Nurhabibah1, Alexon2
nhu.nhubgt@yahoo.co.id,alexonibrahim@yahoo.com
PPG FKIP UNIVERSITAS BENGKULU
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki efektivitas pelaksanaan modelcooperative tipe Make a
Match untuk meningkatkan aktivitas pembelajaran matematikasiswa. Desain yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas
IVA SD Negeri 81 Kota Bengkulu tahun pelajaran 2017/ 2018. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah pengamatan langsung yang dilakukan selama proses belajar matematika
dengan menggunakan model Make a Match. Teknik analisis data diperoleh dari pengamatan
aktivitas guru danobservasi aktivitas siswa, data yang diperoleh dari observasi digambarkan.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran tipe Make a Match dapat
meningkatkan aktivitas dalam pembelajaran matematika. Hal ini bisa dilihat dari lembar kegiatan
guru dan siswa.
Abstract
The objective of study was to investigate the effectiveness of theimplementation of Make Match
type cooperative learning models to increase the activity of students’ mathematics lessons. The
design used was a classroom action research. The subjects were the students of grade IVA SD
Negeri 81 Kota Bengkulu in the 2017/2018. Data collection techniques use was direct
observation which wased during the process of learning mathematics by using Make a Match
learning models. Data analysis techniques were obtained from observations of teacher activities
and observations of student activities, the data obtainedfrom observation sheets were described.
The results of the study concluded that the application of make-match cooperative learning
model could increase student activity in mathematics learning. This can be seen from the teacher
and student activity sheets.
Keywords: Mathematics, Activity, Cooperative, Make a Match.
TRIADIK 44
Penerapan Model Cooperatif Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Aktivitas
Pembelajaran Matematika
didalamnya terdapat suatu kesatuan kegiatan yang di ajarkan pada jenjang sekolah dasar.
yang melekat antara siswa dan guru dalam Berkaitan dengan hal tersebut, Daryanto dan
melaksanakan tugasnya masing-masing. Rahardjo (2012:240) menyatakan
Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa bahwa,“Mata pelajaran matematika perlu
merupakan dua komponen yang tidak bisa diberikan kepada semua peserta didik mulai
dipisahkan. Antara dua komponen tersebut dari sekolah dasar untuk membekali mereka
harus terjalin interaksi yang saling dengan kemampuan berfikir logis, analitis,
menunjang agar hasil belajar siswa dapat sistematis, kritis dan kreatif serta
tercapai secara optimal. Menurut pendapat kemampuan bekerja sama”. Belajar
Bafadal (2005:11), pembelajaran dapat matematika merupakan suatu syarat cukup
diartikan sebagai “segala usaha atau proses untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
belajar mengajar dalam rangka terciptanya selanjutnya. Karena dengan belajar
proses belajar mengajar yang efektif dan matematika, kita akan bernalar secara kritis,
efisien”. kreatif, dan aktif (Susanto, 2013: 183).
Selain menurut pendapat ahli di atas, ada Meskipun memiliki peranan yang
banyak faktor yang menunjang terciptanya penting dalam dunia pendidikan, pelajaran
hasil belajar yang optimal yaitu matematika masih saja dirasa sulit dan
perkembanganilmupengetahuandanteknologi. menjadi momok yang menakutkan bagi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan siswa bahkan matematika cenderung dijauhi
teknologi memungkinkn semua orang untuk atau dihindari, meskipun jumlah jam mata
mendapatkan informasi dengan mudah dan pelajaran matematika di sekolah lebih sedikit
cepat. Hal ini menuntut siswa dibandingkan mata pelajaran lain. Hal ini
untukmempunyai kemampuan memperoleh, dikarenakan proses pembelajaran matematika
memilih dan mengolah informasi. Oleh sebab yang terasa membosankan, penuh dengan
itu, siswa dituntut untuk dapat berpikir kritis, rumus, penuh dengan hirung-hitungan
sistematis, kreatif, dan logis dan kemauan sehingga membuat siswa sangat tidak tertatik
kerjasama yang efektif. Cara berpikir bahkan banyak yang membenci pelajaran
tersebut dapat dikembangkan dalam matematika.
pembelajaran matematika. Padahal seharusnya pebelajaran
Matematika merupakan salah satu alat matematika dapat dilakukan seperti halnya
untuk mengembangkan cara berpikir. Karena pelajaran lain yang menggunakan banyak
itu matematika memiliki peranan penting model dan media pembelajaran yang dapat
dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam menunjang hasil belajar siswa. Salah satu
menghadapi kemajuan IPTEK. Pelajaran model pembelajaran yang dapat digunakan
matematika merupakan salah satu pelajaran dalam proses pembelajaran matematika yaitu
45 TRIADIK
Nurhabibah, Alexon
dengan menggunakan model pembelajaran dan belum adanya diskusi antar siswa. Untuk
Cooperative Tipe Make A Match. itu perlu dilaksanakan suatu model
Modelpembelajaran Cooperative Tipe Make pembelajaran yang dapat melibatkan seluruh
A Matchmerupakan model pembelajaran siswa dalam proses pembelajaran sehingga
yang menyenangkan dalam proses aktifitas pembelajaran dapat meningkat.
pembelajaran. Menurut Huda (2015:135) Berdasarkan latar belakang diatas,
Make A Match merupakan salah satu peneliti perlu memecahkan masalah diatas
pendekatan konseptualyang mengajarkan dengan menerapkan model Make A
siswa memahami konsep-konsep secara aktif, Matchdengan judul “Penerapan Mode
kreatif, efektif, interaktif, dan menyenangkan Cooperative Learning Tipe Make a
bagi siswa sehingga konsep mudah dipahami Match Untuk Meningkatkan Aktivitas
dan bertahan lama dalam struktur kognitif Pembelajaran Matematika (PTK Siswa
siswa. Kelas IVA SDN 81Kota Bengkulu)”.
Berdasarkan hasil observasi di kelas IVC
KAJIAN TEORITIK
SD Negeri 01 Kota Bengkulu bahwa hasil
Pendidikan matematika sangat penting
yang diperoleh siswa pada pelajaran
diberikan kepada semua jenjang pendidikan,
matematika sudah cukup baik, tetapi aktifitas
diharapkan dengan pendidikan matematika
pembelajaran masih belum maksimal.
seseorang dapat memecahkan masalah dalam
Saatpembelajaran matematika berlangsung,
kehidupan sehari-hari. Hal ini sejalan
sebagian siswa sudah tampak aktif
denganpendapat Aisyah, dkk (2007: 1−2)
menanggapi penjelasan guru namun sebagian
pembelajaran matematika perlu diberikan
siswa masih tampak pasif saat pembelajaran
kepada siswa mulai dari sekolah dasar untuk
berlangsung. Selain itu, model pembelajaran
membekali siswa dengan kemampuan
yang digunakan oleh guru cenderung
berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan
klaksikal sehingga tidak semua siswa dapat
kreatif, serta kemampuan bekerja sama.
terlibat aktifdalam proses pembelajaran. Saat
Menurut Johnson dan Rising (Suwangsih,
guru memberikan contoh atau soal di depan
2006: 4) matematika adalah pola pikir, pola
kelas, hanya beberapa siswa saja yang dapat
mengorganisasikan, pembuktian yang logis,
maju untuk menjawab contoh atau soal
matematika itu adalah bahasa yang
tersebut sedangkan siswa lain hanya dapat
menggunakan istilah yang
melihat saja, tidak bisa ikut menjawab soal
didefinisikandengan cermat, jelas dan akurat
ke depan karena keterbatasan soal di depan
representasinya dengan simbol yang padat,
kelas. Hal ini terlihat khususnya pada siswa
lebih berupa simbol mengenai ide daripada
yang duduk di bagian belakang yang tampak
mengenai bunyi. Sedangkan menurut
kurang aktif saat pembelajaran berlangsung
Soedjadi (Heruman, 2007: 1) hakikat
TRIADIK 46
Penerapan Model Cooperatif Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Aktivitas
Pembelajaran Matematika
matematika yaitu memiliki objek tujuan mengenai suatu konsep atau topik dalam
abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan suasana yang menyenangkan.
pola pikir yang deduktif. Hal ini sejalan dengan pendapat Isjoni
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, (2007: 77) menyatakan bahwa Make a Match
penulis menyimpulkan bahwa matematika merupakan model pembelajaran mencari
adalah ilmu dasar yang didapat dengan pasangan sambil belajar konsep dalam
berfikirdan kebenarannya dapat dibuktikan, suasana yang menyenangkan. Komalasari
matematika penting diberikan kepada setiap (2010: 85) menyatakan bahwa model Make a
jenjang pendidikan. Selain itu, matematika Matchmerupakan model pembelajaran yang
direspresentasikan dengan simbol yang mengajak siswa mencari jawaban terhadap
bersifat universal. suatu pertanyaan atau pasangan dari suatu
Pembelajaran Matematika merupakan konsep melalui suatu permainan kartu
suatu upaya untuk memfasilitasi, mendorong, pasangan dalam batas waktu yang ditentukan.
dan mendukung siswa dalam belajar Sedangkan menurut Huda (2012: 135) Make
Matematika. Banyak orang yang tidak aMatch merupakan salah satu
menyukai Matematika, termasuk siswa yang pendekatankonseptual yang mengajarkan
masih duduk di bangku Sekolah Dasar. siswa memahami konsep-konsep secara aktif,
Mereka menganggap Matematika adalah kreatif, efektif, interaktif, dan menyenangkan
pelajaran yang sulit dan menakutkan. bagi siswa sehingga konsep mudah dipahami
Anggapan ini membuat mereka merasa malas dan bertahan lama dalam struktur kognitif
untuk belajar Matematika. siswa.
Menurut Kline (Pitadjeng,2006: 1) Berdasarkan pendapat para ahli di
belajar akan efektif jika dilakukan dalam atas,penulis menyimpulkan bahwamodel
suasana yang menyenangkan. Sedangkan cooperative learning tipe Make a Match
menurut Pitadjeng (2006: 3) orang yang merupakan model pembelajaran kelompok
belajar akan merasa senang jika memahami yang mengajak siswa memahami konsep-
apa yang dipelajari.Cooperative learning konsep melalui permainan kartu pasangan.
memiliki berbagai jenis atau tipe, salah Permainan tersebut dibatasi waktu yang
satunya adalah tipe make a match. Menurut telahditentukan dalam suasana belajar yang
Lie (2002: 55) teknik belajar mengajar menyenangkan.
mencari pasangan (Make a Match) Setiap model dalam pembelajaran
dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). memiliki kelebihan dan kekurangan ketika
Salah satu keunggulan teknik ini adalah diterapkan dalam pelaksanaan
siswa mencari pasangan sambil belajar pembelajaran.Menurut Huda (2013:253)
kelebihan dan kekurangan model
47 TRIADIK
Nurhabibah, Alexon
TRIADIK 48
Penerapan Model Cooperatif Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Aktivitas
Pembelajaran Matematika
49 TRIADIK
Nurhabibah, Alexon
TRIADIK 50
Penerapan Model Cooperatif Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Aktivitas
Pembelajaran Matematika
kegiatan dilanjutkan seperti sesi pertama; j) Djamarah,Syaiful Bahri. 2002. Guru dan
Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif
kesimpulan/penutup, kegiatan ini yakni
Suatu Pendekatan Teoretis Psikologis.
pemberian tindak lanjut, mengapresiasi siswa Rineka Cipta: Jakarta.
serta mengucapkan salam. Ebbutt, S. & Straker, A. (1995). Mathematics
2. Penerapan model pembelajaran in Primary Schools Part I: Children
and Mathematics. London: Collins
kooperatif tipe Team Make a Match dapat Educational Publisher Ltd.
meningkatkan aktivitas siswa pada pelajaran
Harianja, Rusmaida. 2014. “Penerapan
matematika di kelas IVA SDNegeri 81 Kota ModelMake a Match untuk
Bengkulu tahun pelajaran 2017/ 2018. Hal Meningkatkan Aktivitas Belajar
Siswa dalam mata pelajaran
ini dapat terlihat dari peningkatan skor Matematikadi Kelas IV SD Negeri
observasi siswa pada siklus pertama dan No. 158/V Lampisi”
siklus kedua setelah dilakukan penerapan Huda, Miftahul. 2013. Model model
model pembelajaran kooperatif Make a Pengajaran dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Match. Penskoran yang diperoleh adalah
Ibrahim Bafadal. (2005). Pengelola
rata-rata skor 3,79 dengan kategori baik pada
Perpustakaan di Sekolah. Jakarta: Bumi.
sikus I, kemudian meningkat rata-rata skor Aksara.
menjadi 4,22 dengan ketagori sangat baik Isjoni. 2007. Cooperative Learning:
pada siklus II. Presentasi ketuntasan belajar Efektifitas Pembelajaran Kelompok.
Bandung:Alfabeta.
siswa secara klasikal yakni presentasi 77%
pada siklus I dengan kategori aktif meningkat Johnson dan Rising. 1972. Guidelines for
Teaching Mathematics. California:
menjadi 88% pada siklus ke II dengan Wadsworth Publising Company, Inc.
kategori sangat aktif.
Kemmis,S & Mc Taggart, R. 1992. The
Action Research Planner. Australia:
DAFTAR PUSTAKA Deakin University Press.
Aisyah Siti, dkk. (2007). Perkembangan Dan
Konsep Dasar Perkembangan Anak Komalasari,Kokom. 2010. Pembelajaran
Usia Dini .Jakarta : Universitas Kontekstual: Konsep dan Aplikasi.
Terbuka. Refika Aditama. Bandung.
TRIADIK 52