Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

PEMAHAMAN PESERTA DIDIK DAN PEMBELAJARANNYA


TOPIK 6. LESSON PLANNING

Disusun Oleh

UMI KALSUM
229004485094

BIDANG STUDI BIOLOGI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2022
prajabatan
Ruang Kolaborasi Angkatan I

Topik 6.3 Ruang Kolaborasi

A. Latar Belakang Permasalahan


Paradigma pembelajaran dari waktu kewaktu mengalami perubahan. Perubahan itu berkaitan
erat dengan pengaruh perubahan sosial-ekonomi, budaya politik, serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, hal ini berdampak pada sistem pembelajaran di kelas. Pembelajaran di
kelas dapat berhasil apabila melibatkan semua sistem yang ada di sekolah ditambah lagi dengan
perangkat kurikulum yang dapat mempertinggi kadar keterlibatan siswa dalam Kegiatan Belajar
Mengajar.
Dalam proses pembelajaran seyogianya peserta didik yang menjadi fokus. Usaha untuk
memahami peserta didik dan menjadikan mereka pembelajar yang aktif akan memudahkan usaha
untuk mengaktualisasikan tujuan pendidikan, yaitu berkembangnya karakter dan kompetensi peserta
didik. Pendidik berperan memfasilitasi proses mencapai tujuan tersebut. Untuk itu penting bagi
pendidik untuk memiliki kemampuan merancang pembelajaran, agar mampu merancang dan
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.
Ketika peserta didik menjadi seorang pelajar yang merdeka, interaksi pendidik dan peserta
didik akan berubah. Peserta didik akan memiliki peluang untuk melakukan inisiatif, mempunyai
suara dan kepemilikan pada proses pembelajaran serta memiliki kesempatan untuk memberikan
umpan balik baik kepada diri sendiri, peserta didik lain serta kepada pendidik. Proses merancang
pembelajaran merupakan proses penting yang berdampa pada keberhasilan pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan diketahui bahwa terdapat beberapa faktor yang
sekiranya menjadi penghambat bagi peserta didik dalam proses belajar mengajar, salah satu
diantaranya adalah penggunaan media pembelajaran yang sangat minim dan tidak inovatif: media
pembelajaran yang kurang inovatif, jarang menggunakan LKPD dalam proses pembelajaran, serta
model pembelajaran yang digunakan pendidik terkadang monoton. Beberapa persoalan tersebut
menjadi landasan kami menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang kiranya dapat menjadi
acuan bagi pendidik atau guru model dalam melaksanakan pembelajaran.

B. Analisis permasalahan berdasarkan teori


1. Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu proses
pembelajaran. Tercapainya indikator pembelajaran yang dibuat oleh seorang guru, selain
ditentukan oleh keterampilan mengajar dan menguasai materi, juga ditentukan
mediapembelajaran. Kegiatan pengabdian ini didasari kenyataan pada umumnya guru masih
memiliki kesulitan dalam pengembangan media pembelajaran yang sederhana, murah dan
dapat merangsang keterlibatan siswa (Suryanda dkk, 2021).
prajabatan
Ruang Kolaborasi Angkatan I

Media pembelajaran inovatif merupakan alat atau teknologi yang dapat membantu proses
belajar mengajar menjadi lebih efektif dan menyenangkan. Media pembelajaran inovatif dapat
berupa aplikasi, perangkat lunak, alat bantu, ataupun teknologi lain yang dapat membantu siswa
memahami materi pelajaran dengan lebih mudah dan menyenangkan. Peran media pembelajaran
inovatif dalam proses belajar mengajar sangat penting, terutama dalam era teknologi yang semakin
berkembang seperti sekarang ini.
Sagala (2021), menguraikan fungsi media pembelajaran sebagai berikut; a) penyampaian
materi pelajaran dapat diseragamkan, b) proses pembelaran menjadi lebih menarik, c) Proses
belajar peserta didik menjadi lebih interaktif, d) Kualitas belajar peserta didik dapat ditingkatkan,
e) Proses belajar bisa terjadi kapan saja dan di mana saja.
2. LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) adalah sebuah media pembelajaran yang menggunakan
pendekatan pembelajaran yang dinamis dan interaktif. LKPD biasanya digunakan dalam
pembelajaran kelas yang mengintegrasikan berbagai macam media pembelajaran, seperti teks,
gambar, video, dan lainnya, dengan tujuan untuk membantu siswa memahami materi pelajaran
dengan lebih mudah dan menyenangkan.
Andriani dkk (2019), menguraikan pengaruh penggunaan LKPD adalah sebagai berikut:
a. Bagi peserta didik, untuk sarana baik dikelas, di ruang praktek maupun di luar kelas. Sehingga
peserta didik berpeluang besar untuk mengembangkan kemampuan, menerapkan
pengetahuan, melatih keterampilan, memproses sendiri dengan bimbingan guru untuk
mendapatkan perolehannya.
b. Bagi guru, melalui lembar kerja peserta didik dalam menyelenggarakan kegiatan belajar
mengajar sudah menerapkan metode membelajarkan peserta didik, dengan kadar keaktifan
peserta didik yang tinggi. Dalam pengajaran mata pelajaran, media LKPD digunakan untuk
memancing aktivitas belajar peserta didik. Karena dengan LKPD, peserta didikakan merasa
diberi tanggung jawab moril untuk menyelesaikan suatu tugas dan merasa harus
mengerjakannya, terlebih lagi apabila guru memberikan perhatian penuh terhadap hasil
pekerjaan peserta didik dalam LKPD tersebut.
3. Model Pembelajaran
Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara-gaya belajar mereka sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai model pembelajaran. Dalam prakteknya,
guru harus ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan
kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan
kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.
Fathurrohman (2015) menguraikan beberapa model pembelajaran, untuk dipilih dan dijadikan
alternatif sehingga cocok untuk situasi dan kondisi yang dihadapi.
prajabatan
Ruang Kolaborasi Angkatan I

a. Kooperatif (Cooperative Learning)


Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluq sosial yang penuh
ketergantungan dengan otrang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama,
pembegian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok
secara koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan,
pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih beinteraksi-komunikasi-
sosialisasi karena kooperatif adalah miniature dari hidup bermasyarakat, dan belajar
menyadari kekurangan dan kelebihan masing- masing.
b. Pembelajaran Kontektual (Contextual Teaching and Learning)
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab
lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life
modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajkan, motivasi belajar
muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif – nyaman dan
menyenangkan. Pensip pembelajaran kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan
dan mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan
sosialisasi. Ada tujuh indikator pembelajaran kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan
model lainnya, yaitu modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-
tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh), questioning (eksplorasi, membimbing,
menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi), learning
community (seluruh siswa partisipatif dalam belajar kelompok atau individual, minds-on,
hands-on, mencoba, mengerjakan), inquiry (identifikasi, investigasi, hipotesis, konjektur,
generalisasi, menemukan), constructivism (membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi
konsep-aturan, analisis-sintesis), reflection (reviu, rangkuman, tindak lanjut), authentic
assessment (penilaian selama proses dan sesudah pembelajaran, penilaian terhadap setiap
aktvitas-usaha siswa, penilaian portofolio, penilaian seobjektif-objektifnya darei berbagai
aspek dengan berbagai cara).
c. Pembelajaran berbasis Masalah
Untuk dapat meningkatkan kualitas dalam pembelajaran para ahli pembelajaran menyarankan
penggunaan paradigma pembelajaran konstruktifistik dalam kegiatan belajar mengajar.
Dengan adanya perubahan paradigma belajar tersebut terjadi perubahan fokus pembelajaran
dari berpusat pada guru kepada belajar berpusat pada siswa. Pembelajaran dengan lebih
memberikan nuansa yang harmonis antara guru dan siswa dengan memberi kesempatan
seluas-luasnya kepada siswa untuk berperan aktif dan mengkonstruksi konsep-konsep yang
dipelajarinya. Pembelajaran berbasis masalah mempunyai tujuan untuk mengembangkan dan
menerapkan kecakapan yang penting yaitu pemecahan masalah berdasarkan keterampilan
prajabatan
Ruang Kolaborasi Angkatan I

belajar sendiri atau kerjasama kelompok dam memperoleh pengetahuna yang luas. Dosen
mempunyai peran untuk memberikan inspirasi agar potensi dan kemampuan mahasiswa
dimaksimalkan.
C. Rancangan Produk
Berdasarkan uraian di atas maka rancangan produk yang akan kami buat yakni RPP. RPP
tersebut memuat unsur-unsur yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan
Dasar Dan Menengah. Adapun unsur-unsur RPP yakni:
1. Identitas mata pelajaran
2. Standar Kompetensi
3. Kompetensi Dasar
4. Indikator Pencapaian Kompetensi
5. Tujuan Pembelajaran
6. Materi Ajar
7. Alokasi Waktu
8. Metode Pembelajaran
9. Sumber Belajar
10. Kegiatan Pembelajaran; pendahuluan, inti dan penutup
11. Penilaian Hasil Belajar

Anda mungkin juga menyukai