Anda di halaman 1dari 10

INOVASI PENDIDIKAN

REVIEW
MATERI 7
"Inovasi Pendidikan Dalam Konteks Pendekatan dan Model Pembelajaran"
2 Desember 2023

IRNA ERFIANA
2169010373
PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
SEMESTER 5

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE
2023
1. Kenapa seorang guru dituntut mampu menggukan pedektan model
pembelajaran yang inovatif ? (Lilis Septiani Lista)
Jawaban
Dalam Pasal 1 butir 20 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas,
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu limgkumgam belajar. Dalam pembelajaran
terkandung 5 konsep, yaitu interaksi, peserta didik, pendidik, sumber belajar,
dan lingkungan belajar. Interaksi mengandung arti hubungan timbal balik,
saling mempengaruhi satu sama lain. Peserta didik, menurut pasal 1 butir 4
UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, adalah anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang
tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikantertentu. Pendidik adalah
tenaga kependidikan yang berkualifikasi senagai guru, dosen, konselor,
pamong belajar, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang
berpartisipasi dalam menyelengggarakan pendidikan. Pembelajaran
merupakan suatu kegiatan yang dirancang secara sistematis yang tujuannya
adalah meningkatkan proses belajar. Proses pembelajaran itu sendiri bisa
dilakukan baik dalam lingkungan sekolah (formal) atau di luar sekolah. Dalam
prosesnya, pembelajaran terdapat interaksi dua arah antara guru dan peserta
didik supaya terjadi pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. Oleh karena
itu, guru dituntut untuk membuat skenario pembelajaran semenarik dan
semenyenangkan mungkin supaya peserta didik terlibat secara aktif dalam
proses belajar yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar mereka
Menurut kamus Bahasa Indonesia kata “inovasi” mengandung arti
pengenalan hal-hal yang baru atau pembaharuan”. Inovasi juga berarti
penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal
sebelumnya (gagasan, metode, atau alat). Jadi bukan hanya alat bantu
pembelajaran saja yang bisa dikemas secara inovatif tetapi juga proses
pembelajarannya, misalnya menggunakan strategi/metode baru yang

1
dihasilkan dari penemuannya sendiri atau menerapkan metode baru yang
ditemukan oleh para pakar dan didesain sedemikian rupa sehingga dapat
menciptakan pembelajaran yang lebih kondusif. Pembelajaran inovatif juga
mengandung arti pembelajaran yang dikemas oleh guru lainnya yang
merupakan wujud gagasan atau teknik yang dipandang baru agar mampu
menfasilitasi peserta didik untuk memperoleh kemajuan dalam proses dan
hasil belajar.Tujuan utama dari inovasi pembelajaran adalah berusaha
meningkatkan kemampuan, yakni kemampuan dari sumber-sumber tenaga,
uang, sarana dan prasarana temasuk struktur dan prosedur organisasi agar
semua tujuan yang telah direncanakan dapat dicapai secara optimal.
Sedangkan manfaat diadakannya inovasi diantaranya dapat memperbaiki
keadaan sebelumnya ke arah yang lebih baik, memberikan gambaran pada
pihak lain tentang pelaksanaan inovasi sehingga orang lain dapat
mengujicobakan inovasi yang kita laksanakan, mendorong untuk terus
mengembangkan pengetahuan dan wawasan, menumbuhkembangkan
semangat dalam bekerja. Inovasi pendidikan merupakan upaya dalam
memperbaiki aspek-aspek pendidikan dalam praktiknya (Ansori dan Sari,
2020). inovasi pendidikan merupakan proses yang selalu terjadi
yangdisebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor luar dan faktor dalam.
Faktor luar misalnyaperubahan yang terjadi di sekitar lingkungan manusia.
Sedangkan faktor dari dalamdimaksudkan seperti motivasi untuk
meningkatkan serta memenuhi kebutuhan hidupnya (Ritonga et al ., 2022).

2. Jika dalam suatu pembelajaran menggunakan atau menerapkan model


pembelajaran kooperatif, namun tujuan utama dari model tersebut tidak
berjalan atau tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, apakah solusi yang
perlu dilakukan dalam mengatasi permasalahan tersebut ? (Andi Hartina
Halal)
Jawaban

2
Model pembelajaran kooperatif atau sering disebut dengan cooperative
learning merupakan metode pembelajaran yang menggunakan bantuan teman
sebaya dalam proses belajar. Adapun solusi yang dilakukan dalam mengatasi
model pembelajaran kooperatif adalah Salah satu sebab hasil belajar belum
optimal adalah model pembelajaran yang digunakan kurang sesuai dengan
materi yang sedang dibahas. Oleh karena itu, guru harus mencari model
pembelajaran yang tepat dan media yang cocok.
Model pembelajaran kooperatif adalah adanya interaksi sosial diantara
peserta didik. Mereka diajak untuk berkomunikasi, berbagi ide, dan saling
membantu dalammemahami dan memecahkan masalah. Melalui interaksi ini,
peserta didik dapat mengembangkanketerampilan sosial, seperti kemampuan
berkomunikasi dengan baik, bekerja dalam tim, danmembangun kerjasama
yang efektif (Sahrul et al., 2022). Pembelajaran Kooperatif merupakan suatu
model atau acuan pembelajaran dimana dalamproses pembelajaran yang
berlangsung (Burhanuddin, 2022).
Salah satu yang bisa dilakukan adalah menggunakan cooperative
learning model. Cooperative learning adalah model pembelajaran dengan
memberikan tugas kepada siswa yang lebih pandai dalam sebuah kelompok
kecil yang hasilnya akan dipresentasikan kepada kelompok lain di dalam
kelas. Hasil kelompok tersebut kemudian didalami dan ditanggapi sehingga
terjadi proses belajar yang aktif dan dinamis.
Falsafah model pembelajaran ini adalah pembelajaran gotong royong.
Robert Slavin mengatakan cooperative learning adalah salah satu bentuk
paham pembelajaran konstruktivis. Pembelajaran konstruktivisme adalah
suatu teknik pembelajaran yang melibatkan siswa untuk membina sendiri
secara aktif pengetahuan dengan menggunakan pengetahuan yang telah siswa
miliki sebelumnya.
Model ini sangat bagus karena komunikasi antarsiswa secara informal
membuat siswa cepat memahami suatu materi yang sedang dibahas. Siswa
yang agak terlambat menerima materi pelajaran, dengan penjelasan temannya

3
yang lebih pandai, akan lebih mudah menerima dan memahami materi yang
sedang didiskusikan, di samping mereka juga terlatih untuk belajar
mendengarkan pendapat orang lain.
Bagi siswa yang pandai, cara ini menjadi sarana untuk menanamkan
karakter peduli, tenggang rasa, sifat berbagi, bertanggungjawab kepada teman
sejawat, dan melatih kemampuan berkomunikasi. Secara tidak langsung,
melalui aktivitas ini, siswa yang pandai akan memperdalam dan memperluas
pengetahuannya, dia akan belajar lebih keras agar bisa lebih baik menjelaskan
kepada teman di kelompoknya.
Model pembelajaran ini sangat menunjang kebijakan zonasi karena
siswa pandai tidak menumpuk pada satu sekolah, akan tetapi menyebar ke
berbagai sekolah di mana siswa tersebut bertempat tinggal. Tentu ini akan
mempermudah bagi sekolah untuk menerapkan model cooperative learning
(pembelajaran kooperatif). Model ini sangat mudah diterapkan di dalam kelas.
Guru memilih beberapa siswa yang lebih pandai dan diberikan penjelasan
terlebih dahulu apa yang harus dilakukan dalam kelompok. Kemudian, siswa
dibagi dalam beberapa kelompok kecil yang anggotanya tidak lebih dari
sepuluh siswa agar interaksi antarmereka lebih dinamis. Keaktifan anggota
kelompok sangat penting untuk mencapai keberhasilan optimal dalam
membahas materi yang ditugaskan kepada mereka. Oleh karena itu, tugas
guru untuk mengontrol dan memfasilitasi siswa pada saat diskusi berlangsung
sangat penting.
Penelitian yang dilakukan oleh Slavin menunjukkan hasil yang positif.
Siswa yang mempraktikkan cooperative learning hasilnya lebih baik dari
model pembelajaran konvensional. Begitu pula Roger dan Jhonson yang
membandingkan model cooperative learning dengan model individual dan
model kompetisi. Hasilnya, siswa lebih efektif belajar ketika bekerja sama.
Dengan bekerja sama, prestasi lebih kuat untuk dicapai. Di samping itu
komunikasi dan toleransi antarsiswa jadi lebih baik karena mereka tidak
membedakan ras, agama, latar belakang keluarga, dan perbedaan lainnya.

4
3. Menurut anda apa saja hal yang harus dipertimbangkan oleh guru saat
membuat perencanaan pembelajaran agar proses pembelajaran berfokus pada
peserta didik ? (Andi Sindi Cristina)
Jawaban
Pembelajaran merupakan suatu proses untukmengatur, mengorganisasi
lingkungan di sekitar audiens dengan tujuan menumbuhkanserta mendorong
semangat audiens untuk melakukan suatu pembelajaran (Zahwa dan Syafi’i,
2022). pembelajaran merupakan hasil interaksidari komponen-komponen
yang memilikifungsi tersendiri dengan maksud agarketercapaian tujuan
pembelajaran dapatdipengaruhi (Syafrin et al., 2023). Secara umum, ada
banyak hal yang perlu Anda perhatikan untuk menciptakan kegiatan
pembelajaran yang sesuai untuk siswa. Berbagai hal tersebut mulai dari
kurikulum, kemampuan Anda dalam menyampaikan materi, penggunaan
model pembelajaran, media ajar yang digunakan, dan lain-lain. Berikut ini
merupakan beberapa hal yang harus Anda perhatikan untuk membuat
perencanaan pembelajaran yang baik.
1. Kurikulum
Hal pertama yang perlu diperhatikan dalam perencanaan atau penyusunan
suatu program pengajaran dan pembelajaran adalah kurikulumnya. Kurikulum
mencantumkan tujuan kurikuler, tujuan instruksional, pokok bahasan, sampai
jam pelajaran yang mengajarkan pokok-pokok bahasan tersebut. Rincian
pokok bahasan dalam menyusun program semester yang menjadi sub ataupun
sub-sub pokok bahasan juga perlu memperhatikan waktu yang tersedia.
Dalam pembelajaran, kalau ada waktu tersedia yang cukup banyak, subpokok
bawaan yang akan disampaikan akan menjadi lebih banyak. Akan tetapi,
kalau waktu sedikit, subpokok bahasan akan dibatasi. Saat menyusun rincian
bahan ajaran dalam satuan pelajaran, luasnya bahan dan aktivitas belajar juga
butuh disesuaikan dengan waktu pembelajaran yang tersedia.
2. Kondisi dan Kemampuan Guru

5
Sebetulnya kondisi, keadaan, dan kemampuan guru tidaklah menjadi hal yang
perlu dikhawatirkan. Ini karena guru sesungguhnya dituntut memiliki
kemampuan yang maksimal dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran.
Guru harus selalu belajar untuk meningkatkan dirinya kalau merasa ada yang
kurang. Guru-guru dengan pengalaman mengajar yang masih sangat sedikit
harus selalu meningkatkan dirinya. Guru jangan dulu merencanakan kegiatan
atau memberikan siswa tugas untuk melakukan suatu percobaan apabila guru
sendiri belum mampu melakukan hal tersebut.
3. Kondisi Siswa
Siswa adalah hal terpenting yang harus mendapatkan perhatian dalam
menyusun atau merencanakan program pengajaran. Program pengajaran,
program semester, atau program mingguan yang harus dipelajari siswa dan
cara mempelajarinya harus sudah dipikirkan dengan matang oleh guru. Bahan
dan cara belajar harus disesuaikan dengan kondisi siswa. Jadi, RPP perlu
dibuat dengan menyesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan
pembelajaran siswa. Selain itu, keluasan dan kedalaman bahan ajaran perlu
disesuaikan juga dengan siswa. Guru bisa menyusun bahan pembelajaran
dengan berdasarkan kriteria supaya bisa lebih diikuti siswa. Guru juga perlu
menggunakan variasi metode atau bentuk kegiatan mengajar yang bervariasi
juga. Aktivitas yang akan dilakukan dalam belajar juga harus diperhatikan
guru. Siswa dapat dibagi dalam kelompok yang cepat belajar, sedang, dan
sedikit kurang.
4. Berprinsip Efisien, Efektif, dan Berorientasi pada Siswa
Setidaknya ada tiga pertimbangan dalam merencanakan pembelajaran yang
baik. Tiga hal tersebut adalah berprinsip efisien, efektif, dan berorientasi pada
siswa. Prinsip efisien artinya dilakukan dengan tepat dan tidak menghabiskan
banyak waktu dan tenaga dalam merancangnya. Prinsip efektif artinya
tujuannya jelas, yaitu untuk mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri.
Kemudian, berorientasi pada siswa artinya pembelajaran harus

6
mempertimbangkan kesiapan, ketertarikan, dan kebutuhan belajar peserta
didik di kelas.
5. Menggunakan Model Pembelajaran
Gunakanlah model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan
diajarkan oleh guru dan tujuan yang diharapkan nantinya akan dicapai oleh
siswa. Model pembelajaran sangatlah perlu untuk digunakan karena di
dalamnya sudah ada urut-urutan pembelajaran. Guru hanya perlu mengisi
urutan pembelajaran yang ada dengan kegiatan yang sesuai dengan materi dan
tujuan pembelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. Model pembelajaran
juga ada banyak, tinggal guru sesuaikan saja dengan yang diinginkan.
6. Menggunakan Media Belajar yang Menarik
Media pembelajaran digunakan untuk memperjelas pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran yang sedang mereka pelajari. Media yang
digunakan cukuplah yang terjangkau. Media tersebut tidak perlu yang
serbamahal dan canggih. Yang penting untuk diketahui adalah bagaimana
media yang digunakan bisa menyampaikan pesan materi pelajaran yang
sedang dipelajari. Bisa dengan media visual, yaitu video atau dengan gambar
yang menarik jadi siswa tidak bosan. Anda bisa menggunakan media
pembelajaran video dari YouTube, salah satunya YouTube kejarcita yang
menyajikan berbagai konten video pembelajaran beserta pembahasannya.
Jikalau perlu, Anda bisa membuat konten video sendiri lalu upload ke
youtube. Dengan begitu, materi pembahasan bisa digunakan berkali-kali
untuk memberikan materi kepada siswa yang lain tentu ini sangat efektif dan
efisien bukan.
7. Cari Model Pembelajaran yang Pas
Pembelajaran akan lebih menarik dan menyenangkan jika menggunakan
metode atau model yang tepat dan disukai siswa. Seperti yang diketahui
bahwa ada banyak model pembelajaran yang bisa digunakan. Hal utama
dalam memilih model pembelajaran, yaitu sesuaikan dengan kemampuan
Anda dalam menciptakan kelas, model pembelajaran yang disukai siswa,

7
kondisi belajar atau materi yang diampu, serta pastikan siswa terlibat aktif di
dalamnya.
Ada banyak manfaat yang dirasakan saat menggunakan model pembelajaran
yang tepat, yaitu siswa memahami materi dengan baik, tujuan pembelajaran
tercapai, siswa termotivasi belajar dan lainnya.

8
DAFTAR PUSTAKA
Ansori, A., & Sari, A. F. (2020). Inovasi Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19.
Jurnal Literasi Pendidikan Nusantara, 1(2), 133-148.
Ritonga, A. A., Lubis, Y. W., Masitha, S., & Harahap, C. P. (2022). Program Sekolah
Penggerak Sebagai Inovasi Meningkatkan Kualitas Pendidikan di SD Negeri
104267 Pegajahan. Jurnal Pendidikan, 31(2), 195-206.
Sahrul, S., Mirawati, B., Majid, A., & Fajri, S. (2022). Korelasi keterlaksanaan
pembelajaran biologi dengan hasil belajar siswa menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Reflection Journal, 2(1), 7-16.
Burhanuddin, S. (2022). Pendekatan Saitifik Model Pembelajaran Kooperatif Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Menggiring Bola. Jambura Journal of Sports
Coaching, 4(2), 88-102.
Zahwa, F. A., & Syafi’i, I. (2022). Pemilihan pengembangan media pembelajaran
berbasis teknologi informasi. Equilibrium: Jurnal Penelitian Pendidikan dan
Ekonomi, 19(01), 61-78.
Syafrin, Y., Kamal, M., Arifmiboy, A., & Husni, A. (2023). Pelaksanaan
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Educativo: Jurnal Pendidikan, 2(1),
72-77.

Anda mungkin juga menyukai