PENDAHULUAN
1
dipengaruhi dari pemilihan model pengajaran yang tepat, sehingga tujuan
pembelajaran yang ditetapkan akan tercapai. Terdapat berbagai macam
model pengajaran yang dapat dijadikan alternatif bagi guru untuk
menjadikan kegiatan pembelajaran di kelas berlangsung efektif dan
optimal. Namun pernahkah kita berfikir dari mana datangnya model-model
pengajaran serta siapakah pencetusnya?
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja macam-macam kelompok model pengajaran?
2. Siapa pencetus kelompok model pengajaran?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
untuk mencapai tujuan yang telah dirancang. Model-model yang terpilih
juga memiliki sejarah pendidikan telah disaring melalui pengalaman-
pengalaman yang teruji. Jadi, semua diterapkan secara efektif dan
menyenangkan di kelas dan lingkungan pendidikan lain. Lagi pula, model-
model tersebut cukup adaptable; dapat disesuaikan pada gaya
pembelajaran siswa dan kebutuhan berbagai bidang kurikulum.
4
mempresentasikan suatu hal. Sesuatu yang nyata dan dikonversikan
untuk sebuah bentuk yang lebih komprehensif.4
4
Trianto, mendesain model pembelajaran inovatif-progresif, (Jakarta : Kencana, 2009).
Hal 21.
5
Trianto, mendesain model pembelajaran inovatif-progresif, (Jakarta : Kencana, 2009).
Hal 22.
6
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta :
Prestasi Pustaka, 2007). Hal 9.
7
Bruce Joyce. Marsha Weil. dan Emily Calhoun, Models of Teacing, Pearson Education,
Inc, Publishing as Allyn & Bacon, 2011. Hal 31.
5
A. Kelompok Model Pengajaran Memproses Informasi
Model-model memproses informasi (information-processing
models) menekankan cara-cara dalam meningkatkan dorongan
alamiah manusia untuk membentuk makna tentang dunia (sense of the
world) dengan memperoleh dan mengolah data, merasakan masalah-
masalah dan menghasilkan solusi-solusi yang tepat, serta
mengembangkan dan bahas untuk mentransfer solusi/data tersebut.
Beberapa model dalam kelompok ini menyediakan informasi dan
konsep pada para pembelajar, beberapa kelompok menekankan
susunan konsep dan pengujian hipotesis, dan beberapa yang lain
merancang cara berpikir kreatif. Hanya sedikit model dalam kelompok
ini yang dimengerti untuk meningkatkan kemampuan intelektual pada
umumnya. Banyak model-model memproses informasi berguna untuk
mengamati diri sendiri dan masyarakat, dan karenanya dapat kita
terapkan untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan sosial dalam
pendidikan.
6
klasifikasi. Kajian masyarakat, negara, dan sejarah mensyaratkan
ada belajaran konsep. Kendatipun pembelajaran konsep tidak
terlalu penting dalam perkembangan pemikiran, pengolahan
informasi sangat fundamental pada bida kurikulum yang
mengutamakan model berpikir induktif bagi materi pemebalajaran
dan pengajaran sekolah. Hal ini hanya mungkin diwujudkan jika
pembel tentang konsep-konsep dapat diterapkan dengan baik.
Model tersebut sebagai ditampilkan dalam tabel berdasar pada
penyesuaian baru yang dilakukan oleh Joyce dan Calhoun
(1996,1998), serta Joyce, Hrycauk, dan Calhoun (2001) dalam,
program mereka yang dirancang untuk mempercepat kemampuan
belajar siswa.
7
yang sangat efektif di mana siswa TK dan SD dapat belajar
membaca dengan baik. Begitu pula, model ini juga menyediakan
semacam program "jaringan keselamatan" (safety net) bagi siswa
kelas akhir SD, SMP, dan SMA yang masih sulit membaca menulis
dengan baik.
5) Mnemonik (Mnemonics)
Mnemonik merupakan strategi-strategi menghafal dan
mengasimilasikan informasi. dapat menggunakan mnemonik ini
8
untuk memandu presentasi mereka tentang materi yang akan
disampaikan agar siswa dapat dengan mudah menyerap informasi
dari presentasi tersebut. Guru juga dapat mengajarkan trik-trik yang
digunakan siswa untuk meningkatkan kajian informasi dan konsep,
baik secara individu maupun berkelompok. Model ini juga telah
banyak diuji pada beragam bidang kurikulum dan siswa-siswa di
semua umur dan karakteristik. Kami memasukkan beberapa variasi
yang dikembangkan oleh Pressley, Levin, dan Delaney (1982) dan
Levin (1990), dan beberapa penerapan lain yang terkenal oleh
Lorayne dan Lucas (1974) dan Lucas (2001). Oleh karena aktivitas
menghafal (memorization) te begitu membosankan sebab harus
melakukan aktivitas mengulang terus mer petition dan harus
menghafal istilah-istilah yang tidak jelas atau kuno dan hal yang
tak penting, orang terkadang lalu menyangka bahwa pembelajaran
mnemonik hanya berkaitan dengan informasi yang berada di
tingkat paling rendah. Padahal hal ini tidak seluruhnya benar.
Mnemonik sebenarnya dapat diterapkan untuk membentu mereka
menguasai konsep-konsep yang menarik sehingga model ini juga
pelajari secara menyenangkan.
6) Sinektik (Synectics)
Dikembangkan pertama kali untuk kalangan kelompok-
kelompok kreatif pada perusahaan industri, sinektik kemudian
diadaptasi oleh William Gordon (1961) untuk diterapkan pada
pendidikan sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama
(SMP) Sinektik dirancang untuk membantu guru memecahkan
masalah dan menulis berbagai aktivitas, serta memperoleh
perspektif-perspektif baru dalam membuat topik berbagai bidang.
Di kelas, metode ini diperkenalkan pada siswa dalam bentuk
worskhop hingga mereka bisa lebih mudah menerapkan prosedur-
prosedurnya secara individual dan kelompok. Walaupun dirancang
9
sebagai rangsangan langsung uni kreatif, sinektik memiliki
pengaruh yang juga positif, yaitu mampu memperkenalkan kerja
kolaboratif, keterampilan belajar, dan rasa persahabatan di antara
siswa. Beberapa kajian dan pengembangan yang baru-baru ini
dilakukan oleh Keyyes dan Grodin telah membuat model tersebut
menjadi lebih menarik (lihat skenariom mulaan bab 10).
7) Advance Organizer
Selama 40 tahun, ada banyak penelitian menarik yang telah
memupuk tentang advance organizer yang dibentuk oleh David
Ausubel (1963) ini. Dirancang untuk menyediakan struktur kognitif
pada siswa dalam memahami presentasi Pelajaran melalui
ceramah, membaca, dan media lain, model ini telah digunakan di
hampir semua pelajaran dan pada siswa-siswa seluruh tingkatan
umur. Model ini pula mudah dikombinasikan dengan model lain,
misalnya ketika presentasi digabung dengan kegiatan induktif.
10
learning), dan banyak strategi yang telah berhasil dikembangkan -
untuk membantu siswa bekerja sama secara efektif. Kontribusi dari
tiga tim yang dipimpin secara mandiri oleh masing-masing dari
ketiganya, yaitu Roger dan David Johnson, Robert Slavin, dan
Sholomo Sharan memang patut diperhitungkan, bahwa semua
komunitas pembelajaran kooperatif harus aktif dalam menukar
berbagai informasi dan teknik, serta menerapkan dan menganalisis
penelitian (lihat misalnya, Johnson dan Johnson, 1999). Hasilnya,
banyak metode efektif yang kemudian muncuk yang dapat
membantu guru dalam mengatur siswa untuk bekerja sama. ini
menjangkau mulai dari berbagai sistem sederhana dalam
mengajari siswa melaksanakan tugas-tugas pembelajaran dengan
berpasangan, hingga model yang rumit dalam mengatur kelas atau
bahkan seluruh sekolah ke dalam komunitas pembelajaran yang
dapat melatih diri mereka sendiri.
11
juga merupakan organisasi dari beragam model pengajaran sosial,
yang di dalamnya berbagai model lain yang relevan dapat
diterapkan dan dikombinasikan bersama. Investigasi kelompok
telah diterapkan pada semua bidang pelajaran, pada siswa di
semua tingkatan umur, dan bahkan digunakan sebaga pengajaran
sosial yang paling inti oleh kebanyakan sekolah (Chamberlin dar
berlin,1943; Joyce, Calhoun, dan Hopkins,1999). Model ini
dirancarig untuk membimbing siswa dalam memperjelas masalah,
menelusuri berbagai perspektif dalam tersebut, dan mengkaji
bersama untuk menguasai informasi, gagasan, dan skrill yang
secara simultan model ini juga dapat mengembangkan kompetensi
sosia Guru mengelola dan menertibkan proses kelompok tersebut,
membantu siswa menemukan dan mengelola informasi, dan
memastikan bahwa ada tingkat kegiatan dan pembahasan yang
dinamis. Sharan, dkk (1988), Joyce dan Calhoun (1998)
memeperluas model ini dan mengombinasikannya dengan
penemuan-penemuan terbaru dalam kembangan kelompok
penelitian.
12
Dengan penyesuaian yang cocok, bermain peran dapat diterapkan
pada siswa-siswa seluruh tingkat umur.
13
bagaimana kita bisa memahami sendiri dengan lebih baik,
bertanggung jawab pada pendidikan kita, dan belajar untuk
menjangkau atau bahkan melampaui perkembangan kita saat ini agar
lebih sensitif, dan lebih kreatif dalam mencari kehidupan yang lebih
sejahtera.
14
berkala saat menasehati siswa, menyelidiki apa yang mereka
mampu merasakan, dan membantu mereka memahami pikiran dan
perasaan itu. Meskipun di rancang untuk meningkatkan
pemahaman diri dan kemandirian, model ini mampu menjadi
penyokong bidang pelajaran akademik secara umum (lihat Aspy
dan Reobuck 1973; Chamberlin dan Chamberlin,1943). Review
penelitian yang dilakukan Cornelius White tentang hubungan guru-
siswa yang berpusat pada pembelajar, yakni 119 kajian yang
melibatkan lebih dari 300.000 siswa juga telah menjadi bukti
adanya pengaruh model ini terhadap hasil kognitif, afektif, dan
perilaku.
15
mempelajari gaya dan proses belajar mereka sendiri (Joyce dan
Showers, 2002).
16
1) Belajar Menguasai (Mastery Learning) dan Instruksi Terencana
(Program Indstruction)
Penerapan teori sistem perilaku yang paling umum bagi
tujuan-tujuan ppendidikan terbentuk dari apa yang disebut dengan
belajar menguasai (mastery learnin 1971). Pertama-tama, materi
yang dipelajari terbagi ke dalam beberapa baagian yang
menjangkau dari yang paling sederhana hingga yang paling rumit.
Materi tersebut disajikan pada siswa, yang secara umum bekerja
secara mandiri, melalui mendia yang sesuai (bacaan, kaset, atau
kegiatan lain). Siswa bekerja dengan cara mereka sendiri secara
berturut-turut melalui bagian-bagian dari materi-materi yang telah
diujicobakan untuk membantu mereka menemukan apa yang
mereka pelajari. Jika mereka tidak menguasai bagian yang
diberikan, mereka bisa mengulanginya hingga mereka menguasai
materi tersebut.
17
pernyataan langsung tentang sasaran-sasaran,rangkaian aktivitas
yang berhubungan dengan sasaran tersebut, pemantauan
perkembangan secara seksama,umoan balik prestasi, dan taktik
dalam mencapai tujuan yang lebih efektif.
3) Belajar dari Simulasi (Simulation) : Pelatihan dan Latihan Diri
Para pakar behavioral sibernetik telah mengembangkan dua
pendekatan dalam pelatihan yaitu model dari praktik ke teori
(theory-to-practice model) dan model simulasi (Simulation model).
Model pertama memadukan informasi tentang keterampilan dalam
demonstrasi, praktik, umpan balik, dan pelatihan sampai
keterampilan tersebut di Contoh, jika sasaran dari mata
pelajarannya adalah aritmatika maka ia harus dijelaskan dan
diperagakan, praktiknya harus dilakukan dengan umpan balik
korektif, dan siswa diminta untuk menerapkannya dengan berlatih
dari teman-temannya atau yang menjadi instruktor. Strategi ini
banyak diterapkan dalam latihan olah raga.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penglajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi
antara guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan
tatap muka maupun secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan
berbagai media. Model pengajaran adalah suatu rencana ataupola yang
dapat digunakan untuk membentuk sebuah kurikulum, merancang bahan-
bahan pengajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain.
Model-model pengajaran dibagi ke dalam empat kelompok
pengajaran yang para "anggota"-nya memiliki orientasi pada (sikap)
manusia dan bagaimana mereka belajar. Kelompok-kelompok tersebut
adalah:
A. Kelompok Model Pengajaran Memproses Informasi (the
information-processing family)
B. Kelompok Model Pengajaran Sosial (the social family)
C. Kelompok Model Pengajaran Personal (the personal family)
D. Kelompok Model Pengajaran Sistem Perilaku (the behavioral
systems family)
Dengan demikian, saat kita mempelajari model-model
pengajaran alternatif yang telah teruji, kita tidak menemukan jalan yang
mudah untuk beranggapan bahwa satu model bisa menjadi superior
untuk semua tujuan pendidikan, atau bahkan tidak ada satu jalan untuk
memenuhi kebutuhan berbagai mata pelajaran yang tersedia. Namun,
kita menemukan pilihan-pilihan hebat yang dapat kita gunakan untuk
menghubungkan beberapa tujuan pendidikan. Dari sini, kami ingin
menyampaikan beberapa model dan pempersiapkan diri dalam proses
karir yang panjang, utamanya saat menambah dan memoles perangkat-
perangkat baru, atau bahkan mengembangkan perangkat-perangkat
yang lama.
19
Daftar Pustaka
20