Anda di halaman 1dari 40

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada era globalisasi saat ini pendidikan merupakan hal yang sangat
penting dan harus ditangani oleh suatu bangsa, pendidikan merupakan
proses membangun manusia dalam mengembangkan dirinya untuk
menghadapi segala perubahan yang terjadi. Guru berperan penting dalam
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Menurut (Naniek
Kusumawati, 2016) “Konsep pembelajaran ada empat, yaitu proses KBM
tanpa media, konsep KBM menggunakan alat peraga, proses KBM guru
menggunakan media, proses KBM guru melalui daring. Dalam penelitian
ini kegiatan belajar mengajar dilakukan secara langsung didalam kelas
dengan menggunakan metode diskusi kecil melalui media gambar untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.” Menurut (Yuswanti, 2018)mengatakan
bahwa “hasil belajar merupakan pencapaian belajar siswa dalam bentuk-
bentuk angka atau nilai akhir”.
Dari uraian di atas maka belajar merupakan suatu interaksi antara
pendidik dengan peserta didik yang dilakukan secara sadar, terencana baik
didalam maupun di luar ruangan untuk meningkatkan kemampuan peserta
didik. Belajar untuk disekolah dasar berarti interaksi antara guru dengan
siswa yang dilakukan secara sadar dan terencana yang dilaksanakan baik
di dalam kelas maupun diluar kelas dalam rangka untuk meningkatkan
kemampuan siswa.
Menurut (Baharuddin, 2015)hasil belajar yang dicapai siswa dapat
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Penyebab
utama kesulitan belajar adalah faktor internal yaitu diantaranya minat,
bakat, motivasi, tingkat intelegensi, sedangkan penyebab utama problema
belajar (learning problems) adalah faktor eksternal antara lain berupa
strategi pembelajaran yang kurang baik, pengelolaan kegiatan belajar yang
tidak membangkitkan motivasi belajar anak, maupun faktor lingkungan

1
2

yang sangat berpengaruh pada prestasi belajar yang dicapai oleh


siswa. Ada juga beberapa guru memberikan pembelajaran menggunakan
metode mengajar secara tradisional. Salah satu metode pembelajaran yang
dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah metode pembelajaran
diskusi kecil melalui media gambar karena model ini menekankan pada
pengalaman dengan menerima materi pelajaran secara langsung. Jadi,
Gambar ini harus terlihat jelas sekalipun jarak jauh, sehingga siswa yang
berada di belakang dapat juga melihatnya dengan jelas. Melalui metode
ini, siswa dapat memahami materi dengan baik. Berdasarkan dari latar
belakang masalah di atas, maka tema yang diangkat dalam penelitian ini
adalah “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Peristiwa
Siang dan Malam melalui Media Gambar pada Siswa Kelas 1 SDN
Grogol 3 Tahun Ajaran 2022/2023 ”.
3

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil suatu rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Peristiwa Siang
dan Malam melalui Media Gambar pada Siswa Kelas 1 SDN Grogol 3 Tahun
Ajaran 2022/2023?

2. Apakah Media Gambar dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada


Materi Peristiwa Siang dan Malam pada Siswa Kelas 1 SDN Grogol 3 Tahun
Ajaran 2022/2023?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Adapun tujuan penelitian ini adalah:


1. Untuk Mengetahui Bagaimana Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada
Materi Peristiwa Siang dan Malam melalui Media Gambar pada Siswa
Kelas 1 SDN Grogol 3 Tahun Ajaran 2022/2023.

2. Untuk Mengetahui Apakah Media Gambar dapat Meningkatkan Hasil


Belajar Siswa pada Materi Peristiwa Siang dan Malam pada Siswa Kelas 1
SDN Grogol 3 Tahun Ajaran 2022/2023.
4

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengembangan dalam upaya
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Peristiwa Siang dan Malam
melalui Media Gambar pada Siswa Kelas 1 SDN Grogol 3 Tahun Ajaran
2022/2023. Melalui penelitian secara detail manfaat yang diharapkan dari
penelitian ini diantaranya :
1. Bagi Siswa
a) Memberikan pengetahuan, semangat serta solusi untuk belajar lebih giat dalam
proses belajar.
b) Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat dan
menjawab pertanyaan.
c) Meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi Guru
a) Dapat meningkatkan keaktifan dan motivasi pada peserta didik.
b) Memperbaiki kualitas pembelajaran yang dikelolanya.
c) Sebagai sarana dalam mengembangkan penggunaan metode pembelajaran.
d) Menambah dan mengembangkan pengetahuan, wawasan, dan pengalaman bagi
guru.
e) Meningkatkan profesionalisme guru sehingga dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran.

3. Bagi Lembaga / Sekolah


a) Memberikan masukan pada sekolah yang berkaitan dengan penggunaan metode
diskusi kecil untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam proses belajar
mengajar.
b) Meningkatkan kualitas belajar secara umum.

4. Bagi Peneliti
a) Penetian ini dilakukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP).
5

b) Menambah pengetahuan dalam penggunaan metode diskusi kecil dan media


gambar sehingga nantinya dapat dijadikan sebagai bahan, latihan dan
pengembangan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.
c) Menambah pengetahuan peneliti dalam pengembangan proses belajar mengajar
di kelas.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran
Pembelajaran pada umumnya merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
guru dalam rangka mengubah tingkah laku siswa ke arah yang lebih baik.
Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh guru untuk
menciptakan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, juga minat, bakat dan
terhadap kebutuhan siswa yang begitu sangat beragam sehingga terjadi adanya
interaksi yang begitu optimal antara guru dengan siswa dan antar siswa. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran itu adalah suatu kegiatan atau proses
yang sistematis, yang memiliki sifat komunatif antara guru dengan siswa,
sumber belajar dan lingkungan guna untuk menciptakan suatau kondisi yang
memungkinkan.
Model pembelajaran merupakan perangkat rencana atau pola yang
dapat dipergunakan untuk merancang bahan-bahan pembelajaran serta
membimbing aktivitas pembelajaran di kelas atau di tempat lain yang
melaksanakan aktivitas- aktivitas pembelajaran. Model pembelajaran juga
dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para guru untuk merancang dan melaksanakan aktivitas
pembelajaran.
Menurut Muhamad A, Evi Chamalah, dan Oktarina Puspita Wardani
(2013) mengatakan bahwa
“Dari konsep pembelajaran, model dan metode pembelajaran dapat
didefinisikan bahwa model pembelajaran adalah prosedur atau pola
sistematis yang digunakan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan
pembelajaran didalamnya terdapat strategi, teknik, metode, bahan, media
dan alat penilaian pembelajaran. Sedangkan metode pembelajaran
adalah cara atau tahapan yang digunakan dalam interaksi antara peserta
didik dan pendidik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan sesuai dengan materi dan mekanisme metode pembelajaran”.

6
7

Sebuah model pembelajaran memiliki beberapa fungsi diantaranya


adalah fungsi yang pertama model pembelajaran dapat digunakan untuk
merealisasikan tujuan pembelajaran. Dengan demikian sesuai pendapat di atas
bahwa dalam memilih model harus mempertimbangkan tujuan
pembelajarannya. Istilah model pembelajaran sejalan dengan istilah model
pengajaran, dalam hal ini model pengajaran lebih fokus pada bagaimana cara
guru membantu siswa untuk belajar, sedangkan istilah model pembelajaran
lebih fokus pada bagaimana cara siswa untuk belajar, maka sebenarnya ketika
guru membantu siswa untuk belajar hal itu juga berarti guru membantu
bagaimana cara mereka untuk belajar.
Indar wati (2020) mengemukakan bahwa model pembelajaran
mempunyai enam ciri khusus, ciri-ciri tersebut adalah:
1) Mengundang rasa ingin tahu
2) Menantang siswa untuk belajar
3) Mengaktifkan mental, fisik, dan psikis siswa
4) Memudahkan guru
5) Mengembangkan kreativitas siswa
6) Mengembangkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.
Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi pengajar dan
para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa
setiap model yang akan digunakan dalam pembelajaran menentukan
perangkat yang dipakai dalam pembelajaran tersebut. Model pembelajaran
dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan
kurikulum, mengatur materi, dan member petunjuk kepada guru di kelas.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan sebuah
perencanaan atau pedoman yang digunakan di dalam kelas agar sesuai dengan
tujuan atau kompetensi pembelajaran yang akan dicapai.
8

B. Model Pembelajaran Media Gambar


a. Pengertian Media Gambar

Diantara media pembelajaran, media gambar adalah media yang paling


umum dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar daripada
tulisan, apalagi jika gambar dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan
yang baik, sudah tentu akan menambah semangat siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran. Angkowo (dalam Poerwanti, 2015:390), media
gambar adalah media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan secara
jelas dan kuat melalui kombinasi pengungkapan kata-kata dengan gambar-
gambar.

b. Manfaat Penggunaan Media gambar


Penggunaan media pembelajaran secara umum termasuk pada penggunaan
media gambar dengan baik dapat berguna untuk:
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra
c. Penggunaan media yang bervariasi dan tepat dapat mengatasi sikap pasif
dari siswa
d. Dengan penggunaan media guru dapat menyampaikan materi dengan
persamaan pengalaman dan persepsi untuk setiap siswa.
c. Kelebihan dan Kelemahan Penggunaan Media Gambar
Kelebihan media gambar
a) Sifatnya konkrit, gambar lebih realitis menunjukkan masalah
dibandingkan dengan verbal semata
b) Gambar dapat menngatasi batasan ruang dan waktu. Peristiwa-
peristiwa yang terjadi dimasa lampau bisa kita lihat seperti apa adanya.
c) Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.
d) Gambar dapat memperjelas suatu masalah.
9

e) Siswa mudah memahaminya.


f) Bisa menampilkan gambar, grafik atau diagram.
g) Bisa dipergunakan di dalam kelas, dirumah maupun dalam perjalanan
dalam kendaraan.
h) Dapat dipergunakan tidak hanya untuk satu orang.
i) Dapat dipergunakan untuk memberikan umpan balik

Kelemahan media gambar


a) Gambar hanya menekankan persepsi indera mata.
b) Gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan
pembelajaran.
c) Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
d) Gambar sulit dicari karena sejarah mempelajari masa lalu, dan kejadian
masa lalu sulit untuk diabadikan.

C. Bahasa Indonesia
Hakikat bahasa dilihat dari aspek „bunyi atau isyarat‟atau‟simbol (huruf
atau gambar)‟, dan makna. Dari ketiga apek ini dapat didefinisikan bahwa
„bahasa‟ adalah suatu bunyi ujaran atau isyarat yang dapat disimbolkan
melalui huruf atau gambar yang berbeda-beda, masing-masing bunyi atau
syarat dan simbol/gambar tersebut memiliki makna yang berbeda-beda pula.
Pembelajaran bahasa Indonesia, terutama di sekolah dasar tidak akan
terlepas dari empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Kemampuan berbahasa bagi manusia sangat
diperlukan. Sebagai makhluk sosial, manusia berinteraksi, berkomunikasi
dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa sebagai media, baik
berkomunikasi menggunakan bahasa lisan, juga berkomunikasi menggunakan
bahasa tulis. Jadi keempat aspek itu harus saling berkaitan antara satu dengan
yang lainnya. Bagaimana seorang siswa atau anak akan bisa menceritakan
kembali sesuatu yang setelah ia membaca ataupun mendengarkan. Begitu juga
dengan menulis, menulis tidak bisa lepas dari kemampuan membaca, lalu
10

menyimak dan berbicara sehingga perkembangan intelektual anak akan baik.


Penggunaan bahasa dalam interaksi dapat dibedakan menjadi dua, yakni lisan
dan tulisan. Agar individu dapat menggunakan bahasa dalam suatu interaksi,
maka ia harus memiliki kemampuan berbahasa. Kemampuan itu digunakan
untuk mengkomunikasikan pesan. Pesan ini dapat berupa ide (gagasan),
keinginan, kemauan, perasaan, ataupun interaksi. Kemampuan berbahasa lisan
meliputi berbicara dan menyimak, sedangkan kemampuan bahasa tulisan
meliputi kemampuan membaca dan menulis.
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSPN), standar isi bahasa
Indonesia sebagai berikut: “pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa
Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta
menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.”
Di sekolah bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang
disajikan secara tematik dan berbasis teks. Walaupun terkesan mudah, namun
pada kenyataannya siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami
kosakata bahasa Indonesia dan mengembangkannya ke dalam bentuk kalimat-
kalimat. Kosakata merupakan salah satu materi pembelajaran yang sangat
penting yang harus dikuasai oleh siswa untuk terampil berbahasa. Kasno
(2014:1) menjelaskan bahwa penguasaan kosakata akan mempengaruhi cara
berpikir dan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Bahasa sehingga
penguasaan kosakata dapat menentukan kualitas siswa dalam berbahasa.
Sejalan dengan pendapat Desiana (2014:1) menjelaskan bahwa
penguasaan kosakata adalah kegiatan menguasai atau kemampuan memahami
dan menggunakan kata-kata dalam suatu bahasa, baik bahasa lisan maupun
tulis. Penguasaan kosakata akan sangat berpengaruh terhadap aspek
keterampilan berbahasa, baik menyimak, berbicara, membaca maupun
menulis.
Roberts (2014:23) menyatakan bahwa penguasaan kosakata anak akan
berjenjang sesuai dengan taraf perkembangan usianya. Semakin kaya kosakata
yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula kemungkinan seseorang itu
11

