasilan metode ini.

e. Lakukan penilaian selama dan pada akhir proses Tanya jawab.

f. Buat kegiatan sebagai tindaklanjut Tanya jawab.

4. Metode kerja kelompok

Metode kerja kelompok adalah merupakan salah satu strategi dalam

melaksanakan proses pembelajaran. Dalam metode ini beberapa peserta

didik (sebaiknya jumlahnya ganjil dan tidak terlalu ramai) secara bersama-

sama ditugaskan untuk mengerjakan suatu tugas tertentu (tugas tersebut

meliputi materi yang belum dikuasai mereka). Kelompok dapat terdiri dari

beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan yang sama atau beberapa

orang saja yang mengalami kesulitan (diselingi dengan peserta didik yang

tidak mengalami kesulitan belajar). Dalam kerja kelompok yang terpenting

adalah interaksi antar anggota kelompok, dari interaksi inilah diharapkan akan

terjadi perbaikan pada diri mereka yang mengalami kesulitan belajar tersebut.

Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh melalui kerja kelompok ini,

antara lain :

Adanya pengaruh anggota kelompok yang dianggap cakap dan

berpengalaman terhadap anggota yang mengalami kesulitan. Sehingga


pengaruh itu diharapkan dapat dimanfaatkan oleh peserta didik yang

mengalami kesulitan belajar.

a. Dinamika kelompok dapat meningkatkan minat belajar.

b. Dalam kelompok dapat dicapai pemahaman diri dan saling memahami

antar anggota kelompok.

c. Kehidupan dan kerja kelompok dapat memupuk berkembangnya rasa

tanggungjawab pada diri masing-masing anggota kelompok.

Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam kegiatan kelompok

sehubungan dengan pengajaran perbaikan adalah sebagai berikut :

a. Tetapkan peserta didik atau sekelompok peserta didik yang mengalami

kesulitan belajar, dalam hal apa kesulitan terjadi dan apa

latarbelakangnya.

b. Tetapkan karakteristik hubungan sosial mereka yang mengalami

kesulitan belajar. Misalnya dengan siapa ia senang bergaul, kegiatan apa

yang paling disenangi dan sebagainya.

c. Tetapkan jenis kegiatan kelompok yang akan dilakukan, misalnya

memecahkan suatu soal, mengerjakan suatu laporan, merencanakan

suatu kegiatan dan sebagainya.

d. Membentuk kelompok dengan memperhatikan :

1) Besar kelompok

2) Ciri-ciri anggota kelompok

3) Pemimpin kelompok

e. Penjelasan tentang tatakerja kegiatan kelompok.

f. Pelaksaanaan kegiatan kelompok.


g. Evaluasi kegiatan kelompok.

h. Tindak lanjut kegiatan kelompok

5. Metode tutor teman sebaya.

Tutoring pada dasarnya adalah pelatihan kognitif antara pakar dengan

pemula. Tutoring bisa terjadi antara orang dewasa dan anak-anak, atau antara

anak yang lebih pandai dengan anak yang kurang pandai. Tutoring individual

adalah strategi yang efektif yang menguntungkan banyak peserta didik,

terutama mereka yang kurang pandai dalam suatu mata pelajaran.

Dalam pengajaran perbaikan dapat juga dilakukan tutoring seperti

tutor teman sebaya Maksudnya ialah seorang atau beberapa peserta didik

yang memiliki kemampuan belajar yang tergolong baik, kemampuan

membantu, mempunyai hubungan sosial yang baik dengan teman-temannya

terutama sekali dengan teman yang mengalami kesulitan belajar tersebut,

ditunjuk oleh guru untuk membantu temannya yang mengalami kesulitan

belajar itu. Pada umumnya bantuan yang diberikan itu dapat menghasilkan

cukup baik. Hal ini mungkin disebabkan hubungan antara peserta didik

dengan teman-temannya kadang- kadang lebih baik dibandingkan dengan

gurunya. Ada hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih tutor, sebaiknya

usia tutor lebih tua dari teman yang diberikan tutoring. Tutoring teman lintas

usia (usia lebih tinggi) biasanya akan lebih baik ketimbang tutoring teman

seusia. Teman yang lebih tua biasanya lebih pandai ketimbang teman sebaya,

dan diajari oleh teman sekelas biasanya akam membuat siswa yang diajari
merasa malu dan menyebabkan perbandingan sosial yang negatif (Santrock,

2004)

Ada bebrapa saran cara menggunakan tutoring teman sebaya (Santrock,

2004). Saran tersebut adalah :

a. Gunakan tutoring lintas usia ketimbang tutoring seusia jika dimungkinkan.

Sediakan waktu untuk tutoring dan komunikasikan tugas pembelajaran

secara jelas dan tepat kepada tutor.

b. Biarkan peserta didik berpartisipasi, baik sebagai pengajar maupun yang

diajari. Ini akan membantu mereka belajar bahwa mereka bisa membantu

dan dibantu. Memasangkan kawan akrab biasanya bukan strategi yang

baik karena mereka nantinya akan kesulitan fokus pada tugas

pembelajaran.

c. Jangan izinkan tutor memberi tes kepada yang diajari. Ini bisa

melemahkan kerja sama di antara mereka

d. Sisihkan waktu untuk melatih tutor. Agar tutoring teman bisa sukses,

guru harus memberi latihan kepada tutor. Agar tutor teman sebaya

berjalan dengan benar, diskusikan strategi tutoring teman sebaya yang

kompeten. Tentukan cara kerja scaffolding (mengurangi bantuan

bimbingan setelah kompetensi mereka meningkat) berikan penjelasan

yang jelas dan teratur kepada tutor, dan persilakan mereka bertanya

tentang tugas mereka.

Jangan terlalu banyak menggunakan tutoring teman sebaya. Biasanya kita

terlalu sering menggunakan peserta didik berprestasi tinggi sebagai tutor.

Pastikan bahwa mereka ini mendapatkan kesempatan yang cukup banyak


untuk berpartisipasi dalam tugas intelektual yang menantang.

e. Beritahu orang tua bahwa anak mereka akan dilibatkan dalam tutoring

teman sebaya. Jelaskan kepadamereka keuntungan dari strategi belajar ini

dan undang mereka mengunjungi kelas untuk melihat cara kerja tutor

teman sebaya.

Melalui tutor teman sebaya dapat diperoleh beberapa keuntungan, antara

lain ialah :

a. Adanya suasana hubungan yang lebih dekat dan akrab antara peserta

didik yang dibantu dengan peserta didik yang membantu sehingga ada

dorongan yang lebih besar untuk belajar.

b. Bagi tutor sendiri, kegiatan ini merupakan kesempatan untuk pengayaan

dalam belajar dan juga dapat meningkatkan motivasi belajar

c. Bersifat efisien, artinya lebih banyak yang dapat dibantu.

d. Dapat lebih meningkatkan rasa tangungjawab dan kepercayaan baik bagi

mereka yang dibantu maupun bagi yang membantu

6. Pengajaran individual

Pengajaran individual dapat merupakan salah satu strategi yang

digunakan untuk memberikan bantuan kepada peserta didik yang mengalami

kesulitan belajar secara individual. Artinya dalam bentuk interaksi antara

guru dengan seorang peserta didik secara perorangan. Dengan

menggunakan metode ini guru dapat mengajar secara lebih intensif karena

dapat disesuaikan dengan keadaan kesulitan dan kemampuan individual


dalam usaha memperbaiki kesulitan belajar mereka. Materi yang diberikan

mungkin pengulangan dari yang sudah diajarkan atau pengayaan dari yang

sudah dimiliki peserta didik, semuanya tergantung keadaan kesulitannya.

Pendekatan dan metode yang digunakan tentu akan bersifat individual,

artinya disesuaikan dengan sifat, jenis dan latar belakang kesulitan tersebut.

Dengan demikian pelaksanaan pengajaran individual akan berbeda

antara peserta didik yang satu dengan yang lainnya. Pengajaran individual

dalam pengajaran perbaikan akan lebih bersifat terapeutik atau

penyembuhan cara- cara belajar yang dilakukan mereka sebelumnya yang

ternyata tidak tepat. Banyak keuntungan yang diperoleh melalui pengajaran

individual karena dalam pelaksanaannya terjadi interaksi yang lebih dekat

antar guru dengan peserta didik dibandingkan dengan proses pengajaran

reguler/biasa. Dengan adanya interaksi yang lebih dekat maka terjadi saling

pengertian antara keduanya. Untuk dapat melaksanakan pengajaran

perbaikan yang bersifat individual, para guru dituntut memiliki

kemampuan-kemampuan sebagai pembimbing. Ia harus memiliki sikap

yang baik seperti : ulet, sabar, rela, bertanggungjawab, menerima,

memahami, disenangi, di samping memiliki kemampuan dalam bidang

penguasan materi pembelajaran. Dia juga diharapkan mampu menciptakan

suasana hubungan yang sedemikaan rupa sehingga dalam proses

pembelajaran terjadi interaksi yang lebih bersifat membantu sehingga

peserta didik terbebas dari kesulitan belajar yang dialaminya.


d. Perubahan Konsep Pendidikan dan Pengajaran Remedial

Latar belakang historis diatas berpengaruh terhadap perubahan konsep

pendidikan dan pengajaran remedial.Berkaitan dengan hal itu, terdapat dua

aliran pemikiran yang berpengaruh.

1. Pendapat mengenai kemampuan ntelektual rendah dalam diri seseorang

merupakan kondisi parmanen yang tak dapat diubah. Usaha remediasi

sudah tidak mungkin dilakukan , karena itu usaha membina siswa

sebayanya sudah tidak bisa lagi diharapkan.

2. Siswa yang lamban belajar pada umumnya sebagai akibat dari kegagalan

dalam proses belajar. Kesimpulan terdapat salah satu fungsi organ jasmani

dan rohani yang sedang mengalami kelainan dan dianggap sebagai sesuatu

yang patologis. Menurut pendapat ini siswa yang mengalami kesulitan

belajar dapat didiagnosis dan kemudian dapat diberikan latihan-latihan

khusus secara temporer.

Dalam konteks kedua teori diatas, pendidikandan pengajaran

remedial berungsi untuk membantu tugas-tugas sekolah dibidang

pengajaran . Kemunkinan besar dalam pelaksanaannya akan memerlukan

waktu yang relatif lama untuk kepentingan-kepentingan diatas.

a. Perubahan kurikulun pendidikan dan pengajaran remedial

Perubahan kurikulum pendidikan dan pengajaran remedial bersumber

dari dua substansi diatas yaitu (1) Latar belakang historis (2) Perubahan konsep

pendidikan dan pengajaran remedial. Berdasarkan fakta historis, bentuk

kurikulum pertama ,kurikulum khusus untuk murid-murid yang kemampuan

intelektual rendah. Kedua, bentuk kurikulum muatan ambulan untuk murid-


1

murid yang gagal menghadapi kurikulum sekolah . Siswa yang sedang

menghadapi kesulitan belajar dikelompokkan pada kelompk-kelompok tertentu

dan jenis remediasi yang diberikannya bergantung pada macam materi

pelajaran yang mau disembukannya .Setelah materi itu dikuasainya dengan

baik maka kematangan (readiness) untuk menguasai materi pelajaran lainnya

pelajaran lainnya menjadi tolak ukur dikembalikannya siswa kedalam kelas

biasa (ordinary class).

Konsep yang berpegang teguh pada prinsip pemerataan kesempatan ,

maka kurikulum pendidikan remedial dibuat berdasarkan kelompok-kelompok

homogen menurut abilitas, kelas-kela khusus dab bahkan pengelompokkan

murid-murid dari kelas-kelas lainnya. Dalam kegiatan berdiskusi dalam

kelompok kecil diutamsakan , demikian pula kegiatan mmbaca materi

pelajaran dari buku teks dilakukan secara teratur sesuai dengan minat,

perhatian dan kemampuan . Media sumber-sumber belajar dipersiapkan dengan

lengkap bervariasi dan cocok dengan pilihan mereka.

Selain itu kurikulum umum disediakan , siswa diharapkan dapat

mencapai standar minimal pengetahuan dan pemahamannya pada setiap

tahapan pelajaran yang disampaikan. Dalam kurikulum umum seperti itu jugs ,

kemungkinana siswa membutuhkan remediasi pendidikan terutama dibidang

peningkatan karier di kelas. Karena itu semua guru perlu dipersiapkan dengan

baik agar mampu melaksankan tugas-tugas pendidikan remedial.


2

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Untuk mendukung penelitian ini, penulis memanfaatkan judul penelitian

yang sudah pernah dibuat, pada bagian ini akan dipaparkan hasil penelitian yang

telah diteliti sebelumnya yang dianggap relevan dengan dengan yang sedang

diteliti saat ini yaitu :

1. Nuhayati (2018) Pengaruh Program Bimbingan Belajar Terhadap Hasil

Belajar Akuntansi Pada Materi Jurnal Penutup Kelas XI IPS SMA Negeri 1

Batang Angkola. Proposal , Program Studi Pendidikan Akuntansi, Institut

Pendidikan Tapanuli Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya

pengaruh program bimbingan belajar terhadap hasil belajar akuntansi pada

materi jurnal penutup di kela XI IPS terdiri dari 4 kelas yang berjumlah 102

orang. Tehnik pengambilan sampel adalah tehnik random sampling. Sehingga

didapat sampel 50 orang. Berdasarkan analisis deskriftif menggambarkan nilai

rata-rata program bimbingan belajar sebesar 3,31. Jika dikonsultasikan maka

program bimbingan belajar termasuk “sangat baik”. Sedangkan nilai rata-

ratanya sebesar 84,30. Jika dikonsultasikan maka masuk kategori “sangat

baik”. Agar diketahui hipotesis yang ditegakkan dalam penelitian ini diterima

atau ditolak, maka dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 20.

Hasil yang diperoleh nilai korelasi produk moment 0,390 sehingga diketahui r

hitung lebih besar dari r tabel (0,390>0,273) yang menggambarkan hubungan

program bimbingan belajar tehadap hasil belajar akuntansi pada materi jurnal

penutup. Selanjutnya berdasarkan analisis statisik diketahui bahwa nilai t

hitung pada taraf kepercayaan 95% dengan dk =48 diperoleh t tabel sebesar

1,68 dengan demikian dapat diketahui t hitung lebih besar lebih besar daripada
3

t tabel atau 2,938>1,68 artinya, terdapat pengaruh yang signifikan antara

program bimbingan belajar tehadap hasil belajar pada materi jurnal penutup

dikelas XI IPS SMA Negeri 1 Batang Angkola. Dalam penelitian ini variable

X ( motivasi belajar siswa) dan variable Y (hasil belajar ekonomi) sama

dengan yang akan diteliti dengan penulis namun berbeda indikatornya dan

lokasi penelitian.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Elparianti(2010) dengan judul Pelaksanaan

Remedial oleh Guru pada Mata Pelajaran IPS terpadu kelas VII dan VIII di

SMPN 4 XIII kota Kampar. Subjek penelitian ini adalah guru IPS terpadu

yang mengajarkan dikelas VII dann VIII yang berjumlah dua orang. Teknik

pengumpulan dan dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik kuantitatif . Hasil

penelitian menyimpulkan bahwa pelaksanaan remedial oleh guru pada mata

pelajaran IPS terpadu dikategorikan kurang baik dengan presentasi (28,33)

karena ini berkisaran antara 0% -59%. Penelitian ini memiliki persamaan

dengan penelitian penulis yaitu sama meneliti tentang remedial, namun

memiliki perbedaan yakni pada peneliti penulis mencari pengaruh pengajaran

remedial terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi materi

kegiatan ekonomi kelas X SMA Negeri 1 Simangumban.

Berdasarkan kajian penelitian yang relavan di atas, maka penulis lebih mudah

meneliti tentang “Pengaruh Pengajaran Remedial terhadap Hasil Belajar siswa

pada mata pelajaran ekonomi kelas x di SMA Negeri 1 Simangumban”

C. Kerangka Berpikir
4

Keberhasilan dalam pendidikan tidaklah lepas dari kegiatan proses belajar

mengajar yang dilalui oleh siswa. Oleh karena itu , dalam meningkatkan hasil

belajar dalam pengajaran remedial perlu dilakukan intraksi dari lingkungan yang

dapat membangun kecakapan, keterampilan ,juga membangun kepribadian yang

lebih baik. Setelah pembelajaran berlangsung, maka munculah hasil belajar

dimana hasil yang dimaksud disini adalah bertambahnya pengetahuan individu ,

dari yang tidak tahu menjadi tahu.

Dengan pembelajaran pengajaran remedial maka siswa akan merasa

terdorong untuk mengulang materi yang tidak tuntas. Dengan tercapainya nilai

siswa akan mendapatkan prestasi dan mendorong minat siswa untuk menguasai

materi yang disampaikan guru secara langsung, sehingga mempengaruhi hasil

belajar siswa. Dengan demikian diduga ada pengaruh pengajaran remedial

terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas x di sma negeri 1

simangumbna. Untuk lebih jelasnya bagaimana kerangka berpikir dalam

penelitian ini dapat dilihat pada skema berikut :


5

Pengajaran Remedial Hasil Belajar

X Y

Gambar. 1. Kerangka Berpikir

Keterangan
X = Variabel Bebas (Pengajaran Remedial)
Y = Variabel Terikat (Hasil Belajar)

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara dari suatu penelitian yang masih

perlu dibuktikan kebenarannya.Dengan adanya hipotesis, dapat mengetahui

kepastian yang diteliti.Menurut sugiyono (2017:96), Hipotesis merupakan

jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan

masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. “hipotesis

adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran

sebagai mana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja

serta panduan dalam verifikasi.” Kemudian menurut arikunto (2010:72)

menyatakan bahwa, ciri-ciri hipotesis yang baik adalah kesederhanaan dalam

perumusan, penggunaan variable-variabel yang jelas dan tegas, dapat diuji oleh

peneliti lain, biasanya berisi kalimat pernyataan, dan dirumuskan dengan singkat

dan jelas.Sedangkan menurut sudjana (2009:126) menyatakan bahwa, “hipotesis

adalah merupakan jawaban sementar dari suatu penelitian yang diuji

kebenarannya dengan jalan riset”.


6

Berdasarkan pendapat diatas maka penulis mengambil kesimpulan bahwa

hipotesis adalah suatu dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya melalui

analisis data yang dikumpulkan oleh peneliti.

Dari uraian diatas maka penulis menetapkan hipotesis penelitian sebagai

berikut :

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Pengaruh Pengajaran Remedial

Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Materi

Kegiatan Ekonomi Kelas X SMA Negeri 1 Simangumban.

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Pengaruh Pengajaran

Remedial Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi

Materi Kegiatan Ekonomi Kelas X SMA Negeri 1 Simangumban


7

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Simangumban yang

beralamat di Desa Simangumban jae, Kecamatan Simangumban, Kabupaten

Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara. Kepala Sekolah SMA Negeri 1

Simangumban adalah Bapak Dr.Saroha Nababan dan Guru mata pelajaran

ekonomi adalah Ibu Romasinta Siahaan S.Pd .Peneliti memilih kelas X

sebagai kelas penelitian dengan Jumlah dalam kelas penelitian sebanyak 36

siswa.

Adapun alasan peneliti memilih sekolah tersebut sebagai tempat

penelitian karena didasarkan pada pertimbangan bahwa sekolah tersebut

ditemukannya hasil belajar ekonomi dengan materi kegiatan ekonomi siswa

rendah dan pencapaian hasil belajar yang kurang maksimal.

Dengan demikian dapat mempermudah peneliti, baik dalam penemuan

masalah, memperoleh data dan apa saja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

penelitian ini. Penelitian observasi awal ini dilaksanakan pada bulan januari

pada senin tanggal 17 januari 2022.

Waktu penelitian ditetapkan kurang lebih 6 bulan, yaitu mulai bulan

dari Januari 2022 sampai dengan bulan


52 Juni 2022.Waktu yang ditetapkan ini

dipergunakan dalam rangka pembagian data dan pembuatan laporan hasil

penelitian dan diharapkan dalam jangka waktu tersebut, data yang diharapkan

dapat dikumpulkan atau terjaring sehingga penelitian dapat dilaksanakan

dengan tepat waktu.


8

B. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang akan menentukan langkah-langkah

yang akan ditempuh pada saat pelaksanaan kegiatan selanjutnya. Dalam

penelitian ini diperlukan suatu pendekatan atau metode.Sebelum melakukan

penelitian tentu harus menggunakan suatu pendekatan terhadap metode yang

sesuai dengan rumusan masalah dalam rangka menguji hipotesis. Sebuah

penelitian yang baik harus jelas metode yang digunakan sebagaimana

dikemukakan oleh sugiyono (2014:3) “Metode penelitian dapat diartikan

sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan yang

dapat ditemukan, dan dibuktikan pada suatu pengetahuan tertentu sehingga

pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan

mengantisipasi masalah dengan pendidikan”. Menurut Noor (2011:22)

“Metode penelitian merupakan suatu proses atau prosedur yang sistematik

berdasarkan prinsip dan tehnik ilmiah yang dipakai oleh disiplin (ilmu) untuk

mencapai suatu tujuan”.

Dari pendapat diatas dapat disimpulka bahwa metode penelitian adalah

cara-cara yang digunakan oleh peneliti untuk melaksanakan penelitian mulai

dari persiapan penelitian, pengumpulan data, menganalisis data dan pengajuan

laporan penelitian secara sistematis dan objektif.

Adapun jenis-jenis metode penelitian menurut Hartono (2011:49) ada

delapan jenis penelitian yaitu :

1) Penelitian historis adalah penelitian ditunjukkan pada rekontruksi


masa lampau serta sistematis dan objektif memahami peristiwa-
peristiwa masa lampau.
2) Penelitian deksriftif adalah penelitian yang berusaha memberikan
secara sistematis dan cermat fakta-fakta actual dan sifat populasi
tertentu.
9

3) Penelitian perkembangan adalah penelitian yang menyelidiki


pola dan proses pertumbuhan atau perubahan sebagai fungsi dari
waktu.
4) Penelitian kasus dan penelitian lapangan : penelitian kasus yang
memuat perhatian pada suatu kasus secara intensif dan terperinci
mengenai latar belakang keadaan sekarang yang
dipermasalahkan.
5) Penelitian korelasional bertujuan melihat hubungan antara dua
gejala atau lebih.
6) Penelitian kausal kompertif adalah penelitian untuk menyelidiki
hubungan sebab akibat antara faktor tertentu yang mungkin
menjadi penyebab gejala yang diselidiki.
7) Penelitian eksperimental, penelitian dengan melakukan
percobaan terhadap kelompok-kelompok eksperimen. Kepada
tiap kelompok eksperimen dikenakan perlakuan-perlakuan
tertentu dengan kondisi yang dapat di control.
8) Penelitian tindakan adalah penelitian yang bertujuan untuk
menembangkan keterampilan baru untuk mengatasi kebutuhan
dalam dunia kerja dan kebutuhan praktisnya.

Menurut Sukmadinata (2013:54) mengatakan bahwa : ada beberapa


metode penelitian yang dapat dimasukkan kedalam penelitian kuantitatif
yaitu :
1) Penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang
ditunjukkan menggunakan fenomena- fenomena yang ada, yang
berlangsung pada saat ini atau pada saat yang lampau.
2) Penelitian survai digunakan untuk mengumpulkan informasi
berbentuk opini dari jumlah besar orang terhadap topic atau isu-
isu tertentu.
3) Peneliti ekspos fakto yaitu untuk meneliti hubungan sebab
akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang
dan dilaksanakan) oleh peneliti.
4) Penelitian komparatif ialah untuk mengetahui apakah antar dua
atau lebih dari dua kelompok ada perbedaan dalam aspek atau
variable yang diteliti.
5) Penelitian korelasional ditunjukkan untuk mengetahui
hubungan suatu variable dengan variable-variabel lainnya.
6) Penelitian tindakan merupakan penelitian yang diarahkan pada
mengadakan pemecahan masalah atau perbaikan.
7) Penelitian dan pengembangan merupakan metode untuk
mengembangkan dan menguji suatu produk.
Dari beberapa metode penelitian di atas, maka metode penelitian yang

akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif.


10

Metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang ditujukan

menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada

saat ini atau saat yang lampau.Menurut Arikunto (2010:234) mengatakan

bahwa “Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bermaksud untuk

mengumpukan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu

keadaan gejala menurut apa adanya saat penelitian dilakukan”. Sedangkan

menurut Zainuddin (2009:40) megatakan bahwa “Penelitian deskriptif

adalah penelitian yang bermaksud membuat penyandaran secara

sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi

tertentu”. Kemudian Menurut Mahmud (2011:100) menyatakan bahwa

“Metode deskriptif adalah suatu penelitian yang di upayakan untuk

mencandra atau mengamati permasalahan secara sistematis dan akurat

mengenai fakta dan sifat objek tertentu.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian

deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti sifat-sifat dari

objek yang diteliti secara faktual dan akurat dengan melihat gambaran

variabel yang di teliti yaitu Pengaruh pengajaran remedial terhadap hasil

belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X SMA Negeri 1

Simangumban. Pengaruh pengajaran remedial sebagai (variabel X) dan

Hasil belajar siswa ekonomi sebagai (variabel Y).

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Dalam melaksanakan suatu penelitian harus ada objek yang akan

diteliti. Keseluruhan objek yang diteliti baik berupa manusia, benda peristiwa
11

disebut populasi. Menurut Arikunto (2010:173) berpendapat, “populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan menurut Noor (2011:146) bahwa,

“populasi merupakan seluruh elemen/anggota dari suatu wilayah yang menjadi

sasaran penelitian atau merupakan keseluruhan (universum) dari objek

penelitian”.

Kemudian menurut Sukmadinata (2012:250) menyatakan bahwa

“Kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian kita disebut

populasi”. Sedangkan Menurut Sugiyono (2014:117) menyatakan bahwa

“Populasi penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteritas tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan pendapat diatas populasi adalah keseluruhan yang

menjadi subyek dan obyek penelitian.

Dan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA

Negeri 1 Simangumbanyang berjumlah 36 orang. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2
Keadaan Populasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Simangumban
Tahun Ajaran 2021/2022
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
X IPS 24 12 36
Jumlah 36

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah himpunan bagian dari populasi yang dipandang dapat

mewakili populasi untuk dijadikan sebagai sumber data atau sumber informasi

dalam suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2014:118) mengemukakan bahwa


12

“sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Sedangkan menurut Arikunto (2010:174) “Sampel adalah sebagian

atau wakil populasi yang diteliti”.Selanjutnya menurut Riduwan

(2009:56)”Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau

keadaan tertentu yang akan diteliti”.Kemudian menurut Erlina (2011:81)

“Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan

karakteristik populasi”.

Beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan sampel adalah sebagian

dari populasi/anggota maupun keseluruhan dari populasi yang dijadikan

sebagai responden maupun objek penelitian untuk memperoleh data yang

dibutuhkan dalam menguji hipotesis.

Menurut Arikunto (2010:177) adapun cara-cara pengambilan sampel

penelitian ini dapat dilakukan sebagai berikut :

1) Random Sampling (sampel acak ) diberi nama demikian karena


di dalam pengambilan sampelnya, peneliti mencampur subjek-
subjek dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama.
2) Startifed sampel ( sampling berstrata atau bertingkat ) yang
digunakan apabila kita berpendapat bahwa ada perbedaan ciri
atau karakteristik antar strata-strata yang ada, sedangkan
perbedaan tersebut mempengaruhi variabel.
3) Area Probability sampel (sampel wilayah ) sampel wilayah
adalah tehnik sampling yang dilakukan dengan mengambil wakil
dari wilayah yang terdapat pada populasi.
4) Proportional sampel (sampel berimbang ) untuk memperoleh
sampel yang representif, pengambilan subjek dari strata atau
setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dengan
banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah.
5) Purposive sampel (sampling bertujuan) tehnik ini bisa dilakukan
karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan
waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel
yang besar dan jauh
6) Quota sampel ( sampel kouta) dalam mengumpulkan data,
peneliti meneliti subjek yang memenuhi persyaratan ciri-ciri
populasi, tanpa menghiraukan diri mana asal subjek tersebut
(asal masih dalam populasi).
13

7) Cluster sampel ( sampel kelompok ) didalam menentukan jenis


cluster atau kelompok harus dipertimbangkan dengan masak-
masak apa ciri-ciri yang ada.
8) Double sampling (sampel kembar ) adalah dua buah sampel yang
sekaligus diambil oleh peneliti dengan tujuan untuk melengkapi
jumlah apabila ada data yang tidak masuk dari sampel pertama
atau untuk mengadakan pengecekan terhadap kebenaran dat dari
sampel peneliti.
Adapun tehnik pengambilan sampel yang penulis gunakan adalah

menggunakan tehnik random sampling. Hal ini disebabkan karena

dilakukan dengan mengambil sampel secara acak. Sebagaimana menurut

Arikunto (2010:177) “tehnik sampling ini diberi nama demikian karena

dalam pengambilan sampelnya peneliti mencampur subjek-subjek didalam

populasi sehingga semua objek dianggap sama”.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sampel

yang harus digunakan , sehingga dapat mempermudah dalam memperoleh

informasi yang berharga untuk merancang dan menentukan jumlah sampel

dan tehnik sampel yang tepat.

Menurut Sugiono (2013:120) bahwa “ dikatakan simple

( sederhana ) karena mengambil anggota sampel dari populasi ini”.

Sukmadinata (2012) “pengambilan sampel secara acak berarti setiap

individu dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan

sampel. Berdasarkan pendapat diatas sampel acak (random sampling) yaitu

pengambilan sampel secara acak tanpa memperhatikan tingkatan yang ada

dalam populasi yang mempunyai peluang sama untuk dijadikan sampel.

Jadi sampel yang penulis ambil dalam penelitian ini adalah kelas X IPS

jumlah 36 orang.
14

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang baik dalam penelitian yaitu sangat penting karena

instrument yang baik memberikan data secara akurat .Instrumen penelitian

merupakan alat untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan

dalam menguji hipotesis. Menurut Riduwan (2010:98) menyimpulkan bahwa,

“Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan

oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut

menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”. Sedangkan menurut Sugiono

(2015:148) “ instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”.

Dari pendapat diatas dapat penulis simpulkan bahwa instrument

penelitian adalah alat bantu yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan

data sehingga pekerjaan peneliti lebih mudah dan sistematis. Oleh karena itu

baik tidaknya suatu penelitian didasarkan atas baik tidaknya instrument yang

digunakan. Penyusunan instrument dilakukan berdasarkan pada dua variabel

yaitu yang pertama variabel terikat (variabel X) dimana disini variabel nya

adalah Pengajaran Remedial yang kedua variabel bebas (variabel Y) dimana

disini variabelnya adalah Hasil belajar. Data yang diolah dari sekolah SMA

Negeri 1 Simangumban. Agar tidak terjadi penafsiran yang beragam maka

peneliti membuat defenisi operasional terhadap kedua variabel masing-

masing.

Adapun indikator pengajaran remedial yaitu ; (1) Diagnosis kesulitan

belajar (2) Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar (3) Usaha mengatasi

kesulitan belajar dan (4) Peranan guru dalam proses belajar


15

Tabel 3
Kisi-Kisi Instrumen Pengajaran Remedial

NO Indikator Nomor Soal Jumlah soal


1 Metode Pemberian Tugas 1, 2, 3, 4, 5 5
2 Metode Diskusi 6, 7, 8 , 9, 10 5
3 Metode Tanya Jawab 11, 12, 13, 14,15 5
4 Meode Tugas Kelompok 16,17,18,19,20 5
5 Metode Tutor Sebaya
Jumlah 20

Kemudian hasil belajar pada materi kegiatan ekonomi ialah kemampuan

yang dimiliki oleh siswa untuk mengerti dan memahami tentang materi kegiatan

ekonomi . Adapun variable ini memiliki indikator yaitu : a) Menjelaskan kegiatan

ekonomi,b) Menjelaskan tujuan dan faktor dari kegiatan ekonomi, c) Menjelaskan

faktor-faktor produksi

Tabel 4
Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar kelas X
SMA Negeri 1 Simangumban

No Indikator No. Soal Banyak Soal


1 Menjelaskan Kegiatan ekonomi 1,2,3,4,5,6,7 7

2 Menjelaskan Tujuan kegiatan ekonomi 8,9,10,11,12,13 7

3 Menjelaskan faktor-faktor produksi 13,14,15,16,17,19,20 6


Jumlah 20

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam meneliti merupakan kegiatan penting bagi

sipeneliti. Menurut Sugiyono (2015:309) “tehnik pengumpulan data

merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan


16

penelitian adalah mendapatkan data”. Sedangkan menurut Silalahi (2012 :280)

“pengumpulan data dapat didefenisikan sebagai sutu proses mendapatkan data

empris melalui responden dengan menggunakan metode tertentu.

Berdasarkan pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa tehnik

pengumpulan data adalah pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam penelitian.

Menurut Sugiyono(2015:194) mengumpulkan data dapat dilakukan

dengan tehnik :

1. Interviuw (wawancara) digunakan sebagai tehnik pengumpulan


data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah renpondennya sedit/kecil.
2. Kusioner ( Angket ) merupakan tehnik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
3. Observasi sebagai tehnik pengumpulan data mempunyai ciri-ciri
yang spesipik bila dibanding dengan tehnik yang lain, yaitu
wawancara dan kusioner.

Menurut Arikunton (2010:151) “ Jenis-jenis metode penelitian atau

instrumen pengumpulan data yaitu:

1) Tes adala serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan ,
intelegensi , kemampuan atau bakat yang memiliki oleh dengan
individu atau kelompok.
2) Angket (kuesioner) adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam
arti laporan tentang pribadinya , atau hal-hal yang ia ketahui.
3) Wawancara adalah sebuahdialog yang dilakukan oleh
pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dan
terwawancara.
4) Observasi sering disebut dengan pengamatan , meliputi kegiatan
pemuatan perhatian terhadap sesuatu objel dengan menggunakan
seluruh alat indra .
5) Skala bertingkat (rating) atau rating scale adalah suatu ukuran
subjektif yang dibuat berskala
17

6) Dokumentasi dari asal kata dokumen , yang artinya barang-


barang tertulis.

Dari beberapa pendapat diatas, peneliti meggunakan teknik pengumpulan

data berupa Tes dan Observasi .

1) Test

Test digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah melewati

pembelajaran. Test merupakan serangkaian pertanyaan yang akan diaukan

kepada responden untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan.

Test umumnya dilakukan untuk mengetahui kondisi kemampuan seseorang

terhadap yang ditanyakan. Menurut Margono (2009:170) menyatakan bahwa “

Test ialah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang

dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijdikan penetapan skor

angka.

Adapun bentuk test yang dipergunakan untuk mengukur kedua

variabel dalam penelitian ini adalah test objektif bentuk pilihan ganda .

Menurut Surapnata (2004:176) menyatakan ,”soal bentuk pilihan ganda adalah

soal yang menuntut peserta test untuk memberikan jawaban atas pertanyaan

atau pernyataan yang tercamtum dalam pokok soal atau stem yang disertai

dengan sejumlah kemungkinan jawaban”. Test digunakan berupa test jenis

pilihan ganda dengan empat option yaitu a,b,c,d dengan penskoran jika benar

diberi skor “1” dan yang menjawab salah diberi skor “0”.

Penskoran digunakan berdasarkan pendapat purwanto (2010:70) yakni,

“Untuk soal-soal objektif biasanya setiap jawaban benar diberikan skor 1

(satu) dan setiap jawaban yang salah diberi 0 (nol) ; total skor diperoleh

dengan menjumlahkan skor yang diperoleh dari semua soal”. Dan penentuan
18

penilaian peneliti menggunakan pendapat purwanto (2010: 70) yang

berpendapat bahwa “ Angka-angka hasil penskoran itu kemudian diubah

menjadi nilai-nilai melalui suatu proses pengolahan tertentu. Penggunaan

symbol untuk menyatakan nilai-nilai itu ada yang dengan angka , seperti

angka dengan rentengan 0-10, atau 0-100.

Penentuan penilaian sesuai dengan pendapat purwanto diatas maka

rentang penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rentengan 0-100

dimana jumlah pertanyaan yang akan dibuat sebanyak 20 butir pertanyaan

kepada siswa , jik siswa menjawab dengan benar atas seluruh pertanyaan yang

disebarkan sebanyak 20 butir pertanyaan maka siswa tersebut akan memproleh

skor 20. Skor yang dipeoleh akan dihitung melalui rumus yang ditetapkan

sebagai berikut:

S =B x 100%
N

Keteragan:
B = Jumlah jawaban benar
N = Jumlah soal

2) Dokumentasi

Rangkuti (2015:129) menjelaskan bahwa” dokumen merupakan sumber

data yang digunakan untuk melengkapi penelitian, baik berupa sumber tertulis,

film, gambar, karya-karya monumental, yang semuanya itu memberikan informasi

untuk memproses penelitian”.Arikunto (2010:274) menyatakan bahwa

“dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa

catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,

agenda, dan sebagainya.


19

Berdasarkan pendapat diatas penulis menyimpulkan dokumentasi

merupakan salah satu sumber informasi yang berharga bagi peneliti untuk

mengumpulkan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen –

dokumentasi baik dokumen tertulis, gambar ataupun elektronik. Dalam penelitian

ini dokumentasi merupakan apa yang digunakan oleh penulis untuk memperoleh

data hasil belajar ekonomi dari pihak sekolah SMA Negeri 1 Simangumban.

Adapun jumlah pernyataan yang dibuat dalam observasi sebanyak 20 butir

pertanyaan .Adapun skala penilaian yang digunakan adalah ranting skala. Seseuai

dengan pendapat Notoatnajo (2010:137) menyatakan bahwa, “Ranting scale ini

dapat merupakan suatu alat pengumpuldata untuk mengelompokkan ,

menggolongkan dan menilai seseorang atau suatu gejala “. Dengan demikian

adapun skala yang ditetapkan adalah 1 = kurang , 2 = Cukup , 3 = Baik , dan 4 =

Sangat baik .

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua jenis teknik analisis data

yaitu:

1) Analisis data Dekskriptif

Analisis deksriptif menggunakan data yang masuk dengan kelompok dalam

bentuk tabel, kemudian diberi penjelasan tentang kedua variabel mean,

median, modus dan distribusi frekuensi dan histogram. Analisis deskriptif

merupakan analisis yang berhubungan dengan perhitungan statistic. Dalam

penelitian ini analisis kuantitatif dengan dengan perhitungan statistic dicari

dengan bantuan program SPSS22.


20
21

Tabel 5
Kriteria Penilaian Pengajaran Remedial
Kelas X SMA Negeri 1 Simangumban(Variabel X)
No Nilai Huruf Interpretasi
1 4,1 - 5,0 A Sangat baik
2 3,1 – 4,0 B Baik
3 2,1 – 3,0 C Cukup
4 1,1 – 2,0 D Kurang
5 0,1 – 1,0 E Buruk

Selanjutnya untuk menganalis data hasil belajar ekonomi siswa maka

respon masing-masing ditentukan nilai, yaitu sebagai berikut:

Tabel 5
Kriteria Penilain Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X
SMA Negeri 1 Simangumban(Variabel Y)
No Interval Interpretasi
1 80 – 100 Sangat Baik
2 70 – 79 Baik
3 60 – 69 Cukup
4 50 – 59 Kurang
5 0 – 49 Gagal

2) Analisis Statistik Infrensial

Tehnih analisis statistic digunakan untuk menguji Hipotesis yang telah di

ajukan di awal penelitian apakah diterima atau ditolak, sugiono (2014:212)

mengungkapkan bahwa untuk pengujian ini dilakukan dengan menggunakan

rumus kolerasi “r” produck moment yaitu:

r xy=N ∑ ❑ xy−¿ ¿

Keterangan :
r x y : indeks korelasi Product Moment
N : Jumlah sampel
∑ X : Jumlah variabel X
∑ Y : jumlah variabel Y
∑ X ❑2 : Jumlah kuadrad variabel X
∑Y ❑ 2
: Jumlah kuadrad variabel Y
∑ XY : Hasil kali variabel X dan Y
Kemudian untuk melihat sejauh mana pengaruh yang signifikan antara

kedua variabel digunakan uji t-test (“t” test)


22

r √n−2
t=
√1−r ❑2
Keterangan :
t : Koefisien pengaruh
n : Banyaknya sampel
r : Koefisien korelasi
2
r : Kuadrat koefisien korelasi
23

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas anugerah, bimbingan dan kasih setianya yang di limpahkan sehingga pada
akhirnya saya dapat menyelesaikan penulisan skiripsi ini dengan tepat waktu
sesuai dengan yang di rencanakan. Judul penelitian ini adalahPengaruh
Pengajaran Remedial Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Ekonomi Materi Kegiatan EkonomiKelas X SMA Negeri 1
Simangumban.Penulisan proposal ini merupakan salah satu persyaratan sebagai
syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan ekonomi di Institut Pendidikan
Tapanuli Selatan (IPTS) Padangsidimpuan.
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini banyak kesulitan
yang peneliti hadapi. Mulai dari pembuatan judul sampai proposal ini dapat
diselesaikan. Namun berkat kesabaran, motivasi, bantuan dan bimbingan yang di
berikan oleh orang tua, saudara, dosen pembimbing, dan rekan seperjuangan
khususnya program studi pendidikan Ekonomi semua kesulitan tersebut dapat di
lewati.
Semoga bantuan dan bimbingan yang telah penulis peroleh dari
Bapak/Ibu/saudara/saudari kiranya tidak dapat saya balas. Hanya Kepada Tuhan ,
penulis serahkan semoga amal baik yang telah di berikan mendapat balasan yang
setimpal
Akhir kata, penulis sangat menyadri bahwa apa yang dituangkan dalam
proposal ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan proposal ini di
masa yang akan datang, agar dapat bermanfaat bagi peneliti selanjutnya.

Padangsidimpuan, Februari 2022


Penulis,

NURCAHAYA SITOHANG
NPM. 18050025

i
24

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ iv

BAB IPENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah........................................................................ 5
C. Pembatasan Masalah....................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ....................................................................... 6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian....................................................... 6
1. Tujuan Penelitian...................................................................... 6
2. Manfaat Penelitian.................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORTIS PENGAJUAN HIPOTESIS.................... 8


A. Landasan Teori............................................................................... 8
1. Hasil Belajar Ekonomi............................................................. 8
1.1.............................................................................................Haki
kat Hasil Belajar................................................................ 8
1.2.............................................................................................Haki
kat Hasil Belajar Ekonomi.................................................. 12
2. Hakikat Pengajaran Remedial................................................... 17
B. Kajian Penelitian yang Relevan...................................................... 47
C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 49
D. Hipotesis......................................................................................... 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..................................................... 52


A. Tempat Penelitian .......................................................................... 52
B. Metode Penelitian........................................................................... 53
C. Populasi dan Sampel Penelitian...................................................... 55
1. Populasi Penelitian.................................................................. 55
2. Sampel Penelitian................................................................... 56
D. Instrumen Penelitian ..................................................................... 58
E. Teknik Pengumpulan Data............................................................. 60
25

F. Teknik Analisis Data........................................................................ 64


DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 67
DAFTAR
ii GAMBAR
Gambar. 1. Kerangka Berpikir......................................................................... 50

iii
26

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Keadaan Populasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1


SimangumbanTahun Ajaran 2021/2022.......................................... 56

Tabel 2. Kisi-kisi Pengajaran Remedial terhadap hasil belajar ekonomi....... 59

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar kelas X SMA Negeri 1


Simangumban................................................................................... 60

Tabel 4. Kriteria Penilaian Pengajaran Remedial Kelas X SMA Negeri 1


Simangumban (Variabel X)............................................................. 65

Tabel 5. Kriteria Penilain Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMA


Negeri 1 Simangumban (Variabel Y).............................................. 65

iv

Anda mungkin juga menyukai