Anda di halaman 1dari 39

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN


HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM MATERI KECEPATAN DAN DEBIT
Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Tutorial 1 Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas

NURSALAM NIM : 857492804


RISMAWATI NIM : 857503075
SOPA SAMROTUL FUADAH NIM : 857501516
TITA PITRASARI NIM : 857492352

UPBJJ UT BANDUNG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TERBUKA

TUGAS TUTORIAL 1 [TT-1]

Nama Mata Kuliah : Penelitian Tindakan Kelas


Nama Dosen/Tutor :
Nama Mahasiswa :
NIM :

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Belajar (Hamalik, 2008:154) adalah perubahan tingkah laku yang relatif berkat
latihan dan pengalaman. Belajar yang dilakukan oleh manusia merupakan bagian dari
hidupnya, berlangsung seumur hidup, kapan saja dan di mana saja, baik di sekolah, di
kelas, di jalanan dalam waktu yang tidak dapat ditentukan sebelumnya.
Produk pembelajaran yang menjadi indikator untuk mengetahui keberhasilan proses
belajar mengajar adalah hasil belajar. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang
diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar (Anni, 2011:85). Hasil belajar
tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati
dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan
tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik
dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap tidak
sopan menjadi sopan, dan sebagainya. Hasil belajar siswa dicerminkan dalam bentuk nilai
tes baik tes ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester. Jenis tes
ini untuk mengukur kemampuan belajar siswa terhadap suatu mata pelajaran. Masing-
masing pelajaran mempunyai standar kelulusan yang telah ditentukan, standar ini disebut
dengan KKM (kriteria ketuntasan 2 minimal). Siswa dikatakan tuntas hasil belajarnya
apabila hasil belajar siswa sama dengan atau di atas KKM.
Tinggi rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Secara garis
besar oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri maupun pengaruh dari
luar siswa. Menurut Slameto (2010:54) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada dua,
yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern yaitu faktor yang berasal dari dalam diri
sendiri antara lain faktor jasmaniah (kondisi fisik siswa), faktor psikologis (intelegensi,
perhatian, minat, bakat, motif, kelelahan dan kematangan) dan faktor kelelahan. Faktor
ekstern adalah faktor yang berasal dari faktor keluarga yaitu faktor sekolah (model
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin
sekolah, alat pengajaran atau media pembelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di
atas ukuran, keadaan gedung, model mengajar, tugas rumah) dan faktor masyarakat.
Sekolah dasar adalah awal dimana siswa menemukan hal-hal baru untuk
mengembangkan dirinya, mendapatkan pengetahuan, pengajaran, pengalaman yang tak
terhingga. Siswa akan berusaha untuk menggali dan meningkatkan potensi yang ada
dalam dirinya. Sekola dasar juga merupakan jenjang atau tingkatan pertama untuk siswa
belajar pengetahuan-pengetahuan awal seperti membaca, menulis, dan menghitung.
Semakin atas tingkatan kelas siswa maka semakin atas juga level pembelajarannya.
Misalnya pada mata pelajaran matematika siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran
serta berpikir kritis dalam berbagai pemecahan masalah yang ada.
Sekolah Dasar Negeri Mekarsari merupakan sekolah dasar yang berlokasi di Kp
Mekarsari Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya. Dari pengamatan peniliti
kondisi lingkungan di sekolah ini cukup baik. Letak gedung sekolah yang strategis cukup
jauh dari kebisingan jalan raya, serta tersedia sarana dan prasanan pembelajaran yang
cukup memadai. SD Negeri Mekarsari berupaya untuk menciptakan kondisi lingkungan
yang dapat mendukung belajar siswa dengan baik, namun dengan kondisi sekolah yang
baik ini ternyata masih ditemui permasalahan.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti pada siswa kelas V di SD
Negeri Mekarsari menemukan bahwa masih ada siswa yang mengalami kesulitan dalam
pembelajaran matematika, hal tersebut dibuktikan dengan ulangan harian pada ajaran
tahun 2021/2022 semester 1 bab kecepatan dan debit hasil ulangan harian siswa banyak
yang tidak mencapai KKM pada angka 70, yaitu sebagai berikut

Tabel 1.1
Data Hasil Nilai Ulangan Harian Siswa pada Mata Pelajaran Matematika
Materi Kecepatan dan Debit
Kelas V SD Negeri Mekarsari
Tahun Ajaran 2021/2022 Semester 1
% %
Tahun Tuntas Tidak Tuntas
Ketuntasan Tidak Tuntas
2021/2021 11 24 31,43 % 68,57 %

Sumber : Dokumen guru kelas V SD Negeri Mekarsari

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika
di kelas V SD Negeri Mekarsari masih rendah karena ada sebanyak 24 siswa yang tidak
tuntas atau tidak mencapai KKM dengan prsentase 68,57 %. Setelah melakukan analisi
masalah, hal tersebut disebabkan karena siswa sering lupa rumus beserta dengan langkah-
langkah penyelesaian soal, siswa tidak belajar di rumah, siswa malu bertanya jika ada
materi yang belum dipahaminya, terdapat soal yang sulit, dan guru hanya menggunakan
metode ceramah saat menjelaskan materi.
Perlu adanya perbaikan agar tidak terjadi lagi hal tersebut. Oleh karena itu dalam
pembelajaran pemilihan strategi dan metode pembelajaran adalah langkah yang harus
diperhatikan guru.
Menurut David (Wina Sanjaya, 2006:126) Strategi pembelajaran dapat diartikan
sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk
mencapai tujuan tertentu. Sedangkan metode pembelajaran merupakan langkah penting
yang dapat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan. Untuk itu dalam pemilihan
metode haruslah kreatif dalam penyesuaiannya dengan tujuan pembelajaran (Sumiati dan
Asra, 2007:11). Menurut Slameto (2010:54) Pemilihan strategi dan metode pembelajaran
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yang termasuk ka
dalam faktor eksternal yaitu faktor sekolah.
Selain itu berdasarkan analisis masalah metode pembelajaran yang sesuai dengan
kondisi siswa yaitu metode pembelajaran tutor sebaya, karena dengan tutor sebaya
bahwa ada sekolompok siswa yang lebih mudah bertanya terhadap temannya, lebih
terbuka dengan teman sendiri dibandingkan dengan gurunya. Dengan demikian, metode
pembelajaran tutor sebaya diharapkan dapat menjadi solusi metode pembalajaran yang
digunakan oleh guru dan dapat memberikan suasan baru bagi siswa dalam pembelajaran
matematika, diharapkan pula dapat meningkarkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan dari pembahasan diatas, maka penilit tertarik untuk mengadakan
penelitian yang berjudul “Upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri
Mekarsari dalam materi kecepatan dan debit dengan menggunakan metode pembelajaran
tutor sebaya”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti merumuskan masalah penelitian
ini sebagai berikut : “Bagaimana penerapan metode pembelajaran tutor sebaya untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V dalam materi kecepatan dan debit?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah
untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam materi kecepatan dan debit setelah
diterapkannya metode pembelajaran tutor sebaya.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dalam penenlitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan alternatif metode pembelajaran yang efektif pada mata pelajaran
matematika sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Menumbuhkan sikap kerja sama dan rasa tanggung jawab antar anggota kelompok.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Memberikan referensi alternatif metode pembelajaran yang dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
b. Bagi Siswa
Sebagai sarana bertukar pikiran dan berdiskusi mengenai materi yang sedang
dipelajari, sehingga siswa bisa lebih terbuka dalam melakukan pembelajaran dan
hasil belajar siswapun dapat meningkat
c. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi sekolah agar lebih
memperhatikan dalam pemilihan metode pembelajaran yang lebih bervariatif dan
disesuaikan dengan kondisi siswa, sehingga siswa dapat mencapai kriteria
ketuntasan minimal.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Belajar dan Pembelajaran
2.1.1 Hasil Belajar
Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar menurut Anni (2011:85) merupakan
perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan
belajar. Suprijono (2011:5) menyatakan bahwa hasil belajar adalah pola–pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.
Sedangkan Dimyati dan Mudjiono (2009:3) berpendapat hasil belajar merupakan
hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak
mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar
merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.
Merujuk pemikiran Gagne dalam Suprijono (2011:5-6), hasil belajar berupa :
1. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk
bahasa, baik lisan maupun tertulis.
3. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan
lambang.
4. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah
dalam memecahkan masalah.
5. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani
dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
6. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian
terhadap objek tersebut.
Menurut Bloom dalam Suprijono (2011:6-7) menyatakan: Hasil belajar
mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Domain Kognitif meliputi
knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan
danmeringkas), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan
hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan
baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima),
responding (memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi),
characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine,
dan rountinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik,
sosial, manajerial dan intelektual.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
perubahan tingkah laku, kemampuan dan keterampilan siswa setelah mengalami
proses belajar.

2.1.2 Penilaian Hasil belajar


Hasil belajar merupakan perubahan perilaku peserta didik setelah mengalami proses
pembelajaran. Perubahan tersebut dapat diketahui dengan cara melakukan penilaian.
Penilaian (assesment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat
penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau
ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Pengertian lain dari
penilaian menurut Sudjana dalam Farhan (2011) adalah proses pemberian nilai terhadap
hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan
bahwa objek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa.
Menurut Peraturan menteri pendidikan nasional nomor 20 tahun 2007 tanggal 11 Juni
2007 menyebutkan mengenai Standar Penilaian Pendidikan yaitu :
1. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
2. Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
3. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik secara berkelanjutan dalam proses 19 pembelajaran, untuk memantau kemajuan,
melakukan perbaikan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik.
4. Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar
(KD) atau lebih.
5. Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8–9 minggu kegiatan
pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
seluruh KD pada periode tersebut.
6. Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi
seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
7. Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester
genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap
pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan meliputi
seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester tersebut.
8. Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta
didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi
belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. Mata
pelajaran yang diujikan adalah mata pelajaran kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan dalam ujian nasional dan aspek kognitif
dan/atau psikomotorik kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian yang akan diatur dalam
POS Ujian Sekolah/Madrasah.
9. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran pencapaian
kompetensi peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menilai pencapaian Standar
Nasional Pendidikan.
10 Kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar (KKB) yang
ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM pada akhir jenjang satuan pendidikan untuk
kelompok mata pelajaran selain ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan nilai batas
ambang kompetensi.
Sudjana dalam Farhan (2011) mengutarakan tujuan penilaian hasil belajar antara
lain:
1. Mendeskripsikan kecakapan belajar siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan
kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya.
Dengan pendeskripsian 21 kecakapan tersebut dapat diketahui pula posisi kemampuan
siswa dibandingkan dengan siswa lainnya.
2. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa
jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku siswa ke arah tujuan pendidikan
yang diharapkan.
3. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan
penyempurnaan Dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta sistem
pelaksanaannya.
4. Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah kepada pihak-
pihak yang berkepentingan. Penilaian menuntut guru agar secara langsung atau tak
langsung mampu melaksanakan penilaian dalam keseluruhan proses pembelajaran.
Untuk menilai sejauhmana siswa telah menguasai beragam kompetensi, sehingga
berbagai jenis penilaian perlu diberikan sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai,
seperti unjuk kerja (performance), penugasan (proyek), hasil karya (produk), kumpulan
hasil kerja siswa (portofolio) dan penilaian tertulis (paper and pencil test). Penilaian
tertulis dapat berupa tes formatif (ulangan harian) maupun tes sumatif (ulangan akhir
semester).
2.1.3 Macam-Macam Hasil Belajar
Hingsley (dalam Sudjana, 2009:4) memberi tiga macam hasil belajar :
a) Keterampilan dan kebiasaan
b) Pengetahuan dan pengertian
c) Sikap dan cita–cita
2.1.4 Ranah Hasil belajar
Hasil belajar dapat dilihat dari perubahan siswa, ketrampilan meningkat, bertambah
pengetahuan, sikap yang lebih baik. Bloom seperti yang dikutip oleh Anni (2011:7-12)
membagi hasil belajar menjadi tiga ranah yaitu:
a. Ranah kognitif yaitu berkenaan hasil belajar intelektual terdiri dari pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian.
b. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari penerimaan, penanggapan,
penilaian, pengorganisasian, pembentukkan pola hidup.
c. Ranah psikomotorik adalah berkaitan dengan hasil belajar persepsi, kesiapan, gerakan
terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian, kreativitas.
2.1.5 Tipe-tipe Hasil Belajar
Hasil belajar secara menyeluruh harus mencerminkan tujuan pendidikan. Bloom
dalam bukunya Sudjana (2009: 49-54) berpendapat bahwa tujuan pendidikan yang hendak
dicapai dapat digolongkan menjadi tiga bidang atau ranah, yakni 1) bidang kognitif, 2)
bidang efektif dan, 3) bidang psikomotor.
a. Tipe hasil belajar bidang kognitif meliputi :
1. Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan (knowledge).
2. Tipe hasil belajar pemahaman (comprehension)
3. Tipe hasil belajar penerapan (aplikasi)
4. Tipe hasil belajar analisis
5. Tipe hasil belajar sintesis
6. Tipe hasil belajar evaluasi
b. Tipe hasil belajar bidang afektif Bidang efektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ada
beberapa tingkatan bidang afektif yaitu :
1.Receiving atau Attending adalah semacam kepekaan dalam menerima rangsangan
(stimulasi) dari luar yang datang pada siswa, baik demi bentuk masalah situasi atau
gejala.
2. Responding atau jawaban adalah reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulasi
yang datang dari luar.
3. Valuing atau penilaian adalah berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala
atau stimulasi.
4. Organizing atau organisasi yakni pengembangan nilai kedalam satu sistem organisasi,
termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan nilai yang lain, kemantapan dan
prioritas nilai yang telah dimiliki.
5. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai adalah keterpaduan dari sistem nilai yang telah
dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
c. Tipe hasil belajar Psikomotor
Hasil belajar bidang psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan
kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan ketrampilan yaitu :
a. Gerakan reflek
b. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar
c. Kemampuan berseptual termasuk di dalamnya membedakan visual membedakan auditif,
motorik dan lain-lain.
d. Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuasaan, keharmonisan, ketetapan dan lain-
lain.
e. Gerakan-gerakan skill mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan
yang komplek.
f. Kemampuan seperti gerakan ekspresif, interprestasi dan sebagainya.
2.1.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Telah dikemukakan sebelumnya bahwa belajar adalah hal yang menimbulkan proses
perubahan dalam tingkah laku dan kecakapan. Sampai dimana perubahan ini dapat tercapai
atau dengan kata lain, berhasil atau tidak tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar menurut Slameto (2010 : 54) dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu, mencakup :
1. Faktor jasmaniah, yang meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh
2. Faktor Psikologis, mencakup intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,
kesiapan
3. Faktor Kelelahan, dibedakan menjadi kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat
psikis)
b. Faktor Ekstern adalah faktor yang ada di luar individu, meliputi :
1. Faktor Keluarga Siswa akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua
mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi
keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.
2. Faktor Sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin
sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar
dan tugas rumah.

2.2 Metode Pembelajaran


Dalam buku T.Taniredja, E.M.Faridli dan Sri Harmianto,(2015, hlm. 1) “Metode
pembelajaran adalah seperangkat komponen yang telah dikombinasikan secara optimal untuk
kualitas pembelajaran” (Riyanto, 2002, hal. 32). Pada dasarnya pembelajaran merupakan suatu
interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar yang saling bertukar informasi. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
pendidik agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah
proses untuk membantu peserta didik agar berjalan dengan baik. Proses pembelajaran dialami
manusia sepanjang hayat, serta berlaku di mana pun dan kapan pun.
Pembelajaran disini identik dengan pengajaran, suatu kegiatan di mana guru mengajar
atau atau membimbing anak-anak menuju proses pendewasaan diri. Jadi istilah pembelajaran
setara dengan istilah teaching atau instruction. Artinya, kita tidak harus secara diametral
mempertentangkan antara pengajaran (teacher centered) dengan pembelajaran (student
centered), karena pada hakikatnya kedua kegiatan itu dapat berlangsung sinergis (Suyono &
Hariyanto, 2014, hlm. 183).
UU No. 20/2003, Pasal I Ayat 20“pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Sanjaya (2005, hlm. 32-33) mengemukakan
faktor-faktor pembelajaran adalah sebagai berikut.
a. Proses pembelajaran harus memberikan peluang kepada siswa agar mereka secara
langsung dapat berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
b. Guru perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk merefleksi apa yang telah
dilakukannya.
c. Proses pembelajaran harus mempertimbangkan perbedaan individual.
d. Proses pembelajaran harus dapat memupuk kemandirian di samping kerjasama.
e. Proses pembelajaran harus terjadi dalam iklim yang kondusif baik iklim sosial maupun
iklim psikologis.
f. Proses pembelajaran yang dikelola guru harus dapat mengembangkan kreatifitas dan rasa
ingin tahu.
Berdasarkan kesimpulan di atas, bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa
dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan
bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu pengetahuan,
penguasaan kemahiran, tabiat, pembentukan sikap dan kepercayaan diri pada peserta didik.

