Anda di halaman 1dari 5

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENERAPKAN

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DI KELAS III SDN


PILANG 1

Pendahuluan
Pendidikan adalah salah satu usaha untuk menyiapkan peserta didik melalui
bimbingan, pengajaran dan latihan (Elihami & Syahid, 2018). Pendidikan yang meningkatkan
kemampuan peserta didik diharapkan bisa menyokong pembangunan dan kesejahteraan
bangsa di masa mendatang. Adapun Matematika adalah ilmu dasar yang mempunyai peran
penting dalam proses kehidupan manusia. Matematika adalah landasan ilmu untuk
mengembangkan Iptek (Rasid, 2018). Matematika juga bermanfaat untuk kepentingan hidup
dan sebagai dasar dari ilmu-ilmu yang lain. Guru memiliki peranan dalam pembelajaran
salah satu tugas guru di sekolah ialah memberikan pengarahan supaya peserta didik bisa
menguasai materi pelajaran (Kirom, 2017). Guru juga memberikan motivasi supaya peserta
didik senang dengan pelajaran matematika. Oleh sebab itu, guru diharuskan untuk selalu
memperhatikan perkembangan peserta didiknya dalam menerima pelajaran yang diberikan
(Syaparuddin, Meldianus, & Elihami, 2020). Hal ini disebabkan oleh tingkat pemahaman dan
kecerdasan peserta didik yang tidak sama.
Namun berdasarkan faktanya, proses pembelajaran yang dilakukan guru masih belum
berjalan dengan maksimal khususnya pada mata pelajaran matematika. Matematika adalah
salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh peserta didik. Salah satu penyebabnya
ialah cara guru mengajar yang masih konvensional dengan ceramah, menjelaskan materi di
depan kelas, dan melakukan tanya jawab dengan peserta didik yang bisa atau aktif di dalam
kelas. Hal ini membuat proses pembelajaran didominasi oleh guru dan beberapa peserta didik
saja. Sedangkan bagi peserta didik yang pasif, tidak mempunyai banyak peran dalam proses
pembelajaran. Metode ceramah yang digunakan guru dalam menyampaikan materi bisa
membuat pembelajaran menjadi membosankan. Minimnya kesempatan yang diberikan
kepada peserta didik untuk menyusun pengetahuannya sendiri dalam proses pembelajaran.
Keadaan tersebut membuat peserta didik berpikir bahwa apa yang mereka pelajari di kelas
tidak bermanfaat bagi kehidupannya kelas. Hal ini berefek pada minat belajar anak yang
berkurang pada pelajaran matematika. Selain itu, karena kurangnya peran peserta didik dalam
pembelajaran akan membuat peserta didik pasif, jenuh, dan bosan.
Kunci dalam pembelajaran matematika ialah pemahaman konsep yang baik. Untuk
mendalami sebuah konsep baru, peserta didik terlebih dahulu memahami konsep pada materi
sebelumnya. Hal ini adalah syarat bagi peserta didik supaya bisa menerima dan memahami
konsep baru dengan mudah. Dengan kurangnya pemahaman peserta didik terhadap materi
yang disampaikan menimbulkan hasil belajar tidak maksimal dan tidak mencapai ketuntasan
belajar (Kamarianto, Noviana, Alpusari, 2018)
Melihat permasalahan ini, perlu dilakukan perbaikan agar proses pembelajaran
menjadi lebih baik sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya pelajaran
matematika. Pembelajaran perlu dirancang dan dilaksanakan sesuai dengan karakteristik
peserta didik. Guru harus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga dapat
menumbuhkan minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.
Salah satu cara yang dapat membuat peserta didik aktif dalam proses pembelajaran
adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang bervariasi (Riswati, Alpusari, Marhadi,
2018). Sebagai pendidik, guru perlu memilih model yang tepat untuk menyampaikan sebuah
konsep kepada anak didiknya. Untuk mencapai hasil belajar secara optimal, upaya yang dapat
dilakukan seorang guru adalah menggunakan model yang sesuai dalam menyampaikan materi
kepada peserta didik. Model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik mengaitkan
materi dengan kehidupan nyata. Model pembelajaran tersebut adalah problem based learning
(PBL) atau pembelajaran berbasis masalah.
Menurut (Hanifah, 2020) PBL adalah model pengajaran yang bercirikan adanya
permasalahan nyata sebagai konteks untuk belajar berfikir kritis dan keterampilan
memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan. PBL adalah suatu pendekatan
pembelajaran dengan membuat konfrontasi kepada peserta didik dengan masalah-masalah
praktis, berbentuk ill-structured atau open ended melalui stimulus dalam belajar. Proses
pemecahan masalah diarahkan agar peserta didik sampai pada pengertian bahwa matematika
berguna untuk membantu menyelesaikan permasalahan hidupnya. Pemberian pembelajaran
matematika yang dengan tidak memisahkan belajar matematika dengan pengalaman sehari-
hari, peserta didik akan dapat mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari- hari dan
tidak cepat lupa.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam rangka
meningkatkan hasil belajar matematika kelas III SDN Pilang 1 dan untuk mengetahui model
PBL dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas III SDN Pilang 1. Manfat penelitian
ini adalah untuk membantu peserta didik kelas III SDN Pilang 1 untuk meningkatkan kualitas
belajar sehingga berdampak pada hasil belajarnya.
Kajian Pustaka
1. Model Pembelajaran
Model Pembelajaran merupakan bagian dari struktur pembelajaran yang
didalamnya terdapat pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran (Hayati et
all, 2017). Pendekatan pembelajaran merupakan sudut pandang pada suatu proses
pembelajaran yang masih bersifat umum. Strategi pembelajaran merupakan
seperangkat alat atau media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran yang
telah disesuaikan dengan materi guna mencapai tujuan pembelajaran. Metode
pembelajaran merupakan cara bagaimana seorang pendidik dalam menyampaikan
materi kepada siswa, seperti metode ceramah, ekspositori, tanya jawab. Teknik
pembelajaran yaitu cara khusus yang digunakan dalam proses pembelajaran agar
peserta didik mudah memahami materi.
Model pembelajaran merupakan gambaran dari awal sampai akhir yang akan
diimplementasikan pendidik kepada peserta didik selama proses belajar mengajar
berlangsung. Kegiatan belajar mengajar akan tercipta jika ada interaksi dua arah anata
peserta didik dan juga pendidik baik secara langsung (direct instruction) maupun
tidak langsug (non direct instruction) dengan memanfaatkan TIK. Terjadinya
interaksi dua arah anatara peserta didik dan pendidik menjadi salah satu komponen
yang sangat penting pada saat pembelajaran. Karena dari interaksi tersebut peserta
didik dapat menggali lebih dalam materi yang sedang diajarkan oleh gurunya dan
sebaliknya, guru juga dapat melihat sejauh mana pemahaman yang telah diperoleh
peserta didik dengan kata lain proses stimulus-respon sedang berlangsung.
2. Problem Based Learning
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah pembelajaran
yang menitik beratkan kepada peserta didik sebagai pembelajar serta terhadap
permasalahan yang otentik atau relevan yang akan dipecahkan dengan menggunakan
seluruh pengetahuan yang dimilikinya atau dari sumber-sumber lainnya (Lidnillah,
2013). Penerapan model Problem Based Learning (PBL) dengan media konkret dapat
menjadi upaya dalam meningkatkan hasil belajar matematika. Hal ini karena model
Problem Based Learning (PBL) memunculkan masalah sebagai langkah awal
mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru.
Ciri-ciri pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yaitu menerapkan
pembelajaran yang kontekstual, masalah yang disajikan dapat memotivasi siswa
peserta didik untuk belajar, pembelajaran integritas yaitu pembelajaran termotivasi
dengan masalah yang tidak terbatas, peserta didik terlibat secara aktif dalam
pembelajaran, kolaborasi kerja, peserta didik memiliki berbagai keterampilan,
pengalaman, dan berbagai konsep. Model pembelajaran Problem Based Learning
menjadikan masalah autentik sebagai fokus pembelajaran yang bertujuan agar siswa
mampu menyelesaikan masalah tersebut, sehingga siswa terlatih untuk berpikir kritis
dan berpikir tingkat tinggi (Kurnia, Rifai, Nurhayati, 2015)
3. Hasil Belajar
Menurut Mudjiono & Dimyati (2018) Hasil belajar merupakan hasil dari
interaksi dalam kegiatan belajar mengajar. Hasil yang ditunjukkan berupa dampak
pengajaran dan dampak pengiring. Dampak pengajaran merupakan hasil yang di ukur
yang biasanya tertuang dalam angka rapor, angka dalam ijazah, atau kemampuan
yang dikuasai setelah latihan. Dampak pengiring merupakan terapan pengetahuan dan
kemampuan di bidang lain.
Keberhasilan seorang siswa dalam belajar dan dalam memperoleh hasil belajar
yang baik dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut bisa berupa faktor
yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri (intern) atau berupa faktor luar (ekstern),
baik yang mempengaruhi secara langsung maupun secara tidak langsung.

Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SDN Pilang 1 yang terletak di Desa Pilangg,
Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas
III SDN Pilang 1 dan objek penelitian ini hasil belajar peserta didik kelas III SDN Pilang 1.
Adapun variabel penelitian terdiri atas variabel terikat berupa hasil belajar matematika,
sedangkan variabel bebas berupa model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Tahapan dalam proses penelitian
tindakan kelas terdiri atas perencanaan atau planning, pelaksanaan atau acting, pengamatan
atau observing, refleksi atau reflecting. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data
mencakup obesrvasi, metode tes, dokumentasi. Adapun instrumen penelitian yang digunakan
berupa lembar tes akhir simulasi dan lembar observasi.

Daftar Pustaka
Elihami, Elihami, & Syahid, Abdullah. (2018). Penerapan Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam Dalam Membentuk Karakter Pribadi Yang Islami. Edumaspul: Jurnal
Pendidikan, 2(1), 79– 96.
Rasid, Abdul. (2018). Implikasi Landasan-Landasan Pendidikan. AL-FIKRAH: Jurnal Studi
Ilmu Pendidikan Dan Keislaman, 1(1), 1–15.
Kirom, Askhabul. (2017). Peran guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran berbasis
multikultural. Jurnal Al-Murabbi, 3(1), 69–80.
Syaparuddin, Syaparuddin, Meldianus, Meldianus, & Elihami, Elihami. (2020). Strategi
pembelajaran aktif dalam meningkatkan motivasi belajar pkn peserta didik.
Mahaguru: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1(1), 30–41.
Kamarianto, K., Noviana, E., & Alpusari, M. 2018. Penerapan Model Pembelajaran Problem
Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV Sd Negri 001
Kecamatan Sinaboi. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, 5(1), 1-12.
Riswati, R., Alpusari, M., & Marhadi, H. 2018. Penerapan Model Pembelajaran Problem
Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 019
Sekeladi Tanah Putih. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, 5(1), 1-12.
Hanifah, Nisrina. (2020). Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa di Sekolah Dasar. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Hayati, S. N., Hikmawati, H., & Wahyudi, W. (2017). Pengaruh model pembelajaran inkuiri
dengan menggunakan media simulasi terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X MIA
SMAN 1 Lingsar Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017. Jurnal Pendidikan
Fisika dan Teknologi, 3(1), 48-54.
Lidnillah. (2013). Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Jurnal
Pendidikan Inovatif 5.1: 17.
Kurnia, U., Rifai, H., & Nurhayati, N. (2015). Efektivitas Penggunaan Gambar pada Brosur
dalam Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Fisika Kelas Xi Sman 5 Padang. Pillar Of Physics Education, 6(2).
Mudjiono, Dimyati. (2018). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai