Anda di halaman 1dari 29

METODE PEMBELAJARAN

DALAM KURIKULUM MERDEKA

oleh: SRI KUSWARINI


PENGAWAS SMK
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
KANTOR CABANG DINAS WILAYAH XII

1
MENGAPA GURU HARUS
MENGGUNAKAN METODE
PEMBELAJARAN DALAM
MENGAJAR?

Dan metode pembelajaran apa yang paling


tepat agar kebebasan, kreativitas, dan inovasi
dalam belajar serta pemberdayaan peserta
didik dalam mengatur dan mengarahkan
pembelajaran mereka sendiri?
Metode pembelajaran akan membantu para guru dalam
melakukan pengelolaan kelas. Ketika guru tidak
menggunakan metode pembelajaran, maka kegiatan
pembelajaran peserta didik tidak terarah. Kehadiran
metode pembelajaran akan berpengaruh pada aktivitas
belajar peserta didik sehingga bisa lebih kondusif.
Metode pembelajaran juga dapat membantu peserta
didik untuk bisa tetap fokus dan mengikuti materi
yang disampaikan oleh para guru. Selain itu, metode
pembelajaran juga bisa menjadikan peserta didik
untuk mengembangkan intelektualitasnya secara
konstruktif.
Dengan adanya Kurikulum Merdeka, metode
pembelajaran yang bisa digunakan pun semakin
berkembang jenisnya dan semakin interaktif. Diantara
banyak metode pembelajaran yang bisa diterapkan
dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka adalah
metode pembelajaran integratif dan inovatif.

APAKAH METODE PEMBELAJARAN


INTEGRATIVE DAN INOVATIF ITU?

.
MACAM-MACAM METODE PEMBELAJARAN
1. CERAMAH
2. DISKUSI
3. TANYA JAWAB
4. DEMONSTRASI
5. EKSPERIMEN
6. RESITASI
7. KARYAWISATA
FAKTOR YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN SEBELUM MENENTUKAN METODE
PEMBELAJARAN DI KELAS:
Berpedoman Pada Tujuan
Perbedaan Individual Anak Didik
Kemampuan Guru
Sifat Bahan Pelajaran
Situasi Kelas
Kelebihan dan Kelemahan Metode
Kelengkapan Fasilitas
Model Pembelajaran Integratif adalah suatu metode pembelajaran yang
bersifat induktif secara konseptual berdasar pada aliran konstruktivis
dalam hal belajar, model pembelajaran ini berpusat pada peserta didik dan
peserta didik harus mengkonstruksikan sendiri pengetahuannya. Dengan
menggunakan metode pembelajaran ini, guru menyajikan materi pelajaran
secara terpadu dengan cara menyatukan, menghubungkan, atau mengaitkan
bahan ajar sehingga tidak ada yang berdiri sendiri dan terpisah-pisah dan
merupakan satu kesatuan baik intra mata pelajaran maupun antar mata
pelajaran, yang dikemas secara menarik sehingga membuat peserta didik
lebih semangat untuk belajar.
Pembelajaran inovatif adalah suatu metode pembelajaran
yang memfokuskan pada kreativitas dan kolaborasi
peserta didik untuk meningkatkan hasil belajar. Dalam era
Merdeka, penerapan pembelajaran inovatif dalam
kurikulum sangat penting untuk memastikan bahwa
peserta didik memperoleh pemahaman yang lebih baik dan
memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan dunia yang
Penerapan pembelajaran inovatif dalam kurikulum
Merdeka membantu peserta didik memperoleh
keterampilan yang penting untuk menjadi pemikir kritis
dan problem solver. Ini juga membantu mereka
membangun kemampuan untuk bekerja sama dengan
orang lain dan memahami perspektif yang berbeda.
Namun, penerapan pembelajaran inovatif juga memerlukan
perubahan dalam cara guru mengajar. Guru harus memiliki
keterampilan dan keahlian untuk menggunakan metode
inovatif dan memfasilitasi pembelajaran yang aktif dan
partisipatif. Guru juga harus memiliki dukungan dari
sekolah dan masyarakat untuk memastikan bahwa
pembelajaran inovatif diterapkan dengan efektif.
BEBERAPA JENIS MODEL PEMBELAJARAN
YANG MENGGUNAKAN METODE
INTEGRATIF DAN INOVATIF
a. Model Jigsaw
Menurut Fathurrohman (2015) bahwa model Jigsaw menekankan
pada pembelajaran kooperatif. Sintaks pembelajarannya sederhana
yakni guru membentuk kelompok belajar yang terdiri dari beberapa
peserta didik. Kemudian mereka berdiskusi sehingga masing-
masing dari peserta didik dalam kelompok tersebut memiliki
tanggung jawab untuk bisa memahami secara keseluruhan materi
yang akan didemonstrasikan di depan kelompok lain. Biasanya, guru
akan memastikan terlebih dahulu pengelompokkan berdasar
kemampuan di masing – masing sub bab terkait. Kemudian, setelah
waktu yang diberikan guru sudah habis, maka kemudian guru
meminta peserta didik untuk mempresentasikan hasil diskusinya.
Tujuan dari penerapan model belajar Jigsaw ini, agar para
peserta didik dapat mendalami konten materi yang
diberikan oleh guru secara sempurna. Kesempurnaan itu
dapat terlihat melalui bagaimana peserta didik mencoba
menjelaskan kepada teman – temannya terkait materi yang
dibawakan. Dengan penerapannya, harapan untuk
menegaskan konsep student-centered dapat terwujud.
Selain itu model pembelajaran inipun diharapkan dapat
meningkatkan aspek sosial maupun kognitif para peserta
didik dengan berbagai anggota kelompoknya.

b. Model Project-Based Learning


(PBL) adalah salah satu bentuk pembelajaran inovatif


yang menekankan pada pemahaman peserta didik
melalui pengalaman praktis dan aplikasi dalam situasi
yang relevan. Dalam PBL, peserta didik mempelajari
materi melalui proyek yang berkaitan dengan topik
yang diajarkan. Ini membantu mereka memahami
materi dengan cara yang lebih visual dan
menyenangkan.
Model pembelajaran Project Based Learning
(PBL) ini merupakan upaya pendekatan
pembelajaran yang memberikan berbagai
kesempatan peserta didik untuk dapat mengkaji
dan mendalami ilmu pengetahuan yang sudah
diajarkan sekaligus mengembangkan kemampuan
melalui upaya problem solving dan investigasi.

Menurut J. Striver dan Brandon Goodman,


PBL merupakan upaya pendekatan pengajaran
yang berlandaskan pada kegiatan belajar dan
pemberian tugas nyata yang akan menjadi
tantangan bagi peserta didik untuk bisa
dipecahkan oleh para anggota kelompoknya.

c. Model Think, Pair, Share (TPS)


Model pembelajaran TPS pertama kali


diimplementasikan oleh Mr. Frank Lyman salah
sayu civitas akademika di Universitas Maryland.
Pada awal penerapannya di tahun 80-an, ia
sedang melakukan penelitian terkait konsep
pembelajaran kooperatif dan relevansinya
dengan strategi waktu tunggu.
Gabungan dari konsep ini akan mengarahkan
peserta didik untuk lebih banyak belajar untuk
fokus pada pemikiran tertentu atau bisa
dikatakan membiasakan peserta didik berfikir.
Hal ini merupakan elemen dasar untuk
mengkonstruksikan pembelajaran kooperatif.
Salah satu hasil yang menjadi dampak dari model
tersebut yakni kemampuan peserta didik dalam
merespon berbagai pertanyaan yang ada.
Dengan menerapkan TPS dalam periode
pembelajaran tertentu, maka secara tidak
langsung akan terbentuk sikap dan
karakter peserta didik yang mampu
bekerjasama dengan partner lainnya dan
memiliki kemandirian.

Model Think, Pair, Share menargetkan pada


perkembangan interaksi peserta didik.
Dengan demikian, semangat dan rasa
keingintahuan peserta didik terhadap
konten pembelajaran bertambah. Sintaks
sederhana pada model TPS ini dimulai dari
menyajikan konten materi secara klasik.

Kemudian, guru akan memasangkan para


peserta didik agar mereka bisa melakukan
kerjasama (think-pair). Pada saat
melakukan kerjasama, tentu akan ada
banyak diskusi yang mereka lakukan.
Setelah melakukan banyak diskusi,
kemudian antar peseta didik dapat saling
mendemonstrasikan hasil diskusi mereka.
d. Model Student-Centered Learning
Pembelajaran Terpusat Peserta didik (Student-
Centered Learning) adalah bentuk pembelajaran
inovatif yang memberikan kontrol atas proses belajar
kepada peserta didik. Peserta didik memiliki tanggung
jawab atas hasil belajar mereka dan dapat membangun
motivasi dan rasa percaya diri mereka. Pembelajaran
terpusat peserta didik memfokuskan pada kebutuhan
individu peserta didik dan memungkinkan mereka untuk
mempelajari materi pada tingkat yang sesuai dengan
kemampuan mereka.
e. Model Collaborative Learning
Pembelajaran Kolaboratif (Collaborative Learning)
adalah bentuk pembelajaran inovatif yang
memfokuskan pada kerjasama dan komunikasi antar
peserta didik. Dalam pembelajaran kolaboratif,
peserta didik bekerja sama dalam kelompok kecil
untuk menyelesaikan tugas dan proyek. Ini
membantu mereka membangun kemampuan kerja
sama dan komunikasi yang penting dalam hidup.

f. Model Concept-Based Learning


Pembelajaran Berkonsep (Concept-Based Learning)
adalah bentuk pembelajaran inovatif yang
memfokuskan pada pemahaman konseptual dan
model. Dalam pembelajaran berkonsep, peserta didik
mempelajari materi dengan menggunakan konsep dan
model untuk memahami dan menyimpan informasi. Ini
membantu mereka memahami materi dengan lebih
baik dan menyimpan informasi lebih lama.

g.Model Technology-Based Learning


Pembelajaran Berbasis Teknologi (Technology-Based
Learning) adalah bentuk pembelajaran inovatif yang
memanfaatkan teknologi untuk membantu peserta
didik mempelajari materi. Peserta didik menggunakan
komputer, tablet, dan internet untuk belajar dan
menyelesaikan tugas. Ini membantu mereka
memperoleh pemahaman yang lebih baik dan memiliki
akses ke sumber daya yang luas.

Inovasi dalam pembelajaran juga membantu peserta


didik memperoleh keterampilan berpikir kritis dan
memecahkan masalah, membangun kemampuan untuk
bekerja sama dengan orang lain, dan memahami
perspektif yang berbeda. Pembelajaran inovatif
juga membantu peserta didik mempersiapkan diri
untuk dunia kerja yang terus berubah dan
memastikan bahwa mereka memiliki keterampilan
yang dibutuhkan untuk sukses di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai