Anda di halaman 1dari 6

Nama: Novia Anggraini

LEMBAR KERJA 1

Pembelajaran Paradigma Baru

Berdasarkan video 1 yang telah Anda saksikan, refleksikan bagaimana pembelajaran paradigma
baru semestinya direncanakan dan dilaksanakan oleh guru.

1. Salah satu karakteristik pembelajaran paradigma baru adalah proses pembelajaran harus berpusat
pada peserta didik. Silakan ilustrasikan proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
dengan memberikan contoh-contoh secara konkrit.

Jawab: Pembelajaran berpusat pada siswa merupakan pembelajaran yang lebih berpusat pada
kebutuhan, minat, bakat dan kemampuan siswa, sehingga pembelajaran akan menjadi sangat
bermakna. Menurut Kember (1997), SCL (Student Centered Learning) merupakan sebuah kutub
proses pembelajaran yang menekankan siswa sebagai pembangun pengetahuan sedangkan kutub
yang lain adalah guru sebagai agen yang memberikan pengetahuan sebagai fasilitator saja. Peran
guru dalam pembelajaran berpusat pada siswa adalah sebagai fasilitator yang dalam hal ini, guru
memfasilitasi proses pembelajaran di kelas. Fasilitator adalah orang yang memberikan fasilitasi
sehingga guru hanya memfasilitasi siswanya dalam proses kegiatan belajar
mengajar.Pembelajaran yang inovatif dengan metode yang berpusat pada siswa memiliki
keragaman model/metode pembelajaran yang menuntut partisipasi aktif dari siswa.
Ruang lingkup model pembelajaran yang berfokus pada siswa (Student Center Learning)
Berikut terdapat beberapa model pembelajaran yang cocok digunakan untuk pembelajaran
pendekatan berpusat pada siswa, antara lain :

1) Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning). Menurut Sunal dan Hans dalam
Isjoni (2009:15) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara
pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan
kepada siswa agar bekerja sama selama proses pembelajaran. Beberapa variasi dalam
model pembelajaran kooperatif diantaranya sebagai berikut:
a. Student Teams Achievement Division (STAD). Menurut Slavin (1995)
menyatakan bahwa pada STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar bera
nggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis
kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja dalam
tim mereka memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran
tersebut untuk berdiskusi.
b. Jigsaw
Model Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu jenis
pembelajaran kooperatif dimana siswa membentuk kelompok yang
bertanggungjawab dari materi yang ditugaskan guru kemudian siswa
mengajarkannya kepada anggota lain dalam kelompoknya. Materi pelajaran
diberikan pada siswa dalam bentuk teks. Setiap anggota bertanggungjawab untuk
mempelajari bagian tertentu bahan yang diberikan. Anggota dari kelompok yang
lain mendapat tugas topik yang sama berkumpul dan berdiskusi tentang topik
tersebut. Kelompok ini disebut dengan kelompok ahli (Ibrahim, dkk. 2000 : 52).
c. Think Pair Share. TPS atau berpikir berpasangan berbagi adalah jenis
pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa
dalam berpikir. Think pair share memiliki prosedur secara eksplisit dapat memberi
siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, saling membantu satu sama
lain (Ibrahim, 2007:10) dengan cara ini diharapkan siswa mampu bekerja sama,
saling membutuhkan dan saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara
kooperatif.
c. NHT (Number Heads Together). Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan
salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus
yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan
untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen
dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan
yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap
isi pelajaran tersebut.
2) Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning). Menurut Jerome Bruner
Discovery Learning adalah metode belajar yang mendorong siswa untuk mengajukan
pertanyaan dan menarik kesimpulan dari prinsip-prinsip umum praktis contoh
pengalaman. Dan yang menjadi dasar ide Jerome Bruner ialah pendapat dari piaget yang
menyatakan bahwa anak harus berperan secara aktif didalam belajar di kelas. Untuk itu
Bruner memakai cara dengan apa yang disebutnya discovery learning, yaitu dimana
murid mengorganisasikan bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir. Jadi dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran discovery learning adalah model pembelajaran yang
mengatur sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang belum
diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan
sendiri. Beberapa variasi dalam model pembelajaran penemuan atau discovery learning
diantaranya sebagai berikut:
a. Inkuiri
Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu
(benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga
mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Pembelajaran inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi
pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam pembelajaran ini
adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan
sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar.
b. Konstruktivis
Belajar menurut konstruktivis adalah suatu proses mengasimilasikan dan
mengkaitkan pengalaman atau pelajaran yang dipelajari dengan pngertian yang
sudah dimilikinya, sehingga pengetahuannya dapat dikembangkan.Satu prinsip
yang mendasar adalah guru tidak hanya memberikan pengetahuan kepada siswa,
namun siswa juga harus berperan aktif membangun sendiri pengetahuan di dalam
memorinya.
2. Apa yang menjadi pertimbangan ketika guru diberikan kemerdekaan dalam merumuskan
rancangan pembelajaran dan asesmen?

Jawab: Secara teori, guru yang diberikan kemerdekaan dalam merumuskan rancangan
pembelajaran dan asesmen, akan menghasilkan tujuan modul ajar yang jelas. Dengan adanya
kebijakan kemerdekaan dalam merumuskan rancangan pembelajaran dan asesmen, para guru bisa
menentukan prinsip pembelajaran dan asesmen kurikulum sendiri. Konsekuensi kebijakan baru ini
yang akan diterima oleh para guru yakni mereka bisa menjadi lebih merdeka dalam mengajar dan
melakukan asesmen murid. Hal yang menjadi pertimbangan ketika guru diberikan
kemerdekaan untuk merumuskan rancangan pembelajaran adalah bagaimana menyusun
rancangan pembelajaran yang sesuai dengan proses belajar, kebutuhan, tahapan perkembangan
(fase), dan karakter peserta didik sehingga dapat tercapai capaian pembelajaran yang diharapkan.
Sedangkan hal yang menjadi pertimbangan ketika guru diberikan kemerdekaan untuk
merumuskan asesmen adalah bagaimana proses perencanaan asesmen yang disusun sesuai
dengan tahapan perkembangan dan kompetensi yang diukur selaras dengan tujuan
pembelajaran agar dalam pelaksanaan asesmen dapat berjalan dengan baik dan kemapuan
peserta didik dapat terukur secara rinci.

3. Pembelajaran paradigma baru dilaksanakan dalam satu siklus yang meliputi tiga tahapan yang
saling berkaitan, yaitu pemetaan standar kompetensi, perencanaan proses pembelajaran, dan
perencanaan asesmen. Gambarkan secara ringkas bagaimana kaitan dari ketiga tahapan tersebut!

Jawab: Dalam pembelajaran paradigma baru standar kompetensi ini dinamakan dengan
capaian pembelajaran (CP). Capaian pembelajaran merupakan kompetensi dan karakter
yang dicapai setelah menyelesaikan pembelajaran dalam kurun waktu tertentu. Standar
kompetensi berkaitan erat dengan proses pembelajaran dan asesmen. Standar kompetensi ini
dapat digunakan untuk menentukan arah tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, penyusunan
perencanaan proses pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, supaya
proses pembelajaran sesuai dengan capaian pembelajaran yang ada. Perancangan asesmen
juga harus mempertimbangkan proses pembelajaran dan selaras dengan standar kompetensi yang
telah ditentukan, sehingga peserta didik dapat memenuhi kriteria kompetensi dan karakter
setelah menyeles pembelajran.
4. Menurut pembelajaran paradigma baru, tujuan pembelajaran, proses pembelajaran dan proses
asesmen dilakukan guna memastikan tercapainya Profil Pelajar
Pancasila. Jelaskan bagaimana karakteristik Profil Pelajar Pancasila itu!

Jawab: Karakteristik Profil Pelajar Pancasila meliputi:

a. Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia dengan elemen;
akhlak beragama, akhlak pribadi, akhlak kepada manusia, akhlak kepada alam, dan akhlak
bernegara. Hal ini berarti peserta didik diharapkan memiliki hubungan yang baik
terhadap Tuhan dengan menerapkan ajaran sesuai dengan kepercayaan yang dianutnya
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
b. Berkebinekaan global, dengan elemen; mengenal dan menghargai budaya, kemampuan
komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, serta refleksi dan
tanggungjawab terhadap pengalaman kebhinekaan. Hal ini berarti peserta didik
diharapkan menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan dengan berbagai latar
belakang budaya yang berbeda, mengembangkan sikap toleransi dengan sesama serta
mempunyai pikiran yang terbuka dalam menyikapi perbedaan yang ada.
c. Bergotong royong, dengan elemen; kolaborasi, kepeduliaan dan berbagi. Hal ini
menunjukkan peserta didik dapat menumbuhkan rasa saling peduli terhadap sesama
yang memerlukan bantuan serta dapat melakukan kolaborasi dengan sesama untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
d. Mandiri, dengan elemen; kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi, serta regulasi
diri. Mandiri berarti peserta didik dapat menempatkan dirinya didalam menghadapi
suatu kondisi serta bertanggung jawab atas hasil belajarnya, contohnya mengerjakan
ulangan dengan jujur.
e. Bernalar kritis, dengan elemen; memperoleh dan memproses informasi dan gagasan,
menganalisis dan mengevaluasi penalaran, refleksi pemikiran dan proses berpikir, serta
mengambil keputusan. Bernalar kritis artinya peserta didik dapat mengolah informasi
yang didapatkan, menganalisis, mengevaluasi, menyimpulkan informasi yang didapat
selama proses pembelajaran, mampu merefleksikan hasil pembelajarannya serta mampu
mengambil keputusan atas permasalahanyang dihadapi. 6. Kreatif, dengan elemen;
menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal.
Kreatif berarti peserta didik mampu menghasilkan karya orisinil dengan cara
mengembangkan, memodifikasi, atau menghasilkan sesuatu yang baru yang
bermanfaat bagi lingkungan sekitar.

5. Pembelajaran paradigma baru sangat memperhatikan karakteristik belajar peserta didik.


Ceritakan bagaimana guru seharusnya merencanakan pembelajaran dan asesmen (as learning,
for learning, of learning) jika dikaitkan dengan karakteristik peserta didik!
Jawab: Jika meninjau dari karakteristik peserta didik, guru sebaiknya menyusun rencana
pembelajaran dan asesmen yang disesuaikan dengan karakter peserta didik namun harus
menggunakan pertimbangan lain pula seperti kebutuhan dan tahap perkembangan peserta
didik. Dalam merencanakan pembelajaran dan asesmen, guru dapat menilai peserta didik
dengan 3 pendekatan yakni assessment for learning, assessment as learning, dan assessment
of learning. Assessment for learning dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung
dan dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan proses belajar mengajar,
maka guru dapat menyiapkan penilaian formatif, misalnya tugas, kuis, presentasi, proyek
sebagai penilaian proses belajar peserta didik. Dengan assessment for learning guru dapat
menganalisis dan memantau kemajuan peserta didik. Hal ini dapat dicontohkan peserta
didik yang kurang dalam kemampuan mengingat sehingga hasil penilaian sumatifnya kurang
memuaskan, tetapi dapat berperan aktif didalam diskusi grup dan dapat menjelaskan dengan baik
saat presentasi, dari hal inilah guru bisa menganalisis karakteristik yang berbeda pada tiap
peserta didik. Assessment as learning memiliki fungsi yang mirip dengan assessment for
learning, yaitu berfungsi sebagai formatif dan dilaksanakan selama proses pembelajaran
berlangsung. Perbedaannya, assessment as learning melibatkan peserta didik secara aktif
dalam kegiatan penilaian tersebut. Oleh karena itu, guru dapat merencanakan penilaian
berupa penilaian diri (self assessment) dan penilaian antar teman dengan rubrik penilaian yang
jelas. Assessment of learning merupakan penilaian yang dilaksanakan setelah proses
pembelajaran selesai, maka guru dapat menyiapkan asesmen diakhir pembelajaran berupa
asesmen sumatif untuk mengetahui hasil belajar peserta didik.

6. Ceritakan apa langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran dan asesmen paradigma baru yang efektif!

Jawab: Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk melaksanakan pembelajaran dan


asesmen paradigma baru yang efektif diantaranya:

a. Menentukan standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik.


b. Menganalisis capaian pembelajaran (CP) untuk merumuskan tujuan pembelajaran dan
alur tujuan pembelajaran.
c. Mengidentifikasi tujuan pembelajaran dan profil pelajar Pancasila.
d. Merencanakan, melaksanakan, mengolah asesmen diagnostik untuk merumuskan proses
pembelajaran.
e. Melakukan penyesuaian pembelajaran dengan kebutuhan peserta didik berdasarkan
tes diagnostik awal.
f. Melakukan mengembangan modul ajar
g. Melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan mengolah hasil asesmen formatif.
h. Melakukan pelaporan hasil belajar
i. Melakukan evaluasi pembelajaran dan asesmen.

Anda mungkin juga menyukai