Anda di halaman 1dari 8

Penerapan Model Project Based Learning Melalui Media

Powerpoint untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar


Peserta Didik Materi Bangun Ruang Prisma Kelas VI SD
Negeri 2 Karangtengah

Oleh:

Nama Mahasiswa : SURYA KATRINI

NIM : 2301680489

PPG DALAM JABATAN ANGKATAN III


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
TAHUN 2023
1. Pendahuluan
Pendidikan pada hakekatnya adalah sebuah proses untuk menyiapkan manusia agar dapat bertahan
hidup dalam lingkungannya (life skill) (Dewi, 2018). Pendidikan merupakan kebutuhan dasar yang
harus dimiliki oleh setiap manusia, karena pendidikkan memiliki peranan penting dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia merupakan cerminan dari kualitas
pendidikan di suatu negara (Maskar & Dewi, 2021). Pendidikan juga merupakan proses pembelajaran
yang dapat mengembangkan potensi dalam diri kita. Pendidikan sangat diperlukan oleh individu untuk
menghadapi perkembangan jaman (Puspaningtyas, 2019). Sejalan dengan penelitian Anderha dan
Maskar (2020) yang menyebutkan bahwa pendidikan merupakan salah satu hal yang perlu dimiliki
oleh setiap individu, karena dengan pendidikan manusia dapat berkembang dan mempunyai arah serta
tujuan atas dirinya dalam bertindak maupun berfikir. Hal ini juga disebutkan dalam UndangUndang
Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1,
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Matematika adalah suatu sarana atau cara untuk
menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi,
menggunakan pengetahuan tentang bentuk ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung,
dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri untuk melihat dan
menggunakan hubungan-hubungan (Hasratuddin, 2015 dalam Parnabhakti, 2020). Matematika adalah
salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan mulai dari tingkat pendidikan dasar maupun perguruan
tinggi. Namun mata pelajaran matematika oleh sebagian siswa masih sulit untuk dipahami. Banyak
juga siswa yang merasa kesulitan saat belajar tanpa bimbingan langsung dari gurunya (Puspanintyas &
Dewi, 2020). Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mulyana (2022) bahwa
matematika adalah ilmu yang kering, abstrak, teoritis, penuh dengan lambang-lambang dan rumus-
rumus yang membingungkan, yang didasarkan atas pengalaman kurang menyenangkan ketika belajar
matematika di sekolah, telah ikut membentuk persepsi negatif siswa terhadap matematika. Matematika
dianggap ilmu yang sulit dipelajari, rumit, tidak menyenangkan, bahkan dianggap tidak mempunyai
manfaat langsung dalam kehidupan nyata (Maskar, 2018). Pembelajaran Matematika harus dekat
dengan pengalaman kehidupan sehari-hari sehingga siswa dapat merasakan dan membayangkan
langsung penerapan dan manfaat dari materi yang dipelajarinya (Ulfa & Saputra, 2019). Anderha dan
Maskar (2021) juga menyebutkan bahwa kesulitan dalam pembelajaran matematika sejak dini bahkan
hingga tingkat perguruan tinggi sudah dianggap hal yang biasa karena matematika merupakan
pelajaran yang abstrak dan sulit dipahami. Menurut Syaripah (2016, dalam Puspaningtyas, 2021)
persepsi buruk terhadap matematika akan berpengaruh pada rendahnya motivasi siswa yang rendah,
hal ini mengakibatkna rendahnya hasil belajar matematika siswa yang berdampak pada rendahnya
kemampuan matematis siswa. Keberhasilan siswa dalam pembelajaran tergantung pada bagaimana
cara siswa mengatasi kesulitan yang ada (Supardi, 2013 dalam Fatimah, 2020). Hasil belajar siswa
ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Beberapa faktor internal yaitu
motivasi belajar siswa, minat siswa terhadap pelajaran, persepsi siswa terhadap gaya mengajar guru,
tingkat intelegensi dan beberapa faktor eksternal yaitu metode mengajar guru dan materi yang
disampaikan (Azka, 2019). Salah satu faktor yang sering dialami siswa dalam kegiatan pembelajaran
yaitu masih rendahnya atau kurangnya motivasi belajar siswa. Menurut Pasaribu (2020) motivasi
dalam belajar dapat dilihat dari karakteristik tingkah laku siswa yang menyangkut minat, perhatian,
ketajaman, konsentrasi dan ketekunan dalam belajar. Di dalam proses belajar, motivasi sangat
diperlukan, karena seseorang yang tidak mempunyai motivasi belajar, tidak akan mungkin bisa
melakukan aktivitas belajar. Kurangnya motivasi belajar berdampak pada pemahaman matematis
siswa, hal tersebut karena motivasi berperan dalam keberhasilan siswa mencapai tujuan belajar
terutama dalam meningkatkan kemampuan pemahaman matematis siswa.
Berdasarkan beberapa sumber tersebut, maka pendidik membuat tujuan pemecahan masalah
pembelajaran yaitu upaya peningkatan motivasi dan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan
model pembelajaran inovatif yaitu model Project based learning. Model pembelajaran tersebut
menurut permendikbud No. 2 Tahun 2016 merupakan salah satu model yang diharap dapat
membantuk perilaku saintifik dan mengembangkan rasa ingin tau siswa . Model pembelajaran PjBL
dapat diterapkan pada pembelajaran dengan materi yang bersifat kontekstual dan mudah didesain
menjadi sebuah proyek/karya manarik. Siswa diarahkan untuk menghasilkan proyek secara
berkelompok dan bermuara pada peningkatan hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka penulis melaksanakan kegiatan pembelajaran pada
pembelajaran matematika kelas VI pada materi bangun ruang dengan menggunakan model
pembelajaran PjBL (Poject Based Learning). Tujuan dilaksanakannya pembelajaran PjBL pada
pembelajaran matematika bangun ruang SD adalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar
peserta didik.

2. Metode Penelitian
Pembelajaran matematika kelas VI pada pokok bahasan bangun ruang dapat dilakukan melalui
pembelajaran PjBL. Pelaksanaan best practice ini menerapkan model pembelajaran PJBL untuk
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan bangun ruang. Model ini memiliki
kelebihan diantaranya mampu membuat siswa berpartisipasi aktif mendapat pengalmaanya dalam
belajar, memotivasi belajar siswa melalui kolaborasi berkelompok yang tidak monoton, dan
memfasilitasi kreatifitas siswa dalam berkarya sekaligus menemukan konsepnya melalui pembelajaran
bermakna (M. A. Titu, 2015). Pembelajaran PjBL dilakukan melalui beberapa langkah-langkah
sebagai berikut: penyajian permasalahan, membuat perencanaan, menyusun penjadwalan, memonitor
pembuatan proyek, melakukan penilaian, dan evaluasi (S. Yunianingrum, 2019).

3. Hasil dan Pembahasan


a. Kondisi :

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang
menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

Adapun latar belakang masalah dari praktik pembelajaran ini, diidentifikasikan bahwa akar
permasalahannya adalah:

1. Guru belum mengarahkan pembelajaran di kelas ke arah Students Centered (Berpusat pada
Peserta Didik)
2. Metode dan model pembelajaran yang inovatif belum sepenuhnya di terapkan di kelas.
3. Media berbasis ICT (Information and Communication Technologies) kurang dimanfaatkan oleh
guru untuk menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang lebih menarik dan interaktif.
4. Motivasi dan minat belajar peserta didik yang rendah.

Praktik Baik (Best Practice) pada pembelajaran ini sangat perlu untuk dibagikan karena model
pembelajaran yang digunakan adalah Project Based Learning (PJBL) yakni model pembelajaran yang
lebih banyak mengutamakan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, baik secara individu maupun
kelompok. Melalui model pembelajaran ini peserta didik mendapatkan pembelajaran bermakna sehingga
mampu berpikir kritis untuk menyelesaikan masalah, melakukan inisiatif untuk mengemukakan
pendapatnya, menyelesaikan tugas secara mandiri, mengajukan pertanyaan, berdiskusi, mengembangkan
proyek menggunakan media yang ditentukan sesuai dengan jadwal yang disepakati bersama
kelompoknya, menguji hasil dan mengevaluassi pengalaman belajar peserta didik dengan melakukan
presentasi di depan kelas. Keseluruhan tahapan kegiatan tersebut mampu meningkatkan motivasi belajar
peserta didik.

Penulis berpendapat bahwa masalah-masalah yang saya hadapi sudah umum terjadi di banyak sekolah
dan saya yakin guru lainnya di luar sana mengalami hal yang serupa. Oleh karena itu, harapan saya
adalah bahwa praktik baik ini bukan hanya berpengaruh terhadap motivasi diri saya pribadi sebagai
pelaksana dan penulis dalam menerapkan model, metode dan media pembelajaran yang inovatif, namun
juga bisa bermanfaat dan berdampak nyata sebagai inspirasi dan referensi untuk diimplemantasikan
langsung oleh rekan-rekan guru lainnya yang tergerak untuk menyelesaikan masalah serupa di kelas dan
sekolahnya masing-masing.

Pelaksana sebagai guru profesional memiliki peran sebagai pemimpin pembelajaran dan orang yang
bertanggung jawab penuh mendorong kolaborasi untuk melaksanakan praktik pembelajaran ini secara
efektif dengan menggunakan model PjBL dan media pembelajaran yang tepat guna serta inovatif
sehingga tujuan pembelajaran dan hasil belajar peserta didik bisa tercapai sesuai dengan apa yang
diharapkan.

b. Tantangan

Masalah atau tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan pembelajaran PjBL antara lain :
1. Membutuhkan persiapan yang kompleks
Pendidik perlu persiapan yang kompleks sebelum pelaksanaan proyek oleh karena itu
sebelum pembelajaran semua kebutuhan pembelajaran telah siap untuk digunakan
2. diperlukan waktu yang berbeda-beda yang dibutuhkan dalam pembuatan suatu karya
oleh setiap kelompok. Oleh karena itu, kelompok yang telah selesai cenderung tidak
terkendali dan memecah konsentrasi teman-temannya.
Diperlukan managemen kelas yang baik oleh guru sehingga diferensiasi tersebut
mampu dibawa ke arah positif seperti telah diinstruksikan kepada kelompok siswa yang
telah menyelesaikannya terlebih dahulu dibimbing membuat laporan terlabih dahulu.
3. adanya beberapa siswa yang mendominasi kerja proyek dan ada pula yang cenderung
tidak aktif dalam kelompok.
Perlu diberikan pemahaman bahwa penilaian kelompok memuat juga penilaian
kekompakan sehingga diharapkan seluruh siswa berkontribusi aktif pada kelompoknya.
Guru perlu menjadi pihak pemantau dan mengarahkan siswa apabila dalam satu
kelompok pengerjaan proyek hanya didominasi beberapa orang saja.
c. Aksi

Langkah-Langkah :

1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berbasis Students Centered (berpusat pada
murid) yang mengandung unsur literasi, numerasi, dan HOTS yang disesuaikan dengan
kemampuan dan kebutuhan peserta didik untuk meningkatkan motivasi belajar dalam pelajaran
Matematika.
2. Mengkomunikasikan RPP kepada kepala sekolah dan rekan guru sejawat serta dosen
pembimbing atau guru pamong agar dapat di berikan saran dan rekomendasi agar RPP dapat
disusun lebih baik.
3. Memilih model dan metode pembelajaran inovatif yang efektif dan efisien sesuai dengan
karakteristik peserta didik seperti PBL (Problem Based Learning).
4. Membuat media ajar yang menarik menggunakan powerpoint.
5. Menyediakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
6. Mempersiapkan pertanyan-pertanyaan untuk dimasukan ke dalam instrumen penilaian.
7. Membuat instrumen penilaian assesmen untuk Pre-Test dan Post-test.
8. Mempersiapkan sarana dan fasilitas penunjang pembelajaran seperti laptop, proyektor, speaker,
website, video pembelajaran.
9. Melaksanakan pembelajaran menggunakan model PBL, melakukan Assesment dan evaluasi.
10. Di dalam proses pembelajaran, guru melakukan ice breaking yang menarik dan masih memiliki
kaitan dengan materi pokok yang diajarkan serta memberikan apresiasi berupa rewards seperti
pujian, gerakan memuji, timbal balik positif terhadap peserta didik maupun hadiah.

Pada proses pembelajaran guru menerapkan model PjBL dengan Langkah-langkah secara garis besar
sebagai berikut :

1. Pendidik menentukan dan memberikan topik atau materi yang akan digunakan dalam
pembelajaran,
2. Pendidik menyiapkan sarana pendukung yang dibutuhkan untuk menunjang suksesnya
pembelajaran,
3. Pendidik menyusun petunjuk atau langkah – langkah pelaksanaan pembelajaran,
4. Pendidik menjelaskan kepada peserta didik maksud dan tujuan, serta tata cara
penyelesaian proyek agar peserta didik tidak bingung selama proses pembelajaran,
5. Pendidik mengajak peserta didik untuk mengamatimateri pembelajaran pada slide
powerpoint
6. Pendidik membagi peserta didik menjadi 5 kelompok dengan jumlah peserta didik 27
anak, kemudian
7. Pendidik memberikan lembar LKPD kepada masing – masing kelompok,
8. Pendidik membimbing dan memfasilitasi peserta didik dalam menyelesaikan proyek,
melakukan presentasi di depan kelas dan memberikan kesempatan kepada kelompok lain
untuk menanggapi,
9. Peserta didik yang menyelesaikan lebih dulu proyeknya akan mendapatkan reward
10. Langkah terakhir pendidik memberikan kesimpulan dan melakukan evaluasi terhadap
peserta didik

d. Refleksi hasil dan dampak


Dampak dari pemebelajaran dengan menggunakan media berbasis TPACK yang
diimplementasikan dalam bentuk slide powerpoint, dapat membuat peserta didik lebih semangat
dan tidak mudah bosan dalam mengikuti proses pembelajaran dan dari hasil evaluasi tersebut
diperoleh hasil peserta didik yang mendapatkan nilai diatas KKM, Penggunaan model
pembelajaran project based learning membuat peserta didik lebih termotivasi untuk belajar
dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional yang selama ini sering digunakan. Hal
ini terlihat dari indikator keaktifan peserta didik yang meningkat dibandingkan dengan sebelum
menggunakan model pembelajaran tersebut

Gambar 1. Grafik Hasil Belajar Sebelum dan Sesudah Menggunakan PjBL


dengan Media Powerpoint

Berdasarkan grafik batang di atas dapat diberikan penjelasan bahwa sebelum menggunakan media
powerpoint jumlah siswa yang mengalami ketuntasan 13 orang dan yang tidak tuntas 14 orang dari
jumlah keseluruhan siswa 27 orang. Setelah menggunakan media dalam pembelajaran jumlah
ketuntasan siswa 25 orang dan yang tidak tuntas 2 orang saja. Hal ini menunjukkan bahwa
penggunakan media powerpoint untuk media pembelajaran efektif digunakan karena sudah memenuhi
80% kriteria ketuntasan. Berdasarkan hasil best practice, diketahui bahwa penerapan PjBL dalam
pembelajaran matematika mampu memfasilitasi siswa mendapat pengalamannya sendiri dalam
menemukan konsep. Penerapan PjBL meningkatkan keterampilan identifikasi siswa dibuktikan dengan
peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan hanya dengan metode ceramah. Hal ini sebagaimana hasil
penelitian terdahulu bahwa penerapa model PjBL mampu meningkatkan hasil belajar siswa (S. N. Izati,
Wahyudi, and M. Sugiyarti, 2018).

Dampak dari penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) untuk meningkatkan
motivasi peserta didik kelas VI SDN 2 Karangtengah pada materi Bangun ruang prisma dalam
pembelajaran Matematika, antara lain:

1. Guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator atau pembimbing di kelas sehingga pembelajaran
lebih berpusat pada peserta didik. Hal tersebut dapat dilihat dari berkurangnya intensitas dan
frekuensi guru dalam melakukan ceramah dan banyaknya kegiatan yang menuntut komunikasi
dua arah antara peserta didik dan guru, bahkan peserta didik dapat belajar secara mandiri
menggunakan strategi dan cara yang mereka sukai.
2. Melalui model dan metode pembelajaran inovatif, peserta didik menjadi lebih aktif dan
bersemangat mengikuti pembelajaran di kelas. Terlihat dari keterlibatan seluruh peserta didik
saat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disajikan dalam slide Power Point, mengamati
bersama slide pembelajaran yang di tampilkan terutama saat peserta didik secara berkelompok
dan berdiskusi.
3. Melalui media berbasis TPACK , materi yang disajikan menjadi lebih menarik dan variatif serta
mudah diakses baik oleh peserta didik maupun guru. Sehingga pembelajaran berlangsung
menjadi lebih menarik.

Respon dari guru pamong dan dosen pada kegiatan praktik pembelajaran tersebut sangat positif dan
suportif, sehingga diharapkan kegiatan praktik baik tersebut dapat dilanjutkan pada proses pembelajaran
berikutnya di sekolah, selain itu peserta didik dan rekan-rekan guru memberikan respon yang sangat baik
terkait dengan model PjBL yang sudah diterapkan dalam proses pembelajaran.

Faktor keberhasilan dari kegiatan praktik pembelajaran ini adalah model pembelajaran yang digunakan
yaitu model pembelajaran Project Based Learning (PjBl) dan media yang digunakan lebih inovatif dan
interaktif. Hal tersebut berdampak pada proses pelaksanaannya, dimana guru dapat memberikan tampilan
materi pembelajaran melalui PPT. Sedangkan peserta didik menjadi lebih aktif secara individu maupun
kelompok saat pembelajaran.

Dengan keberhasilan diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa peserta didik sudah mampu secara aktif dan
kreatif dalam membagi benda utuh menjadi beberapa bagian sama besar.

4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pelaksanaan best practice yang telah dilaksanakan, disimpulkan
bahwa penerapan model PjBL mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar bangun ruang.
Penggunaan model pembelajaran PjBL menerapkan prinsip siswa secara berkelompok mengerjakan
suatu proyek karya yang mana pada praktik pembelajaran ini adalah membuat bangun ruang prisma
tarik dengan kertas asturo dan benang. Model pembelajaran PjBL memfasilitasi siswa untuk
mendapatkan konsep melalui partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran sehingga siswa dapat
meningkatkan keterampilan identifikasinya dibuktikan dari peningkatan hasil belajarnya pada
kompetensi menganalisis bangun ruang.

5. Daftar Pustaka
Anderha, R. R. dan Maskar, S. (2020). Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada
Pembelajaran Daring Materi Eksponensial. Jurnal Ilmiah Matematika Realistik. 1(2). 1-7
Anderha, R. R dan Maskar, S. (2021). Pengaruh Kemampuan Numerasi Dalam Menyelesaikan
Masalah Matematika Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Matematika. Jurnal
Ilmiah Matematika Realistik. 2(1). 1-10
Azka, Raekha. (2019). Hubungan Motivasi Belajar dan Persepsi Siswa Terhadap Gaya Mengajar
Guru Dengan Prestasi Belajar Matematika. Jurnal Pengembangan Pembelajaran
Matematika (JPPM). 1(1). 23-31
Dewi, Putri Sukma. (2018). Efektivitas Pendekatan Open Ended Ditinjau dari Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis. PRISMA. 7(1). 11-19
Fatimah, C., Wirnawa, K. dan Dewi, P. S. (2020). Analisis Kesulitan Belajar Operasi Perkalian Pada
Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jurnal Ilmiah Matematika Realistik. 1(1). 1-6
Maskar, Sugama. (2018). Alternatif Penyusunan Materi Ekspresi Aljabar Untuk Siswa SMP/MTs
dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik. PRISMA. 7(1). 53-69
Maskar, S. dan Dewi, P. S. (2021). Peningkatan Kompetensi Guru dan MA Darur Ridho Al-Irsyad
Al Islamiyyah Pada Pembelajaran Daring Melalui Moodle. Journal Of Social Science and
Technology for Community Services (JSSTCS). 2(1). 1-10
M. A. Titu, 2015 Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) untuk
Meningkatkan Kreativitas Siswa pada Materi Konsep Masalah Ekonomi, Pros. Semin.
Nas., 9, pp. 176–186.
Mulyana, D., Gunadi, F. dan Nurhasanah, S. (2022). Keterampilan Mengajar Guru Matematika
Terhadap Aktivitas Belajar Siswa SMA di Masa Pembelajaran Daring. Seminar Nasional
Pendidikan Matematika. 3(1). 310- 316
Parnabhakti, L. dan Puspaningtyas, N. D. (2020), Pengaruh Media Power Point dalam Google
Calssroom Untuk Meningkatkan hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika. Jurnal
Ilmiah Matematika Realistik. 1(2). 8-12
Pasaribu, M. F., Tanjung, D. S. dan Azelina D. (2020). Pengaruh Keterampilan Mangajar Guru
Terhadap Motivasi Belajar Siswa di Kelas V SDN 04 Pangkatan. Jurnal Educatio FKIP
UNMA.6(2). 375-380
Puspaningtyas, N. D. (2019). Proses Berpikir Lateral Siswa SD dalam Menyelesaikan Masalah
Matematika OpenEnded Ditinjau dari Perbedaan Gaya Belajar. MAJAMATH: Jurnal
Matematika dan Pendidikan Matematika. 2(2). 80-86
Puspaningtyas, N. D. dan Dewi, P. S. (2020). Persepsi Peserta Didik Terhadap Pembelajaran
Berbasis Daring. Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif. 3(6). 703-712
S. Yunianingrum, 2019 Peningkatan Keterampilan Menyimpulkan melalui Model pjbl (project based
learning) pada Pembelajaran IPA, Didakt. Dwija Indria, 7(7).
S. N. Izati, Wahyudi, and M. Sugiyarti, 2018 Project Based Learning Berbasis Literasi untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Tematik, J. Pendidik. Teor. Penelitian, dan Pengemb., 3(9),
pp. 1122—1127-1127
Ulfa, M. dan Saputra, V. H. (2019). Pengaruh Media Pembelajaran Macromedia Flash dengan
Pendekatan Matematika Realistil pada Hasil Belajar Siswa. Triple S (Journals on
Mathematics Educatiom). 2(1). 12- 21

Anda mungkin juga menyukai