Anda di halaman 1dari 7

Model pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah

A. Hakikat Model Pembelajaran Akidah Akhlak


Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual berupa pola prosedur sistematik
yang dikembangkan berdasarkan teori dan digunakan dalam mengorganisasikan proses belajar
mengajar untuk mencapai tujuan belajar.1 Pengertian model pembelajaran juga dapat dipahami
dengan menjelaskan dua kata yang membentuknya, yaitu model dan pembelajaran. Model
dapat diartikan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. Model dapat dipahami sebagai:
1. Suatu tipe atau desain.
2. Suatu deskripsi atau analogi yang digunakan untuk membantu proses risualisasi
sesuatu yang tidak dapat langsung diamati.
3. Suatu sistem asumsi-asumsi, data-data, dan inferensi-inferensi yang dipakai untuk
menggambarkan secara matematis suatu obyek atau peristiwa.
4. Suatu desain yang disederhanakan.
5. Suatu deskripsi dari suatu sistem yang mungkin atau imajiner.
6. Penyajian yang diperkecil dapat menjelaskan dan menunjukkan sifat bentuk aslinya.2
Sedangkan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling
bertukar informasi. Menurut D. Sudjana Pembelajaran adalah upaya pendidik untuk membantu
peserta didik melakukan kegiatan belajar.3 Pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan
terencana yang mengondisikan / merangsang seseorang agar dapat belajar dengan baik sesuai
dengan tujuan pembelajaran.4 Dari pengertian tersebut nampak bahwa pembelajaran adalah
proses yang kompleks,didalamnya mencakup proses /kegiatan belajar dan kegiatan mengajar.
Model mengajar menurut joyce and weil (2000:13) dalam sagala (2009:176) adalah suatu
deskripsi dari lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan kurikulum, kursus-kursus,
desain dan unit pelajaran dan pembelajaran, perlengkapan belajar, buku-buku pelajaran, buku-
buku kerja, program multimedia, dan bantuan belajar, melalui program computer. 5 Soekamto,
dkk (dalam Nurulwati, 2000) mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman
bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar
mengajar. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak bahwa
model pembelajaran memberikan keerangka dan arah bagi guru untuk mengajar. 6 Akidah
adalah keyakinan /keimanan yang benar yang terealisasikan dalam perilaku akhlak mulia.
Jadi Model pembelajaran Akidah Akhlak adalah pola atau rencana yang dapat digunakan
untuk mengoperaasikan kurikulum,Merancang materi pembelajaran dan untuk membimbing

1 Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Belajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hal 89.
2 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan Problematika
Belajar dan Mengajar, (Bandung: Alfabeta, 2011), hal 175.
3 Dewi Salma prawiradilaga, Prinsip Dasar Pembelajaran, (Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, 2009),
hal 33.
4 Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2012), hal 269.
5 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2012), hal 19.
6 Junaedi, dkk, Strategi Pembelajaran, (Surabaya: LAPIS-PGMI, 2008), hal 110.
belajar dalam seting kelas atau lainnya dalam menyiapkan dan member pengalaman belajar
peserta didik untuk mengenal ,memahami menghayati dan mengimani Allah dan
merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari – hari.
Model pembelajaran memiliki 8 ciri – cirri sebagai berikut :
1. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu. Sebagai contoh
model penelitian kelompok disusun oleh Herbert Thellen dan berdasarkan teori John
Dewey. Model ini dirancang untuk melatih partisipasi dalam kelompok secara
demokratis.
2. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.Misalnya model berfikir induktif,
dirancang untuk mengembangkan proses berfikir induktif.
3. Dapat disajikan pedoman untuk perbaikan belajar mengajar dikelas. Misalnya model
Synectic dirancang untuk memperbaiki kreativitas dalam pelajaran mengarang.
4. Memiliki bagian – bagian model dalam pelaksanaan , yaitu urutan langkah – langkah
pembelajaran, adanya prinsip – prinsip reaksi, sistem sosial, dan siistem pendukung,
Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila guru akan melaksanakan
suatu model pembelajaran.
5. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pemmbelajaran .Dampak tersebut
meliputi: Dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur dan dampak
penggiring,yaitu hasil belajar jangka panjang.
6. Membuat persiapan mengajar (Desain instruksional).

B. Model-Model Pembelajaran Akidah Akhlak


Dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya, Joyce dan Weil menyusun model
pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan. Teori-teori psikologis, sosiologis, psikiatri,
analisis sistem, atau teori- teori lain. Lebih lanjut Joyce dan Weil mempelajari model – model
pembelajaran berdasarkan teori belajar yang dikelompokkan menjadi 4 model pembelajaran:
1. Model interaksi sosial
Model interaksi sosial menekankan pada hubungan personal dan sosial kemasyarakatan
diantara peserta didik .Model tersebut berfokus pada peningkatan kemampuan peserta didik
untuk berhubungan dengan orang lain .Model interaksi sosial ini mencakup strategi
pembelajaransebagai berikut
a. Kerja kelompok bertujuan mengembangkan keterampilan berperan serta dalam
proses bermasyarakat dengan cara mengembangkan hubungan interpersonal
dan discovery aktif dalam bidang akademik
b. Pertemuan kelas bertujuan mengembangkan pemahaman mengenal diri sendiri
dan rasa tanggung jawab baik terhadap diri sendiri maupun terhadap kelompok
c. Pemecahan masalah sosial atau Inquiry sosial bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan memecahkan masalah – masalah sosial dengan cara berpikir logis .
d. Model laboratorium bertujuan untuk mengembangkan kesadaran pribadi dan
keluwesan dalam kelompok.
e. Bermain peran bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
menemukan nilai– nilai sosial dan pribadi melalui situasi tiruan
f. Simulaasi sosial bertujuan untuk membantu peserta didik mengalami berbagai
kenyataan sosial serta menguji reaksi mereka.
2. Model Pemrosesan Informasi
Model Pemrosesan Informasi ditekankan pada pengambilan, penguasan dan
pemrosesan informasi. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik.
Ada Sembilan langkah yang harus diperhatikanguru dikelas dalam kaitannya dengan
pembelajaran pemrosesan informasi.
a. Melakukan tindakan untuk menarik perhatian peserta didik
b. Memberikan informasi mengenai tujuan pembelajaran dan topik yang akan
dibahas.
c. Merangsang peserta didik untuk memulai aktifitas pembelajaran
d. Menyampaikan isi pembelajaran sesuai dengan topik yang telah dirancang
e. Memberikan bimbingan bagi aktifitas peserta didik dalam pembelajaran
f. Memberikan penguatan pada perilaku pembelajaran
g. Memberikan feedback terhadap perilaku yang ditunjukkan peserta didik
h. Melaksanakan penilaian proses dan hasil
i. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya dan menjawab
berdasarkan pengalamannya.
3. Model Personal ( Personal Models)
Model personal menekankan pada pengembangan konsep diri setiap individu .Hal ini
meliputi pengembangan proses individu dan membangun serta mengorganisasikan
dirinya sendiri .Model ini bertitik tolak dari teori Humanistik,yaitu terorientasi pada
pengembangan individu .Perhatian utamanya pada emosional peserta didik dalam
mengembangkan hubungan yang produktif dengan lingkungannya .Model ini
menjadikan pribadi peserta didik mampu membentuk hubungan harmonis serta mampu
memproses informasi secara efektif. Menurut teori ini,guru harus berupaya menciptakan
kondisi kelas yang kondusif,agar peserta didik merasa bebas dalam belajar
mengembangkan diri baik emosional maupun intelektual. Model Pembelajaran Personal
ini meliputi strategi Pembelajaran sebagai berikut :
a. Pembelajaran non direktif,yaitu bertujuan untuk membentuk kemampuan dan
perkembangan pribadi ( kesadaran diri, pemahaman dan konsep diri )
b. Latihan kesadaran,yaitu bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
interpersonal kepada peserta didik
c. Sinetik,yaitu untuk mengembangkan kreatifitas pribadi dan memecahkan
masalah secara kreatif
d. Sistem Konseptual ,yaitu untuk meningkatkan kompleksitas dasar pribadi yang
luwes .
4. Model Modifikasi Tingkah laku ( Behavioral )
Model Behavioral menekankan pada perubahan perilaku yang tampak dari peserta didik
sehingga konsisten dengan konsep dirinya .Model ini bertitik tolak pada teori
Behavioristik,yaitu bertujuan mengembangkan sistem yang efesien untuk mengurutkasn
tugas – tugas belajar dan membentuk tingkah laku dengan cara memanipulasi
penguatan Implementasi dari Modifikasi tingkah laku ini adalah meningkatkan ketelitian
pengucapan pada anak .Guru selalu perhatian terhadap tingkah laku belajar peserta
didik. Modifikasi tingkah laku anak yang kemampuan belajarnya rendah dengan reward
sebagai penguatan pendukung.7
Model-model pembelajaran yang memungkinkan untuk diterapkan antara lain adalah:

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) berupa aktivitas belajar bersama dalam sebuah
a.
kelompok. Tujuan pembelajaran kooperatif untuk mengasah sikap sosial seperti tenggang rasa,

bersikap sopan dalam mengkritik ide orang lain, berani mempertahankan pikiran, dan berbagai

keterampilan yang lainnya. Indikator keberhasilan pembelajaran model kooperatif ditentukan oleh

peran serta anggota dalam kelompoknya (Sani, 2014). Pelaksanaan model kooperatif dengan

menentukan anggota dengan tingkat kemampuan yang berbeda, sehingga akan terjadi kerja sama

yang intensif antar anggota untuk memahami materi yang dipelajari (Amir & Ahmadi, 2010);

Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) yaitu pembelajaran yang memotivasi siswa
b.
untuk terlibat dalam penyelesaian suatu masalah. Pelaksanaan pembelajaran ini dengan cara

menyajikan suatu permasalahan, mengajukan beberapa pertanyaan, lalumemfasilitasi penyelidikan

dan dialog. (Sani, 2014);

Pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran yang melibatkan seluruh kemampuan siswa secara
c.
maksimal untuk berpikir secara kritis dan analitis dalam suatu penyelidikan sehingga mendapat

jawaban yang meyakinkan. Tujuan utama model pembelajaran ini adalah untuk membantu siswa

untuk mengembangkan disiplin intelektual sehingga mempunyai keterampilan berpikir dan

memuaskan rasa ingin tahunya (Suyadi, 2013);

Pembelajaran ekspositori yaitu model pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian
d.
materi secara verbal oleh guru. Pembelajaran dilakukan secara direct (langsung) tentang fakta,

prinsip, konsep, gagasan-gagasan dan informasi lain kepada siswa sehingga terbentuk pemahaman

yang utuh (Sumantri, 2016);

Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) yaitu model pembelajaran holistik yang
e.
menuntun siswa untuk melakukan relevansi materi terhadap terhadap konteks kehidupan nyata.

Kontekstualisasi materi terhadap kehidupan sehari-hari siswa akan menjadikan siswa lebih memahami

dan merasakan dampak dari materi yang diajarkan (Hamruni, 2012);

Pembelajaran berbasis proyek (project based learning) yaitu model pembelajaran yang memberi
f.
pengalaman kepada siswa terlibat dalam proyek, sehingga siswa berkesempatan untuk meneliti,

menganalisis, dan mensintesis lalu mempresentasikan hasilnya. Pengalaman yang diperoleh melalui

proyek memacu perkembangan yang besar terhadap potensi siswa. Pelaksanaan proyek bisa

7 Junaedi, dkk, Strategi Pembelajaran…hal 410-416.


perorangan atau kelompok, sehingga siswa dapat berkolaborasi dengan yang lainnya (Fathurrohman,

2016).

C. Implementasi Model Pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah

Pendidikan akidah akhlak di madrasah ibtidaiyah terfokus pada bahan-bahan pelajaran yang dapat

mengarahkan pada pencapaian kemampuan dasar peserta didik untuk dapat memahami rukun iman dengan

sederhana serta pengamalan dan pembiasaaan berakhlak islami secara sederhana, untuk dapat dijadikan

landasan perilaku dalam kehidupan sehari – hari serta sebagai bekal untuk jenjang pendidikan berikutnya. Mata

pelajaran akidah akhlak bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik yang

diwujudkan dalam akhlaknya yang terpuji melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,

pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang akidah dan akhlak islam. Pemilihan strategi model

pembelajaran yang tepat sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran

dikelas .Kecerdasan guru dalam mendesain strategi atau model pembelajaran akan menjadi daya tarik

tersendiri bagi penumbuhan minat peserta didik. Pemilihan guru pada Model Pembelajaran tertentu tentulah

sangat terkait dengan berbagai hal, misalnya :

Karakteristik mata pelajaran


1.
SK/KD dan indikator – indikatornya
2.
Jumlah dan kemampuan peserta didik,dsb .
3.
Misalnya saat seorang guru akan mengajar tentang materi Tauhid, guru harus mempertimbangkan bahwa

materi tersebut terdapat karakteristik yang bersifat indoktrinasi. Untuk itu diperlukan model pembelajaran

langsung. Ketika guru harus menjelaskan bahwa Allah itu Esa (Tauhid) guru harus mengerahkan seluruh

keterampilannya agar dapat meyakinkan kepada peserta didik . Namun saat guru harus menjelaskan aspek

akhlak, maka guru dapat memilih antara model kooperatif atau model pembelajaran berbasis masalah,

tergantung dari indikator mana yang ingin ditekankan.

Pendidikan Aqidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah sebagai landasan yang integral dari pendidian Agama,

salah satu faktor utama yang menentukan dalam pembentukan watak dari kepribadian peserta didik, dan

secara substansial mata pembelajaran Aqidah Akhlak memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada

peserta didik untuk mempraktekkan nilai-nilai keyakinan keagamaan (tauhid) dan ahlaqul karimah dalam

kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran Akidah Akhlak bagian dari mata Pelajaran Agama Islam pada Madrasah

Tsanawiyah yang di maksud untuk memberikan motivasi, bimbingan, pemahaman kemampuan berakhlak atau

bersikap yang baik sehingga dapat mewujudkan dalam perilaku sehari-hari sebagai manifestasi iman dan taqwa

kepada Allah SWT.


Dalam suatu peristiwa mengajar dan belajar, antara guru dan peserta didik tidak berhubungan. Guru asyik

menjelaskan materi pelajaran didepan kelas. Sementara itu di bangku peserta didik juga asyik dengan

kegiatanya sendiri, melamun, mengobrol bahkan mengantuk. Dalam peristiwa semacam ini tidak terjadi proses

pembelajaran, karena dua komponen penting dalam sistem pembelajaran tidak terjadi kerja sama. Dalam suatu

peristiwa mengajar dan belajar dikatakan terjadi pembelajaran, manakala guru dan pesert didik secara sadar

bersama-sama mengarah pada tujuan yang sama. Oleh karena itu, baik guru maupun peserta didik dalam

suatu proses pembelajaran selamanya memanfaatkan segala potensi yang dimiliki untuk keberhasilan belajar.

Oleh karena itulah digunakan model pembelajaran kooperatif. Menurut Slavin dalam Tukiran pembelajaran

kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan

kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru.

Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan setting kelompok-kelompok kecil dengan

memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerja sama dalam memecahkan

suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya, memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia menjadi narasumber bagi

teman yang lain.

Pendidikan akidah akhlak di madrasah Aliyah adalah pengembangan keterampilan anak yang

dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Materi Hubbudunya atau kecintaan terhadap duniawi, ajaran sopan

santun menjadi salah satu pemantik dari jalannya praktik belajar mengajar. Dengan diawali penjelasan singkat,

pemberian contoh, perantara media video, kelas diskusi, pemantauan, presentasi, monitoring, brainstorming,

penjelasan analisis video, tanya jawab dan ditutup dengan evaluasi.

Pada tindakan awal tantangan sekaligus masalah dalam mengajar mata pelajaran aqidah akhlak terbentur

dengan keterbatasan ide untuk mengemas metode pembelajaran menjadi menarik. Oleh sebab itu

pembelajaran diinterpretasi dengan media video edukasi seperti gambaran tentangbahaya hubbudunya yang

berlebihan menjadi pembuka materi pelajaran. Hal-hal yang diajarkan pada anak dalam penerapan model

pembelajaran based learning diawali dengan melatih,menarik perhatian dan ketertarikan anak pada pelajaran

aqidah akhlak, kemudian melatih sopan santun dengan mengikuti arahan guru untuk menganalisis video

tentang hubbbudunya, belajar kerja kelompok, atau melatih keterampilan dan kekompakan, selanjutnya anak

didik berusaha menganalisis video dengan melihat dampak dan pengaruh dari hubbudunya dan menjelaskan

cara menjauhinya. Hasil tersebut kemudian dipaparkan dan dipresentasikan di depan teman-teman kelas.

Anda mungkin juga menyukai