Anda di halaman 1dari 11

DESKRIPSI HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN

METODE EKSPOSITORI PADA KELAS VIII DI SMP NEGERI 4 SILO

Nuraeni Mauliddatul Fikria

Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas PGRI Argopuro Jember.

Email : fikrianuraini@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini dilaksanakan di Smp Negeri 4 Negeri Silo. Penelitian ini


bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai bagaimana hasil belajar matematika
peserta didik pada semester ganjil tahun ajaran 2021/2022 saat menggunakan
metode pembelajaran ekspositori. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kualitatif. Informan adalah peserta didik kelas VIII dan guru matematika. Teknik
pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan hasil belajar
matematika siswa kelas VIII yang mengikuti ujian semester ganjil dimana ujian
tersebut disajikan dalam bentuk soal objektif dengan melibatkan beberapa
indikator : pemahaman, pengetahuan, dan analisis. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa Penerapan pembelajaran dengan metode Ekspositori efektif
untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa dan prestasi hasil belajar siswa,
sehingga peserta didik merasa mampu menguasai materi yang telah diberikan.

Kata kunci : Hasil Belajar Matematika,Menggunakan Metode Ekspositori.


I. Pendahuluan

Pembelajaran matematika dalam pendidikan diberikan kepada


semua jenjang pendidikan mulai dari SD,SMP SMA/SMK dan perguruan
tinggi. Hal ini karena matematika merupakan salah satu bidang studi yang
penting dalam pendidikan. Mata pelajaran matematika sering dianggap
sulit oleh siswa karena menurut pandangan siswa materinya sulit untuk di
fahami, padahal sejatinya matematika dapat mengembangkan pola berfikir
siswa. Hasil belajar matematika sejauh ini masih jauh dari harapan baik
dikalangan SD maupun SMP. Banyak hal yang dapat menjadi faktor
rendahnya hasil belajar matematika dapat berasal dari peserta didik
maupun dari guru sebagai pendidik. Peserta didik sudah beranggapan
bahwa matematika sulit sehingga mereka tidak mempunyai keinginan
untuk mempelajari materinya, dan saat pembelajaran langsung banyak
peserta didik yang tidak mendengarkan serta memperhatikan penjelasan
guru saat menerangkan. Peserta didik kebanyakan hanya mencatat dan
mngerjakan soal/tugas yang telah diberikan bapak/ibu guru, setelah itu
mereka sesampai dirumah tidak mau mengulang atau mempelajari
kembali.

Untuk dapat melakukan evaluasi hasil belajar maka diadakan


pengukuran terhadap hasil belajar. Pengukuran adalah kegiatan
membandingkan sesuatu dengan alat ukur nya (Arikunto,1995:3). Dalam
pendidikan, pengukuran hasil belajar dilakukan dengan mengadakan test
untuk membandingkan kemampuan siswa yang diukur dengan tes sebagai
alat ukurnya. Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia
berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Hasil belajar merupakan
perolehan perolehan dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan
pengajaran(ends are beingattained). Menurut Slameto (2003: 65).

Metode mengajar adalah suatu cara/ jalan yang harus dilalui di


dalam mengajar. Metode mengajar juga merupakan salah satu faktor
eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Metode mengajar guru
yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik
pula,sehingga hal tersebut akan membuat siswa menjadi kurang senang
terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar
sehingga hasil belajarnya pun juga menjadi rendah. Agar siswa dapat
belajar dengan baik dan memperoleh hasil belajar yang baik, maka metode
mengajar harus diusahakan yang tepat, efisien, dan efektif mungkin. Oleh
karena itu dibutuhkan guru yang progresif dan berani mencoba metode
baru yang dapat membantu siswa meningkatkan kegiatan belajar mengajar,
dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Hasil belajar adalah hasil
yang dicapai seseorang setelah melaksanakan kegiatan belajar dan
merupakan penilaian yang dicapai seorang siswa untuk mengetahui sejauh
mana bahan pelajaran atau materi yang diajarkan setelah diterim siswa
dalam penguasaan materi yang telah dipelajari dan ditetapkan
(Arikunto,2006:16).

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan


rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah
disusun tercapai secara optimal. Ini berarti, metode digunakan untuk
merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, metode
dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat
penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat
tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena
suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan
melalui penggunaan metode pembelajaran (Wina Sanjaya, 2008: 147).

Model pembelajaran yang kurang efektif dan efisien, menyebabkan


tidak seimbangnya kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik,
misalnya pembelajaran yang monoton dari waktu kewaktu, guru yang
bersifat otoriter dan kurang bersahabat dengan siswa sehingga siswa
merasa bosan dan kurang minat belajar. Untuk mengatasi hal tersebut
maka guru sebagai tenaga pengajar dan pendidik harus selalu
meningkatkan kualitas profesionalismenya yaitu dengan cara memberikan
kesempatan belajar kepada siswa dengan melibatkan siswa secara efektif
dalam proses belajar mengajar. Model yang digunakan mengajar sejak
lama adalah model konvensional yaitu dengan lebih banyak mengandalkan
ceramah dan alat bantu utamanya adalah papan tulis. Model konvensional
yang digunakan pada saat mengajar menitik beratkan pada keaktifan guru,
sedangkan siswa cenderung pasif. Salah satu metode pembelajaran yang
digunakan untuk mengantisipasi kelemahan model konvensional adalah
pembelajaran menggunakan model ekspositori.

Pembelajaran dengan model ekspositori merupakan suatu


pembelajaran dimana siswa bekerja bersama teman-temannya
mengihtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari, sehingga siswa
merasa gembira, aktif dan penuh semangat dalam belajar. Kesalahan
menggunakan model pembelajaran dapat menghambat tercapainya tujuan
pendidikan yang diinginkan. Dampak yang lain adalah rendahnya motivasi
dan minat belajar siswa. Model ekspositori ini dirancang untuk
menciptakan kerjasama antar siswa agar suasana pembelajaran di kelas
menarik dan bisa menciptakan suasana kelas yang hidup. Media adalah
bagian yang tidak terpisahkan dalam proses belajar mengajar demi
tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di
sekolah pada khususnya. Kemampuan guru untuk menggerakkan minat
serta motivasi siswa untuk mau belajar dengan giat adalah salah satu hal
yang dituntut dengan penggunaan model ekspositori yang diupayakan
dalam penelitian ini.

Model Ekspositori walaupun masih tergolong konvensional namun


dalam proses pelaksanaannya sudah mengalami proses perbaikan yaitu
sebagai rangkaian kegiatan belajar yang dimulai dengan orientasi dan
penyampaian informasi yang bersumber dari buku teks, referensi atau
pengalaman pribadi dengan menggunakan tehnik ceramah, berkaitan
dengan konsep yang akan dipelajari, dilanjutkan dengan pemberian
ilustrasi atau contoh soal oleh guru, diskusi tanya jawab sampai akhirnya
guru merasa bahwa apa yang diajarkannya dapat dimengerti oleh siswa.
Motivasi sebagai keseluruhan daya penggerak siswa didalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan dari kegiatan
belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki siswa dapat tercapai. Motivasi yaitu keadaan dalam pribadi
seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan
tertentu guna mencapai suatu tujuan (Sardiman, 1996: 75).

Penggunaan metode ini siswa tidak perlu mencari dan menemukan


sendiri fakta-fakta, konsep dan prinsip karena telah disajikan secara jelas
oleh guru. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode
ekspositori cenderung berpusat kepada guru. Guru aktif memberikan
penjelasan atau informasi pembelajaran secara terperinci tentang materi
pembelajaran. Metode ekspositori sering dianalogikan dengan metode
ceramah, karena sifatnya sama-sama memberikan informasi.

Prinsip-prinsip pembelajaran dengan metode ekspositori yang harus


diperhatikan oleh setiap guru antara lain (Sanjaya, 2008:181)

1. Berorientasi pada Tujuan

Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama


dalam metode ini, namun tidak berarti proses penyampaian materi
tanpa tujuan pembelajaran, justru tujuan itulah yang harus menjadi
pertimbangan utama dalam penggunaan metode ini.

2. Prinsip Komunikasi

Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi,


yang menunjuk pada proses penyampaian pesan dari seseorang
(sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima
pesan). Pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini adalah materi
pelajaran yang telah diorganisir dan disusun dengan tujuan tertentu
yang ingin dicapai. Dalam proses komunikasi guru berfungsi sebagai
sumber pesan dan siswa berfungsi sebagai penerima pesan.

3. Prinsip Kesiapan
Dalam teori belajar koneksionisme, “kesiapan” merupakan salah
satu hukum belajar. Inti dari hukum ini adalah guru harus terlebih
dahulu memosisikan siswa dalam keadaan siap baik secara fisik
maupun psikis untuk menerima pelajaran. Jangan memulai pelajaran,
manakala siswa belum siap untuk menerimanya.

4. Prinsip Berkelanjutan

Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa


untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran
bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu
selanjutnya.

Dengan menerapkan apa yang disampaikan tersebut, diharapkan bahwa


peningkatan prestasi belajar yang ingin dicapai siswa dapat diwujudkan
dengan maksimal.

Djamarah (1994:23) mendefinisikan prestasi belajar sebagai hasil


yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam
diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Kalau perubahan
tingkah laku adalah tujuan yang mau dicapai dari aktivitas belajar, maka
perubahan tingkah laku itulah salah satu indikator yang dijadikan pedoman
untuk mengetahui kemajuan individu dalam segala hal yang diperolehnya
di sekolah. Dengan kata lain prestasi belajar merupakan kemampuan-
kemampuan yang dimiliki oleh siswa sebagai akibat perbuatan belajar atau
setelah menerima pengalaman belajar, yang dapat dikatagorikan menjadi
tiga ranah, yakni ranah kognitif, efektif, dan psikomotorik.

Dari permasalahan yang telah dikemukakan peneliti tertarik


melakukan penelitian dengan judul “Deskripsi Hasil Belajar Matematika
Menggunakan Metode Ekspositori Pada Kelas VIII di Smp Negeri 4 Silo”.

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui pemahaman


siswa pada mata pelajaran matematika dengan menggunakan metode
ekspositori dilihat dari hasil Penilaian Akhir Semester siswa kelas VIII di
SMP Negeri 4 Silo.
II. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif


merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena apa
yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan, dan lain-lain. secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Sugiyono, 2011: 113).

Penelitian ini melibatkan 19 orang siswa kelas VIII SMP Negeri 4


Silo. Instrumen penelitian ini menggunakan soal semester ganjil untuk
memperoleh nilai hasil belajar. Metode yang dipakai untuk
mengumpulkan data hasil penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan
hasi Penilaian Akhir Semester (PAS) ganjil. Metode ini digunakan untuk
melihat kemampuan siswa dalam mata pelajaran matematika. Data yang
diperoleh berupa data observasi, wawancara dan data hasil penilaian Akhir
Semester ganjil yang kemudian dideskrisikan. Indikator keberhasilan
untuk penelitian ini adalah nilai rata-rata minimal 75 dengan ketuntasan
belajar minimal 80%.

III. Hasil Penelitian dan Pembahasan


1. Hasil Penelitian
Hasil belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah
melaksanakan kegiatan belajar dan merupakan penilaian yang dicapai
seoran`g siswa untuk mengetahui sejauh mana bahan pelajaran atau materi
yang diajarkan setelah diterima siswa dalam penguasaan materi yang telah
dipelajari dan ditetapkan (Arikunto,2006:16).
Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan data Penilaian Akhir
Semester ganjil yang telah dikumpulkan. diperoleh pemaparan tentang
hasil belajar siswa menggunakan metode ekspositori menunjukkan bahwa
skor respon sebanyak 19 siswa yaitu:
1. siswa antusias pembelajaran yang dilakukan tidak tergantung pada
guru.
2. lebih menarik saat pembelajaran menarik saat menggunakan metode
ekspositori dari pada pembelajaran konvesional.
3. Siswa mencatat saat guru memberikan materi dipapan tulis. Siswa
lebih aktif dalam bertanya mengenai materi yang belum difahami.
4. Siswa antusias dan tidak malu menyampaikan pendapatnya.
5. Peserta didik terlalu tergesa-gesa dalam menyelesaikan
soal,mengakibatkan kurangnya ketelitian.
6. Keadaan kelas ketika proses pembelajaran berlangsung kondusif.
Yang aktif tambah mengerti karena adanya daya saing, sedangkan
yang pasif lebih aktif bertanya dan berdiskusi dengan teman
sekolompoknya sehingga yang belum mengerti mengerti.
7. Media pembelajaran yang telah guru gunakan antara lain : buku paket
atau buku LKS dan alat peraga. Sekolah kurang mendukung dalam
ketersediaan alat peraga sehingga guru menyiapkan sendiri.

Setelah pelaksanaan Ujian Akhir Semester ganjil, data yang diperoleh


dalam Penilaian Akhir Semester (PAS) ganjil dapat disajikan dalam tabel 01
berikut.

Tabel 01. Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII Semester I (Ganjil) Tahun
Pelajaran 2021/2022.

No. Subjek Penelitian Nilai Semester Ganjil


1. Al Farizi 77
2. Dani 72
3. Danu Setiawan 77
4. Dina Maulidia 72
5. Fanisa Ayu. A 90
6. Farah Meidiyana. F 77
7. Gale Ginanjar. A 81
8. Hoirum Min.A 77
9. Ike Agustin Ifdatul. H 77
10. M. Robbykal. S 77
11. Moh. Fahim Kholuki 81
12. Muhammad Zainal 90
13. Nadif Furrahman 90
14. Novus Kirana. C. F 86
15. Nurun Almadani 86
16. Refi Andika Putra 90
17. Saidatil Faridah 77
18. Siti Nadifatul Jannah 76
19. Syafira Nur Miliza 72
Jumlah 1.525
Rata-rata 80.26
KKM 75
Jumlah siswa yang diberi remidi 3
Jumlah siswa yang diberi 0
pengayaan
Persentase ketuntasan belajar 81.81%

2. Hasil Pembahasan

Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan proses Ujian Akhir Semester


Ganjil menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam mengikuti pelajaran
sudah cukup baik. Ini terbukti dari rata rata nilai siswa mencapai 80.26.
Hasil ini menunjukkan peningkatan kemampuan siswa menguasai mata
pelajaran Matematika. Penggunaan metode ini dapat membantu siswa
untuk berkreasi, bertukar pikiran, mengeluarkan pendapat, bertanya,
berargumentasi, bertukar informasi dan memecahkan masalah yang ada.
Hal inilah yang membuat siswa berpikir lebih tajam, lebih kreatif dan
kritis sehingga mampu untuk memecahkan masalah-masalah yang
kompleks.

Model Pembelajaran Ekspositori merupakan model yang cocok


bagi siswa apabila guru menginginkan peserta didiknya mampu
meningkatkan kemampuan untuk berkreasi,berargumentasi, mengeluarkan
pendapat secara lugas, bertukar pikiran, mengingat penggunaan metode ini
adalah untuk mengarahkan agar siswa antusias menerima pelajaran.

Hal pokok yang perlu menjadi perhatian yaitu hasil penelitian ini
ternyata telah memberi efek utama bahwa model yang diterapkan dalam
proses pembelajaran berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar
siswa. Temuan ini membuktikan bahwa guru sudah tepat memilih metode
dalam melaksanakan proses pembelajaran karena pemilihan metode
merupakan hal yang tidak boleh dikesampingkan. Dari nilai yang
diperoleh siswa, masih tersisa 3 orang siswa mendapat nilai di bawah
KKM, sedangkan 16 orang siswa lainnya sudah memperoleh nilai
memenuhi KKM yang ditetapkan.

IV. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa


Penerapan pembelajaran dengan metode Ekspositori efektif untuk
meningkatkan kemampuan belajar siswa dan prestasi hasil belajar siswa,
sehingga peserta didik merasa mampu menguasai materi yang telah
diberikan.

Adapun saran dalam penilitian ini diharapkan mencoba menerapkan


metode ekspositori pada kelas lain untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa, karena setelah di lihat dari hasil penilitian diatas penerapan metode
ekspositori lebih efektif dibandingkan pembelajaran konvensional.
DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri.2002. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya:


Usaha NasionalDepdiknas. 2011. Membimbing Guru Dalam
Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Pusat Pengembangan Tenaga
Kependidikan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan.
https://sunartombs.wordpress.com/2009/03/09/pengertian-metode-
ekspositori/

ejournal.unipas.ac.id pertama kali diindeks oleh Google pada September 2018


https://ejournal.unipas.ac.id/index.php/DW/article/view/42

Sardiman,A.M. 1988. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar Pedoman bagi


Guru dan Calon Guru. Jakarta: Rajawali Pers
https://sunartombs.wordpress.com/2009/03/09/pengertian-metode-
ekspositori/

https://pendidikanrosda.blogspot.com/2018/05/prinsip-prinsip-
strategi-ekspositori.html

Anda mungkin juga menyukai