Anda di halaman 1dari 10

18

METODE BERVARIASI DAPAT MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI I OLO-OLOHO KECAMATAN PAKUE KABUPATEN KOLAKA UTARA
Utu Rahim Jurusan PMIPA/Matematika FKIP Unhalu Kampus Bumi Tridharma Kendari 93232
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas metode mengajar yang bervariasi dalam meningkatkan prestasi belajar matematika siswa pada pokok bahasan operasi hitung bilangan bulat dan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika di kelas V SD Negeri I Olo-Oloho Kecamatan Pakue Kabupaten Kolaka Utara. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran langsung. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 siklus pada semester ganjil 2007/2008. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Observasi dilaksanakan dua tahap, yaitu observasi awal dan observasi selama pembelajaran, sedangkan evaluasi dilaksanakan pada tiap akhir siklus dengan pemberian tes kepada siswa. Data yang terkumpul di analisis secara deskriptif dengan menghitung persentase yang dicapai oleh setiap siswa sesuai dengan indikator kinerja ketuntasan belajar. Hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa, (1) meningkatnya prestasi belajar siswa pada pokok bahasan bilangan bulat dan pemecahan masalah tidak terlepas dari penggunaan metode yang bervariasi (metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas), karena dapat membangkitkan keaktifan siswa dalam merespon pelajaran yang disajikan dan (2) keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan dapat ditingkatkan melalui pengajuan pertanyaan yang singkat dan jelas, serta pemberian waktu kepada siswa yang cukup untuk berpikir dalam menyelesaikan masalah yang diberikan.

Kata kunci: metode yang bervariasi dan prestasi belajar matematika siswa. PENDAHULUAN Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, antara lain sarana yang tersedia baik di rumah maupun di sekolah, cara belajar siswa dan cara

mengajar guru. Sarana yang kurang memadai pada kebutuhan siswa, berpengaruh pada diri siswa seperti lampu yang kurang terang tentunya dapat mengganggu penglihatan siswa. Cara belajar siswa yang dilakukan ketika menghadapi ujian/ulangan mempunyai dampak yang kurang baik untuk mencapai prestasi yang maksimal dan cara mengajar guru yang tidak bervariasi dapat menimbulkan kebosanan bagi siswa. Di sisi lain penggunaan metode pembelajaran yang tidak bervariasi dapat menyebabkan siswa kurang berminat mempelajari Matematika, sehingga mengakibatkan prestasi belajar yang dicapai siswa kurang maksimal. Selain itu juga, dapat berakibat kurangnya perhatian siswa untuk belajar matematika yang disebabkan oleh guru yang menyajikan materi secara monoton. Akibat lain dari metode pembelajaran yang tidak bervariasi adalah dapat membuat siswa bersifat acuh tak acuh terhadap materi pembelajaran yang diberikan, dan akibatnya siswa bersifat pasif. Untuk itu, perlu ada

MIPMIPA, Vol. 8, No. 1, Pebruari 2009 : 18 - 27

19
upaya guru untuk menciptakan suasana belajar kondusif yang dapat menuntun siswa bersifat aktif dan kreatif. Suasana belajar seperti ini, akan memberikan harapan bagi tercapainya hasil belajar siswa secara maksimal, dalam arti tercapainya sejumlah kemampuan dan keterampilan proses. Dengan demikian diharapkan pula siswa mampu memecahkan masalah yang ada di lingkungan belajarnya. Berdasarkan hasil observasi awal di SD Negeri 1 Olo-Oloho Kecamatan Pakue, ditemukan bahwa cara mengajar guru masih cenderung didominasi penggunaan metode yang tidak bervariasi, misalnya ceramah saja yang diberikan kepada siswa, kondisi semacam ini tidak menutup kemungkinan prestasi belajar matematika siswa akan dicapai secara maksimal. Hasil observasi tersebut, ditunjukkan juga dengan nilai ulangan harian matematika yang diberikan guru setelah proses pembelajaran berakhir, yaitu 29 siswa yang diberikan tes hanya 14 atau 48,28% yang mencapai tingkat penguasaan materi mempunyai

dengan baik (di atas atau sama dengan 60%), selain itu 15 atau 51,72% penguasaan di bawah 60%.

Uraian di atas, menunjukkan bahwa pokok bahasan bilangan bulat dan pemecahan masalah dalam pelajaran Matematika belum memenuhi standar ketuntasan belajar yang ditetapkan dengan indikator kinerja tertentu, bagi siswa kelas V SD Negeri I Olo-Oloho Kecamatan Pakue Kabupaten Kolaka Utara. Untuk mengatasi serta meningkatkan penguasaan siswa pada pokok bahasan tersebut, peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas, dengan menerapkan metode yang bervariasi (metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas). KERANGKA TEORITIK 1. Pengertian Belajar Winkel (1991:36) mengatakan bahwa belajar adalah suatu aktifitas mentalis psikhis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap. Selanjutnya Sudjana (1991:5) berpendapat bahwa belajar adalah sebagai hasil dari praktek atau latihan. Belajar pada dasarnya adalah perubahan kelakuan yang berkaitan dengan pengalaman dan latihan. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, pengertian, penghargaan minat dan penyesuaian diri. Kedua pendapat di atas dpat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku siswa yang mengakibatkan bertambahnya pengetahuan,

Metode Bervariasi dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri I Olo-Oloho Kecamatan Pakue Kabupaten Kolaka Utara (Utu Rahim)

20
keterampilan, nilai dan sikap yang diperoleh melalui interaksi siswa dengan

lingkungannya. Siswa kelas V SD Negeri 1 Olo-Oloho Kecamatan Pakue Kabupaten Kolaka Utara di dalam belajarnya mempunyai kebiasaan yang kurang baik, yaitu dilakukan ketika siswa menghadapi ulangan atau jika ada pemberitahuan dari gurunya bahwa minggu depan kita ulangan/ujian. Hudoyo (1988:5) mengatakan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk menyampaikan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya kepada siswa. Belajar bagi siswa merupakan kegiatan yang menyebabkan adanya perubahan tingkah laku siswa setelah mendapat pengetahuan dari lingkungan belajarnya. Lingkungan belajar tersebut adalah secara sadar diciptakan guru untuk memberi motivasi kepada siswa agar mendapat pengetahuan dan pengalaman baru secara permanen. Belajar Matematika biasanya ditandai dengan perubahan-perubahan pada diri siswa, misalnya dari tidak memahami bilangan bulat menjadi paham bilangan bulat, dari tidak mengerti pemecahan masalah menjadi paham pemecahan masalah. Perubahan tingkah laku semacam ini juga dialami oleh siswa kelas V SD negeri 1 Olo-Oloho Kecamatan Pakue Kabupaten Kolaka Utara, setelah mendapat pembelajaran dari gurunya tentang matematika dengan pokok bahasan bilangan bulat dan pemecahan masalah. Kemajuan belajar yang dialami oleh siswa ini, sekaligus merupakan keberhasilan guru juga dalam menyampaikan materi pelajaran dengan penggunaan metode yang bervariasi. 2. Metode Mengajar Menurut Hudoyo (1998:6) mengajar adalah suatu kegiatan menyampaikan informasi berupa pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh guru kepada siswa. Karena itu guru akan dapat memahaminya tanpa suatu keahlian khusus. Misalnya menyampaikan materi pelajaran melalui ceramah, tanya jawab, diskusi dan pemberian tugas adalah penyampaian materi yang berlaku secara umum. Melalui metode bervariasi seperti yang disebutkan di atas, diharapkan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 1 Olo-Oloho Kecamatan Pakue Kabupaten Kolaka Utara, dapat meningkat pada pokok bahasan bilangan bulat dan pemecahan masalah, karena metode tersebut adalah kombinasi penyampaian informasi dan merangsang siswa untuk bertanya, sehingga keterlibatannya dalam proses pembelajaran membuat siswa berpartisipasi secara langsung sesuai dengan materi yang sedang diajarkan oleh guru. Keadaan semacam inilah yang diharapkan guru agar proses pembelajaran dapat berlangsung efektif.

MIPMIPA, Vol. 8, No. 1, Pebruari 2009 : 18 - 27

21
Roestiyah (1994:44) menjelaskan bahwa mengajar adalah proses interaksi siswa dengan siswa, antara guru dengan siswa dan guru bertindak selaku organisator belajar kepada siswa, sehingga tujuan belajar dapat dicapai. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa mengajar adalah guru menyampaikan sejumlah pengetahuan dan pengalaman kegiatan yang dimilikinya serta menanamkan sikap nilai-nilai kepada siswa dan menciptakan kondisi belajar yang kondusif bagi siswa. Jika hal ini dapat dilakukan dengan baik maka tujuan belajar dapat tercapai secara maksimal, misalnya penyajian materi pokok bahasan bilangan bulat dan pemecahan masalah dalam pelajaran matematika dapat tercapai, apabila siswa dapat memahami yang diberikan guru. Suatu proses pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif apabila metode yang digunakan dikombinasikan dengan baik, misalnya metode bervariasi yang telah digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini, antara satu metode dengan metode yang lainnya selalu saling melengkapi, sehingga penyajian materi dapat terlaksana dengan baik. Metode ceramah dilakukan ketika pembelajaran yang diutamakan adalah penyampaian informasi, karena metode ini didominasi oleh guru, sedangkan metode tanya jawab dilakukan guru dalam pembelajaran, yang lebih diutamakan dalam metode tanya jawab adalah terjadinya tanya jawab baik siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru. Metode diskusi siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok teridiri dari 5 (lima) orang dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dalam bentuk LKS (lembar kegiatan siswa). sedangkan metode pemberian tugas setiap siswa diberi tugas oleh guru untuk mengerjakan soal-soal. Pemberian tugas dapat berlangsung di sekolah, di luar sekolah atau di rumah. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN 1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri 1 Olo-Oloho Kecamatan Pakue Kabupaten Kolaka Utara, mulai tanggal 21 April 2008 sampai dengan tanggal 30 April 2008. Jadwal pelaksanaan adalah sebagai berikut; (a) tanggal 21 sampai dengan 23 April 2008 adalah pelaksanaan siklus I, (b) tanggal 24 sampai dengan 26 April 2008 adalah pelaksanaan siklus II dan (c) tanggal 27 sampai dengan 30 April 2008 adalah pelaksanaan siklus III

Metode Bervariasi dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri I Olo-Oloho Kecamatan Pakue Kabupaten Kolaka Utara (Utu Rahim)

22
2. Prosedur Pelaksanaan Prosedur pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini terdiri atas 3 siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai seperti yang didesain dalam rumusan masalah. Secara prosedur perbaikan pembelajaran ini dijabarkan sebagai berikut: 1. Perencanaan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi; (a) membuat skenario pembelajaran, (b)membuat lembar observasi, (c) menyiapkan bahan dan media pembelajaran yang diperlukan untuk membantu siswa agar lebih tepat memahami materi pelajaran, (d) membuat alat evaluasi untuk tes tindakan setiap siklus dan (e) menyiapkan jurnal atau catatan kecil untuk memantau proses pembelajaran. 2. Pelaksanaan tindakan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah dibuat dan diamati oleh peneliti. Secara umum langkah-langkah pelaksanaan tindakan dijabarkan sebagai berikut: (a) mengajukan pertanyaan tentang materi sebelumnya sebagai kegiatan awal, (b) membahas materi pembelajaran dengan pemberian contoh yang melibatkan siswa secara optimal, (c) memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, (d) menyimpulkan materi pelajaran, dan (e) memberikan pekerjaan rumah. 3. Observasi dan evaluasi. Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dan melakukan evaluasi. 4. Refleksi. Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi dikumpulkan serta dianalisis. Kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan yang terjadi pada setiap siklus diperbaiki pada siklus berikutnya. Sesuai dengan masalah yang dihadapi yaitu banyaknya siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan dengan benar, beberapa kegiatan khusus yang menjadi perhatian dalam perbaikan pembelajaran matematika adalah pemberian contoh dan latihan yang cukup kepada siswa dan pemberian kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang diajarkan. Sedangkan kegiatan khusus yang menjadi perhatian dalam perbaikan pembelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia adalah pengajuan pertanyaan kepada siswa dan setiap siswa diupayakan untuk mendapat pertanyaan. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Pengolahan dan Pembahasan Data pada Siklus I Hasil observasi terhadap siswa yang menjawab pertanyaan yang diajukan untuk pelajaran Matematika dijelaskan sebagai berikut:

MIPMIPA, Vol. 8, No. 1, Pebruari 2009 : 18 - 27

23

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Nama Siswa AI DR DW HM HK WH ID YN WT MY IF AS DA JA SA

Komentar Jawaban Siswa 58% betul 65% betul 57% betul 57% betul 68% betul 59% betul 70% betul 65% betul 68% betul 75% betul 68% betul 78% betul 72% betul 59% betul 55% betul

No 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

Nama Siswa VE DT IW RA RO PR AA IR AN OB FR AD AM LZ

Komentar Jawaban Siswa 66% betul 75% betul 82% betul 67% betul 72% betul 80% betul 55% betul 68% betul 58% betul 55% betul 67% betul 59% betul 67% betul 72% betul

Di samping hasil di atas, pada siklus I ini untuk pokok bahasan bilangan bulat dan pemecahan masalah dalam pelajaran matematika diperoleh hasil sebagai berikut: (a)

perhatian siswa pada proses pembelajaran sudah mulai terpusat, namun masih terdapat beberapa siswa yang acuh tak acuh terhadap pelajaran yang diberikan. (b) kemauan siswa untuk bertanya, baik kepada temannya maupun kepada guru sudah mulai nampak namun sebagian besar yang bertanya masih kaku. Pada pelaksanaan siklus I ini, penerapan metode yang bervariasi, pemberian contoh dan latihan belum sepenuhnya berjalan sempurna. Tahap refleksi yang dilakukan antara peneliti dengan guru dapat disimpulkan bahwa masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki. Dari pihak siswa, kelemahan yang ada adalah masih ada sifat acuh tak acuh menerima materi pokok bahasan bilangan bulat dan pemecahan masalah dalam pelajaran matematika dan masih ada siswa yang belum dapat menanyakan kesulitan yang dialaminya baik kepada teman maupun kepada guru. Dari pihak guru, kelemahan yang ada adalah penerapan metode yang bervariasi dan contoh yang bervariasi belum sepenuhnya berjalan dengan sempurna. Keberhasilan yang diperoleh pada siklus I untuk pokok bahasan bilangan bulat dan pemecahan masalah dalam pelajaran Matematika adalah 19 siswa atau 65,52% dapat menjawab pertanyaan yang diberikan di atas atau sama dengan 60% benar, selebihnya 10 atau 34,48% menjawab benar di bawah 60%. Berdasarkan hasil diskusi dengan guru, pembelajaran yang dilaksanakan sudah menunjukkan kemajuan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya siswa sudah menjawab

Metode Bervariasi dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri I Olo-Oloho Kecamatan Pakue Kabupaten Kolaka Utara (Utu Rahim)

24
pertanyaan, bahkan ada siswa yang mengajukan pertanyaan. Dari hasil pengamatan teman sejawat pada pembelajaran matematika siklus I terdapat 19 siswa dari 29 siswa yang menjawab pertanyaan dengan benar. Setelah melakukan refleksi dan berdiskusi dengan guru maka peneliti membuat rencana pembelajaran dan melaksanakan rencana perbaikan pembelajaran siklus II. Berdasarkan indikator kinerja sudah mencapai ketuntasan belajar, tetapi materi pokok bahasan bilangan bulat dan pemecahan masalah yang direncanakan belum selesai disajikan, sehingga pembelajaran tetap dilanjutkan kepada siklus II. 2. Hasil Pengolahan Data pada Siklus II Hasil observasi terhadap siswa yang menjawab petanyaan yang diajukan untuk pelajaran matematika pada siklus II dijelaskan sebagai berikut:
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Nama Siswa Komentar Jawaban Siswa No 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Nama Siswa Komentar Jawaban Siswa

AI DR DW HM HK WH ID YN WT MY IF AS DA JA SA

65% betul 65% betul 57% betul 57% betul 68% betul 59% betul 70% betul 65% betul 68% betul 75% betul 68% betul 78% betul 72% betul 59% betul 75% betul

VE DT IW RA RO PR AA IR AN OB FR AD AM LZ

66% betul 75% betul 82% betul 67% betul 72% betul 80% betul 55% betul 68% betul 75% betul 55% betul 67% betul 75% betul 67% betul 72% betul

Di samping hasil di atas, pada siklus II ini untuk mata pelajaran matematika diperoleh hasil sebagai berikut: (a) perhatian siswa pada proses belajar mengajar sudah terpusat, dan sudah tidak terdapat siswa yang acuh tak acuh terhadap pelajaran yang diberikan. (b) kemauan siswa untuk bertanya, baik kepada temannya maupun kepada guru sudah nampak baik, tidak ada lagi yang kaku dalam menanyakan materi yang belum pahaminya. Pada pelaksanaan siklus II ini, penerapan metode yang bervariasi, pemberian contoh dan latihan sepenuhnya berjalan sempurna. Tahap refleksi yang dilakukan antara

MIPMIPA, Vol. 8, No. 1, Pebruari 2009 : 18 - 27

25
penulis dengan teman sejawat disimpulkan bahwa sudah tidak ada lagi yang harus diperbaiki. Keberhasilan yang diperoleh pada siklus II untuk mata pelajaran matematika adalah 24 atau 82,76% dapat menjawab pertanyaan yang diberikan di atas atau sama dengan 60% benar, selebihnya 5 atau 17,24% menjawab benar di bawah 60%. Berdasarkan hasil diskusi dengan guru, pembelajaran yang dilaksanakan sudah menunjukkan kemajuan dibandingkan dengan siklus I. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan jawaban siswa atas pertanyaan yang diberikan dengan benar. Dari hasil pengamatan teman sejawat pada pembelajaran matematika siklus II terdapat 24 siswa dari 29 siswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Setelah melakukan refleksi dan berdiskusi dengan guru yang mengajar maka peneliti membuat rencana pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran pada siklus III. Hal ini dilakukan karena materi pokok bahasan bilangan bulat dan pemecahan masalah belum selesai disajikan. 3. Hasil Pengolahan Data pada Siklus III Hasil observasi terhadap siswa yang menjawab pertanyaan yang diajukan untuk pelajaran Matematika pada siklus III dijelaskan sebagai berikut:
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Nama Siswa Komentar Jawaban Siswa No 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Nama Siswa Komentar Jawaban Siswa

AI DR DW HM HK WH ID YN WT MY IF AS DA JA SA

65% betul 65% betul 57% betul 65% betul 68% betul 65% betul 70% betul 65% betul 68% betul 75% betul 68% betul 78% betul 72% betul 65% betul 75% betul

VE DT IW RA RO PR AA IR AN OB FR AD AM LZ

66% betul 75% betul 82% betul 67% betul 72% betul 80% betul 65% betul 68% betul 75% betul 65% betul 67% betul 75% betul 67% betul 72% betul

Pada siklus III ini untuk mata pelajaran matematika diperoleh hasil sebagai berikut: (a) perhatian siswa pada proses belajar mengajar sudah terpusat. (b) kemauan siswa untuk bertanya, baik kepada temannya maupun kepada guru sudah nampak tidak ada lagi siswa yang kaku untuk bertanya.

Metode Bervariasi dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri I Olo-Oloho Kecamatan Pakue Kabupaten Kolaka Utara (Utu Rahim)

26
Pada pelaksanaan siklus III ini, penerapan metode yang bervariasi, pemberian contoh dan latihan sudah berjalan sempurna. Tahap refleksi yang dilakukan antara penulis dengan teman sejawat disimpulkan bahwa kelemahan siswa yang terjadi pada siklus II tidak nampak, mereka sudah antusias bertanya kepada guru tentang materi yang sedang dipelajari. Dari pihak guru, penerapan metode yang bervariasi dan contoh yang bervariasi sudah berjalan dengan baik. Dengan berakhirnya pembelajaran pada siklus III ini, maka pembelajaran sudah selesai. Keberhasilan yang diperoleh pada siklus III pada pokok bahasan bilangan bulat dan pemecahan masalah dalam pelajaran matematika adalah 28 atau 96,55% dapat

menjawab pertanyaan yang diberikan di atas atau sama dengan 60% benar, sedangkan sisanya 1 orang siswa atau 3,45% menjawab benar di bawah 60%. Berdasarkan hasil diskusi dengan guru yang mengajar, pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus III sudah baik. Dari hasil pengamatan peneliti dan guru tersebut pada materi pembelajaran Matematika siklus III terdapat 28 siswa dari 29 siswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Perbaikan yang terjadi dalam pembelajaran ini adalah guru sudah menggunakan metode yang bervariasi dan sudah memberikan contoh yang bervariasi yang cukup kepada siswa, demikian juga perhatian siswa dalam pembelajaran sudah terpusat dengan diberikan kesempatan untuk bertanya. Bila dilihat dari siklus I, siklus II dan siklus III pada perbaikan pembelajaran ini, kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan yang diberikan selalu meningkat. Ini berarti metode bervariasi, pemberian contoh dan latihan dapat meningkatkan penguasaan siswa pada pokok bahasan bilangan bulat dan pemecahan masalah dalam pelajaran matematika. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian tindakan kelas ini, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Meningkatnya penguasaan siswa pada pokok bahasan bilangan bulat dan pemecahan masalah dalam pelajaran matematika siswa kelas V SD Negeri 1 Olo-Oloho Kecamatan Pakue Kabupaten Kolaka Utara, tidak lepas dari penggunaan metode yang bervariasi (metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas), karena metode yang bervariasi dapat membangkitkan keaktifan siswa dalam merespon pelajaran yang disajikan.

MIPMIPA, Vol. 8, No. 1, Pebruari 2009 : 18 - 27

27
2. Keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan dapat ditingkatkan melalui pengajuan pertanyaan yang jelas dan singkat, serta pemberian waktu kepada siswa yang cukup untuk berpikir.

DAFTAR PUSTAKA Hudoyo, Herman, 1988. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Malang: IKIP Malang. Roestiyah, N.K., 1994. Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, Nana, 1995. Teori-teori Belajar untuk Pengajaran. Jakarta: Universitas Indonesia. Wardani, IG. A.K.; Julaeha, S.; & Marsinah, N. (2004). Pemantapan Kemampuan Profesional (Panduan). Jakarta: Universitas Terbuka. Winkel, W.S., 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Metode Bervariasi dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri I Olo-Oloho Kecamatan Pakue Kabupaten Kolaka Utara (Utu Rahim)

Anda mungkin juga menyukai