Anda di halaman 1dari 12

Laporan Best Practice

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)


Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika
Pada Materi Diagram Pencar dan Regresi Linear Menggunakan Aplikasi Spreadsheet
Di Kelas XI TEI SMK Negeri 1 Indralaya Utara

Disusun : NOVIANI, S.Pd


No UKG. 201502940279

PPG DALAM JABATAN ANGKATAN III FAKULTAS

KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

PGRI MADIUN

2023
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)
Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika
Pada Materi Diagram Pencar dan Regresi Linear Menggunakan Aplikasi Spreadsheet
Di Kelas XI SMK Negeri 1 Indralaya Utara

Noviani
Email : noviaspd85@gmail.com

Program Studi Pendidikan Matematika


PPG Dalam Jabatan Universitas PGRI Madiun

PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran penting di SMK yang memiliki peran dalam
pengembangan kemampuan berpikir logis, sistematis, dan analitis siswa. Namun, banyak siswa yang
mengalami kesulitan dan rendahnya motivasi belajar matematika. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor, seperti metode pembelajaran yang kurang menarik, materi yang abstrak, dan kurangnya aplikasi
matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam praktik pembelajaran Kurikulum Merdeka yang penulis lakukan selama ini, penulis
menggunakan buku siswa dan buku guru. Penulis meyakini bahwa buku tersebut sudah sesuai dan baik
digunakan di kelas karena diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ternyata, dalam
praktiknya, penulis mengalami beberapa kesulitan seperti materi dan tugas tidak sesuai dengan latar
belakang peserta didik. Selain itu, penulis masih berfokus pada penguasaan pengetahuan kognitif yang
lebih mementingkan hafalan materi. Dengan demikian proses berpikir peserta didik masih dalam level
mengingat (C1), memahami (C2), aplikasi (C3). Guru hampir tidak pernah melaksanakan pembelajaran
yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/HOTS). Penulis
juga jarang menggunakan media pembelajaran. Dampaknya, proses pembelajaran di kelas terasa kaku
dan anak-anak tampak tidak ceria.
Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan perkembangan dan peningkatan
kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan sekitar dan kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran, pengaruh informasi budaya serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk
mencapai tujuan tersebut dibutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien, oleh sebab itu
guru hendaknya menggunakan model dalam mengajar sehingga pelajaran yang disampaikan tidak
menjenuhkan dan dapat dipahami dengan baik serta bermakna oleh siswa. Hal ini sebagaimana menurut
(Sardiman, 2019; Syafari & Montessori, 2021) mengatakan bahwa belajar yang baik diperlukan proses
dan motivasi yang baik, karena tanpa motivasi yang baik maka hasil belajar maksimal tidak dapat
tercapai dalam proses pembelajaran. (Destyana & Surjanti, 2021; Gianistika, 2021; Pratama et al., 2019)
Keberadaan dari motivasi merupakan suatu hal yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran karena
dapat menimbulkan perasaan semangat dan senang dalam belajar.
Salah satu faktor pendukung dalam belajar matematika adalah motivasi belajar siswa.
Sebagaimana menurut Hamalik (2006) yang mengatakan bahwa pengajaran yang bermotivasi menuntut
kreativitas dan imajinasi guru untuk berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara yang relevan dan
sesuai guna membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa. Guru senantiasa berusaha agar
siswa akhirnya memiliki Self motivation yang baik. Keberhasilan ini akan meningkatkan hasil belajar
sesuai dengan pembelajaran yang ditetapkan. (Juliya & Herlambang, 2021) dalam proses pembelajaran
siswa yang memiliki motivasi yang tinggi cenderung akan konsisten melakukan tindakan dalam
pembelajaran yang mendukung untuk mencapai tujuan yang direncanakan. Sedangkan (Firmansyah,
2021; Sardiman, 2019) Motivasi belajar peserta didik sangat menentukan keberhasilan yang dicapai oleh
peserta didik tersebut. Peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi akan mampu meraih hasil
belajar yang tinggi, tetapi sebaliknya, peserta didik yang motivasi belajarnya rendah cenderung
mendapatkan hasil belajar yang rendah pula dan akan mengalami kesulitan belajar yang lebih tinggi.
Matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang sering dipersepsikan oleh siswa sebagai
ilmu pengetahuan yang tidak ada manfaatnya, selain itu matematika sering dianggap sebagai mata
pelajaran yang susah dan membosankan. (Nisa et al., 2021) sebagian siswa masih menganggap
matematika sebagai pelajaran yang sangat membosankan dan menyeramkan. hal tersebut diperkuat
oleh pernyataan (Amir, 2015) sebagian siswa masih memiliki kesan negatif terhadap pelajaran
matematika. Kondisi di atas sering kali terjadi akibat dari adanya proses pembelajaran yang monoton dan
tidak kontekstual dengan kehidupan sehari-hari siswa. Selain itu masih ada guru matematika yang
menggunakan waktu pelajaran 45 menit dengan struktur kegiatan seperti 1) 30 menit – membahas
tugas-tugas yang lalu, 2) 10 menit – memberi materi pelajaran baru, dan 3) 5 menit – memberi tugas
kepada siswa. Pendekatan tersebut yang rutin dilakukan guru hampir setiap hari, sehingga dapat
dikategorikan sebagai kegiatan tiga M (Membosankan, Membahayakan, Merusak minat siswa) (Sukasno,
2012).
Best practice ini penting untuk dibagikan karena banyak guru yang mengalami masalah yang
sama dalam pembelajaran, model think pair share dapat meningkatkan keaktifan siswa dan
meningkatkan motivasi belajar siswa, media dan alat/bahan pembelajaran lebih inovatif dan tidak
monoton sehingga peserta didik tidak bosan (Media pembelajaran slide, PPT, Video materi
pembelajaran), proses pembelajaran lebih terstruktur, pembelajaran lebih berpusat pada peserta didi,
guru berperan sebagai fasilitator, adanya penanaman karakter seperti disiplin dan kerjasama, tercapainya
tujuan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan, dan pembelajaran lebih menarik.
Peran saya dalam kegiatan PPG ini, yaitu melaksanakan aksi PPL 2 yang ternyata menjadi
alternatif solusi bagi masalah-masalah yang saya hadapi. Peran saya diantaranya adalah sebagai
pengelolah kelas, yang mengorganisasikan dan memantau kegiatan belajar siswa, menjadi fasilitator dan
motivator dalam menerapkan pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share, memastikan pembelajaran
Think Pair Share berjalan dengan baik, sebagai mediator antara materi pembelajaran dan siswa, yaitu
kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran yang bisa menjembatani siswa dengan materi
pembelajaran, dan sebagai observer/pengamat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Tanggung
jawab saya disini adalah sebagai administrator yang menyiapkan perangkat pembelajaran sesuai dengan
karakteristik siswa, dan melakukan kegiatan pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa.
Beberapa tantangan yang yang saya hadapi untuk bisa tercapainya tujuan pembelajaran antara
lain: (1) Tidak semua siswa aktif dalam pembelajaran ; (2) Ada beberapa siswa dengan tingkat
pengetahuan materi rendah; (3) Persiapan yang kurang maksimal; (4) Kurangnya kemampuan guru
dalam penerapan model dan metode belajar inovatif; (5) Kurangnya pemanfaatan sarana dan prasarana
yang selama ini ada; (6) Kurangnya kemampuan TPACK.
Dalam pelaksanaan aksi ini guru melibatkan beberapa peran, yaitu: (1) Kepala SMK Negeri 1
Indralaya Utara (Dra. Yessy Sridia Eka Putri, M.Si) memberikan keleluasaan dan menyediakan fasilitas
yang dibutuhkan; (2) Dosen pembimbing (Ibu Dr. Swasti Maharani, M.Pd) dan guru pamong (Septina
Aritaningrum, S.Pd. Gr) sebagai pembimbing dalam proses pembelajaran; (3) Rekan guru sejawat yang
membantu terlaksananya kegiatan ini; (4) Saya sendiri sebagai guru Matematika (fasilitator); (5)
Siswa/siswi kelas XI TEi SMK Negeri 1 Indralaya Utara.

PEMBAHASAN

Guna memecahkan permasalahan sebagaimana yang telah dituangkan dalam pendahuluan guru
melakukan langkah-langkah untuk menghadapi tantangan sebagai berikut (1) Identifikasi masalah yang
ada di dalam kelas; (2) Eksplorasi penyebab masalah yang dihadapi di dalam kelas; (3) Penentuan
penyebab masalah.; dan (4) Masalah yang terpilih diangkat dan digunakan sebagai dasar dalam
membuat rencana aksi dan rencana evaluasi; (5) Penggunaan model pembelajaran dan media
pembelajaran yang mendukung sesuai dengan materi yang akan diajarkan; (6) Sebelum melaksanakan
pembelajaran guru harus menyiapkan perangkat pembelajaran yang lengkap dan sesuai dengan
pembelajaran yang akan diajarkan; (7) Pemanfaatan IT yang maksimal; dan (8) Melakukan koordinasi
kepada kepala sekolah dan teman sejawat untuk mendapatkan masukan dan saran.
Kondisi ini tentunya membutuhkan solusi yang tepat sehingga masalah tidak berkelanjutan.
Salah satu solusi yang bisa digunakan adalah dengan melakukan inovasi-inovasi dalam proses
pembelajaran baik itu dari model, metode maupun teknik dalam pembelajaran. Salah satu model yang
dapat digunakan agar siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran dan motivasi siswa untuk
mempelajari matematika dapat meningkat adalah dengan mengadopsi model pembelajaran Kooperatif
Tipe TPS (Think Pair Share). Kooperatif Tipe TPS merupakan merupakan suatu cara yang efektif untuk
membuat variasi suasana pola diskusi kelas, dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi
membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan (Jannah & Mudjiran,
2019).Penelitian yang dilakukan (Kharismawati et al., 2019) menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan kemampuan pemecahan masalah matematis antara kelas eksperimen dan kontrol setelah
diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe TPS, ini menunjukkan bahwa
kemampuan pemecahan masalah matematika dapat meningkat melalui model pembelajaran kooperatif
tipe TPS. (Sumarsya & Ahmad, 2020) Model kooperatif learning tipe think pair share ini dapat
meningkatkan motivasi peserta didik dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya teori dan
pendapat yang model cooperative learning tipe think pair share ini menambah motivasi peserta didik
dalam pembelajaran
Pelaksanaan aksi dilakukan pada tanggal 24 Januari dan 26 Januari 2024. Kegiatan rencana aksi
ini di desain dengan sebaik mungkin menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang
inovatif agar para peserta didik lebih memahami materi. Dalam pelaksanaanya peserta didik sangat
antusias dan bersemangat dengan kegiatan pembelajaran hari itu. Adapun pelaksanaan aksi sebagai
berikut :
1. Pendahuluan
Pembelajaran diawali dengan salam dan do’a, mengecek kehadiran peserta didik, memberikan
apersepsi dan motivasi serta mengaitkan materi pembelajaran pada pertemuan sebelumnya. Peserta
didik diberi beberapa pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana kesiapan peserta didik. Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru menyampaikan mekanisme pembelajaran hari ini
(cakupan materi dan uraian kegiatan mulai dari penyajian masalah, diskusi, dan presentasi), penilaian
yang terdiri dari tes tertulis untuk penilaian pencapaian tujuan pembelajaran dan penilaian sikap
selama pembelajaran berlangsung.

2. Inti
A. Tahap Think
Peserta didik memperhatikan bahan ajar yang diberikan oleh guru, dan guru menyajikan
permasalahan
B. Tahap Pair
Siswa dipasangkan dengan teman sekelasnya untuk berdiskusi tentang jawaban atau solusi yang
mereka temukan.
Dalam diskusi, siswa dapat saling berbagi informasi, mengklarifikasi konsep, dan menyelesaikan
masalah bersama-sama.

C. Tahap Share
Beberapa pasangan dipilih untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka kepada kelas.

Guru memimpin diskusi kelas untuk memperdalam pemahaman siswa tentang materi dan
menampung berbagai sudut pandang.

3. Penutup
Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan, peserta didik mengerjakan soal evaluasi mandiri
dan mengisi angket.
Peserta didik bersama guru melakukan refleksi dari proses pembelajaran dan kegiatan diakhiri dengan
do’a dan salam penutup.
Dalam pelaksanaan aksi ini guru melibatkan beberapa peran, yaitu: (1) Kepala SMK Negeri 1 Indralaya
Utara (Dra. Yessy Sridia Eka Putri, M.Si) memberikan keleluasaan dan menyediakan fasilitas yang
dibutuhkan; (2) Dosen pembimbing (Ibu Dr. Swasti Maharani, M.Pd) dan guru pamong (Septina
Aritaningrum, S.Pd. Gr) sebagai pembimbing dalam proses pembelajaran; (3) Rekan guru sejawat yang
membantu terlaksananya kegiatan ini; (4) Saya sendiri sebagai guru Matematika (fasilitator); (5)
Siswa/siswi kelas XI TEi SMK Negeri 1 Indralaya Utara.
Sumber daya yang saya perlukan untuk melaksanakan strategi ini adalah: (1) Pengetahuan mengenai
model pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share(TPS); (2) Penyusunan media pembelajaran melalui
aplikasi Canva/PTT; (3) Penyusunan bahan ajar dan LKPD yang menarik melalui aplikasi Canva/PPT; (4)
Penyusunan soal evaluasi yang menarik melalui aplikasi word; (5) Perangkat pembelajaran yang lengkap
dan tepat; (6) Laptop, proyektor, layar proyektor; dan (7) Sarana dan prasarana yang memadai.
Setelah pembelajaran dampaknya positif, siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan tingkat
pemahaman siswa meningkat. Dalam diskusi siswa dilatih untuk menjadi tutor sebaya dan hal ini dapat
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi. Model TPS sangat efektif untuk meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa.
Best practice ini menunjukkan bahwa pembelajaran Matematika yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) memiliki dampak positif dalam meningkatkan
motivasi belajar peserta didik. Motivasi belajar yang dimiliki siswa pada siklus I menunjukkan nilai
rata-rata 2,5 dengan kategori cukup baik. Motivasi yang dimiliki oleh siswa masih perlu ditingkatkan agar
proses pembelajaran didalam kelas makin baik yang akan berdampak pada hasil belajar siswa. Nilai
rata-rata pada siklu II motivasi belajar siswa mencapai 4,05 dengan kategori sangat baik. Peningkatan
motivasi belajar peserta siswa secara klasikal telah tercapai.
Respon orang lain terkait dengan strategi pembelajaran yang saya lakukan adalah (1) Kepala sekolah
merespon dengan memberikan tanggapan yang positif, bahkan sering memberikan masukan agar
rencana aksi yang dilakukan terlaksana menjadi rencana aksi pembelajaran yang lebih bermakna; (2)
Respon dari teman sejawat juga sangat memberikan dukungan dan respon yang positif terhadap aksi
yang saya lakukan.; dan (3) Tanggapan dari peserta didik mengungkapkan bahwa pembelajaran yang
dilakukan sangat menyenangkan dan sangat bervariatif jadi peserta didik tidak merasa bosan. Sedangkan
yang menjadi faktor keberhasilan dari strategi yang saya dilakukan antara lain: (1) Dukungan dan
bimbingan dari dosen dan guru pamong serta teman mahasiswa yang selalu memberi motivasi dan serta
saran yang mendukung kegiatan PPL ini; (2) Dukungan kepala sekolah dan rekan sejawat turut
membantu memberikan fasilitas dan waktu dalam melaksanakan praktek ini; (3) Antusias peserta didik
dalam mengikuti pembelajaran meskipun kegiatan pembelajaran seperti ini baru mereka dapatkan; (4)
Dapat mengantisipasi atau mengatasi tantangan yang dihadapi sebelum hari pelaksanaan PPL; (5)
Melakukan refleksi setiap tahapan yang dilalui.
Pembelajaran yang dapat diambil dari seluruh proses Best Practice ini adalah: (1) Dalam setiap
pelaksanaan pembelajaran semestinya seorang guru harus memiliki kesiapan yang cukup baik agar
pembelajaran dapat terlaksana dengan terarah sesuai dengan tujuan yang telah dirancang; (2) Terus
melakukan inovasi-inovasi baru akan membawa hal yang sangat baik terhadap perkembangan dan
motivasi belajar peserta didik; (3) Menjadi guru yang kreatif dan inovatif sangat menyenangkan.

KESIMPULAN

Proses pembelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat
memberikan dampak yang positif terhadap motivasi belajar dan hasil belajar matematika pada siswa
kelas XI TEI SMK Negeri 1 Indralaya Utara. Hal tersebut tercermin dari ketercapaian indikator penelitian
yakni rata-rata motivasi belajar siswa rata-rata berada pada kategori tinggi, dan hasil belajar siswa telah
mencapai ketuntasan klasikal ≤ 90%.

DAFTAR PUSTAKA

Destyana, V. A., & Surjanti, J. (2021). Efektivitas Penggunaan Google Classroom dan Motivasi Belajar
Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ekonomi. EDUKATIF : JURNAL ILMU
PENDIDIKAN, 3(3), 1000–1009. https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i3.507

Djumariati, D. (2021). Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) Pada Siswa Kelas VIII/A SMP Negeri 1 Ngawi Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran
2018/2019. Jurnal Edukasi New Normal (JENN), 1(3), 1–7.
https://ejurnalkotamadiun.org/index.php/JENN/article/view/1128

Firmansyah, F. (2021). Motivasi Belajar dan Respon Siswa terhadap Online Learning sebagai Strategi
Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19. EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN, 3(2), 589–597.
https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i2.355
Aini Sudarsih (2021). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share) Terhadap
Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VI B SDN 19
Cakranegara.https://journal-center.litpam.com/index.php/RJ/article/download/682/442/3055

Anda mungkin juga menyukai