PENDAHULUAN
Sekolah Dasar (SD) karena banyak siswa yang kurang menyukai pelajaran
siswa tidak memiliki minat untuk mempelajari bab ini. Faktor lain yang
ceramah.
mengajar yang tepat dilakukan oleh guru dalam proses belajar mengajar.
1
Metode pembelajaran ini memiliki tujuan, agar guru berprestasi dalam
mengajar dan dapat mencapai tujuan atau mengenai sasaran. Tujuan yang
yang aktif di dalam kelas akan berdampak baik bagi siswa, sehingga siswa
bermutu.
2
temukan bahwa unsur yang paling dominan dan sangat berperan serta
turut mewarnai berbagai bentuk, corak dan mutu pendidikan, terletak pada
diri guru sebagai tenaga edukatif, tenaga pengajar dan memiliki kode etik
:19). Peranan guru dapat menentukan kualitas kelulusan sekolah dan mutu
pada faktor guru. Hal ini memerlukan peran guru dalam dunia pendidikan.
efektif.
dalam belajar. Mulai dari awal sampai akhir kegiatan, guru harus dapat
3
membangkitkan minat/ motivasi siswa untuk belajar. Selain itu, guru
mengajar hendaknya sesuai dengan jenis metode, isi materi pelajaran dan
pada akhirnya siswa menjadi apatis dan proses belajar mengajar terkesan
siswa yang terlibat aktif dalam belajar, maka semakin tinggi kemungkinan
prestasi belajar yang dicapai akan diraih oleh siswa (Roestiyah, 1989:13).
4
Salah satu dari beberapa metode dalam pembelajaran, adalah metode
guru. Metode pemberian tugas tidak sebatas pada pekerjaan rumah, tapi
secara kelompok. Oleh karena itu, tugas dapat diberikan secara individual
ilmu Matematika
melalui metode pemberian tugas bagi siswa kelas III SD Katolik Soa
Kabupaten Ngada”.
5
B. Permasalahan Penelitian
prestasi belajar tentang operasi perkalian bagi siswa kelas III SD Katolik Soa”?
1) Tahap Perencanaan
2) Tahap Pelaksanaan
dalam RPP
3) Tahap Observasi
4) Tahap Refleksi
siklus II
6
5) Tujuan Penelitian
6) Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
masalah baru.
2. Manfaat Praktis
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Herman H (1990:63) menyatakan “konsep adalah suatu ide atau gagasan yang
yang cocok”. Dengan perkataan lain, jika kita dapat menemukan lebih dari satu
fakta dari suatu ide maka kita menyebutnya sebagai suatu konsep.
tertentu”. Sebagai contoh anak mengenal konsep segi empat sebagai suatu bidang
yang dikelilingi oleh empat garis lurus. Pemahaman anak ketika anak menghitung
Pada tahap awal konsep operasi hitung yang diajarkan adalah konsep penjumlahan
bersifat abstrak, namun tahap berpikir anak untuk usia Sekolah dasar biasanya
9
masih bersifat pra-abstrak, maka guru atau orang tua harus berupaya untuk
mengkonkretkan konsep yang abstrak tersebut agar anak tidak merasa kesulitan.
dengan lebih baik sebab untuk memecah masalah perlu aturan-aturan, dan
pengetahuan yang berisi banyak hubungan atau jaringan ide. Atau dapat juga
diartikan pengetahuan konsep adalah sebuah kumpulan titik yang menyatu dan
2006:29)
10
bilangan pada digit paling kanan. Jika hasilnya 10 atau lebih letakkan 1 di atas
kolom kedua dan tulis digit yang lain dibawah kolom paling kanan. Lakukan
secara serupa untuk dua kolom berikutnya secara berurutan. Kita dapat
menyatakan bahwa seseorang yang dapat menyelesaikan tugas seperti ini telah
berupa algoritma membantu kita mengerjakan tugas rutin dengan mudah dan
mengerjakan pembagian panjang yang tidak berakhir tidak akan membantu anak
perosedur dan konsep dapat dikaitkan jauh lebih penting dari pada kegunaan
prosedur itu sendiri. Pada umumnya bahwa aturan bersifat prosedural seharusnya
menurut siswa tertentu dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan. Dan
hal ini tentu saja berpengaruh terhadap motivasi anak untuk belajar yang
adalah ilmu struktur, urutan (order), dan hubungan yang meliputi dasar-dasar
sekedar kumpulan angka, simbol, dan rumus yang tidak ada kaitannya dengan
dunia nyata. Justru sebaliknya, matematika tumbuh dan berakar dari dunia nyata.
yang tidak banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dan proses berpikir
12
B. Operasi perkalian.
lebih kompleks pada diri anak. Oleh karena itu jika anak tampak belum siap
penjumlahan
dengan angka lainnya sehingga menghasilkan nilai tertentu yang pasti. Simbol
penjumlahan berulang.
Contoh: 3 x 5 = 15
13
Operasi di atas dibaca tiga kali lima, atau bilangan 5 dilipatgandakan sebanyak
bilangan lain. Operasi ini adalah salah satu dari empat operasi dasar di dalam
3x4=4+4+4=12
pencacahan objek yang disusun di dalam persegi panjang (untuk semua bilangan)
atau seperti halnya penentuan luas persegi panjang yang sisi-sisinya memberikan
panjang (untuk bilangan secara umum). Balikan dari perkalian adalah perbagian:
Prestasi belajar adalah harapan bagi setiap murid yang sedang mengikuti
proses pembelajaran di sekolah serta harapan bagi wali murid dan guru. Kata
Prestasi belajar adalah suatu pengertian yang terdiri atas dua kata yaitu Prestasi
dan kata belajar, dimana masing-masing mempunyai arti berbeda. Prestasi belajar
banyak didefinisikan, seberapa jauh hasil yang sudah didapat siswa dalam
14
penguasaan tugas-tugas atau materi pelajaran yang diterima dalam waktu
tertentu.Pada umumnya prestasi belajar dinyatakan dalam angka atau huruf untuk
murid dalam pencapaian berfikir yang tinggi. Harus dimiliki tiga aspek dalam
Definisi prestasi belajar merupakan hasil yang didapat dengan baik pada
seorang siswa baik dalam pendidikan atau bidang keilmuan. Siswa memperoleh
prestasi belajar dari hasil yang telah dicapai oleh siswa yang diperoleh dari proses
maksimal menurut kemampuan siswa pada waktu tertentu pada sesuatu yang
tercapainya sebuah prestasi yang baik. Prestasi belajar yang baik adalah salah satu
indikator akan keberhasilan proses belajar. Tapi, kenyataannya tidak semua siswa
bisa mendapat prestasi belajar yang baik. Baikdan buruknya prestasi belajar yang
diperoleh siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah metode
bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan
15
psikomotorik. Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat
dicapai pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi
dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses
pembelajaran.
keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan
prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah
Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes
prestasi belajar. Menurut Saifudin Anwar (2005 : 8-9) mengemukakan tentang tes
sesorang dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes
dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan
pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes
formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi.
ditunjukkan dengan tes angka nilai yang diberikan oleh guru. Menurut Hetika (
16
dalam keahlian atau kumpulan pengetahuan. Harjati ( 2008: 43 ), menyatakan
pencapaian dalam hasil kerja dalam waktu tertentu. Pengtahuan , pengalaman dan
kemampuan siswa. Bertolak dari hal tersebut maka siswa yang aktif melaksanakan
demikian siswa yang aktif dalam pembelajaran akan banyak pengalaman dan
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah mengadakan aktivitas
adalah keberhasilan seseorang dalam hal ini belajar. Zainal Arifin (dalam evaluasi
bersifat prenial dalam sejarah kehidupan manusia, selaku prestasi menurut bidang
Prestasi ini dapat dinyatakan dengan nilai yang di peroleh dari tes terhadap semua
17
minat, bakat, kecerdasan serta cara kebiasaan yang pada akhirnya menyebabkan
D. Pengertian belajar
Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang
sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan
yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan.
bersifat naluriah.
Moh. Surya (1981:32), definisi belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
18
dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas,
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Belajar adalah
tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu
terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa
oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda atau lain-lain yang di jadikan bahan
Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek. Dari ketiga
belajar itu akan lebih baik kalau si subyek belajar itu mengalami atau
oleh seorang idnividu dapat dijelaskan dengan rumus antara individu dan
lingkungan.
19
Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan
yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk
meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi internal dan
eksternal. Kondisi internal dalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa,
adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang
bahwa semua aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga
menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan
sebelum belajar.
E. Metode
Secara etimologis, metode berasal dari kata 'met' dan 'hodes' yang berarti
melalui. Sedangkan istilah metode adalah jalan atau cara yang harus ditempuh
untuk mencapai suatu tujuan. Sehingga dua hal penting yang terdapat dalam
sebuah metode adalah : cara melakukan sesuatu dan rencana dalam pelaksanaan.
aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari guru dan siswa
proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pendidikan tercapai. Agar
tujuan pendidikan tercapai sesuai dengan yang telah di rumuskan oleh guru, maka
20
guru perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode mengajar, serta di
Metode Pembelajaran adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para
pendidik agar proses belajar-mengajar pada siswa tercapai sesuai dengan tujuan.
Metode pembelajaran ini sangat penting di lakukan agar proses belajar mengajar
tersebut nampak menyenangkan dan tidak membuat para siswa tersebut suntuk,
dan juga para siswa tersebut dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut
dengan mudah.
dalam proses belajar mengajar. Metode pemberian tugas memiliki tujuan agar
siswa menghasilkan hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan
Mengajar ; hal.132)
Dengan pengertian lain tugas ini jauh lebih luas dari pekerjaan rumah karena
metode pemberian tugas diberikan dari guru kepada siswa untuk diselesaikan dan
atau di tempat lain yang kiranya dapat menunjang penyelesaian tugas tersebut,
baik secara individu atau kelompok. Tujuannya untuk melatih atau menunjang
terhadap materi yang diberikan dalam kegiatan intra kurikuler, juga melatih
tanggung jawab akan tugas yang diberikan. Lingkup kegiatannya adalah tugas
21
guru bidang studi di luar jam pelajaran tatap muka. Tugas ditetapkan batas
memberikan tugas kepada siswa, guru harus memperhatikan hal-hal berikut ini :
1. Tujuan penugasan
3. Manfaat tugas
4. Bentuk Pekerjaan
7. Memberikan penilaian
Adapun jenis-jenis tugas yang dapat diberikan kepada siswa yang dapat
3. Menyelesaikan soal
pengajaran modern disebut juga azas aktivitas dalam mengajar yaitu guru
keluhan siswa,
6. Khusus tugas kelompok juga sulit untuk dinilai siapa yang aktif.
23
Pemberian tugas merupakan sarana yang baik untuk merangsang dan
dipandang sebagai motivasi untuk mengerjakan lebih baik pemberian tugas dapat
merupakan sarana untuk mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dan kerja
yang tidak tergantung. Dalam hubungan antara metode pemberian tugas dengan
tertentu, usaha ini dapat memberikan keuntungan yang besar dalam artian
hubungan positif yang signifikan (p < 0,05) antara pemberian tugas dengan
peningkatan hasil belajar bahasa. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian
belajar membaca dan science , Dalam hal ini biologi. Thorndike menggunakan
belajar mata pelajaran matematika dan science, pada tingkat signifikansi (p <
peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran bahasa dan matematika. Temuan
Botswana untuk jenjang pendidikan dasar. Dua mata pelajaran yang dijadikan
penelitian adalah hasil belajar mata pelajaran sciennce dan matematika. Melalui
penelitian ini ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara pemberian tugas
India dan Thailand. Sebagai variabel dependennya adalah hasil belajar membaca
dan science. Ternyata tidak terdapat keajegan dalam temuan penelitian ini. Pada
kasus di Iran, di temukan hubungan positif yang signifikan (p < 0.05). Sedang
pada kasus di India dan Thailand, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
25
tugas dengan hasil belajar pada keseluruhan mata pelajaran pada taraf signifikan
pekerjaan rumah terstruktur kepada siswa dilakukan setiap selesai kegiatan kuliah
penelitian ini adalah pre–post test dengan dua kelompok, yaitu kelompok R1
Penelitian ini tidak menemukan perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar
siswa yang mendapatkan tugas pekerjaan rumah tersruktur dengan siswa yang
b) Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang
ditugaskan tersebut.
26
e) Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.
baik.
PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
OPERASI PERKALIAN
PRESTASI BELAJAR
27
Keterangan:
meningkat.
H. Hipotesis Tindakan
menggunakan Metode Pemberian Tugas maka prestasi belajar siswa kelas III
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi penelitian
Yang menjadi lokasi dalam penelitian ini yakni SD Katolik Soa, Kecamatan
B. Subyek penelitian
Kerlinger (1978) bahwa subyek penelitian itu adalah responden, yaitu orang
menjadi subyek dalam penelitian ini yakni siswa kelas III SD Katolik
Kegiatan penelitian direncanakan bulan Februari 2014 s/d bulan Mei 2014.
tahap yaitu :
SIKLUS I
1. Perencanaan
29
2. Pelaksanaan
RPP.
30
1.2.4. Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok. Setiap kelompok
1-4
benar.
pembelajaran
3. Pengamatan/observasi
4. Refleksi
Pada tahap ini guru bersama observer melakukan refleksi guna mencatat
kelebihan dan kekurangan dari guru maupun siswa dalam pembelajaran siklus
31
SIKLUS II
1. Tahap perencanaan
2. Tahap Pelaksanaan
oleh guru
32
2.2.4. Siswa diminta untuk mengerjakan soal di depan papan
tulis
3. Observasi
4. Refleksi
Pada tahap ini guru bersama observer melakukan refleksi guna mencatat
kelebihan dan kekurangan dari guru maupun siswa dalam pembelajaran siklus
kesimpulan.
D. Teknik Observasi
dalam suatu penelitian, merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan
1. Teknik Tes
deskriptif kualitatif.
3. Indikator Keberhasilan
34
BAB IV
A. Hasil penelitian
1. Pelaksanaan Pratindakan
Katolik Soa kelas III, prestasi belajar siswa khususnya pada mata
yaitu 43% siswa yang tuntas sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal
(KKM) yang berlaku di SD Katolik Soa dimana KKM 70. Hal ini
terbukti dari hasil pretest untuk materi perkalian. Hasil pretest dapat
Tuntas/Tidak
No Nama Murid Nilai
tuntas
1 AD 64 Tidak tuntas
4 WM 64 Tidak tuntas
35
6 AC 44 Tidak tuntas
7 CNW 80 Tuntas
8 EC 42 Tidak tuntas
10 FR 82 Tuntas
12 FG 46 Tidak tuntas
13 HB 62 Tidak tuntas
19 MAT 82 Tuntas
20 MF 46 Tidak tuntas
27 OL 64 Tidak tuntas
36
28 TAI 82 Tuntas
31 YNW 80 Tuntas
Berdasarkan hasil tes awal yang dilakukan oleh peneliti dapat dilihat bahwa dari
32 orang siswa yang mengikuti tes hanya 4 orang atau sama dengan 12,50% siswa
yang dinyatakan tuntas sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal yang berlaku.
Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam perkalian masih sangat
rendah.
2. Pelaksanaan Siklus I
yakni :
2.1. Perencanaan
Perkalian.
a. Kegiatan Awal
a) Salam pembuka
c. Kegiatan inti
38
c) Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok. Setiap kelompok
1-4
belum benar.
d. Kegiatan Penutup
pembelajaran
39
Tabel 4.2.Aktifitas Siswa siklus I
Frekuensi Presentase
No Aspek yang diamati
Ya Tidak Ya Tidak
2 Mendengarkan penjelasan
20 12 62.5% 37.5%
guru
40
1. Kehadiran siswa : Baik, yakni seluruh siswa kelas SD Katolik Soa
41
Tabel 4.3 Nilai Tes Siklus I
2 RWD 80 Tuntas
3 HNT 80 Tuntas
4 WM 64 Tidak tuntas
5 AADB 80 Tuntas
6 AC 60 Tidak tuntas
7 CNW 82 Tuntas
8 EC 62 Tidak tuntas
10 FR 82 Tuntas
11 FAD 80 Tuntas
12 FG 80 Tuntas
13 HB 64 Tidak tuntas
15 JBL 80 Tuntas
16 MMN 82 Tuntas
17 MCN 80 Tuntas
18 MIB 80 Tuntas
42
19 MAT 82 Tuntas
20 MF 64 Tidak tuntas
21 MKT 80 Tuntas
23 MHS 80 Tuntas
24 MDM 80 Tuntas
27 OL 64 Tidak tuntas
28 TAI 82 Tuntas
32 YNW 82 Tuntas
Berdasarkan hasil tes pada tabel di atas maka dapat diketahui bahwa
terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari hasil tes awal (pretest) dimana
rata-rata nilai tes yakni 58,81 menjadi 73,13 pada tes siklus I dan jumlah
siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal pada tes siklus I ini
2.4 Refleksi
43
Pada tahap ini peneliti bersama observer mengumpulkan data hasil
observasi (tabel 4.2) dan data hasil tes siklus I ( tabel 4.3) guna untuk
dirancang.
3) Siswa yang aktif dalam pembelajaran masih sangat kurang. Hal ini
pembelajaran.
3 Tindak Lanjut
yang telah ditentapkan yakni 75%. Untuk itu perlu diadakan perbaikan
4. Pelaksanaan siklus II
4.1 Perencanaan
Perkalian.
45
1.1.5. Merancang Instrumen Observasi, dan Instrumen Tes Hasil
kelompoknya
pembelajaran
Frekuensi Presentase
No Aspek yang diamati
Ya Tidak Ya Tidak
2 Mendengarkan
30 2 93,73% 6,25%
penjelasan guru
4 Mengerjakan tugas
28 4 87,50% 12,50%
yang diberikan guru
47
pertanyaan yang
diberikan guru
rumus :
dapat dilihat pada tabel 4.4 di atas maka dapat diketahui bahwa :
48
siswa yang mengerjakkan tugas yang diberikan guru. Dalam
2 RWD 83 Tuntas
3 HNT 85 Tuntas
4 WM 85 Tuntas
5 AADB 83 Tuntas
6 AC 85 Tuntas
7 CNW 85 Tuntas
8 EC 68 Tidak tuntas
9 FAW 85 Tuntas
49
10 FR 85 Tuntas
11 FAD 85 Tuntas
12 FG 85 Tuntas
13 HB 85 Tuntas
15 JBL 85 Tuntas
16 MMN 85 Tuntas
17 MCN 85 Tuntas
18 MIB 85 Tuntas
19 MAT 83 Tuntas
20 MF 83 Tuntas
21 MKT 85 Tuntas
22 MKD 83 Tuntas
23 MHS 85 Tuntas
24 MDM 85 Tuntas
25 MPN 83 Tuntas
26 MAD 85 Tuntas
27 OL 85 Tuntas
28 TAI 85 Tuntas
29 VPAP 70 Tuntas
30 WLD 85 Tuntas
32 YNW 85 Tuntas
50
32 YAO 68 Tidak tuntas
Berdasarkan hasil tes pada tabel di atas maka dapat diketahui bahwa
terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari hasil tes silkus I dimana rata-
rata nilai tes yakni 73,13 menjadi 82,60 pada tes siklus II dan jumlah
siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal pada tes siklus II ini
sebanyak 29 orang atau sama dengan 90,63%. Sedangkan siswa yang tidak
4.4 Refleksi
observasi (tabel 4.4 ) dan data hasil tes siuklus II (tabel 4.5) guna untuk
dirancang.
51
3) Sebagian besar siswa sudah aktif dalam pembelajaran yakni 28 orang
5 Tindak Lanjut
ditentapkan yakni 75%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran pada siklus
II telah berhasil untuk itu tidak perlu diadakan perbaikan ke siklus berikutnya
B. Pembahasan
yang aktif dalam pembelajaran yakni 60,64% dan hasil tes awal menunjukkan
bahwa kemampuan perkalian siswa masih sangat kurang yakni hanya 4 orang
siswa yang tuntas sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal yang berlaku.
dari 4 orang siswa yang tuntas pada tes awal menjadi 18 orang yang tuntas
sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal yang berlaku. Namun dari hasil tes
52
belum mencukupi 75% siswa yang tuntas sesuai dengan kriteria ketuntasan
minimal.
memberikan motivasi dan pujian kepada siswa yang berani mengerjakan soal
yakni rata-rata siswa yang aktif dalam pembelajaran 60,64% dan pada siklus
II mencapai 83,12%. Selain itu pada hasil tes akhir pada pembelajaran siklus
hasil belajarnya.
53
Tabel 4.6. Perbandingan hasil tes siklus I dan siklus II
AD
1 82 85 3
RWD
2 80 83
3
HNT
3 80 85 3
WM
4 64 85 21
AADB
5 80 83 3
AC
6 60 85 25
CNW
7 82 85 3
EC
8 62 68 6
FAW
9 64 85 21
FR
10 82 85 3
FAD
11 80 85 5
FG
12 80 85 5
HB
13 64 85 21
54
HOD
14 62 67 5
JBL
15 80 85 5
MMN
16 82 85 3
MCN
17 80 85 3
MIB
18 80 85 5
MAT
19 82 83 1
MF
20 64 83 21
MKT
21 80 85 5
MKD
22 64 83 19
MHS
23 80 85 3
MDM
24 80 85 5
MPN
25 64 83 21
MAD
26 64 85
21
OL
27 64 85 21
TAI
28 82 85 3
55
VPAP
29 64 70 6
WLD
30 64 85 21
YNW
31 82 85 3
YAO
32 62 68 6
Rata-rata 82,60 7
73,13
a) Kehadiran siswa
= 56,25%
1) Kehadiran siswa
∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑔 ℎ𝑎𝑑𝑖𝑟 32
𝑥100% = 𝑥100% = 100%
∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 32
= 93,73%
57
5) Menanggapi pertanyaan yang diberikan guru
Dari jumlah siswa 32 orang yang mengikuti tes mencapai KKM yaitu 70
= 56,25%
Karena angka keberhasilan siswa pada hasil tes siklus I lebih kecil dari
angka keberhasilan penelitian tindakan (56,25% < 75%), maka hasil tes siklus
ini adalah 75 % siswa dinyatakan tuntas jika memenuhi KKM mata pelajaran
Dari jumlah siswa 32 orang yang mengikuti tes mencapai KKM yaitu 70
58
∑ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 29
𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑘𝑒𝑏𝑒𝑟ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 = 𝑥100% = 𝑥100%
∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 32
= 90,63%
Karena angka keberhasilan siswa pada hasil tes siklus II lebih besar atau
melebihi dari angka keberhasilan penelitian tindakan (90,63% > 75%), maka
tindakan ini, dimana pada penelitian ini di anggap berhasil jika 75 % siswa
59
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Metode pemberian tugas bertujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang
tugas. Banyak tugas yang harus dikerjakan siswa, hal ini diharapkan mampu
belajarnya. Selain guru, siswa atau peserta didik juga berperan penting
Metode pemberian tugas bertujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang
tugas. Banyak tugas yang harus dikerjakan siswa, hal ini diharapkan mampu
belajarnya. Selain guru, siswa atau peserta didik juga berperan penting
tujuan pendidikan.
dalam pembelajaran yakni 60,64% dan hasil tes awal pada siklus I
yakni hanya 4 orang siswa yang tuntas sesuai dengan kriteria ketuntasan
pada tes awal menjadi 18 orang yang tuntas sesuai dengan kriteria
ketuntasan minimal yang berlaku. Namun dari hasil tes belajar pada siklus
minimal.
motivasi dan pujian kepada siswa yang berani mengerjakan soal di depan
rata-rata siswa yang aktif dalam pembelajaran 60,64% dan pada siklus II
mencapai 84,37%. Selain itu pada hasil tes akhir ada peningkatan yaitu
61
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan
perkalian di kelas III SDK Soa dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
B. SARAN
kelas di kelas III SDK Soa, Kecamatan Soa,Kabupaten Ngada pada mata
1. Siswa
Agar melatih siswa untuk dapat berpikir kritis,kreatif dan inovatif dalam
2. Guru
matematika di sekolah.
62
3. Sekolah
4. Peneliti
siswa
63
DAFTAR PUSTAKA
Bnd. Marno & M. Indris.2009. Strategi dan Metode Pendidikan. Penerbit Ar-
Cipta. Jakarta
Jakarta
Bumi Aksara
Jakarta
64
Sunarto H dan Hartono Agung, 2008. Perkembangan Siswa. Penerbit Rineke
Cipta. Jakarta
http://rujukanskripsi.blogspot.com/2013/06/kajian-teori-hakikat-
hasil-belajar.html.(29 Juni 2013)
http://fatekunima.blogspot.com/2013/07/pengertian-lengkap-prestasi-
http://www.sarjanaku.com/2011/03/pengertian-definisi-hasil-
belajar.html (12 Maret 2011)
____http://fasya18.blogspot.com/2013/01/subjek-penelitian.html. (07
Januari 2013)
65
LAMPIRAN-LAMPIRAN
66
Lampiran 1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
(RPP)
B. Kompetensi Dasar (KD) : Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka
C. Indikator Pencapaian KD :
2. Melakukan operasi hitung perkalian bilangan yang hasilnya 3 angka dengan cara
mendatar
3. Melakukan operasi hitung perkalian bilangan yang hasilnya 3 angka dengan cara
bersusun panjang
4. Melakukan operasi hitung perkalian bilangan yang hasilnya 3 angka dengan cara
bersusun pendek
67
D. Materi Pembelajaran : Operasi Hitung Perkalian
E. Skenario Pembelajaran :
Media Waktu
jeruk sekarang?
(tujuan) pembelajaran
perkalian
68
dari 4 siswa dan setiap siswa
masing-masing kelompok
kerja kelompoknya
belum benar.
pembelajaran
pembelajaran.
69
F. Penilaian :
perkalian)
Contoh :
(2x3)x4 = 2 x (3x4)
6 x 4 = 2 x 24
24 = 24
1. ( 2 x 3 )x 5 = ....x (.....x........)
.......=..........
.......=..........
.......=..........
.......=..........
70
b. Buku Penunjang lain yang relevan
c. LKS
Mengetahui :
71
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Standar Kompetensi
B. Kompetensi Dasar
C. Indikator
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
72
(A x B) x C = A x (B x C)
(2 x 3) x 4 = 2 x (3 x 4)
(6) x 4 = 2 X (12)
24 = 24
3 x (4 X 5) = (3 x 4) x 5
3 x (20) = (12) x 5
60 = 60
2 x (3 x 5) = (2 x 3) x 5
2 x (15) = (6) x 5
30 = 30
F. METODE PEMBELAJARAN
73
G. SKENARIO PEMBELAJARAN :
Media
cek kerapian
pembelajaran
perkalian.
menjadi 8 kelompok.
urut 1-4
pada masing-masing
kelompok
74
4. Guru menyuruh siswa
untuk mempresentasikan
menyimpulkan materi
diakhir pembelajaran
pembelajaran.
a. Sumber Belajar :
b. Bahan ajar
d. LKS
b. Alat / Media :
75
Tabel perkalian
I. PENILAIAN
Mengetahui :
76
LAMPIRAN 2 : TABEL PERKALIAN
1 x 1 : 1 1 x 2 : 2 1 x 3 : 3 1 x 4 : 4
2 x 1 : 2 2 x 2 : 4 2 x 3 : 6 2 x 4 : 8
3 x 1 : 3 3 x 2 : 6 3 x 3 : 9 3 x 4 : 12
4 x 1 : 4 4 x 2 : 8 4 x 3 : 12 4 x 4 : 16
5 x 1 : 5 5 x 2 : 10 5 x 3 : 15 5 x 4 : 20
6 x 1 : 6 6 x 2 : 12 6 x 3 : 18 6 x 4 : 24
7 x 1 : 7 7 x 2 : 14 7 x 3 : 21 7 x 4 : 28
8 x 1 : 8 8 x 2 : 16 8 x 3 : 24 8 x 4 : 32
9 x 1 : 9 9 x 2 : 18 9 x 3 : 27 9 x 4 : 36
10 x 1 : 10 10 x 2 : 20 10 x 3 : 30 10 x 4 : 40
1 x 5 : 5 1 x 6 : 6 1 x 7 : 7 1 x 8 : 8
2 x 5 : 10 2 x 6 : 12 2 x 7 : 14 2 x 8 : 16
3 x 5 : 15 3 x 6 : 18 3 x 7 : 21 3 x 8 : 24
4 x 5 : 20 4 x 6 : 24 4 x 7 : 28 4 x 8 : 32
5 x 5 : 25 5 x 6 : 30 5 x 7 : 35 5 x 8 : 40
6 x 5 : 30 6 x 6 : 36 6 x 7 : 42 6 x 8 : 48
7 x 5 : 35 7 x 6 : 42 7 x 7 : 49 7 x 8 : 56
8 x 5 : 40 8 x 6 : 48 8 x 7 : 56 8 x 8 : 64
9 x 5 : 45 9 x 6 : 54 9 x 7 : 63 9 x 8 : 72
10 x 5 : 50 10 x 6 : 60 10 x 7 : 70 10 x 8 : 80
1 x 9 : 9 1 x 10 : 10 1 x 11 : 11 1 x 12 : 12
2 x 9 : 18 2 x 10 : 20 2 x 11 : 22 2 x 12 : 24
3 x 9 : 27 3 x 10 : 30 3 x 11 : 33 3 x 12 : 36
4 x 9 : 36 4 x 10 : 40 4 x 11 : 44 4 x 12 : 48
5 x 9 : 45 5 x 10 : 50 5 x 11 : 55 5 x 12 : 60
6 x 9 : 54 6 x 10 : 60 6 x 11 : 66 6 x 12 : 72
7 x 9 : 63 7 x 10 : 70 7 x 11 : 77 7 x 12 : 84
8 x 9 : 72 8 x 10 : 80 8 x 11 : 88 8 x 12 : 96
9 x 9 : 81 9 x 10 : 90 9 x 11 : 99 9 x 12 : 108
10 x 9 : 90 10 x 10 : 100 10 x 11 : 110 10 x 12 : 120
77
Lampiran 3 : Lembar Kerja Siswa (LKS)
1..........................................
2..........................................
3..........................................
4..........................................
a. 5x4=
b. 4 x 5 =
c. 3 x 6 =
d. 6 x 3 =
a.
b.
78
b. 4 x 9 = ... + ... + ... + ....
79
LEMBAR KERJA SISWA
Nama Anggota Kelompok :
1..........................................
2..........................................
3..........................................
4..........................................
Contoh :
(4 x 2) x 3 = 4 x (2 x 3) =
8 x 3=4 x 6 =
24 = 24
... = ...
... = ...
3. (4 x 1) x 2 = ...
4. 3 x (2 x 1) = ...
5. (3 x 3) x 6 = ...
80
Lampiran 4 : Soal Tes Siklus I dan Siklus II
1. 4 X 7 = ....
2. 2 X 6 = ....
3. 5 X 2 = ....
4.
5.
81
SOAL TES SIKLUS II
Contoh :
(2 X 1) X 4 = 2 X (1 X 4) =
2 X4=2X 4 =
8=8
... = ...
... = ...
3. (3 X 2) X 4 = ..............
4. 2 X (1 X 9) = .............
5. (4 X 2) X 5 = ............
6. 6 X (2 X 1) =.............
82
Lampiran 5 : Analisis Nilai Tes Awal( pretest) , Tes Siklus I dan Tes
Siklus II
83
MIB tidak
18 0 0 1 10 10 21 42 tuntas
MAT
19 10 10 10 1 10 41 82 Tuntas
MF tidak
20 1 10 10 1 1 23 46 tuntas
MKT tidak
21 10 10 10 0 0 30 60 tuntas
MKD tidak
22 1 1 1 10 1 14 28 tuntas
MHS tidak
23 10 1 10 1 1 23 46 tuntas
MDM tidak
24 10 10 1 10 1 32 64 tuntas
MPN tidak
25 1 1 10 10 10 32 64 tuntas
MAD tidak
26 10 10 10 0 0 30 60 tuntas
OL tidak
27 1 1 10 10 10 32 64 tuntas
TAI
28 10 10 1 10 10 41 82 Tuntas
VPAP tidak
29 10 1 10 1 10 32 64 tuntas
WLD tidak
30 1 1 10 10 10 32 64 tuntas
YNW
31 10 10 10 10 0 40 80 Tuntas
YAO tidak
32 1 1 1 10 10 23 46 tuntas
Rata-rata 58,81
84
Analisis Nilai Siklus I
86
Analisis Nilai Siklus II
87
MKD
22 10 10 10 10 10 0 50 83,3 Tuntas
MHS
23 10 10 10 10 1 10 51 85,0 Tuntas
MDM
24 1 10 10 10 10 10 51 85,0 Tuntas
MPN
25 10 10 0 10 10 10 50 83,3 Tuntas
MAD
26 10 10 10 10 1 10 51 85,0 Tuntas
OL
27 10 10 10 10 10 1 51 85,0 Tuntas
TAI
28 10 10 1 10 10 10 51 85,0 Tuntas
VPAP
29 10 10 10 1 1 10 42 70,0 Tuntas
WLD
30 10 10 10 10 10 1 51 85,0 Tuntas
YNW
31 10 10 10 10 10 1 51 85,0 Tuntas
YAO
32 1 10 10 10 10 0 41 68,3 tidak tuntas
Rata-rata 82,60
88
LAMPIRAN 6 : FOTO-FOTO AKTIVITAS SISWA DAN PENELITI
Observer
89
AKTIVITAS SIKLUS II
90
AktivitasSiswa mengerjakan tes siklus I
91