Anda di halaman 1dari 7

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi,

Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)


Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

Lokasi SMAN 1 Klapanunggal


Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Atas
Tujuan yang ingin dicapai Penerapan Problem Based Learning (PBL) dengan
Pendekatan Matematika Realistik untuk Meningkatkan
Keaktifan Belajar Matematika
Penulis Novia Eka Putri Aseha, S.Pd
Tanggal 30 Oktober – 1 September 2022
Situasi: Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib
Kondisi yang menjadi latar dipelajari di setiap jenjang pendidikan di Indonesia. Hal ini
belakang masalah, mengapa dikarenakan matematika adalah ilmu yang banyak
praktik ini penting untuk dimanfaatkan sebagai sumber bagi ilmu lain (Kuntie
dibagikan, apa yang menjadi Sulistyowaty et al., 2020). Namun kenyataannya di sebagian
peran dan tanggung jawab anda besar sekolah terutama di sekolah menengah atas (SMA)
dalam praktik ini. matematika menjadi salah satu pelajaran yang sulit dan
membosankan bagi peserta didik. Peserta didik beranggapan
bahwa matematika adalah pelajaran yang berkaitan dengan
angka, rumus, angkat, hitung menghitung dan tidak ada
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Padahal Menurut
Burhanah et al., (2017) matematika tanpa disadari berkaitan
langsung dengan kegiatan sehari-hari seseorang dan sering
dipergunakan dalam menyelesaikan masalah.

Anggapan peserta didik mengenai matematika tidak ada


kaitannya dengan kehidupan sehari-hari mungkin karena
sebagai pendidik juga jarang mengaitkan materi matematika
dengan kehidupan sehari-hari. Akhirnya anggapan peserta
didik tersebut yang membuat mereka kurang antusias dan
kurang aktif mempelajari matematika. Pendidik lebih sering
menggunakan model pembelajaran yang konvensional yang
semakin lama akan dirasakan monoton dan membosankan.
Hal ini ditandai dengan peserta didik yang asik mengobrol
dengan temannya selama proses pembelajaran, kurang aktif
dalam kegiatan diskusi dan juga enggan bertanya kepada
teman atau pendidik. Karena beberapa faktor ini, pendidik
perlu merancang pembelajaran yang inovatif dan kreatif
sehingga peserta didik terlibat aktif dalam proses
pembelajaran.

Praktik pembelajaran ini penting untuk dibagikan, karena


sebagian besar pendidik menghadapi masalah yang sama
dengan masalah yang penulis hadapi, praktik pembelajaran
ini dapat memotivasi penulis dan pendidik lain untuk
mendesain pembelajaran yang inovatif dan kreatif, sejalan
dengan pendapat Burhanah et al., (2017) bahwa penerapan
pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan inovatif
sangat diperlukan dalam pembelajaran matematika.
Penelitian ini juga dapat menjadi referensi untuk pendidik
lain dalam menyelesaikan masalah keaktifan belajar
matematika.

Adapun peran dan tanggungjawab penulis dalam praktik


pembelajaran ini sebagai pendidik yang mendesain
pembelajaran inovatif dengan menggunakan model
pembelajaran, pendekatan, media dan alat peraga yang
sesuai untuk memecahkan masalah keaktifan belajar
matematika.
Tantangan : Tantangan yang dihadapi pendidik untuk meningkatkan
Apa saja yang menjadi keaktifan belajar matematika adalah peserta didik yang
tantangan untuk mencapai menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran yang
tujuan tersebut? Siapa saja yang sulit dan membosankan. Pendidik merasa tertantang untuk
terlibat, menerapkan model pembelajaran, pendekatan pembelajaran
dan juga alat peraga yang melibatkan peserta didik
mengkontruks dan menyelesaikan permaslahan kehidupan
sehari-hari sehingga keaktifan belajar matematika peserta
didik meningkat.
Aksi : Untuk menyelesaikan masalah tersebut, dibutuhkan langkah-
Langkah-langkah apa yang langkah yang harus dilakukan oleh guru, diantaranya:
dilakukan untuk menghadapi
tantangan tersebut/ strategi apa 1. Penentuan Penyebab Masalah
yang digunakan/ bagaimana Pada tahap awal, pendidik mengidentifikasi masalah-
prosesnya, siapa saja yang masalah yang ditemukan di sekolah, kemudian
terlibat / Apa saja sumber daya mencari kajian literatur dan wawancara dengan pakar
atau materi yang diperlukan dan teman sejawat mengenai penyebab-penyebab
untuk melaksanakan strategi ini dari masalah yang ditemukan dan pendidik mencari
akar dari itu. Dari tahap ini, identifikasi masalah yang
ditemukan adalah rendahnya keaktifan belajar
matematika dan yang menjadi akar dari masalah ini
adalah pendidik jarang menggunakan alat peraga
pada proses pembelajaran.

2. Penentuan Solusi
Pada tahap ini, pendidik melakukan kajian literatur
dan wawancara kembali untuk menentukan solusi
apa yang tepat untuk menyelesaikan masalah
rendahnya kekatifan belajar matematika. Setelah
melakukan eksplorasi penentuan solusi didapatkan
solusi yang diharapkan dapat meningkatkan
keaktifan belajar matematika yaitu penerapan model
Problem Based Learning (PBL) dengan Pendekatan
Matematika Realistik. Adapun sintak-sintak dari
model Problem Based Learning (PBL) menurut
Widyanti, Sefti (2015) yaitu:
a. Orientasi pada masalah
b. Mengorganisasi peserta didik untuk belajar
c. Membimbing penyelidikan individu maupun
kelompok
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah

Langkah Pendekatan Matematika Realistik menurut


Burhanah et al., (2017) yaitu:
a. Memahami masalah kontekstual
b. Menjelaskan masalah kontektual dan
memikirkan solusinya
c. Bekerja sama mendiskusikan dengan
negosiasi atau membandingkan penyelesaian
masalah yang telah dikerjakan sebelumnya
d. Menarik kesimpulan atau rumusan
konsep/prinsip dari topik yang dipelajari

Selanjutnya, menurut Suwondo, (2021) alat peraga


berfungsi sebagai segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim
kepada penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta
perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses
pembelajaran terjadi. Pada praktik pembelajaran ini
pendidik menggunakan alat peraga uang kertas
mainan.

3. Pembuatan Rencana Aksi dan Rencana Evaluasi


Pada tahap ini, dilakukan beberapa kegiatan.
Pertama, pendidik melakukan asesmen diagnostik
kesiapan belajar di kelas XI IPS 3 dengan
memberikan beberapa pertanyaan tertulis mengenai
materi prasyarat kepada peserta didik untuk dasar
pengelompokan peserta didik. Kemudian pendidik
merancang perangkat pembelajaran yaitu modul ajar
dan lembar kerja peserta didik (LKPD) yang sesuai
dengan langkah-langkah model Problem Based
Learning (PBL) dan pendekatan matematika realistik
dengan materi pertemuan pertama pola bilangan dan
materi pada pertemuan kedua adalah barisan
aritmatika. LKPD yang dibuat sama antara kelompok
satu dengan yang lainnya. Namun, bimbingan yang
diberikan berbeda, untuk kelompok tinggi setelah
peserta didiknya selesai mengerjakan LKPD maka
diberikan soal HOTS, untuk kelompok sedang
diberikan bimbingan umum dan untuk kelompok
yang rendah diberikan bimbingan khusus. Pada saat
kegiatan diskusi, guru mengobservasi keaktifan
belajar peserta didik berdasarkan indikator keaktifan
belajar menurut Ramli (2021) yaitu:
a. Antusias peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran
b. Interaksi peserta didik dengan guru
c. Memperhatikan penjelasan materi guru
d. Partisipasi peserta didik dalam
menyimpulkan hasil pembelajaran.
Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan rencana aksi.
Praktik pembelajaran pertemuan satu pada hari Senin
tanggal 31 Oktober 2022 dan pertemuan dua dilaksanakan
pada hari selasa, 1 September 2022 dengan materi pola
bilangan dan barisan aritmatika. Pelaksanaan rencana aksi
ini dimulai dengan berdo’a, memeriksa kehadiran peserta
didik, menyampaikan tujuan pembelajaran,
menyampaikan pertanyaan pemantik, kemudian
dilanjutkan dengan kegiatan diskusi dengan sintak PBL
dan pendekatan matematika realistik, yaitu:

a. Orientasi pada Masalah (Memahami Masalah


Kontekstual)
Pada tahap ini, pendidik memberikan masalah
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi
pola bilangan dan barisan aritmatika, kemudian
peserta didik diberikan LKPD dan alat peraga uang
kertas mainan untuk didiskusikan dengan anggota
kelompoknya.

b. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar


(Menjelaskan masalah kontekstual dan memikirkan
solusinya)
Pada tahap ini, peserta didik diminta untuk
berdiskusi dalam menjelaskan masalah dan
memikirkan solusi dari masalah yang ada di dalam
LKPD dengan menggunakan alat peraga uang kertas
mainan.

c. Membimbing penyelidikan individu maupun


kelompok (Bekerja sama mendiskusikan dengan
negosiasi)
Pada tahap ini, pendidik memantau dan
membimbing keterlibatan peserta didik dalam
melaksanakan kegiatan diskusi.

d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya


Pada tahap ini, peserta didik menyiapkan hasil
diskusi kelompoknya kemudian mempresentasikan
hasil diskusinya secara bergiliran. Kelompok yang
lainnya memberikan tanggapan.

e. Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan


Masalah (Menarik Kesimpulan)
Pada tahap ini, peserta didik di dorong untuk
menyimpulkan hasil dari presentasinya.
Refleksi Hasil dan dampak Dampak dan hasil pembelajaran pada penerapan model
Bagaimana dampak dari aksi Problem Based Learning (PBL) dengan pendekatan
dari Langkah-langkah yang matematika realistik yaitu selama proses pembelajaran
dilakukan? Apakah hasilnya peserta didik terlibat aktif dalam mengkontruks rumus pola
efektif? Atau tidak efektif? bilangan dan barisan aritmatika dengan menggunakan alat
Mengapa? Bagaimana respon peraga uang kertas mainan. Proses pembelajaran menjadi
orang lain terkait dengan strategi lebih menyenangkan sehingga peserta didik lebih antusias
yang dilakukan, Apa yang dalam proses pembelajaran. Peningkatan keaktifan belajar
menjadi faktor keberhasilan atau didukung dengan hasil lembar observasi yang dilakukan oleh
ketidakberhasilan dari strategi pendidik selama proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
yang dilakukan? Apa
pembelajaran dari keseluruhan Interval Presentase Pertemuan 1 Pertemuan 2
proses tersebut Tingkat Keaktifan
80 ≤ 𝑃 ≤ 100 44% 67%
(Sangat Tinggi)
60 ≤ 𝑃 < 80 39% 31%
(Tinggi)
40 ≤ 𝑃 < 60 8% 3%
(Sedang)
20 ≤ 𝑃 < 40 - -
(Rendah)
0 ≤ 𝑃 < 20 - -
(Sangat Rendah)

Berdasarkan hasil tabel di atas menunjukan bahwa terjadi


peningkatan terhadap keaktifan belajar matematika pada
pertemuan satu dan pertemuan dua. Hasil penellitian ini
relevan dengan hasil penelitian Widbahwa pembelajaran
matematika menggunakan model pembelajaran Problem
Based Instruction (PBL) dapat meningkatkan
keaktifan belajar dan juga relevan dengan penelitian
(PENGGUNAAN ALAT PERAGA KONKRIT UNTUK
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA TENTANG KONSEP BANGUN RUANG DI
KELAS VI SD NEGERI 81 / II MUARA BUNGO, n.d.-b)
bahwa Penggunaan alat peraga konkrit
dapat meningkatkan keaktifan siswa. Peningkatan keaktifan
belajar diperngaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
1. Kemampuan pendidik dalam menentukan solusi
yang tepat
2. Persiapan yang matang dalam mempersiapkan segala
perangkat yang digunakan dalam proses
pembelajaran
3. Pelaksanaan seluruh sintak PBL dengan pendekatan
matematika realistik dan alat peraga

Respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran ini


sangat senang, hal tersebut dapat dilihat pada saat kegiatan
refleksi peserta didik mengatakan bahwa pembelajaran
sangat menyenangkan.

Berdasarkan proses dan aktifitas pembelajaran yang telah


dilaksanakan, pembelajaran yang dapat diambil adalah
pendidik harus lebih kreatif dan inovatif memilih model
pembelajaran, pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran dan alat peraga yang digunakan agar proses
pembelajaran dapat menciptakan suasana yang
menyenangkan sehingga dapat mengaktifkan peserta didik
dalam pembelajaran matematika.
DAFTAR PUSTAKA

Burhanah, O. :, Sd N, F., Pendidikan, T. U., Kabupaten, T., & Abstrak, G. (2017a).
PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DALAM
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS
III SEKOLAH DASAR NEGERI 4 TANGGUNG. In Jurnal Ilmiah "Pendidikan Dasar
(Issue 2).

Kuntie Sulistyowaty, R., Negeri, S., Selatan, L., Raya anjungPayangLahat Selatan, J. T., & Jl
Let Amir Hamzah, L. I. (2020). PENGGUNAAN GOOGLE CLASSROOM DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA JARAK JAUH UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN BELAJAR SISWA. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, 2(2), 14–24.

PENGGUNAAN ALAT PERAGA KONKRIT UNTUK PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN


HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG KONSEP BANGUN RUANG DI KELAS
VI SD NEGERI 81 / II MUARA BUNGO. (n.d.-b). http://ejournal.stkip-
mmb.ac.id/index.php/pgsd/login

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN


MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING SISWA
KELAS VIID SMP NEGERI 3 GAMPING SLEMAN. (n.d.-b).

Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Model
Problem Based Learning RAMLI SMKN 1 Rokan IV Koto, Riau. (n.d.).

Anda mungkin juga menyukai