Anda di halaman 1dari 11

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT TEKNIK


DASAR OTOMOTIF PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK
KENDARAAN RINGAN SMK NEGERI 1 SUMATERA BARAT
Robi Romansyah1,Dr. H. Wakhinuddin S, M.Pd2,Wagino, S.Pd, M.PdT3

ABSTRAK
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar.
Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi
tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Dalam memberikan pembelajaran
pada Mata Diklat Teknik Dasar Otomotif (TDO) guru lebih sering memberikan metode ceramah dan tanya
jawab, hal ini sering membuat anak terlihat merasa bosan dan sering izin keluar masuk kelas. Selain itu
siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan dikarenakan siswa terlalu canggung
untuk bertanya. Apabila siswa yang berprestasi dilibatkan dalam proses belajar mengajar akan lebih efektif
lagi, siswa yang berprestasi akan meningkatkan belajarnya sehingga lebih tekun, sedangkan yang masih
kurang dapat terbantu dengan siswa yang berprestasi dengan cara belajar dengan temannya. Salah satu
metode pembelajaran yang efektif digunakan adalah peer teaching (tutor sebaya).
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, berlangsung dalam 3 siklus. Setiap siklus terdiri
atas 2 tindakan dan terdiri dari 4 tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan
refleksi. Sebelum melaksanakan siklus I, II dan III terdapat tahap pra siklus yang berguna untuk mengetahui
hasil dan metode belajar siswa. Subjek penelitian ialah siswa kelas X TKR Otomotif SMK Negeri 1 Sumbar.
Instrumen penelitian yang digunakan ialah lembar penilaian hasil belajar siswa. Data kuantitatif yang
didapatkan kemudian dianalisis dengan statistika deskriptif. Hasil penelitian tindakan kelas menunjukkan:
dari tindakan 1 dan tindakan 2, pada siklus I menghasilkan rata-rata persentase hasil belajar sebesar
54,41%, pada siklus II menghasilkan rata-rata persentase hasil belajar sebesar 55,88%, dan pada siklus III
siswa menghasilkan rata-rata persentase hasil belajar sebesar 57,35% . Namun demikian, walau terjadinya
peningkatan hasil belajar dalam siklus I, siklus II, dan siklus III, akan tetapi masih terdapat beberapa siswa
yang mengalami penurunan nilai, maupun nilai yang tetap.

Kata Kunci : Tutor Sebaya, Hasil Belajar

ABSTRACT
Quality learning is very dependant of student motivation and creativity of teachers. Learners who
have high motivation supported by teachers who are able to facilitate such motivation will carry on the
success of the attainment targets for learning. In providing Training on learning the basic techniques of
automotive (TDO) teachers more often gives lectures and question and answer method, this often makes the
child looks bored and often permits out of the incoming class. In addition students have difficulty in
understanding the material presented is because students were too awkward to ask. When students are
achievers is involved in teaching and learning will be more effective, more students are overachievers will
improve their learning so that more diligently, while still less can be helped by students who Excel in a way
study with a friend of his. One of the effective learning methods used are peer teaching (peer tutor).
This research is a research action class, underway in three cycles. Each cycle consists of two acts
and consists of 4 phases: planning, implementation measures, observation and reflection. Before carrying
out the cycle I, II and III there is a pre phase cycles that are useful to know the results and methods of
student learning. The subject is a student of class X TKR Automotive SMK Negeri 1 West. Research
instrument used is the student learning outcomes assessment sheet. Quantitative data obtained are then
analyzed with descriptive statistics. Class action research results show: from action 1 and action 2, on cycle
I produce an average percentage of learning results of 54.41%, cycle II produce average percentages of
55.88% learning outcome, and in cycle III students the average percentage yield results study of 57.35%.
However, despite the increased learning results in cycles I and II cycles, cycle III, but still there are some
students who experience a decrease in the value, or the value of the constant.

Keywords: Peer Teaching, The Results Of The Study

1,2 ,3Jurusan Teknik Otomotif FT UNP


Jln. Prof. Dr. Hamka Air Tawar Padang 25131 INDONESIA
¹wakhid_nuddin@yahoo.com, ²wagino@ft.unp.ac.id, ³Romansyahrobi7@gmail.com
PENDAHULUAN teaching (tutor sebaya). Tutor sebaya
Pendidikan merupakan suatu bukanlah metode pembelajaran yang baru,
kebutuhan yang harus dipenuhi dalam melainkan sebuah metode pembelajaran
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan lama yang seringkali digunakan tetapi
bernegara. Berhasil atau tidaknya suatu tidak efektif, karena dulu belajar berpusat
proses pendidikan sangat dipengaruhi oleh pada guru (teacher centered). Tetapi
pembelajaran yang berlangsung. karena saat ini belajar berpusat pada siswa
Pembelajaran adalah suatu proses yang (student centered), maka penggunaan tutor
rumit karena tidak sekedar menyerap sebaya sebagai metode pembelajaran
informasi dari guru tetapi melibatkan dapat efektif digunakan.
berbagai kegiatan dan tindakan yang harus Tutor sebaya berarti siswa
dilakukan untuk mendapatkan hasil yang mengajar siswa lainnya atau yang berperan
baik. Keberhasilan yang dicapai oleh sebagai pengajar (tutor) adalah siswa.
peserta didik tidak terlepas dari peran Tentu saja, siswa yang berperan sebagai
seorang guru. Guru merupakan komponen tutor adalah siswa yang mempunyai
yang penting dalam penyelenggaraan kelebihan daripada siswa yang lainnya,
pendidikan, yang bertugas artinya seorang tutor adalah siswa yang
menyelenggarakan kegiatan mengajar, lebih pintar atau lebih memahami pokok
melatih, mengembangkan, mengelola dan bahasan pada mata pelajaran tertentu
memberikan pelayanan teknis dalam dibandingkan siswa lainnya. Semua siswa
bidang pendidikan. Guru yang profesional bisa menjadi tutor asalkan siswa tersebut
menggunakan metode yang tepat dalam sudah memahami pokok bahasan pada
menyampaikan materi sesuai dengan mata pelajaran yang akan diberikan saat
kondisi peserta didik. proses pembelajaran berlangsung.
Pembelajaran yang efektif dan Penggunaan metode pembelajaran
menyenangkan sesuai dengan usianya tutor sebaya adalah melatih siswa agar
akan lebih berkesan bagi anak didik, siswa dapat memberanikan diri berbicara di
akan merasa nyaman dan tidak ada rasa depan kelas, yang dalam hal ini adalah
canggung dalam proses pembelajaran. melatih siswa mengajar teman-temannya,
Motivasi dari teman akan menambah sehingga para siswa dapat merasakan
kepercayaan diri dan akan lebih kenikmatan dan ketidaknyamanan dalam
meningkatkan hasil belajarnya. Apabila mengajar. Dan bagi guru, dengan tutor
siswa yang berprestasi dilibatkan dalam sebaya dapat meringankan tugas sebagai
proses belajar mengajar akan lebih efektif penyampai informasi dan menghilangkan
lagi, siswa yang berprestasi akan kesuntukan yang selalu dirasakan.
meningkatkan belajarnya sehingga lebih Dilihat berdasarkan observasi yang
tekun, sedangkan yang masih kurang dapat penulis lakukan, bahwa dalam memberikan
terbantu dengan siswa yang berprestasi pembelajaran pada Mata Diklat Teknik
dengan cara belajar dengan temannya. Dasar Otomotif guru lebih sering
Suasana mengajar yang menyenangkan memberikan metode ceramah dan tanya
akan menumbuhkan dan menguatkan jawab, hal ini sering membuat anak terlihat
motivasi pada guru untuk memberikan merasa bosan dan sering izin keluar masuk
seluruh upaya dalam peranannya sebagai kelas. Selain itu siswa mengalami kesulitan
perancang pengajaran, pengelola dalam memahami materi yang
pengajaran, penilai hasil pembelajaran, disampaikan dikarenakan siswa terlalu
pengarah pembelajaran dan pembimbing canggung untuk bertanya.
siswa pada proses pembelajaran. Dengan
suasana yang menyenangkan seluruh Rumusan Masalah
perhatian dan konsentrasi siswa terpusat Adapun yang menjadi rumusan
pada proses pembelajaran sehingga permasalahan dalam penelitian ini yaitu
suasana belajar yang serius tapi santai apakah terdapat “Peningkatan Hasil Belajar
dapat terwujud. Pada Mata Diklat Teknik Dasar Otomotif
Salah satu metode pembelajaran Melalui Penerapan Metode Pembelajaran
yang efektif digunakan adalah peer
Tutor Sebaya Pada Siswa Kelas X TKR memperhatikan prinsip-prinsip tersebut
SMKN 1 Sumatera Barat”? seorang guru bisa mempertimbangkan
mana metode yang sesuai yang akan
Tujuan Penelitian digunakan dalam proses belajar mengajar.
Berdasarkan rumusan permasalahan
diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dari Tutor Sebaya ( Peer Teaching )
penelitian ini adalah untuk mengetahui Metode pembelajaran peer teaching
adanya peningkatan hasil belajar siswa atau dalam bahasa Indonesia lebih dikenal
dari Penerapan Metode Pembelajaran dengan istilah tutor sebaya, menurut para
Tutor Sebaya Pada Mata Diklat Teknik ahli Boud, D. Cohen, dan J. Sampson
Dasar Otomotif Kelas X TKR SMKN 1 (2006:416), Peer teaching is one method to
Sumatera Barat. encourage meaningful learning which
involves students teaching and learning
KAJIAN TEORI from each other. Artinya tutor teman
Prinsip menentukan suatu metode sebaya merupakan salah satu metode
pembelajaran untuk mendorong pembelajaran yang
Dalam proses belajar mengajar guru bermakna yang melibatkan siswa
dalam menentukan metode hendaknya melakukan pengajaran dan belajar dari
tidak asal pakai, guru dalam menentukan satu sama lain. [2]
metode harus melalui seleksi yang sesuai Suharsimi Arikunto(1986:62), tutor
dengan perumusan tujuan pembelajaran. sebaya adalah seseorang atau beberapa
Metode apapun yang dipilih dalam siswa yang ditunjuk oleh guru sebagai
kegiatan belajar mengajar hendaklah pembantu guru dalam melakukan
memperhatikan ketepatan (efektifitas) bimbingan terhadap kawan sekelas untuk