terampil berbahasa, baik lisan maupun tulisan. Sebaliknya, penguasaan


kosakata yang tidak memadai akan menyulitkan sesorang untuk melakukan
komunikasi sebagai wujud interaksi sesama manusia.
Tujuan pembelajaran kosakata di tingkat sekolah dasar yakni agar siswa
memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah
bahasa dengan baik, sehingga siswa mampu mampu berkomunikasi baik
secara lisan maupun tulisan dengan baik dan benar. Pembelajaran bahasa
Indonesia lebih menitik beratkan pada penguasaan kosakata dan pembelajaran
dilaksanakan secara tematik dengan aspek keterampilan berbahasa lainnya,
penyajinya secara eksplisit dalam proses pembelajaran. Kualitas keterampilan
berbahasa siswa, banyak ditentukan pada kuantitas dan kualitas kosakata yang
dimiliki oleh siswa tersebut. Pemahaman terhadap penggunaan kosakata atau
kemampuan kreatif siswa merupakan kunci untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam menulis. Pemahaman tesebut dapat dimanfaatkan oleh guru
ataupun pihak yang terkait untuk mengembangkan strategi yang tepat dalam
pembelajaran menulis. Kajian secara empiris dan sistematis terhadap
penggunaan kosakata siswa dalam menggunakan bahasa Indonesia secara
tertulis perlu dilakukan.

D. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dengan
sengaja dalam keadaan sadar dan terencana yang dilaksanakan dengan baik
di dalam ruangan maupun di luar ruangan untuk memperoleh suatu
konsep, pengertian, atau pengetahuan baru yang memungkinkan terjadinya
perubahan tingkah laku yang relatif baik dalam berpikir, merasa dan
bertindak, terencana baik didalam maupun di luar ruangan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik yang ditentukan oleh hasil belajar.
Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar. Hasil belajar ini adalah pola-pola perbuatan, nilai-
nilai, pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan yang harus diingat,
hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya
12

salah satu aspek potensi manusia saja. Dalam hal kegiatan belajar mengajar
harus dilakukan dua arah harus ada komunikasi antara guru dan peserta
didik, agar lebih kondusif suasana pembelajarannya. Jadi tidak ada lagi
seperti teacher center melainkan student center sehingga di dalam proses
mengajar menjadi terarah dan dapat mencapai tujuan pembelajaran tersebut.
Jadi, hasil belajar merupakan proses perubahan kemampuan intelektual
(kognitif), kemampuan minat atau emosi (afektif) dan kemampuan motorik
halus dan kasar (psikomotor) pada peserta didik. Perubahan kemampuan
peserta didik dalam proses pembelajaran khususnya dalam satuan
pendidikan dasar diharapkan sesuai dengan tahap pekembangannnya yaitu
pada tahapan operasional konkrit.
Menurut Sudjana (2016: 4) menyatakan tujuan penilaian hasil belajar
adalah sebagai berikut:
1) Mendeskripsikan kacakapan belajar para siswa sehingga dapat
diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi
atau mata pelajaran yang ditempuhnya.
2) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajara di sekolah,
yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para
siswa kearah tujuan pendidikan yang diharapkan.
3) Menentukan tindak lanjut penilaian, yakni melakukan perbaikan dan
kesempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran, serta
strategi pelaksanaannya dan memberikan pertanggungjawaban
(accountability) dari pihak sekolah kepada pihak yang berkepentingan.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi
dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu: faktor intern dan ekstern.
Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang
belajar. Sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu,
menurut Slameto (2016:54).
a. Faktor-faktor Intern
13

Menurut Slameto (2016:54) mengemukakan bahwa ada dua faktor


yang mempengaruhi hasil belajar anak, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.
1) Faktor Jasmaniah
a) Faktor Kesehatan Sehat berarti dalam keadaan baik segenap
badan beserta bagianbagiannya dari penyakit. Kesehatan adalah
keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh
terhadap belajarnya.
b) Cacat Tubuh Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan
kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh. Cacat itu
dapat berupa buta, tuli, patah kaki, lumpu, dan lain sebagainya.
Keadaan cacat tubuh mempengaruhi belajar.
2) Faktor Psikologis
Faktor yang tergolong kedalam faktor psikologis yang
mempengaruhi belajar adalah inteligensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan dan kelelahan.
3) Faktor Kelelahan
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan, tetapi
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan
kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan Jasmani terlihat
dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk
membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan
adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dorongan untuk
menghasilkan sesuatu hilang.
b. Faktor-faktor Ekstern (Faktor dari luar)
1) Faktor ekstern berpengaruh terhadap belajar, dapat dikelompokkan
menjadi 3 faktor, yaitu faktor keluarga, sekolah, dan faktor
masyarakat.
a) Faktor keluarga, yang terdapat didalamnya cara orang tua
mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah
tangga, keadaan ekonomi keluarga dan pengertian orang tua.
14

b) Faktor masyarakat, kondisi lingkungan masyarakat tempat


tinggal siswa akan mempengaruhi belajar siswa, paling tidak
siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar dan diskusi.
c) Faktor sekolah, ini mencakup model mengajar, kurikulum,
relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, standar
pembelajaran, keadaan gedung, model mengajar dan tugas
rumah.
Menurut Wasliman dalam buku Ahmad Susanto, (2016:12), faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil belajar terbagi menjadi dua yaitu, antara
lain:
a. Faktor Internal
Merupakan faktor yang bersumber dari dalam peserta didik, yang
mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal meliputi
kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap,
kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.
b. Faktor Eksternal
Faktor internal yang berasal dari luar diri peserta didik yang
mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga
yang morat-marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri,
perhatian orangtua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan
sehari-hari berperilaku yang baik dari orangtua dalam kehidupan
sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu usaha untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang dialami dari
pengalaman yang diperoleh untuk menjadi pribadi yang seutuhnya.
BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek ,Tempat, dan Waktu Penelitian serta Pihak yang Membantu


1. Subjek
Subjek Penelitian Perbaikan pembelajaran ini adalah pada siswa
SDN Grogol III kelas IA dengan jumlah siswa 20 orang. 12 siswa
perempuan dan 8 siswa laki-laki.
2. Tempat Penelitian
Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran dilaksanakan di SDN Grogol
III. Di Jln. Jawa No. 119 Dsn. Bedrek Utara Ds. Grogol Kabupaten
Kediri.
3. Waktu Perbaikan
Pelaksanaan Perbaikan dilaksanakan selama 1 bulan.
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

No Kegiatan Pelaksanaan
1. Pra Siklus Senin, 24 April 2023
2. Siklus I Senin, 15 Mei 2023
3. Siklus II Rabu, 23 Mei 2023

4. Pihak Yang Membantu

a. Seluruh siswa kelas I : Jumlah siswa 20 siswa, terdiri dari 12


siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.
b. Kepala Sekolah : Dra. Ugik Puji Rahayu
c. Supervisor 2 : Sri Mariati S. Pd,. SD.
d. Supervisor 1 : Nikmatus Sahadah, M.Pd

15
16

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


1. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Tahap pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Kegiatan ini
membahas tema 8 sub tema 1 pembelajaran 1 tentang peristiwa siang
dan malam. Indikator yang ingin dicapai yaitu siswa mampu
mengidentifikasi perbedaan siang dan malam. Siswa mampu membuat
membedakan kegiatan saat siang dan malam hari.
Adapun Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran ini
melalui langkah dua siklus, dan masing-masing siklus terdiri dari
empat tahap, yaitu Perencanaan (Planning), Pelaksanaan (Acting),
Pengamatan (observing), dan Refleksi (Reflecting). (Suharsini
Arikunto,2006).
Gambar 3.1 Desain Prosedur PTK

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Sumber : Arikuntodkk. (2010)


Keempat langkah tersebut merupakan satu siklus atau satu putaran,
artinya sesudah langkah ke-4 lalu mengulang kembali ke siklus 2
dengan keempatlangkah yang sama dan seterusnya. Jumlah siklus
yang direncanakan dalam penelitian tindakan ini adalah sebanyak 2
siklus dengan tindakan kegiatan pembelajaran sebagai berikut:
17

2. Desain Pelaksanaan Perbaikan Per Siklus


1) Pelaksanaan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Peneliti merencanakan tindakan berdasarkan tujuan
penelitian pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan sebagai
berikut :
1. Menyususun RPP pada KD konsep mengidentifikasikan
tentang materi peristiwa siang dan malam.
2. Membuat rencana perbaikan siklus I.
3. Menemukan strategi pembelajaran yang akan digunakan
yaitu dengan menggunakan media gambar di LKS.
4. Menyiapkan format evaluasi pretes dan postes.

b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan Siklus I dilakukan pada hari Senin, 15
Mei 2023. Dalam pelaksanaan kegiatan ini dibantu oleh
Supervisor 2 dan teman sejawat yang bertindak sebagai
pengamat dalam proses pelaksanaan pembelajaran.
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti sebagai berikut :
1. Kegiatan Awal (10 menit)
 Guru menyapa siswa dengan mengucap salam.
 Guru mengajak semua siswa berdo’a bersama.
 Salah satu siswa diminta untuk memimpin do’a.
 Melafalkan Pancasila bersama-sama.
 Menyanyikan lagu Nasional
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
2. Kegiatan Inti (150 menit)
 Guru meminta siswa mengamati gambar diLKS.
 Siswa mengamati gambar tersebut.
18

 Guru bertanya kepada siswa “coba lihat gambar mana


yang merupakan peristiwa siang atau peristiwa malam?”

 Siswa menunjuk salah satu gambar tersebut.

 Guru mengarahkan siswa untuk memahami perbedaan


peristiwa siang dan malam.

 Siswa mendengarkan arahan guru.

 Guru meminta siswa menyebutkan peristiwa siang hari


sesuai dengan keadaaan sekitar.

 Siswa menjawab pertanyaan guru.

 Guru menjelaskan siswa untuk memahami keadaan


peristiwa siang hari. Guru juga memberikan arahan
peristiwa malam hari.

 Siswa mendengarkan arahan guru.

 Untuk lebih memahami lebih dalam, guru menunjukkan


kepada siswa media gambar mengenai perbedaan
peristiwa siang dan malam.

 Siswa mendengarkan arahan guru.

 Guru meminta satu siswa untuk menjawab gambar yang


ditunjukkan oleh guru.

 Lalu siswa tersebut memberikan penjelasan tentang


gambar sesuai peristiwa siang atau malam kepada
temannya satu kelas.

 Guru memberikan pujian atas apa yang di jelaskan siswa


tersebut.

 Siswa kembali duduk ke bangkunya.

 Guru memberikan LKPD di LKS Tema 8 Pembelajaran


1.

 Siswa mengerjakan soal tersebut.


19

 Kemudian guru berkeliling memeriksa pekerjaan siswa.

 Bagi siswa yang sudah selesai , LKPD tersebut akan


diambil guru.

3. Kegiatan Penutup (15 menit)


 Guru menanyakan apakah ada yang belum di mengerti
oleh siswa tentang pelajaran hari ini.
 Siswa menjawab pertanyaan guru tentang apa yang tidak
ia mengerti selama pelajaran berlangsung.
 Siswa bersama guru menyimpulkan apa yang telah
mereka pelajari hari ini.
 Guru mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran).
c. Tahap Observasi
Pelaksanaan tahap observasi ini dilakukan pada tanggal 15
Mei 2023 bersama peneliti bersama penguji 1 atau supervisor 2
dan teman sejawat. Dalam pelaksanaan PTK yang peneliti
laksanakan menggunakan pedoman opservasi prosedural
terbuka didalam mencari data. Dalam hal ini peneliti bekerja
sama dengan teman sejawat untuk memberikan masukan
tentang pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Pada tahap ini
peneliti mengamati kegiatan siswa selama proses pembelajaran
dan menilai hasil evaluasi dalam pelajaran tema 8 sub tema 1
pembelajaran 1 pada hari itu. Apabila hasil tes formatif dapat
dapat mencapai capaian hasil belajar kegiatan pra siklus yaitu
rata-rata dibawah KKM., yang dimaksud nilai KKM di SDN
Grogol 3 muatan pelajaran BI sesuai dengan tema yang paling
banyak adalah 70. Misalnya rata-rata siswa mendapat nilai 60.
20

d. Tahap Refleksi
Kegiatan pada tahap refleksi ini dilaksanakan peneliti setiap
akhir pertemuan pembelajaran. Tahapan ini merupakan hasil
dari mengamati secara rinci segala hal terjadi di kelas baik
seperti aktifitas siswa dalam proses pembelajaran berlangsung.
Hasil penelitian Pada siklus I terlihat sebagian besar siswa
belum mengerti tentang materi pengukuran waktu sehingga
proses pembelajaran belum berjalan dengan lancar. Siswa
masih belum dapat memanfaatkan waktu yang tersedia dengan
tepat, terlihat sebagian besar siswa masih belum selesai dalam
mengerjakan soal evaluasi. Siswa masih banyak merasa
kesulitan untuk menemukan/mencari sumber belajar sehingga
hasil evaluasi yang dikerjakan belum maksimal.
2) Pelaksanaan Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Perencanaan perbaikan pembelajaran siklus 2 dilaksanakan
pada hari Rabu, 17 Mei 2023. Dibantu dengan supervisor 2 dan
teman sejawat. Peneliti mempersiapkan :
1. Menyususun RPP pada KD konsep mengidentifikasikan
tentang materi hak dan kewajiban warga masyarakat
terhadap lingkungan.
2. Membuat rencana perbaikan siklus 2
3. Menggunakan strategi pembelajaran yang akan digunakan
yaitu media gambar tambahan.
4. Menyiapkan format evaluasi pretes dan postes.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap Pelaksanaan pembelajaran peneliti dilaksanakan
pada hari Rabu,17 Mei 2023.
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti sebagai berikut :
A. Kegiatan Awal (10 menit)
21

 Guru menyapa siswa dengan mengucap salam.


 Guru mengajak semua siswa berdo’a bersama.
 Salah satu siswa diminta untuk memimpin do’a.
 Melafalkan Pancasila bersama-sama.
 Menyanyikan lagu Nasional
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
B. Kegiatan Inti (150 menit )
 Guru meminta siswa mengamati gambar.
 Siswa mengamati gambar tersebut.
 Guru bertanya kepada siswa “coba gambar mana yang
merupakan peristiwa siang/ gambar mana yang
menrupakan peristiwa malam hari?”
 Siswa menunjuk salah satu gambar tersebut.
 Guru menanyakan pada siswa tentang bagaimana
keadaan peristiwa disekitar mereka. Apakah sesuai
dengan kegiatan peristiwa siang?
 Siswa menjawab pertanyaan guru dengan
mendeskripsikan keadaan peristiwa yang ada di
lingkungan sekitar mereka .
 Guru menunjukkan media gambar berupa kegiatan
seseorang sesuai dengan peristiwanya.
 Siswa memperhatikan media yang dibawa oleh guru.
 Guru membagikan media gambar untuk siswa
 Siswa menerima masing-masing media gambar untuk
dikerjakan per individu dalam satu kelompok.
 Guru menyuruh siswa per kelompok berhitung dari angka
1 sampai 4.
 Siswa per kelompok berhitung dari angka 1 sampai 4.
22

 Guru memanggil salah satu siswa sebagai perwakilan


masing-masing kelompok yang sudah dipersiapkan
sebelumnya.
 Siswa yang dipanggil maju kedepan kelas sebagai
master/ ketua kelompok.
 Guru menanyakan kepada siswa apakah sudah benar
kegiatan yang terjadi sesuai dengan peristiwanya. Jika
sudah benar berganti dengan kelompok lain untuk maju
kedepan sesuai dengan nomor selanjutnya.
 Guru memberikan pujian bagi semua siswa.
 Kemudian guru memberikan LKPD.
 Guru mengigatkan agar siswa mengerjakan secara
individu.
 Guru berkeliling memeriksa pekerjaan siswa .
 Setelah selesai, siswa mengumpulkan lembar individu
dengan tertib.
 Guru menanyakan kepada siswa tentang pengalaman
mereka melaksanakan pembelajaran dalam membedakan
peristiwa siang dan malam.
 Siswa mendapat kesempatan untuk menceritakan
pengalamannya tentang membedakan peristiwa siang dan
malam.
 Guru memberikan pujian atas penampilan mereka .
 Guru memberikan ketegasan yang telah dilakukan siswa
tersebut.
C. Kegiatan Penutup (10 menit)
 Guru menanyakan apakah ada yang belum di mengerti
oleh siswa tentang pelajaran hari ini.
 Siswa menjawab pertanyaan guru tentang apa yang tidak
ia mengerti selama pelajaran berlangsung.
23

 Siswa bersama guru menyimpulkan apa yang telah


mereka pelajari hari ini.
 Guru mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran).
c. Tahap Observasi
Pelaksanaan tahap observasi ini dilakukan pada tanggal 17
Mei 2023 dibantu dengan penguji satu atau supervisor 2 dan
teman sejawat.
Dalam pelaksanaan observasi ini, peneliti dan pengamat
mengamati keaktifan guru dalam mengajar siswa dan juga
mengamati keaktifan siswa dalam melakukan media permainan
monopoli. Dan juga selama mengerjakan evaluasi
pembelajaran.
Namun jika pada siklus 2 keaktifan siswa tetap menurun.
Maka peneliti harus melaksanakan penelitian lagi.

d. Tahap Refleksi
Setelah dilakukan pengamatan siklus 2 oleh supervisor 2
dan penilai pada tanggal 17 Mei 2023 ternyata hasil belajar
siswa pada siklus 2 mengalami peningkatan pesat. Karena
pencapaian hasil belajar siswa sebagian besar sudah memenuhi
KKM(Kriteria Ketuntasan Minimal) seperti yang diharapkan
peneliti.
Dari siklus ke 2 dapat disimpulkan bahwa siswa mencapai
lebih dari 75% dalam proses belajar mengajar, sehingga
kegiatan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya
Jika siklus 2 sudah dinyatakan berhasil , maka peneliti akan
mengakhiri pembelajaran ini pada siklus 2, namun jika pada
siklus 2 ini belum mencapai seperti yang diharapkan peneliti.
24

Maka peneliti akan melakukan penelitian lagi pada siklus


selanjutnya.

a. Instrument yang di gunakan


Instrument yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah tes dan
non tes. Tes diperoleh dari hasil evaluasi pembelajaran , teknik non
tes diperoleh dari hasil pengamatan langsung terhadap proses belajar
siswa di kelas oleh teman sejawat. Sedangkan dokumentasi dibantu
oleh teman sejawat untuk perbaikan pembelajaran berlangsung.
a. Tes
Menurut Riduwan (2006:37) tes adalah serangkaian
pertanyaan yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki
individu atau kelompok.
a. Dokumentasi
Dokumentasi ini berisi tentang jalannya kegiatan
pembelajaran perbaikan berlangsung. Dokumentasi ini berisi
tentang pembelajaran di kelas dengan menggunakan media
pembelajaran monopoli HK. Hasil dokumentasi ini adalah bukti
bahwa memang benar telah dilaksanakannya penelitian.
b. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan mengevaluasi hasil yang
diperoleh dari pengamatan dan penilaian. Hasil penelitian yang
dilakukan dari pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 kemudian dijadikan
acuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam
pembelajaran perbedaan peristiwa siang dan malam. Selain itu
evaluasi juga digunakan untuk menentukan apakah penelitian ini
dilanjutkan pada siklus berikutnya atau tidak.

A. Teknik Analisis Data


25

Menurut Ardhana12 (dalam Lexy J. Moleong 2002: 103) menjelaskan


bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian
dasar.
Untuk menganalisi ketuntasan belajar siswa di kelas, peneliti
memberikan soal individu.

Analisis data terbagi menjadi dua, yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif:
1. Data kualitatif yaitu data yang berupa catatan atau wawancara
secara langsung.
2. Data kuantitatif yaitu data yang didapat dari hasil skor jawaban
siswa, skor prestasi belajar.
Untuk menilai ulangan atau tes formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai ketuntasan siswa. Dengan
mencari rata-rata seperti berikut :

X=
∑X
∑N

Dengan :
X = Nilai rata-rata
Σ X = Jumlah semua nilai siswa

Σ N = Jumlah siswa

Untuk ketuntasan belajar siswa bisa di hitung menggunakan rumus di


bawah:

P=
∑ Siswa . yang . tuntas . belajar x 100 %
∑ Siswa
26
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Deskripsi Pra Siklus
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan peneliti menyiapkan Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran mengenai materi peristiwa siang dan
malam. Mengukur kemampuan siswa dengan metode ceramah dan
buku LKS untuk pembelajaran tersebut. Menyusun penilaian
proses pembelajaran untuk mengetahui kemampuan siswa.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada saat itu pembelajaran di kelas masih menggunakan metode
ceramah. Jadi guru ter fokus di depan kelas dengan membawa
buku pelajaran . Sehingga siswa yang duduknya dibelakang tidak
terlalu memperhatikan apa yang di terangkan gurunya. Karena
mungkin terlalu membosankan dan kurang menarik perhatian
siswa keseluruhan.
Setelah selesai menjelaskan materi, guru memberikan soal dari
buku paket siswa. Lalu siswa mengerjakan soal yang diberikan
gurunya. Namun pada saat mengerjakan soal tersebut suasana di
dalam kelas semakin gaduh dan tidak kondusif. Karena ada
beberapa siswa yang ber lari-lari ke bangku temannya. Melihat
suasana tersebut akhirnya guru menyuruh siswa untuk
mengerjakannya di rumah.
Setelah guru dan siswa membahas lembar kerja yang dikerjakan
oleh siswa . hasil tersebut dapat dilihat di table 4.1 berikut ini :

26
27

Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus

NO Nama Siswa Nilai Keterangan


1. Abinaya Dafa 65 Tidak tuntas
2. Ady Nurma Arum 44 Tidak tuntas
3. Ahmad Habibi 40 Tidak tuntas
4. Aprilia Dwi Astuti 50 Tidak tuntas
5. Azka Aldric 70 Tuntas
6. Fachri Said Ramadhani 65 Tuntas
7. Maryam Linda Maheswari 75 Tuntas
8. Melody Dinata 72 Tuntas
9. Mikaila Putri 65 Tidak tuntas
10. M. Catur 50 Tidak tuntas
11. M. Adrian Mustofa 74 Tuntas
12. M. Rafi 65 Tidak tuntas
13. M. Rizky Putra Pratama 74 Tuntas
14. Nafissa Imel 73 Tuntas
15. NovitaWulandari 69 Tidak tuntas
16. Putra Pratama 50 Tidak tuntas
17. Rangga Putra Mahardika 73 Tuntas
18. Zahra Septi 70 Tuntas
19. Ghaziya 55 Tidak tuntas
20. Faris 45 Tidak untas
Jumlah 1249
Rata-rata 62,4
Nilai KKM BI 70
Nilai Tertinggi 75
Nilai Terendah 40
Jumlah Siswa yang tuntas 8
belajar
Prosentase Ketuntasan 40 %
28

a. Tahap Pengamatan
Dari tabel diatas hasil belajar siswa pada pra siklus
sebagaimana data tersebut. Total skor yang diperoleh : 1249. Dengan
nilai rata-rata(mean) sebesar 62,4. Prosentase ketuntasan hanya 40 %
artinya belum memenuhi atau mencapai ketuntasan. Sedangkan ada
12 siswa yang nilainya masih dibawah KKM. Membuktikan bahwa
hasil pembelajaran pra siklus rendah karena yang tuntas hanya 8
orang siswa. Sedangkan KKM untuk BI di kelas I adalah 70.
Hasil belajar yang diperoleh dari pembelajaran pra siklus
dengan menggunakan metode ceramah mengakibatkan siswa kurang
memperhatikan dan kurang aktif saat guru menggunakan metode
ceramah. Karena hasil pembelajaran pra siklus rendah , maka perlu
diadakan perbaikan pembelajaran siklus 1.
b. Refleksi
Refleksi tindakan pada Pra siklus mengungkapkan hasil
yang diperoleh pada tahap evaluasi serta dianalisi. Kelemahan-
kelemahan dan kekurangan pada pra siklus dalam menggunakan
metode ceramah. Seperti kurangnya fokus anak pada guru, suasana
kelas kurang kondusif akibat perhatian hanya terfokus di depan.
Padahal dibelakang ada beberapa siswa yang kurang
memperhatikan saat guru menjelaskan.

2. Deskripsi Siklus 1
a. Tahap Perencanaan
Peneliti merencanakan tindakan berdasarkan tujuan penelitian.
Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan seperti beikut:
5. Menyususun RPP pada KD konsep mengidentifikasikan
tentang materi peristiwa siang dan malam.
29

6. Membuat rencana perbaikan siklus 1.


7. Menemukan strategi pembelajaran yang akan digunakan yaitu
media gambar.
8. Menyiapkan format evaluasi pretes dan postes.
a. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan siklus 1 dilakukan pada hari Senin, 15 Mei
2023. Peneliti bertindak sebagai guru di kelas I A dan dibantu
observer yang mengawasi jalannya perbaikan pembelajaran. Kelas
dimulai pukul 07.30 WIB. Namun peneliti masuk kelas pukul
07.20 WIB karena ada kegiatan upacara. Kemudian kegiatan
belajar di kelas baru dimulai sekitar pukul 07.30 WIB.
Guru memulai pelajaran dengan sapaan. Kemudian mengajak
berdo’a bersama dan dipimpin salah satu siswa, melafalkan
Pancasila. Kemudian guru memberikan semangat dengan tepuk
semangat. Anak-anak sangat antusias. Agar awal pendekatan
dengan siswa berjalan lancar dan baik. Kemudian guru memberi
tahu materi pelajaran yang akan dibahas yaitu peristiwa siang dan
malam.
Kemudian guru menjelaskan dengan ceramah, siswa diminta
untuk mengamati sebuah gambar yang isinya kegiatan pada
peristiwa siang atau peristiwa malam hari. Kemudian guru
bertanya “apa perbedaan peristiwa siang dan malam hari? “ siswa
menjawab. “ketika siang ada sinar matahari, langit tampak terang
namun ketika malam hari langit tampak gelap dan kita bisa
menyaksikan bintang dan bulan diawan”. Guru bertanya “apakah
kalian sudah pernah mengamatinya ?” siswa menjawab “sudah bu”
Setelah itu guru memberi LKPD di LKS siswa untuk dikerjakan
per individu. Mereka membuah kalimat sesuai dengan peristiwa
pada gambar di LKS tersebut. Jika sudah selesai guru dan siswa
akan membahas bersama-sama LKPD yang sudah dikerjakan
siswa. Karena waktunya sangat terbatas, pada pembelajaran siklus
30