2.3 Metode Tutor Sebaya


2.3.1 Pengertian Tutor Sebaya
Tutor sebaya adalah bimbingan atau bantuan yang diberikan kepada orang lain
dengan umur yang sebaya. Belajar bersama dalam kelompok dengan tutor sebaya
merupakan salah satu ciri pembelajaran berbasis kompetensi, melalui kegiatan
berinteraksi dan komunikasi, siswa menjadi aktif belajar, mereka menjadi efektif.
Kerjasama dalam kelompok dengan tutor sebaya dapat dikaitkan dengan nilai sehingga
kerjasama makin intensif dan siswa dapat mencapai kompetensinya.
Dipandang dari tingkat partisipasi aktif siswa, keuntungan belajar secara
berkelompok dengan tutor sebaya mempunyai tingkat partisipasi aktif siswa lebih
tinggi.
1. Menurut Thomson proses belajar tidak harus berasal dari guru ke siswa, melainkan
dapat juga siswa saling mengajar sesama siswa lainnya. Bahkan Anita Lie
menyatakan bahwa pengajaran oleh rekan sebaya (tutor sebaya) ternyata lebih efektif
dari pada pengajaran oleh guru. Hal ini disebabkan latar belakang, pengalaman
semata) para siswa mirip satu dengan lainnya dibanding dengan skemata guru.
2. Menurut Suharsimi Arikunto adakalanya seorang siswa lebih mudah menerima
keterangan yang diberikan oleh kawan sebangku atau kawan yang lain karena tidak
adanya rasa enggan atau malu untuk bertanya, guru dapat meminta bantuan kepada
anak-anak yang menerangkan kepada kawan-kawannya. Pelaksanaan ini disebut tutor
sebaya karena mempunyai usia yang hampir sebaya.
3. Menurut Silbermen tutor sebaya merupakan salah satu dari strategi pembelajaran yang
berbasis active learning. Beberapa ahli percaya bahwa satu pelajaran benar-benar
dikuasai hanya apabila peserta didik mampu mengajarkan pada peserta didik lainnya.
Mengajar teman sebaya memberikan kesempatan dan mendorong pada peserta didik
mempelajari sesuatu dengan baik, dan pada waktu yang sama ia menjadi narasumber
bagi yang lain.
4. Pembelajaran peer teaching merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan
kemampuan mengajar teman sebaya.

Inti dari pembelajaran tutor sebaya ini adalah pembelajaran yang pelaksanaannya
dengan membagi kelas dalam kelompok–kelompok kecil, yang sumber belajarnya bukan
hanya dari guru melainkan juga teman sebaya yang pandai dan cepat dalam menguasai
suatu materi tertentu. Dalam pembelajaran ini, siswa yang menjadi tutor hendaknya
mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan teman lainnya, sehingga
pada saat dia memberikan bimbingan ia sudah dapat menguasai bahan yang akan
disampaikan.

2.3.2 Tujuan Tutor Sebaya


Dasar pemikiran tentang tutor sebaya adalah siswa yang pandai dapat memberikan
bantuan kepada siswa yang kurang pandai. Bantuan tersebut dapat dilakukan kepada
teman sekelasnya di sekolah dan kepada teman sekelasnya di luar kelas. Jika bantuan
diberikan kepada teman sekelasnya di sekolah, maka:
1) Beberapa siswa yang pandai disuruh mempelajari suatu topik
2) Guru memberi penjelasan umum tentang topik yang akan dibahasnya
3) Kelas dibagi dalam kelompok dan siswa yang pandai disebar ke setiap kelompok
untuk memberikan bantuannya.
4) Guru membimbing siswa yang perlu mendapat bimbingan khusus
5) Jika ada masalah yang tidak terpecahkan, siswa yang pandai meminta bantuan kepada
guru
6) Guru mengadakan evaluasi.
Jika bantuan diberikan kepada teman sekelasnya di luar kelas, maka:
1) Guru menunjukkan siswa yang pandai untuk memimpin kelompok belajar di luar kelas
2) Tiap siswa disuruh bergabung dengan siswa yang pandai itu, sesuai dengan minat,
jenis kelamin, jarak tempat tinggal, dan pemerataan jumlah anggota kelompok
3) Guru memberi tugas yang harus dikerjakan para siswa di rumah
4) Pada waktu yang telah ditentukan hasil kerja kelompok dibahas di kelas
5) Kelompok yang berhasil dengan baik diberi penghargaan
6) Sewaktu-waktu guru berkunjung ke tempat siswa berdiskusi
7) Tempat diskusi dapat berpindah-pindah (bergilir).
Jadi tujuan penggunaan dengan tutor sebaya adalah sebagai berikut:
1) Dapat mengatasi keterbatasan media atau alat pembelajaran
2) Dengan adanya kelompok guru bertugas sebagai fasilitator karena kesulitan yang
dihadapi kelompok/siswa dapat diatasi melalui tutor sebaya yang ditunjuk guru karena
kepandaiannya
3) Dengan kerja kelompok anak yang kesulitan dapat dibantu dengan tutor sebaya tanpa
perasaan takut atau malu
4) Dapat meningkatkan partisipasi dan kerjasama siswa serta belajar bertanggung jawab
5) Dengan belajar kelompok tutor sebaya melatih siswa untuk belajar bersosialisasi
6) Menghargai orang lain

2.3.3 Langkah-Langkah Tutor Sebaya


Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1) Pilih materi yang memungkinkan materi tersebut dapat dipelajari siswa secara mandiri.
2) Bagilah para siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen, sebanyak sub-
sub materi yang akan disampaikan guru. Siswa-siswa pandai disebar dalam setiap
kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya.
3) Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu sub materi. Setiap kelompok
dibantu oleh siswa yang pandai sebagai tutor sebaya.
4) Beri mereka waktu yang cukup untuk persiapan, baik di dalam kelas maupun di luar
kelas.
5) Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi sesuai dengan tugas
yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai narasumber utama.
6) Setelah semua kelompok menyampaikan tugasnya secara berurutan sesuai dengan
urutan sub materi, beri kesimpulan dan klarifikasi seandainya ada pemahaman siswa
yang perlu diluruskan.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Subjek Penelitian


Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas V SD Negeri Mekarsari sebanyak 35
siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 19 siswi perempuan pada mata pelajaran
Matematika materi kecepatan dan debit.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Mekarsari yang beralamatkan
di Kp. Mekarsari desa/kec. Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian ini
dilaksanakan di kelas V (lima).
3.3 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom
Action Research (CAR). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa sebua tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas secara bersama (Suharsimi, 2009 : 3)
3.4 Sumber Data dan Jenis Data
Sumber dara dalam penlitian tindakan kelas ini adalah seluruh siswa kelas V SD
Negeri Mekarsari tahun ajaran 2021/2022 serta lingkungan yang mendukung pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar. Ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti yaitu:
1. Data kuantitatif, berupa hasil tes siswa yang digunakan untuk mengetahui kondisi awal
kemampuan kongitif , nilai tes dan ketuntasan belajar siswa.
2. Data kualitatif, berupa lembar pengamatan atau lembar observasi. Data ini digunakan
untuk mengetahui peranan guru selama jalannya penelitian tindakan kelas.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data hasil tes siswa. Metode
pengumpulan data penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Metode Observasi
Metode observasi digunakan untuk mengetahui kinerja guru dalam pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya karena
pembelajaran dengan menggunakan tutor sebaya belum pernah dilaksanakan
sebelumnya. Lembar observasi berisi langkah-langkah pembelajaran dan aktivitas
siswa pada pembelajaran dengan metode tutor sebaya.
b. Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki
oleh individu atau kelompok menurut Suharsimi (2009: 150). Metode ini akan
diperoleh data tentang hasil belajar kompetensi dasar laporan keuangan yang diajukan
dengan metode pembelajaran tutor sebaya. Metode tes yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tes uraian.
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar adalah menggunakan soal
uraian. Untuk soal-saol bentuk uraian skor untuk item bisa diberikan 3 (untuk jawaban
benar) dan 0 (untuk item jawaban salah).
Rumus yang digunakan :
S=R
Keterangan :
S = Skor yang diperoleh
R = Jawaban yang benar
Pengolahan dan perngubahan skor mentah menjadi standar, rumus yang digunakan :

Skor mentah
Nilai = x 100
skor maksimum

(Sudjono, 2005: 315)

3.6 Rancangan Penelitian


Dalam penelitian ini dirancang menggunakan dua siklus. Pada setiap siklusnya
dilaksanakan satu kali tindakan pembelajaran. Pada pembelajaran setiap siklus dilakukan
melalui empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan atau
observasi dan refleksi.
Berikut gambaran siklus tindakan pada penelitian ini :

Perencanaan

Refleksi Tindakan

Observasi

Gambar 3.1
Skema Alur Siklus

3.7 Prosedur Penelitian


Prosedur Penelitian Pada Siklus I
a. Perencanaan
Tahap ini berupa rencana kegiatan menetukan langkah– lngkah yang akan
dilakukan oleh peneliti untuk memecahkan masalah. Rencana kegiatan yang akan
dilakukan pada tahap ini adalah (1) menyiapkan materi siklus Pelaksanaan
Perencanaan Pengamatan Refleksi dan menyusun rencana pembelajaran, (2)
pembelajaran ekspositori, (3) membuat dan menyiapkan soal yang akan digunakan
untuk mengukur hasil belajar.
b. Tindakan
Tindakan adalah aktivitas yang dirancang dengan sistem untuk menghasilkan
adanya peningkatan atau perbaikan dalam proses pembelajaran. Tindakan yang akan
dilakukan dalam penelitian pada siklus I adalah guru membuka pelajaran melalui
appersepsi yang digunakan untuk menyiapkan siswa pada materi selanjutnya. Pada
kegiatan ini guru menjelaskan materi tanpa menggunakan media pembelajaran.
Kegiatan akhir guru menutup pelajaran dengan menyimpulkan materi yang
disampaikan. Selanjutnya siswa diberi soal untuk mengetahui hasil belajar siswa yang
baru saja diajarkan.
c. Observasi
Observasi adalah mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan
siswa selama proses kegiatan belajar mengajar yang meliputi kegiatan pemuatan
perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra (Suharsimi,
2009: 157) observasi dapat dilakukan dengan dua cara :
1) Observasi non sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak
menggunakan instrumen pengamatan.
2) Observasi sitematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman
sebagai instrumen pengamatan dalam hal ini peneliti menggunakan observasi
berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.
Observasi yang dilakukan meliputi hasi belajar siswa sebelum dan sesudah
menggunakan metode tutor sebaya dalam materi kecepatan dan debit. Suharsimi
(2009: 101) menerangkan sasaran atau objek yang dijadikan pokok dalam penelitian
tindakan kelas harus tertuju atau mengenai hal–hal yang terjadi di dalam kelas.
d. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan untuk menggunakan kembali apa yang sudah terjadi
(Suharsimi, 2009: 99). Kegiatan mengulas secara kritis (Refleksi) tentang perubahan
yang terjadi pada siswa, guru, dan suasana kelas. Berdasarkan hasil refleksi ini,
peneliti dapat melakukan revisi terhadap rencana siklus II.
Pada tahap ini, peneliti menganalisis hasil tes siklus I dari hasil tersebut yang
nantinya akan dibandingkan dengan hasil tes siklus II. Masalah–masalah yang timbul
pada sikuls I akan dicarikan alternatif pemecahannya pada siklus II. Sedangkan
kelebihannya akan dipertahankan dan ditingkatkan lagi.
Prosedur Penelitian pada siklus II
a. Perencanaan
Perencanaan pada siklus II didasarkan pada temuan hasil siklus I. Adapun
rencana yang akan dilakukan pada siklus II adalah membuat perencanaan yang
dikembangkan dari siklus I dan diberi inovasi seperti penerapan metode tutor sebaya.
Tahap ini berupa rencana kegiatan menetukan langkah-langkah yang akan dilakukan
oleh peneliti untuk memecahkan masalah. Rencana kegiatan yang akan dilakukan pada
tahap ini adalah (1) menyiapkan materi dan menyusun rencana pembelajaran, (2)
pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya, (3) membuat dan menyiapakan soal
yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar.
b. Tindakan
Tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian pada siklus II adalah materi
umpan balik mengenai hasil yang diperoleh pada siklus I. Pada kegiatan ini guru
menjelaskan materi menggunakan media pembelajaran tutor sebaya. Kegiatan akhir
guru menutup pelajaran dengan menyimpulkan materi yang disampaikan. Selanjutnya
siswa diberi soal untuk mengetahui hasil belajar siswa yang baru saja diajarkan.
c. Observasi
Observasi yang dilakukan meliputi hasi belajar siswa sebelum dan sesudah
menggunakan metode tutor sebaya pada kompetensi dasar materi kecepatan dan debit.
Suharsimi (2009: 101) menerangkan sasaran atau objek yang dijadikan pokok dalam
penelitian tindakan kelas harus tertuju atau mengenai hal–hal yang terjadi di dalam
kelas.
d. Refleksi
Refleksi yang digunakan pada siklus II, yaitu merefleksi hasil belajar siswa
pada pembelajaran siklus II sehingga dapat dikatahui perbedaan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran pada siklus II.

3.8 Metode Analisis Data


3.8.1 Analisis Deskriptif
Metode analisis data pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan cara
membandingkan hasil belajar siswa setelah tindakan. Data dihitung dengan langkah-
langkah yaitu menghitung nilai rerata/presentase rerata hasil belajar siswa setelah
dilakukan tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar.
Menghitung rata-rata nilai

∑ Xi
X=
n

Keterangan :
X = Rata-rata nilai
∑ X = Jumlah seluruh nilai
n = Jumlah siswa

3.9 Menghitung Ketuntasan Belajar


Uji ketuntasan belajar yaitu untuk mengetahui sejauh mana suatu metode
pengajaran berperan dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu materi
pelajaran secara tuntas, sehingga metode tersebut dikatakan efektif. Seorang siswa
dikatakan tuntas belajar apabila siswa tersebut telah mencapai daya serap lebih dari atau
sama dengan 7,6. Jika siswa tersebut tidak mencapai nilai 7,6 maka siswa tersebut
dikatakan tidak tuntas belajar sehingga perlu perbaikan dan pengayaan. Untuk
mengetahui ketuntasan belajar digunakan rumus deskriptif sebagai berikut:
n
%= x 100%
N
Keterangan :
% = Tingkat Presentase yang dicapai
n = Jumlah skor yang diperoleh dari data
N = Jumlah skor maksimal
Dalam perhitungan ketuntasan belajar secara klasikal dengan rumus diatas maka
“n” merupakan simbol dari jumlah siswa yang memiliki nilai ≥ 70 dan “N” merupakan
simbol dari seluruh siswa peserta tes.

3.9.1 Menghitung Data Hasil Belajar (Kognitif) Siswa


Untuk menghitung hasil belajar secara klasikal maka dapat digunakan rumus
sebagai berikut :

Nilai akhir =
∑ jawaban benar x 100%
∑ jawaban salah
3.9.2 Menghitung Data Hasil Observasi
Hasil observasi guru, yang didapat dari hasil perolehan yang diisi pada lembar
observasi dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Nilai akhir =
∑ perolehan x 100%
∑ maksimum
3.9.3 Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan alat untuk mengumpulkan data berisi daftar
aspek-aspek yang akan diamati. Dalam proses observasi, pengamatan memberikan
tanda (√) pada kolom yang sudah tersedia sesuai dengan aspek yang diamati.
3.9.4 Lembar Observasi Keterampilan Kinerja Guru
a. Menghitung rata-rata kinerja guru
∑ Xi
X=
n

Keterangan :
X = Nilai rerata
∑ X = Jumlah skor total
n = Jumlah aspek yang diamati

b. Menghitung Presentase kinerja guru


skor yang diperolehdata
% perolehan=¿ =
skor minimal
Tabel 3.1
Kriteria Penilaian Kinerja Guru
Interval Keterangan
25-43% Kurang Baik
44-62% Cukup Baik
63-81% Baik
82-100% Sangat Baik

3.10 Indikator Keberhasilan


Indikator keberhasilan yang menjadi tolak ukur dalam penelitian ini adalah
seorang peserta didik dipandang tuntas belajar jika ia mampu menyelesaikan, menguasai
kompetensi atau mencapai tujuan belajar minimal 65% dari seluruh tujuan pembelajaran.
Sedangkan keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu
menyelesaikan atau mencapai minimal 65%, sekurang-kurangnya 85% dari jumlah
peserta didik yang ada dikelas tersebut. (Mulyasa, 2007:99). Untuk keberhasilan afektif
dan psikomotorik adalah sekurang-kurangnya 75% dari seluruh siswa yang ada di kelas.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian


4.1.1 Profil SD Negeri Rahayu
Berikut adalah profil sekolah SD Negeri
Mekarsari
Nama Sekolah : SD Negeri Mekarsari
Muali berdiri 1982
Status
Sekolah :
Negeri
Akreditasi
NPSN 20222370
Alamat : Kp. Dingdingari RT 03 RW 05 Desa Tanjungsari
Kecamatan Salopa Kabupaten Tasikmalaya
Jawa Barat 46186

4.1.2 Data Siswa dan Guru SD Negeri Rahayu


Berikut ini adalah data siswa SD Negeri Rahayu tahun ajaran 2022/2023 sebagai
berikut
Tabel 4.1
Data Siswa SD Negeri
Mekarsari Tahun Ajaran
2022/2023
Kelas Jumlah Siswa
I 30
II 20
III 20
IV 24
V 24
VI 18
Jumlah 136
Berikut ini adalah data guru SD Negeri Mekarsari tahun ajaran 2022/2023
sebagai berikut
Tabel 4.2
Data Guru SD Negeri
Mekarsari Tahun
Ajaran 2022/2023
No Status Kepegawaian Jumlah
1. PNS 2
2. PPPK 1
3. Guru Honorer 3
Jumlah 6

4.2 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian


Penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Active Research (CAR)
ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V dalam materi
kecepatan dan debit, dengan pembelajaran yang menggunakan metode
pembelajaran tutor sebaya (peer teaching). Pelaksanaan penelitian tindakan
kelas ini dilakukan selama dua kali pertemuan tatap muka melalui dua siklus.
4.3 Hasil Penelitian
4.3.1 Hasil Penelitian Siklus 1
Siklus I kegiatan yang dilakukan meliputi empat tahap yaitu
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi
dimana masing-masing kegiatan dijelaskan sebagai berikut :
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan perbaikan pada siklus I sesuai dengan hasil observasi
dan masalah yang dihadapi yaitu meningkatkan hasil belajar siswa
dalam materi kecepatan dan debit di kelas V SD Negeri Mekarsari
Salopa Kabupaten Tasikmalaya.
2. Pelaksanaan (Action)
Perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas V SD Negeri
Mekarsari pada tanggal 1 November 2022 pada jam ke 1.
Pembelajaran diawali dengan mempersiapkan sumber belajar,
mengkondisikan siswa untuk siap belajar, menyampaikan tujuan
belajar, guru menjelaskan materi pembelajaran siswa menyimak, guru
membagi kelompok menjadi beberapa kelompok, guru menugaskan
kelompok untuk untuk mengerjakan tugas, guru mengawasi dan
membimbing siswa dalam pengerjaan tugas kelompok diakhiri dengan
memberikan soal individu.
3. Pengamatan (Observing)
Berdasarkan hasil pengamatan selama kegiatan berlangsung
ditemukan beberapa hal sebagai berikut:
a. Pada saat diskusi kelompok ada sebagian anggota kelompok yang
bercanda dengan teman-temannya.
b. Pada saat tes evaluasi akhir, siswa sudah mulai mengerjakan secara
individu meskipun ada beberapa siswa yang masih bekerja sama
dengan teman yang lain.
c. Pada saat dijelaskan terdapat siswa yang mengantuk.
Secara keseluruhan, terlihat bahwa sebagian besar siswa sudah
aktif dalam
diskusi dan pembelajaran kelompok.
1. Hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi diketahui kemampuan guru dalam
membuka pelajaran saat pelaksanaan tindakan yang pertama sudah
baik didukung dengan kemampuan guru menggunakan metode
pembelajaran tutor sebaya sudah baik dilihat dari cara menempatkan
diri sebagai fasilitator. Proses pembelajaran tidak hanya satu arah,
tetapi dua arah. Hal tersebut dapat dilihat dari interaksi timbal balik
guru dengan siswa. Disini guru sudah baik dalam menanggapi respon
dan pertanyaan. Dalam proses pembelajaran yang menggunakan
metode pembelajaran ini ternyata guru masih belum bisa
menggunakan waktu secara efisien, ditandai dengan waktu diskusi
yang terlaksana tidak sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Tetapi untuk pengelolaan kelas, guru sudah cukup baik dalam
mengontrol, mengamati, dan mengatur jalannya diskusi. Saat proses
pembelajaran berakhir, guru dalam menutup pelajaran sedikit tergesa-
gesa karena waktu yang sudah habis serta guru belum bisa dengan
baik menyampaikan kembali (feedback) materi yang telah
didiskusikan. Selanjutnya guru dalam melaksanakan penilaian
(evaluasi) pencapaian hasil belajar sudah baik, dengan melaksanakan
tes evaluasi akhir untuk siswa.
Berdasakan hasil data observasi aktivitas guru masih ada beberapa
kekurangan yang masih perlu diperbaiki, yaitu:
a. Ketepatan waktu untuk menjelaskan materi oleh guru dan waktu
untuk diskusi yang dalam pelaksanaan waktu diskusi
membutuhkan waktu tambahan dari waktu awal yang telah
direncanakan.
b. Guru masih menjadi sumber informasi satu-satunya yang paling
dipercaya oleh siswa.
2. Hasil Catatan Lapangan
Catatan lapangan dibuat untuk melengkapi data-data yang tidak
terekam dalam lembar observasi aktivitas peneliti maupun siswa
sehingga diharapkan tidak ada data penting yang terlewatkan
dalam pelaksanaan tindakan siklus I. Adapun hasil catatan
lapangan yang diperoleh adalah sebagai berikut.
a. Pada waktu guru menjelaskan aturan main dalam pembelajaran
tutor sebaya, siswa mulai gaduh karena mereka kurang senang
diatur dalam masalah berkelompok, hal ini disebabkan mereka
lebih senang jika berkelompok dengan teman-teman akrab mereka
masing-masing.
b. Ada beberapa siswa yang meminta izin ke kamar mandi sehinggga
sedikit mengganggu pembelajaran.
c. Saat model pembelajaran tutor sebaya diterapkan yaitu dengan
latihan soal, masih terdapat siswa yang tidak serius
mengerjakannya.
Setelah melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus I diperoleh
hasil belajar seperti pada tabel 4.3
Tabel 4.3
Hasil Belajar Siklus I
No Nama Nilai Tuntas Tidak Tuntas
1. Adinda Calysta 80 1 -
2. Annisa Putri P 80 1 -
3. Bilal Rizky Akbar 100 1 -
4. Despita Nurmaulani 70 1 -
5. Dinda Jesika 70 1 -
6. Erlangga Kurniawan 60 - 1
7. Hesti Lestari 70 1 -
8. Khalwa Kurotul Ain 80 1 -
9. Levi Septi Santosa 50 - 1
10. Linta Nutfi Fauziah 40 - 1
11. Mardiana 60 - 1
12. Muhamad Furkan 40 - 1
13. Muhamad Rizky 60 - 1
14. Muhamad Za yyin KELUAR
15. Muhammad Dila 40 - 1
16. Muhammad Hiban 60 - 1
17. Muhammad Fhaijal 70 1 -
18. Muhammad Raffa 90 1 -
19. Nadiela Nur Azahra 70 1 -
20. Nury Nuaeni 70 1 -
21. Reisya Rahmadani 70 1 -
22. Rika Arta Mevia 70 1 -
23. Rini Qurrotu Ainii 100 1 -
24. Rizki Maulana 50 - 1
25. Sandi Maulana 60 - 1
26. Sofianisa 40 - 1
27. Tasya Nuraeni 80 1 -
28. Viona Novitania P 60 - 1
29. Wirda Muntaha 70 1 -
30. Yuni Apselia P 70 1 -
31. M. Syahril 60 - 1
32. Nabila Nursila 70 1 -
33. Muhammad Rizki R 70 1 -
34. Khairunnisa Rizqia 40 - 1
35. M. Rifai 70 1 -
36. M. Sani 40 - 1
Jumlah 2250 20 15
Rata-rata 64,29
Berdasarkan hasil pengamatan perbaikan pembelajaran siklus I dapat
dilihat pada tabel 4.4 dan gambar 4.1 berikut ini :
Tabel 4.4
Rekapitulasi Data Hasil Nilai Perbaikan Pembelajaran
Matematika Siklus I
Siklus I
Skala Nilai
Frekuensi
100 2
90-99 1
80-89 4
70-79 13
60-69 7
50-59 2
40-49 6
Jumlah 35

14

12

10

0
100 90-99 80-89 70-79 60-69 50-59 40-49

Nilai Siswa

Gambar 4.1
Grafik Hasil Pembelajaran Siklus 1

4. Refleksi (Refleting)
Setiap akhir siklus dilaksanakan refleksi tindakan yang didasarkan pada hasil
observasi dan catatan lapangan. Refleksi dilakukan untuk menentukan apakah tindakan
pada siklus I berhasil atau belum. Berdasarkan analisis data pengamatan yang dilakukan
ada beberapa hal yang harus menjadi perbaikan dalam pembelajaran siklus II yaitu
pelaksanaan tes evaluasi akhir dan diskusi kelompok belajar dengan lancar. Diperoleh
rata-rata nilai sebesar 64,29 dengan 20 orang (57,14 %) telah mencapai KKM dan masih
terdapat 15 orang (42,16 %) yang belum mencapai KKM. Rata-rata
kesulitan siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan terdapat pada soal menentukan
volume pada debit.
Peneliti menyimpulkan dalam tindakan siklus I bahwa proses adaptasi dan
sosialisasi sudah baik meskipun masih ada beberapa siswa yang masih belum
berpasrtisipasi penuh dalam pembelajaran, hal ini disebabkan karena mereka masih
belum terbiasa dengan pembelajaran metode tutor sebaya, siswa masih malu dan sungkan
bertanya jika merasa ada yang tidak bisa.
Dalam tindakan selanjutnya peneliti akan mencoba untuk lebih memotivasi siswa
untuk bertanya ketika siswa belum ada yang paham karena keberhasilan kelompok
bergantung pada keaktifan siswa dan peran serta ketua kelompok sebagai tutor yang
membimbing anggotanya.

4.3.2 Hasil Penelitian Siklus II


Dalam tindakan siklus II kegiatan yang dilakukan meliputi 4 tahap yaitu
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi dimana masing-
masing kegiatan dijelaskan sebagai berikut :
1. Perencanaan (Planning)
Sebelum melaksanakn tindakan siklus II, peneliti membuat kembali Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Perbaikan, untuk tindakan siklus II. berdasarkan
refleksi siklus I hasil belajar siswa masih terdapat 15 orang siswa yang belum
mencapai ketuntasan belajar, maka penelitian dilanjutkan ke siklus II. Pembelajaran
pada siklus II lebih matang agar dapat memperbaiki pembelajaran pada siklus I,
perencanaan pembelajaran yang perlu disiapkan pada siklus II adalah
:
a. Menyiapkan materi yang akan diajarkan, peneliti harus memiilki cara yang lebih
menarik seperti dalam memotivasi siswanya dengan cara memberikan pertanyaan bagi
siswa atau kelompok yang masih pasif dan memberikan penghargaan khusus bagi
anak yang aktif dalam kegiatan pembelajaran sebagai penyemangat dalam kegiatan
pembelajaran. Penyiapan materi perlu dilakukan agar pembelajaran dapat mencapai
tujuan yang telah ditetapkan didalam RPP Perbaikan.
b. Menyiapkan tugas atau soal-soal yang akan digunakan pada lembar diskusi siswa yang
akan dikerjakan secara berkelompok. Hal ini bertujuan untuk membangun kerjasama
dalam diskusi kelompok. Membuat soal formatif dan test evaluasi akhir yang akan
dilakukan secara individual yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan setelah perlakuan
2. Tindakan (Acting)
Sikus kedua ini dilaksanakan seperti siklus pertama yaitu satu kali pertemuan
pada tanggal 22 November 2021 di kelas V SD Negeri Rahayu dengan fokus pada
hasil observasi siklus I dan rencana perbaikan siklus II. Pembelajaran berlangsung
dengan baik, lancar, guru lebi menekankan dan memperjelas kembali matei yang
disampaikan, kemudian memberikan motivasi kepada siswa agar tetap semangat
dalam mengikuti pembelajaran dan tidak malu untuk bertanya serta pada siklus II ini
siswa terlihat aktif dalam mengikuti pembelajaran terlihat beberapa siswa mulai berani
untuk bertanya.
3. Pengamatan (Observing)
Berdasarkan hasil pengamatan selama kegiatan berlangsung, terlihat siswa
senang dengan pembelajaran melalui tutor sebaya dengan diskusi dalam kelompok.
Dalam siklus II ini masing- masing anggota kelompok berani memberikan pendapat
dan anggotaanggota lain tidak menganggap remeh pendapat dari anggota lain. Dalam
pengerjaan soal-soal test evaluasi akhir siswa terlihat lebih tertib dan tidak ada lagi
kecurangan-kecurangan seperti terlihat pada siklus I.
Hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam pembelajaran yaitu dalam siklus II
ini guru telah bisa mengontrol waktu dengan baik saat pembelajaran sedang
berlangung terutama saat diskusi dan telah bisa memberikan feedback yang baik, yang
dapat dipahami oleh siswa.
Setelah melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II diperoleh hasil belajar
seperti pada tabel 4.5
Tabel 4.5
Hasil Belajar Siklus II
No Nama Nilai Tuntas Tidak Tuntas
1. Adinda Calysta 100 1 -
2. Annisa Putri P 100 1 -
3. Bilal Rizky Akbar 100 1 -
4. Despita Nurmaulani 80 1 -
5. Dinda Jesika 80 1 -
6. Erlangga Kurniawan 70 1 -
7. Hesti Lestari 80 1 -
8. Khalwa Kurotul Ain 80 1 -
9. Levi Septi Santosa 70 1 -
10. Linta Nutfi Fauziah 60 - 1
11. Mardiana 80 1 -
12. Muhamad Furkan 65 - 1
13. Muhamad Rizky 80 1 -
14. Muhamad Za yyin KELUAR
15. Muhammad Dila 55 - 1
16. Muhammad Hiban 70 1 -
17. Muhammad Fhaijal 80 1 -
18. Muhammad Raffa 100 1 -
19. Nadiela Nur Azahra 90 1 -
20. Nury Nuaeni 80 1 -
21. Reisya Rahmadani 80 1 -
22. Rika Arta Mevia 90 1 -
23. Rini Qurrotu Ainii 100 1 -
24. Rizki Maulana 70 1 -
25. Sandi Maulana 80 1 -
26. Sofianisa 60 - 1
27. Tasya Nuraeni 100 1 -
28. Viona Novitania P 80 1 1
29. Wirda Muntaha 80 1 -
30. Yuni Apselia P 80 1 -
31. M. Syahril 70 1 1
32. Nabila Nursila 85 1 -
33. Muhammad Rizki R 85 1 -
34. Khairunnisa Rizqia 55 - 1
35. M. Rifai 85 1 -
36. M. Sani 60 - 1
Jumlah 2780 27 8
Rata-rata 79,42
Berdasarkan hasil pengamatan perbaikan pembelajaran siklus II dapat
dilihat pada tabel 4.6 dan gambar 4.2 berikut ini :
Tabel 4.6
Rekapitulasi Data Hasil Nilai Perbaikan Pembelajaran
Matematika Siklus II
Siklus II
Skala Nilai
Frekuensi
100 6
90-99 2
80-89 15
70-79 5
60-69 5
50-59 2
Jumlah 35

16

14

12

10

100 90-99 80-89 70-79 60-69 50-59

Nilai Siswa

Gambar 4.2
Grafik Hasil Pembelajaran Siklus 1I

4. Refleksi (Reflecting)
Refleksi dilakukan untuk menentukan apakah tindakan pada siklus II berhasil
atau belum. Berdasarkan analisis data pengamatan, ada beberapa temuan dalam
pembelajaran siklus II yaitu: Berdasarkan hasil analisis data aktivitas guru dalam
pembelajaran masuk kategori ”Sangat Baik” dengan persentase keberhasilan 93,33%.
Hasil belajar perbaikan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 79,42, dengan 27
orang siswa
(77,14 %) telah mencapai KKM dan masih terdapat 8 orang siswa (22,86 %)
yang belum mencapai KKM. Rinciannya 6 orang siswa (17,14 %)
memperoleh nilai 100, 2 orang siswa (5,71 %)
memperoleh nilai antara 90-99, 15 orang siswa (42,86 %) memperoleh nilai
antara 80-89, 5 orang siswa (14,29 %) memperoleh nilai antara 70-79, 5 orang
siswa (14,29 %) memperoleh nilai antara 60-69, dan 2 orang siswa (5,71 %)
memperoleh nilai antara 50-59. Walaupun masih ada 8 orang siswa yang belum
mencapai target ketuntasan belajar namun sebagian besar siswa telah mencapai
taget mencapai ketutansan belajar sebanyak 77,14 % maka siklus selanjutnya
tidak perlu dianjutkan. Bagi siswa yang belum mecapai KKM akan diberikan
tindak lanjut berupa kegiatan remidial.
4.4 Pembahasan
Tutor sebaya merupakan seorang teman atau beberapa orang siswa yang
ditunjuk oleh guru (sesuai kriteria menjadi tutor sebaya) dan ditugaskan untuk
membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Pengajaran dengan tutor sebaya
adalah kegiatan belajar siswa dengan memanfaatkan teman sekelas yang
mempunyai kemampuan lebih untuk membantu temannya dalam melaksanakan
suatu kegiatan atau memahami suatu konsep. Berdasarkan definisi tentang tutor
sebaya di atas, maka dapat disimpulkan bahwa istilah tutor sebaya yang dimaksud
dalam penelitian ini yaitu bagaimana mengoptimalkan kemampuan siswa yang
berprestasi dalam satu kelas untuk mengajarkan atau menularkan kepada teman
sebaya mereka yang kurang berprestasi. Sehingga siswa yang kurang berprestasi
bisa mengatasi ketertinggalan. Pembimbingan dalam pelajaran yang diberikan oleh
seorang siswa kepada siswa lain, sedangkan mereka (antara pembimbing dan yang
dibimbing) adalah teman sekelas atau teman sebangku yang usianya relatif sama,
dan siswa yang kurang paham bisa.
Berdasarkan hasil observasi perencanaan perbaikan pembelajaran siklus I
ternyata masih ada yang perlu diperbaiki. Pada siklus II merupakan perbaikan dari
siklus I yang diperbaiki pada siklus II seperti pengaturan atau pengelolaan waktu
yang digunakan dalam pembelajaran dan menkankan atau penjelasan mendalam
mengenai materi serta penguatan dalam pemberian motivasi kepada siswa. Pada
pelaksanaan pembelajaran siklus I masih ada kekurangan yaitu siswa masih ada
yang belum disiplin dalam pembelajaran bersama kelompoknya, masis ada
siswa yang belum berpartisipasi penuh atau aktif dalam diskusi kelompok
sehingga perlu adanya motivasi yang lebig dari guru. Hal tersebut akan diperbaiki
pada siklus II. Pembelajaran pada siklus II pada umumnya sudah berjalan dengan
baik. Pada pembelajaran siklus I dan siklus II penerapan metode pembelajaran tutor
sebaya siswa lebih senang dan aktif dalam mengikuti pembelajaran terlihat dari
banyaknya
siswa yang memahami materi pelajaran sehingga berdampak pada meningkatnya
nilai hasil belajar.
Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II maka penerapan
metode pembelajaran tutor sebaya telah mencapai target. Hal ini dapat dilihat dari
meningkatnya hasil belajar dari siklus I rat-rata nilai 64,29 dengan 20 orang (57,14
%) telah mencapai KKM dan meningkat pada siklus II rata-rata nilai menjadi 79,42
dengan 27 orang siswa (77,14 %) telah mencapai KKM.
Peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7 rekapitulasi hasil belajar
siswa siklus I dan siklus II. Rinciannya 6 orang siswa (17,14 %) memperoleh
nilai 100, 2 orang siswa (5,71 %)
memperoleh nilai antara 90-99, 15 orang siswa (42,86 %) memperoleh nilai antara
80-89, 5 orang siswa (14,29 %) memperoleh nilai antara 70-79, 5 orang siswa
(14,29 %) memperoleh nilai antara 60-69, dan 2 orang siswa (5,71 %) memperoleh
nilai antara 50-59.
Tabel 4.7
Hasil Rekapitulasi Siklus I dan Siklus II
Skala Nilai Siklus I Siklus II
Frekuensi Presentase (%) Frekuensi Presentase (%)
100 2 5,71 6 17,14
90-99 1 2,86 2 5,71
80-89 4 11,43 15 42,86
70-79 13 37,14 5 14,29
60-69 7 20 5 14,29
50-59 2 5,71 2 5,71
40-49 6 17,15 - -
Jumlah 35 100 35 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

16

14

12

10

0
100 90-99 80-89 70-79 60-69 50-59 40-49

Siklus I Siklus II

Gambar 4.3
Grafik Rekap Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut Metode
pembelajaran tutor sebaya (peer teaching) dapat meningkatkan hasil belajar matematika dalam materi
kecepatan dan debit pada siswa kelas V SD Negeri Mekarsari Salopa Kabupaten Tasikmalaya yang
ditunjukkan dengan nilai rata-rata sebelum penerapan tindikan sebesar menjadi 79,42 setelah
penerapan tindakan.

5.2 Saran
Saran yang dapat diajukan dari penelitian ini adalah :
1. Metode pembelajaran tutor sebaya (peer teaching) dapat digunakan sebagai alternatif metode
pembelajaran dalam mata pelajaran matematika yang inovatif pada materi kecepatan dan debit, untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Penerapan metode tutor sebaya (peer teaching) perlu dipahami oleh guru agar dapat dilaksanakan
denga baik, maksimal, dan optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Imaniatun, Esti. Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Menggunakan Model


Pembelajaran Tutor Sebaya Kompetensi Dasar Laporan Keunagan Perusahaan Jasa (Studi
Kasus pasa Siswa SMK Cut Nya’ Dien Kota Semarang Tahun Ajaran 2012/2013). Skripsi.
2013.
Ruhiat. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Bongas Mata Pelajaran Matematika
pada Materi Penjumlahan dengan Menerapkan Pembelajaran Kooperatif. Karya Ilmiah.
2013.
LAMPIRAN

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN


Siklus I

Mata Pelajaran : Matematika


Pokok bahasan : Kecepatan
dan Debit Kelas/Semester : V/I
Waktu : 35 menit

I. Tujuan
A. Tujuan Umum :
Siswa mampu memahami konsep kecepatan dan debit
B. Tujuan Khusus :
1. Dapat menjelaskan pengertian jarak
2. Dapat menjelaskan pengertian debit
3. Dapat mengaplikasikan rumus mencari jarak, waktu, kecepatan, dan debit
dalam penyelesaian soal matematika.
C. Tujuan Perbaikan
1. Meningkatkan pemahaman siswa melalui penerapan metode tutor sebaya
2. Mengaktifkan siswa yang sungkan dan malu untuk bertanya kepada guru
3. Meningkatkan motivasi pada diri siswa agar mempunyai motivasi tinggi
terhadap pembelajaran matematika.

II. Materi dan Sumber


A. Matari : Kecepatan dan Debit
B. Sumber : Buku Matematika kelas V

III. Kegiatan Pembelajaran :


A. Kegiatan Awal : (5 menit)
1. Memberi salam dan menanyakan kondisi serta keadaan anak-anak
2. Mengajukan pertanyaan berikut :
a. Bagaimana cara anak-anak pergi ke sekolah?
b. Berapa jarak dari rumahmu ke sokolah?
c. Pernahkah menghitung berapa waktu yang ditempuh dari rumahmu ke
sekolah?
d. Pernahkah memperhatikan air kran yang masuk ke dalam sebuah ember?
3. Menyampaikan tujuan, manfaat pelajaran dan kegiatan, yaitu anak-anak akan belajar
secara berkelompok bersama teman-temannya.
B. Kegiatan Inti (25 menit)
1. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok kecil yang heterogen dengan siswa
yang pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya.
2. Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk mempelajari satu sub
materi pada pembelajaran kali ini materi kecepatan dan debit. Setiap kelompok dibantu
oleh siswa yang pandai sebagai tutor sebaya.
3. Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi sesuai dengan tugas yang
telah diberikan. Guru bertindak sebagai sumber utama.
4. Setelah semua kelompok menyampaik tugasnya secara berurutan, guru memberikan
kesimpulan da klarifikasi seandainya ada pemahaman sswa yang harus diluruskan.
C. Kegiatan Penutup (5 menit)
1. Melalui tnya jawab guru mengajak siswa merangkum materi pembelajaran yang telah
didiskusikan
2. Guru memberikan tes, sebagai evaluasi dari pembelajaran
IV. Evaluasi
A. Prosedur : Evaluasi dilakukan selama proses pembelajaran melalui tanya jawab dan pada
akhir pelajaran melaui tes
B. Alat Evaluasi : Tes Tertulis
1. Sebuah sepeda dalam 10 menit dapat menempuh jarak 2.000 m. kecepatan sepeda
tersebut...........m/menit
2. Sebuah mobil melaju dengan kecepatan 80km/jam selama 3 jam. Tentukan jarak!
3. Jarak rumah Ira ke sekolah adalah 5 km, Ira ke sekolah naik sepeda dengan kecepatan
300 km/menit. Berapa menit Ira sampai ke sekolah?
4. Udin mengisi ember dengan air melalui slang selama 60 detik. Debit slang 300
ml/detik. Berapa liter volume air dalam ember tersebut?
5. Dalam waktu 5 menit sebuah keran dapat mengalirkan air sebanyak 250 liter. Berapah
debit air?
C. Kunci Jawaban
1. 200 m/menit
2. 240 km
3. 60 menit
4. 18.000 ml
5. 50 liter/menit
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Siklus II

Mata Pelajaran : Matematika


Pokok bahasan : Kecepatan dan Debit
Kelas/Semester : V/I
Waktu : 35 menit

I. Tujuan
A. Tujuan Umum :
Siswa mampu memahami konsep kecepatan dan debit
B. Tujuan Khusus :
1. Dapat menjelaskan pengertian jarak
2. Dapat menjelaskan pengertian debit
3. Dapat mengaplikasikan rumus mencari jarak, waktu, kecepatan, dan debit dalam
penyelesaian soal matematika.
C. Tujuan Perbaikan
1. Meningkatkan pemahaman siswa melalui penerapan metode tutor sebaya
2. Mengaktifkan siswa yang sungkan dan malu untuk bertanya kepada guru

V. Materi dan Sumber


C. Matari : Kecepatan dan Debit
D. Sumber : Buku Matematika kelas V

VI. Kegiatan Pembelajaran :


D. Kegiatan Awal : (5 menit)
4. Memberi salam dan menanyakan kondisi serta keadaan anak-anak
5. Mengajukan pertanyaan berikut :
e. Bagaimana cara anak-anak pergi ke sekolah?
f. Berapa jarak dari rumahmu ke sokolah?
g. Pernahkah menghitung berapa waktu yang ditempuh dari rumahmu ke sekolah?
h. Pernahkah memperhatikan air kran yang masuk ke dalam sebuah ember?
6. Menyampaikan tujuan, manfaat pelajaran dan kegiatan, yaitu anak-anak akan belajar
secara berkelompok bersama teman-temannya.
E. Kegiatan Inti (25 menit)
5. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok kecil yang heterogen dengan siswa
yang pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya.
6. Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk mempelajari satu sub
materi pada pembelajaran kali ini materi kecepatan dan debit. Setiap kelompok dibantu
oleh siswa yang pandai sebagai tutor sebaya.
7. Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi sesuai dengan tugas yang
telah diberikan. Guru bertindak sebagai sumber utama.
8. Setelah semua kelompok menyampaik tugasnya secara berurutan, guru memberikan
kesimpulan da klarifikasi seandainya ada pemahaman sswa yang harus diluruskan.
F. Kegiatan Penutup (5 menit)
3. Melalui tnya jawab guru mengajak siswa merangkum materi pembelajaran yang telah
didiskusikan
4. Guru memberikan tes, sebagai evaluasi dari pembelajaran
VII.Evaluasi
A. Prosedur : Evaluasi dilakukan selama proses pembelajaran melalui tanya jawab dan pada
akhir pelajaran melaui tes
B. Alat Evaluasi : Tes Tertulis
6. Sebuah sepeda dalam 10 menit dapat menempuh jarak 2.000 m. kecepatan sepeda
tersebut...........m/menit
7. Sebuah mobil melaju dengan kecepatan 80km/jam selama 3 jam. Tentukan jarak!
8. Jarak rumah Ira ke sekolah adalah 5 km, Ira ke sekolah naik sepeda dengan kecepatan
300 km/menit. Berapa menit Ira sampai ke sekolah?
9. Udin mengisi ember dengan air melalui slang selama 60 detik. Debit slang 300
ml/detik. Berapa liter volume air dalam ember tersebut?
10. Dalam waktu 5 menit sebuah keran dapat mengalirkan air sebanyak 250 liter. Berapah
debit air?
C. Kunci Jawaban
6. 200 m/menit
7. 240 km
8. 60 menit
9. 18.000 ml
10. 50 liter/menit

Lembar Observasi Aktivitas Guru


Siklus I

Sekolah : SD Nergeri Mekarsari


Kelas V
Mata Pelajaran : Kecepatan dan Debit
Berilah penilaian anda dengan memberikan tanda cek (V) pada kolom yang sesuai!

Penilaian
No Aktivitas guru
Ya Tidak
1. Memberikan bimbingan tutor sebaya √
2. Memberi motivasi kepada siswa dan tutor √

Sebaya
3. Memberi apersepsi √
4. Mempersiapkan alat dan media pembelajaran

yang diperlukan
5. Mengelompokkan siswa √
6. Memotivasi siswa tentang pentingnya

kerjasama dalam kelompok
7 Berperan sebagai fasilitator √
8 Menciptakan suasana aktif belajar √

9 Membantu kesulitan belajar siswa √

10 Membimbing siswa dalam membuat simpulan √


11 Memberi tugas √
12 Pengelolaan kelas √
13 Pengelolaan waktu √
14 Teknik bertanya √
15 Membimbing siswa dalam membuat presentasi √

Lembar Observasi Aktivitas Guru


Siklus II

Sekolah : SD Nergeri Mekarsari


Kelas V
Mata Pelajaran : Kecepatan dan Debit
Berilah penilaian anda dengan memberikan tanda cek (V) pada kolom yang sesuai!

Penilaian
No Aktivitas guru
Ya Tidak
1. Memberikan bimbingan tutor sebaya √
2. Memberi motivasi kepada siswa dan tutor √
Sebaya
3. Memberi apersepsi √
4. Mempersiapkan alat dan media pembelajaran √
yang diperlukan
5. Mengelompokkan siswa √
6. Memotivasi siswa tentang pentingnya

kerjasama dalam kelompok
7 Berperan sebagai fasilitator √
8 Menciptakan suasana aktif belajar √

9 Membantu kesulitan belajar siswa √

10 Membimbing siswa dalam membuat simpulan √


11 Memberi tugas √
12 Pengelolaan kelas √
13 Pengelolaan waktu √
14 Teknik bertanya √
15 Membimbing siswa dalam membuat presentasi √

Skor maksimal 15
Skor yang diperoleh 14
∑ 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Nilai akhir = x 100%
∑ 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚

= 14 x 100%
15
= 93.33%
Kriteria presentase skor :
Interval Keterangan
25 – 43 % Kurang Baik
44 – 62 % Cukup Baik
63 – 81 % Baik
82 – 100 % Sangat Baik

Referensi :
Cahyowati, Mekarsari Eko. Pengaruh Pembelajaran Dengan Pemberian Balikan Dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Ekonomi Akuntansi Pada Siswa.
Oemar Hamalik. (2005). Kurikulum dan Pembelaqjaran. Jakarta: Bumi
Aksara.Permendikbud No 21 Tahun 2016
Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Sumitro, Dwi S,dkk. (2006). Pengantar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
Sumiyati, Asra. (2007). Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima Suyanto,
Djihad Hasyim. (2000). Pendidikan Indonesia menanti Milenium III. Yogyakarta: Adi
Cipta Karya.
Syarifah Ety. (2009). Analisis dan Interpretasi Data dalam Penelitian Tindakan Kelas.
Semarang: Bandungan Institute.
UU No. 20 Tahun 2003 Wina Sanjaya. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:
Kencana Prenada.
Walisongo.ac.id, “Metode Tutor Sebaya”, 10 November 2021, 15:14.

Anda mungkin juga menyukai