T.A 2021/2022
Oleh :
7183344002
FAKULTAS EKONOMI
2022
BAB I
PENDAHULUAN
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu cara meningkatkan kualitas
berapa??
komunikasi dua arah, mengajar yang dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik,
belajar yang dibangun oleh guru untuk menggembangkan kreatifitas berpikir yang
mencapai kompetensi yang optimal. Hal ini tidak dapat terlepas dari kemampuan
guru dalam segala kegiatan diantaranya, kemampuan guru dalam memilih dan
menerapkan model pembelajaran yang tepat dan efektif. Bila model pembelajaran
yang digunakan guru tidak tepat dan tidak efektif maka pencapaian hasil belajar
Dari data hasil Ujian Tengah Semester ganjil tahun pelajaran 2021/2022
Tabel 1.1
(%)
Dari table 1.1 diatas menunjukan bahwa hasil belajar X OTKP masih
rendah. Kelas OTKP 1 yang terdiri dari 33 siswa dengan jumlah 15 siswa
(45,45%) pada kategori tuntas dan sebanyak 18 (54,54%) siswa pada kategori
tidak tuntas. Kelas X OTKP 2 yang terdiri dari 30 siswa dengan jumlah 13 siswa
(43,33%) pada kategori tuntas dan sebanyak 17 (56,66%) siswa pada kategori
tidak tuntas.
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Hasil
belajar yang dicapai oleh setiap peserta didik biasanya berbeda dengan mata
pelajaran yang satu dengan yang lain. Hasil belajar akan optimal apabila proses
pembelajaran dengan aktif. Guru sebagai fasilitator dan motivator harus mampu
pembelajaran agar dapat meningkatkan minat belajar dan perhatian siswa dalam
proses pembelajaran yang diajarkan dapat diserap oleh siswa dengan mudah.
metode ceramah dimana peran guru yang cenderung lebih aktif sementara peserta
didik sangat pasif. Akibatnya, pembelajaran yang dilakukan guru terlalu monoton
dan tidak bervariasi, guru hanya memberikan teori dan tugas terus menerus. Dari
terhadap hasil belajar siswa yang secara umum kurang memuaskan. Jika hal ini
pengaruh yang sangat besar terhadap pencapaian belajar siswa, karena guru harus
Pemilihan model pembelajaran serta strategi mengajar yang efektif dalam proses
uraian yang semacam ini perlu bukti baik secara teori maupun empirik
disebabkan oleh proses pembelajaran yang belum aktif. Guru kurang melibatkan
siswa dalam kegiatan proses pembelajaran, dalam hal ini siswa menggunakan
Karya Batang Kuis pada tanggal 17 Desember 2021 yaitu wawancara dengan ibu
Sakila sebagai guru bidang studi Administrasi Umum diperoleh informasi bahwa,
hasil belajarnya tergolong rendah. Hal ini yang melatarbelakangi penulis untuk
siswa kelas X OTKP di SMKS Tunas Karya Batang Kuis ternyata hasil belajar
siswa masih rendah, dimana masih banyak siswa yang belum mencapai Kriteria
metode ceramah dimana peran guru yang cenderung lebih aktif sementara peserta
didik sangat pasif. Akibatnya, pembelajaran yang dilakukan guru terlalu monoton
dan tidak bervariasi , jangan mengulang ulang kalimat ! guru hanya memberikan
teori dan tugas terus menerus. Dari hasil pembelajaran yang dilakukan oleh
siswa terlibat dalam pembelajaran dapat terjadi karena model pembelajaran yang
keaktifan siswa tersebut berdampak terhadap hasil belajar siswa yang secara
umum kurang memuaskan. Jika hal ini terus berlangsung tidak dicarikan alternatif
pemecahannya, maka kondisi yang sama juga dapat mempengaruhi hasil belajar
peran guru dan siswa sebagai individu-individu yang terlibat langsung di dalam
proses tersebut. Proses belajar siswa itu sendiri sedikit banyak tergantung pada
cara guru menyampaikan pelajaran pada peserta didik. Oleh karena itu,
kemampuan serta kesiapan guru dalam mengajar memegang peranan penting bagi
keterkaitan antara hasil belajar siswa dengan model mengajar yang digunakan
oleh guru.
Pemilihan model pembelajaran yang tepat disesuaikan dengan tingkat
perkembangan anak dan konsep yang akan diajarkan agar siswa lebih mudah
didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan
masalah ini, salah satu alternatifnya yaitu dimana guru sebagai pengajar harus
melibatkan siswa dengan komunikasi multi arah, baik antara sesama siswa
ataupun komunikasi antara siswa dan guru. Sehingga siswa tidak hanya diam dan
Probing Promting dan model pembelajaran Circiut Learning dimana kedua model
dan hasil belajar siswa. Karena dengan model pembelajaran ini, siswa diharapkan
dan menggali sehingga terjadi proses berfikir yang mengaitkan pengetahuan siswa
dan pengalamannya dengan pengetahuan yang baru dan yang sedang dipelajari.
oleh guru secara acak, sehingga seluruh siswa tidak bisa menghindar dari proses
kemampuan berpikir kurang akan dibimbing dengan pertanyaan yang lebih mudah
kemudian akan diberikan pertanyaan yang sedikit lebih sulit jika siswa sudah
dapat menjawab pertanyaan guru. Bagi siswa yang lebih mampu cara berpikirnya
sulit.
dan menggulang. Model pembelajaran ini menuntut siswa untuk focus dalam
belajar agar siswa bisa mengulang kembali pelajaran yang telah dipelajari atau
anggota kelompok lebih mudah dan lebih luas dalam menyampaikan masalah
materi ajar dengan baik. Dan juga kemandirian siswa sangat dibutuhkan dalam
diajukan guru. Sehingga dari hal ini siswa akan mampu untuk mencari dan
fakta yang terjadi di sekolahan bukan dibuat buat semua harus afa data dan fakta
aktif dan menyeluruh. Sebab model pembelajaran ini memicu siswa untuk
berpikir secara kritis dan mampu bekerja sama secara kelompok. Guru pada
model pembelajaran ini akan berperan sebagai pembimbing sagar siswa dapat
Administrasi Umum Siswa Kelas X AP SMKS Tunas Karya Batang Kuis T.A
2021/2022”.
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, maka peneliti dapat
DAN 2
guru
penelitian ini dapat lebih terarah dan mencapai sasaran yang diinginkan, maka
pada mata pelajaran administrasi umum siswa kelas X AP SMKS Tunas Karya
FAKTO
1.6 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
hampir sama.
keterampilan maupun sikap. Belajar juga hasil dari interaksi antara stimulus dan
perubahan perilaku baik itu secara formal maupun informal. Menurut Arif,
mendupilkat, dan lain sebagainya”. Menurut Slameto (2016:2) “Belajar adalah hal
dilakukan individu untuk mengetahui hal-hal yang belum diketahuinya dari hasil
sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan dari hasil pengalaman dan interaksinya
pengalaman belajar. Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari
proses belajar yang dilakukan oleh siswa. Menurut Sudjana (2014:3) mengatakan
bahwa, “Hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang
“Hasil belajar adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam
juga keterampilan berfikir, dan keterampilan motoric dan pencapaian mutu hasil
belajar siswa.
dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor yang berasal dari diri siswa
(internal) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal). Istirani dan
1) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa.
belajar merupakan suatu hasil yang diperoleh oleh peserta didik melalui proses
mutlak berupa nilai, tetapi juga dapat berupa perubahan sikap, kebiasaan,
pengetahuan, kebiasaan dan lain sebagainya menuju ada perubahan yang positif.
Dengan adanya hasil belajar, dapat diketahuo sejauh mana peserta didik dalam
adalah faktor inter dan ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri
individu yang sedang belajar. Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar
1. Faktor-faktor Internal
kesiapan.
2. Faktor-faktor Eksternal
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar
belakang kebudayaan)
siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajar, waktu sekolah, standar
hasil belajar yaitu internal dan eksternal. Dimana fator internal yaitu faktor yang
berasal dari dalam diri siswa seperti jasmaniah dan psikologis sedangkan faktor
eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti lingkungan, orang
secara efektif dan menyenangkan, sehingga hasil belajar siswa dapat diraih secara
optimal.
seperti ini dianggapp tidak efektif. Menurut Sagala (2014:176) “Hakekat mengajar
cara berpikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan belajar bagaimana cara
belajat.”
Oleh sebab itu perlu perubahan paradigma baru, sistem pembelajaran yang
dengan memilih model pembelajaran yang aktif dan sesuai dengan materi
pembelajaran.
(2016:25)
adalah perencanaan aktivitas pembelajaran guru dengan siswa yang berupa urutan
kegiatan procedural dan dilaksanakan langsung dengan tatap muka di kelas; (2)
yang menyangkut perangkat pembelajaran dan dapat menjadi pedoman bagi guru
adalah perencanaan aktivitas belajar mengajar yang berupa urutan kegiatan dalam
kurikulum.
pembelajaran baik memiliki ciri-ciri yang dapat dikenali secara khusus, yaitu:
pembelajaran memiliki tujuan yang jelas mengenai hasil yang akan dicapai siswa,
dan dapat menciptakan interaksi antar siswa, serta dapat mencapai tujuan dan
model pembelajaran berfungsi sebagai panduan dan petunjuk bagi seorang guru
pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir
memberikan pertanyaan kepada siswa dan menunjuk siswa secara acak untuk
pembelajaran berlangsung
guru untuk memilih secara acak siswa yang akan menjawab pertanyaan. Tentu
hal ini akan membuat suasana di dalam kelas sedikit tegang, untuk mengatasi
kondisi seperti ini guru hendaknya menunjukan wajah yang ramah dan suara
dengan nada yang lembut saat memberikan pertanyaan dan saat menunjuk siswa.
Dan perlu diketahui, bahwa jawaban setiap siswa harus dihargai baik itu
jawaban yang benar maupun salah, karena siswa sedang belajar dan berusaha
adalah pertanyaan yang bersifat menggali untuk menerima jawaban yang lebih
sebagai akibatnya jawaban berikutnya akan lebih kentara, akurat, dan beralasan.”
jawaban yang tepat, dalam menemukan jawaban yang tepat siswa membutuhkan
pertanyaan yang sifatnya menuntut dan menggali sehingga terjadi proses berpikir
merumuskan jawaban.. Pembelajaran dengan cara ini dapat menuntun siswa untuk
Mengetahui kepada siswa mengenai materi yang yang diberikan oleh guru
merumuskan jawabannya
menjawab pertanyaan
pertanyaan tersebut.
Kelemahan:
Kelebihan Kekurangan
1.Mendorong siswa aktif berpikir 1.Jumlah siswa yang banyak tidak
memungkinkan cukup waktu untuk
memberikan pertanyaan kepada setiap
siswa
adalah mampu memotivasi siswa untuk ikut berpartisipasi aktif dalam proses
mengemukakan pendapat. Namun dengan jumlah siswa yang banyak tidak mudah
untuk membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkatan berpikir dan yang
benar menempuh informasi dalam pola yang sama setiap hari. Model ini sangat
menghemat waktu, karena dengan memaksimalkan waktu dalam kelas, maka akan
tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari, penyajian peta konsep,
peserta didik beserta peta konsep, penjelasan tentang cara pengisian, pelaksanaan
membuat catatan kreatif sesuai pola pikir. Ketiga, tanya jawab dan refleksi.
peta konsep dengan bahasanya sendiri, dan guru akan melengkapi bahasa yang
sudah dibuat siswa sehingga terciptalah pola menambah dan mengulang dalam
pembahasan materi.
dipresentasikan
telah dikerjakan
bagus serta memberikan semnagat kepada yang belum dapat pujian dan
Dari kedua pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa langkah-
dipresentasikan.
telah dikerjakannya.
1) Persiapan
a) Melakukan apersepsi.
2) Kegiatan Inti
sendiri.
akan dipresentasikan.
yang belum dapat pujian atau hadiah untuk berusaha lebih giat lagi.
3) Penutup
adalah pembuatan peta konsep dan mencatat apa yang disajikan dengan berulang
setiap pembahasan materi. Berkaitan dengan peta pikiran sebagai teknik mencatat
dimana memungkinkan semua itu terjadi pada peta pikiran. Metode peta
pikiran/konsep dengan teknik mencatat dapat membantu siswa dalam mengingat,
Kelebihan Kekurangan
1.Kreativitas siswa dalam merangkai kata 1.Memerlukan waktu yang relative
dengan Bahasa sendiri dan lebih terasah lama
Kelebihan Kekurangan
1.Meningkatkan kemampuan koneksi 1.Penerapan model pembelajaran
sitematis siswa dalam tersebut perlu waktu yang relatif lama
menghubungkan informasi baru
dengan informasi lain yang dimiliki
siswa
2.Melatih siswa untuk tetap fokus 2.Tidak semua pokok pembahasan
terhadap masalah dan materi yang bisa disajikan dalam model tersebut
diberikan guru
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan model pembelajaran
kembali menjadikan model ini dapat menuntun serta meningkatkan kreativitas dan
teoritis, adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini sebagai berikut:
(2018) dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Probing Promting dan Team
Team Assisted Individualization terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Administrasi Umum kelas X SMKS Harapan Stabat T.P 2018/2019. Hal tersebut
diperoleh nilai signifikansi model pembelajaran 0,000 < 0,05 , hal ini berarti
hipotesis diterima bahwa hasil belajar administrasi umum yang diajarkan dengan
Probing Promting Terhadap Hasil belajar Akuntansi Siswa Kelas XII IPS Di
Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara hasil
akuntansi siswa kelas XII IPS SMKA Swasta Yayasan Pendidikan Pancasila
rata pada kelas control 46,00 dengan SD=9,24. Sedangkan nilai post test sebesar
64,40 dengan SD=8,46 dan rata-rata hasil pre test pada kelas eksperimen adalah
48,40 dengan SD=7,60 dan nilai post test sebesar 76,40 dengan SD= 7,57.
Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Di
MTS Swasta AL-Arafah”. Diperoleh hasil rxy=0,826 dengan menggunakan
pengujian statistic dengan thitung=7,76 diperoleh ttabel = 2,05 dan 2,76,dimana jika
thitung>ttabel hipotesis alternatif (Ha) dapat diterima karena 7,76≥2,05 dan 2,76 maka
pembelajaran circuit learning terhadap hasil belajar siswa pada Bahasa arab MTS
Swasta Al-Arafah.
Berdasarkan hasil analisis data pada ranah kognitif dan afektif dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh penerapan strategi circuit learning terhadap hasil belajar
siswa matematika.
ada pengaruh yang signifikan pada model pembelajaran circuit learning yang
mempengaruhi hasil belajar IPS siswa , hal ini dapat dilihat dari hasil analisis
dimana dari 43 siswa diperoleh thitung=10,3041 serta ttabel dengan db N-1 = 43-1
=42 ,dimana taraf signifikan 0,05 sebesar =1,681 karena t hitung>ttabel yaitu
kegiatan pembelajaran siswa. Hal itu tentunya pada akhirnya dapat mempengaruhi
hasil belajar para siswa. Sehubungan dengan hal tersebut maka penulis merasa
Belajar Administrasi Umum Siswa Kelas X AP SMKS Tunas Karya Batang Kuis
T.P 2021/2022”.
atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat bergantung pada proses
belajar yang dialami siswa, baik ketika sedang berada di sekolah maupun di
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar adalah model
motivasi dan minat belajar siswa sehingga diharapkan dapat meningkatkan hail
tentunya akan memberikan suasana belajar yang baru jika dibandingkan dengan
tersebut.
pembelajaran Circuit Learning siswa akan dilatih untuk bekerja sama kelompok,
mengingat kembali materi pembelajaran yang telah dipelajari. Selain itu siswa
Model Pembelajaran
Probing Promting (X1)
Model Pembelajaran
Circuit Learning (X2)
kata hypo yang berarti “ kurang dari” dan thesis yang berarti “pendapat”. Jadi
hipotesis merupakan suatu pendapat atau kesimpulan yang belum final, yang
model pembelajaran ini siswa akan dilatih untuk menemukan pengetahuan baru
Promting adalah salah satu cara alternatif pada proses belajar dan meningkatkan
mengajar.
Berdasarkan teori dan bukti empiris maka hipotesis dalam penelitian ini
siswa untuk dapat menguatkan respon dan pendapat dengan sistem penambahan
dan pengulanggan serta menuntut siswa untuk mampu berpikir secara kreatif,
Karena model pembelajaran ini memiliki strategi yang dimulai dari tanya jawab
tentang topik yang dipelajari, penyajian peta konsep dan penjelasan mengenai peta
siswa.
dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang dibuktikan dari penelitian Syahrial
Berdasarkan teori dan bukti empiris maka hipotesis dalam penelitian ini
di Jl. Batang Kuis Desa Tanjung Sari. Waktu penelitian dilakukan pada semester
Tunas Karya Batang Kuis T.A 2021/2022 yang terdiri dari dua kelas, yaitu X
Tabel 3.1
Jumlah siswa kelas X AP SMKS Tunas Karya Batang Kuis
populasi yang berjumlah 60 orang dijadikan sampel. Jadi kelas X-AP 1 sebagai
Tabel 3.2
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
Adapun dalam penelitian ini terdapat tiga variabel penelitian yaitu dua variabel
a. Variabel Bebas
b. Variabel Terikat
berikut:
siswa berupa tes bentuk pilihan ganda sebanyak 20 butir soal. Tes digunakan
untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan dan melihat
ketuntasan belajar. Setiap soal memiliki 5 option (a,b,c,d dan e) dan jawaban yang
benar diberi skor 4 sedangkan jawaban yang salah diberi skor 0. Pengambilan data
Keterangan :
C1 : Pengetahuan C4 :Analisis
C2 : Pemahaman C5 :Sintesis
C3 :Aplikasi C6 :Evaluasi
mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek yang
diteliti dengan mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
merupakan kegiatan percobaan untuk meneliti suatu peristiwa atau gejala yang
penelitian, dan penelitian ini juga bertujuan hanya untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar melalui model pembelajaran Probing Promting dan Circuit Learning
penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pre test dan post test
Tabel 3.4
Rancangan Penelitian
T1 : Pre-Test
T2 : Post-Test
Promting
X2 : Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Circuit
Learning
Populasi
Sampel
Pre Test
belajar siswa pada mata pelajaran administrasi umum dengan menerapkan model
mengumpulkan data adalah tes hasil belajar. Sebelum perlakuan diberikan tes
perlakuan selesai, maka diberikan tes akhir untuk mengetahui apakah ada
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh data adalah
test dalam pilihan berganda yang berjumlah 20 soal. Sebelum tes ini diberikan
kepada sampel sesungguhnya, maka tes ini terlebih dahulu diujicobakan untuk
sebuah penelitian. Metode pengumpulan data ini dapat digunakan secara sendiri-
sendiri,namun dapat pula digunakan dengan menggabungkan dua metode atau
3.5.1 Observasi
Dalam hal ini observasi yang dilakukan peneliti yaitu melakukan
data penelitian. Data yang dibutuhkan adalah data hasil belajar siswa pada mata
pengajaran.
test yang data test yang dilakukan untuk mengumpulkan data sebanyak dua kali
penelitian ini adalah tes hasil belajar. Tes merupakan alat untuk mengukur ada
atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang diteliti atau alat untuk
mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi. Bentuk tes berupa
kerja/kantor
yang digunakan untuk memperoleh data yang sudah valid atau belum. Pada
N ∑ XY −( ∑ X ) (∑Y )
rxy=
√{N ∑ X −( ∑ X ¿ } {N ∑Y −¿ ¿
2 2 2
(Arikunto,2013:87)
Dimana:
N =jumlah siswa
2. Uji Reliabilitas
tingkat kepercayaan dari suatu instrument. Pada penelitian ini uji reliabilitas
Dimana :
B
P= (Arikunto,2013 :100)
JS
Dimana :
berikut:
P (sukar) =0,00-0,030
P (sedang) =0,31-0,70
P (mudah) =0,71-1,00
Untuk menghitung daya pembeda soal digunakan rumus yang dinyatakan oleh :
BA BB
DP= −
J A JB
(Arikunto,2013:228)
Dimana :
D =daya pembeda
BA =jumlah peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar
BB =jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar
JA =jumlah peserta kelompok atas
JB =jumlah peserta kelompok bawah
Dengan kriteria
SB :sangat baik (0,70 – 1,00 )
B :baik (0,40 - 0,69)
C :cukup (0,10- 0,39)
Negatif :semua tidak baik , sebaiknya soal dibuang saja
3.7 Teknik Analisis Data
Analisis data bertujuan untuk mengolah data agar penelitian dapat ditanggung
dilakukan uji persyaratan analisis data dalam hal ini dihitung uji normalitas data
Untuk menghitung nilai rata-rata dan standar deviasi skor tes awal dan tes
akhir pembelajaran pada dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen I dan
eksperimen II digunakan rumus :
a. Menentukan nilai rata-rata (mean)
∑ Xi
= (Sudjana 2014:67)
X N
Keterangan:
X =Mean atau nilai rata-rata
∑Xi =Jumlah skor soal
n =Banyaknya subjek
S=
√ n∑ X 2i −( ∑ X 1 ) 2
n ( n−1 )
(Sudjana 2014:94)
Keterangan :
S =Standar Deviasi
X =Rata-rata skor
n =Banyaknya subjek
3.7.2 Uji Normalitas
Untuk menguji apakah sampel berdistribusi normal atau tidaknya data
tertinggi.
X1
dengan menggunakan rumus Zscore = y
s
3. Untuk kemudian bilangan baku daftar distribusi normal baku,
kemudian dihitung peluang.
F(Z) = P (Z ≤Zi)
4. Selanjutnya,dihitung proporsi Z1,Z2……Zn yang lebih kecil atau
sama dengan Zi. Jika proporsi ini dinyatakan S (Zi),maka :
banyak Z 1 , Z 2 , … . X n
S(Zi)=
n
5. Menghitung selisih F(Zi)-S(Zi) kemudian menentukan harga
mutlaknya yang tersebar dinyatakan L0.
tersebut. Dengan harga terbesar L0 dan nilai kritis L yang diambil dari daftar
Kriteria Penelitian :
yang homogen atau tidak. Uji homogenitas varians antara kelompok eksperimen
2
s
varians terbesar
F= atau ƒ 1
varians terkecil 2
s2
(Sudjana,2012:250)
Dimana :
2
S = Varians dari kelompok yang lebih besar
1
2
S = Varians dari kelompok kecil
2
Kriteria pengujian:
Jika ƒhitung < ƒtabel : Kedua sampel mempunyai varians yang sama.
Jika ƒhiitung > ƒtabel : Kedua sampel tidak mempunyai varians yang sama.
hipotesis melalui uji t. Uji ini dapat dilakukan dengan cara mendistribusikan data
post-test Probing Promting dan kelas Circuit Learning ke dua kelas penelitian
tersebut. Pada penelitian ini, kelas eksperimen1 akan diberi perlakuan dengan
√
2 1 1
+
n1 n2
S = 2
2
2
( n1+ n2)−¿ ¿
(Sudjana,2012:239)
Dimana :
Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab di
Mengajar dan Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Pada
Desiana, Rita dkk. 2021. Pengaruh Model Circuit Learning Pada Mata
Kompetensi Siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. Vol 10, No. 1 2016
Model Circuit Learning Berbantuan Media Visual Pada Peserta Didik Kelas V B
Semarang)
Medan:Media Persada
Kuntjojo. 2009. Metodologi Pendidikan. Kediri: Universitas Nusantara
PGRI
Siswa Kelas X SMK PAB 12 Saentis Percut Sei Tuan T.a 2020/2021
Promting Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMA N 4 Medan T.P
2016/2017
Pressindo
Pressindo
Alvabeta
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab di MTS Swasta
PT Remaja Rosdakarya
Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta