PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Dalam mengajarkan suatu pokok bahasan (materi) tertentu harus di pilih model
pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, dalam
memilih suatu model pembelajaran harus memiliki pertimbangan-pertimbangan. Misalnya,
materi pembelajaraan, tingkat perkembangan kognitif siswa, dan sarana atau fasilitas yang
tersedia, shingga tujuan peembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Dengan demikian, merupakan hal yang sangat peenting bagi para pengajar untuk
mempelajari dan menambah wawasan tentang model peembelajaran yang telah diketahui.
Karena dengan menguasai beberapa model pembelajaran, maka seorang guru dan dosen
akan merasakan adanya kemudahan di dalam pelaksanaan pembelajaran dikelas, sehingga
tujuan pembelajaran yang hendak kita capai dalam proses pembelajaran dapat tercapai dan
tuntas sesuai yang di harapkan.
3
1. Mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar lebih
bermkna, apakah dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan
mengonstruksi sendiri pengetahuan dan keterangan baru yang akan dimilikinya.
2. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik yang diajarkan.
3. Mangembangakan sifat ingin tahu siswa melalui memunculkan pertanya-
pertanyaan.
4. Menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan kelompok berdiskusi,
tanya jawaban, dan lain sebagainya.
5. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, bisa melalui ilustrasi, model,
bahkan media yang sebenarnya.
6. Membiasakan anak untuk melakukan refleksi dari setiap kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan.
7. Melakukan penilaian secara objektif, yaitu menilai kemampuan yang sebenarnya
pada setiap siswa.
2) Model Jigsaw
Model ini dikembangkan dan diujicoba oleh Elliot Aronson dan teman-temannya di
Universitas Texas.
Model pembelajaran kooperatif model Jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang
menitik beratkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil.[5] Langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut:
a) Siswa dikelompokkan dengan anggota ± 4 orang.
b) Tiap orang dalam tim diberi matrri tugas yang berbeda.
c) Anggota dari tim yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk kelompok
baru (kelompok ahli).
d) Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan
menjelaskan kepada anggota kelompok tentang subbab yang mereka kuasai.
e) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
f) Pembahasan.
g) Penutup.
5
ketika siswa mengikuti pembelajaran dan berorientasi menuju pembentukan manusia
sosial.
Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe group investigation adalah :
a) Membagi siswa ke dalam kelompok kecilyang terdiri dari ± 5 siswa.
b) Memberikan pertanyaan terbuka yang bersifat analitis.
c) Mengajak setiap siswa untuk berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan kelompok
secara bergiliran searah jarum jam dalam kurun waktu yang disepakati.
4) Model Struktural
Menurut pendapat Spencer dan Miguel Kagan, bahwa terdapat eman komponen
utama di dalam pembelajaran kooperatif tipe pendekatan struktural diantaranya, yaitu:
a) Struktur dan Konstruktur yang berkaitan
b) Prinsip-prinsip Dasar
Empat prinsip dasar dalam model struktural, yaitu: intrraksi serentak, partisipasi sejajar,
interdependensi positif, dan akuantibilitas perseorangan.
6
i. Keterbukaan proses dalam PBM meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses
belajar, dan
j. PBM melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar.
7
mengajukan pertanyaan dan mencari penyelesaian masalah mereka sendiri. Dengan begitu
siswa belajar menyelesaikan tugas-tugas mereka secara mandiri dalam kehidupan kelak.
8
7. Model Pembelajaran Berbasis WEB (E-Learning)
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa semua pelajaran dilakukan dengan
memanfaatkan teknologi internet dan selama proses belajar dirasakan terjadi oleh yang
mengikutinya, maka kegiatan itu dapat disebut sebagai pembelajaran berbasis web.
Kemudian, yang ditawarkan oleh teknologi ini adalah kecepatan dan tidak terbatasnya
tempat dan waktu untuk mengakses informasi. Kegiatan belajar dapat dengan mudah
dilakukan oleh peserta didik kapan saja dan di mana saja dirasakan aman oleh peserta didik
tersebut. Batas ruang, jarak, dan waktu tidak lagi menjadi masalah yang rumit untuk
dipecahkan.
Monitoring proses dalam pembelajaran berbasis web lebih sulit daripada di ruang
kelas. Menyediakan bahan belajar online tidak cukup. Diperlukan sebuah desain
intruksional sebagai model belajar yang mengudang sejumlah (sama banyak dengan
kegiatan di ruang kelas) peserta didik untuk terlibat dalam berbagai kegiatan belajar.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa
senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam
mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami pelajaran
sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik. Tiap-tiap model
pembelajaran membutuhkan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit
berbeda.
Pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang dilakukan
oleh guru (konvensional). Inovasi pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dan harus
dimiliki atau dilakukan oleh guru. Hal ini disebabkan karena pembelajaran akan lebih
hidup dan bermakna. Kemauan guru untuk mencoba menemukan, menggali dan mencari
berbagai terobosan, pendekatan, metode dan strategi pembelajaran merupakan salah satu
penunjang akan munculnya berbagai inovasi-inovasi baru.
10
DAFTAR PUSTAKA
11