metode pemebelajaran yang digunakan melaksanakan program perbaikan.[3]
dalam proses belajar mengajar. Untuk menentukan seorang tutor ada
Menurut Wakhinuddin (2010:59) beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh
dalam menentukan suatu metode seorang siswa yaitu siswa yang dipilih nilai
pembelajaran terdapat beberapa prinsip prestasi belajarnya tinggi, dapat
yang perlu dipahami, yaitu: memberikan bimbingan dan penjelasan
a. Memperhatikan tujuan pembelajaran, kepada siswa yang mengalami kesulitan
dimana tujuan pembelajaran yang akan dalam belajar dan memiliki kesabaran
menentukan arah kepada kita untuk serta kemampuan memotivasi siswa dalam
apa, bagaimana, dan mengapa materi belajar.
pelajaran disampaikan.
b. Karakteristik dari peserta didik, apakah Metode Pembelajaran Tutor Sebaya
ia termasuk pasif, aktif, kritis, berani Menurut Branley (1974:53) ada tiga
berbicara atau hanya sebagai pendengar metode dasar dalam menyelenggarakan
yang baik. proses belajar dengan tutor, yaitu :
c. Materi pelajaran, apakah eksak, non a. Student to student
eksak. b. Group to Tutor
d. Alokasi waktu, apakah waktu yang c. Student to students [4]
tersedia cukup utnuk menerangkan Dalam menyelenggarakan proses
suatu metode tertentu. belajar dengan tutor, maka sebaiknya
e. Memperhatikan dan memahami dilakukan dengan membentuk kelompok
pengertian, kegunaan, kekuatan, dan kecil terdiri dari (4-6 orang) agar berjalan
keterbatasan suatu metode yang lebih efektif dan fokus pada masing-masing
digunakan. [1] anggota. Metode dasar penyelenggaraan
Dengan memperhatikan prinsip- tutor sebaya dengan student to student
prinsip penentuan metode pembelajaran di adalah siswa yang berperan sebagai tutor,
atas, diharapkan dalam proses belajar Dengan satu tutor memberi pemahaman
mengajar dapat lebih efektif dan efisien terhadap temannya yang memerlukan
dan dapat mengoptimalkan tercapainya bimbingan secara bergantian satu persatu.
tujuan yang hendak dicapai, karena dengan Sedangkan group to tutor satu tutor
memberikan bimbingan pelajaran kepada sebaya. Jumlah tutor sebaya yang
kelompok kecil teman-teman sekelasnya ditunjuk disesuaikan dengan jumlah
yang memerlukan bantuan belajar, dan kelompok yang dibentuk.
student to students satu tutor memberi 3) Mengadakan latihan bagi para tutor.
pemahaman terhadap beberapa temannya Dalam pelaksanaan tutorial atau
yang memerlukan bimbingan secara bimbingan ini, siswa yang menjadi
sekaligus.. tutor bertindak sebagai guru.
Sehingga latihan yang diadakan oleh
Kriteria Tutor Sebaya guru merupakan semacam
Tutor sebaya harus dipilih dari pendidikan guru atau siswa itu.
siswa atau sekelompok siswa yang lebih Latihan diadakan dengan dua cara
pandai dibandingkan teman-temannya, yaitu melalui latihan kelompok kecil
sehingga dalam proses pembelajaran ia dimana dalam hal ini yang
dapat memberikan pengayaan atau mendapatkan latihan hanya siswa
membimbing teman-temanya dan ia sudah yang akan menjadi tutor, dan melalui
menguasai bahan yang akan disampaikan latihan klasikal, dimana siswa seluruh
kepada teman-teman lainya. Menurut kelas dilatih bagaimana proses
Dankmeyer (dalam Suherman dkk, pembimbingan ini berlangsung.
2001:234) tugas sebagai tutor merupakan 4) Pengelompokan siswa dalam
kegiatan yang kaya akan pengalaman yang kelompok-kelompok kecil yang
justru sebenarnya merupakan kebutuhan terdiri atas 4-6 orang. Kelompok ini
anak itu sendiri.[5] disusun berdasarkan variasi tingkat
Pemilihan siswa tutor ini kecerdasan siswa. Kemudian tutor
berdasarkan beberapa kriteria. Yang sebaya yang telah ditunjuk di sebar
menurut Surya dan Amin (Cahye, 2006:35) pada masing-masing kelompok yang
pemilihan tutor diantaranya memiliki telah ditentukan.
kemampuan dalam penguasaan materi b. Tahap Pelaksanaan
pelajaran, kemampuan membantu orang 1) Setiap pertemuan guru memberikan
lain baik secara individu maupun penjelasan terlebih dahulu tentang
kelompok, prestasi belajar yang tergolong materi yang diajarkan.
baik, hubungan sosial yang baik dengan 2) Siswa belajar dalam kelompoknya
teman-temannya, memiliki kemampuan sendiri. Tutor sebaya menanyai
dalam memimpin kegiatan kelompok, anggota kelompokknya secara
disenangi dan diterima oleh teman- bergantian akan hal- hal yang belum
temannya terutama kelompok rendah.[6] dimengerti, demikian pula halnya
dengan menyelesaikan tugas. Jika ada
Langkah-langkah Pendekatan Tutor masalah yang tidak bisa diselesaikan
Sebaya barulah tutor meminta bantuan guru.
Menurut Hamalik (Nurhayati, 2008) 3) Guru mengawasi jalannya proses
tahap-tahap kegiatan pembelajaran di belajar, guru berpindah-pindah dari
kelas dengan menggunakan pendekatan satu kelompok ke kelompok yang lain
tutor sebaya adalah sebagai berikut: untuk memberikan bantuan jika ada
a. Tahap persiapan masalah yang tidak dapat
1) Guru membuat program pengajaran diselesaikan dalam kelompoknya.
satu pokok bahasan yang dirancang c. Tahap Evaluasi
dalam bentuk penggalan-penggalan 1) Sebelum kegiatan pembelajaran
sub pokok bahasan. Setiap penggalan berakhir, guru memberikan soal-soal
satu pertemuan yang didalamnya latihan kepada anggota kelompok
mencakup judul penggalan, tujuan (selain tutor) untuk mengetahui
pembelajaran, khususnya petunjuk apakah tutor sudah menjelaskan
pelaksanaan tugas-tugas yang harus tugasnya atau belum.
diselesaikan. 2) Mengingatkan siswa untuk
2) Menentukan beberapa orang siswa mempelajari sub pokok bahasan
yang memenuhi kriteria sebagai tutor sebelumnya dirumah.[7]
Peran guru dalam pembelajaran tindakan kelas karena penelitian tindakan
tutor sebaya adalah hanya sebagai kelas yang dilakukan secara persoarangan
fasilitator dan pembimbing terbatas. bertentangan dengan hakikat penelitian
Artinya, guru hanya melakukan intervensi tindakan kelas itu sendiri (Burns, 1999).
ketika betul-betul diperlukan oleh siswa. Beberapa butir penting tentang penelitian
Serta mengawasi kelancaran pelaksanaan tindakan kelas secara kolaboratif menurut
pembelajaran ini dengan memberikan Kemmis dan Mc. Taggart (1988:5) yang
pengarahan dan bantuan jika siswa dikutip Burns (1999: 31) adalah sebagai
mengalami kesulitan dalam belajar. berikut:
1. Penelitian tindakan yang sejati adalah
Kelebihan dan kekurangan Metode penelitian tindakan kolaboratif, yaitu
Tutor Sebaya yang dilakukan oleh sekelompok
Menurut Suryo Dan Amin peneliti melalui kerja sama.
(1982:51), beberapa kelebihan metode 2. Penelitian kelompok tersebut dapat
tutor sebaya adalah sebagai berikut: dilaksanakan melalui tindakan anggota
a. Adanya suasana hubungan yang lebih kelompok perorangan yang diperiksa
dekat dan akrab antara siswa yang secara kritis melalui refleksi demokratik
dibantu dengan siswa sebagai tutor yang dan dialogis.
membantu. 3. Optimalisasi fungsi penelitian tindakan
b. Bagi tutor sendiri, kegiatan remedial ini kelas secara kolaboratif dengan
merupakan kesempatan untuk mencakup gagasan-gagasan dan
pengayaan dalam belajar dan juga dapat harapan-harapan semua orang yang
menambah motivasi belajar. terlibat dalam situasi terkait.
c. Bersifat efisien, artinya bisa lebih 4. Hasil penelitian tindakan kelas secara
banyak yang dibantu Dapat kolaboratif berpengaruh terhadap
meningkatkan rasa tanggung jawab dan peneliti, guru, dan siswa, serta pada
kepercayaan diri [8] situasi dan kondisi yang ada.[11]
Adapun kekurangan metode tutor Penelitian tindakan secara
sebaya menurut Suryo Dan Amin kolaboratif seperti dikatakan Burns
(1982:51) adalah sebagai berikut: (1999:13) memiliki kelebihan sebagai
a. Siswa yang dipilih sebagai tutor dan berikut: proses penelitian kolaboratif
berprestasi baik belum tentu memperkuat untuk diumpan balikkan ke
mempunyai hubungan baik dengan sistem pendidikan dengan cara yang lebih
siswa yang dibantu. substansial dan kritis.[11] Kelemahan
b. Siswa yang dipilih sebagai tutor belum peneliti tindakan kelas secara kolaboratif
tentu bias menyampaikan materi yaitu sulitnya mencapai kehamonisan
dengan baik. [8] bekerjasama antara orang-orang yang
berlatar belakang yang berbeda. Hal ini
Penelitian Tindakan Kelas dapat dipecahkan dengan membicarakan
Penelitian tindakan kelas adalah aturan-aturan dasar (Wallace,
salah satu jenis penelitian tindakan yang 1998:210).[12]
dilakukan guru untuk meningkatkan Langkah-langkah penelitian
kualitas pembelajaran dikelasnya tindakan kelas menurut Pardjono
(Pardjono dkk, 2007:12).[9] Sejalan (2007:28) yang harus dilakukan adalah
dengan pendapat tersebut pendapat yang sebagai berikut:
lain menyatakan bahwa penelitian 1. Perencanaan
tindakan kelas adalah penelitian yang Persiapan atau perencanaan merupakan
dilakukan oleh guru di kelas atau di tindakan yang dibangun dan akan
sekolah tempat mengajar, dengan dilaksanakan. Rencana tindakan (action
penekanan pada penyempurnaan atau plan) adalah prosedur, strategi yang
peningkatkan praktik dan proses dalam akan dilakukan oleh guru dalam rangka
pembelajaran (Susilo, 2006:16).[10] melakukan tindakan atau perlakuan
Kolaborasi atau kerja sama perlu terhadap siswa. Skenario pembelajaran
dan penting dilakukan dalam penelitian di implementasikan dari siklus ke siklus
dan mungkin akan diubah setelah Pertanyaan Penelitian
peneliti melakukan refleksi. Berdasarkan kajian teori dan
2. Tindakan kerangka berpikir, maka dapat dirumuskan
Tindakan adalah pelaksanaan tindakan hipotesis penelitian ini adalah
ke dalam konteks proses belajar “Terdapatnya Peningkatan Hasil Belajar
mengajar yang sebenarnya, Tindakan Dalam Penerapan Metode Pembelajaran
harus secara kritis dilaporkan hasilnya, Tutor Sebaya Pada Mata Diklat Teknik
Tindakan bisa dilakukan oleh peneliti Dasar Otomotif Siswa Kelas X TKR SMKN 1
ataupun kolaborator. Sumatera Barat”.
3. Pengamatan
Pengamatan berfungsi sebagai proses METODE PENELITIAN
pendokumentasian dampak dari Jenis penelitian yang digunakan
tindakan dan menyediakan informasi adalah penelitian tindakan kelas
untuk tahap refleksi. Pengamatan pada (classroom action research). Menurut
penelitian tindakan mempunyai fungsi Sukardi (2011: 210),[16] penelitian
mendokumentasikan implikasi tindakan tindakan merupakan salah satu metode
yang diberikan kepada subjek. penelitian yang muncul di tempat kerja,
4. Refleksi yaitu tempat dimana peneliti melakukan
Refleksi adalah upaya evaluasi diri pekerjaan sehari-hari, misalnya kelas
secara kritis dilakukan oleh tim peneliti, merupakan tempat peneliti bagi para guru.
kolaborator, outsider, dan orang-orang Beberapa keunggulan penelitian
yang terlibat didalam penelitian. menggunakan metode tindakan
Refleksi dilakukan pada akhir setiap diantaranya:
siklus, berdasarkan refleksi ini 1. Peneliti tidak harus meninggalkan
dilakukan revisi pada rencana tindakan tempat kerjanya
(action plan), dan dibuat kembali 2. Peneliti dapat merasakan hasil dari
rencana tindakan yang baru tindakan yang telah direncanakan.
(replanning), untuk di implementasikan 3. Bila treatment (perlakuan) dilakukan
pada siklus berikutnya.[13] pada responden, maka responden dapat
merasakan hasil treatment (perlakuan)
Hasil Belajar dari penelitian tindakan tersebut.
Hasil belajar berasal dari dua kata Tujuan utama penelitian tindakan
yaitu “hasil” dan “belajar”. Hasil (product) ialah memperbaiki dan meningkatkan
merupakan suatu perolehan akibat kualitas pembelajaran serta membantu
dilakukannya suatu aktivitas atau proses guru dalam memecahkan masalah
yang mengakibatkan berubahnya input pembelajaran di sekolah (Masnur Muslich,
fungsional (Purwanto, 2009:44).[14] 2012: 10).[17] Tahapan yang digunakan
Belajar adalah tahapan perubahan seluruh dalam penelitian ini di adaptasi dari
tingkah laku siswa yang relatif menetap tahapan metode penelitian tindakan
sebagai hasil pengalaman dan interaksi Stephen Kemmis & Robert McTaggart.
dengan lingkungan yang melibatkan proses Gambar 1 menunjukkan tahapan metode
kognitif (Muhibbin Syah, 2001:64).[15] penelitian tindakan Stephen Kemmis &
Hasil belajar adalah suatu perolehan Robert McTaggart yang terdiri dari empat
akibat tahapan perubahan seluruh tingkah komponen, yaitu: perencanaan,
laku siswa yang relatif menetap sebagai pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan
hasil pengalaman dan interaksi dengan refleksi.
lingkungan. Hasil belajar merupakan tolak
ukur yang digunakan untuk menentukan
tingkat keberhasilan siswa dalam
mengetahui dan memahami suatu
pembelajaran.
4. Refleksi
Merupakan kegiatan mengingat dan
merenungkan suatu tindakan persis seperti
yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi
berusaha memahami proses, masalah,
persoalan dan kendala yang nyata dalam
tindakan strategis. Refleksi
mempertimbangkan ragam perspektif yang
mungkin ada dalam suatu situasi dan
memahami persoalan serta keadaan
tempat timbulnya persoalan itu. Refleksi
biasanya dibantu oleh diskusi diantara
peneliti dan kolaborator. Kegiatan refleksi
itu terdiri dari empat aspek sebagai
Gambar 2. Metode Penelitian Tindakan berikut:
Kemmis dan Mc Taggart 1) Analisis data hasil observasi.
Menurut Stephen Kemmis & Robert 2) Pemaknaan data hasil analisis.
McTaggart (2000:595), penelitian tindakan 3) Penjelasan hasil analisis.
kelas dilakukan melalui proses yang 4) Penyimpulan apakah masalah itu selesai
dinamis dan terdiri dari empat aspek atau tidak. Jika selesai berapa persen
sebagai berikut: yang selesai dan berapa persen yang
1. Penyusunan rencana belum. Jika ada yang belum selesai,
Merupakan kegiatan mengembangkan apakah perlu dilanjutkan ke siklus
rencana tindakan yang secara kritis untuk berikutnya atau tidak. Jadi dalam
meningkatkan apa yang telah terjadi. refleksi akan ditentukan apakah
Rencana penelitian tindakan kelas penelitian itu berhenti di situ atau
hendaknya tersusun dan dari segi definisi diteruskan.[18]
harus prospektif pada tindakan, rencana
itu harus memandang ke depan. HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Tindakan Pra Penelitian
Merupakan tindakan yang dilakukan Dalam penelitian ini, kegiatan pra
secara sadar dan terkendali, yang penelitian yang dilakukan ialah observasi
merupakan variasi praktik yang cermat kegiatan belajar mengajar di kelas dan
dan bijaksana. Praktik diakui sebagai wawancara kepada guru mata diklat teknik
gagasan dalam tindakan itu digunakan dasar otomotif. Observasi dilakukan
sebagai pijakan bagi pengembangan dengan cara mengamati proses
tindakan-tindakan berikutnya, yaitu pembelajaran teknik dasar otomotif di
tindakan yang disertai niat untuk kelas X Teknik Kendaraan Ringan SMKN 1
memperbaiki keadaan. Salah satu Sumatera Barat.
perbedaan antar penelitian tindakan dan Pemilihan tutor didasarkan kepada
penelitian biasa adalah bahwa penelitian kemampuan siswa tersebut dalam mata
tindakan diamati. Pelakunya pelajaran Teknik dasar otomotif. Dalam hal
mengumpulkan bukti tentang tindakan ini, pemilihan tutor dilaksanakan dengan
mereka agar dapat sepenuhnya menilainya. melihat nilai terbaik yang diperoleh siswa
3. Observasi dan kesepakatan dengan siswa. Setelah
Merupakan kegiatan yang berfungsi untuk diperoleh tutor terpilih, selanjutnya
mendokumentasikan pengaruh tindakan peneliti membentuk kelompok-kelompok
terkait. Observasi itu berorientasi ke masa kecil yang terdiri atas 5-6 orang. Siswa
yang akan datang, memberikan dasar bagi yang terpilih menjadi tutor memiliki peran
refleksi sekarang, lebih-lebih ketika sekaligus sebagai ketua kelompok. Susunan
putaran ini berjalan. kelompok ditunjukkan sebagai berikut.
Siklus Tindakan Hari/Tanggal Materi / Responden 6 Tutor Responden 9 Tutor
Kegiatan
Responden 27 Tutee Responden 32 Tutee
Responden 16 Tutee Responden 5 Tutee
Pra Selasa / 25 Juli Observasi Responden 18 Tutee Responden 30 Tutee
Penelitian 2017 pelaksanaan Responden 8 Tutee Responden 21 Tutee
-
pembelajaran Responden 25 Tutee Responden 29 Tutee
dikelas X TKR Kelompok 3 Kelompok 6
1 Selasa / 1 Memahami
Responden 14 Tutor Responden 33 Tutor
agustus 2017 Responden 20 Tutee Responden 1 Tutee
prinsip-prinsip
Responden 22 Tutee Responden 12 Tutee
keselamatan dan
Responden 24 Tutee Responden 34 Tutee
kesehatan kerja
I Responden 10 Tutee Responden 23 Tutee
(K3)
Responden 28 Tutee Responden 19 Tutee
2 Selasa / 8 Mengidentifikasi Selanjutnya peneliti dan guru
agustus 2017 potensi dan memberikan pengarahan kepada tutor
resiko terpilih untuk dapat melaksanakan
kecelakaan kerja
tugasnya pada pertemuan yang akan
datang sampai penelitian dianggap selesai.
1 Selasa / 15 Mengklasifikasik Berdasarkan kesepakatan dengan guru,
agustus 2017 an alat pemadam pelaksanaan penelitian dilakukan sesuai
dengan jadwal pelajaran Teknik dasar
api ringan
otomotif. Kompetensi disesuaikan dengan
(APAR) silabus yang telah disusun untuk kelas X
II
2 Selasa / 22 Menerapkan Teknik Kendaraan Ringan. Jadwal
penelitian ditunjukkan pada tabel berikut.
agustus 2017 penggunaan alat
Tabel 2. Jadwal Penelitian
pemadam api
ringan (APAR) Siklus I
Tindakan 1
1 Selasa / 29 Memahami
agustus 2017 prinsip-prinsip

pengendalian
kontaminasi
III
2 Selasa / 5 Menerapkan
september prinsip –prinsip
Gambar 3. Grafik Distribusi Nilai Siswa
2017 pengendalian
dalam Kompetensi Memahami Prinsip-
kontaminasi
Prinsip Keselamatan dan Keselamatan Kerja
(K3) pada Siklus I Tindakan 1.
Tabel 1.Daftar Kelompok untuk Tindakan 2
Pelaksanaan Peer Teaching ditunjukkan
pada Lampiran 6.
Kelompok 1 Kelompok 4
Responden 13 Tutor Responden 7 Tutor
Responden 11 Tutee Responden 31 Tutee
Responden 4 Tutee Responden 2 Tutee
Responden 17 Tutee Responden 26 Tutee Gambar 4. Grafik Distribusi Nilai Siswa
Responden 3 Tutee Responden 15 Tutee dalam Kompetensi mengidentifikasi potensi
Kelompok 2 Kelompok 5 dan resiko kecelakaan kerja siklus I
tindakan 2
Siklus II Pembahasan
Tindakan 1 Pencapaian Kompetensi Siswa Kelas X
TKR SMKN 1 Sumatera Barat dengan
Penerapan Metode Tutor Sebaya (Peer
Teaching) pada Mata Diklat Teknik
Dasar Otomotif

Selama melaksanakan proses


pembelajaran dengan menggunakan
metode pembelajaran peer teaching,
Gambar 5. Grafik Distribusi Nilai Siswa dilakukan pengamatan terhadap
dalam mengklasifikasikan alat pemadam peningkatan prestasi belajar siswa.
api ringan (APAR) pada Siklus II Tindakan 1 Pengamatan dilakukan dengan mengamati
Tindakan 2 peningkatan hasil belajar siswa pada siklus
I, II dan III. Prestasi belajar siswa
mengalami peningkatan dari siklus I, II dan
III, jika dilihat dari nilai rata-rata satu
kelas. Pada kompetensi Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3), nilai rata-rata
siswa pada siklus I tindakan 1 sebesar
52,94 %., pada siklus I tindakan 2
Gambar 6. Grafik Distribusi Nilai Siswa meningkat menjadi 55,88 %. Pada siklus II
dalam Kompetensi Menerapkan tindakan 1 nilai rata-rata siswa sebesar
Penggunaan Alat Pemadam Api Ringan 58,82 %. pada siklus II tindakan 2 nilai
(APAR) Siklus II Tindakan 2 rata-rata siswa menurun menjadi 52,94 %.
Siklus III dan pada siklus III tindakan 1 nilai rata-
Tindakan 1 rata siswa sebesar 58,82 %. pada siklus III
tindakan 2 nilai rata-rata siswa meningkat
menjadi 55,88 %. Adapun peningkatan
hasil belajar siswa dapat dilihat pada
gambar-gambar berikut.

Gambar 7. Grafik Distribusi Nilai Siswa


dalam Kompetensi Memahami prinsip-
prinsip pengendalian kontaminasi pada
Siklus III tindakan 1.
Gambar 10. Grafik Nilai Rata-rata Siswa
Tindakan 2
Tiap Kompetensi

Gambar 8. Grafik Distribusi Nilai Siswa Gambar 11. Grafik Rata-rata Prestasi
dalam Kompetensi Menerapkan prinsip – Belajar Siswa Tiap Siklus
prinsip pengendalian kontaminasi pada
Siklus III tindakan 2.
Jika dianalisis dari nilai individu nilai rata-rata dari perolehan nilai sub-
siswa, terdapat peningkatan nilai, kompetensi Tindakan Pertama dan sub-
penurunan nilai, maupun nilai yang tetap. kompetensi Tindakan kedua, terdapat pula
Dalam sub-kompetensi Tindakan pertama, peningkatan nilai, penurunan nilai,
dari siklus I ke siklus II terdapat 13 siswa maupun nilai yang tetap. Peningkatan Pada
atau 38,23 % yang mengalami peningkatan Tindakan 1 siklus I, terdapat 18 orang
nilai. Siswa yang mengalami penurunan siswa atau 52,94% mencapai KKM, dan 16
nilai sebanyak 13 orang siswa atau 38,23 orang siswa atau 47,06% belum mencapai
%, dan yang mengalami nilai tetap KKM. Pada siklus II, terdapat 20 orang
sebanyak 8 orang siswa atau 23,52 %. siswa atau 58,82 % mencapai KKM, dan 14
Selanjutnya, dari siklus II ke siklus III orang siswa atau 41,18% belum mencapai
terdapat 20 orang siswa atau 58,82 % yang KKM. Pada siklus III, terdapat 20 orang
mengalami peningkatan nilai hasil belajar. siswa atau 58,82% mencapai KKM, dan 14
Siswa yang mengalami penurunan nilai orang siswa atau 41,18% belum mencapai
sebanyak 14 orang siswa atau 41,17 %. KKM. Selanjutnya, Peningkatan Pada
Tindakan 2 siklus I, terdapat 19 orang
siswa atau 55,88% mencapai KKM, dan 15
orang siswa atau 44,11% belum mencapai
KKM. Pada siklus II, terdapat 18 orang
siswa atau 52,94% mencapai KKM, dan 16
orang siswa atau 47,06% belum mencapai
KKM. Pada siklus III, terdapat 19 orang
siswa atau 55,88% mencapai KKM, dan 15
orang siswa atau 44,11% belum mencapai
Gambar 12. Grafik prestasi belajar siswa KKM.
tindakan 1
Dalam sub-kompetensi Tindakan
kedua, dari siklus I ke siklus II terdapat 14
orang siswa atau 41,17 % yang mengalami
peningkatan nilai, Siswa yang mengalami
penurunan nilai sebanyak 10 orang siswa
atau 29,41%, dan yang mengalami nilai
tetap sebanyak 10 orang siswa atau
29,41%. Selanjutnya, dari siklus II ke siklus
III terdapat 18 orang siswa atau 52,94 %
yang mengalami peningkatan nilai hasil
belajar. Siswa yang mengalami penurunan
nilai sebanyak 16 orang siswa atau Gambar 14. Grafik Nilai Rata-Rata Prestasi
47,05%. Belajar Siswa Tiap Tindakan

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
1. Hasil penelitian menunjukkan adanya
peningkatan, penurunan, maupun nilai
tetap dari rata-rata nilai akhir individu
siswa.
Gambar 13. Grafik prestasi belajar siswa 2. Dalam kompetensi Teknik Dasar
tindakan 2 Otomotif Peningkatan Pada Tindakan 1
siklus I, terdapat 18 orang siswa atau
Jika dianalisis dari nilai rata-rata 52,94% mencapai KKM, dan 16 orang
individu siswa, dimana nilai ini merupakan siswa atau 47,06% belum mencapai
KKM. Pada siklus II, terdapat 20 orang [4] Branley [1974 : 53 ] Peer Learning
siswa atau 58,82 % mencapai KKM, dan Method.
14 orang siswa atau 41,18% belum [5] Suherman, Erman, dkk. 2003. Strategi
mencapai KKM. Pada siklus III, terdapat Pembelajaran Matematika
20 orang siswa atau 58,82% mencapai Kontemporer. Bandung: UPI.
KKM, dan 14 orang siswa atau 41,18% [6] Muhammad Amin dan Moh Surya. 1982.
belum mencapai KKM. Selanjutnya, Pengajaran Remidial. Jakarta:
Peningkatan Pada Tindakan 2 siklus I, DEPDIKBUD P2BSPG
terdapat 19 orang siswa atau 55,88% [7] Oemar Hamalik. 2001. Kurikulum Dan
mencapai KKM, dan 15 orang siswa atau Pembelajaran. Jakarta: Kalam
44,11% belum mencapai KKM. Pada Media
siklus II, terdapat 18 orang siswa atau [8] Muhammad Amin dan Moh Surya. 1982.
52,94% mencapai KKM, dan 16 orang Pengajaran Remidial. Jakarta:
siswa atau 47,06% belum mencapai DEPDIKBUD P2BSPG
KKM. Pada siklus III, terdapat 19 orang [9] Pardjono, dkk. 2007. Panduan
siswa atau 55,88% mencapai KKM, dan Penelitian Tindakan Kelas.
15 orang siswa atau 44,11% belum Yogyakarta: Lemlit Universitas
mencapai KKM. Negeri Yogyakarta
Saran [10] Susilo. 2006. Penelitian tindakan
Berdasarkan penelitian yang telah kelas. Yogyakarta: Pustaka
dilakukan, terdapat beberapa saran Book Publisher
sebagai berikut: [11] Burns, R.B. 1999 Konsep Diri (Teori,
1. Bagi guru Pengukuran, Perkembangan dan
Guru hendaknya mampu mengembangkan Prilaku). Jakarta : Arcan
strategi atau metode pembelajaran untuk [12] Wallace, Michaael J, Action Research
memperoleh prestasi siswa yang lebih for Language Teachers, ( New
optimal. Selain itu, guru hendaknya York: Cambridge University Press,
meningkatkan aktivitas belajar siswa 1998
dengan berinovasi menggunakan metode [13] Pardjono, dkk. 2007. Panduan
yang sekiranya tidak membuat siswa bosan Penelitian Tindakan Kelas.
dan lebih aktif saat pelajaran, salah satu Yogyakarta: Lemlit Universitas
rekomendasi dari peneliti adalah dengan Negeri Yogyakarta
metode pembelajaran tutor sebaya. [14] Purwanto Ngalim. (2009). Ilmu
2. Bagi peneliti Pendidikan, Jakarta : PT Remaja
Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya Rosda karya
menggunakan jenis penelitian yang [15] Muhibbin, Syah. 2001. Psikologi
berbeda, seperti misalnya menggunakan Belajar. Jakarta: Logos Wacana
jenis penelitian eksperimen. Dari Ilmu
penelitian eksperimen, dapat dibandingkan [16] Sukardi. (2011). Metodologi Penelitian
antara kelas yang diberi perlakuan Pendidikan: Kompetensi dan
dengan kelas yang tidak diberi perlakuan. Praktiknya. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
DAFTAR PUSTAKA [17]Masnur Muslich. (2012). Melaksanakan
PTK itu Mudah (Classroom Action
[1] Wakhinuddin, S. (2010). Merencanakan Research): Pedoman Praktis bagi
Pembelajaran Teknik Otomotif. Guru Profesional. Jakarta: PT.
Padang. UNP Press. Bumi Aksara.
[2] Boud, D. Cohen, R. & Sampson, J. [18]Kemmis, S. & McTaggart, R. (2000)
(2001). Peer Learning and "Participatory action research", in
Assessment. Assessment and N.K.
Evaluation in Higher Education.
24 4).
[3] Suharsimi Arikunto (2006). Prosedur
Penelitian. Jakarta :Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai