Anda di halaman 1dari 11

DESAIN PEMBELAJARAN KEJURUAN TEKNIK

KOMPUTER DAN JARINGAN PADA MASA PANDEMI


COVID-19

I Gusti Nyoman Anton Surya Diputra, I Gede Ngurah Sunitra, I Made Dius Wahyu
Aditya, Gede Satriadi Utama, Putu Deva Tarinda Novani,
Ni Luh Dita Oktaviari, Ni Kadek Tamara Agustini

Pendidikan Teknik Informatika


Universitas Pendidikan Ganesha

Abstrak

Dalam mengamati praktik pendidikan saat ini, khususnya pada masa pandemi
COVID-19, sistem pendidikan dilakukan secara serempak melalui daring yang
mana membentuk suatu desain pembelajaran tersendiri yang harus bersifat lebih
kompleks dan harus mendukung representasi unit pembelajaran seperti bahan ajar,
tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran. Desain pembelajaran yang jelas
tentu dapat ditafsirkan melalui strategi pembelajaran, model pembelajaran, dan
gaya belajar sehingga hal ini menuntut pendekatan pedagogis kepada peserta didik
yang melakukan pembelajaran secara daring dari rumah terkhususnya pendidikan
kejuruan

Kata Kunci: desain, metode, strategi, pandemi, kejuruan

1
A. Desain Pembelajaran
Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang, misalnya
saja sebagai disiplin ilmu, sebagai pondasi untuk mencapai sesuatu, dan tentu saja
sebagai sebuah proses. Sebagai disiplin ilmu, desain pembelajaran membahas
berbagai penelitian dan teori tentang strategi serta proses pengembangan
pembelajaran dan pelaksanaanya. Sebagai desain pembelajaran merupakan ilmu
untuk menciptakan spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta
pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala
makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan
kompleksitas. Sebagai sistem, desain pembelajaran merupakan pengembangan
sistem pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur
untuk meningkatkan mutu belajar.
Pada desain yang kami rancang, kami menggunakan desain pembelajaran
“Blended Learning” mengingat saat ini masa pandemi. Blended Learning
merupakan suatu model pembelajaran yang bersifat fleksibel dan kombinasi efektif
baik dari penyampaian, cara mengajar, dan gaya pembelajaran seperti halnya pada
masa daring. Blended learning mengkombinasikan instructional modalities melalui
berbagai macam media pembelajaran sehingga pada masa pandemi ini dapat
menggantikan kegiatan belajar mengajar secara konvensional.
B. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik untuk
mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang
pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar-
mengajar. Model pembelajaran dapat diartikan sebagai pola yang digunakan untuk
penyusunan kurikulum, pengaturan materi dan memberi petunjuk kepada guru di
kelas, dengan kata lain, model pembelajaran ialah pola yang dipergunakan sebagai
pedoman dalam perencanaan pembelajaran di kelas.

2
Gambar 1. Diagram alur Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam rangka


mensiasati perubahan perilaku peserta didik secara adaptif maupun generatif.
Model pembelajaran sangat erat kaitannya dengan gaya belajar peserta didik
(learning style) dan gaya mengajar guru (teaching style), yang keduanya disingkat
menjadi SOLAT (Style of Learning and Teaching).
C. Pendekatan Pembelajaran
Proses pembelajaran tidak terlepas dengan suatu pendekatan pembelajaran agar
proses pembelajaran yang dijalankan dapat terlaksana dengan baik. Pendekatan
merupakan langkah awal pembentukan suatu ide dalam memandang suatu masalah
(Sanjaya, 2008). Tentu, dengan melihat perkembangan pembelajaran abad ke-21
yang mana hal ini menuntut adanya keaktifan dari peserta didik dan menekankan
pada kompetensi mereka, maka desain pembelajaran yang kami rancang yaitu
kolaborasi dari pendidik dan peserta didik, Teacher Centered Learning dengan
Student Centered Learning yang diharapkan nantinya dapat mengkolaborasikan

3
pembelajaran pada era milenial dengan kemajuan smartphone dan pembelajaran
daring.
Menempatkan peserta didik dalam konteks bermakna yang menghubungkan
pengetahuan awal peserta didik dengan materi yang mereka pelajari serta
memberikan konsep dan road map yang kuat sebagai acuan mereka dalam belajar
sehingga hal ini mengurangi kesalaham pahaman dan keambiguan dalam proses
pembelajaran. Selain itu, kegiatan pembelajaran akan difokuskan pada peserta didik
dengan menekankan pada diskusi secara daring yang nantinya menghasilkan
sebuah produk untuk dipresentasikan. Peran pendidik yaitu sebagai sarana master
of audience yaitu meluruskan setiap apa yang disampaikan peserta didik dan
memberikan tolak ukur produk dari peserta didik dengan kehidupan nyata saat ini.
Hal ini penting dilakukan agar mengurangi minkonsepsi dari peserta didik dalam
mendalami proses pembelajaran.
Komponen pendekatan yang kami gunakan tidak terlepas pada pendekatan
kontekstual yang menjadikan pendidik untuk mendesain lingkungan belajar sesuai
dengan kondisi kelas yang mereka bimbing, mengasah kontruktivisme dengan
melatih peserta didik belajar secara daring untuk terus berpikir kreatif dengan
pemberian rumusan masalah sesuai kenyataan yang dihadapi bertujuan merangsang
keterampilan berpikir kritis mereka. Pada abad ke-21 ini tidak serta merta hanya
peserta didik yang belajar, namun pendidik juga ikut belajar di dalam komponen
proses pembelajaran.
D. Strategi Pembelajaran
Level dibawah pendekatan pembelajaran adalah strategi pembelajaran. Strategi
pembelajaran menurut (J.R David, 1976) adalah perencanaan yang berisi tentang
rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Pendapat lain (Kemp, 1995), strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif dan efisien. Berdasarkan batasan yang telah
disampaikan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran
melibatkan seorang guru, peserta didik, sebuah perencanaan pembelajaran yang
telah dirancang yang sedemikian rupa agar efektif. Tentu strategi pembelajaran ini

4
sebuah perencanaan yang di desain sendiri oleh pendidik untuk mencapai suatu
tujuan dari proses belajar.
Strategi pembelajaran yang kami rancang sesuai pada masa pandemi saat ini
yaitu menggunakan strategi mandiri-kooperatif-interaktif. Mandiri disini bertujuan
untuk membentuk inisiatif dari tiap individu dalam meningkatkan kompetensi diri
yang dimiliki, berfokus pada perencanan belajar mandiri oleh peserta didik dengan
dibantu oleh fasilitator atau guru seperti halnya pembelajaran mandiri
menggunakan bahan ajar berupa modul. Kooperatif yaitu belajar secara
berkelompok antar 4-5 orang, memiliki tanggung jawab masing-masing untuk
menghasilkan sebuah produk yang nantinya akan di demonstrasikan kepada
kelompok-kelompok lain. Interaktif yaitu sesi sharing antara guru dengan peserta
didik, hal ini membangun chemistry antara guru dan peserta didik, memberikan
kesempatan peserta didik untuk berkreasi terhadap gagasan, pengalaman,
pengetahuan serta hal lainnya dalam berpikir dan merasakan. Melalui strategi-
strategi yang dirancang, hal ini akan tentu dapat meminimalisir kesenjangan belajar
pada masa pandemi saat ini.
E. Metode Pembelajaran
Level dibawah strategi pembelajaran adalah metode pembelajaran. Menurut
M.Sobri Sutikno (2009), metode pembelajaran adalah cara menyajikan materi
pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri
siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan. Menurut Sanjaya (2008), Metode
Pembelajaran adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi
pembelajaran. Berdasarkan cakupan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
metode pembelajaran merupakan faktor dari upaya pengimplementasian dari
rencana yang telah disusun oleh pendidik ke dalam kegiatan nyata secara konkret.
Metode digunakan untuk merelevansikan pendekatan sekaligus strategi untuk
nantinya dapat diterapkan. Adapun metode pembelajaran yang kami rancang sesuai
dengan kasus yang diangkat yaitu:
1. Metode Ceramah
Pendidik akan menyampaikan materi secara oral kepada peserta didik.
Metode pembelajaran ini diterapkan pada kelas daring dengan
menggunakan tolak ukur waktu seperti pemberian tutorial. Metode

5
pembelajaran ini bersifat satu arah. Kegiatan pembelajaran akan berpusat
pada pendidik sehingga akan menimbulkan kejenuhan jika diterapkan pada
kelas yang tergolong aktif. Ada pun hal yang harus diperhatikan dalam
menerapkan metode pembelajaran ini, yaitu:
a. Membangun daya tarik
Ketika memberikan ceramah peserta didik harus menerapkan intonasi
serta menampilkan visual yang menarik berupa gestur.
b. Memaksimalkan pengertian dan ingatan
Pendidik haruslah memberikan penanaman konsep yang kuat serta
memberikan kata kunci agar peserta didik lebih mudah untuk
memahami materi yang disampaikan.
c. Melibatkan peserta didik
Ketika pendidik menerangkan materi, terkadang pendidik
menerangkannya melalui sebuah analogi agar lebih mudah dipahami
oleh peserta didik. Ketika menganalogikan maka libatkanlah peserta
didik seolah-olah berperan dalam analogi tersebut.
d. Memberikan penguatan
Di akhir ceramah pendidik harus menyampaikan simpulan atau
penguatan dari materi yang telah disampaikan
2. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi digunakan pada awal pembelajaran. Metode
demonstrasi adalah cara penyajian bahan ajar dengan memperagakan atau
mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses, situasi atau benda
tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan dengan lisan.
Jadi pendidik memperagakan yang sedang dipelajari kepada anak didiknya.
Jika dikaitkan dengan masa pembelajaran daring seperti saat ini, tentu saja
seorang peserta didik atau pendidik tidak akan bisa memperagakan bahan
pembelajarannya. Oleh karena itu, aplikasi pembeljaran daring sangat
diperlukan, seperti halnya aplikasi Meet Google yang fungsinya sama seperti
pertemuaan meet di kelas. Seorang pendidik bisa memperagakan bahan ajarnya
melalui aplikasi tersebut, karena peserta didik akan bisa melihat dan mengamati

6
bahan aja tersebut melalui layar smartphone ataupun layar perangkat protabel
masing-masing.
3. Metode Pemecahan Masalah
Metode based problem solving merupakan metode yang merangsang
berpikir kritis dari peserta didik dalam pemodelan masalah yang mereka hadapi.
Mengingat masa sekarang adalah masa pandemi, tentu hal ini menjadi hambatan
tersendiri oleh sekolah kejuruan khususnya jurusan TKJ. Pendidikan jarak jauh
dapat didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang tidak memperhitungkan
ruang dan waktu (Lenar et al, 2014). Untuk itu, metode based problem solving
tentu sangat fleksibel sesuai dengan gaya atau cara pandang peserta didik dalam
memecahkan masalah. Nasution (2010) menyatakan bahwa suatu kesuksesan
memecahkan masalah melalui problem solving learning juga sulit untuk
dilupakan, sehingga pada masa pembelajaran daring ini titik poin yang dicapai
masih bisa dicapai dengan adanya pemberian kasus seperti cara routing,
pembelajaran administrator jaringan, dan lain sebagainya menggunakan
represetatif kurikulum Cisco.
4. Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan metode pembelajaran yang mengarahkan
pembelajaran untuk berpusat pada siswa. Pencapaian kompetensi pada mata
pelajaran teori sering menggunakan metode diskusi diharapkan peserta didik
aktif dan memperoleh pengetahuan berdasarkan hasil temuannya sendiri
(discovery learning). Metode ini disesuaikan sesuai dengan strategi
pembelajarannya.
Dalam masa pandemi, proses pembelajaran akan berlangsung secara daring,
sehingga tidak memungkinkan melakukan diskusi secara langsung. Oleh karena
itu, pendidik memerlukan suatu alternatif berupa aplikasi yang akan membantu
anak didiknya dalam melakukan diskusi, misalnya aplikasi Google Classroom,
pendidik bisa melakukan diskusi dengan membentuk suatu grup kelas pada
layanan aplikasi tersebut sesuai dengan bahan ajar yang kita unggah
sebelumnya.
5. Metode Jigsaw

7
Metode jigsaw pada dasarnya merupakan metode diskusi kelompok.
Adapun langkah-langkah metode jigsaw, yaitu:
a. siswa dikelompokkan ke dalam kelompok, dimana satu kelompok
terdiri atas 4-5 siswa
b. tiap orang dalam kelompok diberi bagian materi yang berbeda
c. tiap orang dalam kelompok diberi bagian materi yang ditugaskan
d. anggota dari kelompok yang berbeda yang telah mempelajari
bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok
ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
e. setelah selesai diskusi sebagai kelompok ahli, tiap anggota kembali ke
kelompok asal dan bergantian membagikan materi yang diperoleh
kepada teman satu kelompok mereka tentang sub bab yang mereka
kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-
sungguh
f. tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi; dan
g. pendidik memberi evaluasi dan penutup
Metode ini digunakan dengan skema alur silih berganti mengingat
secara daring mengurangi masalah miskonsepsi.
6. Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk
pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat
pula dari siswa kepada guru. Disini pendidik memberikan waktu untuk siswa
bertanya kepada gurunya tentang materi pembelajaran.
Metode tanya jawab ini bisa dilaksanakan melalui aplikasi seperti Kahoot,
aplikasi ini sangat membantu pelaksanaan metode tanya jawab, seorang
pendidik hanya perlu menggunggah soal yang akan diberikan kepada peserta
didik, kemudian peserta didik akan menjawab soal tersebut. tampilan aplikasi
ini juga bersifat friendly jadi meminimalisir kejenuhan dari peserta didik.
7. Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi
melalui penugasan siswa untuk melakukan suatu pekerjaan. Disini guru

8
memberikan suatu tugas kepada siswa untuk diselesaikan oleh siswa, sehingga
siswa menjadi aktif.
Dalam pembelajaran daring, metode pemberian tugas ini bisa dilakukan
melalui suatu aplikasi seperti WhatApp, aplikasi ini akan membantu seoang
pendidik dalam memberikan suatu penugasan kepada para peserta didiknya.
Adapun alternatif lainnya, seperti e-learning, pendidik bisa mengunggah tugas-
tugas yang akan diberikan kepada peserta didik pada e-learning tersebut,
kemudian peserta didik mengunggah kembali jawaban atau solusi dari tugas-
tugas yang diberikan sebelumnya.
F. Teknik dan Taktik Pembelajaran
Teknik adalah sebuah seni yang dilakukan oleh seseorang dalam
mengimplementasikan susunan strategi yang telah ia rancang. Menurut Sanjaya
(2008), teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan
suatu metode, sedangkan taktik merupakan gaya seseorang dalam melaknakan
metode atau teknik pembelajaran. Berdasarkan batasan yang diperoleh, dalam hal
pembelajaran, teknik pembelajaran lebih menekankan pada gaya masing-masing
seorang pendidik untuk mengimplementasikan model dan desain pembelajaran
yang telah mereka rancang.
Dalam desain pembelajaran yang kami buat, teknik dan taktik pembelajarannya
sendiri menggunakan teknik dan taktik individual diaman hal ini bertujuan untuk
memperoleh sebuah pengalaman (experience) peserta didik dalam menjalani proses
pembelajaran. Edutainment dengan Media pembelajaran interaktif juga dapat
digunakan untuk pendidikan jarak jauh yang tidak mengharuskan pertemuan seperti
video animasi (Atikahani et al., 2018). Terlebih peran seorang pendidik dalam
menumbuh-kembangkan sebuah proses kegiatan dalam perumusan instrument
pembelajaran sangat ditekankan untuk menimbulkan sebuah pengalaman belajar
selama masa daring.
G. Relevansi Desain Pembelajaran
 Pembelajaran daring:
https://www.youtube.com/watch?v=Ph2urzOty8s
https://www.youtube.com/watch?v=dL_hJIxAv8w
https://www.youtube.com/watch?v=2xEBFzVXZWM

9
H. Masalah dan Solusi Pembelajaran Daring
Setiap rancangan dan gagasan pasti tidak ada yang sempurna terlebih saat ini
semua kegiatan pembelajaran dilaksankaan secara daring, maka hal ini tentu
mengakibatkan adanya masalah dari kegiatan pembelajaran sendiri. Berikut
kekurangan dari sistem belajar secara daring yaitu:
1. Masalah: Penguasaan manajemen waktu yang berbeda-beda. Hal ini tentu
sangat sulit untuk dilakukan mengingat pembelajaran secara daring ini tidak
bersifat face to face sehingga membuat peserta didik tidak memperhatikan
pembelajaran yang tersedia secara daring. Selain itu, tekanan dari keluarga
dan lingkungan tempat mereka tinggal adalah salah satu penyebab tidak
dapat memanajemen waktu.
Solusi: Dengan permasalahan yang dihadapi, sebagai seorang pendidik
tentu harus memiliki standar untuk menetapkan pemberian jam pelajaran
atau materi yang disampakan ke peserta didik sehingga peserta didik tidak
merasa tertekan dalam menjalani proses pembelajaran.
2. Masalah: Keterbatasan perangkat pendukung dan paket data. Mengingat
pada saat ini semua dilakukan secara daring, tentu paket data atau wifi
adalah salah satu handalan untuk dapat menjalan proses secara daring.
Solusi: Masalah ini merupakan masalah klasik dan dilemma yang dihadapi
oleh pendidik, untuk itu, solusi yang terbaik adalah dengan pemberian
sebuah tugas project berdasarkan problem based learning yang nantinya
dapat diunggah pada e-learning yang digunakan. Pembuatan tugas dapat
dikerjakan melalui smartphone atau perangkat portabel yang dimiliki
masing-masing peserta didik. Permasalahan paket data hanya bersifat
tentratif dengan mengadakan pertemuan alokasi waktu 1x30 menit
perminggu dengan memperhatikan aspek ketersediaan peserta didik.
3. Masalah: Sinyal susah dijangkau, menyusahkan dalam proses belajar tatap
muka. Tentu dalam menghubungkan peserta didik dengan pendidik secara
daring, masalah ini sering terjadi.
Solusi: Pendidik memberikan toleransi untuk tetap menyemangati semangat
belajar anak didiknya. Setiap apapun usaha peserta didik, tentu itu hal yang
terbaik untuk mereka, untuk itu, pendidik fleksibel dengan cara lain

10
membuatkan sebuah bahan ajar yang dapat diakses setiap waktu seperti
modul dan video tutorial mengingat sekolah SMK yang memiliki banyak
pelajaran praktik. Kegiatan pembelajaran dan masalah dapat dilakukan
secara virtual.
4. Masalah: Pembelajaran secara waktu dan sering terjadi gangguan sinyal
(disconnect). Pada saat belajar daring, tentu hambatan sinyal merupakan
salah satu penyebab utamanya.
Solusi: Pendidik memberikan kebijakan dan mengingatkan mereka untuk
tetap berisitirahat di rumah, tidak diperkenankan untuk beraktivitas seperti
mencari layanan hotspot gratis pada masa pandemi ini.
5. Masalah: Adu pendapat yang berbeda pandangan. Pada masa belajar
daring, tentu dalam meluruskan pendapat yang dimiliki oleh peserta didik
tidak dapat di korespondensi secara selaras sehingga adu tanggapan
mungkin terjadi.
Solusi: dengan adanya Pembentukan grup kelas melalui sebuah layanan
aplikasi, seperti halnya aplikasi Whatsapp, penyampaian pendapat bisa
diminimalisir dengan mengumpulkan pendapat mereka dan
menyimpulkannya. Peran pendidik sangat diperlukan saat ini.
6. Masalah: ketika melakukan kegiatan pembelajran berkelompok, hanya satu
atau dua peserta didik yang bekerja. Kelompok yang lainnya, bersifat pasif.
Solusi: tentu hal ini sangat sulit dijangkau mengingat pembelajaran secara
daring, untuk itu, pendidik mengatur jangka waktu pemberian project dari
kelompok ke individu.

Referensi
Abdullah. (2017). PENDEKATAN DAN MODEL PEMBELAJARAN YANG
MENGAKTIFKAN SISWA. Edureligia vol.1 , 51-53.
Koper, R., & Oliver, B. (2004). Representing the learning design of units of
learning. Educational Technology & Society, 1-4.
Montessori, M. (2005). Introduction: Learning Design. Introduction-Gagnon, 6-11.
Putra, R. M. (2020). Kendala Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dalam
Masa Pandemi. 3.

11

Anda mungkin juga menyukai