Anda di halaman 1dari 12

Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Matematika Materi Pecahan

Berpembilang Sama dengan Menggunakan Model Problem Based Learning


Berbantuan Media Kongkret
1
ridha hayati, 2untung nopriansyah, 3khalis amrullah
Universitas Terbuka, Indonesia
ridhahayati188@gmail.com
Abstrak
Rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran matematika tentang membandingkan pecahan
berpembilang sama mendorong dilakukannya penelitian ini. Disampaikan masalah nya apa
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik tentang membandingkan
pecahan berpembilang. Dalam upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik maka diperlukan
media dan metode pembelajaran yang sesuai. Media pembelajaran yang digunakan pendidik
adalah media konkret dengan model pembelajaran Problem Based Learning. Prosedur penelitian
yang digunakan mengikuti prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam
2 Siklus yaiti Siklus I dan Siklus II dan diawali dengan kegiatan Pra siklus. Pada tiap tahap
dilakukan perbaikan RPP dan media sehingga dapat diketahui persentase keberhasilan
penggunaan media konkret dengan model pembelajaran Problem Based Learning. Hasil
penelitian menggunakan media konkret dengan model pembelajaran Problem Based Learning
menunjukkan adanya (peningkatan atau penurunan). Peserta didik dikatakan berhasil jika
Kriteria Ketuntasan Minimum Mematika 70. Sebelum dilaksanakan perbaikan pembelajaran
peserta didik kelas III, 14 dari 19 belum tuntas dengan nilai rata-rata kelasnya adalah adalah
26,3. Pada siklus I diketahui bahwa nilai rata-rata peserta didik 79. Pada Siklus II, nilai rata-rata
………(masih dalam proses)
Kata Kunci: Hasil Belajar, Matematika, Media Kongkret, Pecahan, PBL,
PENDAHULUAN
Hasil belajar peserta didik tidak terlepas dari peran pendidik. Semua media, metode, dan model
pembelajaran berpengaruh pada pelajaran dan hasil belajar peserta didik, baik kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Pendidik memiliki kewajiban mendorong, membimbing dan memberi
kesempatan belajar bagi peserta didik. Dengan demikian, peran pendidik dalam pembelajaranpun
semakin luas. (Nurul Audi, 2019). Matematika berisi ilmu logika yang membahas tentang bentuk
struktur, dan konsep yang sangat berkaitan dan terbagi dalam tiga cabang yaitu aljabar, kalkulus,
dan geometri. (James dan James dalam Aulia, 2021: 1).
Proses pembelajaran harus berlangsung aktif, efektif, dan menyenangkan. Model pembelajaran
memberikan kerangka dan pedoman bagi pendidik untuk mengajar. (Aslach, Zuyyinatul: 2020).
Masalah tidak rutin membuat seseorang untuk berpikir kritis karena tidak ada cara yang jelas
yang langsung dapat digunakan dan menjamin diperolehnya suatu selesaian. Bisa jadi dalam
proses penyelesaian peserta didik melakukan percobaan. Soal nyata membuat situasi kehidupan
yang sulit yang harus diselesaikan. (Haryanto, 2022: 17)
Berdasarkan landasan psikologis, media pembelajaran kongkret sangat memudahkan peserta
didik ketika belajar. Hal itu disebabkan media dapat membuat hal-hal yang bersifat abstrak
menjadi lebih nyata. (Nurfadhillah, Septy, 2021: 9). Landasan psikologis menyatakan bahwa
anak akan lebih mudah mempelajari hal-hal yang bersifat nyata. Artinya anak bisa melihat,
memegang, bahkan merasakan media nyata tersebut. (Nurfadhillah, Septy, 2021: 20)
Penggunaan media pembelajaran mempunyai kontribusi penting untuk keberhasilan proses
pembelajaran. Metode pembelajaran yang hanya menggunakan penyampaian materi satu arah
seperti ceramah dapat membuat peserta didik cepat bosan dan kurang bersemangat saat belajar.
(Syarifuddin & Eka Dewi Lestari, 2022: 9-10)

Salah satu model yang banyak diaplikasikan untuk menunjang pendekatan student centered dan
mengaktifkan peserta didik adalah model Problem Based Learning (PBL). PBL mempunyai ciri-
ciri seperti pembelajaran dimulai dari suatu masalah, masalah adalah dari kehidupan nyata,
proses penyelesaian masalah dilakukan secara berkelompok, aktif mencari materi yang terkait
dengan masalah, dan mempresentasikan solusi dari masalah. (Taufiq Amir, M, 2016: 12).
Pedoman bagi pendidik dalam mengaplikasikan model PBL dalam proses pembelajaran secara
sistematis dan memuat langkah-langkah dari awal sampai akhir pembelajaran dapat dilihat dari
sintaks PBL itu sendiri. (Mendrofa, Operianus, 2021: 28).

Sintaks Pembelajaran PBL yaitu Orientasi peserta didik pada masalah, Mengorganisasikan
peserta didik untuk belajar, Membimbing penyelidikan individu atau kelompok,
Mengembangkan dan menyajikan karya, Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah (Suyanto, Slamet, 2023: 13-15)

Kelebihan dari model pembelajaran Problem Based Learning sebagai suatu model pembelajaran
memiliki kelebihan diantaranya (Rasto & Pradana, 2021: 19-21)
1. Pemecahan masalah (problem solving) merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih
memahami isi pelajaran .
2. Pemecahan masalah (problem solving) dapat menantang kemampuan peserta didik serta
memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik.
3. Pemecahan masalah (problem solving) dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta
didik.
4. Pemecahan masalah (problem solving) data dapat membantu peserta didik bagaimana
mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
5. Pemecahan masalah (problem solving) data dapat membantu peserta didik untuk
mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang
mereka lakukan. Di samping itu, pemecahan masalah itu juga dapat mendorong untuk
melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.
6. Pemecahan masalah (problem solving) dapat memperlihatkan kepada peserta didik bahwa
setiap mata pelajaran (matematika, IPA, Sejarah dan lain sebagainya) pada dasarnya
merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh peserta didik, bukan
hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja.
7. Pemecahan masalah (problem solving) dianggap lebih menyenangkan dan disukai peserta
didik.
8. Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan peserta didik untuk berpikir
kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan
baru.
9. Pemecahan masalah (problem solving) dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
Dalam (Syarifah, 2022, 48-49), kekurangan dari model pembelajaran Problem Based
Learning adalah:
1. Masalah tidak akan terselesaikan apabila peserta didik tidak percaya diri atau kurang
motivasi dari luar.
2. Terkadang sebagian peserta didik belum bisa menemukan solusi dari masalah yang
diberikan apabila mereka belum pernah mempelajarinya sehingga pikiran mereka menjadi
terhambat.

Dalam (Masrinah, 2019), kekurangan dari model pembelajaran Problem Based Learning adalah:

1. Membutuhkan banyak waktu dan dana. Metode ini tidak dapat diterapkan untuk semua
mata pelajaran.
2. Tingkat keragaman peserta didik mengakibatkan kesulitan dalam pembagian tugas.
3. Membutuhkan guru yang mampu mendorong kerja peserta didik dalam kelompok secara
efektif.
Media kongkret menawarkan kesempatan kepada peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran. Penggunaan media kongkret dalam pembelajaran merupakan alat bantu
yang baik dan pendukung agar materi yang disampaikan lebih jelas dan lebih mudah dipahami
peserta didik. (Wahyuningsih. 2021) Media kongkret memiliki karakteristik dapat digunakan
untuk mengefisienkan waktu dalam penyampaian materi. Media pembelajaran dalam dunia
pendidikan tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangan. Begitu pula dengan media kongkret.
Kelebihan dari media kongkret antara lain meningkatkan rasa percaya diri, memudahkan peserta
didik untuk memahami materi, menambah minat pada diskusi, antusias pada proses
pembelajaran, dan memberikan kesempatan untuk berkolaborasi dalam penggunaan media
pembelajaran. Sedangkan kekurangan dari media manipulatif antara lain tidak tersedia untuk
semua kebutuhan orang dan dapat membuat ketergantungan pada penggunanya. (Dewi Anjani,
Norma, 2021)
Alasan dilakukannya penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil tes harian yang diberikan oleh
pendidik kepada peserta didik masih rendah. Dari 19 peserta didik, hanya 5 orang yang mencapai
KKM pada materi perbandingan pecahan berpembilang sama. Dari hasil pengamatan dan
refleksi, ditemukan permasalahan pada pembelajaran Matematika yaitu pendidik hanya
menggunakan metode ceramah atau menjelaskan, memiliki kesulitan dalam mengaplikasikan
model pembelajaran yang harus diterapkan dalam materi ajar, dan jarang menggunakan media
saat menyampaikan materi. Kondisi tersebut sangat dirasakan khususnya pada materi
perbandingan pecahan berpenyebut sama. Hal tersebut mengakibatkan proses pembelajaran yang
berlangsung menjadi pasif, kurang efektif, dan tidak menyenangkan sehingga akan berdampak
negatif pada hasil belajar peserta didik .

Kombinasi antara model pembelajaran Problem Based Learning dengan media kongkret ini akan
membuat pembelajaran Matematika menjadi lebih menarik dan menyenangkan, sehingga peserta
didik lebih bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Pernyataan tersebut didukung
oleh pendapat (Anjani, Norma Dewi, 2021) bahwa perpaduan antara model pembelajaran
Problem Based Learning dengan media manipulatif akan membuat pembelajaran Matematika
menjadi lebih menarik, sehingga peserta didik antusias di dalam mengikuti proses pembelajaran.

Penelitian ini didukung dengan beberapa penelitian terdahulu yang relevan yaitu: (1) penelitian
yang dilakukan oleh (Tri Wahyuningsih, Nofi, 2021) disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan media manipulatif dapat meningkatkan
hasil belajar pada materi pecahan kelas V SD. (2) penelitian yang dilakukan oleh (Anjani, Norma
Dewi, 2021) dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika materi konsep dasar pecahan
dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dan menggunakan media
konkret pada peserta didik kelas II SD Negeri Tambakreja 06 dapat meningkatkan hasil belajar.
Tolong jelaskan penelitian persamaan dan perbedaan penelitian saya dan penelitian
terdahulu
Kalau bisa 3 yg releva.
Berdasalkan hasil kajian terdahulu di atas penulis menimpulkan penetian penulis terdapat
persamaan pada metode penelitian dan perbedaan nya adalah….
METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk penelitian PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Tujuan penelitian ini
meningkatkan kualitas pelaksanaan pendidikan yang didapat melalui tindakan praktis yang
dilakukan oleh sekelompok masyarakat dan refleksi terhadap hasil tindakan tersebut. Model
Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan ini terdiri dari dua siklus sesuai dengan model PTK
yang dikembangkan oleh Kemmis dan M. Taggart yang terdiri dari empat komponen utama,
sekaligus menunjukkan tahapan dalam penelitian, yaitu perencanaan, Tindakan, Pengamatan,
dan Refleksi. (Maisun Nur Rifdah, Khonsaullabibah, 2023)

Gambar Siklus PTK


Rancangan penelitian tindakan kelas pada peserta didik dibagi ke dalam beberapa tahapan, yaitu
sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan
a) Merancang pembelajaran matematika mengenai materi membandingkan pecahan
berpenyebut sama.
b) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mencakup materi materi
membandingkan pecahan berpenyebut sama.
c) Menyiapkan perangkat pembelajaran dan alat yang tepat
d) Menyiapkan alat penilaian pengamatan
2. Tahap Pelaksanaan
Melaksanakan kegiatan pembelajaran selama 4 kali pertemuan dengan durasi 2 x 35 menit
setiap pertemuan, sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam RPP.
3. Tahap Observasi
Mengamati proses pembelajaran yang mengarahkan perhatian pada poin-poin tertentu
dalam panduan yang telah disiapkan.
4. Tahap Analisis dan Refleksi Hasil
Melakukan analisis terhadap proses dan hasil pembelajaran mengenai materi
membandingkan pecahan berpenyebut sama, dengan mengevaluasi hasil observasi serta
hasi pekerjaan peserta didik.
HASIL DAN PEMBAHASAN (SIKLUS 1)
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada siklus 1, peneliti menyajikan hasil
penelitian dalam bentuk tabel dan diagram. Berikut disajikan hasil belajar peserta didik dari
prasiklus dan siklus 1.
Tabel 1. Hasil Belajar Peserta Didik
Kriteria Prasiklus Siklus 1
Nilai Rata-rata 26,3 79
Nilai Tertinggi 100 100
Nilai Terendah 67 67
Peserta Didik Tuntas 5 15
Peserta Didik Tidak Tuntas 15 4
Berdasarkan Tabel 1, dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai rata-rata dari prasiklus sampai siklus
1 meningkat, nilai tertinggi meningkat. Untuk nilai terendah, jika dilihat dari segi nilai belum ada
peningkatan. Akan hasil atau nilai itu dengan orang yang berbeda. Jumlah peserta didik yang
tuntas juga meningkat sampai siklus 1. Sebaliknya jumlah peserta didik yang tidak tuntas
menurun dari prasiklus sampai siklus 1. Terbukti dengan menerapkan model pembelajaran
Problem Based Learning berbantuan media kongkret dapat meningkatkan hasil belajar dan
ketuntasan peserta didik pada matematika materi perbandingan pecahan berpembilang sama.
Untuk lebih jelasnya, berikut diagram Gambar 1 perbandingan hasil belajar peserta didik.
16

14

12

10

8 prasiklus
siklus 1
6

0
Tuntas Tidak tuntas

Gambar 1. Perbandingan Hasil Belajar Peserta Didik

Salah satu model yang banyak diaplikasikan untuk menunjang pendekatan student centered dan
mengaktifkan peserta didik adalah model Problem Based Learning (PBL). PBL mempunyai ciri-
ciri seperti pembelajaran dimulai dari suatu masalah, masalah adalah dari kehidupan nyata,
proses penyelesaian masalah dilakukan secara berkelompok, aktif mencari materi yang terkait
dengan masalah, dan mempresentasikan solusi dari masalah. (Taufiq Amir, M, 2016: 12).
Pedoman bagi pendidik dalam mengaplikasikan model PBL dalam proses pembelajaran secara
sistematis dan memuat langkah-langkah dari awal sampai akhir pembelajaran dapat dilihat dari
sintaks PBL itu sendiri. (Mendrofa, Operianus, 2021: 28).

Sintaks Pembelajaran PBL yaitu Orientasi peserta didik pada masalah, Mengorganisasikan
peserta didik untuk belajar, Membimbing penyelidikan individu atau kelompok,
Mengembangkan dan menyajikan karya, Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah (Suyanto, Slamet, 2023: 13-15)

Kelebihan dari model pembelajaran Problem Based Learning sebagai suatu model pembelajaran
memiliki kelebihan diantaranya (Rasto & Pradana, 2021: 19-21)
1. Pemecahan masalah (problem solving) merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih
memahami isi pelajaran .
2. Pemecahan masalah (problem solving) dapat menantang kemampuan peserta didik serta
memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik.
3. Pemecahan masalah (problem solving) dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta
didik.
4. Pemecahan masalah (problem solving) data dapat membantu peserta didik bagaimana
mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
5. Pemecahan masalah (problem solving) data dapat membantu peserta didik untuk
mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang
mereka lakukan. Di samping itu, pemecahan masalah itu juga dapat mendorong untuk
melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.
6. Pemecahan masalah (problem solving) dapat memperlihatkan kepada peserta didik bahwa
setiap mata pelajaran (matematika, IPA, Sejarah dan lain sebagainya) pada dasarnya
merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh peserta didik, bukan
hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja.
7. Pemecahan masalah (problem solving) dianggap lebih menyenangkan dan disukai peserta
didik.
8. Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan peserta didik untuk berpikir
kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan
baru.
9. Pemecahan masalah (problem solving) dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.

Kombinasi antara model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media kongkret ini
akan membuat pembelajaran Matematika menjadi lebih menarik dan menyenangkan, sehingga
peserta didik lebih bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Pernyataan tersebut
didukung oleh pendapat (Anjani, Norma Dewi, 2021) bahwa perpaduan antara model
pembelajaran Problem Based Learning dengan media manipulatif akan membuat pembelajaran
Matematika menjadi lebih menarik, sehingga peserta didik antusias di dalam mengikuti proses
pembelajaran.

Penelitian ini didukung dengan beberapa penelitian terdahulu yang relevan yaitu: (1) penelitian
yang dilakukan oleh (Tri Wahyuningsih, Nofi, 2021) disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan media manipulatif dapat meningkatkan
hasil belajar pada materi pecahan kelas V SD. (2) penelitian yang dilakukan oleh (Anjani, Norma
Dewi, 2021) dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika materi konsep dasar pecahan
dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dan menggunakan media
konkret pada peserta didik kelas II SD Negeri Tambakreja 06 dapat meningkatkan hasil belajar.

KESIMPULAN DAN SARAN (SIKLUS 1) jangan terlalu pendek


Lebih dikembangkan lagi kesimpulan dan saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media kongkret dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik pada matematika materi perbandingan pecahan berpembilang sama.

PARAPHRASE Baca dulu ..pahami maksudnya, lalu dikembangkan dengan bahasa sendiri
DAFTAR PUSTAKA jumlah kutipan harus sama dengan daftar pustaka
Ar-Rakhman Awwaluddin, Aulia, dkk. 2021. Teori dan Aplikasi Pembelajaran
Matematika SD/MI. Yayasan Penerbit Muhammad Zaini. Aceh. 1
Haryanto. 2020. Evaluasi Pembelajaran (Konsep dan Manajemen). UNY Press.
Yogyakarta. 17
Syarifuddin & Eka Dewi Lestari . 2022. Media Pembelajaran (Dari Masa Konvensional
Hingga Masa Digital). Bening Media Publishing. Palembang. 9-10.
Amir, M. Taufiq. 2016. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Kencana.
Jakarta. 2016. 12
Mendrofa, Operianus. 2021. Model Pelatihan Berorientasi Problem Based Learning
Sekolah Menengah Kejuruan. Azka Pustaka. 28
Suyanto, Slamet. 2023. Inovasi dan Difusi-Inovasi Pendidikan-Pendidikan Biologi. PT
Nas Media Indonesia. Yogyakarta. 13-15
Rasto, Rego Pradana. 2021. Problem Based Learning VS Sains Teknologi dalam
Meningkatkan Intelektual Siswa. Adab. Jawa Barat. 19-21
Nurfadhillah, Septy. 2021. Media Pembelajaran. Cv. Jejak. Jawa Barat. 9 & 20
Audie, Nurul. 2019. Peran Media Pembelajaran Meningkatkan Hasil Belajar Peserta
Didik. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP UNTIRTA
Aslach, Zuyyinatul. 2020. Pengaruh Kreativitas Siswa Dalam Model Pembelajaran
Problem Based Learning Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Iv Sdn Kalisari 01. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Dasar.
Dewi Anjani, Norma. 2021. Peningkatan Hasil Belajar Materi Pecahan dengan
Menerapkan Model Problem Based Learning dengan Media Manipulatif. Journal of Education
Action Research
Tri Wahyuningsih, Nofi. 2021. Penggunaan Media Konkret Dalam Model Pembelajaran
Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Pinisi Journal PGSD
Maisun Nur Rifdah, Khonsaullabibah. 2023. Peningkatan Hasil Belajar Matematika
Kelas V MI Materi Operasi Bilangan Pecahan Model PBL. SIPPG: Jurnal Pendidikan Profesi
Guru
Noni Masrinah, Enok. 2019. Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis. Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2019 “Literasi
Pendidikan Karakter Berwawasan Kearifan Lokal pada Era.
Syarifah. 2022. Model Problem Based Learning & Pembentukan Kelompok Sosial.
Mikro Media Teknologi. Bekasi. Hal 48-49

Anda mungkin juga menyukai