1 berakhir. Kemudian guru meminta siswa untuk menyimpulkan


pembelajaran kali ini. Setelah itu bertanya apakah ada siswa yang
kurang mengerti tentang pembelajaran hari ini. Setelah siswa tidak
ada yang bertanya. Pembelajaran ditutup dengan dipimpin do’a
salah satu siswa.
Hasil lembar kerja individu yang dikerjakan siswa, sebagai
berikut :

Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus 1


NO Nama Siswa Nilai Keterangan
1. Abinaya Dafa 70 Tuntas
2. Ady Nurma Arum 44 Tidak tuntas
3. Ahmad Habibi 45 Tidak tuntas
4. Aprilia Dwi Astuti 50 Tidak tuntas
5. Azka Aldric 70 Tuntas
6. Fachri Said Ramadhani 65 Tuntas
7. Maryam Linda Maheswari 75 Tuntas
8. Melody Dinata 72 Tuntas
9. Mikaila Putri 65 Tidak tuntas
10. M. Catur 50 Tidak tuntas
11. M. Adrian Mustofa 74 Tuntas
12. M. Rafi 65 Tidak tuntas
13. M. Rizky Putra Pratama 74 Tuntas
14. Nafissa Imel 73 Tuntas
15. NovitaWulandari 69 Tidak tuntas
16. Putra Pratama 50 Tidak tuntas
17. Rangga Putra Mahardika 73 Tuntas
18. Zahra Septi 70 Tuntas
19. Ghaziya 55 Tidak tuntas
31

20. Faris 45 Tidak untas


Jumlah 1254
Rata-rata 62,7
Nilai KKM BI 70
Nilai Tertinggi 75
Nilai Terendah 44
Jumlah Siswa yang tuntas 9
belajar
Prosentase Ketuntasan 45 %

Tabel 4.3 Hasil Evaluasi Belajar Siswa Pada Tindakan Siklus 1

No Nilai Frekuensi Prosentase Kategori


1. 81 – 100 % Baik sekali
2. 70 – 80 8 % Baik
3. 60 – 69 4 % Cukup
4. 50 – 59 5 % Kurang
5. 0 – 49 3 % Sangat
kurang
Jumlah 20 100

a. Tahap Pengamatan
Dari tabel diatas hasil belajar siswa pada siklus 1 sebagaimana data
tersebut. Total skor yang diperoleh : 1254. Dengan nilai rata-
rata(mean) sebesar 62,7. Prosentase ketuntasan hanya 45 % artinya
belum memenuhi atau mencapai ketuntasan. Sedangkan ada 11 siswa
yang nilainya masih dibawah KKM. Membuktikan bahwa hasil
32

pembelajaran pra siklus rendah karena yang tuntas hanya 9 orang


siswa. Sedangkan KKM untuk BI di kelas I adalah 70.
Hasil belajar yang diperoleh dari pembelajaran siklus 1 dengan
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab untuk meningkatkan
hasil belajar siswa pada materi peristiwa siang dan malam ternyata
kurang memuaskan. Akibatnya siswa kurang memperhatikan dan
kurang aktif saat guru menggunakan metode ceramah dan Tanya
jawab. Karena hasil pembelajaran siklus 1 rendah , maka perlu
diadakan perbaikan pembelajaran siklus 2
a. Refleksi
Refleksi tindakan pada siklus 1 mengungkapkan hasil yang
diperoleh pada tahap evaluasi. Dalam tahap ini kelemahan-
kelemahan siklus 1 dalam menggunakan metode ceramah dan
Tanya jawab. Pada saat guru menggunakan media gambar. Siswa
mengerjakan media pembelajaran tersebut.

1. Deskripsi Siklus 2
a. Tahap Perencanaan
Peneliti merencanakan tindakan berdasarkan tujuan penelitian.
Pada tahap ini peneliti menyiapkan sebagai berikut :
5. Menyususun RPP pada KD konsep mengidentifikasikan tentang
materi peristiwa siang dan malam
6. Membuat rencana perbaikan siklus 2
7. Menemukan strategi pembelajaran yang akan digunakan yaitu
diskusi kecil.
8. Menyediakan tambahan media pembelajaran seperti gambar.
9. Menyiapkan format evaluasi pretes dan postes.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan siklus 2 dilakukan pada hari Selasa, 17 April
2023. Peneliti bertindak sebagai guru di kelas I A dan dibantu
observer yang mengawasi jalannya perbaikan pembelajaran. Kelas
33

dimulai pukul 07.00 WIB. Namun peneliti masuk kelas pukul 07.20
WIB karena ada kegiatan senam diluar kelas setiap hari kecuali hari
senin diganti dengan upacara bendera. Jadi setelah bel berbunyi,
siswa senam sehat di lapangan. Kemudian kegiatan belajar di kelas
baru dimulai sekitar pukul 07.20 WIB.
Guru memulai pelajaran dengan sapaan. Kemudian mengajak
berdo’a bersama dan dipimpin salah satu siswa, melafalkan
Pancasila. Kemudian guru memberikan semangat dengan tepuk
semangat. Anak-anak sangat antusias. Agar awal pendekatan dengan
siswa berjalan lancar dan baik. Kemudian guru memberi tahu materi
pelajaran yang akan dibahas adalah peristiwa siang dan malam.
Kemudian guru menjelaskan dengan ceramah. Siswa diminta untuk
mengamati sebuah gambar di LKS mengenai peristiwa siang dan
malam.
Kemudian guru bertanya “apakah gambar pada kegiatan termasuk
peristiwa siang atau peristiwa malam? “ siswa menjawab. “siang bu
karena kegiatan menjemur baju ketika siang hari”.
Setelah itu guru mengeluarkan media gambar tentang kegiatan
peristiwa siang dan malam. Antusiasnme anak sangat besar saat guru
menunjukkan media pembelajaran yang tadinya pasif atau kurang
tanggap sekarang rasa ingin tahunya bertambah. Kemudian guru
membentuk kelompok per kelompok ber anggota 5 orang. Setiap
anggota kelompok diberi 1 gambar untuk membuat kelimat sesuai
dengan gambar tersebut dan menuliskan peristiwanya. Bagi siswa
yang sudah selesai mempresentasikan hasil mereka ke depan kelas
ditunjukkan ke teman-temanya. Setelah itu siswa diminta untuk
mengerjakan lembar kerja siswa secara individu. Bagi yang sudah
selesai dikumpulkan di depan. Pelajaran ditutup dengan berdo’an
dipimpin salah satu siswa .
34

Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus 2

NO Nama Siswa Nilai Keterangan


1. Abinaya Dafa 80 Tuntas
2. Ady Nurma Arum 50 Tidak tuntas
3. Ahmad Habibi 75 Tuntas
4. Aprilia Dwi Astuti 80 Tuntas
5. Azka Aldric 100 Tuntas
6. Fachri Said Ramadhani 75 Tuntas
7. Maryam Linda Maheswari 90 Tuntas
8. Melody Dinata 95 Tuntas
9. Mikaila Putri 80 Tuntas
10. M. Catur 55 Tidak tuntas
11. M. Adrian Mustofa 90 Tuntas
12. M. Rafi 80 Tuntas
13. M. Rizky Putra Pratama 90 Tuntas
14. Nafissa Imel 95 Tuntas
15. NovitaWulandari 74 Tidak tuntas
16. Putra Pratama 50 Tidak tuntas
17. Rangga Putra Mahardika 78 Tuntas
18. Zahra Septi 80 Tuntas
19. Ghaziya 45 Tidak tuntas
20. Faris 45 Tidak tuntas
Jumlah 1507
Rata-rata 75,35
Nilai KKM BI 70
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 45
Jumlah Siswa yang tuntas 15
belajar
Prosentase Ketuntasan 75 %
35

Tabel 4.5 Hasil Evaluasi Belajar Siswa Pada Siklus 2

No Nilai Frekuensi Prosentase Kategori


1. 81 – 100 6 % Baik sekali
2. 70 – 80 9 % Baik
3. 60 – 69 - % Cukup
4. 50 – 59 3 % Kurang
5. 0 – 49 2 % Sangat
kurang
Jumlah 20 100

c. Tahap Pengamatan
Dari tabel diatas hasil belajar siswa pada pra siklus sebagaimana
data tersebut. Total skor yang diperoleh : 1507. Dengan nilai rata-
rata(mean) sebesar 75,35. Prosentase ketuntasan mencapai 75 %
artinya sudah memenuhi atau mencapai ketuntasan. Karena pada
siklus 2 pembelajaran dilakukan secara berkelompok dengan
menggunakan media gambar. Siswa jadi lebih mengerti dan
memahami materi tentang peristiwa siang dan malam.
d. Refleksi
Refleksi proses pembelajaran pada siklus 2 ini berjalan lancar dan
prosentase ketuntasan meningkat dibandingkan siklus 1. Dalam
menggunakan media gambar adapun kekurangan seperti ada
beberapa siswa yang ramai saat teman lainnya sedang mengerjakan
LKPD pada media gambar. Akibatnya ada 5 siswa yang nilainya di
bawah KKM. Meskipun ada yang belum tuntas, tapi siklus ini
dinyatakan berhasil memperbaiki pembelajaran.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Proses pembelajaran dan peningkatan hasil pembelajaran di SDN
Grogol 3 sesuai dengan hasil penelitian yang saya dapat seperti berikut :
36

1. Pra siklus
Hasil pembelajaran pada pra siklus ini ada 12 siswa yang mendapat
nilai dibawah KKM. Sedangkan yang tuntas pada pra siklus ini ada 8
siswa dengan prosentase 40 %. Penyebab nilai siswa tidak mencapai
KKM. Karena dalam pra siklus guru hanya menggunakan metode
ceramah dan siswa menjadi kurang memperhatikan karena dianggap
membosankan.
1. Siklus 1
Hasil pembelajaran pada siklus 1 ini ada 11 siswa yang mendapat
nilai dibawah KKM. Sedangkan yang tuntas hanya 9 siswa dengan
prosentase 45% .Penyebab nilai siswa masih banyak yang kurang
mencapai KKM adalah karena media gambar yang digunakan hanya
dari LKS siswa saja tidak ada tambahan media gambar lain.
2. Siklus 2
Hasil pembelajaran pada siklus 2, hampir semua siswa mendapat
nilai di atas KKM. Hanya ada 5 siswa yang belum mencapai ketuntasan
dengan prosentase 25 %. Sedangkan yang tuntas berjumlah 15 siswa
dengan prosentase 75 %. Faktor yang mempengaruhi peningkatan nilai
siswa karena pada siklus 2 ini pembelajaran dilakukan dengan
menggunakan media gambar secara berkelompok. Membuat siswa lebih
bisa mengerti dan memahami.

Berdasarkan penelitian selama tiga siklus,diketahui bahwa terdapat


peningkatan pada proses pembelajaran. Dari pra siklus hingga siklus 2.
Hasil belajar siswa dari pra siklus, siklus 1 siklus 2 dapat di
prosentasekan sebagai berikut :
37

Tabel 4.6
Data Hasil Pengamatan Pada Pra Siklus, Siklus I, Dan Siklus II

No Siklus Hasil Belajar Siswa pada Materi Peristiwa Siang dan


Malam melalui Media Gambar
1. PRA SIKLUS 40 %
2. SIKLUS I 45 %
3. SIKLUS II 75 %

Data di atas tersebut menujukkan peningkatan dari pra siklus ke


siklus I dengan prosentase 5 %. Peningkatan dari siklus I ke siklus II
mencapai 30 % . Dengan demikian terjadi peningkatan hasil belajar
siswa menggunakan media gambar.

Gambar 4.1 Diagram Prosentase Ketuntasan Belajar

Prosentase Ketuntasan Belajar


80%
70%
60%
50%
0.75
40%
30% 45.00%
0.4
20%
10%
0%
PRA SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II

PRA SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian tindakan kelas upaya
Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi peristiwa siang dan malam
melalui media gambar pada siswa kelas 1 di SDN GROGOL 3 Tahun
Ajaran 2022/2023 dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dalam proses pembelajaran pra siklus ke siklus I meningkat yang
awalnya prosentase ketuntasan 40 % di pra siklus, menjadi 45 % di
siklus I karena pada siklus I media sudah menggunakan media
gambar.
2. Hasil belajar siswa IA pada siklus I menuju siklus II mengalami
peningkatan pada siklus I prosentase ketuntasan 45 % menjadi 75%
pada siklus II dikarenakan pada siklus II siswa menggunakan media
gambar dan dimainkan secara berkelompok.

A. Saran Tindak Lanjut


Berdasarkan simpulan di atas ,peneliti ingin memberikan saran
kepada guru dan semua yang terlibat saat melakukan perbaikan
pembelajaran sebagai berikut :

Bagi Siswa :
1. Siswa diharapkan lebih aktif dalam pembelajaran saat guru
menjelaskan.
2. Siswa diharapkan berani dan mampu memaparkan materi secara
individu.

38
39

Bagi Guru :
1. Guru diharapkan mampu menguasai materi secara maksimal agar saat
menjelaskan di kelas berjalan dengan lancar.
2. Guru diharapkan lebih kreatif dalam menggunakan metode atau media
pembelajaran, agar suasana pembelajaran tidak pasif.

Bagi Sekolah :
1. Sekolah diharapkan menyediakan fasilitas yang memadai untuk
kegiatan pembelajaran.
2. Sekolah harusnya mangadakan PKP (Pemantapan Kemampuan
Profesional) agar guru tahu kelebihan dan kekurangan saat mengajar di
kelas dan menjadi lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai