PENDAHULUAN
Pendidikan menurut SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 merupakan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan sendiri dibagi menjadi menjadi pendidikan formal dan non formal, dimana
pendidikan formal ini tidak lepas dari yang namanya pembelajaran di kelas. Belajar merupakan
proses aktif untuk membangun pengetahuan siswa, sedangkan pembelajaran adalah proses
komunikasi antara guru dengan siswa dan sumber belajar dalam lingkungan belajar (Rohmah,
2021; Isrok’atun & Rosmala, 2018; Junarti dkk, 2022). Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 20 “Pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Miarso dalam
Octavia, Shilphy A, 2020), ada lima jenis interaksi yang dapat berlangsung dalam proses belajar
dan pembelajaran yaitu: interaksi antara pendidik dan peserta didik, interaksi antara sesama
peserta didik atau antar sejawat, interaksi peserta didik dengan narasumber, interaksi peserta
didik dengan sumber belajar yang sengaja dikembangkan dan interaksi peserta didik bersama
pendidik dengan lingkungan sosial dan alam. Di dalam pembelajaran, terdapat komponen-
komponen yang berkaitan dengan proses pembelajaran, yaitu pendidik, peserta didik, kelas,
tujuan, materi, kegiatan belajar-mengajar, metode, media, evaluasi (Ibrahim, 2014 dalam Syam,
Suhendi, dkk, 2022).
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran penting yang diajarkan kepada peserta
didik mulai dari jenjang sekolah dasar sampai jenjang sekolah tinggi. Tujuan, materi, proses, dan
penilaian pembelajaran matematika di kelas akan selalu menyesuaikan dengan tuntutan
perubahan zaman. Dengan demikian metode, model, pendekatan, dan strategi pembelajaran
matematika yang digunakan guru di kelas akan ikut menentukan pencapaian tujuan pelajaran
matematika. (Shadiq, Fadjar, 2009). Wardhani (2008), tujuan mata pelajaran Matematika
diuraikan sama untuk semua satuan pendidikan dasar dan menengah (SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA, SMK/MAK) yaitu agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan
konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa
ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya
diri dalam pemecahan masalah.
PEMBAHASAN
Model Pembelajaran
Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis yang digunakan dalam mengelola
pengalaman belajar siswa guna mencapai tujuan pembelajaran (Suryani & Rahayu, 2018).
Sebagai suatu kerangka konseptual, Suryani & Rahayu (2018) menyatakan bahwa model
pembelajaran akan diacu oleh guru dalam pembelajaran yang dilakukan (di dalam model
pembelajaran ini terlihat gambaran yang menyeluruh mengenai bentuk pembelajaran yang
dilakukan oleh guru). Konsep model pembalajaran menurut Trianto dalam (Afandi dkk, 2013)
adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan
pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya terdapat tujuan-tujuan pengajaran,
tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Didalam model pembelajaran terdapat strategi, teknik, metode, bahan, media dan alat penilaian
pembelajaran.
1) Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi
dasar yang akan dicapai.
2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik
tingkat kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Jika mungkin anggota kelompok berasal
dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memerhatikan kesetaraan gender.
3) Penghargaan lebih menekankan pada kelompok daripada masing-masing individu. Dalam
pembelajaran, dikembangkan diskusi dan komunikasi dengan tujuan agar siswa saling
berbagi kemampuan, saling belajar berpikir kritis, saling menyampaikan pendapat, saling
memberi kesempatan menyalurkan kemampuan, saling membantu belajar, saling menilai
kemampuan, dan peranan diri sendiri maupun teman lain.
Gambar 2. Pengembangan model solusi oleh peserta didik pada level matematisasi
horizontal.
Gambar 3. Pengembangan model solusi oleh peserta didik pada level matematisasi
vertical. (Putrawangsa, Susilahudin, 2017)
Suatu proses pembelajaran dikatakan menerapkan PMR jika dalam proses pembelajaran
tersebut menghadirkan 5 karakteristik dari PMR (Treffers, 1987 dalam Putrawangsa,
Susilahudin, 2017), yaitu:
a. Penggunaan konteks, yaitu eksplorasi masalah matematika dalam suatu konteks yang
dapat dibayangkan oleh peserta didik sebagai titik awal pembelajaran.
b. Penggunaan model, yaitu pengembangan model dan perangkat media yang dilakukan
oleh peserta didik atas masalah matematika yang diberikan (model of dan model for).
c. Pemanfaatan hasil kerja dan konsetruksi peserta didik, yaitu penggunaan model solusi
dan kontribusi peserta didik sebagai dasar pengembangan pengetahuan matematika
peserta didik ke yang lebih tinggi atau lebih formal (progressive mathematization).
d. Proses pembelajaran berbasis interaktifitas, yaitu proses pembelajaran yang membuka
ruang diskusi dan interaksi antara peserta didik dan peserta didik; dan peserta didik dan
pendidik (kooperatif).
e. Pengkaitan dengan berbagai pengetahuan lainnya, yaitu proses pembelajaran yang
bersifat terbuka dan holistic dimana pengetahuan-pengetahuan baik dalam ataupun luar
matematika dapat berkontribusi dalam proses pembelajaran.
PENUTUP
Simpulan.
Sebagai upaya untuk mewujudkan tujuan pembelajaran, diperlukan adanya pemilihan strategi
pembelajaran yang tepat, salah satunya melalui memilih model pembelajaran yang sesuai.
Terdapat berbagai macam model yang menunjang keberhasilan proses pembelajaran, model-
model pembelajaran itu diantaranya adalah model pembelajaran cooperative, model
pembelajaran student centered oriented, dan model-model pembelajaran inovatif alternative.
Model Pembelajaran merupakan pola desain pembelajaran yang menggambarkan secara
sistematis langkah demi langkah pembelajaran untuk membantu peserta didik dalam
mengonstruksi informasi, ide, dan membangun pola pikir untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Secara garis besar. Model pembelajaran menjadi pedoman dalam merancang dan melaksanakan
langkah-langkah pembelajaran dari awal hingga evaluasi pada akhir pembelajaran. Selain itu,
model pembelajaran dapat membuat kegiatan pembelajaran menjadi terarah sampai pada
evaluasi akhir sehingga dapat melihat ketercapaian kegiatan pembelajaran. Oleh sebab itu,
seorang pendidik perlu memahami model pembelajaran matematika yang akan digunakan agar
pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran
matematika yang diharapkan.
REFERENSI.
Afandi, M., Chamalah, E., & Wardani, O. P. (2013). Model Dan Metode Pembelajaran Di
Sekolah. Semarang: Unissula Press.
Isrok’atun & Rosmala, Amelia. (2018). Model-Model Pembelajaran Matematika. Jakarta : PT.
Bumi Aksara.
Junarti dkk. (2022). Model-Model Pembelajaran Matematika di Era Pandemi. Jurnal PKM :
Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(4), 431-437.
Syam, Suhendi, dkk. (2022). Belajar dan Pembelajaran. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Wardhani. (2008). Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs untuk
Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika. Yogyakarta : Pusat Pengembangan
dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika.